85
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

(HaKI)

Page 2: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DASAR PEMIKIRAN :

Persetujuan umum tentang Tarif dan Perda-gangan secara Universal (General Agreement on Tarif and Trade, disingkat GATT), meru-pakan perjanjian perdagangan “multilateral”, pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi perdagangan bebas, perlakuan bisnis yang sama, membantu men-ciptakan pertumbuhan ekonomi dan Pemba-ngunan, guna mewujudkan kesejahteraan umat manusia.Dalam kerangka perjanjian tersebut, pada bulan April 1994 di Marakesh-Maroko, telah berhail disepakati satu paket hasil perundingan perdagangan internasional yang paling lengkap yang pernah dihasilkan oleh GATT.

Page 3: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Perundingan yang telah dimulai sejak tahun 1986 di Punta del Este – Uruguay, yang dikenal dengan istilah “Putaran Uruguay (Uruguay Round)”, antara lain memuat persetujuan tentang : Aspek-aspek Dagang & Hak Kekayaan Intelektual (Agreement on Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights, disingkat TRIPs).TRIPs ini memuat norma-norma dan standar perlindungan bagi karya intelektual seseorang dan menempatkan perjanjian internasional dibidang Hak Kekayaan Intelektual sebagai dasar, disamping itu persetujuan tersebut mengatur pula aturan pelaksanaan penegakan hukumnya. Sebagai pihak penandatangan persetujuan Putaran Uruguay, Indonesia telah meratifikasi paket persetujuan tersebut melalui UU Nomor 7 Tahun 1994, tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing The World Trade Organization-WTO).Untuk mendukung hal tersebut, maka perlu adanya pengaturan di beberapa bidang sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual, antara lain :Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merek, Hak Rahasia Dagang, Hak Desain Industri, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Page 4: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK CIPTA :

Dasar hukum yang mengatur adalah UU Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta.Indonesia selain ikut serta dalam pergaulan masyarakat dunia sebagai anggota WTO & TRIPs, juga telah meratifikasi Konvensi Berne tentang Perlindungan Karya Seni & Sastra, melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997, dan WIPO (WCT) melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997.Hak Cipta terdiri dari “Hak Ekonomi (economic rights)” merupakan hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta hak produk terkait, serta “Hak Moral (moral rights)” merupakan hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada “Ide” melainkan Karya, karena Karya Cipta harus memiliki bentuk dan harus khas, bersifat individu (pribadi) dan wajib menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreatifitas, keahlian, sehingga ciptaan tersebut dapat dilihat, dibaca dan didengar.

Page 5: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENGERTIAN HAK CIPTA :Hak Eksklusif bagi Pencipta atau Penerima Hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak, dapat dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian melalui : Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh UU. Pengalihan Hak Cipta tidak dapat dilakukan secara lisan tetapi harus dilakukan secara tertulis baik dengan maupun tanpa akan tanpa akta notariil.Sedangkan Hak yang terkait adalah Hak yang berkaitan dengan hak cipta, yaitu hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya, bagi produser rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat, memperbanyak atau menyiarkan karya siarannya.

Page 6: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENCIPTA & CIPTAAN :Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas isnpirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilam atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi (individu).Dengan demikian yang disebut Pencipta, adalah :1. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Kantor Direktorat Jenderal HaKI – Dep. Hukum & HAM-RI;2. Orang yang namanya disebut dalam ciptaan atau

diumumkan sebagai Pencipta pada suatu ciptaannya;3. Orang yang berceramah pada ceramah lisan dan tidak ada pemberitahuan siapa penciptanya.Dalam hal suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang atau lebih, maka yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh ciptaannya, atau bila tidak ada, maka yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang menghimpunnya dengan tidak mengurangi hak cipta masing-masing atas bagian ciptaannya.Dalam hal suatu ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh orang lain dibawah pimpinan dan pengawasan yang merancang, maka penciptanya adalah orang yang merancang ciptaan itu.

Page 7: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dalam halnya dengan ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, pemegang hak cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua belah pihak dengan tidak mengurangi hak ciptanya apabila penggunaan ciptaan itu diperluas sampai keluar hubungan dinas.Dalam hal suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, pihak yang membuat karya cipta dianggap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta, kecuali bila diperjanjikan lain antara kedua belah pihak.Sebuah badan hukum dapat dianggap sebagai pencipta bila badan hukum tersebut mengumumkan bahwa ciptaan berasal dari badan hukum tersebut dengan tidak menyebutkan penciptanya.

Page 8: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dalam hal ciptaan yang penciptanya tidak diketahui, maka negara memegang hak cipta atas ciptaan tersebut. Disamping itu juga negara memegang hak cipta atas hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita hikayat, dongeng, legenda, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya. Negara juga memegang hak cipta atas “Folklor” yaitu sekumpulan ciptaan tradisional baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun-temurun termasuk cerita rakyat, puisi rakyat, lagu-lagu rakyat dan musik instrumen tradisional, tari-tarian rakyat, permainan tradisional, hasil seni antara instrumen musik dan tenun tradisional.

Page 9: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

RUANG LINGKUP CIPTAAN YANG DILINDUNGI :Pada prinsipnya Hak Cipta yang dilindungi meliputi : Bidang Ilmu Pengetahuan, Bidang Seni dan Bidang Sasta, antara lain :1. Buku-Buku Bacaan, Program Komputer, Alat-alat

Elektronik, Pamflet, Perwajahan (Lay-Out), Karya Tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

2. Materi Ceramah, Materi Kuliah, Teks Pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis;

3. Alat Peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;5. Drama,Sandiwara, Drma Kolosal, Tari, Koreografi,

Pewayangan, Joget dan Pantomim;6. Seni Rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis,

gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolose dan seni terapan;

7. Seni Arsitektur;

Page 10: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

8. Peta;9. Seni Batik;10. Fotografi & Sinematografi;11. Terjemahan, Tafsir, Saduran, Bunga Rampai, Database, dan Karya lain dari hasil pengalihwujudan.

PENDAFTARAN & PROSEDUR PENDAFTARAN :Pendaftaran Hak Cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Cipta – Kementrian Hukum & HAM – RI, dan dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan, yang dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya. Pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftar.

Page 11: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan dilakukan atas permohonan yang diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau kuasa (konsultan yang terdaftar dalam Kantor Direktorat Jenderal), dengan prosedur :1. Permohonan diajukan kepada Kantor Direktorat

Jenderal Hak Cipta, Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI, secara tertulis dibuat rangkap 2,

dalam bahasa Indonesia, disertai dengan contoh ciptaan atau penggantinya dengan dikenai biaya;2. Terhadap permohonan tersebut, Kantor Direktorat Jenderal akan memberikan jawaban dan

keputusan paling lama 9 bulan, terhitung sejak tanggal diterimanya surat permohonan

secara lengkap;3. Dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari

seorang atau suatu badan hukum, yang secara bersama-sama berhak atas suatu ciptaan,

permohonannya dilampiri salinan resmi akta atau keterangan tertulis yang membuktikan adanya hak tersebut.

Page 12: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

YANG DIMUAT DALAM DAFTAR UMUM CIPTAAN, biasanya antara lain :1. Nama Pencipta dan Pemegang Hak Cipta;2. Tanggal Penerimaan surat permohonan;3. Tanggal lengkapnya persyaratan;4. Nomor pendaftaran ciptaan;

Pemindahan hak atas pendaftaran ciptaan yang terdaftar dalam satu nomor, hanya diperkenankan jika seluruh ciptaan yang terdaftar tersebut dipindahkan haknya kepada penerima hak. Pemindahan hak tersebut dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan atas permohonan tertulis dari kedua belah pihak atau dari penerima hak dengan dikenai biaya. Selanjutnya akan diumumkan dalam berita resmi ciptaan oleh Kantor Direktorat Jenderal Hak Cipta.

