13
1 Strategi Gerindra Memajukan Prabowo Menjadi Calon Presiden pada Pemilu 2014 dalam Perspektif Praktik Sosial oleh Bourdieu 1 HANA MAULIDA Mahasiswi Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Abstrak Keinginan Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia pada pemilu 2014 didukung penuh oleh partainya, Gerindra. Gerindra dan Prabowo menyusun dan menjalankan strategi demi tercapainya target. Artikel ini menganalisis strategi Gerindra dan Prabowo dengan menggunakan pendekatan praktik sosial oleh Pierre Bourdieu. Terlihat bahwa Gerindra dan Prabowo berhasil mengatur kapital dan menerapkan habitus yang tepat untuk mencapai target. Kata kunci: Gerindra, Prabowo, Calon Presiden, Kapital. Abstract The ambition of Prabowo become candidate in Indonesian presidential election 2014 got a great support from his parties, Gerindra. Gerindra and Prabowo made and did strategies in order that Prabowo can be a candidate in presidential election. This article was made to analyze these strategies by using the theory of social practice by Pierre Bourdieu. The result showed that the succeed of Gerindra and Prabowo because of their ability to manage the capitals and use a proper habitus in politics arena. Key Words: Gerindra, Prabowo, Candidate of Presidential Election, Capital. Partai Gerindra dalam Politik Indonesia Partai politik Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) adalah partai yang dibentuk pada bulan Februari 2008 dan diprakarsai oleh Prabowo Subianto, Hasyim Djojohadikusumo yang merupakan adik kandung Prabowo, Fadli Zon, dan sejumlah tokoh lainnya 2 . Di usia partai yang terbilang sangat muda, Gerindra berhasil ikut serta dalam pemilu 2009 dan mampu mendapatkan suara sebanyak 4,46% pada pemilu legislatif. Prabowo sebagai salah satu pendiri partai ini memang memiliki ambisi untuk maju menjadi calon presiden. Namun, 1 Jurnal dibuat sebagai Ujian Akhir Semester mata kuliah Dinamika Pemikiran Prancis, FIB UI, 2014. 2 “Profil Partai Gerindra”. Merdeka.com. diakses pada 1 Juni 2014. http://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-gerakan-indonesia-raya/

Hana uas dpp 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini buat UAS Dinamika Pemikiran Prancis aja... demi kepentingan akademik hehe...

Citation preview

Page 1: Hana uas dpp 1

1

Strategi Gerindra Memajukan Prabowo Menjadi Calon Presiden pada

Pemilu 2014 dalam Perspektif Praktik Sosial oleh Bourdieu1

HANA MAULIDA

Mahasiswi Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Abstrak

Keinginan Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia pada pemilu 2014 didukung

penuh oleh partainya, Gerindra. Gerindra dan Prabowo menyusun dan menjalankan strategi demi

tercapainya target. Artikel ini menganalisis strategi Gerindra dan Prabowo dengan menggunakan

pendekatan praktik sosial oleh Pierre Bourdieu. Terlihat bahwa Gerindra dan Prabowo berhasil

mengatur kapital dan menerapkan habitus yang tepat untuk mencapai target.

Kata kunci: Gerindra, Prabowo, Calon Presiden, Kapital.

Abstract

The ambition of Prabowo become candidate in Indonesian presidential election 2014 got a great

support from his parties, Gerindra. Gerindra and Prabowo made and did strategies in order that

Prabowo can be a candidate in presidential election. This article was made to analyze these strategies

by using the theory of social practice by Pierre Bourdieu. The result showed that the succeed of

Gerindra and Prabowo because of their ability to manage the capitals and use a proper habitus in

politics arena.

Key Words: Gerindra, Prabowo, Candidate of Presidential Election, Capital.

Partai Gerindra dalam Politik Indonesia

Partai politik Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) adalah partai yang dibentuk pada

bulan Februari 2008 dan diprakarsai oleh Prabowo Subianto, Hasyim Djojohadikusumo yang

merupakan adik kandung Prabowo, Fadli Zon, dan sejumlah tokoh lainnya2. Di usia partai

yang terbilang sangat muda, Gerindra berhasil ikut serta dalam pemilu 2009 dan mampu

mendapatkan suara sebanyak 4,46% pada pemilu legislatif. Prabowo sebagai salah satu

pendiri partai ini memang memiliki ambisi untuk maju menjadi calon presiden. Namun,

1 Jurnal dibuat sebagai Ujian Akhir Semester mata kuliah Dinamika Pemikiran Prancis, FIB UI, 2014.

2 “Profil Partai Gerindra”. Merdeka.com. diakses pada 1 Juni 2014.

http://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-gerakan-indonesia-raya/

Page 2: Hana uas dpp 1

2

keinginan itu sirna ketika perolehan suara dalam pemilu legislatif tidak mencukupi untuk

partainya dan tidak ada partai yang ingin berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung

Prabowo sebagai calon presiden. Akhirnya, partai Gerindra berkoalisi dengan PDI-P dan

memajukan nama Megawati sebagai calon presiden dan Prabowo sebagai wakil calon

presidennya. Partai yang terbilang pendatang baru ini sukses mengantarkan Prabowo sebagai

salah satu pendirinya maju sebagai calon wakil presiden. Sayangnya, pasangan Megawati-

Prabowo gagal dalam pemilu presiden setelah dikalahkan oleh pasangan SBY-Boediono.

