41
Di Susun Oleh Dita Safitri Awaliah XII IPA 2 KAIDAH KAIDAH USHUL FIQIH

Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Di Susun OlehDita Safitri Awaliah

XII IPA 2

KAIDAH KAIDAH USHUL FIQIH

Page 2: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Page 3: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

A. Pengertian • Qawaid merupakan bentuk jamak dari

qaidah, yang kemudian dalam bahasa indonesia disebut dengan istilah kaidah yang berarti aturan atau patokan.

• kaidah secara bahasa artinya tidak akan keluar dari dasar atau pondasi dan tempat sesuatu.

• Adapun secara istilah Adapun secara istilah

Page 4: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Defenisi kaidah-kaidah ushuliyah

• Dr. Jailany mendefinisikan sebagai:” hukum kulli (berifat umum) yang berdiri diatasnya furu’ fiqhiyah yang di bentuk dengan bentuk umum dan akurat”. Defenisi ini belum maani’ karena kaidah-kaidah fiqh masih masuk didalamnya.

• Prof. Dr. Muhammad Syabir mendefinisikan sebagai:” ”Suatu perkara kulli (kaidah-kaidah umum) yang dengannya bisa sampai pada pengambilan kesimpulan hukum syar’iyyah al far’iyyah dari dalil-dalilnya yang terperinci”.

Page 5: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

” Hukum kulli (umum) yang dibentuk dengan bentuk yang akurat yang menjadi perantara dalam pengambilan kesimpulan fiqh dari dalil-dalil, dan cara penggunaan dalil serta kondisi pengguna dalil”

Page 6: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

B. Sumber pengambilan Kaidah Ushul Fiqih

Secara global, kaidah-kaidah ushul fiqh bersumber dari naql (Al-Qur’an dan Sunnah), ‘Akal (prinsip-prinsip dan nilai-nilai), bahasa (Ushul at tahlil al lughawi),

Page 7: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

1. Al-Qur’an• Allah berfirman : “dan

Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. AL Isra: 82)

• Dan firman Allah:“dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (QS An Nahl: 89)

Page 8: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Diantara kaidah-kaidah ushul yang di hasilkan dari Al Qur’an adalah:

1. Sunnah adalah sumber hukum yang di akui, dengan dalil

2. Al Qur’an bisa difahami dari uslub-uslub bahasa arab, dengan dalil

3. Adat atau kebiasaan di akui sebagai hukum pada permasalahan yang tidak memiliki dalil, dengan dalil

Page 9: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

2. As Sunnah• Allah Berfirman yang

artinya:” Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul”. (QS. Ali Imran: 144).

• dalam surat Al Hasyr Allah berfirman:“apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.“

• Allah berfirman yang artinya:“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. (QS. Ali Imran: 144)

Page 10: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Diantara kaidah-kaidah ushul yang di ambil dari hadits adalah:

1. Perintah yang mutlak hukumnya wajib ( األمرالوجوب يفيد (المطلق

2. Ijma’ merupakah hujjah yang di akui secara syar’I ( شDرعا معتبرة حجة (اإلجماع

3. Jika berkumpul perintah dan larangan maka larangan di dahulukan ( قدم Dوالمحرم اآلمر اجتمع إذا(المحرم

4. Qiyas merupakan hujjah yang di akui secara syar’I ( شDرعا معتبرة حجة Dالقياس)

Page 11: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

3. Ijma’• Diantara kaidah-

kaidah ushul yang di ambil dari ijma adalah:

1. Ijma’ Sahabat bahwa “hukum yang di hasilkan dari hadits ahad dapat di terima”.

2. Ijma’ Sahabat bahwa “hukum terbagi menjadi 5 macam”.

3. Ijma’ Sahabat bahwa “syariat nabi Muhammad menghapus seluruh syariat yang sebelumnya”.

Page 12: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

4. Akal • Akal memiki kedudukan

yang tinggi didalam syariat islam, karena kita tidak akan faham islam tanpa akal. oleh karena itulah akal merupakan syarat taklif dalam islam.

