61
Tugas Pengganti MID Tanggal, 15 Juni 2015 INSTALASI LINUX DEBIAN FATIMAH SYARIFUDDIN 13020120264 C.1 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Instalasi linux debian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Instalasi linux debian

Tugas Pengganti MID Tanggal, 15 Juni 2015

INSTALASI LINUX DEBIAN

FATIMAH SYARIFUDDIN

13020120264

C.1

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014 / 2015

Page 2: Instalasi linux debian

A. Topik Linux Debian

Debian adalah sistem operasi (SO) bebas untuk komputer. Sebuah sistem

operasi adalah kumpulan program-program dasar dan utilitas yang membuat

komputer dapat berjalan. Debian menggunakan kernel Linux. Debian Linux

menyediakan lebih dari sebuah SO murni. Debian datang dengan perangkat

lunak yang telah terkompilasi dipaketkan dalam format yang bagus untuk

kemudahan instalasi di mesin.

Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdoch, seorang mahasiswa

dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993,

Nama Debian berasal dari kombinasi nama mantan-kekasihnya Debra dan

namanya Ian. Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi

0.9x di tahun 1994 dan 1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai

ditahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun 1996. Ditahun 1996, Bruce Perens

menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek. Dalam tahun yang

sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk

Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan

standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga

membentuk organisasi “Software in Public Interest” untuk menaungi debian

secara legal dan hukum.

Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan

managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai

konferensi dan workshop tahunan “debconf”. Di April 8, 2007, Debian

GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Etch”. Rilis versi terbaru Debian,

2009, diberi nama kode “Lenny”.

B. Debian GNU/Linux Installation Guide

Instalasi GNU/Linux Debian terdiri atas beberapa mode instalasi yaitu mode

text dan mode GUI (Graphics User Interface).Perbandingan mode instalasi

antara mode text dan mode GUI yakni terdapat pada kecepatan dan

kemudahannya. Pada mode text instalasi lebih cepat, namun perangkat input

device yang dapat digunakan hanyalah keyboard, sedangkan pada mode GUI

Perangkat Input device yang dapat digunakan keyboard dan mouse.Tingkat

Page 3: Instalasi linux debian

kesulitan dari mode instalasi text yaitu terlihat pada proses dan langkah-

langkah instalasinya, namun dengan demikin mode instalasi text lebih cepat

dibandingkan instalasi GUI. Hal yang membuat mode instalasi GUI kurang

cepat dibandingkan mode text yaitu model Instalasi GUI memerlukan memori

yang cukup besar untuk melakukan instalasi secara normal, sedangkan mode

instalasi text tidak memerlukan memory yang cukup besar.Instalasi Debian

GNU/Linux berbasis GUI pertama kali tersedia pada versi Debian 4 dengan

codename “Etch”. Mode GUI ini, memang sangat memudahkan dalam proses

Instalasi Debian, karena kemudahan dalam proses instalasinya. Pada laporan

ini akan dipaparkan tentang cara Instalasi Debian GNU/Linux dengan mode

text, sebab penggunaan mode text lebih cepat dan tidak memerlukan waktu

yang cukup lama dalam proses.

C. Alat dan Bahan (Spesifikasi Komputer)

Alat Bahan

1. PC Proccess Minimum P.III 1. CD/DVD Installer Debian

2. Memory RAM Minimum 512 MB 2. Koneksi Internet (Jika Ada)

3. DVD-ROM/RW Driver

4. Minimum Ruang Hard Disk 8 GB

D. Tombol yang digunakan saat proses Instalasi Debian GNU/Linux

Saat proses instalasi ada beberapa tombol navigasi yang digunakan yaitu

tombol navigasi “Up”, “Down”, “Left”, “Right”, :”Space”, “Tab”

“Backspace” dan “Enter”.

Gambar 1.1. Navigation Button

Page 4: Instalasi linux debian

Kedelapan tombol diatas merupakan tombol yang digunakan saat proses

instalasi, dan harus diperhatikan bahwa tombol ini merupakan tombol yang

mutlak digunakan pada saat proses instalasi Debian GNU/Linux.

E. Persiapan Instalasi

Sebelum melakukan instalasi Debian GNU/Linux, terlebih dahulu mengatur

BIOS PC/Laptop, berikut langkah-langkahnya:

1. Tombol yang digunakan untuk masuk pada konfigurasi/settingan BIOS

yaitu tombol “F2”, “F12”, “Esc”, “Delete”, dll, tergantung merek dan

type PC/Laptop yang digunakan.

2. Hal yang diatur pada BIOS PC/Laptop yaitu sistem boot, dimana dalam

hal ini kita menggunakan CD/DVD-ROM/RW sebagai media instalasi

sistem operasi, dan diatur agar pada saat PC/Laptop direstart atau

diaktifkan kembali, yang media penyimpanan yang dibaca pertama yaitu

media CD/DVD-ROM/RW. Jika media penyimpanan yang digunakan

untuk proses instalasi yaitu berupa Hard disk atau Flash Disk, jadi pada

pengaturan BIOS memilih media penyimpanan yang akan dijadikan

sebagai sumber Instalasi, misalkan Flash Disk atau Hard Disk. Metode

yang digunakan jika CD/DVD-ROM/RW yang digunakan sebagai media

Instalasi hampir sama dengan jika kita menggunakan Media

penyimpanan seperti Hard Disk dan Flash Disk.

Page 5: Instalasi linux debian

Gambar 1.2. BIOS

Kondisi diatas merupakan kondisi dimana ketika CD/DVD-ROM/RW

yang menjadi media Instalasi.

