54

Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Program Pendidikan Reguler Angkatan LII Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia di Gedung Panca Gatra, 3 Juni 2014

Citation preview

Page 1: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa
Page 2: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 2

Page 3: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

33dadang-solihin.blogspot.com

Page 4: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Materi• Alkir, Polkir dan KSU• Perkembangan Nasional: Asta Gatra• Kebijakan Publik• Implementasi Kebijakan Publik Saat Ini• Sumber Kekayaan Alam • Kesejahteraan Bangsa• Analisis SWOT untuk Perumusan:

– Permasalahan yang Ditemukan– Konsepsi Kebijakan Publik – Kebijakan Publik yang Diharapkan

4dadang-solihin.blogspot.com

Page 5: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

ALUR

PIKIR

dadang-solihin.blogspot.com

PERATURAN PERUNDANGAN

TERKAIT

LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA

PARADIGMA NASIONAL

INSTRUMENTAL INPUT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PUBLIKSAAT INI

PERMASA-LAHAN YANG DITEMUKAN

KONSEPSI KEBIJAKAN

PUBLIK

KEBIJAKAN PUBLIKYANG

DIHARAPKAN

PEMANFAATAN SKA LEBIH

TERKELOLA

KESEJAHTERAAN BANGSA

MENINGKAT

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

ENVIRONMENTAL INPUT

1. Birokrasi berbelit-belit2. Infrastruktur kurang mendukung 3. Belum transparan dan tumpang

tindih 4. Kurang aspiratif dan pro rakyat5. Kurang koordinasi dan kurang

komitmen6. Terorisme7. KKN dari internasional

corporation8. Kerusakan lingkungan hidup9. Konflik 10.Masuknya tenaga asing

1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA pro

rakyat4. Adanya kejelasan aturan untuk

memiliki jaminan sharing perusahaan asing dan lokal

5. Jaminan keamanan 6. Bargain power yang besar 7. Pasar internasional terbuka8. Adanya teknologi baru9. Modal asing melimpah10.Adanya kerjasama internasional

WEAKNESSES (KELEMAHAN)

OPPORTUNITIES (PELUANG)

THREATHS (ANCAMAN)

STRENGTHS (KEKUATAN)

ANALISA SWOT

KONDISI W - T

STRATEGI S-O

Wasantara sbg Landasan Visional

Tannas sbg Landasan Konsepsional

RPJMN sbg Landasan Operasional

SKORING

5

Page 6: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

POLA

PIKIR

dadang-solihin.blogspot.com

PERATURAN PERUNDANGAN

TERKAIT

LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA

PARADIGMA NASIONAL

INSTRUMENTAL INPUT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PUBLIKSAAT INI

KEBIJAKAN PUBLIKYANG

DIHARAPKAN

PEMANFAATAN SKA LEBIH

TERKELOLA

KESEJAHTERAAN BANGSA

MENINGKAT

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

ENVIRONMENTAL INPUT

• SUPRA STRUKTUR

• SUB STRUKTUR

• INFRA STRUKTUR

OBYEK METODESUBYEK

• PEMERINTAH• MASYARAKAT/ LSM• DUNIA USAHA• PERUNDANG-UNDANGAN

YG BERLAKU• SRAPRAS

• DIKLAT• SOSIALISASI

PER-UU-AN• BIMBINGAN

TEKNIS• REGULASI

FEEDBACK

6

Page 7: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 7

STRATEGI

Sinergi Kebijakan, Regulasi danKelembagaan

dalam PengelolaanSKA

KEBIJAKAN UPAYA

1.a1.b, dst

2.a2.b, dst

3.a3.b, dst

4.a4.b, dst

1. xxx

2. xxx

3. xxx

4. xxx

Page 8: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 8

Perkembangan NasionalAsta Gatra

? ……………

……………..

………….

………….

………………

………………………

?

??

???

……………

…………..

…………….

…………… ???