Page 13: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

MASA BERLAKUNYA HAK CIPTA Hak Cipta terhadap ciptaan;- buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis;- drama, drama musikal, tari koreografi;- segala bentuk seni rupa (lukis, pahat dan patung);- seni batik;- lagu atau musik, dengan atau tanpa teks;- seni arsitektur;- ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan sekenis;- alat peraga;- peta;- terjemahan, tafsir, saduran dan bunga rampai;berlaku selama seumur hidup penciptanya dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah penciptanya meninggal dunia.

Page 14: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Sedangkan untuk Hak Cipta, berupa :- Program komputer;- Sinematogragi;- data base;- karya hasil pengaliwujudanberlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.

Hak Cipta atas Ciptaan yang dipegang oleh negara, misal : peninggalan sejarah, sejarah dan benda budaya nasional, juga termasuk hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (hikayat, dongeng, legenda, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya) berlaku tanpa batas waktu.

Page 15: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Penyiaran terkait dengan Hak Cipta;

Adalah hak yang berkaitan dengan hal ciptaan, yaitu hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya, bagi produser rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya, dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat atau menyiarkan karya siarannya.Jangka waktu perlindungannya :a. Pelaku : berlaku selama 50 tahun sejak karya

tersebut pertama kali dipertunjukkan atau dimasukkan ke dalam media audio atau audio visual;

b. Produser rekaman suara : berlaku selama 50 tahun sejak karya tersebut selesai direkam;

c. Lembaga Penyiaran : berlaku 20 tahun sejak karya siaran tersebut pertama kali disiarkan.

Page 16: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK EKONOMI & HAK MORAL TERHADAP HAK CIPTA :

Hak Ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh pencipta untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas ciptaannya dengan memperoleh pembayaran dari pihak yang menggunakan ciptaannya berdasarkan LISENSI. Hak Ekonomi ini meliputi : Hak Penggandaan Ciptaan, hak pengumuman/penyiaran/ pendistribusian ciptaan, hak adaptasi yaitu penyesuaian dari satu bentuk ke bentuk lainnya, misalnya terjemahan, cerita novel menjad film, hak pertunjukkan/penampilan/ pementasan, seperti pameran seni, drama, konser musik dll.Sedangkan Hak Moral, meliputi hak :a. Dicantumkan nama atau nama samarannya di dalam

ciptaannya ataupun salinannya dalam hubungan dengan penggunaan secara umum;b. Mencegah bentuk-bentuk distorsi, multilasi atau bentuk perubahan lainnya yang meliputi pemutar balikan, pemotongan, perusakan, penggantian, yang

berhubungan dengan karya cipta yang pada akhirnya akan merusak apresiasi dan reputasi pencipta.

Page 17: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK CIPTA ATAS POTRET :

Dalam hal memperbanyak atau mengumumkan ciptaannya, pemegang hak cipta atas potret seseorang harus terlebih dahulu mendapatkan izin ahli warisnya dalam jangka waktu 10 tahun setelah yang dipotret meninggal dunia. Hal ini berlaku terhadap potret yang dibuat :a. Atas permintaan sendiri dari orang yang dipotret;b. Atas permintaan yang dilakukan atas nama orang yang dipotret; atauc. untuk kepentingan orang yang dipotret.Pemegang hak cipta atas potret tidak boleh mengumumkan potret yang dibuat :a. Tanpa persetujuan dari orang yang dipotret;b. Tanpa persetujuan orang lain atas nama yang dipotret;c. tidak untuk kepentingan yang dipotret.Apabila pengumuman tersebut bertentangan dengan kepentingan yang wajar dari orang yang dipotret atau dari salah seorang ahli warisnya, apabila orang yang dipotret sudah meninggal dunia.

Page 18: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

LISENSI DALAM HAK CIPTA :

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait kepad pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada pemegang hak cipta oleh penerima lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.Pemegang hak cipta tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan pengumuman atau memperbanyak ciptaannya.Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat, perjanjian lisensi tersebut agar dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, wajib dicatatkan di Kantor Direktorat Jenderal Hak Cipta – Kantor Kementerian Hukum & HAM – RI.

Page 19: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK PATEN :Hak Paten di Indonesia diatur dalam UU No. 14 Tahun 2001, tentang Paten.

Sifat Hak Paten ini merupakan benda bergerak immaterial, tidak dapat dirampas dan disita, diberikan oleh Negera yang merupakan Hak atas Karya Intelektual yang diakui sebagai hak milik yang sifatnya tidak berwujud, sehingga dapat dialihkan baik seluruhnya atau sebagian karena :“Warisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis, atau sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, misalnya pemilikan paten karena pembubaran badan hukum yang semula pemegang hak paten”.

Page 20: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengertian Hak Paten :Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Inventor (Pemilik Hak Paten) atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Yang Berhak memperoleh Hak Paten :Inventor dalam UU-Paten adalah seseorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide (gagasan) yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan karya produk (invensi).

Page 21: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selanjutnya, yang dianggap inventor adalah seorang atau beberapa orang yang untuk pertama kalinya dinyatakan sebagai inventor di dalam permohonannya. Orang yang mengajukan permohonan paten tidak diberikan hak patennya, jika isi permoho-nannya memuat salinan yang diambil dari uraian dan/atau gambar mengenai invensi orang lain yang sedang dimohonkan atau telah memperoleh paten. Dalam hal ini maka yang pertama kali mengajukan permohonan paten, dianggap sebagai inventor.

Page 22: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selanjutnya, yang berhak memperoleh Hak Paten adalah Inventor atau yang menerima lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan. Bila suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak atas invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang bersangkutan. Sehingga hanya inventor atau yang menerima lebih lanjut hak inventor, yang berhak memperoleh hak paten atas invensi yang bersangkutan. Penerimaan lebih lanjut hak inventor tersebut dapat terjadi karena : Pewarisan, Hibah, Wasiat, atau Perjanjian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Page 23: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dalam hal suatu penemuan dihasilkan oleh pekerja dalam suatu hubungan kerja, maka UU-Paten menentukan bahwa pihak yang berhak memperoleh paten atas suatu invensi yang dihasilkan dalam suatu hubungan kerja adalah pihak yang memberikan pekerjaan tersebut, kecuali diperjanjian lain. Hal ini juga berlaku untuk penemuan yang dihasilkan oleh karyawan atau pekerja yang menggunakan data dan sarana yang tersedia dalam pekerjaan sekalipun perjanjian kerja tidak mengharuskannya untuk melakukan invensi. Meskipun demikian, inventor berhak mendapat imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari invensi tersebut. Imbalan tersebut dapat dibayarkan dalam jumlah tertentu dan sekaligus dengan hadiah atau bonus, atau gabungan antara presentasi dengan hadiah atau bonus yang besarnya ditetapkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Apabila tidak terdapat kesesuaian mengenai cara perhitungan untuk itu maka diberikan oleh Kantor Pengadilan Niaga.

