Upload
kawi-boedisetio-pupuk-the-association-for-the-advancement-of-small-business
View
100
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Wieke Irawati Kodri
Kawi Boedisetio
Langkah-Langkah
Implementasi Prakarsa
Peningkatan Daya
Saing Daerah
Kawi Boedisetio
Prakarsa peningkatan daya saing daerah membutuhkan rangkaian
langkah yang cukup memakan waktu.
Langkah-langkah implementasi prakarsa perlu didampingi secara
intensif.
Selain mengenalkan proses sistematis untuk melakukan
perencanaan kegiatan, kelembagaan di tingkat lokal juga perlu dibenahi
dan diperkuat.
DASAR
Kawi Boedisetio
Berprakarsa melakukan peningkatan daya saing daerah
membutuhkan LANGKAH-LANGKAH KECIL yang tersusun
secara sistematis sehingga tercapai efektivitas yang
optimum.
Kawi Boedisetio
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Langkah-langkah berikut meru-pakan rangkaian pertemuan yang
dapat dijadikan tonggak (milestones) selama proses
prakarsa inisiasi peningkatan daya saing daerah.
13
14
15
16
17
Kawi Boedisetio
Navigasi
Kawi [email protected]
a. SK Kelompok Kerja. Kelompok kerja klaster yang terbentuk perlu disahkan atau dilegalkan melalui surat keputusan kepala daerah. Untuk itu draft SK harus didiskusikan dengan instansi yang terkait untuk menyesuaikan dengan proses administrasi dan proses hukum daerah.
b. Diskusi dengan kepala daerah. Jika pada proses sebelumnya kepala daerah belum terlibat secara langsung, maka ini saatnya untuk berdiskusi lebih dalam dengannya. Jika dirasakan perlu, disampaikan juga tentang lembaga kolaboratif lainnya yang akan dibentuk, yakni dewan daya saing.
c. Format basis data. Karena data merupakan dasar segala tindakan yang akan dilakukan, maka format yang telah didiskusikan perlu dipertajam sekaligus dirancang mekanisme perolehannya. Upaya khusus diperlukan, terutama tentang penugasan personel untuk melakukannya.
Kawi [email protected]
Ini merupakan pertemuan kelompok kerja klaster yang pertama. Biasanya susunan anggota pokja yang didiskusikan pada pertemuan sebelumnya, belum dapat dikatakan “resmi” karena berbagai hal seperti belum dapat hadir, belum dihubungi dlsb. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi ulang terhadap seluruh anggota pokja. Selain itu, perlu didiskusikan juga tentang formalisasi pokja beserta dengan tata kerjanya sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman. Dalam kesempatan ini juga perlu ditetapkan penyusunan basis data sebagai agenda pertama dari sekretariat pokja.
Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota
pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data
Kawi [email protected]
FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik
FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik
Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana
tindak lanjut
Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota
pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data
Urutan pertemuan yang merupakan tonggak capaian langkah-langkah implementasi prakarsa
Nomor pertemuan
Butir-butir proses diskusi
Penjelasan tentang proses diskusi, latar belakang dan petunjuk.
Langkah-langkah yang perlu diambil setelah pertemuan.
Kawi Boedisetio
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Langkah-langkah berikut meru-pakan rangkaian pertemuan yang
dapat dijadikan tonggak (milestones) selama proses
prakarsa inisiasi peningkatan daya saing daerah.
13
14
15
16
17
Kawi Boedisetio
Diskusi dengan pihak yang mau dan mampu melakukan prakarsa. Contoh: Bappeda, swasta besar, divisi comdev perusahaan besar, asosiasi.
Tentukan kelompok pemangku kepentingan kunci pada wilayah tersebut.
Dengan pihak pemrakarsa, rencanakan FGD-1
Diskusi dengan kelompok kecil, pemangku kepentingan di wilayah tersebut. Diskusi dilakukan beberapa kali dalam kelompok homogen.