Kekalahan pada pemilu presiden 2009 tidak menyurutkan keinginan Gerindra untuk

dapat mencalonkan Prabowo sebagai presiden bagi republik ini. Ia bersama partainya

menyusun sejumlah strategi demi meningkatkan elektabilitas partai dan dirinya dalam pemilu

2014. Dalam pemilu ini, Prabowo tidak ingin mengalah lagi dan hanya menjadi calon wakil

presiden tetapi ia bertekad untuk maju sebagai calon presiden. Strategi tersebut berhasil

setelah Gerindra mampu meraih 11,81% suara nasional dalam pemilu legislatif 2014 yang

menempati posisi ketiga setelah PDI-P dan Golkar.3 Bukan hanya itu, pada pemilu tahun ini,

Prabowo berhasil berkoalisi dengan PPP, PAN, PKS, dan Golkar yang bersedia mengusung

Prabowo menjadi Presiden. Kini, Prabowo bersama Hatta Rajasa maju menjadi pasangan

calon presiden dan wakil presiden menghadapi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung

partai PDI-P, Nasdem, PKB, dan PKP.

Keberhasilan Prabowo dan partai Gerindra memang menjadi fenomenal dalam kancah

perpolitikan Indonesia. Partai yang baru lahir ini berhasil mendapatkan suara yang cukup

tinggi di pemilu pertamanya serta berhasil melejitkan suara hingga 200% lebih dalam pemilu

yang kedua. Prabowo sebagai tokoh dan citra dari partai ini memiliki andil besar dalam

fenomena partai Gerindra. Hal ini tidak lepas dari ambisi Prabowo untuk menjadi presiden

Indonesia. Ia baru bisa mencalonkan diri menjadi presiden jika partainya memperoleh suara

20% atau kursi minimal 25% di parlemen dan diusulkan oleh satu partai atau gabungan yang

bersedia mengusungnya menjadi presiden4

. Strategi Gerindra untuk dapat memajukan

Prabowo sebagai calon presiden inilah yang akan dianalisis dalam artikel ini dengan

menggunakan pendekatan teori praktik sosial yang ditawarkan oleh Pierre Boudieu. Sebelum

menganalisis, terlebih dahulu dipaparkan mengenai teori praktik sosial oleh Pierre Bourdieu.

3 “Ini Hasil Lengkap Rekapitulasi Perolehan Suara Pileg 2014.” Republika Online. Dipublikasi Sabtu, 10 Mei 2014.

Diakses pada 31 Mei 2014. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkap-rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 4 “Ini Syarat Menjadi Capres dan Cawapres”. Metrotvnews. Edisi 30 April 2014. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/04/30/236917/ini-syarat-menjadi-capres-dan-cawapres

Page 3: Hana uas dpp 1

3

Pierre Boudieu dan Praktik Sosial

Pierre Bourdieu adalah seorang filsuf Prancis yang lebih dikenal sebagai seorang

sosiolog dan antropolog. Ia lahir di di Denguin (Haute-Pyrénées) Prancis pada tanggal 1

Agustus 1930. Ia merupakan lulusan sebuah sekolah yang telah banyak melahirkan filsuf

dunia, École Normale Supérieure. Selama kuliah ia aktif sebagai aktivis politik beraliran kiri.

Setelah lulus, ia pergi ke Aljazair dan melakukan sejumlah penelitian. Sekembalinya ia ke

Prancis, ia tetap melakukan penelitian dan berhasil melahirkan sejumlah karya yang

berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Diantaranya adalah La

Distinction (1979), Homo Academicus (1984), La Noblesse d’État (1989), dan La Misère du

Monde (1993)5. Meski karya-karyanya berfokus pada sosilogi namun ia juga mengaitkannya

dengan bidang lain seperti bahasa, politik, dan seni.

Pemikiran besar Bourdieu sebenarnya berpusat pada sebuah konsep praktik sosial

dimana ia mengatakan bahwa praktik sosial merupakan sinergi antara habitus dan kapital

dalam sebuah arena sosial. Pernyataan ini dapat dirumuskan menjadi [habitus x kapital] +

arena = praktik sosial. (Swartz, 1997:141) Untuk memahami lebih dalam mengenai konsep

praktik sosial Bourdieu terlebih dahulu kita harus memahami sejumlah istilah seperti habitus,

kapital, dan arena.