?Politik

Ekonomi

Sosbud

Tri Gatra

Hankam

Ideologi

Panc

a G

atra

Geografi Demografi SKA

Page 9: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 9

Page 10: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Apa Itu Kebijakan Publik• Kebijakan Publik adalah keputusan

pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara.

• Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu ekonomi, dsb.

10dadang-solihin.blogspot.com

• “Public policy is whatever governments choose to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2)

• “what governments do, why they do it, and what difference it makes.” (Dye, 1992)

• Di negara yang demokratis kebijakan publik yang dibuat mencerminkan aspirasi masyarakat

• Di negara yang belum demokratis, terjadi distorsi yang menghambat penyaluran aspirasi masyarakat kepada pembuat kebijakan.

Page 11: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Jenis Kebijakan PublikDISTRIBUTIF• Yaitu kebijakan publik yang

bertujuan untuk memberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan penduduk tertentu

REDISTRIBUSI• Yaitu kebijakan publik yang

bertujuan untuk mengubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak di antara berbagai kelompok dan kelas dalam masyarakat

• Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial, dll

dadang-solihin.blogspot.com 11

PENGATURAN (Regulatory)• Yaitu kebijakan publik yang

bertujuan mengatur kehidupan masyarakat melalui pembatasan kebebasan bertindak dari subjek(golongan penduduk) untuk mengurangi pertentangan di antara golongan yang bersaingan

• Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan Lingkungan Hidup

SELF-REGULATORY• Yaitu kebijakan yang diusahakan

dan didukung oleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan melindungi kepentingan mereka

• Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional, seperti IDI

Page 12: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kebijakan vs RegulasiKebijakan Regulasi

1. Pilihan tindakan di antara sejumlah alternatif tindakan

1. Instrumen operasional dari tindakanyang terpilih

2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu menjadi norma regulasi.

2. Regulasi selalu bersubstansikan kebijakan

3. Mengarahkan perubahan: bersifat fleksibel dan dinamis.

3. Mengelola ketertiban: perubahan harus berlangsung secara tertib

4. Bebas norma: perubahan kebijakan dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau dalam format regulasi, ia harus patuh norma.

4. Terikat norma, mengacu pada strata regulasi (tidak boleh ada konflik norma, harus konsisten dan harmonis dengan norma yang lain).

5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan kebijakan nasional/sektoral/regional ke dalam sistem regulasi nasional dalam rangka penyelenggaraan negara dan pencapaian tujuan bernegara.

dadang-solihin.blogspot.com 12

Page 13: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

PERAN NEGARA

REGULATOR(KERANGKA REGULASI )

OPERATOR(KERANGKA PENDANAAN)

APBN = 15%-18% PDB

MASYARAKAT(GROSS NATIONAL PRODUCT)

dadang-solihin.blogspot.com 13

Page 14: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Permasalahan Kebijakan dan Regulasi

• Permasalahan– Penyusunan rumusan kebijakan bersifat sektoral– Proses perumusan kebijakan kurang partisipatif – Minimnya Pemahaman antara kebijakan dan regulasi– Kualitas Regulasi: regulasi yang multi tafsir; berpotensi konflik; tumpang

tindih; tidak harmonis/tidak sinkron; tidak adanya aturan pelaksanaannya; tidak konsisten; dan menimbulkan beban yang tidak perlu, baik terhadap kelompok sasaran maupun kelompok yang terkena dampak

– Kuantitas Regulasi: tidak proporsional (over regulation)• Penyebabnya:

– Lemahnya pengelolaan regulasi – Tidak jelasnya otoritas pengelola regulasi (masih tersebar).

dadang-solihin.blogspot.com 14

Page 15: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Permasalahan Kebijakan dan Regulasi

• Kebijakan dan Regulasi K/L dan Pemda selama ini berjalan parsial seperti tanpa koordinasi satu sama lain.

• Masih sering dijumpainya ketidakteraturan peraturan, tumpang tindih, inkonsistensi, tidak jelas, multitafsir, dan bertentangan antara peraturan satu dengan lainnya (tidak sinkron/harmonis) serta belum/tidak disusun peraturan pelaksanaanya.