Page 24: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Berikutnya, pihak yang melaksanakan suatu invensi hanya dapat diakui sebagai pemakai terdahulu, apabila setelah diberikan paten terhadap invensi yang sama, dia mengajukan permohonan untuk itu kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten – Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI. Permohonan pengakuan sebagai pemakai terdahulu wajib disertai bukti bahwa pelaksanaan invensi tersebut tidak dilakukan dengan menggunakan uraian, gambar, contoh atau keterangan lainnya dari invensi yang dimohonkan hak paten. Pengakuan sebagai pemakai terdahulu diberikan oleh Direktorat Jenderal dalam bentuk Surat Keterangan Pemakai Terdahulu dengan membayar biaya. Surat keterangan pemakai terdahulu berakhir pada saat yang bersamaan dengan saat berakhirnya hak paten atas invensi yang serupa.

Page 25: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PERSYARATAN & UNSUR-UNSUR HAK PATEN :

Pengertian Invensi adalah Ide inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.Dengan demikian ruang lingkup invensi adalah berupa produk atau proses, pengembangan produk atau proses, yang biasanya dikategorikan sebagai paten produk dan paten proses.Untuk itu Invensi dapat diberikan hak paten bila telah memenuhi syarat dan unsur :

1. Mengandung Pembaharuan Produk atau Proses;2. Mengandung Langkah-Langkah Inventif;3. Dapat diterapkan dalam Industri;

Page 26: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK PATEN SEDERHANA :

Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana.Paten sederhana hanya diberikan untuk invensi yang berupa alat atau produk yang bukan sekedar berbeda ciri teknisnya, melainkan harus memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis dari pada invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud. Adapun invensi yang sifatnya tidak kasat mata, seperti metode atau proses, tidak dapat diberikan perlindungan sebagai hak paten sederhana.

Page 27: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Paten sederhana ini hanya diberikan untuk 1 invensi saja. Permohonan pemeriksaan substantif atas hak paten sederhana dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan permohonan atau paling lama 6 bulan, terhitung sejak tanggal penerimaan dengan dikenakan biaya. Apabila permohonan pemeriksaan substantif tidak dilakukan dalam batas waktu tersebut, atau biaya untuk itu tidak dibayar, permohonan dianggap ditarik kembali. Terhadap permohonan paten sederhana, pemeriksaan substantif dilakukan setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman. Paten sederhana yang diberikan oleh Direktorat Jenderal dicatat dan diumumkan, sebagai bukti hak kepada pemegang paten sederhana diberikan sertifikat paten sederhana.Jangka waktu perlindungan yang diberikan kepada hak paten sederhana adalah 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.

Page 28: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

INVENSI YANG TIDAK DAPAT DI PATENKAN :

Menurut UU-Paten, ada 4 jenis invensi yang tidak dapat di patenkan, yaitu :1. Invensi tentang proses atau produk yang pengumu-

man dan penggunaan atau pelaksanaannya berten- tangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, moralitas, agama, kesusilaan dan ketertiban umum;2. Invensi tentang metode pemeriksaan, perawatan,

pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan;3. Invensi tentang teori dan metode dibidang ilmu

pengetahuan dan matematika;4. Invensi tentang semua mahluk hidup, kecuali jasad

renik (invensi tentang proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non biologis atau proses mikro biologis).

Page 29: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN, PROSEDUR PERMOHONAN DAN PEMBERIAN PATEN :

Paten, diberikan untuk jangka waktu 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan, dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang lagi. Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu paten dicatat dalam Daftar Umum Paten dan diumumkan dalam berita resmi Paten di Kantor Direktorat Jenderal Paten – Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI.Syarat-syarat pengajuan permohonan Paten, diatur sebagai berikut :

Page 30: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Setiap permohonan paten hanya diajukan untuk 1 invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi;2. Membayar biaya kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten;3. Melampiri pernyataan yang dilengkapi bukti yang cukup mengenao hak atas invensi jika permohonan diajukan

oleh bukan inventor;4. Dapat diajukan melalui konsultan hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar pada Kantor Direktorat Jenderal Paten, selaku kuasa;5. Bagi yang menggunakan hak prioritas harus diajukan

dalam waktu 12 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan paten yang pertama kali diterima di negara

maupun yang juga ikut serta dalam Konvensi Paris atau yang menjadi anggota WTO, dengan dilengkapi

dokumen prioritas yang disahkan oleh pejabat yang berwenang di negara yang bersangkutan paling lama 16 bulan

terhitung sejak tanggal pemberian prioritas.

Page 31: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Surat permohonan tertulis, dalam bahasa Indonesia, yang memuat minimal :- Tanggal, bulan dan tahun surat permohonan;- Alamat lengkap dan jelas pemohon;- Nama lengkap dan kewarganegaraan pemohon;- Nama & alamat lengkap kuasa serta surat kuasa

khusus apabila dikuasakan;- Judul invensi;- Klaim yang terkandung dalam invensi;- Deskripsi tertulis tentang invensi, yang secara

lengkap memuat keterangan tentang cara melaksanakan invensi;- Gambar yang disebut dalam deskripsi yang

diperlukan untuk memperjelas invensi;- Abstraksi invensi;

Page 32: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Permohonan paten yang telah dilengkapi persyaratan diajukan kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten. Permohonan Paten dianggap diajukan pada tanggal penerimaan permohonan paten, setelah diselesaikan pembayaran biayanya. Tanggal penerimaan permohonan adalah tanggal pada saat surat permohonan yang telah memenuhi ketentuan persyaratan.Bila terdapat kekurangan pemenuhan syarat-syarat, tanggal penerimaan adalah tanggal diterimanya seluruh syarat minimum tersebut oleh Kantor Direktorat Jenderal Paten. Kekurangan tersebut harus sudah terpenuhi paling lambat 3 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman permintaan pemenuhan seluruh persyaratan, dan dapat diperpanjang 2 bulan lagi. Bila tetap tidak terpenuhi maka Direktorat Jenderal Paten memberitahukan secara tertulis kepada pemohon bahwa permohonan dianggap ditarik kembali.

Page 33: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dalam hal satu invensi yang sama ternyata diajukan lebih dari satu invensi yang sama ternyata diajukan lebih dari satu permohonan oleh pemohon yang berbeda, permohonan yang diajukan pertama yang diterima. Tetapi bila diajukan secara bersama-sama, maka Kantor Direktorat Jenderal Paten memberitahukan secara tertulis kepada pemohon untuk berunding, memutuskan permohonan mana yang diajukan dan menyampaikan hasil keputusan itu paling lama 6 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tersebut. Bila tidak dapat tercapai persetujuan atau keputusan diantara para pemohon, tidak dimungkinkan dilakukan perundingan yang dimaksud, atau hasil perundingan tidak disampaikan kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten dalam waktu yang telah ditentukan, permohonan tersebut ditolak dan Kantor Direktorat Jenderal Paten memberitahukan penolakan tersebut secara tertulis kepada para pemohon.