Jika Media Flash Disk atau Hard disk sebagai media Instalasi, maka

pilihan pada menu boot yaitu media Flash Disk atau Hard Disk yang

terbaca pada BIOS, contohnya seperti berikut:

Gambar 1.3. BIOS

Page 6: Instalasi linux debian

Gambar diatas menunjukkan jika media Flash Disk atau Hard Disk

sebagai media instalasi.

3. Setelah mengatur BIOS PC/Laptop, lalu masukkan CD/DVD installer

Debian GNU/Linux. Kemudian “Restart” PC/Laptop yang akan diinstall.

F. Pra-Instalasi Debian GNU/Linux

Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa, instalasi Debain

GNU/Linux terdiri atas dua mode yaitu mode text dan mode GUI, berikut

tampilan menu boot dari DVD instalaller Debian GNU/Linux:

Gambar 1.4. Menu Boot Installer Debian GNU/Linux

Pada menu boot di atas, terdapat beberapa pilihan yaitu “Install”, “Graphical

Install”, “Advanced Options”, dan “Help”. Berikut ilustrasi gambar dari

penjelasan menu boot installer Debian GNU/Linux :

Install, merupakan pilihan menu yang mendefinisikan sebuah metode

instalasi mode text,

Graphical Install, merupakan pilihan menu yang mendefinisikan

sebuahmetode instalasi mode GUI,

Adcanced Options, merupakan pilihan menu yang mendifisikan

Page 7: Instalasi linux debian

sebuahbeberapa pilihan metode instalasi bagi GUI maupun text,

Help, merupakan menu yang mendefinisikan sebuah deskripsi

ataupenjelasan tentang menu boot, serta tombol yang digunakan pada

menu boot installer Debian GNU/Linux.

Tampilan dari metode installasi berbasis GUI dan text yaitu seperti yang di

telah dijelaskan pada beberapa paragraf sebelumnya. Mode instalasi text

hanya menggunakan perangkat input keyboard, sedangkan pada Mode

instalasi GUI, dapat menggunakan perangkat input keyboard dan mouse,

selain dari perbedaan tersebut, adapun perbedaan yang dari segi tambilan.

Berikut contoh metode instalasi dengan mode text:

Gambar 1.5. Installation Text Mode

Kemudian untuk mode GUI yaitu hampir sama dengan mode text, namun

perbedaannya disini adalah tampilannya serta sumber daya yang dibutuhkan,

berikut tampila instalasi mode GUI:

Page 8: Instalasi linux debian

Gambar 1.6. Installation GUI Mode

Sampai disini, kita sudah bisa membedakan antara mode instalasi text dan

GUI.

G. Instalasi Debian GNU/Linux (Mode Text)

Pada paragraf sebelumnya, telah dijelaskan tentang bagaimana menu boot

pada installer Debian GNU/Linux. Kemudian pada paragraph ini, akan

menjelaskan tentang langkah-langkah instalasi Debian GNU/Linux dalam

mode text, berikut langkah-langkahnya:

Page 9: Instalasi linux debian

Gambar 1.7. Menu Boot Intaller Debian GNU/Linux

Setelah memilih menu “Install”, pada menu boot installer Debian

GNU/Linux, lalu akan tampil menu “Select a Language”, sebagai

berikut:

Gambar 1.8. Menu “Select a Language”

Pada menu “Select a Language”, kemudian pilih “English”, lalu

“Enter”. Setelah itu akan tampil menu “Select Your Location”:

Page 10: Instalasi linux debian

Gambar 1.9. Menu “Select your location”

Setelah memilih “Other”, lalu akan tampil menu “Continent or Region”

seperti berikut:

Gambar 1.10. Menu “Continent or Region”

Setelah memilih Asia, kemudian akan tampil Menu “Country, Territory

or area” seperti berikut:

Page 11: Instalasi linux debian

Gambar 1.11. Menu “Country, Territory or Area”

Pada menu seperti gambar diatas, lalu pilih “Indonesia”, kemudian

tekan “Enter”, lalu akan tampil menu “Country to base default locale

settings on”, seperti berikut:

Gambar 1.12. Menu “Country to base default locale setting”

Pada menu diatas, pastikan pilihannya pada “United States”, lalu

“Enter”., kemudian akan tampil menu “keymap to use” seperti berikut:

Page 12: Instalasi linux debian

Gambar 1.13. Menu “Keymap”

Pada menu seperti gambar diatas, pastikan pilihan “AmericanEnglish”(Standar Keyboard yang digunakan di Indonesia), lalu Tekan “Enter”.

Gambar 1.14. Detecting Hardware from CD-ROM device

Proses diatas merupakan proses mendeteksi hardware yang didukung

oleh Debian GNU/Linux, sesuai dengan hardware yang terhubung

dengan PC/Laptop.

Gambar 1.15. Scanning CD-ROMNewHardDisk1

Proses diatas merupakan proses membaca beberapa direktori paket

aplikasi yang hendak digunakan untuk proses instalasi sistem dasar.

Page 13: Instalasi linux debian

Gambar 1.16. Load additional components

Merupakan Proses membuka atau membaca komponen-komponen

tambahan dalam proses Instalasi Debian GNU/Linux.

Gambar 1.17. Configuring the network with DHCP

Proses diatas merupakan proses dimana DHCP Client mencari DHCP

Server sekaligus mengkonfigurasi Sistem Debian Linux agar dapat

secara langsung terkoneksi dengan DHCP Server.