Kawi Boedisetio
FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik
FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik
Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana
tindak lanjut
Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota
pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data
Kawi Boedisetio
Pleno• Partisipan: seluruh pokja
yang ada• Agenda: Informasi
inovatif; Penajaman agenda intervensi; Dewan daya saing
Penetapan anggota dewan daya saing danFormalisasi dewan daya saing
Rencana tindak dewan daya saing
Presentasi agenda tindak klaster, diselenggarakan oleh dewan daya saing
Kawi Boedisetio
Penyusunan usulan DPDS tentang kebijakan daerah
Rapat kerja DPDS dengan seluruh pokja klaster industri spesifik
Rapat kerja dengan tim penyusun kebijakan daerah (dprd, bappeda, biro hukum & organisasi)
Finalisasi dokumen usulan kebijakan
Kawi Boedisetio
Diskusi dengan pihak yang mau dan mampu melakukan prakarsa. Contoh: Bappeda, swasta besar, divisi comdev perusahaan besar, asosiasi.
Dalam konteks daya saing, ada beberapa pihak yang dapat diajak diskusi. Karena hal ini merupakan pendekatan yang relatif baru, diskusi sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil. Diskusi diperdalam hanya jika terdapat minat dari mitra diskusi. Dalam tahap ini dilakukan sinkronisasi misi antara pihak yang berprakarsa.
Mampu melakukan prakarsa diberi makna minimum, yakni mampu mengundang pihak lain serta mampu menyelenggarakan pertemuan.
Kawi Boedisetio
a. Kumpulkan data daerah. Untuk mulai memahami situasi daerah sasaran, perlu dicari data yang terkini melalui sumber sekunder. Sumber dari media masa sangat berguna untuk mencari perkembangan aktual.
b. Lakukan komunikasi. Hubungan dengan contact person di daerah perlu mulai dilakukan melalui media komunikasi yang tersedia dan dirasakan nyaman bagi kedua belah pihak (mis. Telpon, SMS). Jika perlu kirimkan dokumen sederhana yang dibutuhkan daerah dan muncul pada pertemuan 1.
Kawi Boedisetio
Setelah diskusi 1 telah dilalui dan pemrakarsa memiliki minat untuk meningkatkan daya saing daerah, proses dilanjutkan dengan penentuan pemangku kepentingan kunci (key stakeholder).
Di suatu wilayah/daerah, biasanya terdapat beberapa pihak yang dapat dikatakan pemangku kepentingan kunci (PKK) terhadap pembangunan daerah. PKK ini dapat saja merupakan wakil dari kelompok, tapi dapat juga merupakan seseorang yang dianggap berpengaruh. Susun daftar tentang kelompok ini untuk melakukan pertemuan.
Tentukan kelompok pemangku kepentingan kunci pada wilayah tersebut.
Kawi Boedisetio
a. Buat kontak. Mulai membangun kontak dengan kelompok PKK di daerah. Usahakan untuk menghubungi pimpinannya. Minta bantuan kepada pemrakarsa sebagai “pengetuk pintu”.
b. Buat jadual. Susun jadual pertemuan dengan masing-masing kelompok. Satu hari dapat dilakukan dua sampai tiga pertemuan.
Kawi Boedisetio
Setelah kelompok PKK ditentukan, lakukan diskusi dengan kelompok-kelompok tersebut dalam kelompok yang relatif homogen. Anggota kelompok diskusi tetap kecil, dan sebaiknya dilakukan di tempat mereka bermarkas.
Kegiatan ini sebenarnya merupakan survai awal, sehingga suasananya mirip dengan kunjungan biasa. Dalam diskusi kecil tersebut dilakukan eksplorasi tentang isu-isu menonjol di seputar tema PKK. Perlu diingat bahwa PKK dapat berupa pelaku usaha, penentu kebijakan atau lembaga pendukung.
Diskusi dengan kelompok kecil, pemangku kepentingan di wilayah tersebut. Diskusi dilakukan beberapa kali dalam kelompok homogen.
