Upload
deniica-ii
View
132
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
II. FILUM PROTOZOA
KARAKTERISTIK PROTOZOA
a. Mikroskopis berukuran antara 3-100 mikron.
b. Penghuni tempat berair/basah.
c. Membentuk cyste/kristal pada saat lingkungan kering.
d. Uniseluler, beberapa ada yang berkoloni.
e. Bentuk tubuh tetap dan ada pula yang tidak tetap.
f. Pemakan zat organik, bakteri, mikroorganisme lain atau sisa organisme.
g. Komponen sel protozoa terdiri dari :
Nukleus
Nukleolus
Vakuola makanan dan vakuola kontraktil
mitokondria
h. memiliki dinding selaput plasma yang tipis.
i. Simetri radial/bilateral/tidak ada.
KLASIFIKASI PROTOZOA
a. Kelas Rhizopoda/Sarcodina
Bergerak dengan kaki semu/pseudopodia/penjuluran sitoplasma/gerakan
amoeboid.
Hidup di air tawar/laut/parasit pada organisme lain
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan membelah diri.
Bentuk tubuh berubah-ubah.
Dinding tubuh dilapisi selaput yang disebut plasmolemma.
Proses respirasi dan ekskresi dengan permukaan tubuh melalui
plasmolemma.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan air
(osmoregulator) atau proses eksresi.
Pencernaan makan secara internal melalui vakuola makanan.
Contoh represntatif : Amoeba proteus
Gambar 2.1. Struktur tubuh Amoeba proteus
Gambar 2.2. Reproduksi Amoeba proteus
b. Kelas Flagellata/Mastigophora
Bergerak dengan bulu cambuk/flagela.
Hidup di air tawar/laut/parasit pada organisme lain
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan membelah diri.
Bentuk tubuh relatif tetap tanpa rangka luar, tumpul di bagian depan dan
lancip di bagian belakang.
Dinding tubuh dilapisi selaput yang fleksibel disebut pellicle.
Memiliki kloroplas, pyrenoid (pusat pembentukan tepung), bintik mata
(stigma), mulut sel (cytostome) dan kerongkongan sel (cytopharynk).
Terdapat reservoir yaitu gelembung yang dibentuk dari cytopharynk yang
membesar.
Proses respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan air
(osmoregulator) atau proses eksresi.
Pencernaan makan secara internal melalui vakuola makanan.
Contoh represntatif : Euglena viridis
Gambar 2.3. Struktur tubuh Euglena viridis
c. Kelas Ciliata
Bergerak dengan bulu getar/silia.
Hidup di air tawar yang mengandung banyak bakteri atau zat organik.
Bentuk tubuh relatif tetap seperti sandal, tumpul di bagian depan dan lancip
di bagian belakang.
Dinding tubuh dilapisi selaput yang fleksibel disebut pellicle.
Proses respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan air
(osmoregulator) atau proses eksresi.
Pencernaan makan secara internal melalui vakuola makanan.
Contoh represntatif : Paramecium caudatum
Gambar 2.5. Struktur tubuh Paramecium caudatum
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan membelah diri secara
transversal diawali dengan pembelahan makronukleus kemudian diikuti
oleh sitoplasmanya.
Perkembangbiakan secara generatif dengan konjugasi, diawali dengan
pertemuan kedua individu di bagian mulut, makronukleus lenyap,
mikronukleus membelah secara meiosis menjadi empat, tiga mikronukleus
mengalami degradasi dan lenyap, dan yang satu membelah menjadi dua
mikronukleus yang haploid, kemudian terjadi pertukaran mikronukleus,
sehingga terjadi penyatuan dua mikronukleus haploid menjadi
mikronukleus diploid, kemudian tiap individu memisahkan diri.
Mikronukleus pada tiap individu membelah tiga kali berturut-turut menjadi
delapan, empat membentuk makronukleus, tiga lenyap dan satu membentuk
mikronukleus. Setiap individu dan mikronukleusnya akan melakukan
pembelahan dua kali berturut-turut, hingga menghasilkan empat individu
baru dengan makronukleus, mikronukleus dan perlengkapan lainnya.
Gambar 2.4. Reproduksi generatif Paramecium caudatum
d. Kelas Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak.
Hidup parasit pada organisme lain termasuk manusia.
Bentuk tubuh relatif tetap.
Dinding tubuh dilapisi selaput yang fleksibel disebut pellicle.
Tidak memiliki vakuola kontraktil.
Proses respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh.
Merupakan hewan saprofitik.
Contoh represntatif : Plasmodium malariae
Perkembangbiakan secara vegetatif secara berganda sehingga menghasilkan
individu baru yang lebih banyak di dalam tubuh manusia dan secara
generatif di dalam tubuh nyamuk.
Gambar 2.5. Struktur tubuh Plasmodium malariae
Gambar 2.6. Proses reproduksi vegetatif dan generatif Plasmodium malariae