Page 34: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENGUMUMAN PERMOHONAN, PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN PERMOHONAN PATEN :Direktorat Jenderal Paten, berdasarkan UU-Paten, wajib mengumumkan dalam waktu :1. Segera setelah 18 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan, atau segera setelah 18 bulan sejak tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan hak prioritas;2. Dalam hal Paten Sederhana, segera setelah 3

bulan sejak tanggal penerimaan permohonan;Pengumuman dilakukan dengan cara :1. Menempatkan dalam berita resmi Paten yang

diterbitkan secara berkala oleh Direktorat Jenderal Paten;2. Menempatkannya pada sarana khusus yang

disediakan oleh Kantor Direktorat Jenderal Paten yang dengan mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat;

Page 35: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selama jangka waktu pengumuman, setiap pihak setelah melihat pengumuman permohonan dapat mengajukan secara tertulis pandangan atau keberatannya atas permohonan yang bersangkutan dengan mencantumkan alasannya. Dalam hal terdapat pandangan atau keberatan, Kantor Direktorat Jenderal Paten segera mengirimkan salinan surat yang berisikan pandangan dan/atau keberatan tersebut kepada pemohon. Pemohon berhak mengajukan secara tertulis sanggahan dan penjelasan terhadap pandangan dan/atau keberatan tersebut kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten. Kantor Direktorat Jenderal Paten menggunakan pandangan dan/atau keberatan, sanggahan dan/atau penjelasan tersebut sebagai tambahan bahan pertimbangan dalam tahap pemeriksaan substantif.Selain itu, Kantor Direktorat Jenderal Paten berkewajiban memberikan keputusan untuk menyetujui atau menolak permohonan Paten :- Paling lama 36 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat permohonan pemeriksaan substantif;- Paten Sederhana, paling lama 24 bulan sejak tanggal

penerimaan permohonan;

Page 36: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PEMERIKSAAN SUBSTANTIF & PENGALIHAN PATEN :Untuk melakukan pemeriksaan substantif atas permohonan paten, harus diajukan permohonan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten, Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI, dengan dikenai biaya. Permohonan pemeriksaan substantif harus diajukan paling lambat dalam waktu 36 bulan sejak tanggal penerimaan. Apabila permohonan pemeriksaan substantif tidak diajukan dalam batas waktu tersebut atau biaya untuk itu tidak dibayar, permohonan dianggap ditarik kembali. Kantor Direktorat Jenderal Paten memberitahukan secara tertulis permohonan yang dianggap ditarik kembali itu kepada pemohon atau kuasanya. Apabila permohonan pemeriksaan substantif tersebut diajukan ssbelum berakhirnya jangka waktu pengumuman yang dimaksud, pemeriksaan dilakukan setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman. Akan tetapi apabila permohonan pemeriksaan substantif dilakukan setelah terakhirnya jangka waktu pengumuman, pemeriksaan substantif dilakukan setelah tanggal diterimanya permohonan pemeriksaan substantif tersebut.

Page 37: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pemeriksaan substantif dapat dilakukan dengan meminta bantuan ahli dan/atau menggunakan fasilitas yang diperlukan dari instansi pemerintah terkait atau pemeriksa paten dari Kantor Paten negara lain. Penggunaan bantuan ahli, fasilitas atau pemeriksa paten dari kantor paten negara lain tetap dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan invensi yang memohonkan paten.Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh pemeriksa. Pemeriksa berkedudukan sebagai pejabat fungsional yang karena keahliannya diangkat dan diberhentikan oleh Menteri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepada pemeriksa diberikan jenjang dan tunjangan fungsional di samping hak-hak lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 38: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengalihan Hak Paten dapat diberikan :1. Karena Pewarisan atau Perjanjian, paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena : Pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab lain yang

dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Pengalihan hak tersebut tidak menghapuskan hak inventor terdahulu untuk tetap dicantumkan nama, identitas lainnya dalam paten yang bersangkutan;2. Karena Pemberian Lisensi, pemegang paten

berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi. Berkenaan

dengan lisensi, dikenal pula istilah lisensi wajib, yaitu lisensi untuk melaksanakan paten yang diberikan berdasarkan keputusan Kantor Direktorat Jenderal atas dasar permohonan.

Page 39: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Lisensi wajib ditujukan kepada mekanisme, dimana dalam kondisi tertentu dan atas dasar syarat dan cara yang tertentu, suatu paten berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Paten, setelah mendengar pemegang paten dapat dilaksanakan oleh pihak pemohon. Pengertian mendengar pemegang paten adalah mendengar penjelasannya di depan Direktorat Jenderal Paten tentang hal-hal yang berkaitan dengan alasan diajukannya permohonan lisensi wajib. Sehingga permohonan dan pemberian lisensi wajib pada dasarnya berlangsung dengan sepengetahuan pemegang paten.Setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi wajib kepada Direktorat Jenderal Paten untuk melaksanakan paten yang bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 bulan, terhitung sejak tanggal pemberian paten dengan membayar biaya. Permohonan lisensi wajib tersebut, hanya dapat dilakukan dengan alasan bahwa paten yang bersangkutan tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak dengan sepenuhnya di Indonesia oleh pemegang paten. Permohonan lisensi wajib dapat pula diajukan setiap saat setelah paten diberikan atas alasan bahwa paten telah dilaksanakan oleh pemegang paten atau penerima lisensi dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat, Maksud dari tidak dilaksanakan adalah bahwa dalam waktu 36 bulan sejak tanggal paten diberikan oleh Direktorat Jenderal Paten, paten tersebut tidak juga digunakan untuk membuat produk.

Page 40: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Lisensi Wajib dapat diberikan, bila :1. Pemohon dapat menunjukkan bukti yang meyakinkan bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sendiri paten yang bersangkutan secara penuh, mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksanakan paten yang bersangkutan secepatnya, telah berusaha mengambil langkah-langkah dalam jangka waktu

yang cukup untuk mendapatkan lisensi dari pemegang paten atas dasar persyaratan dan kondisi yang wajar, tetapi tidak memperoleh hasil;

2. Kantor Direktorat Jenderal berpendapat bahwa paten tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia dalam skala ekonomi yang layak, dan dapat memberi kemanfaatan kepada sebagian besar masyarakat.

Page 41: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pemeriksaan atas permohonan lisensi wajib dilakukan oleh Kantor Direktorat Jenderal Paten dengan mendengarkan pendapat dari instansi dan pihak-pihak terkait serta pemegang paten yang bersangkutan. Lisensi wajib diberikan untuk jangka waktu yang tidak lebih lama dari pada jangka waktu perlindungan paten.Pelaksanaan lisensi wajib disertai pembayaran royalti oleh penerima lisensi wajib kepada pemegang paten. Besarnya royalti yang harus dibayarkan dan cara pembayarannya ditetapkan oleh Kantor Direktorat Jenderal Paten. Penerima lisensi diwajibkan untuk mendaftarkan lisensi wajib yang diterimanya, Kantor Direktorat Jenderal Paten mencatat dan mengumumkan pemberian lisensi wajib. Pelaksanaan lisensi wajib dianggap sebagai pelaksanaan paten.

Page 42: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Lisensi wajib tidak dapat dialihkan kecuali karena pewarisan. Lisensi wajib yang beralih karena pewarisan tetap terikat oleh syarat pemberiannya dan ketentuan lain dan harus dilaporkan kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten untuk dicatat dan diumumkan. Dalam hal lisensi wajib berakhir, karena selesainya jangka waktu yang ditetapkan atau karena pembatalan, penerima lisensi wajib menye-rahkan kembali lisensi yang diperolehnya. Kantor Direktorat Jenderal Paten mencatat dan mengumumkan lisensi wajib yang telah berakhir waktunya.

Page 43: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PEMBATALAN PATEN DAN AKIBAT HUKUMNYA :1. Pembatalan Demi Hukum, Paten dinyatakan

batal demi hukum apabila pemegang paten tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam UU. Dalam hal pembayaran tahunan, maka

ditentukan pembayaran biaya tahunan untuk pertama kali harus dilakukan paling lambat setahun terhitung sejak tanggal pemberian paten. Untuk pembayaran tahun-tahun

berikutnya, selama paten itu berlaku, harus dilakukan paling lambat pada tanggal yang sama dengan tanggal pemberian paten atau pencatatan lisensi yang bersangkutan.