Gambar 1.18. Configure the Network

Pada saat tampil menu seperti diatas, pilih “Go Back” lalu Enter,

kemudian akan tampil menu berikut:

Gambar 1.19. Configure The Network

Pada menu yang ditunjukkan pada gambar 1.18 diatas, merupakan

sebuah pilihan konfigurasi IP Address.

Page 14: Instalasi linux debian

o Retry Network autoconfiguration, merupakan metode

konfigurasi IPAddress secara otomatis (DHCP).

o Retry Network autoconfiguration with a DHCP Hostname,

merupakan metode configurasi IP Address dengan

menggunakan DHCP sebagai nama host/nama computer.

o Configure network manualy, merupakan metode konfigurasi

IPAddress secara manual, atau dalam artian Anda memasukkan

mulai dari IP Address, Netmask, Gateway, DNS Server, dsb,

secara manual.

o Do not configure the network at this time,

merupakanmetode/pilihan untuk tidak mengkonfigurasi IP

Address pada proses instalasi Debian.

Pada menu diatas, pilih “Do not configure the network at thistime”,

lalu Enter. Kemudian akan tampil menu untuk

memasukkanhostname/nama komputer Anda, seperti berikut:

Gambar 1.20. Configure The Network

Pada menu diatas masukkan hostname/nama komputer yang akan

diinstall, sesuai dengan keinginan, contohnya “klp4”, atau nama

instansi dan sebagainya., setelah itu tekan “Enter”.

Page 15: Instalasi linux debian

Gambar 1.21. Set Up users and Password

Menu diatas mengharuskan penginstaal untuk memasukkan password

Root, lalu Enter. Root dalam hal ini merupakan sebuah user yang

digunakan untuk mengkonfigurasi ataupun mengatur segalanya pada

sistem Linux.

Gambar 1.22. Verification Root Password

Menu diatas mengharuskan penginstall untuk memverifikasi password

root yang telah dimasukkan pada menu seperti gambar 1.21. Setelah

memasukkan verifikasi password root, lalu Enter.

Gambar 1.23. Create a User

Masukkan nama lengkap atau nama instansi penginstall, kemudian

Enter.

Page 16: Instalasi linux debian

Gambar 1.24. Create a user

Pada menu diatas, masukkan username lalu Enter. Username yang

dibuat merupakan user yang digunakan untuk login pada sistem Linux

selain User Root (Super User), User ini tergolong pada user tingkat

rendah, yang hanya dapat bekerja pada direktori “/home”, dan tidak

memiliki wewenang selain dari direktori “/home”. Kemudian user ini

juga tidak dapat digunakan untuk konfigurasi Sistem maupun mengatur

sistem secara lanjutan.

Gambar 1.25. Choose a password for the new user

Pada menu diatas, masukkan password untuk user biasa, lalu Enter.

Password user biasa dapat disamakan dengan password user root, untuk

pengamanan sistem disarankan untuk memberikan password untuk user

biasa berbeda dengan password user root.

Gambar 1.26. Verification User Password

Masukkan kembali password user sesuai dengan password yang

dimasukkan pada menu sebelumnya.

Page 17: Instalasi linux debian

Gambar 1.27. Setting Up the clock

Proses diatas merupakan proses dimana sebuah Server Waktu (Network

Time Server) dicari untuk menyesuaikan waktu meliputi tanggal dan

jam.

Gambar 1.28. Configure the clock

Pada menu diatas, tentukan zona waktu yang sesuai dengan daerah user.

Pada menu diatas terdiri atas 4 (empat) zona waktu yaitu:

o Jakarta & Pontianak, mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian

Barat(WIB).

o Makassar, Mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian Tengah

(WITA)

o Jayapura, Mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)

Berhubung karena penulis tinggal di makassar, maka pada menu

“Configure The Clock” seperti gambar diatas, maka Penulis memilih

“Makassar”.

Gambar 1.29. Detecting disk and All other Hardware

Proses diatas merupakan proses dimana hardware yang terhubung

Page 18: Instalasi linux debian

dengan CPU dideteksi oleh Debian.

Gambar 1.30. Loading Additional Components for Partition Manager

Proses diatas merupakan proses membuka/membaca beberapa paket

aplikasi yang akan digunakan untuk proses pembagian partisi atau

pembuatan partisi pada hard disk.

Gambar 1.31. Starting up the partitioner

Merupakan proses persiapan partition manager, untuk memulai proses

pembuatan partisi.

Gambar 1.32. Partition Method

Gambar diatas menunjukkan beberapa metode partisi yang dapat

digunakan yaitu:

o Guide – use entire disk, merupakan mekanisme pembuatan partisi

secara otomatis yang menghapus semua partisi yang ada pada hard

disk dan membuat partisi baru sesuai ketentuan system.

o Guide – use entire disk and set up LVM, merupakan mekanisme

pembuatan partisi secara otomatis dengan menghapus semua

partisi yang ada pada hard disk dan membuat partisi dalam bentuk

LVM (Logical Volume Manager). LVM (Logical Volume

Page 19: Instalasi linux debian

Manager) merupakan mekanisme mengelompokan partisi logical

pada 1 (satu) wadah atau 1 (satu) grup.

o Guide – use entire disk an set up encrypted LVM, merupakan

mekanisme pembuatan partisi secara otomatis dengan menghapus

semua partisi yang ada pada hard disk, kemudian membuat partisi

baru dalam bentuk LVM yang terenkripsi. Enkripsi partisi dalam

hal ini merupakan metode yang digunakan agar data atau partisi

tidak dapat dibuka secara langsung kecuali membuat password

enkripsi pada saat proses mounting partition.

o Manual, merupakan mekanisme pembuatan partisi yang secara

manual oleh pengguna atau dalam artian dibuat sesuai keinginan.