1. Habitus

Dalam karyanya, Bourdieu tidak memberikan definisi dari habitus itu sendiri tapi

melalui tulisan-tulisannya pula kita dapat memahami apa yang dimaksud habitus

menurut Bourdieu. Kata habitus sendiri bukanlah sebuah istilah yang diciptkan oleh

Bourdieu namun kata tersebut telah digunakan oleh para filsuf lama seperti Aristoteles.

(Dwizatmiko, 2010: 66) Habitus merupakan hasil bentukan sejarah dan budaya atas

perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya. Habitus adalah bagaimana seorang

individu berperilaku.

Habitus memiliki beberapa karakterisktik yang dapat membantuk kita memahami

konsep ini. (1) Habitus merupakan produk dari sejarah panjang dan terjadi berulang kali6.

Habitus tercipta berkat adanya kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka

5 “Biography of Bourdieu”. Biographybase. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://www.biographybase.com/biography/Bourdieu_Pierre.html 6 Mohammad Adib. (2012). Agen dan Struktur dalam Pandangan Pierre Bourdieu. BioKultur, Vol I (2), 91-110.

Diunduh pada 28 Mei 2014. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01%20Artikel%20AGEN%20DAN%20STRUKTUR%20DALAM%20PANDANGAN%20PIERE%20BOURDIEU%20Revisi%2020%20Okt%202012.pdf

Page 4: Hana uas dpp 1

4

waktu yang lama sehingga telah terstruktur dalam masyarakat. (2) Habitus

diinternalisasikan dalam diri melalui proses sosialisasi seseorang dan melalui pendidikan.

(3) Habitus memiliki sifat dinamis atau transposable artinya dapat dialihkan dari satu

arena sosial ke arena sosial lainnya. (4) Swartz dalam Culture and Power: The Sociology

of Pierre Bourdieu mengatakan bahwa habitus mengenal waktu. Habitus akan berbeda

dalam waktu yang berbeda pula. Habitus kita saat bersama teman tentu akan berbeda

dengan habitus kita saat bersama orang tua ataupun guru. (5) Habitus juga mengenal

tempat. Habitus suatu negara tentu akan berbeda dengan habitus di negara lainnya.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa habitus merupakan bentukan sejarah

yang panjang dan berulang, terinternalisasi melalui proses sosialisasi dan pendidikan,

bersifat transposable, mengenal waktu, serta berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Dalam melakukan praktik sosial, habitus tidak cukup untuk bertahan dalam arena sosial.

Habitus membutuhkan kapital.

2. Kapital

Kapital merupakan suatu alat yang digunakan seseorang untuk bertahan dan mencapai

tujuannya dalam suatu arena sosial. Dalam The Forms of Capital, Boudieu memaparkan

bahwa terdapat tiga bentuk dari kapital; kapital ekonomi, kapital budaya, kapital sosial,

dan kapital simbolik. Kapital ekonomi dapat berbentuk uang ataupun hak kepemilikan

pribadi. Sedangkan, kapital budaya merupakan intelektualitas yang dimiliki. Kemudian,

kapital sosial berkaitan dengan relasi kita dengan individu lainnya. Maksudnya adalah

seberapa luas jaringan yang kita miliki.

Dalam arena, agen (individu di dalamnya) berusaha untuk mendapatkan suatu kapital

sebanyak-banyaknya. Untuk mendapatkan kapital yang banyak, kita dapat

mengonversikan kapital yang kita miliki ke kapital yang kita butuhkan. Kita dapat juga

menambah kapital kita dengan memanfaatkan kapital yang kita miliki. Namun, kapital

juga bekerja seperti hukum ekonomi yaitu jika jumlahnya berlebih maka akan

mengalami inflasi. Ketika kapital mengalami inflasi, kapital justru akan berdampak

buruk bagi agen.

3. Arena

Arena merupakan suatu wilayah perjuangan untuk mengendalikan berbagai macam

sumber kapital. Agen akan berusaha untuk mendapatkan kapital yang paling berharga

atau penting dalam arena tersebut. Arena juga merupakan suatu tempat bertemunya para

Page 5: Hana uas dpp 1

5

agen. Akan ada pihak yang mendominasi dan pihak yang terdominasi dalam suatu arena.

