28
HUKUM ISLAM

Hukum islam materi kelas x

Embed Size (px)

Citation preview

HUKUM ISLAM

NAMA KELOMPOK :

BERLIANA AYU PUSPITASARI (05)

DWI ALIFAH NURCAHYANI (08)

KUKUH SETYA NINGSIH (20)

YUSHILA SALMA DINI (37)

A. AL-QUR’AN

Menurut bahasa ( lughot ) Al-Qur’an berarti bacaan. Sedang menurut istilah / Definisi dari Al-Qur’an adalah kumpulan firman Allah swt yang diturunkankepada Nabi Muhammad saw yang tertulis dalambentuk mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, merupakan mu’jizat dan barang siapa membacanyatermasuk ibadah.

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang dapatdihafal dan kemurniannya terjaga, yaitu terdiri dari 30 juz / 114 surat / 6236 ayat / 74.437 kata. Allah menjaminkemurnian ini dengan firman-Nya :

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.QS Al-Hijr / 15 : 9.

Al-Qur’an berisi petunjuk dan informasi. Kebenarannya bersifatmutlak, tidak ada keraguan di dalamnya apalagi kesalahan.

Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam yang utama dan pertama. Kedudukannya tidak dapat digeser oleh hukum apapun. Dan tidakada sumber hukum lain yang ada di atasnya. Firman Allah swt.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu denganmembawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusiadengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlahkamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena(membela) orang-orang yang khianat” QS An–Nisa’/4: 105.

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjukkepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabargembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakanamal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,”Qs. Al-Isro’/ 17 : 9.

Al-Qur’an adalah kekuatan ruhaniyah yang paling hebat. Obat dari segalapenyakit ruhani manusia. Cahaya petunjuk bagi mereka yang kegelapan. Pembeda mana yang hak dan mana yang bathil. Rohmat bagi pencarikebenaran. Menjadi pedoman hidup bagi yang meyakininya. Kandungannya yang lengkap dan sempurna. Keindahan bahasanya yang tak tertandingi. Membawa berita-berita ghaib. Isyarat-isyarat ilmiyahpembuka kemajuan zaman.

Al-Qur’an dibukukan pada zaman Kholifah Utsman bin Affan olehkepanitiaan yang dipimpin Zaid bin Tsabit, buku itu disebut dengan Al-Mushhaf.

Tulisan Al-Qur’an awalnya tanpa titik huruf dan tanpa harokat. Pada masapemerintahan Muawiyah atas inisiatif Abul Aswad Ad-Duali, membubuhkan titik-titik sebagai harokat.

Kemudian pada masa Kholifah Abdul Malik bin Marwan, Nashir bin Ashimdan Yahya bin Ya’mar menambahkan titik huruf.

Karena yang demikian itu terlalu banyak titik, kemudian Al-Kholilmengubah titik harokat dengan tanda sebagaimana yang ada sekarang.

Untuk mengetahui makna ayat-ayat Al-Qur’an perlupenguasaan :

1. Bahasa Arab ( Lughot, Nahwu, sho-rof, balaghoh )

2. Hafal ayat-ayat lain yang terkait

3. Asbabun Nuzul (sebab-sebab turun-nya ayat )

4. Hadits yang terkait.

5. Nasakh mansukh

6. Bagaimana ulama memahaminya ( tafsir )

B. AL HADIST

Menurut bahasa ( lughot ) Al-Hadits berarti berita ataubaru, sedang menurut istilah Al-Hadits adalah segalasesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad saw baikberupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Al-Hadits disebut juga As-Sunnah yang artinya kebiasaanNabi saw.

Al-Hadits dalah sumber hukum Islam yang kedua. Kebenarannya mutlak, sebab perbuatan maupunperkataan Nabi atas petunjuk Allah. Maka dari itupetunjuknya wajib diikuti, perintahnya wajib dilaksa-nakan, dan larangannya wajib dihindari. Firman Allah :

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalahuntuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orangmiskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu janganberedar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnyabagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” QS.Al-Hasyr/59:7

Sabda Nabi saw :

ة رسـوله ن تضلوا أبدا كتاب هللا وســن تركت فيكم أمرين ما إن تمسـكتم بهما ل

رواه الملك والحاكم#

“ Telah aku tinggalkan bagi kamu dua perkara yang jika kamu berpedoman pada keduanya niscayakamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitukitab Allah ( Al-Qur’an ) dan sunnah rosul-Nya ( Al-Hadits )”. HR. Al-Malik dan Al-Hakim.

Tiga Unsur Hadits :1. Matan adalah teks ( perkataan) yang disampaikan.

