20
Perekonomian indonesia INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI Rizqy Naharusshoimin 11141022 5x manajemen STIE Bina Bangsa Banten

Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Perekonomian indonesia

INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI

Rizqy Naharusshoimin111410225x manajemenSTIE Bina BangsaBanten

Page 2: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Konsep dan Tujuan Industrialisasi

• Konsep industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi.

• Tujuan industrialisasi : meningkatkan pendapatan masyarakat yang mengubah volume dan komposisi konsumsi mempengaruhi struktur ekonomi dari sisi permintaan agregat dan mengubah struktur ekonomi suatu Negara dari sisi penawaran agregat (produksi).

Page 3: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Permasalahan dalam Industri Manufaktur

• Relatif masih terbelakangnya sector industry manufaktur di LDCs disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah keterbatasan teknologi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia, dana yang disediakan pemerintah sangat terbatas karena di banyak Negara pemerintahanya selalu menghadapi deficit keuangan yang besar. Sedangkan keterbatasan teknologi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia disebut juga karena terbatasnya dana dari sector swasta.

Page 4: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Dalam kasus Indonesia, UNIDO 2000 dalam studinya mengelompokkan masalah-masalah yang dihadapi industry

manufaktur nasional ke dalam dua kategori, yaitu :

• Kelemahan-kelemahan yang bersifat structural, dan

• Kelemahan-kelemahan yang bersifat organisasi.

Page 5: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Kelemahan-kelemahan yang bersifat structural diantaranya adalah sebagai berikut :

• Basis ekspor dan pasarnya yang sempit• Ketergantungan pada impor yang sangat tinggi• Adanya industry berteknologi menengah• Konsentrasi Regional• Industri-industri sekala menengah dan besar

sangat terkonsentrasi di Jawa

Page 6: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Basis ekspor dan pasarnya yang sempit

• Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa pasar 50% dari nilai total ekspor manufaktur.

• Tiga Negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Singapura menyerap sekitar 50% dari nilai total ekspor manufaktur Indonesia, sementara Amerika Serikat sendiri menyerap hampir setengah dari nilai total ekspor tekstil dan pakaian jadi.

• Sepuluh produk menyumbang sekitar 80% dari seluruh hasil ekspor manufaktur. Ekspor manufaktur Indonesia sangat mudah dipengaruhi oeh perubahan permintaan terhadap produk-produk tersebut di pasar yang terbatas.

Page 7: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Ketergantungan pada impor yang sangat tinggi

• Pada tahun 1997, nilai impor bahan baku , input perantara, dan komponen berkisar dari 45% di industry-industri kimia, 53% di industry-industri mesin, 56% di industry-industri alat-alat transportasi, hingga 70% di industry-industri barang-barang elektronik.

• Industri-industri yang padat karya sangat tergantung pada impor bahan baku, input perantara, dan komponen, mulai dari 40%-43% di industry-industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit serta 56% di industry-industri alas kaki. Ketergantungan ini disebabkan oleh tidak adanya suplai domestic dan industry-industri pendukung dan lemahnya keterkaitan produksi antarindustri di dalam Negara.

• Sangat besarnya penanaman modal asing (PMA) di sector industry manufaktur nasional (walaupun memberikan keuntungan-keuntungan tertentu, seperti pengetahuan mengenai proses manufaktur) telah membuat sector tersebut manjadi sangat tergantung pada suplai bahan baku dan komponen dari luar negeri.

Page 8: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Adanya industry berteknologi menengah

• Kontribusi industry-industri berteknologi menengah (termasuk karet dan plastik, semen, logam dasar, dan barang-barang sederhana dari logam) terhadap pembangunan sector industry manufaktur menurun antara tahun 1985 dan 1997. Pola seperti ini boleh dikatakan unik bagi Indonesia, sejak hampir semua Negara di Asia dan belahan dunia lainnya mempertahankan keberadaan industry dari kategori ini di dalam total output manufaktur mereka.

• Kontribusi produk-produk yang padat modal (seperti material-material dari plastic, produk-produk dari karet, pupuk, bubuk kertas dan kertas, besi dan baja) terhadap total ekspor juga menurun selama periode yang sama.

• Di pihak lain, produksi dari industry-industri berteknologi rendah tumbuh dengan pesat, Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan yang pesat dari industry-industri padat karya (seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki) dan pertumbuhan industry-industri kayu, kertas, dan makanan.

Page 9: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Industri-industri sekala menengah dan besar sangat terkonsentrasi di Jawa

• Industri-industri sekala menengah dan besar sangat terkonsentrasi di Jawa, khususnya di Jabotabek. Walaupun pemerintah telah memberikan berbagai macam insentif,kegiatan produksi manufaktur tetap saja terpusatkan di Jawa. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 1997 pangsa kesempatan kerja dan nilai tambah industry manufaktur yang dimiliki Jakarta dan Jawa Barat naik hingga sekitar 50% dari total nasional.