Page 44: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

2. Pembatalan Karena Permohonan, paten dapat dibatalkan karena permohonan

pemegang paten yang diajukan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Paten. Pembatalan paten tersebut tidak dapat dilakukan jika penerima lisensi tidak memberikan persetujuan secara tertulis yang dilampirkan pada permohonan pembatalan tersebut. Keputusan pembatalan paten diberitahukan secara tertulis oleh Kantor Direktorat Jenderal Paten kepada penerima lisensi. Keputusan pembatalan paten karena permohonan dicatat dan diumumkan. Pembatalan paten berlaku sejak tanggal ditetapkannya keputusan Direktorat Jenderal Paten mengenai pembatalan tersebut.

Page 45: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

3. Pembatalan karena Gugatan, hal ini dapat dilakukan, bila :a. Paten tersebut seharusnya tidak diberikan;b. Paten tersebut sama dengan paten lain yang

telah diberikan kepada pihak lain untuk invensi

yang sama berdasarkan UU;c. Pemberian lisensi wajib ternyata tidak

mampu mencegah berlansungnya pelaksanaan paten dalam bentuk dan dengan cara yang merugi-

kan kepentingan masyarakat dalam jangka waktu 2 tahun sejak tanggal pemberian

lisensi wajib yang bersangkutan atau sejak tanggal pemberian lisensi wajib pertama, dalam hal diberikan beberapa lisensi

wajib.

Page 46: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK MEREK :Diatur berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2001. Pengertian Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dari pengertian tersebut, merek dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu merek dagang dan merek jasa.Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau oleh badan hukum, untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau oleh badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Page 47: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selain itu ada juga istilah Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.Merek dapat juga berbentuk lukisan atau gambar, kata-kata, huruf atau angka, nama, ataupun kombinasi dari bentuk-bentuk lainnya.

INDIKASI GEOGRAFIS & INDIKASI ASAL :Suatu indikasi atau identitas dari suatu barang yang berasal dari suatu tempat, daerah atau wilayah tertentu yang menunjukkan adanya kualitas, reputasi dan karakteristik termasuk faktor alam dan faktor manusia yang dijadikan atribut dari barang tersebut.Tanda yang digunakan sebagai indikasi geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama, tempat, daerah atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.

Page 48: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengertian nama tempat dapat berasal dari nama yang tertera dalam peta geografis atau nama yang karena pemakaian secara terus menerus sehingga dikenal sebagai nama tempat asal barang yang bersangkutan. Perlindungan indikasi geografis meliputi barang-barang yang dihasilkan oleh alam, barang hasil pertanian, hasil kerajinan tangan, atau hasil industri tertentu lainnya.Dalam UU-Merek, indikasi geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.

Page 49: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Indikasi geografis mendapat perlindungan setelah terdaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh :a. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang bersangkutan yang terdiri atas :

- Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau

kekayaan alam;- Produsen barang hasil pertanian;- Pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri;- Pedagang yang menjual barang tersebut.

b. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu;c. Kelompok konsumen barang tersebut.

Page 50: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DARI SISTEM DEKLARATIF KE SISTEM KONSTITUTIF :

Dalam pendaftaran Hak Merek sebelum tahun 1992 menggunakan sistem Deklaratif, artinya perlin-dungan hak merek didasarkan pada pemakaian merek pertama kali. Kelemahan sistem ini adalah kurang menjamin adanya kepastian hukum. Oleh karena itu sejak tahun 1992 sistem pendaftaran Hak Merek berubah menjadi Sistem Konstitutif, artinya bahwa perlindungan hak merek didasarkan pada Pendaftar Merek yang pertama, mengingat sistem ini mempunyai kelebihan selain lebih menjamin kepastian hukum, juga menjamin segi-segi keadilan.

Page 51: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

SYARAT & PROSEDUR PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK :

Pendaftaran bertujuan untuk memperoleh kepastian dan perlindungan hukum mengeani hak atas merek. Pendaftaran Merek dilakukan pada Kantor Direktorat Jenderal Merek – Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI. Apabila pemilik merek mengajukan permohonan pendaftaran merek, maka pengajuan permohonan 2 atau lebih kelas barang dan/atau jasa dapat dilakukan dengan satu permohonan. Permohonan harus menyebutkan jenis barang dan/atau jasa, termasuk dalam kelas yang dimohonkan pendaftarannya, agar lebih sederhana. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan mencantumkan :Tanggal, bulan dan tahun; nama lengkap, kewarga negaraan dan alamat jelas pemohon; nama lengkap dan kuasanya (apabila pemohon diajukan melalui kuasa); warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur warna; nama negara dan tanggal permohonan merek yang pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan hak priorotas.

Page 52: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya. Pemohon tersebut dapat terdiri dari 1 orang atau beberapa orang secara bersama atau oleh badan hukum. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya. Dalam hal permohonan diajukan lebih dari 1 pemohon yang secara bersama-sama berhak atas merek tersebut, semua nama pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka. Permohonan tersebut juga ditandatangani oleh salah satu dari pemohon yang berhak atas merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan. Dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa, surat kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas merek tersebut. Kuasa yang dimaksud adalah konsultan Hak Kekayaan Intelektual.

Page 53: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selebihnya UU-Merek, mengatur tentang pemohon yang kedudukannya di luar wilayah negara RI. Menurut ketentuan UU tersebut, permohonan yang diajukan oleh pemohon yang bertempat tinggal di luar wilayah RI wajib diajukan melalui kuasanya di Indonesia. Pemohon tersebut wajib menyatakan dan memilih tempat tinggal kuasanya sebagai domisili hukumnya di Indonesia.

PENGGUNAAN HAK PRIORITAS :Pengertian Hak Prioritas, adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the Protection of industrial Property atau Agreement Estabilishing the WTO untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurauan waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention.

Page 54: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Permohonan dengan menggunakan hak prioritas harus diajukan dalam waktu paling lama 6 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali diterima di negara lain, yang merupakan anggota Konvensi Paris atau anggota WTO. Dalam hal tersebut, maka segala perjanjian lain yang mengubah atau melengkapinya wajib memuat beberapa ketentuan sebagai berikut :a. Jangka waktu mengajukan permohonan dengan hak prioritas adalah 6 bulan;b. Jangka waktu 6 bulan tersebut sejak tanggal

pengajuan permohonan pertama di negara asal atau salah satu negara anggota konvensi Paris;c. Tanggal pengajuan tidak termasuk dalam perhitungan jangka waktu 6 bulan;d. Bila jangka waktu terakhir adalah hari libur, atau hari Kantor Direktorat Jenderal Merek tutup, maka jangka waktu pengajuan permohonan diperpanjang sampai pada permulaan hari kerja berikutnya;

Page 55: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Permohonan dengan menggunakan hak prioritas wajib dilengkapi dengan bukti tentang penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali yang menimbulkan hak prioritas tersebut. Bukti hak prioritas yang dimaksud diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Apabila ketentuan-ketentuan tidak dipenuhi dalam waktu paling lama 3 bulan setelah berakhirnya hak mengajukan permohonan dengan menggunakan hak prioritas sebagaimana dimaksud dalam UU Merek. Permohonan tersebut tetap diproses, namun tanpa menggunakan hak prioritas.