Contoh, “ Orang Islam adalah orang yang tidakmengganggu orang Islam lainnya dengan lidahnya dantangannya”.2. Perowi / Rowi : orang yang meriwayatkan hadits.

Contoh : ( HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi ).3. Sanad : orang yang menjadi perantara dari NabiMuhammad saw ke perowi.

Contoh, Sanad Bukhori, yaitu Bukhori dari Adam, dari Syu’bah, dari Abdullah bin Abu Safar dari As Sya’bi, dari Abdullah bin Amir, dari Nabi Muhammad saw

Macam-macam Hadits :I. Ditinjau dari sumbernya

1. Hadits Qudsi : adalah firman Allah yang disampaikan kepada NabiMuhammad saw.kemudian beliau menerangkan dengan redaksi ( susunankata )nya sendiri.2.Hadits Nabawi : adalah hadits , baik makna maupun lafalnya berasaldari Nabi Muhammad saw.

II. Ditinjau dari banyaknya sanad1.Hadits Mutawatir : hadits yang diriwayatkan oleh segolongan besaryang tidak terhitung jumlahnya.2.Hadits Masyhur : hadits yang terdiri lapisan yang pertama, ataulapisan yang kedua dari orang perorang atau beberapa orang saja, sesudahitu barulah tersebar luas.3.Hadits Ahad : hadits yang diriwayatkan oleh orang seorang atau duaorang atau lebih tetapi tidak cukup terdapat padanya sebab-sebab yang menjadikannya syarat masyhur.

III. Ditinjau dari kwalitas sanad :1. Hadits Shahih : hadits yang bersambung-sambung sanadnya diriwayatkan oleh

orang-orang yang adil dan kokoh ingatannya.2. Hadits Hasan : hadits yang bersambung-sambung sanadnya diriwayatkan oleh

orang-orang yang tidak mempuyai derajat kepercayaan yang sempurna.3. Hadits dlo’if : hadits yang tidak didapati syarat shohih dan tidak pula didapati

padanya syarat hasan. Artinya : perowi-perowinya bukan orang yang dipandang adil, terkenal pernah berdusta, atau tidak terang keadaannya. Dan tidak pula banyak jalanriwayat, atau terdapat padanya catatan dan keganjilan.

IV. Ditinjau dari empunya hadits / sandarannya :1. Hadits Marfu’ : Hadits yang disandarkan kepada Nabi

Umpamanya : Berkata Nabi . . . . .2. Hadits Maukuf : Hadits yang disandarkan kepada shahabat.

Umpamanya : Berkata Umar . . . . .3. Hadits Maqthu’ : Hadits yang disandarkan kepada tabi’in.

Umpamanya : Berkata Sa’ied ibnu Musaiyab . . . .V. Ditinjau dari diterima atau ditolaknya hadits :

1. Hadits Maqbul : Hadits yang diterima2. Hadits Mardud : Hadits yang ditolak(Hadits Dlo’if=lemah dan Hadits Maudlu’=

Hadits palsu / perkataan yang dihadits oleh pendusta )

10 Kitab Hadist

1. Shohih Bukhori ( 9082 hadits ) karya Imam Bukhori( 194-256 H / 810-870 M )2. Shohih Muslim ( 7275 hadits ) karya Imam Muslim ( 202-261 H / 817-875 M )3. Sunan An-Nasai karya Imam An-Nasai ( 215-303 H / 830-915 M )4. Sunan Abi Daud ( 4800 hadits) karya Imam Abu Dawud( 202-275 H/ 817-889 M )5. Sunan At-Tirmidzi ( karya Imam At-Tirmidzi( 209-279 H / 824-892 M )6. Sunan Ibnu Majah karya Imam Ibnu Majah ( 209-273 H / 824-887 M )7. Sunan Ad-Darimy karya Imam Ad-Darimy8. Al-Muntaqa karya Ibnu’l Jarud ( wafat 307 H / 920 M )9. Musnad Ahmad ( 40.000 hadits ) karya Imam Ahmad bin Hambal10. Al Muwaththa’ ( 1726 hadits ) karya Imam Malik ( 95-179 H )

Keterangan :- Kitab Shohih : Kitab yang penyusunannya tiada memasukkan kedalamnya, selain dari

hadits-hadits yang shohih saja.- Kitab Sunan : Kitab yang penyusunannya tidak dimasukkan ke dalamnya hadits-hadits

munkar dan yang sepertinya. Adapun hadits dlo’if yang tidak sangat lemah terdapat jugadi dalamnya dan kebanyakan diterangkan kedlo’ifannya oleh pengarangnya.

