8

Click here to load reader

Hukum talak dan kewajiban suami pasca talaq

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

HUKUM TALAQ DAN KEWAJIBAN SUAMI PASCA TALAQ (III)

Kajian Surat Al-Baqarah/2: 236-237

Oleh: Alfian Ramli

A. Teks Ayat

B. Tarjemahan Al-Ayat

Surat Al-Baqarah/2: 236

“Tidak ada kewajiban atas kamu (membayar mahar) jika kamu menceraikan

wanita- wanita selama belum menyentuh mereka atau mewajibkan (atas

darimu) untuk mereka satu kewajiban (membayar mahar). Dan hendaklah

kamu berikan satu pemberian kepada mereka. Orang yang luas (rezekinya)

menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya

(pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan hak

(ketentuan) atas Al-Muhsinin (orang-orang yang berbuat kebajikan)1.”

Surat Al-Baqarah/2: 237

“Jika kamu menceraikan istri-istri kamu senelum menyentu mereka,

sedangkan kamu telah menetapkan kewajiban (atas diri kamu yakni mahar)

buat mereka, maka (berikanlah) seperdua dari apa yang telah kamu wajibkan

itu, kecuali jika istri-istri kamu memafkan (membebaskan) atau dimaafkan

1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Tangerang: Lentera hati,2005), Juz 1, h. 512.

1

Page 2: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

(dibebaskan atau ditambah) oleh orang yang memegang akat nikah (wali atau

suami), dan pemaafan kamu lebih dekat kepada taqwa. Dan jangan kamu

melupaka jasa ( hubungan baik) diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Melihat segala apa yang kamu kerjakan.2”

C. Makna Ijmali

Pernikahan dalam Islam merupakan sesuatu syari’at yang telah ditetapkan

oleh Allah dan Rasul-Nya. Adapun tujuan pernikahan yang disyariatkan oleh

agama ialah :

a. Supaya umat hidup dalam suatu masyarakat yang teratur menuju

kemakmuran dan keamanan lahir batin, jasmani dan rohani.

b. Supaya kehidupan rumah tangga teratur dan tertib menuju keturunan

anak-anak yang shaleh.

c. Supaya terjalin ukhwah Islamiyah yang mendalam yang diridhai oleh

Allah.3

Kalau kita melihat tujuan pernikahan ini, maka tentulah perceraian itu hal

yang tidak disukai dalam Islam, karena dapat membawa kesengsaraan dan

malapetaka bukan saja buat istri, tetapi jiga kepada anak-anak dan keturunan.

Maka dalam Islam perceraiaan itu diperbolehkan, tetapi bukan dianjurkan,

guna untuk keluar dari kesulitan pergaulan dalam rumah tangga.

Nabi Muhammad Saw. Bersabda:4

Artinya:

2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,……h’ 5153 K.H. Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama,(Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru,2008), Juz 1, h. 268-296.4 Ibid,

2

Page 3: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

“Sesuatu yang halal yang dibenci oleh Allah ialah cerai”. (H.Riwayat

Abu Daud dab Ibnu Majah – Sunan Ibnu Majah I, hal. 622)

Hadist ini menerangkan bahwa perceraian itu memang boleh tetapi Allah

membencinya. Oleh karena itu, jangan dibiasakan memakainya tetapi pakailah

ketika sangat diperlukan.

D. Pengertian Istilah

Talaq secara istilah syara’ ialah menguraikan tambatan5, maksudnya

memutuskan tali hubungan pernikahan antara suami dan istri dengan tatacara

tertentu. Adapun talaq itu terbagi atas 2 yaitu6 ;

a. Talaq yang boleh rujuk (Raji’)

Yaitu talaq yang boleh ruju’ ketika istri masih dalam masa ‘iddah tanpa

aqad nikah, tetapi hanya mengucap “saya kembalikan engkau kepada ”.

b. Talaq putus (Bain)

Yaitu talaq yang tak boleh dirujuk, dan talaq ini pula terbagi 2 yaitu;

1. Talaq Bain Sugra (talaq putus kecil)

Yaitu talaq yang tidak boleh lagi dirujuk yang telah habis masa

‘idahnya, tetapi kalau mau rujuk harus aqad nikah dengan mahar yang

baru. Yaitu talaq satu dan talaq dua.