PEMERIKSAAN PERSYARATAN :Direktorat Jenderal Merek melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan persyaratan pendaftaran merek, dalam halnya dengan terdapat kekurangan kelengkapan persyaratan yang telah ditentukan. Direktorat Jenderal meminta agar kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu paling lama 2 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permintaan untuk memenuhi kelengkapan persyaratan tersebut. Bila kekurangan persyaratan tidak dipenuhi sebagaimana mestinya, maka Kantor Direktorat Jenderal memberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap ditarik kembali.

Page 56: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

MEREK YANG TIDAK DAPAT DIDAFTARKAN DAN PASTI DITOLAK :a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas, agama, kesusilaan dan ketertiban umum;b. Tidak memiliki daya pembeda;c. Telah menjadi milik umum;d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannyaPenolakan Merek, bila :a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa

yang sejenis;b. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik

pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal;

Page 57: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selebihnya permohonan Merek juga dapat ditolak, bila :a. Menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh

negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.

Page 58: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PROSEDUR PENERIMAAN & PENDAFTARAN MEREK :Tanggal penerimaan & pengumuman (Filling Date), adalah tanggal yang ditetapkan setelah dokumen permohonan memenuhi kelengkapan persyaratan yang diatur dalam UU. Tanggal penerimaan dimungkinkan sama dengan tanggal pengajuan permohonan apabila seluruh persyaratan dipenuhi pada saat pengajuan permohonan. Jika pemenuhan kelengkapan persyaratan baru terjadi tanggal lain sesudah tanggal pengajuan tanggal lain tersebut ditetapkan sebagai tanggal penerimaan.Dalam waktu paling lama 10 hari terhitung sejak tanggal disetujuinya permohonan untuk didaftar, Kantor Direktorat Jenderal Merek mengumumkan permohonan tersebut dalam berita resmi merek. Pengumuman berlangsung selama 3 bulan dan dilakukan dengan :

Page 59: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

a. Menempatkan dalam berita resmi merek yang diterbitkan secara berkala oleh Kantor Direktorat Jenderal Merek;b. Menempatkan pada sarana khusus yang dengan mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat yang disediakan oleh Kantor Direktorat Jenderal Merek;Dalam UU-Merek, pengumuman dilakukan dengan mencantumkan :a. Nama & alamat lengkap pemohon, termasuk kuasanya

apabila permohonan diajukan melalui kuasa;b. Kelas & jenis barang dan/atau jasa bagi merek yang

dimohonkan pendaftarannya;c. Tanggal penerimaan;d. Nama negara & tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal permohonan diajukan dengan

menggunakan hak prioritas;e. Contoh etiket merek, termasuk keterangan mengenai

warna dan apabila etiker merek menggunakan bahasa asing dan/atau huruf selain huruf latin dan/atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, serta cara pengucapannya dalam ejaan latin.

Page 60: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

KEBERATAN & SANGGAHAN :Selama jangka waktu pengumuman, setiap orang/pihak, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Merek atas permohonan yang bersangkutan dengan dikenakan biaya. Keberatan tersebut dapat diajukan apabila terdapat alasan yang cukup disertai bukti bahwa merek yang dimohonkan pendaftarannya adalah merek yang berdasarkan UU tidak dapat didaftar atau ditolak. Dalam hal adanya keberatan, maka Kantor Direktorat Jenderal Merek dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal penerimaan keberatan salinan surat yang berisikan keberatan tersebut kepada pemohon atau kuasanya.

PEMERIKSAAN SUBSTANTIF :Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan, Kantor Direktorat Jenderal Merek melakukan pemeriksaan substantif terhadap surat permohonan masuk. Pemeriksaan substantif tersebut dilaksanakan dalam waktu paling lama 9 bulan. Pemeriksaan substantif dilakukan oleh pemeriksa pada Kantor Direktorat Jenderal Merek.

Page 61: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

TINDAK LANJUT ATAS PERMOHONAN :Apabila pendaftaran telah dilaporkan dan hasil pemeriksaan substantifnya selesai, maka permohonan dapat disetujui untuk didaftar, atas persetujuan Direktur Dirjen Merek, dan permohonan tersebut DIUMUMKAN dalam Berita Resmi Merek.Pengumuman berlangsung selama 3 bulan dan dilakukan dengan menempatkan dalam Berita Resmi Merek yang diterbitkan secara berkala oleh Dirjen Merek dan/atau menempatkan pada sarana khusus yang dengan mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat, yang disediakan dalam Berita Resmi Merek.Apabila terdapat pengajuan KEBERATAN dari masyarakat atas permohonan Merek tersebut, Kantor Dirjen Merek dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal penerimaan surat keberatan, mengirimkan salinan surat yang berisikan keberatan tersebut kepada pemohon atau kuasanya.

Page 62: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kembali terhadap permohonan merek tersebut, dalam jangka waktu paling lama 2 bulan terhitung sejak berakhirnya jangka waktu pengumuman. Kantor Dirjen Merek memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang mengajukan keberatan terkait dengan hasil pemeriksaan kembali. Sedangkan dalam hal pemeriksa, akan melaporkan hasil pemeriksaan bahwa permohonan keberatan dapat diterima, maka Kantor Dirjen Merek memberitahukan secara tertulis kepada pemohon merek, bahwa permohonannya TIDAK DAPAT di daftarkan atau DITOLAK. Dalam hal demikian Pemohon atau kuasanya dapat mengajukan Banding.

Page 63: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

SERTIFIKAT MEREK TERDAFTAR :

Apabila tidak adanya surat keberatan dari masyarakat, maka Kantor Dirjen Merek menerbitkan dan memberikan Sertifikat Merek Terdaftar kepada pemohon atau kuasanya dalam waktu 30 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu pengumuman. Sertifikat Merek Terdaftar tersebut memuat :

1. Nama dan alamat pemilik merek yang didaftarkan;2. Nama dan alamat lengkap kuasanya pemohon;3. Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan;4. Nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila per-

mohonan tersebut diajukan dengan menggunakan hak prioritas;5. Etiket merek yang didaftar, termasuk keterangan mengenai macam warna

apabila merek tersebut menggunakan unsur warna, dan apabila merek menggunakan bahasa asing dan/atau huruf selain huruf latin dan angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, huruf latin dan angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia serta cara pengucapannya dalam ejaan latin;

6. Nomor dan tanggal pendaftaran;7. Kelas & jenis barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya;8. Jangka waktu berlaku pendaftaran mereknya;

Page 64: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Sertifikat Merek Terdaftar, merupakan bukti hukum atas merek yang terdaftar secara resmi, maka menurut UU merek terdaftar tersebut mendapat perlindungan untuk jangka waktu 10 Tahun terhitung sejak tanggal penerimaan sertifikat, dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan per-UU-an yang berlaku.

PENGHAPUSAN & PEMBATALAN MEREK :Hal ini dapat dilakukan atas prakarsa dari Kantor Dirjen Merek atau berdasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan. Penghapusan Merek oleh Kantor Dirjen Merek, jika :

1. Merek tersebut tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Kantor Dirjen Merek;

2. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang dan/atau jasa yang dimohonkan, termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan merek yang didaftarkan.

Page 65: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Sedangkan penghapusan pendaftaran merek atas permo-honan pemilik merek atau kuasanya, baik untuk sebagian maupun seluruhnya dari jenis barang dan/atau jasa, wajib diajukan kepada Kantor Dirjen Merek.