- Kitab Musnad : Kitab yang penyusunnya memasukkan segala macam hadits yang diterima

Ilmu yang mempelajari Hadits garis besarnyaada dua :

1. Ilmu Hadits Riwayah : ilmu yang membahaspersambungan hadits kepada Shohibur Risalah, Junjungan kita Muham-mad saw, dari jurusan kelakuanpara perowinya, kekuatan hafalan dan keadilan merekadan dari jurusan keadaan sanad, putus danbersambungnya dan yang sepertinya.

2. Ilmu Hadits Diroyah : ilmu yang membahasmakna-makna yang difahamkan dari lafat-lafat haditsdan yang dikehendaki dari sesuatu lafat dan kalimat, dengan bersandar kepada aturan-aturan ( qaedah-qaedah ) bahasa Arab dan qaedah-qaedah Agama dansesuai dengan keadaan Nabi saw.

Ilmu Hadits secara terperinci sebagai berikut :1. Ilmu Rijalil Hadits : Ilmu yang membahas para perowi hadits tentang

riwayat hidup,madzhab yang dipegang dan keadaan mereka. Kitab Usdul Ghobah karya Izzuddin bin Atsir

2. Ilmu Jahri wat Ta’dil : ilmu yang membahas keadilan para perowi. Memberi cata-tan keadaannya yang tidak baik, agar orang tidakterpedaya dengan riwayat-riwayatnya.Kitab Thobaqot karya Muhammad ibn Sa’ad Az-Zuhry(230H)

3. Ilmu Fannil Mubhamat : ilmu yang dengannya diketahui na-ma orang-orang yang tidak disebut namanya di dalam matan, atau sanad. Kitab Al Isyarat ila bayani Asmail Mubhamat karya An Nawawy

4. Ilmu ‘Ilalil Hadits : ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi,yang dapat mencacatkan hadits. Kitab Ilalil Hadaits karyaIbnul Madiny (234H), Imam Muslim (261H),Ibni Abi Hatim (327H), Ad-Daroquthny (375H).

5. Ilmu Ghoribil Hadits : ilmu yang menerangkan makna kata yang sukar ( tidak terpakai umum ) dalam matan hadits.Kitab An –Nihayah karya Ibnu Atsier (606H)

6. Ilmu Nasikh wal Mansukh : ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukh (dibatalkan), dan yang menasikh (membatalkan)-kannya.Kitab Al-I‘tibar karya Muhammad ibn Musa Al Hazimy (584H)

7. Ilmu Talfiqil Hadits / Ilmu Mukhtaliful Hadits : ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan hadits-hadits yang berlawanan lahirnya. Kitab At-Tahqiq karya Ust Ahmad Muhammad Syakir

8. Ilmu Tashif wat Tahrif : ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dirubah titik dan bentuknya.Kitab Tashif wat Tahrif karya Abu Ahmad Al-‘Askary (283H)

9. Ilmu Asbabi Wurudil Hadits : ilmu yang menerangkan sebab-sebabNabi menuturkan sabdanya dan waktu-waktunya Nabi menuturkan itu.Kitab Al Bayan wat Ta’rief (dicetak th.1329H) karya Ibnu Hamzah Al Husainy (1120H)

10. Ilmu Mushtholah Ahli Hadits : ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah) yang dipakai oleh ahli-ahli hadits.Kitab Taujihun Nadhar fi Ushulil Atsar karya Asy Syaikh Thahir Al Jairy danQowaidul Tahdits karya Allamah Jamaluddin Al Qosamy

Fungsi dari Al-Hadits diantaranya :

1. Memperkuat hukum-hukum yang telahditetapkan oleh Al-Qur’an.

2. Memberikan rincian dan penjelasan terhadapayat-ayat Al-Qur’an.

3. Menetapkan hukum/aturan yang tidak adadalam Al-Qur’an.

4. Sumber ilmu pengetahuan

C. IJTIHAD

Ijtihad menurut bahasa artinya berusaha keras atau bersungguh-sungguh. Menurutistilah, ijtihad artinya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkanmasalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Haditsdengan menggunakan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepadacara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan.

Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hal ini didasarkan padadialog antara Nabi Muhammad saw dengan shahabat Mu’adz bin Jabal ketika diadiutus ke negeri Yaman dengan dialog :

Nabi saw :“Bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau diha-dapkan kepada suatu persoalan?”

Mu’adz ra. :“Saya akan menetapkan hukum dengan Kitabullah (Al-Qur’an)”.

Nabi saw :“Jika tidak kamu temukan dalam Kitabullah ?”.Mu’adz ra :”Saya akan tetapkan dengan Sunnah Rosulullah”.Nabi saw :”Kalau tidak ditemukan ketetapannya dalam Sunnah

Rasulullah dan Kitabullah ?”Mu’adz ra :”Saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri”.