Diantara kaidah-kaidah ushul yang di hasilkan dari akal adalah:

1. Al Qur’an merupakan dalil yang di akui.

2. Baik dan buruk hanya di ketahui melalui syar’I bukan akal.

3. Yang lebih kuat didahulukan dari yang lemah.

Page 13: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

5. Perkataan Sahabat Diantara kaidah-kaidah

ushul yang diambil dari perkataan-perkataan sahabat Rasulullah adalah:

1. Hadits-hadits Ahad zonniyah

2. Hadits-hadits Ahad zonniyah

3. Hukum yang terakhir menghapus hukum yang terdahulu (naskh)

4. Orang awam boleh taqlid

5. Nash lebih di utamakan dari qiyas maupun ijma’

Page 14: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Kaidah kaidah Ushul yang di Ambil dari Ilmu Islam

1. Ilmu Ushuluddin• Baik dan buruk dapat

diketahui dengan syar’I bukan dengan akal

• Rasulullah tidak menetapkan ijtihad yang salah

• Tidak ada yang ma’sum kecuali nabi

• Syari’at islam menghapus syari’at sebelumnya

• Domir goib kadang-kadang kembali pada kalimat yang tidak tertulis, dan itu bisa di ketahui melalui siyaaq kalimat.

• Kalimat Aina (أين) menunjukkan tempat (syarat ataupun istifham) dan (   و متي menunjukkan waktu (أيان(syarat atupun istifham)

Page 15: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Fi’il madi jika menjadi fiil syarat, ia berubah menjadi kaliamat insyaa menurut kesepakatan ahli nahwu.

• menunjukkan (إلي)akhir sesuatu (waktu maupun tempat) Dan sebagainya.

• Kaidah  الذرائع سد• Kaidah adat dan

kebiasaan merupakan dalil yang di akui

• Kaidah المصالحالمرسلة

Page 16: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

2. Ilmu Bahasa Arab• Domir goib kadang-

kadang kembali pada kalimat yang tidak tertulis, dan itu bisa di ketahui melalui siyaaq kalimat.

• Kalimat Aina (أين) menunjukkan tempat (syarat ataupun istifham) dan (   أيان و (متيmenunjukkan waktu (syarat atupun istifham)

• Fi’il madi jika menjadi fiil syarat, ia berubah menjadi kaliamat insyaa menurut kesepakatan ahli nahwu.

• menunjukkan (إلي)akhir sesuatu (waktu maupun tempat) dsb

Page 17: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

3. Ilmu Fiqih• Kaidah  الذرائع سد• Kaidah adat dan

kebiasaan merupakan dalil yang di akui

• Kaidah المرسلة المصالح

Page 18: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

C. RUKUN DAN SYARAT KAIDAH-KAIDAH USHUL

Rukun-rukun kaidah UshuliyyahPertama      : Maudu’ (tema) yaitu النهي

Kedua        : Mahmuul yaitu التكرارKetiga        : Penisbatan antara keduanya yaitu kebergantungan rukun kedua dengan rukun pertamaKeempat     : Terjadi atau tidaknya rukun ketiga pada keduanya

Page 19: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Menurut para Ahli mantiq :1. Al Falasifah mengatakan bahwa at tasdiq

adalah rukun ke empat saja, dengan kata lain menurut falasifah, kaidah-kaidah ushul cukup dengan satu rukun saja yaitu rukun yang keempat.

2. Imam Ar Razi mengatakan bahwa at tasdiq tidak cukup dengan rukun ke empat saja tetapi gabungan dari keempat rukun tersebut.