PENGALIHAN HAK ATAS MEREK TERDAFTAR :Hak Merek Terdaftar dapat dialihkan atau beralih karena : Pewarisan, Wasiat, Hibah, Perjanjian atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh UU. Khusus pengalihan hak merek dengan perjanjian, HARUS dituangkan dalam bentuk akta perjanjian tertulis. Selain itu dalam hal pengalihan hak juga harus disertai dengan dokumen-dokumen pendukungnya antara lain Sertifikat Merek Terdaftarnya.Pengalihan Hak atas Merek tersebut juga WAJIB dimohonkan pencatatannya kepada Kantor Dirjen Merek, untuk dicatat dalam Daftar Umum Merek serta diumumkan dalam Berita Resmi Merek di Kantor Dirjen Merek, karena hal ini sangat erat hubungan hukumnya dengan para pihak yang terkait.

Page 66: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pengalihan hak atas merek dapat disertai dengan peralihan nama baik atau reputasi yang terkait dengan merek tersebut. Mengingat Hak Merek terdaftar tidak dapat dipisahkan dari kemampuan, kualitas atau ketrampilan pribadi terhadap kualitas pemberian jasanya, hal ini untuk memberikan perlindungan kepada konsumen terkait dengan jasa yang diperdagangkan.Pengalihan hak merek terdaftar hanya dicatat oleh Kantor Dirjen Merek apabila disertai dengan pernyataan tertulis dari penerima, bahwa merek tersebut akan digunakan lagi bagi kepentingan perdagangan barang dan/atau jasa di masyarakat.

TERKAIT DENGAN LISENSI MEREK :Lisensi merupakan izin pemakaian yang diberikan oleh pemilik merek kepada pihak lain yang ditunjuk melalui surat perjanjian (hal ini berarti bukan pengalihan merek), untuk itu sifatnya izin menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruhnya ataupun sebagian dari jenis barang dan/atau jasa dalam jangka waktu dan syarat tertentu yang tertuang dalam surat perjanjian lisensinya dengan pemberian uang tertentu yang disebut ROYALTI.Perjanjian lisensi berlaku diseluruh wilayah Indonesia, kecuali diperjanjikan lain untuk jangka waktu yang tidak lebih lama dari jangka waktu perlindungan merek yang bersangkutan.

Page 67: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Perjanjian lisensi harus dimohonkan ke Kantor Dirjen Merek dengan dikenakan biaya tertentu dan diumumkan dalam berita resmi merek, akibat hukum dari pencatatan perjanjian lisensi berlaku terhadap pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung dan pihak ketiga (masyarakat) yang membutuhkan.Pemilik merek yang telah memberikan lisensi kepada pihak lain tetap dapat menggunakan mereknya sendiri, atau memberikan lisensi kepada pihak lainnya untuk menggunakan merek tersebut. Penggunaan merek terdaftar di Indonesia oleh penerima lisensi dianggap sama dengan penggunaan merek tersebut oleh si pemilik merek.Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan (baik langsung maupun tidak langsung) yang dapat menimbulkan kerugian Perekonomian Bangsa Indonesia, atau memuat pembatasan yang dapat menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan teknologi pada umumnya. Terhadap hal tersebut Kantor Dirjen Merek Wajib menolak permohonan pencatatan perjanjian lisensinya, yang diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan.

Page 68: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK Di dalam UU Merek terdapat 3 bentuk pelanggaran merek yang paling utama, adalah :1. Penggunaan merek yang mempunyai persamaan pada keseluruhannya dengan merek milik orang lain secara resmi;2. Penggunaan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau sebagian dengan merek milik orang lain secara resmi;3. Memperdagangkan barang dan/atau jasa yang berasal dari pelanggaran merek tersebut di poin 1 dan poin 2 di atas.

Page 69: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK RAHASIA DAGANGPerlindungan terhadap Hak Rahasia Dagang ini di Indonesia diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2000.Adanya perlindungan terhadap hak rahasia dagang akan mendorong lahirnya invensi-invensi baru, baik dalam rangka kepemilikan, penguasaan, maupun pemanfaatannya. Dan semakin menambah adanya jaminan serta kepastian hukum dalam praktik bisnis di Indonesia.

RUANG LINGKUP :Menurut UU yang dimaksud dengan Rahasia Dagang adalah Informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomis, karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang tersebut.Sedangkan yang dimaksud dengan Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan UU, yang meliputi : Metode Produksi, Metode Pengolahan, Metode Penjualan, atau Informasi lain dibidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomis dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Page 70: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dengan demikian “Bersifat Rahasia” disini mengandung maksud bahwa informasi usaha hanya diketahui oleh pemilik atau pihak tertentu saja, berarti tidak diketahui oleh masyarakat umum. Sedangkan memiliki “Nilai Ekonomis” berarti bahwa kerahasiaan informasi usaha tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.Untuk itu menurut UU, pemilik Rahasia Dagang ini memiliki hak :

1.Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya;2.Memberikan lisensi kepada orang lain, atau melarang pihak

lain untuk menggunakan rahasia dagangnya, atau mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak lain untuk kepentingan yang bersifat komersial;

Page 71: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENGALIHAN HAK & LISENSI RAHASIA DAGANG :

Rahasia Dagang dapat dialihkan dengan cara : Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis, dan Sebab-sebab lain yang dibolehkan oleh UU.Dan setiap peralihan hak ini WAJIB dicatatkan di Kantor Dirjen HaKI-Kantor Kementerian Hukum & HAM-RI, apabila tidak maka tidak mempunyai akibat hukum pada para pihak ketiga atau masyarakat penggunanya.Sedangkan terhadap Lisensi hampir pasti sama caranya dengan lisensi yang lain, artinya bukan pengalihan hak, tetapi hanya izin pemakaian rahasia dagangnya saja, dalam jangka waktu dan syarat tertentu, dan pemiliknya tetap mendapatkan ROYALTI.Perjanjian lisensi ini juga WAJIB dicatatkan di Kantor Dirjen HaKI. Dan perjanjian lisensi ini dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia secara keseluruhan atau yang dapat mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat sesuai dengan UU yang berlaku.

Page 72: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

SENGKETA & PELANGGARAN HAK RAHASIA DAGANG :

Pemegang rahasia dagang atau penerima lisensi, dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak untuk melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam UU rahasia dagang ini, berupa :

1. Gugatan Perdata untuk Ganti Rugi, dan/atau2. Penghentian semua perbuatan si pelakunya.

Gugatan dapat diajukan di Kantor Pengadilan Negeri setempat atau melalui ARBITRASE (alternatif penyelesaian sengketa di luar Kantor Pengadilan).Terkait dengan pelanggaran rahasia dagang juga terjadi apabila seseorang mengucapkan rahasia dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulisnya, ataupun kesepakatan yang tidak tertulis, untuk menjaga kerahasiaan dagang yang bersangkutan, atau seseorang dianggap melanggar rahasia dagang dengan pihak lain apabila dia memperoleh atau menguasai rahasia dagang dengan cara yang bertentangan dengan peraturan per-UU-an yang berlaku.

Page 73: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Perbuatan untuk mendapatkan informasi dengan cara-cara tersebut di atas, dapat digolongkan pada “Praktek Spionase Ekonomi”. Namun ada juga tindakan pelanggaran yang dianggap tidak melanggar secara hukum, apabila tindakan tersebut untuk pengungkapan demi kepentingan keamanan negara, kepentingan kesehatan, atau demi keselamatan masyarakat umum, atau tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang milik orang lain yang dilakukan hanya semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut terhadap suatu produk barang dan/atau jasa sebelumnya (yang sudah ada).Terhadap pelanggaran hak rahasia dagang, selain dapat dikenakan sanksi Perdata, berdasarkan UU ini dapat dikenakan sanksi Pidana (meskipun melalui Delik Aduan).