Kawi Boedisetio
a. Pembuatan notulen pertemuan. Buat dokumen tertulis tentang rekaman setiap pertemuan, termasuk daftar partisipan.
b. Siapkan presentasi. Rekaman berbagai pertemuan dengan kelompok PKK dirangkum dalam presentasi yang mudah untuk dikomunikasikan (mis. menggunakan powerpoint, impress dlsb). Jangan terlalu banyak, cukup 3 atau 4 slides. Dokumen ini digunakan untuk membantu pertemuan 4.
Kawi Boedisetio
Setelah melakukan diskusi dengan kelompok-kelompok homogen, kita dapat melakukan diskusi lagi dengan kelompok pemrakarsa untuk melakukan perencanaan kegiatan diskusi kelompok terfokus (Focused Group Discussion).
Rencana pelaksanaan FGD ini disusun berdasarkan tema utama “peningkatan daya saing daerah”.
Dengan pihak pemrakarsa, rencanakan FGD-1
Kawi Boedisetio
a. Penyusunan naskah undangan. Naskah undangan perlu disiapkan khusus agar partisipan memahami maksud dan tujuan pertemuan. Lengkapi dengan penjelasan singkat tentang pertemuan
b. Penetapan/penyusunan daftar partisipan. Senarai partisipan dihubungi terlebih dahulu untuk menjamin kehadirannya. Pertimbangkan untuk menghadirkan pemangku kepentingan yang didiskusikan pada butir e.
c. Pemilihan lokasi/ruangan. Tentukan dan siapkan lokasi pertemuan (lihat dokumen panduan). Lokasi (tuan rumah, gedung, alamat) serta tata ruang sangat menentukan keberhasilan pertemuan.
d. Penyiapan bahan pendukung diskusi. Siapkan secara lengkap seluruh bahan pendukung, termasuk „template‟ diskusi.
e. Penyiapan data awal. Siapkan segala data tentang kondisi perekonomian daerah. Format data dapat saja beragam, yang penting mencerminkan kondisi faktual. Akan lebih baik jika survai awal ini sudah menyoroti hubungan antar pelaku di daerah.
Kawi Boedisetio
Diskusi Kelompok Fokus ini merupakan lokakarya partisipatif yang diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan kunci yang telah disusun pada langkah 4. Jangan lupa melibatkan pihak legislatif dalam proses ini. Alur acara beserta tahapannya dapat dibaca pada dokumen terpisah.
Karena mengandung substansi perubahan paradigma maka dibutuhkan waktu cukup lama untuk langkah 5 ini. Penetapan tema klaster spesifik ini disertai dengan penyusunan pemangku kepentingan kunci untuk masing-masing klaster.
FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik
Kawi Boedisetio
a. Kaji ulang. Tema klaster yang telah ditetapkan dikaji ulang dengan mempertimbangkan beberapa data / informasi yang telah terkumpul sebelumnya. Berikan nama yang khusus kepada tema klaster dengan mempertimbangkan “nilai jual” serta mencerminkan keunikan lokal.
b. Buat sketsa. Diagram pelaku dalam klaster mulai disusun. Diagram ini berguna untuk memandu FGD klaster yang akan dilakukan.
c. Buat strategi pelaksanaan. Karena tema klaster dapat lebih dari satu, jadual pelaksanaan FGD perlu diatur. Sebaiknya FGD klaster dimulai dari kelompok yang lebih “bersemangat” atau memiliki keinginan untuk meningkatkan daya saing.
d. Siapkan template. Untuk memudahkan proses perekaman proses diskusi pada FGD klaster, disiapkan template yang disesuaikan dengan tahapan/alur diskusi.
e. Siapkan material pendukung. Siapkan material/ peralatan pendukung diskusi. Jangan lupa siapkan Compact Disc kosong beserta pembakarnya untuk merekam materi diskusi dan kemudian membagikan kepada partisipan diskusi.
Kawi Boedisetio
Setelah ditetapkan tema klaster spesifik, proses pembahasan dilanjutkan secara terpisah, disesuaikan dengan jumlah klaster.