Page 20: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Syarat-syarat kaidah Ushuliyyah :

• Harus dalam bentuk yang singkat• Merupakan perkara yang sempurna• Maudu’nya (temanya) harus kulli bukan juz’I (umum)• Kaidah-kaidah ushul tersebut tidak bertentangan

dengan syari’at dan maqosid syari’ah• Tidak bertentangan dengan kaidah lain (baik itu kaidah

ushul ataupun kaidah fiqh) yang sebanding dengannya atau lebih kuat darinya.

• Kaidah-kadiah ushul tersebut harus tegas dan tidak ragu-ragu

Page 21: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

D. HUBUNGAN ANTARA KAIDAH-KAIDAH USHUL DENGAN USHUL FIQH

Hubungan antara keduanya adalah hubungan atara umum dan khusus (ilmu ushul fiqh lebih umum dari ilmu kaidah-kaidah ushul).

Page 22: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Adapun perbedaan atara keduanya adalah sebagai berikut:

• Mayoritas kaidah-kaidah ushul adalah nilai yang di ambil dari ushul fiqh (ushul fiqh jauh lebih luas pembahasannya daripada kaidah-kaidah ushul).

• Perbedaan dalam segi maudu’ (tema). Tema kaidah-kaidah ushul adalah ushul fiqh itu sendiri adapun tema ushul fiqh adalah al- adillah al ijmaliayah min hautsu dobthi al fiqh.

Page 23: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Dari segi Tujuan. Tujuan dari kaidah-kaidah ushul adalah menyempurnakan ushul fiqh dengan cara menyempurnakan nilai-nilai ushul dengal lafaz yang singkat, dan mengembalikan nilai-nilai tersebut kepada nilai yang lebih umum yang menjadi kaidah buat kaidah tersebut.  Dengan demikian tujuan ilmu kaidah-kaidah ushul adalah ingin memberikan bentuk lain untuk ushul fiqh dalam bentuk kaidah yang lebih singkat dan sistematis. Adapun tujuan ushul fiqh adalah pencapaian nilai-nilai yang dapat menyempurnakan ijtihad dalam fiqh.

• Dari segi histories (Apakah ushul fiqh muncul terlebih dahulu atau kaidah-kaidah ushul?)

Page 24: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Sahabat-sahabat Rasulullah, tabi’in dan yang mengikuti mereka sejak dahulu telah berijithad dengan memakai kaidah-kaidah ushul.  Kemudian pembahasan semakin luas hingga muncullah ilmu ushul fiqh. Demikian juga ilmu ushul fiqh semakin luas hingga di butuhkan kaidah-kaidah singkat yang dapat dengan mudah diterapkan oleh seorang mujtahid, dan inilah yang menjadi tonggak munculnya ilmu kaidah-kaidah ushul. Dengan demikian kaidah-kaidah ushul lebih dahulu muncul dari ilmu ushul fiqh, dah ilmu ushul fiqh muncul sebelum munculnya ilmu kaidah-kaidah ushul.

Page 25: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

E.PERBEDAAN ANTARA KAIDAH-KAIDAH USHULIYYAH DENGAK KAIDAH-KAIDAH

FIQHIYYAH

Persamaan antara kaidah ushul dan kaidah fiqh terletak pada kesaaman sebagai wasilah pengambilan hukum. Keduanya merupakan prinsip umum yang mencakup masalah-masalah dalam kajian syari’ah. Oleh karena itu, dalam perspetif ini kaidah ushul sangatlah mirip dengan kaidah fiqih.

Page 26: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

1. Kaidah ushul pada hakikatnya adalah qa’idah istidlaliyah yang menjadi wasilah para mujtahid dalam istinbath (pengambilan) sebuah hukum syar’iyah amaliah. Kaidah ini menjadi alat yang membantu para mujtahid dalam menentukan suatu hukum. Sedangkan, kaidah fiqih adalah suatu susunan lafadz yang mengandung makna hukum syar’iyyah aghlabiyyah yang mencakup di bawahnya banyak furu’. Sehingga kita bisa memahami bahwa kaidah fiqih adalah hukum syar’i. Dan kaidah ini digunakan sebagai istihdhar (menghadirkan) hukum bukan istinbath (mengambil) hukum (layaknya kaidah ushul).