Pihak yang mendominasi adalah pihak yang memiliki banyak kapital dan pihak

terdominasi adalah pihak yang memiliki sedikit kapital. Dari sini kita dapat melihat

bahwa kapital merupakan suatu kekuasaan karena dengannya kita bisa mendapatkan hal

yang paling berharga dalam arena. (Swartz: 1997, 117-142)

Strategi Gerindra untuk Memajukan Prabowo sebagai Calon Presiden 2014

Ambisi Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai presiden terbilang sejak dirinya

memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Hal ini dibuktikan dengan setelah berdirinya partai

Gerindra di tahun 2008 dan berhasil mengikuti pemilu 2009, Prabowo mendekati sejumlah

partai untuk berkoalisi yang akan mengusung dirinya sebagai calon presiden. Sayangnya, saat

itu, tidak ada partai yang ingin berkoalisi dengan Gerindra jika mengusung Prabowo sebagai

calon presiden. Prabowo pun akhirnya menurunkan target dan berkoalisi dengan PDI-P dan

berpasangan dengan Megawati untuk menjadi calon wakil presiden. Namun, pasangan Mega-

Prabowo kalah oleh pasangan SBY-Boediono.

Kekalahan pada pemilu 2009 tidak menyurutkan semangat Prabowo untuk menjadi

Presiden Indonesia. Ia bersama partainya, Gerindra, menyusun strategi agar dapat memajukan

dirinya sebagai calon presiden 2014 mendatang. Strategi dan keputusan partai untuk

mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilu 2014 diputuskan dalam Kongres

Luar Biasa Gerindra pada 17 Maret 20127. Oleh karena syarat agar dapat memajukan

Prabowo sebagai calon presiden pada pemilu nanti adalah partai harus mendapatkan suara

minimal 20% pada pemilu legislatif atau mendapatkan minimal 25% kursi di parlemen dan

diusung oleh satu atau gabungan partai, strategi untuk memajukan Prabowo bukan hanya

untuk Prabowo sendiri tapi Gerindra harus mendapat perolehan suara mencapai 25% pada

pemilu legislatif 2014. Sejumlah cara pun disusun agar Gerindra dapat memperoleh suara

yang ditargetkan dengan tujuan utama dapat mengusung Prabowo sebagai calon presiden.

Untuk dapat memajukan Prabowo sebagai calon presiden, tentu dibutuhkan dana yang

tidak sedikit. Sejak diputuskan Gerindra akan kembali mengusung Prabowo pada tahun 2012,

Hasyim, adik Prabowo, bahkan telah mempersiapkan 100 triliun rupiah untuk mendukung

pencalonan Prabowo. Hal ini dinyatakan Hasyim dalam koran Tempo dalam jaringan yang

7 “Ini Strategi Gerindra Usung Prabowo Jadi Presiden”. Tempo.co. Dipublikasikan pada Kamis, 18 Juli 2012.

Diakses pada 31 Mei 2014. http://www.tempo.co/read/news/2012/07/18/078417754/Ini-Strategi-Gerindra-Usung-Prabowo-Jadi-Presiden

Page 6: Hana uas dpp 1

6

dipublikasi pada 8 Maret 2012. Hasyim mendukung penuh keinginan kakaknya untuk

menjadi presiden.

Tidak hanya dana yang besar yang perlu dipersiapkan untuk meningkatkan

elektabilitas Gerindra tetapi juga sejumlah tindakan nyata di masyrakat perlu ditingkatkan.

Surat kabar Tempo dalam jaringan yang dipublikasikan pada 18 Juli 2012 memaparkan

sejumlah strategi Gerindra untuk mengusung Prabowo menjadi Presiden. Dalam artikel

tersebut dikatakan bahwa Gerindra akan membangun jaringan hingga ke desa dan tingkat

kelurahan. Suhardi, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, meyakini bahwa dengan

membangun jaringan hingga ke tingkat rendah akan menambah anggota Gerindra dan mampu

meningkatkan suara pada pemilu nanti. Gerindra sendiri menargetkan meraih 25% suara sah

dalam pemilu legislatif 2014 dan jika tidak mencapai maka Gerindra akan berkoalisi dengan

partai lain yang setuju untuk mengusung Prabowo menjadi presiden.

Strategi berikutnya yang dijalankan Gerindra adalah aktif dalam mendukung salah

satu calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Dari tujuh pilkada provinsi yang

calonnya didukung oleh Gerindra, Suhardi mengatakan, lima diantaranya berhasil menang.

Strategi ini digunakan agar dukungan tersebut dapat berlanjut ke pemilu nanti. Lima sebagai

angka keberhasilan calon kepala daerah memenangi pilkada kini telah bertambah seiring

dengan kemenangan pasangan Jokowi-Ahok dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Sejumlah kepala daerah yang merupakan kader partai Gerindra ataupun dukungan partai

Gerindra pun memiliki citra yang baik di masyarakat Indonesia. Ahok dengan citranya yang

tegas dan ikhlas bekerja untuk rakyat demi membenahi Jakarta dan Ridwan Kamil, walikota

Bandung, dengan citraan seorang pemimpin muda yang inovatif tentu akan berdampak pada

elektabilitas Gerindra dan juga Prabowo.