Seperti gambar 1.32 diatas, pada bagian tersebut pilih “Manual”.

Kemudian akan tampil menu seperti berikut:

Gambar 1.33. New Partition Tabel

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa Hard disk yang digunakan

untuk menginstalasi Debian GNU/Linux adalah hard disk baru yang

belum dilakukan pembuatan partisi sebelumnya. Pada tampilan menu

tabel partisi diatas, pilih nama Hard disknya, contohnya Vmware

Virtual S. Pilih nama hard disk tersebut, lalu Enter.

Page 20: Instalasi linux debian

Gambar 1.34. Create new empty partition table

Pada menu seperti diatas memberikan sebuah pertanyaan yaitu

“Apakah anda ingin membuat sebuah table partisi pada hard

dsik?”. Pada bagian ini pilih “Yes”, jika memilih “No”, maka tidak

akan dibuatkan empty partition pada hard disk atau akan kembali ke

partition table seperti gambar 1.33 diatas.

Partisi yang akan dibuat dengan spesifikasi berikut:

No Mout Point atau

Titik Kait

Format

FS

Ukuran Type

1 /boot XFS 512 MB Primary

2 Swap partition 1 GB Logical

3 / = “root” XFS 5 GB Logical

4 /home XFS Sisa ruang kosong Logical

Tabel 1.1. Spesifikasi Partisi yang akan dibuat

o Pembuatan partisi boot

Partisi “/boot” merupakan partisi yang dibutuhkan pada saat

proses bootingsistem operasi. Pembuatan partisi “/boot” berguna

apabilaterjadi kerusakan pada sistem boot Linux, maka perbaikan

hanya dilakukan pada satu partisi saja yakni partisi “/boot”.

Pada dasarnya partisi “/boot” merupakan sebuah direktori yang

berada pada direktori “/” (root), yang kemudian dibuatkan partisi

agar terpisah dari partisi “/” (root) dalam bentuk partisi.

Gambar 1.35. Empty Partition Table

Page 21: Instalasi linux debian

Pada gambar diatas terlihat sudah ada “Empty Partition

Table” atau ruang kosong yang mendefinisikan bahwa hard

disk siap digunakan atau dibuatkan partisi. Pada bagian

seperti gambar diatas, pilihlah “pri/log 8.6 GB Free

Space”, lalu Enter. Kemudian akan tampil menu seperti

berikut:

Gambar 1.36. Create and use a new partition

Pada menu seperti gambar diatas pilihlah “Create a

newpartition”, lalu Enter.

Gambar 1.37. New Partition Size

Pada menu seperti diatas, tentukanlah ukuran sesuai dengan

ketentuan tabel 1.1. Pertamabuat partisi bootdengan ukuran

512 MB, kemudian ketik “512 MB” pada kolom yang

ditunjukkan pada gambar 1.37 diatas. Setelah menentukan

ukuran partisi untuk partisi/boot, lalu tekan Enter.

Page 22: Instalasi linux debian

Gambar 1.38. Pemilihan Tipe Partisi

Pada menu seperti diatas, pilih “Primary”, sebab pada

tabel partisi sudah ditentukan bahwah partisi/bootyang akan

dibuat, serta karena partisi /bootmerupakan partisiyang

akan dicari pertama kali ketika komputer diaktifkan.

Gambar 1.39. Location for new partition

Pilih“Beginning”, kemudian Enter.

Gambar 1.40. Partition Settings

Pada bagian diatas ada beberapa item penting yang harus di

pahami, yakni:

User as, merupakan item yang berisi pilihan untuk

format file system.

Mount Point, merupakan item yang berisi pilihan

untuk mount pointterhadap direktori yang akan

dibuat.

Bootable flag, merupakan item yang dipilih untuk

mengaktifkanpenanda agar dapat booting, dalam hal

ini dikhususkan pada partisi yang berisi kode-kode

penting saat proses booting system operasi.

Page 23: Instalasi linux debian

Pada bagian ini kita akan membuat partisi dengan format

file systemXFS, kemudian pilih “User as”, lalu Enter,

maka akan tampil menu sepeti berikut:

Gambar 1.41. Format File System

Pada gambar 1.41 diatas, pilihlah “XFS Journaling File

System”, kemudian Enter.

Gambar 1.42. Partition Settings

Pada saat kembali ke “Partition Settings”, pilih “Mount

Point”, lalu Enter. Kemudian akan tampil menu seperti

berikut:

Page 24: Instalasi linux debian

Gambar 1.43. Mount Point Menu

Pada menu seperti gambar diatas, pilih “/boot – static file

of the bootloader”, lalu Enter. Maka akan tampil menu

sepeti berikut:

Gambar 1.44. Partition Settings

Pada menu settings seperti gambar 1.44 diatas, pilih

“Bootable flag” lalu Enter. Berikut perubahan dari menu

“Partition Settings”:

Gambar 1.45. Partition Settings

Pada gambar diatas terlihat bahwa pada item “Bootable

Page 25: Instalasi linux debian

flag: On”, artinya partisi yang dibuat aktif untuk proses

booting, dan partisi yang harus dilakukan pengubahan dari

“Bootable flag: Off” menjadi “Bootable flag:On” yaitu

partisi/boot.

Gambar 1.46. Partition Settings

Pengaturan untuk partisi /boot telah selesai, maka pilih

“Done setting up the partition”, lalu Enter. Setelah itu

akan tampil tabel partisi, dan partisi /boot selesai di buat.

