13
ODONTOLOGY FORENSIK Amirul hadi

Identifikasi forensik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Identifikasi forensik

ODONTOLOGY FORENSIK

Amirul hadi

Page 2: Identifikasi forensik

Bidang ilmu forensik yang melibatkan kedokteran gigi dikenal sebagai odontologi forensik

Odontologi forensik melibatkan tiga bidang keahlian: identifikasi jenazah manusia; analisis interpretasi, perbandingan bekas gigitan; dan cedera pribadi juga malpraktik.

Hal ini diperlukan bila intifikasi visual sudah tidak memungkinkan.

Page 3: Identifikasi forensik

Gigi dewasa memiliki 160 permukaan, dan faktor dalam perawatan gigi, pembentukan akar, pola tulang, posisi gigi, dan sebagainya, sangat mudah untuk melihat mengapa bukti gigi ini mampu menghasilkan identifikasi positif. Selain itu, identifikasi gigi biasanya lebih cepat dan kurang mahal dari penelitian DNA.

Page 4: Identifikasi forensik

Hal apa yang dilakukan dalam identifikasi.

Postmortem dental recordsSebagai bagian dari protokol

postmortem, dokter gigi forensik akan melakukan

Memotret gigi melakukan pemeriksaan gigi grafik gigi (dentogram) foto radiograf gigi dan rahang.

(Radiografi gigi adalah cara yang paling akurat membuat identifikasi gigi)

Page 5: Identifikasi forensik

Cara identifikasi postmortem

Di Amerika Serikat tersedia dari Informasi Kejahatan Nasional Pusat (NCIC: National Crime Information Center), NCIC merilis suatu program yg dikenal dengan WinID.

Hal yang harus dilakukan

• Pastikan itu adalah tubuh yang benar• struktur gigi Fotografi, terutama atas dan gigi anterior bawah. • Sikat dan bersihkan gigi sebelum mengambil foto-foto. • Sikat dan bersihkan gigi sebelum melakukan grafik gigi. • Mencatat dan grafik tidak hanya restorasi tapi jenis, warna, dan bahan restorasi dan setiap prostesis serta posisi gigi yang tidak biasa dan patologi. • X-ray rahang dan gigi dengan menggunakan double-dikemas x-ray Film. • Ambil rontgen mulut penuh periapikal. • Lengkapi formulir NCIC.

Page 6: Identifikasi forensik

Hal yang jangan dilakukan

Page 7: Identifikasi forensik

Antemortem dental recordsAntemortem catatan gigi bisa sulit untuk

menemukan. Untungnya,peristiwa fatal biasanya menyediakan peneliti dengan identifikasi mendalam dari korban. Hal ini memungkinkan akuisisi grafik gigi dan x-ray dari dokter gigi korban. Dan foto-foto korban tersenyum.

Page 8: Identifikasi forensik

Cara identifikasi Antemortem

Harus dilakukan

• Periksa NCIC bagi orang yang tidak diketahui pertandingan. • Mendapatkan x-ray asli dan grafik gigi asli. • Pastikan nama orang akurat pada x-ray dan chart. • Pastikan bahwa sinar-x, model, dll, tanggal. • Hubungi dokter gigi korban langsung untuk interpretasi singkatan. • album keluarga, buku tahunan sekolah, teman, media, dll, untuk foto menemukan foto tersenyum. • Pastikan korban dugaan diidentifikasi dalam kelompok foto. • Pastikan nama orang dan tanggal foto didokumentasikan.

Page 9: Identifikasi forensik

Tidak boleh dilakukan.

• Gunakan salinan sinar-x kecuali orientasi film diketahui.

• Menebak arti singkatan dari catatan gigi. • Menggunakan catatan gigi tanpa nama pasien

dan tanggal. • lupa memanfaatkan model gigi. • Menggunakan foto tersenyum tanpa diketahui

tanggal foto dan nama orang dalam foto. • Lupa bahwa perubahan gigi dari waktu ke

waktu dan dapat diubah oleh perawatan gigi.

Page 10: Identifikasi forensik

Contoh identifikasi

Postmortem Antemortem

Page 11: Identifikasi forensik

Postmortem Antemortem

Page 12: Identifikasi forensik

- Dengan adanya indentifikasi odontologi dapat membantu indentifikasi terhadap korban yang tidak dapat diidentifikasi secara visual

- Indentifikasi odontologi lebih murah dibandingakan indentifikasi DNA

- Gambaran gigi postmortem dan ante mortem dapat menjadi pembanding apakah berasal dari individu yang sama.

- Dalam mengambil data pemeriksan gigi, foto dan rrekaman radiologis harus memeiliki data yg akurat, baik tanggal, dokter permriksa dan siapa orang yg terkait

- Semua hasil analisa odontologis akan tidak signifikan hasilnya bila adanya perlakuan khusus pada antermortem.

Page 13: Identifikasi forensik

TERIMAKASIH