Page 74: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DESAIN INDUSTRI

Desain Industri di Indonesia diatur berdasarkan UU Nomor 31 Tahun 2000. Yang dimaksud dengan Desain Industri adalah Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang berbentuk 3 dimensi atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3 dimensi atau 2 dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.Sedangkan Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pendesain atas hasil karyanya dan kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hal tersebut.

Page 75: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

RUANG LINGKUP DESAIN INDUSTRI :

Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru, Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan desain industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya di Kantor Dirjen HaKI.Hak Desain Industri tidak dapat diberikan, apabila desain industri tersebut bertentangan dengan peraturan per-UU-an yang berlaku, bertentangan dengan ketertiban umum, bertentangan dengan nilai-nilai agama, dan bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan.Perlindungan terhadap hak desain industri diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri di Kantor Dirjen HaKI.Yang berhak memperoleh hak desain industri adalah Pendesain atau orang yang menerima hak tersebut dari Pendesain. Dalam hal pendesain lebih dari satu orang, maka hak desain industri diberikan kepada mereka secara bersama-sama, kecuali jika diperjanjikan lain.

Page 76: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pemegang hak desain industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimport, mengeksport, dan/atau mengedarkan barang dan/atau jasa yang diberi hak desain industri. Tetapi juga ada pengecualiannya bila untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain industri yang bersangkutan.

PERMOHONAN PENDAFTARAN :Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kantor Dirjen HaKI, dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam UU. Pemohon harus mencantumkan & memuat :a. Tanggal, bulan dan tahun surat permohonannya;b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan Pendesain;c. Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemohon;d. Nama, alamat lengkap Kuasa (apabila melalui kuasa);e. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang

pertama kali, dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.

Page 77: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Selain itu permohonan juga wajib dilampiri :

a. Contoh fisik atau gambar atau foto atau uraian desain industri yang dimohonkan;b. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan yang

diajukan melalui kuasa;c. Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan pendaftarannya adalah milik pemohon atau

milik pendesain.Pihak yang untuk pertama kali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang hak desain industri, kecuali jika terbukti sebaliknya. Setiap permohonan desain industri, hanya dapat diajukan untuk :a. Satu desain industri saja;b. Beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau yang memiliki kelas yang sama;Pemohon yang tinggal di luar wilayah Negara RI harus mengajukan melalui kuasa, dan harus menyatakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia.

Page 78: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Apabila pada waktu pengajuan permohonan terdapat kekurangan data yang tidak terpenuhi, maka Kantor Dirjen HaKI akan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap ditarik kembali, dan segala biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali (harus mengajukan ulang kembali).

PENGALIHAN HAK & LISENSI DESAIN INDUSTRI :Hak Desain Industri dapat beralih dan/atau dialihkan melalui cara : Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis, dan Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh UU.Pemegang Hak Desain Industri juga berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan Perjanjian Lisensi untuk melaksanakan semua perbuatan seperti yang dilakukan oleh Pemilik Hak dengan Royalti yang telah disepakati bersama.Perjanjian lisensi ini wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri di Kantor Dirjen HaKI, dan dikenakan Biaya sesuai dengan UU.

Page 79: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

TATA CARA GUGATAN :

Masyarakat umum dapat mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri yang permohonannya diajukan di Kantor Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili tergugat. Selanjutnya terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut hanya dapat dimohonkan kembali oleh pemohon pada tingkat Kasasi (apabila putusan Pengadilan Niaga dianggap belum cukup memuaskan para pihak).

Page 80: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Di Indonesia hak ini diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2000. Yang dimaksud dengan Sirkuit Terpadu adalah Suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya 1 dari elemen tersebut adalah elemen aktif yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.Yang dimaksud Desain Tata Letak adalah Kreasi berupa rancangan peletakan 3 dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya 1 dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan 3 dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu.

Page 81: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

RUANG LINGKUP DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU :Hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan untuk desain tata letak terpadu yang orosinal. Hak desain tata letak terpadu tidak dapat diberikan jika desain tata letak sirkuit terpadu tersebut bertentangan dengan per-UU-an yang berlaku, bertentangan dengan ketertiban umum, berten-tangan dengan nilai-nilai agama, atau bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan.Yang berhak memperoleh Hak Desain Tata Letak Terpadu adalah Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari Pendesain. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama-sama, maka hak diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali diperjanjikan lain.Pemegang Hak memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan haknya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimport, mengeksport, dan/atau mengedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang telah diberi hak desain tata letak sirkuit terpadu.

Page 82: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN :

Perlindungan terhadap hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan kepada pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial atau sejak tanggal penerimaan. Dalam hal desain telah dieksploitasi secara komersial, maka Permohonan harus diajukan paling lama 2 tahun terhitung sejak tanggal pertama kali dieksploitasikan. Perlindungan sebagaimana dimaksud, diberikan selama 10 tahun. Tanggal mulai berlakunya perlindungan tersebut Wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu di Kantor Dirjen HaKI.

PERMOHONAN PENDAFTARAN :Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan atas dasar Permohonan, setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk 1 desain tata letak sirkuit terpadu.Pemohon yang tinggal diluar wilayah Negara RI, harus mengajukan melalui kuasa dan Wajib menyatakan serta memilih domisili hukumnya di Indonesia.

Page 83: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Apabila ternyata terdapat kekurangan dalam pemenuhan syarat-syarat, maka Kantor Dirjen HaKI wajib memberi-tahukan kepada pemohon atau kuasanya agar kekurangan persyaratannya dapat dipenuhi dalam waktu 3 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan.Dalam jangka waktu paling lama 2 bulan terhitung sejak dipenuhinya persyaratan, maka Kantor Dirjen HaKI akan mengeluarkan Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadunya.

PENGALIHAN HAK & LISENSI :Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih dan dialihkan dengan cara : Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis, atau Sebab-sebab yang dibolehkan oleh UU.Segala bentuk pengalihan hak desain tata letak sirkuit terpadu Wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu di Kantor Dirjen HaKI dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam UU.

Page 84: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pemegang hak, berhak untuk memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan Perjanjian Lisensi untuk melaksanakan semua perbuatan seperti pemegang hak, kecuali diper-janjikan lain.Perjanjian ini Wajib dicatat dalam Dartar Umum desain tata letak sirkuit terpadu pada Kantor Dirjen HaKI, dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam UU. Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum, tidak berlaku dan tidak mengikat secara hukum terhadap pihak ketiga (masyarakat umum penggunanya). Perjanjian lisensi ini juga wajib diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Kantor Dirjen HaKI.

GUGATAN PEMBATALAN :Gugatan pembatalan pendaftaran desain tata letak sirkuit terpadu, dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan kepada Kantor Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili pihak tergugat.

Page 85: HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Putusan Pengadilan Niaga tentang Pembatalan Pendaftaran Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, selanjutnya diserahkan atau disampaikan kepada Kantor Dirjen HaKI paling lama 14 hari setelah tanggal putusan diucapkan, yang untuk selanjutnya Kantor Dirjen HaKI membuat tindakan sesuai dengan prosedur tetap yang diatur dalam UU.