Page 27: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Contoh : kaidah ushul “al-aslu fil amri lil wujub” bahwa asal dalam perintah menunjukan wajib. Kaidah ini tidaklah mengandung suatu hukum syar’i. Tetapi dari kaidah ini kita bisa mengambil hukum, bahwa setiap dalil (baik Qur’an maupun Hadits) yang bermakna perintah menunjukan wajib. Berbeda dengan kaidah fiqih “al-dharar yuzal” bahwa kemudharatan mesti dihilangkan. Dalam kaidah ini mengandung hukum syar’i, bahwa kemudharatan wajib dihilangkan.

Page 28: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

2. Kaidah ushul dalam teksnya tidak mengandung asrarus syar’i (rahasia-rahasia syar’i) tidak pula mengandung hikmah syar’i. Sedangkan kaidah fiqih dari teksnya terkandung kedua hal tersebut.

Page 29: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

3. Kaidah ushul kaidah yang menyeluruh (kaidah kulliyah) dan mencakup seluruh furu’ di bawahnya. Sehingga istitsna’iyyah (pengecualian) hanya ada sedikit sekali atau bahkan tidak ada sama sekali. Berbeda dengan kaidah fiqih yang banyak terdapat istitsna’iyyah, karena itu kaidahnya kaidah aghlabiyyah (kaidah umum).

Page 30: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

4. Perbedaan antara kaidah ushul dan kaidah fiqih pun bisa dilihat dari maudhu’nya (objek). Jika Kaidah ushul maudhu’nya dalil-dalil sam’iyyah. Sedangkan kaidah fiqih maudhu’nya perbuatan mukallaf, baik itu pekerjaan atau perkataan. Seperti sholat, zakat dan lain-lain

Page 31: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

5. Kaidah-kaidah ushul jauh lebih sedikit dari kaidah-kaidah fiqh.

6. Kaidah-kaidah ushul lebih kuat dari kaidah-kaidah fiqh. Seluruh ulama sepakat bahwa kaidah-kaidah ushul adalah hujjah dan mayoritas dibangun diatas dalil yang qot’I. Adapun kaidah-kaidah fiqh ulama berbeda pendapat. Sebagian mengatakan bahwa kaidah-kaidah fiqh bukan hujjah secara mutlaq, sebagian mengatakan hujjah bagi mujtahid ‘alim dan bukank hujjah bagi selainnya, sebagian yang lain mengatakan bahwa kaidah-kaidah tersebut hujjah secara mutlak.

7. Kaidah-kaidah ushul lebih umum dari kaidah-kaidah fiqih

Page 32: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

F. Faedah-faedah Ushul Fiqih dan Keudukannya di antara Ilmu-Ilmu Syara’

1. Faedah Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih• Dapat mengangkat derajat seseorang

dari taqlid menjadi yaqin. Allah berfirman yang artinya:” niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan“. (QS. Al-Mujadalah: 11)

Page 33: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Kaidah-kaidah ushul merupakan asas dan pondasi seluruh ilmu-ilmu islam lainnya. Maka ilmu fiqh, tafsir, hadits dan ilmu kalam tidak akan sempurna tanpanya. Kaidah-kaidah ushul menjadikan pemahaman terhadap al-quran dan sunnah dan sumber-sumber islam lainnya menjadi akurat.

Page 34: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Dengan memahami kaidah-kaidah ushul, seseorang dapat dengan mudah mengambil kesimpulan-kesimpulan hukum syari’ah al-far’iyyah dari dalil-dalilnya langsung dan terus melaksanakannya. Karena kaidah-kaidah ushul merupakan sarana yang menghantarkan seseorang pada hukum-hukum fiqh.