Prakarsa untuk melakukan perkuatan klaster perlu dikawal oleh suatu kelompok kerja lintas pelaku yang dibentuk/disusun dari pemangku kepentingan kunci pada masing-masing klaster.
Pada akhir tahap ini, ditentukan waktu pertemuan kelompok kerja serta agenda pertemuannya.
Lihat dokumen terpisah untuk alur rinci dari tahap ini.
FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik
Kawi Boedisetio
a. Konfirmasi dokumen. Pastikan bahwa semua partisipan FGD klaster telah menerima dokumen rekaman diskusi, terutama anggota kelompok kerja klaster.
b. Ingatkan. Pada setiap akhir diskusi klaster selalu diakhiri dengan pembentukan kelompok kerja, dilengkapi dengan jadual pertemuan pokja serta agendanya. Kemajuan proses ini perlu dipantau untuk menjaga momentum kemajuan. Bila ada kesulitan, libatkan kelompok pemrakarsa untuk membantu mendorongnya.
Kawi Boedisetio
Ini merupakan pertemuan kelompok kerja klaster yang pertama. Biasanya susunan anggota pokja yang didiskusikan pada pertemuan sebelumnya, belum dapat dikatakan “resmi” karena berbagai hal seperti belum dapat hadir, belum dihubungi dlsb. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi ulang terhadap seluruh anggota pokja. Selain itu, perlu didiskusikan juga tentang formalisasi pokja beserta dengan tata kerjanya sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman. Dalam kesempatan ini juga perlu ditetapkan penyusunan basis data sebagai agenda pertama dari sekretariat pokja.
Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota
pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data
Kawi Boedisetio
a. SK Kelompok Kerja. Kelompok kerja klaster yang terbentuk perlu disahkan atau dilegalkan melalui surat keputusan kepala daerah. Untuk itu draft SK harus didiskusikan dengan instansi yang terkait untuk menyesuaikan dengan proses administrasi dan proses hukum daerah.
b. Diskusi dengan kepala daerah. Jika pada proses sebelumnya kepala daerah belum terlibat secara langsung, maka ini saatnya untuk berdiskusi lebih dalam dengannya. Jika dirasakan perlu, disampaikan juga tentang lembaga kolaboratif lainnya yang akan dibentuk, yakni dewan daya saing.
c. Format basis data. Karena data merupakan dasar segala tindakan yang akan dilakukan, maka format yang telah didiskusikan perlu dipertajam, sekaligus dirancang mekanisme perolehannya. Upaya khusus diperlukan, terutama tentang penugasan personel untuk melakukannya. Format data yang telah disepakati segera mulai diisi dan diupayakan untuk segera pula direkam dalam bentuk digital (komputer).
d. Survai rantai pasok dan rantai nilai. Utk mengetahui kondisi ekonomi pada klaster, perlu dilakukan survai kepada para pelaku (pelaku usaha maupun pelaku lain) dengan titik masuk kelompok industri inti pada peta pelaku. Survai ini juga dimak-sudkan untuk mengetahui lingkungan usaha penentu daya saing.
Kawi Boedisetio
Tahap ini masih merupakan diskusi di antara anggota pokja. Peta pelaku yang pernah disusun pada FGD terdahulu perlu dilihat kembali. Penambahan/pengurangan pelaku bisa saja terjadi, bahkan mungkin saja peta tersebut perlu dilakukan rekonstruksi, bila terjadi cara pandang yang baru dari para pemangku kepentingan. Hal yang penting juga pada tahap ini adalah mempertimbangkan cakupan wilayah klaster.
Data dasar yang sudah mulai disusun, dibahas kelengkapan serta mekanisme perolehannya. Matriks perencanaan kegiatan mungkin perlu dipertajam dan dibahas kemajuannya.
Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana
tindak lanjut
Kawi Boedisetio
a. Peta pelaku. Diagram pelaku klaster yang telah disempurnakan dibagikan kepada seluruh anggota pokja.
b. Data dasar. Pengumpulan data yang telah dimulai sejak pertemuan 7 perlu dilengkapi dengan survai lingkungan usaha pada klaster spesifik. Setelah dirapihkan dan dicetak, kemudian dibagikan kepada seluruh anggota pokja.
c. Matriks rencana tindak. Rencana tindak yang telah dirinci dan dipertajam juga dibagikan ke seluruh anggota pokja.