Kemudian Nabi saw. menepuk-nepuk bahu Mu’adz bin Jabal tanda setuju.

Bentuk-bentuk ijtihad diantaranya :1. Ijma’ اإلجماع ) ( artinya sepakat /sependapat, yaitukesepakatan ulama tentang hukum suatu masalah, yang tidakada nashnya.

Contoh : membukukan Al-Qur’an2. Qiyas ( )القياس artinya mengukur / membatasi, yaitumenghubungkan suatu perkara dengan perkara yang lain tentang hukumnya, karena perkara itu ada kesamaan padasebab, yang menyebabkan kesamaan pada hukum.

Contoh : towak dengan khomer yang dihukumi haram, karena sama-sama memabukkan.

3. Istid-lal (اإلستدالل ) yaitu menetapkan hukumberdasarkan hukum agama sebelum Islam yang bisa diakui / dibenarkan oleh Islam.

4. Al-Mashlahatul Mursalah artinya kebaikan yang terlepas, yaitu menetapkan suatu perkara yang tidak terdapat dalam nash, karena perkara tersebut mengandung kemaslahatan ( manfaat ) bagi manusia. 5. Istihsan / Istishlah, artinya menganggap baik suatu hal, yaitu meninggalkan dalil atas dasar pengecualian dan memberikanrukhshoh karena ada sesuatu yang menentangnya.Atau berpindahdari sesuatu hukum yang sudah diberikan kepada yang seban-dingnya, kepada hukum yang berlawanan dengannya, lantaran adasesuatu sebab yang dipandang lebih kuat.6. Istishhab yaitu mengekalkan apa yang telah ada ataskeadaannya, karena tidak ada yang hukum mengubahnya.7. Urf adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukan olehmasyarakat, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, selama tidak bertentang dengan hukum syara’.

D. Ketetapan Hukum Dalam AmalPerbuatan

Semua amal perbuatan orang yang telah mukallaf mempunyai ketetapan hukumyang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Ketetapan hukum ini ada dua macamyaitu hukum taklifi dan hukum wadl’i

1. Hukum Taklifi, yaitu ketetapan hukum yang bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadits dan hasil ijtihad, yang membebani setiap orang Islam, yang telah baligh danberakal sehat.

Hukum taklifi ada lima :

a. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan. Bilamengerjakan mendapat pahala, dan yang meninggalkan berdosa.

b. Sunnah, yaitu perintah (suruhan), bila dikerjakan mendapat pa-hala, danbila tidak mengerjakan tidak berdosa.

c. Mubah / Mandub, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan.

d. Makruh, yaitu larangan yang yang tidak keras, kalau dilanggar tidakberdosa, kalu ditinggalkan mendapat pahala.

e. Haram, yaitu larangan keras, yang kalau dilanggar mendapat dosa, dankalau ditinggalkan mendapat pahala.

2. Hukum wadl’i, yaitu keadaan dari suatu amal perbuatan, yang menyebabkan jatuhnya hukum taklifi.Hukum Wadl’i ada lima :

a. Sebab, yang menjadikan timbulnya suatu hukumperbuatan.

b. Syarat, adalah sesuatu yang harus terpenuhi sebelummelaksanakan suatu perbuatan,

c. Mani’ ( terhalang ), yang menjadi berubahnya suatuhokum taklifi

d. Azimah ( asal / pokok ) yaitu hokum dalam keadaannormal dan Rukhsoh ( keringanan )yaitu hukumdalam sempitnya keadaan

e. Sah yaitu hukum dalam menjalankan perintah setelah memenuhi syarat dan rukunnya dan Batalyaitu hukum

Dalam menghukumi suatu perkara sebaiknya:

1. Terlebih dahulu bertanya kepada orang yang

lebih mengerti, sebagaimana Firman Allah :

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kamiberi wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyaipengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” Q.S. An-Nahl:43

2. Timbulnya aliran-aliran dalam beragama tidak lain, karena mengesampingkan ayat tersebut, disampingmemperturutkan hawa nafsu.3. Untuk itu hati-hatilah dalam beragama.4. Bukan berarti jika ada hadits yang palsu, lantassemua hadits ditolak.5. Bukan berarti jika ada pendapat ulama’ ada yang salah, lantas semua pendapat ulama’ ditolak6. Bukan berarti jika ada orang Islam maling, lantassemua orang Islam dicap maling.7. Jangan bikin kesimpulan yang tidak benar, selidikidulu baru bicara, ! Iya Enggak8. Jangan kibarkan bendera disamping benderaRasulullah saw “Ahlus Sunnah wal Jamaah” 9. Jangan bikin / mengikuti aliran baru.