46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pabrik pengolahan minyak kelapa sawit adanya perkembangan bisnis dan investasi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari crude palm oil (CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar 7 ton/hektar lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton/hektar. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit karena memiliki potensi cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja, dan kesesuaian agroklimat. 1

Indsutri kelapa sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Indsutri kelapa sawit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pabrik pengolahan minyak kelapa sawit adanya perkembangan

bisnis dan investasi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati dan

penyediaan biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati

yang bersumber dari crude palm oil (CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Hal

ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak

sekitar 7 ton/hektar lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3

ton/hektar. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam

pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit karena memiliki potensi

cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja, dan kesesuaian

agroklimat.

1

Page 2: Indsutri kelapa sawit

Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen

pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan

lagi bagi masyarakat. Limbah industri dapat digolongkan kedalam tiga

golongan yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas yang dapat

mencemari lingkungan. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh PMKS

berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS). Limbah ini

merupakan sumber pencemaran yang potensial bagi manusia dan lingkungan,

sehingga pabrik dituntut untuk mengolah limbah melalui pendekatan teknologi

pengolahan limbah (end of the pipe). Diantara upaya tersebut adalah

pemanfaatan limbah cair PMKS dengan proses digester anaerob untuk

memproduksi biogas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait

dengan kimia?

2. Bagaimana dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap

lingkungan?

3. Bagaimana cara penanganan setiap dampak dari pabrik pengolahan

minyak kelapa sawit?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang

terkait dengan kimia.

2

Page 3: Indsutri kelapa sawit

2. Untuk mengetahui dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit

terhadap lingkungan.

3. Untuk mengetahui cara penanganan setiap dampak dari pabrik pengolahan

minyak kelapa sawit.

D. Mamfaat Pembahasan

1. Dapat mendeskripsikan proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit

yang terkait dengan kimia.

2. Dapat mengidentifikasi dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit

terhadap lingkungan.

3. Dapat mengidentifikasi cara penanganan setiap dampak dari pabrik

pengolahan minyak kelapa sawit.

3

Page 4: Indsutri kelapa sawit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Industri

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan

kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang

pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka

industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha

mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu

sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat

dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan

basis ekonomi, budaya, dan politik.

Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata

pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu,

dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah,

dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun serta beternak. Kebutuhan

mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi,

alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk

menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga.

Para tukang, dan juru timbul sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang

diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan, dan pertukangan

yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin, dan

tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu

hasil kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda

4

Page 5: Indsutri kelapa sawit

(perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi

sekarang).

Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad

pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak

bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi

permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka

jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang secara besar-besaran, dan

massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik

tekstil (Lille, dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan

galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan

akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia, dan

farmasi.1

B. Pengertian Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang

perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang

tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Kelapa

sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,

minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Indonesia merupakan

negara penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di

Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur, Sumatera, Jawa,

Kalimantan dan Sulawesi.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia

dimana saat ini Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Industri

5

Page 6: Indsutri kelapa sawit

kedua setelah Malaysia. Dengan melihat usaha-usaha yang dilakukan baik

pemerintah maupun perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi

pertanian. Indonesia diprediksi menjadi negara penghasil CPO utama dunia

tahun 2010.

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh

dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0 –

500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80% – 90%. Tingginya dapat

mencapai 24 meter. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil.

2000 – 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan

tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi

perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.

Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk

turunannya yang memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi. Guna

mendukung pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk

turunannya, diperlukan integritas yang tinggi terutama antara daerah penghasil

bahan baku, industri pengolah dan daerah pemasaran.

Industri minyak kelapa sawil merupakan industri yang terpadu, dimana

beberapa pemegang kepentingan saling berkait. Keterkaitan dibagi dalam dua

kelompok yaitu kelompok daerah penghasil bahan baku TBS dan daerah

produsen atau pemasar produk turunan minyak kelapa sawit.

6

Page 7: Indsutri kelapa sawit

C. Proses Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang Terkait dengan Kimia

Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen di kebun diangkut ke

lokasi Pabrik Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan

ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang

terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigae) . Perlu

diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi

oleh kondisis buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses

pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan didalam

pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak semata-mata tergantung dari TBS

yang masuk ke dalam Pabrik.