Kawi Boedisetio
Pertemuan ini merupakan pertemuan besar yang dihadiri oleh seluruh aktivis pokja, sehingga makin banyak klaster industri, makin banyak partisipan diskusi. Seluruh pokja memaparkan kemajuannya disertai data pendukung yang berhasil disusunnya. Dalam kesempatan ini juga dibahas tentang sinkronisasi intervensi sekaligus kemungkinan sinergi antar klaster. Harmonisasi intervensi dan prakarsa lain yang berhubungan dengan klaster, memunculkan kebutuhan untuk membangun forum kolaborasi lintas klaster. Selain itu, perlu ditumbuhkan kesadaran akan peningkatan kapasitas inovasi, baik itu inovasi yang bersifat umum dan yang berhubungan dengan klaster spesifik. Forum kolaborasi tersebut kemudian disusun/dibentuk dari seluruh pokja dan jika perlu ditambah dengan anggota lain yang dianggap memiliki kapasitas memadai. Sedapat mungkin anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari komisi yang relevan perlu dimasukkan dalam daftar kandidat. Forum tersebut dapat disebut sebagai “Dewan Daya Saing” yang melengkapi kehadiran beberapa lembaga daerah yang terbentuk sebelumnya.
Pleno• Partisipan: seluruh pokja
yang ada• Agenda: Informasi
inovatif; Penajaman agenda intervensi; Dewan daya saing
Kawi Boedisetio
a. Dewan Daya Saing. Topik ini biasanya cukup menyita perhatian, karena selain merupakan barang baru, juga melibatkan aspek kelembagaan yang terkadang sangat sensitif. Diskusi-diskusi kecil tentang “dewan” perlu dilakukan secara intensif setelah pertemuan 9 ini. Siapkan beberapa konsep naskah surat pembentukan “dewan”, termasuk langkah legislasinya. Disiapkan pula undangan buat kandidat anggota DPDS.
b. Data inovatif. Biasanya, data yang tersedia di daerah (kalaupun pernah disusun), belum mendukung ke arah pencapaian kapasitas inovatif. Setelah lingkup dan format didiskusikan di pertemuan 9, sebaiknya segera dilakukan pencatatan tentang data tersebut, walaupun belum terlalu lengkap.
c. Pokja klaster. Kelompok kerja klaster yang telah terbentuk perlu didampingi dalam memperoleh data, karena selain merupakan tugas baru, juga terdapat cara pandang baru, terutama dalam melihat hubungan antar entitas pada klaster.
Kawi Boedisetio
Partisipan pertemuan ini adalah calon/kandidat anggota Dewan Daya Saing yang telah ditentukan pada pertemuan terdahulu. Dengan pertimbangan yang akan dijelaskan berikut, anggota legislatif dan biro hukum pemda perlu diundang.
Anggota dewan daya saing dan susunan organisasinya ditetapkan setelah dilakukan konfirmasi terhadap seluruh calon anggota. Format legal dari dewan ini didiskusikan agar dicapai hasil yang realistis. Jika format peraturan daerah (perda) sulit dicapai, dapat digunakan surat keputusan kepala daerah (bupati/walikota) sebagai dokumen pengukuhannya.
Penetapan anggota Dewan Daya Saing danFormalisasi dewan daya saing
Kawi Boedisetio
a. Dokumen DPDS. Pembentukan DPDS ini juga agak memakan waktu. Dokumen pendukung perlu disiapkan, berisi latar belakang, daftar nama kandidat anggota dan draft SK kepala daerah.
b. Finalisasi. Lakukan diskusi tuntas dengan pejabat terkait (mis. ka bappeda, sekda) untuk proses pengukuhan DPDS.
c. Pelantikan. Atur waktu yang cocok untuk pelantikan anggota DPDS.
d. Publikasi. Sebarluaskan peristiwa pembentukan DPDS ini kepada daerah lain, terutama daerah mitra utama.