Page 35: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• kaidah-kaidah ushul berusaha membentuk kembali ilmu ushul fiqh dalam bentuk yang baru, lebih singkat dan akurat yang dapat membantu seorang mujtahid dalam pengambilan hukum.

• Seorang yang faham ushul fiqh dan kaidah-kaidahnya akan dapat dengan mudah mengcounter pemikiran-pemikiran yang berusaha menyerang hukum-hukum islam yang telah mapan seperti wajibnya rajam, hudud dan lain sebagainya.

• Tujuan akhir adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Page 36: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

2. Kedudukan Kaidah-Kaidah Ushul Fiqh• Dari segi faedah dan buah yang di hasilkan oleh

kaidah-kaidah ushul, penyusun telah jelaskan pada penjelasan faedah-faedah ushul fiqh diatas.

• Dari segi objeknya, penyusun telah jelaskan bahwa objek kaidah-kaidah ushul adalah ushul fiqh itu sendiri dari segi keakuratannya. Juga membahas nilai-nilai ushul fiqh untuk di undang-undangkan. Jika ilmu ushul fiqh memiliki kedudukan tinggi dalam islam, bagaimanakah kedudukan sebuah ilmu yang bertugas menambah keakuratan ushul fiqh?

Page 37: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Dari segi tujuannya, tujuannya adalah pengambilan hukum syara’ yang praktis dari dalil-dali syara’ dan memperjuangkannya serta memberikan keakuratan dalam berijtihad dan kondisi mujtahid.  Usaha untuk mengetahui hukum-hukum Allah adalah merupakan kewajiban terpenting dan merupakan tujuan penciptaan kita di dalam kehidupan ini. Ilmu apapun yang memiliki tujuan ini adalah ilmu yang memiliki kedudukan tinggi.

• Dari segi kebutuhan. Tidak ada kebahagiaan didunia maupun di akhirat tanpa syari’at Allah. Dan syariat Allah tidak akan dapat diketahui tanpa kaidah-kaidah ushul. Ma la yatimmu al-fadil illa bihi fahuwa faadhil.

Page 38: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

KESIMPULAN• Kaidah-kaidah ushul fiqh adalah ilmu yang

mandiri. Seluruh ulama sepakat bahwa perbedaan antara ilmu dengan ilmu yang lain disebabkan oleh faktor tema atau objek serta tujuan dari ilmu itu sendiri. Ilmu Kaidah-kaidah ushul fiqh memiliki objek dan tujuan yang berbeda dengan ilmu lainnya bahkan berbeda dengan objek serta tujuan ilmu Ushul fiqh. Itu artinya ilmu kaidah-kaidah ushul fiqh adalah ilmu yang berdiri sendiri.

Page 39: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Kaidah-kaidah ushul, apakah merupakan dalil atau tidak dapat dikategorikan pada dua kategori yaitu: Pertama: Kaidah-kaidah ushul yang berdiri sendiri yaitu yang berpatokan pada sumber-sumber islam seperti Al qur’an adalah hujjah, begitu juga dengan sunnah, ijma’ qiyas, masholih mursalah, saddu ad dzaroi’ dan Istishab. Diantara kaidah ini ada yang disepakati oleh ulama sebagai hujjah dan ada yang masih dalam perdebatan dikalangan ulama.  Kedua: Kaidah-kaidah yang tidak berdiri sendiri tetapi hanya sebuah alat. Kaidah-kaidah itu adalah  yang diambil dari bahasa arab dan lainnya. Yang kedua ini bukan merupakan dalil yang mandiri tetapi hanya berfungsi sebagai sarana.

Page 40: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

• Ilmu kaidah-kaidah ushul fiqh tidak bisa dipisahkan dari ilmu ushul fiqh itu sendiri. Karena ilmu ini merupakan bagian dari ilmu ushul fiqh. Hubuangan antara keduanya adalah hubungan antara umum dan khusus.

Page 41: Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih