9
Kelompok 2 Sejarah Indonesia 1. Dhimas Ulfa Lathifah (07) 2. Irma Anisha Ristiani (14) 3. Tirta Meyrizka Lubis (26) 4. Titania Intan Permatasari (27)

Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Kelompok 2 Sejarah Indonesia

1. Dhimas Ulfa Lathifah (07)2. Irma Anisha Ristiani (14)3. Tirta Meyrizka Lubis (26)4. Titania Intan Permatasari (27)

Page 2: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau

Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya.

Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal, dan kemampuan diplomasi dagang.

Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara.

Page 3: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

 A. POLA JARINGAN PERDAGANGAN DAN PELAYARAN ANTARPULAU DI INDONESIA DAN

HUBUNGANNYA DENGAN WILAYAH LAIN DI ASIA TENGGARA SAMPAI JATUHNYA MALAKA TAHUN 1511

Pelaut-pelaut Nusantara juga telah mengetahui beberapa rasi bintang. Ketika berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah pada pulau-pulau, gunung-gunung, tanjung-tanjung, atau letak kedudukan matahari di langit. Pada malam hari mereka memanfaatkan rasi bintang di langit yang cerah sebagai pedoman arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna sebagai pedoman mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar menjadi pedoman untuk menentukan arah utara. Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1500 berpusat di beberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran, Majapahit, Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.

Page 4: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu a.lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu, bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera);b.beras, gula, kayu jati (Jawa);c.emas, intan, kayu-kayuan (Kalimantan);d.kayu cendana, kapur barus, beras, ternak, belerang (Nusa Tenggara);e.emas, kelapa (Sulawesi); danf. perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu Kei (Maluku dan Papua).

Page 5: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Rasi bintang biduk besar dan rasi bintang pari. Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui system barter (tukar menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya dilakukan oleh para pedagang daerah pedalaman. Hal ini disebabkan kegiatan komunikasi dengan daerah-daerah luar kurang lancer.

Page 6: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Beberapa macam mata uang yang telah beredar pada saat itu adalah 1.Drama (Dirham), mata uang emas dari Pedir dan Samudera Pasai;2.Tanga, mata uang perak dari Pedir;3.Ceiti, mata uang timah dari Pedir;4.Cash (Caxa), mata uang emas di Banten;5.Picis, mata uang kecil di Cirebon;6.Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo;7.Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo;8.Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo;9.Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa; dan10.Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam. Mata uang asing yang telah digunakan dalam kegiatan perdagangan di Nusantara antara lain Real (Arab); Yuan dan Cash (Cina).

Page 7: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau-pulau lain telah berjasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di Semenanjung Malaka; Pattani, dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain.

Perahu yang dipakai dalam pelayaran di masa lalu.

Page 8: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

B. PERAN KEPULAUAN INDONESIA DALAM PERDAGANGAN DAN PELAYARAN DI ASIA TENGGARA

SAMPAI ABAD KE-18

Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini. 1.Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain.2.Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara.3.Pengumpul barang komoditas yang diperlukan bangsa lain.4.Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang siap disebarkan keseluruh Nusantara. 

Page 9: Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh Kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13.