Page 10: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Sedangkan kelemahan-kelemahan yang bersifat organisasi diantaranya adalah sebagai berikut :

• Industri skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped

• Konsentrasi Pasar• Lemahnya Kapasitas untuk Menyerap dan

Mengembangkan Teknologi• Lemahnya Sumber Daya Manusia• Disatu pihak

Page 11: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Industri skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped

• Pada tahun 1996, industry skala besar (500 pekerja per unit usaha) mengerjakan hanya sekitar 1/3 dari total kesempatan kerja, tetapi menyumbang sekitar 83% terhadap pembentukan nilai tambah.

• Industri skala kecil dan menegah, termasuk industry rumah tangga dengan jumlah pekerja rata-rata masing-masing 37,8 dan 2 orang per unit usaha, menyumbang masing-masing hanya 5% - 6% dari total nilai tambah dan mengerjakan 2/3 dari total kesempatan kerja.

• Berbeda dengan industry skala besar, industry skala kecil terkonsentrasi pada subsector-subsektor makanan dan kayu. Mereka memproduksi barang-barang jadi (consumer goods) dan tidak banyak membuat barang modal, input perantara, dan komponen untuk industry-industri lain. Dengan perkataan lain, subsector dan supplier linkages antara industry skala kecil dengan menengah dan industry skala besar sangat terbatas.

Page 12: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Konsentrasi Pasar

• Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi dapat dijumpai dibanyak segmen atau subsector manufaktur. Pangsa output dari empat perusahaan terbesar(concentration ratio atau CR4) mencapai lebih dari 75% total output dari hamper setengah industrial branches yang ada. Tahun 1997, CR4 mencapai 70%.

Page 13: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Lemahnya Kapasitas untuk Menyerap dan Mengembangkan Teknologi

• Transformasi industry selama pemerintahan orde baru terutama disebabkan oleh strategi-startegi bisnis dan hubungan-hubungan internasional dari konglomerat-konglomerat di Indonesia. Tidak ada PMA, konglomerat-konglimerat dan lembaga-lembaga pemerintah yang begitu proaktif memanfaatkan teknologi dan pengetahuan dari luar untuk memperbaiki daya saing dan efisiensi produksi manufaktur di dalam negeri.

Page 14: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Disatu pihak• fakta menunjukkan bahwa hingga kini sebagian besar tenaga

kerja di Indonesia masih berpendidikan rendah. Insinyur-insinyur yang dihasilkan oleh lemaga-lembaga pendidikan tinggi di dalam negeri, tidak semuanya berkualitas baik, tidak bisa bekerja secara mandiri, tidak memiliki keahlian dalam problem-solving dan analizing technical problem, tidak kreatif, dan tidak mampu melakukan riset dan pengembangan (R&D). Dipihak lain, pemerintah kurang member perhatian terhadap pengembangan pendidikan di tanah air. Hal ini bisa dilihat antara lain masih relative kecilnya porsi anggaran pendapatan dan belanja (APBN) untuk pendidikan dan R&D. Sementara, sector swasta, perusahaan besar, dan bank tidak menunjukkan niat untuk membantu pengembangan pendidikan di dalam negeri dari sisi financial.

Page 15: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Strategi pembangunan sector industry

• Strategi Substitusi Impor (SI)• Strategi Promosi Ekspor (PE)

Page 16: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Strategi Substitusi Impor (SI)• Pelaksanaan strategi substitusi impor ini ada dua tahap. Dalam tahap

pertama, industry yang dikembangkan adalah industry yang membuat barang-barang konsumsi, walaupun tidak semuanya durable goods (seperti kendaraan bermotor, kulkas, televise, dan alat pendingin). Untuk membuat barang-barang tersebut diperlukan barang modal, input perantara, dan bahan baku yang di banyak Negara yang menerapkan strategi ini tidak tersedia hingga tetap harus impor.

• Dalam tahap kedua, industry yang dikembangkan adalah industry Hulu (upstream industries). Perbedaan antara tahap pertama dan kedua adalah bahwa tahap pertama telah terbukti jauh lebih mudah dilakukan. Akan tetapi transisi ketahap kedua banyak Negara menghadapi kesulitan.

Page 17: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Strategi Promosi Ekspor (PE)

Strategi ini mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola dari keunggulan komparatif. Orientasi keluar, yang merupakan dasar dari strategi promosi ekspor , menghubungkan ekonomi domestic dengan ekonomi dunia lewat promosi perdagangan. Oleh Karena itu diskriminasi dalam penggunaan tariff, kuota, lisensi investasi, subsidi, pajak, kredit, dan instrument-instrumen lainnya yang sering diterapkan dalam strategi substitusi impor tidak cocok digunakan dalam strategi promosi ekspor.

Page 18: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

strategi promosi ekspor ini adalah :

• Pasar harus menciptakan signal harga yang benar, sepenuhnya merefleksikan kelangkaan barang yang bersangkutan, baik di pasar output maupun pasar input.

• Tingkat proteksi dari impor harus rendah.• Nilai tukar mata uang harus realistis, sepenuhnya

merefleksikan keterbatasan uang asing yang bersangkutan.

• Lebih penting lagi, harus ada insentif untuk meningkatkan ekspor.

Page 19: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

Sumber

http://wahyudi-duniahayalan.blogspot.co.id/2011/05/industrialisasi-dan-perkembangan-sektor.html

Page 20: Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

TERIMAKASIH