Kawi Boedisetio
Dewan daya saing yang telah diresmikan keberadaannya melakukan pertemuan dengan seluruh aktivis pokja klaster. Sinkronisasi prakarsa klaster kembali didiskusikan di sini dengan penekanan kepada hal-hal yang lebih inovatif.
Dewan daya saing kemudian mulai merancang agenda strategis dengan mempertimbangkan dinamika klaster, kondisi umum daerah serta dikaitkan dengan isu kontemporer yang dianggap perlu ditanggapi atau kecenderungan-kecenderungan yang perlu diantisipasi.
Presentasi agenda tindak klaster, diselenggarakan oleh dewan daya saing
Kawi Boedisetio
a. Rapat DPDS. Setelah menyelenggarakan pertemuan dengan seluruh pokja klaster, DPDS melakukan pertemuan untuk mulai merumuskan agenda tindak yang meliputi tema peningkatan daya saing daerah. Perlu diperhatikan bahwa suatu daerah berdaya saing karena dukungan semua klaster yang kuat dan bukan hanya mengandalkan satu klaster saja. Rapat dilakukan beberapa kali untuk menggali semua potensi yang ada dalam daerah tersebut.
Kawi Boedisetio
Segenap hasil diskusi maupun temuan-temuan selama proses berprakarsa perlu diolah untuk menyusun rencana tindak dewan dan ditetapkan sebagai acuan kerja dewan. Seluruh proses yang dilakukan oleh dewan daya saing, harus memunculkan dokumen rekomendasi kepada pemerintah daerah dan dilakukan pada jangka pendek. Pertimbangan “waktu” ini penting, untuk memberi kesempatan bagi proses legislasi dokumen perencanaan daerah.
Rencana tindak dewan daya saing
Kawi Boedisetio
a. Finalisasi. Rencana tindak dewan daya saing dimatangkan dan dijadikan dokumen resmi DPDS.
b. Pemilahan. Rencana tindak dipilah untuk menentukan agenda yang akan dirumuskan menjadi usulan kebijakan dan agenda yang cukup diusulkan kepada lembaga kunci terkait.
Kawi Boedisetio
Salah satu fungsi DPDS adalah menyusun usulan kepada pemerintah daerah untuk upaya peningkatan daya saing. Setelah beberapa waktu bekerja, dianggap cukup informasi yang diperolehnya, sehingga dapat menyusun usulan.Pertemuan ini mendiskusikan tentang format usulan dan beberapa substansi dokumen rencana.
Penyusunan usulan DPDS tentang kebijakan daerah
Kawi Boedisetio
a. Notulen. Cetak hasil rapat terdahulu dan bagikan kepada lembaga terkait.
b. Diskusi kecil. Gagasan tentang usulan kebijakan didiskusikan dengan lembaga terkait secara individual. Dilakukan secara serial maupun paralel dengan rekaman diskusi yang terstruktur.
Kawi Boedisetio
Kelompok kerja klaster industri spesifik merupakan simpul utama kegiatan ekonomi daerah. Dewan Daya Saing melakukan pembingkaian terhadap segala dinamika yang ada melalui diskusi dengan kelompok kerja.
Rapat kerja DPDS dengan seluruh pokja klaster industri spesifik
Kawi Boedisetio
a. Rangkuman. Hasil rapat kerja dirangkum dan dijadikan rujukan untuk menyusun/ melengkapi usulan DPDS
b. Draft Usulan. Usulan dijilid dan dijadikan bahan untuk pertemuan 15
Kawi Boedisetio
Segenap hasil diskusi maupun gagasan yang muncul selama proses penyusunan dikemas dalam bentuk rancangan usulan.Dinamika yang belum terungkap dalam dinamika klaster perlu dimunculkan untuk lebih merangsang proses inovasi.