1. Perebusan

Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke

dalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan

langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang

menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2.

Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang

dapat menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar

7

Page 8: Indsutri kelapa sawit

buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang

dan inti dengan keluarnya air dari biji.

Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan

menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton

TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung

0.5% minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian

dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan

ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.

2. Perontokan Buah dari Tandan

Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan

dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut

terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester.

Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat

yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum

thresher). Hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan

yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB

(Unstripped Bunch). Untuk

mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”.

Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch)

dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi

masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat

pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.

8

Page 9: Indsutri kelapa sawit

3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor

dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini

dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan

(Digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar

stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah dari proses pengadukan

selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Scew Press)

agar minyak keluar dari biji dan fibre.Untuk proses pengepresan ini perlu

tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari

pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta

biji.Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus

dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian

dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang

masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan

biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu

ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut.

Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna

memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan

masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak

dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan

padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian

dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.

9

Page 10: Indsutri kelapa sawit

4. Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer

untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya

dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas

standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit

dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).

PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah

Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti

sawit (Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi

minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

a. Jembatan Timbang

Hal ini sangat sederhana, sebagian besar sekarang menggunakan sel-

sel beban, dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi

pada sistem listrik yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan

timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi

berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati

jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal

sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk

kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang

diterima dipabrik.

b. Penyotiran

Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat

kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis

Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor

10

Page 11: Indsutri kelapa sawit

penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS

(Tandan Buah Segar).

Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB

(Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)

Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8

Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3

Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4

Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1

c. Proses Perebusan (Sterilizer)

Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam sterilizer dengan

menggunakan capstand. Tujuan perebusan :

a) Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.

b) Mempermudah proses pembrodolan pada threser.

c) Menurunkan kadar air.

d) Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari

biji.

Bila poin dua tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan

tercapai juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter

pintu 2,1 m. Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat setebal 10 mm yang

berfungsi untuk menahan steam, dibawah sterilizer terdapat lubang

yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar pemanasan

didalam sterilizer tetap seimbang.

11

Page 12: Indsutri kelapa sawit

Dalam proses perebusan minyak yang terbuang 70%. Dalam

melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan

sterilizer yang disalurkan dari boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,8

– C140,cmkg302 dan direbus selama 90 menit.

d. Proses Penebah (Thereser Process)

1. Hoisting Crane

Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan

menuangkan isi lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang

diangkat tersebut berisi TBS yang sudah direbus.

2. Thereser

Fungsi dari Theresing adalah untuk memisahkan buah dari

janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta

mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor. Proses

Kempa adalah pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah

Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik

buruknya pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi

pengutipan minyak.

3. Digester

Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester

dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang

fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya

untuk mengangkat buah keatas masuk ke distribusi conveyor yang

kemudian menyalurkan buah masuk ke Digester. Didalam digester

tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau

12

Page 13: Indsutri kelapa sawit

diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada

bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar

atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.

Fungsi Digester :

1. Melumatkan daging buah.

2. Memisahkan daging buah dengan biji.

3. Mempersiapkan Feeding Press.

4. Mempermudah proses di Press.

5. Menaikkan Temperatur.

6. Screw Press

Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan

yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan

minyak kasar. Buah – buah yang telah diaduk secara bertahap

dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed

screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin

pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang

ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang

– lubang press cage minyak dipishkan dari serabut dan biji.

Selanjutnya minyak menuju stasaiun clarifikasi, sedangkan ampas

dan biji masuk kestasiun kernel.

Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar /

Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke

stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :

1. Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)

13

Page 14: Indsutri kelapa sawit

Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak,

lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk

menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 0C.

2. Vibro Seperator / Vibrating Screen

Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil

dari serabut – serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak.

Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran –

getaran pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat

pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak

efektif.

3. Vertical Clarifier Tank (VCT)

Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan

kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang

lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis

= 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis

lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah.

Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu

mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan

padatan serta mendorong lapisan minyak dengan Sludge. Temperatur yang

cukup (95 0C) akan memudahkan proses pemisahan ini.

Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip

keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana

berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.

14

Page 15: Indsutri kelapa sawit

4. Oil Tank

Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil sebelum

diolah oleh Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam

Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95o C.

Kapasitas Oil Tank 10 Ton / Jam.

5. Oil Purifier

Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam

minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses

diperlukan temperatur suhu 95oC.

6. Vacuum Dryer

Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air

dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan

kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan

suatu pengapung didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian

permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan mensirkulasi

minyak kedalam bejana.

7. Sludge Tank

Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian

dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah

oleh sludge seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem

injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95o C.

8. Sand Cyclone / Pre- cleaner

Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang

terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya.

15

Page 16: Indsutri kelapa sawit

9. Brush Strainer ( Saringan Berputar )

Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang

terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator.

Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.

10. Sludge Seperator

Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak

yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan

gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak

menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki

pisah.

11. Storage Tank

Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara

minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus

dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus

dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam

Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO. Telah dijabarkan

bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber.

Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan dijabarkan proses

pengolahannya.

12. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan

memecahkan gumpalan Cake dari stasiun Press ke depericarper.

16

Page 17: Indsutri kelapa sawit

13. Depericarper

Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan

nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi

kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan

(fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan

masuk ke Nut Polishing drum.

Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :

a. Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.

b. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport.

c. Memisahkan nut dari sampah.

d. Memisahkan gradasi nut.

14. Nut Silo

Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut

sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan

menggunakan nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem

pemanasan (Heater).

15. Riplle Mill

Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle

Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang

diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling

berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.

16. Claybath

Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti

sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan

17

Page 18: Indsutri kelapa sawit

dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran

cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya

diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang

lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang

berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis

lebih ringan dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berar

jenisnya lebih besar.

17. Hydro Cyclone

Fungsi dari Hydro Cyclone adalah :

a. Mengutip kembali inti yang terikut kecangkang.

b. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.

18. Kernel Dryer

Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang

terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan

mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB

juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius,

tengah 60 derajat, bawah 50 derajat celcius. Pada sebagian PKS ada yang

menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat, dan

bawah 70 derajat celcius.

19. Kernel Storage

Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti

produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada

umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar

uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak

18

Page 19: Indsutri kelapa sawit

menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya

menimbulkan jamur kelapa sawit.

20. Kerja Screw Press

Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan

lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar

sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya

tekanan alat ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume

bahan yang di press. Alat ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang

lubang didalam terdapat sebuah ulir yang berputar. Tekanan kempa diatur

oleh dua buah kerucut (conus) berada pada kedua ujung pengempa, yang

dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Tekanan hidrolik pada

komulator 50 – 70 kg / cm3 mengakibatkan ampas basah. Kehilangan

minyak pada ampas dan biji tidak sempurna karena akan mempengaruhi

pada proses stasiun selanjutnya, ampas yang basah akan mengakibatkan

pembakaran didalam dapur tidak sempurna.

Tekanan yang terlampau tinggi misalnya 70 kg / cm3 akan

mengakibatkan kehilangan inti yang begitu tinggi sehingga keseimbangan

dalam mesin ini sangat diperlukan. hal yang perlu deperhatikan adalah

ampas kempa yang keluar harus merata dalam arti tidak terlalu basah dan

tidak terlalu kering, bila terjadi gangguan / kerusakan, sehingga screw

press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk mencegah hal –

hal yang tidak diiginkan screw press harus selalu di periksa, untuk

perbaikan pada screw press maka ampas yang tertinggal didalam mesin

pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat diperbaiki.

19

Page 20: Indsutri kelapa sawit

Kecepatan putar mesin pengempa harus disesuaikan dengan

kapasitas Tanda Buah Segar yang akan dipress, dengan tujuan agar

efesinsi proses pressing lebih optimal, sehingga target yang diiginkan

perusahaan dapat tercapai sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang

diterapkan oleh perusahaan.