2. Talaq Bain Kubra (talaq putus besar)

Yaitu talaq yang tak boleh rujuk lagi, yaitu talaq tiga yang dilakukan

tiga kali atau tiga sekaligus. Tetapi talaq tiga ini diperbolehkan nikah

5 Muhammad Nur Bin Muhammad Ismail Fathani, Kifayatul Muhtadi ,(Surabaya: UD. Al-Haramain Jaya,)h.272.

6 K.H. Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama,………h.273

3

Page 4: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

kembali, sesudah wanita itu bersuami lain serta terjadi hubungan

biologis7 dan sudah diceraikan pula dan sudah habis masa ‘iddahnya.

Dan masa ‘iddah itu tiga kali suci bagi perempuan yang tidak hamil,

sedangkan perempuan hamil sampai ia melahirkan anaknya.

Adapun kewajiban suami pasca talaq yaitu;

a. Memberikan nafkah kepada istri yang sedang hamil supaya terjaga akan

janinnya8.

b. Memberi nafkah kepada anak yang ditinggal pada istrinya.

c. Memberikan kepada istri tempat tinggal sesuai dengan kemampuan9, tapi

bukan kepada istri yang durhaka.

E. Tafsir Al-Ayat

Tafsir Surat Al-Baqarah/2: 236-237

Penakwilan Firman Allah Ta’ala :

“Tidak ada kewajiban atas kamu (membayar mahar) jika kamu menceraikan

wanita- wanita selama belum menyentuh mereka”

Telah berkata oleh Abu Ja’far10 : adalah wanita-wanita yang ditalaq

sebelum digauli dalam pernikahan yang maharnya telah ditentukan. Kami

7 Ahmad Sudirman Abbas,Mu’jizat Doa dan Air Mata Ibu,(Jakarta: Quantum Media, 2009)h.348 Ibid…h.359 Muhammad Nur Bin Muhammad Ismail Fathani, Kifayatul Muhtadi,………h.28810 Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabiri, Tafsir Ath-Thabari,(Jakarta : Pustaka Azzam,2008).h.114

4

Page 5: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

katakan demikian (Abu Ja’far ) karena setiap wanita yang dinikahi memiliki satu

dari dua kemungkinan; maharnya telah ditentukan atau belum. Apabila tidak

sebutkan pada saat aqad maharnya maka terbenarlah 2 pembahagian; diwajibkan

baginya sendiri atau ditentukan oleh hakim yang merujuk kepada mahar kakak

atau ibunya11. Seperti isi kandungan ayat diatas “Tidak ada kewajiban atas kamu

(membayar mahar) jika kamu menceraikan wanita- wanita selama belum

menyentuh mereka” mahar itulah yang disebutkan (ditentukan). Jika demikian,

maka jelas penakwilan yang benar ayat diatas adalah tidak ada halangan bagi

kamu untuk membayar mahar kepada istri-istri kamu sebelum kamu

menggaulinya.

Ada juga pendapat ulama berkata makna kata adalah tidak ada

kewajiban menyerahkan mahar seluruhnya, akan tetapi hanya wajib menyerahkan

setengah maharnya (apabila ditentukan oleh hakim) jika terjadi pada Talaq Bain

Kubra yang belum disetubuhi. Dan mut’ah ditentukan pada Talaq Bain Sugra12,

guna untuk mengobati hatinya yang sakit13.

Telah berkata pula Abu Ja’far bahwa artinya

Berikanlah kepada istri-istri itu sesuatu yang membuat mereka senang, dari harga

benda kamu sesuai dengan kadar kekayaan dan sosialmu. Terdapat perbedaan

pandangan berapakah standar mut’ah. Ibnu Basysyar berkata pemberian bagi

wanita yang ditalaq itu serupa dengan pembantu yaitu berupa uang dan pakaian14.