Strategi Gerindra tidak hanya seperti apa yang dikatakan Suhardi tetapi menurut

Agung Suprio, pengamat politik Universitas Indonesia, dalam koran Republika online yang

dipublikasikan pada 12 Mei 2014 mengatakan bahwa Gerindra Media Centre (GMC) juga

berhasil meningkatkan elektabilitas partai garuda ini. GMC berfungsi sebagai pusat informasi

seputar partai termasuk mengelola pemberitaan tentang partai di media massa. Menurut

Agung Prio, GMC berhasil mengelola pemberitaan mengenai Gerindra di media massa dan

keberhasilan ini juga memberikan sumbangsih terhadap keberhasilan Gerindra pada pemilu

legislatif 2014.

Strategi Gerindra untuk mendulang suara pada pemilu legislatif demi dapat

mengusung Prabowo sebagai calon presiden telah berhasil. Namun, hal itu belum cukup

untuk dapat mewujudkan Prabowo sebagai calon presiden. Gerindra pun harus dapat menarik

Page 7: Hana uas dpp 1

7

sejumlah partai untuk berkoalisi. Partai pertama yang diajak berkoalisi adalah PPP. Meski

Suryadarma Ali telah mengatakan setuju untuk berkoalisi, keputusan bulat belum dicapai

oleh internal partai PPP. PPP membatalkan koalisi dan merundingkannya kembali secara

internal yang pada akhirnya PPP setuju untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden8.

Gerindra pun kemudian mendekati PKS, PAN, dan Golkar. Prabowo mendatangi

Amien Rais untuk mengajak PAN berkoalisi untuk memajukkan Prabowo sebagai presiden.

Amien Rais pun bersedia berkoalisi dengan PAN. Begitu juga dengan PKS, Anis Mata yang

ditemui oleh Prabawo untuk berkoalisi pun menyatakan setuju setelah rapat internal PKS dan

mengatakan bahwa PKS memiliki visi yang sama dengan Gerindra serta setuju mengusung

Prabowo sebagai calon presiden seperti yang dikabarkan dalam Republika online tanggal 17

Mei 2014. Kemudian Prabowo mendatangi Abu Rizal Bakri (ARB) untuk mengajak Golkar

berkoalisi dengan Gerindra. Sulit mendapatkan dukungan penuh dari keseluruhan anggota

Golkar. ARB yang akhirnya memutuskan untuk berkoalisi dengan Gerindra pasca-rapat

internal partai masih banyak kader yang belum dapat menerima keputusan tersebut. Bukan

hanya ARB yang menyurati kader Golkar di berbagai daerah bahkan hingga Akbar Tanjung

pun melakukannya agar suara Golkar penuh untuk Prabowo. Kini sudah empat partai yang

mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Gerindra masih berharap partai Demokrat juga

akan memberikan suaranya pada Prabowo.

Strategi Gerindra dalam Perspektif Praktik Sosial oleh Bourdieu

Setelah mengetahui strategi yang digunakan agar Prabowo dapat mencalonkan diri

sebagai presiden pada pemilu 2014, pada bagian ini akan dianalisis dengan menggunakan

teori praktik sosial oleh Bourdieu. Melihat dari strategi yang dilakukan Gerindra untuk dapat

mengunsung Prabowo sebagai calon presiden terlihat bahwa Gerindra telah memahami arena

dan habitus dalam arena tersebut dengan baik. Dalam hal ini adalah arena politik dimana

tujuan utamanya adalah mendapatkan dukungan dari rakyat dan sejumlah tokoh berpengaruh

guna memenangkan pemilu.

Gerindra dan Prabowo telah menyiapkan sejumlah kapital dan berusaha untuk

mengakumulasi kapital yang sudah mereka miliki agar dapat menjadi agen dominan dalam

arena. Strategi pertama yang disiapkan adalah kapital ekonomi yang mencukupi untuk

mewujudkan target yang ingin dicapai. Gerindra ataupun Prabowo tidak perlu mengkonversi

8 “PPP Tetap Dukung Prabowo”. Tempo.co. Dipublikasi pada Jumat, 16 Mei 2014. Diakses pada 31 Mei 2014.

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/16/269578158/PPP-Tetap-Dukung-Prabowo

Page 8: Hana uas dpp 1

8

kapital lainnya yang mereka punya untuk mendapat kapital ekonomi yang cukup. Hal ini

disebabkan Hasyim dan Prabowo merupakan pengusaha sukses yang memiliki puluhan

perusahaan yang tersebar di dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, kapital ekonomi sudah

mereka miliki dari awal dan pengkonversian kapital untuk menambah kapital ekonomi tidak

dibutuhkan.