Screw Press dipakai untuk memisahkan minyak kasar dari daging

buah yang telah dicabik dengan Oil Losses dan nut pecah menimum pada

ampas press. alat ini terdari sebuah selinder yang berlubang – lubang dan

di dalamnya terdapat 2 buah ulir yang berputar berlawanan arah. tekanan

Press diatur oleh 2 buah konus berda pada bagian ujung press, yang dapat

digerakan maju mundur secara hidrolic.

Masa yang keluar dari ketel adukan melalui, feeder Screw bagi

Press yang memakainya (sebahagian minyak keluar) masuk kedalam main

screw untuk di press lebih lanjut. Minyak yang keluar dari Feeder Screw

dan main Srew ditampung dalam talang minyak (oil getter). untuk

mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada Feeder Screw

dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas.

Cara Kerja Mesi Screw Press

Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk

menggerakkan mesi double screw press. Screw press dihidupkan melalui

panel kendali sekaligus system hidrolikny,lalu dimasukkan air panas

dengan suhu 900C melalui pipa masuk (pipe inlet).Motor listrik hidup

memutar pulli melalui poros motor dengan daya 30 Kw dengan putaran

1475 rpm.Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran ke pulli yang

20

Page 21: Indsutri kelapa sawit

terpasang pada poros yang menghubungkan ke gear reduser,dan gear

reduser digerakkan poros utama yang dihubungkan dengan kopling.Poros

utama menggerakkan roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros

berulir akan bergerak berlawanan arah dengan putaran yang sama.

Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah konus yang digerakkan

dengan bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju mundur sesuai

dengan tekanan yang dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar.

Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating

screnn dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih

lanjut,sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih mengandung 4%

minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses

selanjutnya.Motor listrik memutar poros screw press yang direduksi

(dikurangkan) putarannya dari 1475 menjadi 12 rpm melalui speed

reduser.

Kapasitas screw press yang direncanakan harus sesuaikan dengan

kapasitas olahan pabrik. Dalam menentukan kapasitas 12 ton TBS / jam

screw press yang dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain :

1. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press masa awal buah

kelepa sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena

berlangsungnya proses penebahan pada mesin thresher / stripper.

Massa sawit yang berkurang yang dimaksud adalah berupa tandan

kosong yang dipindahkan dengan konveyor.

21

Page 22: Indsutri kelapa sawit

2. Untuk memperoleh hasil pressing yang baik yakni minyak sawit keluar

semua maka perlu diperhatikan bahwah screw press harus dalam

keadaan selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh

efisiensi yang lebih baik dari penekanan yang dilakukan sebab jika

banyak ruang kosong pada saat penekanan maka tidak berlangsung

maksimal.

Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk

menggerakan mesin double screw press dihidupkan melalui panel

kendali sekaligus sistem hidroliknya, lalu dimasukkan air panas

dengan suhu 90C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik

hidup memutar pulli melalui poros motor dengan daya 22 Kw dan

putaran 1465 rpm. Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran

ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungi ke gear reducer,

dari gear reducer digerakan poros utama yang dihubungkan dengan

kopling. Poros utama menggerakan roda gigi perantara yang

mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah

dangan putaran yang sama.

3. Dampak Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Terhadap

Lingkungan.

Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit

secara langsung dapat meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Pada proses produksi minyak sawit limbah berwujud padat, cair, dan gas

dihasilkan dari berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton tandan buah

segar (TBS) yang diolah men jadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah

22

Page 23: Indsutri kelapa sawit

tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan

baik. Dewasa ini mulai diperkenalkan pengelolaan lingkungan yang

bersifat pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan limbah, seperti

eco-efficient, pollution prevention, waste minimization, waste

minimization atau source reduction. United Nation Environment

Programme (UNEP) menggunakan istilah cleaner production atau

produksi bersih sebagai upaya preventif dan intregrasi yang dilaksanakan

secara berkesinambunan terhadap proses dan jasa untuk meningkatkan

efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.

Akhir-akhir ini permintaan akan minyak sawit mentah (Crude Palm

Oil) yang digunakan sebagai minyak nabati dan biofuel telah mendorong

peningkatan pengembangan perkebunan kelapa sawit atau perluasan

wilyah perkebunan kelapa sawit terutama di Indonesia. Selain permintaan

akan CPO, faktor lain yang menyebabkan perkembangan perluasan

perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah adanya potensi yang sangat

besar seperti lahan yang sangat luas, ketersediaan tenaga kerja dan

kesesuaian agroklimat.

Indonesia adalah salah satu negara pengekspor CPO terbesar di

kawasan Asia Tenggara yang diikuti oleh Malaysia. Luas perkebunan

kelapa sawit Indonesia mencapai 8 juta hektar (ha) lebih yang jika

dibandingkan dengan luas perkebunan kelapa sawit dunia yang hanya

mencapai 12 juta hektar (ha) lebih, berarti luas perkebunan kelapa sawit

Indonesia mencapai 66,67% dari luas perkebunan kelapa sawit dunia.

Perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai 8 juta hektar tersebut

23

Page 24: Indsutri kelapa sawit

tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang dijadikan

sebagai daerah penghasil kelapa sawit dan CPO terbesar dan utama.

Salah satu provinsi penghasil kelapa sawit dan CPO terbesar di

pulau Sumatera adalah Riau, dimana menurut data dari Dinas Perkebunan

Propinsi (2009) luas perkebunan kelapa sawitnya lebih dari 2 juta hektar.

Selain itu, menurut data BPS Propinsi Riau (2010) total luas lahan

perkebunan sawit di Riau diperkirakan mencapai 2,06 juta hektar dari 1,7

juta ha pada tahun 2008. Luas ini diperkirakan setara dengan 35% luas

perkebunan sawit nasional yang saat ini mencapai 7,3 juta ha lebih. Salah

satu kabupaten yang memiliki perkebunan terluas adalah kabupaten

Pelalawan. Di Pelalawan perkebunan kelapa sawit adalah salah satu

komoditi unggulan selain perkebunan karet bagi masyarakatnya.

Peningkatan pengembangan perkebunan sawit sejalan dengan

peningkatan pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (PKS).

Seperti halnya di Riau, Pembangunan perkebunan kelapa sawit pasti

membawa dampak terhadap masyarakat sektar. Dampak tersebut dapat

berupa dampak positif bagi ekonomi, sosial dan pendidikan, seperti

terbukanya lapangan kerja bagi warga sekitar pabrik, perbaikan dan

pembangunan infrastruktur penunjang bagi perusahaan dan masyarakat

seperti jalan dan fasilitas kesehatan, dan pabrik sebagai sarana penelitian.

Menurut Syahza (2009) pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau

dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat

dan mengurangi ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota, dapat

menciptakan multiplier effect dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

24

Page 25: Indsutri kelapa sawit

pedesaan, dan ekspor produk turunan kelapa sawit (CPO) dapat

merangsang pertumbuhan ekonomi daerah Riau. Tingkat kesejahteraan

yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan telah membawa dampak

berkembangnya perkebunan di daerah, khususnya kelapa sawit dan karet.

Pembangunan perkebunan ini sekarang lebih banyak dilakukan oleh

masyarakat secara swadaya.

Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah penurunan

kualitas air dan penurunan kualitas udara serta pencemaran akibat limbah

yang dihasilkan dari PKS baik itu limbah padat, gas, maupun limbah cair

sering menjadi konflik antara pihak perusahaan dengan masyarakat yang

ada di sekitar kawasan PKS tersebut. Limbah yang dihasilkan dari proses

pengolahan buah sawit tersebut memberikan dampak yang tidak baik pada

lingkungan. Tingginya kadar BOD dan COD di perairan bisa

menyebabkan oksigen berkurang, Tingginya kadar minyak dan lemak

serta TSS dapat menghambat masuknya sinar matahari ke dalam perairan.

Jika hal tersebut terjadi, proses fotosintesis akan terhambat, kurangnya

aktifitas fotosintesis akan mengurangi oksigen terlarut yang dilepas oleh

tanaman air dan fitoplankton ke badan air, selain itu TSS juga bisa

menyebabkan gangguan pada insang ikan karena partikel-partikel yang

tidak larut tersebut akan menempel pada insang. Parameter kimia lain yang

bersifat toksik terhadap organisme budidaya adalah amonia. Amonia

bersifat toksik bagi biota perairan karena mengganggu proses pengikatan

oksigen oleh darah. Konsentrasi amonia yang bersifat toksik bagi sebagian

25

Page 26: Indsutri kelapa sawit

besar biota perairan berkisar antara 0,60 – 2,00 mg/l (The Europen Inland

Fisheries Advisory Commission, 1973).

4. Cara Penanganan Setiap Dampak dari Prabrik Pengolahan Minyak

Kelapa Sawit.

Menurut KEPMEN LH No 51 Tahun 1995, untuk menghindari

atau menangani dampak-dampak yang ditimbulkan oleh limbah yang

dihasilkan dari proses pengolahan, maka setiap industri wajib membuat

instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Saluran pembuangan limbah cair

haruslah yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke

lingkungan, memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan

melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut, tidak melakukan

pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas

pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair, memisahkan saluran

pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.

D. Produk Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya

26

Page 27: Indsutri kelapa sawit

Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang

sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak

sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan

kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan

minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik,

dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu

bahan bakar.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki

keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut

antara lain:

Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak

kelapa sawit ini tinggi;

Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai

produktivitas yang tinggi;

Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai

manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non

pangan;

Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak

nabati lainnya.

omoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat

menjanjikan. Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu

menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia seperti

minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, tetapi juga menjadi subtitusi bahan

bakar minyak yang saat ini sebagian besar dipenuhi dengan minyak bumi.

27

Page 28: Indsutri kelapa sawit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait dengan kimia

ada dua tahap yaitu Pemurnian dan Fraksinasi.

b. Dampak prabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap lingkungan

adalah Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah penurunan

kualitas air dan penurunan kualitas udara serta pencemaran.

c. Cara penanganan setiap dampak dari prabrik pengolahan minyak kelapa

sawit adalah dengan setiap industri wajib membuat instalasi pengolahan

air limbah (IPAL). Saluran pembuangan limbah cair haruslah yang kedap

air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan,

memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan

pencatatan debit harian limbah cair tersebut, tidak melakukan pengenceran

limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke

dalam aliran pembuangan limbah cair, memisahkan saluran pembuangan

limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.

B. Saran

Pabrik pengelolaan minyak kelapa sawit dalam hal ini harus mempunyai tugas

untuk membuat penampungan limbah sendiri agar tidak langsung masuk

lingkungan dan berdampak merusak pada lingkungan sekitar. Tetap menjaga

kebersihan lingkungan agar tidak mencemari air di lingkungan.

28

Page 29: Indsutri kelapa sawit

DAFTAR PUSTAKA

1. Bucman, H.. O. , 1982. Koloida tanah, sifat dan artinya dalam praktek,

dalam ilmu tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.( 86 – 97 ).

2. H, Van Olphen, 1963. Montmorilloni tes ( Expanding threeLayer Clays) in

clay colloid chemistry. New York: Interscience Publisher.( 66 – 69 ).

3. Ketaren, S. , 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta

: Universitas Indonesia, Jakarta: 1986, { 17 – 260 ).

4. Mark, ER, Jhon; J Mc. Ketto [and] Othmer, D. F., 1967. Bentonites in

Encyclopedia of Chemical Technology”, 2nd ed, (7), 1967, ( 339 -358 ).

5. Pitoyo, 1988. Kemungkinan ekstraksi beta-karotena dari tanab pemucat

limbah proses pemurnian minyak kelapa sawit. Yogyakarta : UGM.

6. Stanley, J,. L. , 1975 .Clays in industrial minerals and Roes, 4th ed,

American Institute Of Minning, Metalurgieal and Petroleum Enginners

Inc, New York, 1975, ( 519 – 575).

7. https://noviaekasaputrii.wordpress.com/2013/07/05/pabrik-pengolahan-

kelapa-sawit/

29

Page 30: Indsutri kelapa sawit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PEDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2

D. Mamfaat Pembahasan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4

A. Pengertian Industri ............................................................................... 4

B. Pengertian Kelapa Sawit ...................................................................... 5

C. Proses Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang Terkait

dengan Kimia ....................................................................................... 6

D. Produk Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya ......................................... 26

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 28

A. Kesimpulan .......................................................................................... 28

B. Saran .................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 29

30