Finalisasi dokumen usulan kebijakan
Kawi Boedisetio
a. Sinkronisasi. Segenap dokumen rujukan dibahas dan dipelajari formatnya.
b. Basis data. Lakukan diskusi khusus tentang data / informasi yang mendukung inovasi. Capaian tentang data inovatif ini kemudian diusulkan untuk diukur secara periodik.
c. Peningkatan kapasitas. Karena seluruh proses peningkatan daya saing merupakan agenda yang relatif baru, perlu disusun juga rencana/ agenda untuk melakukan peningkatan kapasitas (capacity building) bagi seluruh aparat daerah.
Kawi Boedisetio
Proses formalisasi usulan beserta mekanisme adopsi-nya, perlu didiskusikan dengan pihak yang berkompeten untuk itu, seperti Biro hukum & organisasi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dlsb.Biasanya kegiatan ini tidak terlalu sinkron dengan jadual penyusunan dokumen rencana daerah (RPJMD), namun dapat dilakukan lewat mekanisme penyusunan dokumen daerah yang lain (mis. SK Bupati/ Walikota)
Rapat kerja dengan tim penyusun kebijakan daerah (DPRD, Bappeda, Biro hukum & organisasi)
Kawi Boedisetio
a. Perbaikan. Jika ada hasil pertemuan 16 yang mengharuskan perubahan dokumen maka dokumen usulan diperbaiki dan kemudian dijilid.
b. Adopsi. Tim penyusun dokumen rencana daerah mulai melakukan adopsi usulan DPDS ke dalam dokumen rencana daerah.
Kawi Boedisetio
Tim penyusun dokumen rencana daerah memaparkan draft dokumen rencana daerah hasil adopsi usulan DPDS.Adopsi usulan pada langkah 16 dilakukan dengan mempertimbangkan jadual penyusunan dokumen, termasuk mekanisme penyampaiannya.Mungkin saja, usulan dilewatkan beberapa mekanisme yang tersedia. Misalnya, sebagian gagasan diusulkan menjadi Perda dan sebagian lagi melalui Surat Keputusan kepala Daerah.
Adopsi usulan DPDS ke dalam dokumen rencana daerah
Kawi Boedisetio
a. Diseminasi. Dokumen rencana daerah yang baru disebar-luaskan kepada lembaga-lembaga daerah dan lembaga lain yang dianggap perlu.
b. Pemantauan. Susun agenda pemantauan dan pengendalian, bersama dengan seluruh anggota DPDS.
Lanjutan
Kawi Boedisetio
1
2
3
4
1
2
3
4
Kawi Boedisetio
Kapasitas
inovatif dan
standar hidup
Topik
Lokasi
Klaster
Industri
Referensi
kebijakan
Lingkungan
Usaha
Isu penting
pembangunan
ekonomi
Pergeseran
Daya Saing
Tahapan
ekonomi
Ilustrasi
perkuatan KI
Inisiasi
peningkatan
daya saing Rambu
kebijakan
kontemporer
regionalRantai nilai
perbandingan
Kawi Boedisetio
Kawi Boedisetio
6
65
5Kawi Boedisetio
Kapasitas
inovatif dan
standar hidup
Topik
Lokasi
Klaster
Industri
Referensi
kebijakan
Lingkungan
Usaha
Isu penting
pembangunan
ekonomi
Pergeseran
Daya Saing
Tahapan
ekonomi
Ilustrasi
perkuatan KI
Inisiasi
peningkatan
daya saing Rambu
kebijakan
kontemporer
regionalRantai nilai
perbandingan
Kawi Boedisetio
Diskusi Kelompok FokusDiskusi Kelompok Fokus
Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi
Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri
Kawi Boedisetio
22
3344
5511DD
[email protected] Kawi Boedisetio
Enlightenment Series
Kawi Boedisetio
Kawi Boedisetio
Kawi Boedisetio
9
10
9
10
7
8
7
8
Kawi Boedisetio
SurvaiSurvaiPedoman untuk pelaksanaan survai dasar bagi perkuatan
klaster industri menuju daya saing
Kawi Boedisetio
Rekaman hasil
Diskusi Kelompok
Fokus
Rekaman hasil