Gambar 1.47. Partition Table

o Pembuatan partisi swap

Partisi swap merupakan partisi yang secara khusus tidak

diharuskan, namuan secara umum diharuskan. Sebab pada

PC/Laptop yang memiliki kapasitas memori RAM lebih besar,

misalkan 4 GB atau lebih, maka tidak diperlukan partisi swap,

sebab jika dibuatkan partisi swap, tidak akan berguna, karena

memori RAM PC/Laptop dapat menangani semua kebutuhan

software yang memerlukan kapasitas memori RAM yang cukup

tinggi.Partisi swap diharuskan jika PC/Laptop memiliki Memory

Page 26: Instalasi linux debian

kurang dari 3 GB, karena terkadang dengan kapasitas memory

RAM 3 GB masih menggunakan sebagian partisi swap untuk

menangani kebutuhan software, yang tidak dapat ditangani secara

keseluruhan oleh memori RAM.

Partisi swap adalah sebuah partisi virtual memori yang memiliki

fungsi yang sama dengan memori RAM fisik, dengan mengubah

kapasitas hard disk menjadi memori RAM.

Gambar 1.48. Partition Table

Pada menu “Partition Settings” seperti diatas, pilih “Free

Space” lalu Enter, kemudian akan tampil menu seperti

berikut:

Gambar 1.49. User Free Space for new partition

Pilih“Create a new partition”, lalu Enter.

Gambar 1.50. New Partition Size

Pada menu diatas, tentukan ukuran partisi untuk partisi

Page 27: Instalasi linux debian

swap, seperti ketentuan pada table 1.1, partisi Swap

berukuran “1 GB”, maka tulis “1 GB”, setelah menentukan

ukuran partisi untuk swap, lalu Enter.

Gambar 1.51. Partition Type

Pada menu seperti diatas, pilih “Logical”, lalu Enter.

Gambar 1.52. Partition Location

Pada menu “Location for the new partition”, pilih

“Beginning”, kemudian Enter.

Gambar 1.53. Partition Settings

Pada bagian ini, pengaturan hanya pada format file system

atau “Useras”, sebab untuk membuat partisi swap, yang

diatur hanyalah padabagian “Use as”, ketika muncul menu

seperti gambar 1.53 diatas, pilih “Use as” lalu Enter.

Page 28: Instalasi linux debian

Gambar 1.54. Format File System

Ketika muncul menu seperti diatas, pilih “Swap area”, lalu

Enter.

Gambar 1.55. Menu Partition Settings

Pada menu diatas, terlihat bahwa“Use as” berapa pada

“swap area”, pada bagian ini tidak terlihat item “Mount

Point”, sebab partisi swap merupakan partisi yang sifatnya

sama dengan memori RAM, kemudian partisi swap juga

tidak memiliki kaitan dengan direktori Linux, namun dia

bertekait pada manajemen memori sistem Linux.

Kemudian, Pilih “Done Setting up the partition” lalu

Enter. Setelah itu akan tampil tabel partisi, dan maka partisi

swap selesai dibuat.

Page 29: Instalasi linux debian

Gambar 1.56. Partition Table

o Pembuatan Partisi “/” (root)

Partisi “/” (root) merupakan partisi yang berisi file-file system

Linux. Pada sistem Linux terdapat dua bentuk root yaitu user root

dan direktoriroot. User root merupakan user yang dapat melakukan

segala hal padasistem Linux atau dalam artian akses tanpa batas,

kemudian direktoriroot merupakan direktori system yang berisi

semua direktori sub sistemseperti direktori “/boot”, “/home”,

“/var”, “/opt”, dll. Pembuatan partisi terhadap beberapa direktori

sub sistem tidak akan membuat perbedaan pada susunan direktori

sub sistem, namun secara fisik direktori sub sistem yang dibuatkan

partisi jelas memiliki ruang yang berbeda.

Gambar 1.57. Partition Table

Pada table partisi seperti diatas, pilih“Free Space”, lalu

Enter.

Page 30: Instalasi linux debian

Gambar 1.58. Use Free Space

Pilih“Create a new partition”, lalu Enter.

Gambar 1.59. New Partition Size

Pada menu seperti diatas, tentukan ukuran partisi unutk

partisi “/” (root), pada table 1.1, memberikan ketentuan

bahwa partisi “/” (root) berukuran “5 GB”, kemudian pada

kolom yang ditunjukkan pada gambar 1.61 diatas,ketik “5

GB” lalu Enter.

Gambar 1.60. Type for the new partition

Pada menu seperti diatas, pilih“Logical”, lalu Enter.

Gambar 1.61. Location for the new partition

Pada menu seperti diatas pilih “Beginning”, lalu Enter.

Page 31: Instalasi linux debian

Gambar 1.62. Partition Settings

Kemudian, pada menu partition settings seperti diatas, hal

pertama yang diatur yaitu dibagian “use as”, untuk

menetukan format file systemnya, dan sesuaikan ketentuan

pada table 1.1 bahwa semua partisi menggunakan format

file system “XFS”, jadi pilih “use as” lalu Enter, kemudian

akan tampil menu seperti berikut:

Gambar 1.63. Format File System

Pada menu pemilihan format file system, pilih “XFS

Journaling FileSystem” lalu Enter. Dan ketika kembali ke

menu “Partition Settings”, pastikan pada item “Mount

Point” sudah terkait dengan direktori “/”(root), seperti

gambar berikut:

Page 32: Instalasi linux debian

Gambar 1.64. Partition Settings

Pada menu partition settings pastikan pada bagian “Mount

Point” sudah terkaitkan dengan “/” (root) seperti gambar

diatas, kemudian setelah itu, pilih “Done Setting up the

partition” lalu Enter.

Gambar 1.65. Partition Table

Pada gambar seperti diatas menunjukkan bahwa partisi “/”

(root) telah selesai dibuat.

o Pembuatan partisi /home

Partisi /home merupakan partisi yang memiliki fungsi sebagai

tempat penyimpanan data-data, baik berupa file word processor,

maupun file-file penting lainnya. Analogi dari partisi /home ini,

hampir sama dengan partisi Drive D, Drive E, dan seterusnya pada

Sistem Operasi Microsoft Windows.

Pembuatan partisi /home ini hampir sama dengan cara pembuatan

partisi /boot dan “/” (root) yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal

yang perlu diperhatikan pada pembuatan partisi yaitu “Format file

Page 33: Instalasi linux debian

system” dan “Mount Point” terhadap direktori yang dibawah

naungan direktori “/” (root).

Gambar 1.66. Partition Table

Pada table partisi seperti gambar diatas, pilih “Free

Space”, lalu Enter.

Gambar 1.67. User free Space for New Partition

Pada menu seperti diatas, pilih“Create a new partition”,

lalu Enter.

Gambar 1.68. Create Partition Size

Terlihat pada gambar 1.68 diatas, nominal pada kolom

Partition Size yaitu “2.1 GB”, yang dimaksud pada table

1.1, bahwa partisi /home berukuran sisa ruang kosong dari

hard disk, dari semua partisi yang telah dibuat, yang tersisa

hanyalah 2.1 GB, dan disini tidak perlu menentukan ukuran

Page 34: Instalasi linux debian

partisinya, cukup dengan menekan Enter dan dilanjutkan

pada menu berikutnya.

Gambar 1.69. Type for the new partition

Pada menu seperti gambar 1.69 diatas, pilih “Logical”, lalu

Enter.

Gambar 1.70. Partition Settings

Pada menu partition settings seperti gambar diatas, Hal

yang pertama yang diatur yaitu format file system dengan

cara memilih item “Use as” lalu Enter, kemudian akan

tampil menu pemilihan format file system seperti gambar

berikut:

Page 35: Instalasi linux debian

Gambar 1.71. Menu Pemilihan Format File System

Pada menu “Choose Format File System” pilih “XFS

Journaling File System” lalu Enter.

Gambar 1.72. Partition Settings

Pada saat kembali ke menu Partition Settings pilih Mount

Point, kemudian lakukan pengubahan titik kait atau mount

point ke “/home” seperti gambar berikut:

Gambar 1.73. Partition Setting Finished

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.73 diatas, bahwa

Page 36: Instalasi linux debian

ketika semua pangaturan partisi telah rampung, maka pilih

“Done Setting up the partition” lalu Enter. Kemudian

akan tampil kembali menu Partition Table seperti berikut:

Gambar 1.74. Partition Table

Pada menu Partition Table seperti gambar 1.74 diatas,

semua partisi yang dibutuhkan untuk PC Server telah

selesai dibuat, kemudian untuk melanjutkan proses

installasi pilih “Finish partitioning and write changes to

disk”, lalu Enter. Setelah itu akan tampil menu seperti

berikut:

Gambar 1.75. Formatted Partition

Pada menu yang ditunjukkan pada gambar 1.75 diatas,

terdapat pertanyaan yaitu “Write the changes to disks?”,

jika memilih “No”, maka akan kembali ke menu Partition

Table, namun jika memilih “Yes”, maka akan melanjutkan.

Pada bagian ini cukup pilih “Yes” lalu Enter.

Page 37: Instalasi linux debian

Gambar 1.76. Proses Pembuatan dan Format Partisi

Proses yang ditunjukkan pada gambar 1.76 diatas,

merupakan proses “Formatting Proccess”,. Proses inilah

yang mengeksekusi Hard disk untuk menulis partisi sesuai

bentuk table partisi yang telah di buat. Kemudian, proses

selanjutnya yaitu proses “Installing The Base System”

seperti berikut:

Gambar 1.77. Installing The Base System

Proses diatas merupakan proses instalasi sistem dasar, dan

beberapa utilitas agar dapat melanjutkan proses instalasi

aplikasi berikutnya. Pada proses ini juga mencakup proses

installasi kernel, dan aplikasi pendukung kernel. Di sini

cukup menunggu hingga proses instalasi selesai.

Gambar 1.78. Configure the package manager\

Pada menu seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas,

terdapat 3 (tiga) pilihan yaitu:

Go Back, yaitu kembali ke Daftar Proses Instalasi

Debian GNU/Linux

Yes, Yaitu menyetujui pendaftaran semua DVD

Repo Debian.

No, yaitu proses installasi dilanjutkan tanpa harus

Page 38: Instalasi linux debian

mendaftarkan semua DVD Repo Debian.

Pada bagian ini cukup memilih “No” lalu Enter. Kemudian

akan tampil proses seperti berikut:

Gambar 1.79. Configure apt

Proses diatas merupakan proses mengkonfigurasi atau

sumber instalasi aplikasi, contohnya DVD Repo atau Repo

Online. Pada bagian ini source aplikasi adalah DVD

Installer/Repo, kemudian setelah itu akan dilanjutkan pada

proses installasi aplikasi apt-get dan tasksel untuk proses

installasi aplikasi dan utilitas berikutnya.

Gambar 1.80. Select and Install Software Proccess

Proses diatas merupakan proses instalasi paket aplikasi atau

utilitas untuk melanjutkan instalasi aplikasi berikutnya.

Setelah instalasi sistem dasar, proses ini merupakan

instalasi utilitas dan aplikasi pendukung lainnya Step 1.

kemudian setelah itu akan tampil menu “Configuring

Popularity-Contest” seperti gambar berikut:

Gambar 1.81. Configuring Popularity-contest

Pada menu yang ditunjukkan pada Gambar 1.81 diatas,

terdapat pertanyaan dengan 2 (dua) jawaban yang masing-

Page 39: Instalasi linux debian

masing memiliki makna, yaitu :

Pilihan “Yes” artinya pada saat proses

pengoperasian Debian GNU/Linux dan terdapat bug

pada aplikasi tertentu, maka pelaporan bug tersebut

akan dilaporkan secara online dari menu aplikasi

yang masih memiliki bug.

Pilihan “No” artinya tidak akan melakukan

pelaporan jika terdapat bug pada aplikasi tertentu.

Pada bagian ini, cukup memilih “No”, lalu Enter.

Kemudian akan tampil proses seperti berikut:

Gambar 1.82. Running Tasksel Aplication

Proses diatas adalah proses memjalankan aplikasi Tasksel

yang merupakan perantara proses instalasi aplikasi lainnya.

Setelah proses tersebut selesai, lalu akan tampil menu

Software Selection, seperti berikut:

Gambar 1.83. Software Selection

Pada menu Software Selection terdapat beberapa Paket

aplikasi yang dapat diikut sertakan pada proses installasi

yaitu:

Graphical Desktop Environment merupakan paket

aplikasi yang berfungsi sebagai layanan/aplikasi

desktop pada sistem Debian GNU/Linux.

Page 40: Instalasi linux debian

Web Server merupakan paket aplikasi yang

berfungsi sebagai aplikasi/layanan server website.

Print Server, merupakan paket aplikasi yang

berfungsi untuk layanan server printer pada system

Debian GNU/Linux.

DNS Server, merupakan paket aplikasi yang

berfungsi untuk layanan/aplikasi server domain

pada sistem Debian GNU/Linux.

File Server, merupakan paket aplikasi yang

berfungsi untuk layanan/aplikasi Server File. Server

File ini merupakan server yang melayani aktifitas

sharing file antar server dan client atau antar PC

dengan PC.

Mail Server, merupakan paket aplikasi untuk

layanan/aplikasi mail di sistem Debian GNU/Linux.

SQL Server, merupakan paket aplikasi untuk

layanan/aplikasi database SQL pada system Debian

GNU/Linux.

SSH Server, merupakan paket aplikasi untuk

layanan/aplikasi remote server pada system Debian

GNU/Linux.

Laptop, merupakan paket aplikasi untuk beberapa

aplikasi pendukung laptop, seperti fungsi tombol

FN, TouchPad, dan semua aplikasi yang digunakan

untuklLaptop.

Standard System Utilities, merupakan paket

aplikasi untuk sistem dasar dan interface dasar

Linux. Standard System Utilities ini adalah sebuah

pilih paket aplikasi yang outputnya adalah sistem

berbasis text.

Pada menu yang ditunjukkan oleh Gambar 1.83 diatas,

Page 41: Instalasi linux debian

yang tercentang pada menu tersebut hanyalah “Standard

System Utilities”. Untuk Menghilangkan dan memberikan

centang pada paket aplikasi, tekan “Spasi”, dan selanjutnya

sesuaikan pengaturan pada menu “Software Selection”

seperti berikut:

Gambar 1.84. Software Selection

Pada menu software selection, yang tercentang hanyalah

“Standard System Utilities”, setelah semua telah selesai

diatur, lalu tekan Enter., kemudian akan tampil proses

instalasi Aplikasi atau utilitas System Linux, seperti yang

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1.85. Retrieving Application From DVD Installer/Repository

Pada proses seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas,

yaitu proses dimana paket-paket aplikasi yang akan di

install, diambil terlebih dahulu dari DVD Installer atau

DVD Repository, proses ini juga dapat disebut proses

Retrieving File. Setelah proses tersebut selesai, kemudian

ada yang disebut proses Unpacking, Preparing, &

Configure/Installation seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut:

Page 42: Instalasi linux debian

Gambar 1.86. Preparing, Configure and Installation Packages Application

Proses seperti gambar diatas, merupakan proses preparing,

configure, & installation application. Proses ini adalah

instalasi utilitas yang diperlukan saat pengoperasiaan

interface text Debian GNU/Linux. Kemudian tunggu

hingga tampil menu “Install the GRUB Boot Loader on a

Hard disk” seperti gambar berikut:

Gambar 1.87. Installing The GRUB Boot Loader

Pada menu seperti gambar diatas, terdapat 2 (dua) pilihan

yaitu “Yes” & “No”, jika memilih “Yes”, Proses installasi

Grub Boot Loader akan dilanjutkan, Namun jika memilih

“No”, maka akan tampil menu untuk menentukan lokasi

MBR (Master Boot Record) pada Hard Disk, seperti

berikut:

Gambar 1.88. Installation GRUB Boot Loader of the Specified Location

Menu seperti gambar diatas, sebenarnya hampir sama

Page 43: Instalasi linux debian

dengan yang ditunjukkan pada gambar 1.87, namun

perbedaannya pada menu diatas, yaitu menentukan lokasi

partisi MBR (Master Boot Record) atau Boot Loader.

Berikut penjelasan pada pilihan yang ditunjukkan pada

gambar 1.123 diatas yaitu:

“(hd0)” of “/dev/hda” will install GRUB to the

Master boot record of your first hard drive (IDE);

--> merupakan penjelasan tentang penggunaan

lokasi MBR (Master Boot Record) pada Partisi

pertama di hard disk.

“(hd0,2)” or “/dev/hda” will use the second

partition of your first IDE Drive; --> Merupakan

penjelasan tentang penggunaan lokasi MBR (Master

Boot Record) pada partisi kedua di hard disk,.

“(hd2,5)” or “/dev/sdc5” will use the first

extended partition of your third drive (SCSI

Here); --> Penjelasan tentang penggunaan lokasi

MBR (Master Boot Record) pada hard disk SCSI

atau CD/DVD-ROM/RW.

“(fd0)” or “/dev/fd0” will install GRUB to a

floppy; --> Penjelasan tentang penggunaan lokasi

MBR (Master Boot Record) pada media

penyimpanan floppy disk atau removable disk.

Pada bagian ini, mungkin terdapat kekeliruan sedikit, yaitu

pada lokasi partisi “/dev/hda”, lokasi partisi “/dev/hda”

mendefinisikan lokasi untuk hard disk berteknologi

“PATA” (Pararel ATA), kemudian untuk hard disk

berteknologi “SATA” (Serial ATA) lokasinya yaitu

“/dev/sda”.

Page 44: Instalasi linux debian

Gambar 1.89. Installing GRUB Boot Loader

Jika menemukan menu seperti diatas, cukup dengan

mengetikkan pada kolom seperti yang ditunjukkan pada

gambar diatas, yaitu “/dev/sda”, itu bisa diketik ketika

teknologi hard disk yang digunakan yaitu SATA, namun

jika tekonlogi hard disk yang digunakan adalah teknologi

hard disk PATA maka yang diketik “/dev/hda”.

Setelah menentukan lokasi MBR pada hard disk seperti

yang ditunjukkan pada “Gambar 1.89” diatas, lalu tekan

Enter, maka akan tampil proses instalasi GRUB Boot

Loader seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar1.90. GRUB boot loader installation Proccess

Proses diatas ada proses instalasi GRUB boot loader pada

hard disk, dan proses inilah yang merupakan proses

installasi terakhir dari proses installasi Debian GNU/Linux.

Gambar 1.91. Finish the Installtion

Pada menu akhir seperti yang ditunjukkan pada gambar

diatas, pilih “Continue” lalu Enter. Kemudian secara

Page 45: Instalasi linux debian

otomatis PC/Laptop akan di rertart dan CD/DVD installer

GNU/Linux akan keluar dengan sendirinya, kemudian

tunggu hingga tampil Menu Boot Debian GNU/Linux

seperti gambar berikut:

Gambar 1.92. Menu Boot Loader

Pada menu boot seperti gambar diatas, kita bisa memilih

“Debian GNU/Linux, with Linux 2.6.32-5-686” atau

tunggu hingga tampil menu login seperti berikut:

Gambar 1.93. Menu Login Debian

Pada menu login masukan user root lalu Enter, kemudian

masukkan password rootnya.

Page 46: Instalasi linux debian

H. Kelebihan dan Kekurangan Debian

Debian hadir dengan membawa beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu

sebagai berikut :

Kelebihan Debian

Beberapa kelebihan dari system operasi debian antara lain sebagai

berikut :

o Free Software, artinya dapat mengambil/menyalin source

program Linux tanpa dikenai biaya dan dapat memperbanyak,

memodifikasi serta menyebarluaskan secara bebas.

o Open Source, artinya semua listing program dari source code

sistem operasi tersebut dapat dilihat dan dimodifikasi tanpa

adanya larangan dari siapapun.

o Kestabilan program yang telah teruji, sistem tidak mudah

mengalami hang, walaupun telah menjalankan program secara

terus menerus dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu lebih

dari satu bulan, dengan tanpa harus melakukan restart.

o Merupakan sistem operasi cross platform, yang dapat

dijalankan pada hampir semua jenis/tipe komputer yang ada

saat ini.

o Mudah dipelihara.

o Sangat stabil.

o Jarang down kecuali:

Kerusakan perangkat keras

Update kernel

Mati listrik

Kelemahan Debian

Terlepas dari beberapa kelebihannya yaitu seperti yang disebutkan

diatas, system operasi debian memiliki beberapa kelemahan, yaitu

sebagai berikut :

o Yang jadi kelemahan debian bagi user adalah versi software

Page 47: Instalasi linux debian

yang dipakai, biasanya versi yang dipakai debian lebih tua dari

yang sudah rilis saat itu.

o Sangat sulit memasukkan software versi terbaru kedalam

distronya, sebelum benar benar teruji dari sisi keamanannya

ataupun kestabilannya.

o Sulit dikonfigurasi pada saat install pertama kali.

o Perlu repositori besar (40-60 GB).

o Perioda rilis yang konservatif.

I. Kesimpulan

Debian adalah sistem operasi (SO) bebas untuk komputer. Debian pertama

kali diperkenalkan oleh Ian Murdoch, seorang mahasiswa dari Universitas

Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993, Nama Debian

berasal dari kombinasi nama mantan-kekasihnya Debra dan namanya Ian.

Debian hadir tentunya dengan beberapa kelebihan dan kekurangan, salah

satunya yaitu system SO jenis ini jarang sekali down. Instalasi Debain

GNU/Linux terdiri atas dua mode yaitu mode text dan mode GUI.