• Pertentangan tersebut, dapat berupa antara inisiator sektor (K/L) satu dengan sektor lainnya ataupun antara sektor (K/L sebagai inisiator) dengan pemerintah daerah sebagai pelaksana dan objek dari peraturan tersebut.

• Lebih tajam perbedaan tersebut dijumpai ketika justru insiator produk peraturan tersebut adalah Pemda (baik Perda ataupun Perkada) karena acapkali menyalahi peraturan di atasnya (sektor yang diinisiatif K/L).

dadang-solihin.blogspot.com 15

Page 16: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kelembagaan• Dalam konteks proses pembangunan, hadirnya kelembagaan yang

jelas akan membantu mengorganisasi ide, mengatur pertarungan kepentingan antar stakeholders, serta menyiapkan arena bermain yang sama bagi setiap aktor sehingga proses pertarungan ide dan kepentingan bisa dilakukan secara lebih teratur dan pasti.

• Kelembagaan menjadi “wasit” atas pertarungan ide dan kepentingan tersebut. Tanpa topangan kelembagaan yang kuat, pasti akan muncul disorder atau bahkan anarki dalam proses pembangunan.

• Kelembagaan akan membantu mengarahkan interaksi antar aktor ke arah/tujuan yang sama.

dadang-solihin.blogspot.com 16

Page 17: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Permasalahan Kelembagaan

1) Terdapat fragmentasi program/kegiatan pembangunan yang mengakibatkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan;

2) Fragmentasi organisasi dan duplikasi fungsi (internal dan eksternal K/L) menyebabkan inefesiensi (head cost biaya operasional), silo mentality, yang pada akhirnya menghambat efektifitas koordinasi, perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan;

3) Kurang tajamnya hubungan antara kegiatan dan sasaran pembangunan;

4) Lemahnya efektifitas koordinasi dalam mengelola program/ kegiatan yang bersifat lintas K/L dan atau lintas sektor;

dadang-solihin.blogspot.com 17

Kelembagaan masih menghadapi permasalahan, antara lain:

Page 18: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Permasalahan Kelembagaan5) Kebijakan Pusat dan Daerah yang kurang sinkron; 6) Kurang terkoordinasinya/ terintegrasinya keterlibatan stakeholders

untuk mendukung perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan yang efektif;

7) Lemahnya monitoring dan evaluasi karena permasalahan sistemdan instrument monev, monev yang melibatkan banyak K/L tidak terintegrasi, dan adanya lack forward system;

8) Kurangnya pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi bagi penyempurnaan implementasi kebijakan dan masukan untuk perencanaan tahap berikutnya;

9) Lemahnya penggunaan data bagi perumusan kebijakan karena adanya keterbatasan data dan kualitas data yang tersedia belum memadai untuk mendukung perumusan kebijakan yang baik;

dadang-solihin.blogspot.com 18

Page 19: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Permasalahan Kelembagaan

10) Sistem manajemen kinerja masih lemah antara lain karena problem desain kelembagaan dan belum terintegrasinya fungsi/instansi yang terkait;

11) Masih lemahnya penerapan prinsip good governance dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan;

12) Lemahnya kualitas peraturan perundang-undangan, baik substansi maupun sinerginya;

13) Belum optimalnya kapasitas kepemimpinan birokrasi; dan 14) Kuantitas dan kualitas SDM perumus, pelaksana, dan pengendali

pembangunan belum optimal.

dadang-solihin.blogspot.com 19

Page 20: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Definition of ‘Silo Mentality’• An attitude found in some

organizations that occurs when several departments or groups do not want to share information or knowledge with other individuals in the same company.

• A silo mentality reduces efficiency and can be a contributing factor to a failing corporate culture.

dadang-solihin.blogspot.com 20

Page 21: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kerangka Konseptual Sinergi Kebijakan, Regulasi dan Kelembagaan

IMPLEMENTASI REGULASI(Substansi: Kebijakan Pembangunan Nasional/ Sektoral/ Kewilayahan)

TUJUAN BERNEGARAe.g. Kesejahteraan

BangsaSasaran RPJMN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN

SISTEM REGULASI NASIONAL

SISTEM REGULASI NASIONAL

Kebijakan NasionalRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(Kerangka Regulasi, Kelembagaan dan Pendanaan)

dadang-solihin.blogspot.com 21

Page 22: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

REGULATORYMAKING POLICY

MAKING

ENFORCEMENT

IMPLEMENTATION

GOAL

RegulasiPerilakuSosiall

EVALUATION

Hubungan antara Kebijakan dan Regulasi dalam Mewujudkan Tujuan

dadang-solihin.blogspot.com 22

Page 23: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

NaskahAkademikdan RUU

REKOMENDASI ≠ REGULASI

REGULATORY POLICY(UU)

REKOMENDASI = REGULASI1. REGULATORY POLICY (PP

KEBAWAH)2. NON REGULATORY POLICY

KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI

ALTERNATIVEPOLICY

UU

RUU

Pembahasan

evaluasi

PENGKAJIAN

PENELITIAN

Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi

PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation

PENELITIAN: 1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis

dan/atau cost effectiveness analysis.2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi:

a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah)b. Kegiatan lain yang bersifat executorialdadang-solihin.blogspot.com 23

Page 24: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 24

Page 25: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Indonesia: Rich with Natural Resources

25

gas

petroleum

precious metals

coal

tropical forest

biodiversity

marine wealthgeothermal

dadang-solihin.blogspot.com

Page 26: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Lingkungan Strategis Ketahanan Energi (KE)Variabel Ketahanan Energi Lingkungan Strategis

Ketergantungan Impor

Semakin rendah persentase energi dari impor, KE-nya akan lebih baik

Kebutuhan minyak mentah (± 47%), BBM (± 52%), dan LPG (± 60%) masih sangat tergantung dari impor

Diversifikasi Pemanfaatan Energi

Semakin beragam dan seimbang jenis energi yang digunakan, KE-nya akan lebih baik

Pemanfaatan energi baru dan terbarukan masih sangat rendah (± 4%) dibandingkan energi fosil: minyak (48%), gas (21%), batubara (27%)

EfisiensiPenggunaan Energi

Semakin rendah konsumsi energi yang digunakan untuk pertumbuhan ekonomi, KE-nya akan lebih baik

Penggunaan energi masih belum efisien/boros (elastisitas energi masih di atas angka 1)

Akses energi Semakin merata dan mudah untuk mengakses energi dan listrik, KE-nya akan lebih baik

Akses energi belum merata dan masih terbatas• Jaringan gas kota hanya dinikmati oleh ± 73 ribu

RT• Jaringan SPBG hanya ada di Palembang, Jakarta,

Surabaya, Balikpapan• Rasio elektrifikasi di beberapa propinsi masih

rendah (Papua, NTT)• Akses BBM dan LPG terutama di pulau terkecil,

terluar, dan perbatasan masih sulit dan lebih mahal biayanya

BiayaPenyediaan Energi

Semakin murah biaya penyediaan energi, KE-nya akan lebih baik

Biaya penyediaan impor minyak mentah, BBM, dan LPG cukup tinggi sekitar USD 115 juta per hari. Potensi cadangan migas baru berada di kawasan laut dalam, biaya eksplorasi dan eksploitasinya lebih mahal dibandingkan onshore

Page 27: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Tantangan KE 2015-2019

27

1. Pengelolaan konsumsi energi final yang semakin meningkat (pertumbuhan 7-8% per tahun), dimana pada tahun 2019, konsumsi akan meningkat sebesar 50% dari konsumsi energi saat ini (2013).

2. Penyediaan atau pasokan energi untuk sektor industri akan semakin meningkat, sekitar 40-45% dari kebutuhan energi secara keseluruhan

3. Penyediaan atau pasokan energi primer, yang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 5-6%/tahun, dimana batubara akan mendominasi penggunaan energi primer (40%)

4. Pengelolalan konsumsi BBM yang semakin meningkat dengan laju pertumbuhan 8% per tahun, dilain pihak produksi BBM dari kilang nasional ‘stagnant’.

Page 28: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Tantangan KE 2015-2019

28

5. Impor minyak mentah, BBM, dan LPG akan semakin membesar untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah, BBM, dan LPG dalam negeri

6. Produksi minyak bumi semakin menurun dari 1,6 juta (1996) menjadi 826 ribu barel per hari (2013), sementara produksi batubara dapat meningkat namun pemanfaatannya menghadapi tantangan isu lingkungan

7. Pemerataan dan peningkatan akses masyarakat terhadap BBM dan tenaga listrik, terutama di pulau-pulau kecil, terluar, dan kawasan perbatasan

8. Pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan, akuntabel, dan tepat sasaran

Page 29: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Tantangan KE 2015-2019

29

9. Realisasi subsidi energi mulai tahun 2010 selalu lebih besar dari yang direncanakan– 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan per bulan

terendah hanya menerima alokasi subsidi sebesar 15%. Sementara itu, 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi sebesar 77%,

– 89% BBM bersubsidi dinikmati transportasi darat, transportasi laut 1%, rumah tangga 6%, sektor perikanan 3%, dan hanya 1%dinikmati usaha kecil menengah

– Konsumsi premium untuk transportasi darat 53% justru dinikmati mobil pribadi, 40% dinikmati motor, 4% dinikmati mobil barang, dan 3% dinikmati kendaraan umum.

Page 30: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Sasaran Penguatan Ketahanan Energi

1. Produksi Minyak Bumi sebesar 904 – 907 ribu barel per hari; 2. Produksi Gas Bumi 9,34 – 10,47 juta kaki kubik per hari dengan

pemanfaatan di dalam negeri sebesar 56 – 75%; 3. Produksi Batubara sebesar 392 juta ton dengan pemanfaatan di

dalam negeri sebesar 30 – 40%; 4. Rasio Elektrifikasi mencapai 100%; dan 5. Bauran Energi Baru dan Terbarukan mencapai 6 – 9%.

dadang-solihin.blogspot.com 30

Sasaran Utama

Page 31: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Sasaran Penguatan Ketahanan EnergiStrategi Indikator Output

1. Peningkatan Pasokan Energi Primer

a. Produksi minyak bumi 904 – 907 ribu barel per hari

b. Produksi gas bumi 9,34 – 10,47 juta kaki kubik per hari

c. Produksi batubara 392 juta ton

2. Penyediaan Sarana dan Prasarana Energi

a. Pembangunan kilang minyak 2 unit dengan total kapasitas 600 ribu barel per hari

b. Pembangunan FSRU 2 unit dengan total kapasitas 250 BCF per tahun

c. Pembangunan onshoreregasifikasi

1 unit dengan total kapasitas 560 BCF per tahun

d. Pembangunan pipa gas 680 km dengan kapasitas 200 BCF per tahun

e. Pembangunan SPBG 55 unit

f. Kapasitas terpasang pembangkit listrik

92,9 GW

dadang-solihin.blogspot.com 31

Page 32: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Sasaran Penguatan Ketahanan EnergiStrategi Indikator Output

3. Pemanfaatan Bahan Bakar Nabatia. Produksi biodiesel 2,35 – 4,12 juta KLb. Produksi bioetanol 0,2 – 0,58 juta KL

4. Penggunaan Energi yang Lebih Efisiena. Intensitas energi 517 SBM/Miliarb. Elastisitas energi 0,8

dadang-solihin.blogspot.com 32

Page 33: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Sasaran Penguatan Ketahanan Energi

Strategi Indikator Output5. Peningkatan Bauran Energi Baru dan Terbarukan

a. Bauran EBT 6 – 9 persenb. Kapasitas terpasang pembangkit

listrik (PLTP, PLTMH, PLTS, PLT Biomassa)

20 GW

c. Pilot project PLTN 1 lokasid. Pilot project PL tenaga arus laut 3 lokasi

6. Pengurangan Subsidi Energi secara Berkalaa. Besaran subsidi BBM Penyesuaian kenaikan harga Rp

500/liter per tahunb. Penurunan kapasitas PL BBM 0,8 persen pembangkit listrik masih

menggunakan BBM

dadang-solihin.blogspot.com 33

Page 34: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Arah Kebijakan dan Strategi PembangunanUntuk mewujudkan sasaran penguatan Ketahanan Energi, arah kebijakan yang akan ditempuh adalah meningkatkan diversifikasi pemanfaatan energi dan mempertahankan produksi minyak dan gas bumi yang didukung dengan sarana dan prasarana memadai serta teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan melalui:

Langkah Strategis Kegiatan PrioritasPeningkatan pasokan energi primer • Perluasan penerapan enhanced oil recovery

• Pelaksanaan pilot project gas unconventional

Penyediaan sarana dan prasarana energi

• Peningkatan peran serta swasta

Pemanfaatan bahan bakar nabati • Peningkatan kapasitas produksi

Penggunaan energi yang lebih efisien

• Pelaksanaan audit energi dan sosialisasi

Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan

• Pelaksanaan pilot project pembangkit listrik tenaga nuklirdan tenaga arus laut

• Peningkatan peran serta swasta

Pengurangan subsidi energi secara berkala

• Pengawasan berbasis teknologi informasi (RFID dan E-KTP)

• Penyesuaian kenaikan harga secara berkala

Page 35: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kerangka Regulasi, Pembiayaan, dan Kelembagaan

StrategiKerangka

(dukungan) Regulasi

PembiayaanKelembagaan

Pemerintah Swasta

1.Peningkatan pasokan energi primer

Penataan kelembagaan industri hulu dan hilir, pembentukan petroleum fund, serta harmonisasi regulasi dan peran pemda

a. Pelaksanaan survei umum

b. Promosi dan penyiapan wilayah kerja baru

c. Monitoring dan evaluasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi

a. Pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi

b. Pelaksanaan pilot project gas unconventional (shale gas dan CBM)

Kem. ESDMKemenkeuSKK MigasKem. BUMNPemda

2. Penyediaan sarana dan prasarana energi

Insentif untuk menarik minat partisipasi swastaberinvestasi membangun sarana dan prasarana energi

a. Pra studi kelayakanb. Pengadaan lahanc. Penyiapan dan

pelaksanaan tenderd. Membangun jaringan

prasarana migase. Monitoring dan evaluasi

pembangunan

Pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan saranadan prasarana energi(kilang, FSRU, regasifikasi, SPBG)

Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasKem. BUMNPemda

3.Pemanfaatan bahan bakar nabati

Penetapan off taker, standard, dan harga

a. Subsidi bahan bakar nabati

b. Monitoring dan evaluasi produksi/pemanfaatan

Pembangunan,pengoperasian, dan pemeliharaan kapasitas produksi

Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasPemda

Page 36: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kerangka Regulasi, Pembiayaan, dan Kelembagaan

StrategiKerangka

(dukungan) Regulasi

PembiayaanKelembagaan

Pemerintah Swasta

4. Penggunaan energi yang lebih efisien

Insentif bagi industri/bangunan untuk alih teknologipenggunaan energi yang lebih efisien

a. Pembinaan dan pengawasan konservasienergi

b. Layanan audit energi

Investasi alih tehnologi yang ramah lingkungan dan efisiensi energi

Kem. ESDMKemenkeuKemenperinKem. PUPemda

5. Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan

Penerapan feed in tariff danpenyederhanaan proses perizinan

a. Studi pendahuluan potensi energi baru dan terbarukan

b. Pembinaan dan pengawasan pemanfaatan energi baru dan terbarukan

c. Bantuan PLTS, PLTMH, biogas, DME untuk pemda

Pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan PLTP, PLTMH, PLTS, PLT Biomassa, PLTN, PL tenaga arus laut

Kem. ESDMBATANBPPTPemda

6. Pengurangan subsidi energi secara berkala

Kebijakan harga dan penentuan target sasaran

a. Subsidi energib. Pengawasan distribusi

BBM bersubsidic. Pengembangan

teknologi informasid. Monitoring dan evaluasi

Penyaluran BBM, BBN, LPG, tenaga listrik bersubsidi

Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasPemda

Page 37: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 37

Page 38: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

RPJPN 2005-2025

dadang-solihin.blogspot.com

38

Visi Pembangunan 2005‐2025

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

(UU 17 TAHUN 2007)

“...berbasis SDA yg tersedia...”

Page 39: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com

KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 – 2019 MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI 

MIDDLE INCOME TRAP (MIT) 

Keluar dari MIT

RT-RPJMN 2015 – 2019Amanat RPJP :SDA, SDM, Iptek

KerangkaRegulasi

Polhukam

Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Ekonomi Kesra Lingkungan

-RB-Tertib hukum -Anti korupsi-Demokrasi-Stabilitas DN

- TranfromasiStruktur

- Resiliensi- Infrastruktur- Inovasi

Daerah

- Mutu SDM- Kemiskinan - Pemerataan- Employment- BPJS

- PengelolaanSDA dan biodiv

- Kelautan- Mitigasi

adaptasi PI

- Pemerataan- SPM terpenuhi- Urbanisasi- Pelaksanaan

Desentralisasi

KerangkaPendanaan:

APBN dan Non

KerangkaKelembagaan

• MembutuhkanComprehensif reform

• Not BAU (out the box)• Prinsip berkelanjutan• Terpadu tidak sendiri-

sendiri

Delivery Mechanism

Jangka Panjang:Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun

• Sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar MIT

• Tidak boleh meleset masa 5 tahunke depan.

39

PEREKONOMIAN NASIONAL

UNGGUL DAN KOMPETITIF

Page 40: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4

PDB per kapita 2014:Sktr USD 4.000

2019:Sktr USD 7.000

2025:> USD 12.000

2015 2020 2025 20302010

Threshold Middle Income TrapUSD 12.000

BONUS DEMOGRAPHIC2010 2030

Keunggulan Kompetitif Perekonomian NasionalKeunggulan Kompetitif Perekonomian Nasional

dadang-solihin.blogspot.com 40

Page 41: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 41

PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN

KONSEPSI KEBIJAKAN

PUBLIK

KEBIJAKAN PUBLIK YANG DIHARAPKAN

Page 42: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 42

Threats(Ancaman)Threats

(Ancaman)

Weaknesses(Kelemahan)

Weaknesses(Kelemahan)

Strengths(Kekuatan)Strengths(Kekuatan)

Strategi STGunakan kekuatan

untuk menghindari atau mengatasi ancaman

Strategi STGunakan kekuatan

untuk menghindari atau mengatasi ancaman

Strategi WTMinimalkan kelemahan dan hindari ancaman

Strategi WTMinimalkan kelemahan dan hindari ancaman

Strategi WOAtasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Strategi WOAtasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Strategi SOGunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi SOGunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Opportunities(Peluang)

Opportunities(Peluang)

INTERNALINTERNAL

EKSTERNAL

Page 43: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 43

Weaknesses(Kelemahan)

Weaknesses(Kelemahan)

Strengths(Kekuatan)Strengths(Kekuatan)

Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber

Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber

Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Faktor di dalam Kebijakan

Publik yang mendukung

Faktor di dalam Kebijakan

Publik yang mendukung

Faktor di dalam Kebijakan

Publik yang tidak

mendukung

Faktor di dalam Kebijakan

Publik yang tidak

mendukung

Page 44: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 44

No Variabel NU BF NUxBF1 Memiliki regulasi lengkap 2 10 202 SDM berkualitas 4 30 1203 Regulasi pemanfaatan SKA pro rakyat 3 15 454 Adanya kejelasan aturan untuk memiliki

jaminan sharing perusahaan asing dan lokal

1 5 5

5 Jaminan keamanan 5 40 200Jumlah 100 390

Page 45: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 45

No Variabel NU BF NUxBF1 Birokrasi berbelit-belit 5 30 1502 Infrastruktur kurang mendukung 2 15 303 Belum transparan dan tumpang tindih 3 20 604 Kurang aspiratif dan pro rakyat 1 10 105 Kurang koordinasi dan kurang

komitmen4 25 100

Jumlah 100 350

Page 46: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 46

Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber

Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber

Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Faktor di luar Kebijakan

Publik yang memberikan

manfaat dalam

Faktor di luar Kebijakan

Publik yang memberikan

manfaat dalam

Faktor di luar Kebijakan

Publik yang menghalangi

Faktor di luar Kebijakan

Publik yang menghalangi

Threats(Ancaman)Threats

(Ancaman)

Opportunities(Peluang)

Opportunities(Peluang)

Page 47: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 47

No Variabel NU BF NUxBF1 Bargain power yang besar 4 25 100

2 Pasar internasional terbuka 5 45 225

3 Adanya teknologi baru 3 15 45

4 Modal asing melimpah 1 5 5

5 Adanya kerjasama internasional 2 10 20

Jumlah 100 395

Page 48: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 48

No Variabel NU BF NUxBF1 Terorisme 3 15 452 KKN dari internasional corporation 2 10 203 Kerusakan lingkungan hidup 5 40 2004 Konflik 4 30 1205 Masuknya tenaga asing 1 5 5

Jumlah 100 390

Page 49: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

Weaknesses1.Birokrasi berbelit-belit2.Infrastruktur kurang mendukung 3.Belum transparan dan tumpang tindih 4.Kurang aspiratif dan pro rakyat5.Kurang koordinasi dan kurang komitmen

dadang-solihin.blogspot.com 49

Threats1. Terorisme2. KKN dari internasional

corporation3. Kerusakan lingkungan hidup4. Konflik 5. Masuknya tenaga asing

PERMASA-LAHAN YANG DITEMUKAN

Page 50: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 50

1. Strategi SO S + O = 390+ 395= 785

2. Strategi WO W + O = 350+ 395 = 745

3. Strategi ST S + T = 390+ 390 = 780

4. Strategi WT W + T = 350+ 390 = 740

KONSEPSI KEBIJAKAN

PUBLIK

Page 51: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

dadang-solihin.blogspot.com 51

1. Strategi SO Gunakan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang

2. Strategi WO Atasi Kelemahan dengan memanfaatkan Peluang

3. Strategi ST Gunakan Kekuatan untuk menghindari atau mengatasi Ancaman

4. Strategi WT Minimalkan Kelemahan dan hindari Ancaman

Page 52: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA

pro rakyat4. Adanya kejelasan aturan

untuk memiliki jaminan sharing perusahaan asing dan lokal

5. Jaminan keamanan

dadang-solihin.blogspot.com 52

1. Bargain power yang besar 2. Pasar internasional terbuka3. Adanya teknologi baru4. Modal asing melimpah5. Adanya kerjasama

internasional

Page 53: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA pro rakyat4. Adanya kejelasan aturan untuk memiliki jaminan sharing

perusahaan asing dan lokal 5. Jaminan keamanan6. Bargain power yang besar7. Pasar internasional terbuka8. Adanya teknologi baru9. Modal asing melimpah10. Adanya kerjasama internasional

dadang-solihin.blogspot.com 53

KEBIJAKAN PUBLIK YANG DIHARAPKAN

Page 54: Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa

54dadang-solihin.blogspot.com