Diskusi Kelompok
Fokus
Tempat/WaktuTempat/Waktu
Judul klasterJudul klasterStrategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah
Melalui Penguatan Klaster Industri
Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah
Melalui Penguatan Klaster Industri
Kawi Boedisetio
Diskusi Kelompok FokusDiskusi Kelompok Fokus
Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi
Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri
Kawi Boedisetio
Pertemuan Kelompok Kerja KlasterPertemuan Kelompok Kerja Klaster
pertama
Hasil survai
Proyek : Survai diagnostik kapal rakyat
Sponsor : Direktorat Industri Kecil dan Menengah, Departemen Perindustrian
Waktu : Agustus 2006 – Oktober 2006
Titik masuk : Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
(merupakan bagian dari survai yang lebih luas dengan titik masuk di
provinsi Riau, Kalsel, Jateng, Jatim dan Bali)
Tim survai : 1. Asep Efendi
Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil
Departemen Perindustrian Republik Indonesia
2. Ade Abdurachman
3. Novia Aferida
4. Asdar Marsuki
Kawi Boedisetio
Kondisi
permintaan
Strategi perusahaan dan
persaingan
Kebijakan
inovasi
persediaan
“pengetahuan”
nasional
Sumberdaya
inovasi
Kualitas hubungan
Faktor kondisi
Industri pendukung dan terkait
Infrastruktur inovasi
umum
Infrastruktur inovasi
umumLingkungan inovasi untuk
klaster spesifik
Lingkungan inovasi untuk
klaster spesifik
Kondisi
permintaan
Strategi perusahaan dan
persaingan
Kebijakan
inovasi
persediaan
“pengetahuan”
nasional
Sumberdaya
inovasi
Kualitas hubungan
Faktor kondisi
Industri pendukung dan terkait
Infrastruktur inovasi
umum
Infrastruktur inovasi
umumLingkungan inovasi untuk
klaster spesifik
Lingkungan inovasi untuk
klaster spesifik
KemakmuranKemakmuran
Daya Saing
(Produktivitas)
Daya Saing
(Produktivitas)
Kapasitas InovatifKapasitas Inovatif
KemakmuranKemakmuran
Daya Saing
(Produktivitas)
Daya Saing
(Produktivitas)
Kapasitas InovatifKapasitas Inovatif
Kerangka
umum
Lemb Iptek
& UKM
Kolaborasi
Inovasi
Budaya
inovasiSI & KI
Penyelaras
-an global
1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4
A B C D E F
Kawi Boedisetio
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
lan
gka
h
minggu
Rentang Waktu
Gambaran tentang rentang waktu selama proses prakarsa dilakukan
17 langkah67
minggu
Kawi Boedisetio
Rentang Waktu
1 1 0 2 2 4 9 4
1 1 2 3 7 4 4 4
Jarak waktu minimum yang disarankan antar pertemuan (minggu).Pertimbangkan proses paska pertemuan untuk menetapkan
pertemuan berikutnya.
Kawi Boedisetio
Dokumen pada akhir prakarsa
Dokumen legal-aspek Tim Klaster spesifik
Dokumen rencana tindak Tim Klaster spesifik
Dokumen basis data klaster spesifik
Dokumen panduan pemutakhiran data klaster spesifik
Dokumen legal-aspek Dewan Pengembangan Daya Saing Daerah (atau nama lain)
Dokumen rencana tindak Dewan Pengembangan Daya Saing Daerah (atau nama lain)
Dokumen rencana daerah yang sudah mengadopsi usulan DPDS (atau nama lain).
Dokumen basis data inovasi daerah
Dokumen panduan pemutakhiran data inovasi daerah
Kawi Boedisetio
Mulai dibuat
23/04/2006
Fonts tambahan
Arial Rounded MT Bold
Comic Sans MS
Technical
Jumlah halaman
56
Kawi Boedisetio
Kawi Boedisetio
+62 817 219 755
kawi.4shared.com