Prabowo dan Gerindra menyadari bahwa mereka harus menambah kapital budaya dan

kapital sosial mereka karena pada dua jenis kapital inilah mereka yang kurang. Usaha

Gerindra untuk memperluas jaringan hingga ke desa dan keluruhan bertujuan untuk

menambah kapital budaya dan sosial. Penambahan kapital budaya terlaksana dengan semakin

bertambahnya anggota partai. Sedangkan untuk kapital sosial mereka dapatkan karena

dengan memperluas jaringan hingga ke tingkat yang rendah akan memperkenalkan Gerindra

sebagai partai ke warga pedesaan dan sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa

desa dan kelurahan di luar kota-kota besar sulit mendapatkan akses informasi mengenai dunia

luar. Dengan Gerindra yang mampu menjangkau daerah-daerah tersebut tentu akan membuat

kapital sosial mereka bertambah. Hal ini dapat berperan signifikan saat pemilu. Kemampuan

Gerindra untuk memperkenalkan diri sebagai partai akan membuat warga merasa dekat

dengan partai dan memilih Gerindra dalam pemilu.

Strategi berikutnya yang diterapkan Gerindra demi memajukan Prabowo sebagai

calon presiden dalam pemilu presiden 2014 mendatang adalah dengan cara mendukung salah

satu calon kepala daerah dalam pilkada provinsi. Tindakan ini tidak hanya menambah kapital

sosial dan budaya saja tetapi juga kapital simbolik bagi Gerindra. Kapital simbolik adalah

apresiasi, penghargaan, pengakuan, atau kehormatan yang diberikan kepada seseorang.

Kapital sosial sudah jelas akan bertambah dengan Gerindra mendukung salah seorang

calon dalam pilkada apalagi sebagian besar calon yang didukung memenangkan pilkada.

Contoh penambahan kapital sosial dalam strategi ini adalah ketika Gerindra berhasil

memenangkan pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf dari partai Aceh dalam pilkada

provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Calon yang diusung partai lokal ini akan mengenal

Gerindra dan bukan hanya itu Gerindra bukan hanya dikenal oleh partai lokal saja tetapi

masyarakat provinsi juga akan mengenal Gerindra. Masyarakat Aceh akan mengenal

Gerindra sebagai partai yang mengusung pasangan terpilih dalam pilkada provinsi.

Penambahan kapital sosial ini tentu akan membawa pengaruh baik dalam pemilu nasional

nanti.

Penambahan terjadi bukan hanya pada kapital sosial tetapi juga dapat menambah

kapital budaya. Hal ini akan menarik sejumlah orang dalam masyarakat lokal yang tertarik

Page 9: Hana uas dpp 1

9

untuk berkarir di politik nasional untuk bergabung dengan Gerindra. Bukan hanya orang

biasa, tetapi juga dapat menarik calon kepala daerah yang diusung Gerindra untuk

selanjutnya bergabung dengan Gerindra. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi Gerindra

karena berhasil mendapatkan orang-orang berpotensi dan berintelektual baik menjadi anggota

partai.

Kapital berikutnya yang akan dirasakan oleh Gerindra dan dapat meningkatkan

perolehan suara pada pemilu adalah kapital simbolik. Kapital simbolik didapatkan setelah

melihat kepala daerah yang diusung Gerindra menang dan mendapatkan pengakuan baik dari

masyarakat atas kinerja kepala daerah mereka. Contohnya, Ahok sebagai wakil gubernur DKI

Jakarta memiliki kinerja yang baik. Ia tidak segan untuk menegur bahkan memarahi pegawai

dinas kota Jakarta yang bekerja tidak benar. Ahok pun tegas dalam menindak oknum tidak

bertanggung jawab dalam programnya. Citra Ahok di masyarakat Jakarta tentu bagus. Ia

adalah pemimpin hebat yang mampu membawa perubahan bagi Jakarta. Citra ini tentu akan

berdampak kepada Gerindra sebagai partai dimana Ahok berasal. Masyarakat akan melihat

Gerindra sebagai Partai yang memiliki kader berkualitas dan bekerja untuk rakyat. Apalagi

kepala daerah yang juga memiliki citraan baik di masyarakat yang merupakan usungan

Gerindra bukan hanya Ahok tetapi ada Ridwan Kamil yang dikenal bekerja luar biasa untuk

membangun Bandung. Pengakuan dari masyarakat akan kader Gerindra tentu akan

mendatangkan suara bagi Gerindra di pemilu.

Gerindra mendukung pencalonan kepala daerah pada pilkada tingkat provinsi telah

tercatat kurang lebih tujuh provinsi. Dalam satu kali dukungan di satu daerah, Gerindra akan

menambah tiga kapitalnya sekaligus. Jelas strategi ini sungguh mendatangkan keuntungan

besar bagi Gerindra untuk sukse di pemilu legislatif 2014.

Strategi berikutnya adalah kemampuan Gerindra untuk mengelola informasi di media

massa tentang partai ini. Dalam hal ini yang sedang dikendalikan Gerindra adalah kapital

simbolik. Sudah banyak partai yang tidak mampu mengendalikan kapital simboliknya

akhirnya mendatangkan kerugian bagi partai. Dengan GMC, Gerindra berhasil mengelola

informasi yang keluar di media massa. Hal ini sekaligus menjaga citraan Gerindra di media

massa yang akan turut membentuk opini publik mengenai Gerindra. Hingga saat ini, tidak

ada pemberitaan buruk yang cukup memukul Gerindra. Oleh karena itu, citraan baik dan

masyarakat melihat Gerindra sebagai partai yang pantas untuk dipilih itu terbentuk di publik.

Melalui GMC, kapital simbolik pun dapat dikendalikan dan bahkan ditambah. Tidak

mengherankan jika Agung Suprio, pengamat politik Universitas Indonesia, mengatakan

Page 10: Hana uas dpp 1

10

bahwa keberhasilan Gerindra dalam mengelola informasi di media massa turut andil pada

keberhasilan di pemilu legislatif 2014.

Keberhasilan Gerindra dalam pemilu legislatif karena berhasil mengakumulasi dan

mengendalikan berbagai kapitalnya dengan baik telah memuluskan jalan Prabowo untuk

menjadi calon presiden. Namun perjuangan belum selesai, kini Prabowo berusaha untuk

menambah kapital yang dimilikinya untuk dapat lolos sebagai calon presiden. Oleh karena

suara yang didapatkan Gerindra pada pemilu legislatif kemarin tidak mencapai target yaitu

25%, Gerindra harus berkoalisi untuk dapat mencapai taget mencalonkan Prabowo sebagai

presiden.

Dalam melaksanakan misi mendapatkan partai yang bersedia mendukung Gerindra

untuk mencalonkan Prabowo sebagai Presiden, Prabowo sebagai ketua dewan pembina partai

Gerindra bergerak cepat mendekati sejumlah partai untuk mengajak berkoalisi. Di sini kita

dapat melihat bahwa untuk mendapatkan kawan, Prabowo menggunakan kapital sosial yang

telah dimilikinya. Ia berusaha mendekati partai-partai yang memperoleh suara yang cukup

tinggi dalam pemilu legislatif. Ia pun juga menggunakan habitus yang sesuai agar partai lain

ingin mendukungnya. Penggunaan habitus yang tepat oleh Prabowo dapat kita lihat dari hasil

yang ia dapatkan yaitu empat partai yang mendapat suara cukup tinggi dalam pemilu

legislatif mendukungnya karena pada pemilu 2009 menurut Nico Harjanto, pengamat dari

yayasan Populi Centre, dalam koran elektronik Tempo, mengatakan bahwa kegagalan

Prabowo untuk berkoalisi dengan partai lain yang bersedia mengusungnya sebagai calon

presiden karena komunikasi politiknya kurang baik karena cendrung bersifat intimidatif.

Dalam mendapatkan kawan koalisi, bukanlah hal yang mudah bagi Prabowo. Ia harus dapat

memanfaatkan kapital sosial yang dimilikinya sekaligus menerapkan habitus yang tepat untuk

mencapai tujuannya.

Tantangan terbesar datang dari partai Golkar. Golkar yang semula berniat untuk

mendukung pasangan Jokowi-JK menjadi mendukung Prabowo-Hatta setalah Prabowo

mendekati petinggi-petinggi Golkar. Dalam surat kabar elektronik Merdeka.com tanggal 25

Mei 2014, Akbar Tandjung mengirimkan surat kepada seluruh kader partai Golkar untuk

mendukung Prabowo. Dari berita ini kita dapat melihat bahwa untuk mendapatkan dukungan

yang utuh dari partai Golkar, Prabowo memaksimalkan penggunaan kapital sosial yang ia

miliki. Tidak hanya mendekati ketua partai Golkar, ARB, tetapi juga Akbar Tandjung yang

menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan Golkar demi mendapatkan dukungan penuh dari

partai tersebut. Alhasil, dengan berhasil mengakumulasi dan mengendalikan setiap kapitalnya

Gerindra berhasil dalam pemilu legislatif dan Prabowo berhasil menggunakan kapital tersebut

Page 11: Hana uas dpp 1

11

untuk mendapatkan koalisi sejumlah partai berpengaruh di negeri ini. Prabowo berhasil

berkoalisi dengan empat partai yang mendukungnya maju sebagai calon presiden pada

pemilu 2014.

Penutup

Keinginan Prabowo untuk menjadi presiden Indonesia mendapatkan dukungan besar

dari partainya. Demi dapat mencalonkan Prabowo sebagai presiden pada pemilu 2014,

Gerindra menyusun strategi untuk berhasil pada pemilu 2014. Gerindra berusaha untuk

menambah setiap kapital yang dimilikinya, mulai dari kapital ekonomi sampai kapital

simbolik. Pengkonversian kapital pun turut dilakukan demi mendapatkan kapital terpenting

dalam arena politik ini; kapital sosial. Mereka tidak hanya mampu mengakumulasi kapitalnya

dan mengonversi kapital untuk mendapatkan kapital terpenting, mereka juga mampu

mengendalikan kapital simbolik yang juga kapital terpenting kedua setelah kapital sosial.

Prabowo bersama partainya pun mampu memanfaatkan kapital yang dimilikinya demi

semakin memuluskan targetnya untuk menjadi calon presiden. Bukan hanya dari segi

kepandaian Gerindra dan Prabowo dalam mengatur kapitalnya, mereka juga menggunakan

habitus yang tepat demi mencapai targetnya. Keselarasan antara habitus dan kapital ini

menjadi kunci kesuksesan Prabowo dan Gerindra dalam arena politik ini. Demikianlah

praktik sosial yang dilakukan Prabowo dan Gerindra dilihat dalam perspektif praktik sosial

yang ditawarkan oleh Pierre Bourdieu.

DAFTAR PUSTAKA

Bourdieu, Pierre. (1986). The Forms of Capital. Dalam J. Richardson (Ed). Handbook of

Theory and Research for the Sociology of Education (hlm. 241-258). New York:

Greenwood Press.

Dwizatmiko. (2010). (Skripsi) Kuasa Simbolik Menurut Pierre Bourdieu: Telaah Filosofis.

Depok: Universitas Indonesia.

Mohammad Adib. (2012). Agen dan Struktur dalam Pandangan Pierre Bourdieu. BioKultur,

Vol I (2), 91-110. Diunduh pada 28 Mei 2014.

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01%20Artikel%20AGEN%20DAN%20STRUKTU

Page 12: Hana uas dpp 1

12

R%20DALAM%20PANDANGAN%20PIERE%20BOURDIEU%20Revisi%2020%2

0Okt%202012.pdf

Swartz, David. (1997). Culture and Power: The Sociology of Pierre Bourdieu. Chicago: The

University of Chicago Press.

Artikel Surat Kabar Elektronik

“Biography of Bourdieu”. Biographybase. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://www.biographybase.com/biography/Bourdieu_Pierre.html

“Demi Prabowo, Hasyim Siapkan Rp. 100 Triliun”. Tempo.co. Dipublikasi pada Kamis, 8

Maret 2012. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/08/078388933/Demi-Prabowo-Hasyim-

Siapkan-Rp-100-Triliun

“Dukung Prabowo, Akbar Tandjung Kirim Surat ke Semua Kader Partai Golkar”.

Merdeka.com. Dipublikasi pada Minggu, 25 Mei 2014. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://www.merdeka.com/politik/dukung-prabowo-akbar-tandjung-kirim-surat-ke-

semua-kader-golkar.html

“Ini Alasan PKS Dukung Prabowo”. Republika online. Dipublikasi pada Sabtu, 17 Mei 2014.

Diakses pada 30 Mei 2014. http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-

politic/14/05/17/n5q7yc-ini-alasan-pks-dukung-prabowo

“Ini Hasil Lengkap Rekapitulasi Perolehan Suara Pileg 2014.” Republika Online. Edisi Sabtu,

10 Mei 2014. Diakses pada 31 Mei 2014.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkap-

rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014

“Ini Strategi Gerindra Usung Prabowo Jadi Presiden”. Tempo.co. Dipublikasi pada Kamis, 18

Juli 2012. Diakses pada 31 Mei 2014.

Page 13: Hana uas dpp 1

13

http://www.tempo.co/read/news/2012/07/18/078417754/Ini-Strategi-Gerindra-Usung-

Prabowo-Jadi-Presiden

“Ini Syarat Menjadi Capres dan Cawapres”. Metrotvnews. Edisi 30 April 2014. Diakses pada

30 Mei 2014. http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/04/30/236917/ini-syarat-

menjadi-capres-dan-cawapres

“Media Centre Berhasil Dorong Elektabilitas Gerindra”. Republika online. Dipublikasi pada

Senin, 12 Mei 2014. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/05/12/n5gcnw-media-centre-

berhasil-dorong-elektabilitas-gerindra

“Pengamat: Prabowo Terancam Gagal Jadi Capres”. Tempo.co. Dipublikasi Jumat, 25 April

2014. Diakses pada 30 Mei 2014.

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/25/270573118/Pengamat-Prabowo-

Terancam-Gagal-Jadi-Capres

“PPP Tetap Dukung Prabowo”. Tempo.co. Dipublikasi pada Jumat, 16 Mei 2014. Diakses

pada 31 Mei 2014. http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/16/269578158/PPP-

Tetap-Dukung-Prabowo

“Profil Partai Gerindra”. Merdeka.com. Diakses pada 1 Juni 2014.

http://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-gerakan-indonesia-raya/