Dan Ahmad bin Ishak berkata standar perempuan yang ditalaq itu kerudung,

pakaian,rumah, jilbab dan selimutnya15. Dan hukum memberikan mut’ah itu

wajib16.

11 Muhammad syatha Ad-Damyathi, Kitab I’anatut Thalibin,( Surabaya: UD. Al-Haramain Jaya,2007).Juz 3.h.34512 Muhammad syatha Ad-Damyathi, Kitab I’anatut Thalibin…….Juz 3.h.34613 Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir,(Bogor : Pustaka Ibnu Katsir,2008).juz 2. h.78514 Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabiri, Tafsir Ath-Thabari,……h.116 15 Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabiri, Tafsir Ath-Thabari,……h.11716 Muhammad Nur Bin Muhammad Ismail Fathani, Kifayatul Muhtadi,………h.288

5

Page 6: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

Adapun kesimpulan dari tafsir Surat Al-Baqarah/2:236 ialah seorang

suami yang menceraikan istrinya yang belum disentuh/disetubuhi maka ia (suami)

wajib membayar setengah maharnya (mahar misil apabila mahar tersebut

ditentukan oleh Hakim17) pada Talaq Bain Kubra yang belum disetubuhi . dan

adapun mut’ah ditentukan pada Talaq Bain Sugra sesuai dengan kemampuaannya.

Surat Al-Baqarah/2:237 mentaksiskan Surat Al-Baqarah/2:236 tentang

pembayaran setengah mahar, karena pada ayat 237 menyatakan tentang

pembayaran setengah mahar (mahar musamma18). Dan apabila istri telah

memaafkan apa yang menjadi mantan suaminya maka terbebaslah suami pada

kewajibannya19.

F. Kesimpulan

a. Pernikahan sesuatu hal yang disyariatkan dalam Islam.

b. Tujuan nikah untuk mendapatkan ketenangan jasmani dan rohani.

c. Talaq merupakan hal yang dibolehkan dalam Islam tapi tidak dianjurkan.

d. Talaq terbagi 2 yaitu; talaq raji’ dan talaq bain. Talaq bain pula terbagi 2

yaitu; talaq bain sugra dan talaq bain kubra.

e. Seorang suami yang menalaq istri yang belun disetubuhi, maka diwajibkan

padanya membayar setengah dari mahar.

f. Suami wajib memberikan nafka ketika ‘Iddahnya.

g. Suami wajib memberikan nafkah kepada anak.

h. Perceraian akan membawa dampak buruk terhadap pendidikan anak,

diantaranya:

17 Mahar misil yaitu mahar yang belum ditentukan kewajibannya, dan berperdoman pada mahar nikah kakak,adik, atau ibunya.18 Mahar musamma yaitu mahar yang difardhukan oleh suami dalam aqad.19 Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir,……786

6

Page 7: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

Kurangnya perhatikan perhatian orang tua terhadap pendidikan

anak.

Anak akan merasa kurang perhatian dari orang tuanya (broken

home), sehingga akan menimbulkan efek tidak baik terhadap

kejiwaan si anak.

Tidak adanya pengontrol terhadap pendidikan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabiri, Tafsir Ath-Thabari. Jakarta:

Pustaka Azzam,2008.

Ahmad Sudirman Abbas,Mu’jizat Doa dan Air Mata Ibu.Jakarta: Quantum

Media, 2009.

K.H. Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama. Juz 1. Jakarta: Pustaka Tarbiyah

Baru,2008.

7

Page 8: Hukum  talak dan kewajiban suami pasca talaq

Muhammad Nur Bin Muhammad Ismail Fathani, Kifayatul Muhtadi. Surabaya:

UD. Al-Haramain Jaya.

Muhammad syatha Ad-Damyathi, Kitab I’anatut Thalibin. Juz 3. Surabaya: UD.

Al-Haramain Jaya,2007.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah. Juz 1. Tangerang: Lentera hati,2005.

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Juz 2.

Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,2008

8