18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga, Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang 1

Kepemimpinan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kepemimpinan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.

Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam

kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk

menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling

menghormati & menghargai.

Keteraturan hidup perlu selalu dijaga, Hidup yang teratur adalah impian

setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas

manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk

Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan

untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan

kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social

manusiapun perlu dikelola dengan baik.

Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber

daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &

lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif

pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil

keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Sangat diperlukan sekali

jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu

selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

1

Page 2: Kepemimpinan

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan

menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.

Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa

memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh

karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang

memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin

B. Rumusan Masalah

1.    Apakah Kepemimpinan itu ?

2.    Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?

3.    Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan ?

C. Tujuan

1. Mengetahui seperti apa arti dari pemimpin itu.

2. Mengetahui hakikat seseorang sebagai pemimpin

3. Mengetahui hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan.

2

Page 3: Kepemimpinan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Apakah Kepemimpinan itu ?

Menurut sejarah, “kepemimpinan” muncul pada abad 18 dan ada beberapa

pengertian dari kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa

kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang, baik individu

maupun masyarakat.

Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan

langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,

1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok

yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah

kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya. 

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti

kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk

memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Dari pengertian-pengertian di atas Kepemimpinan adalah kegiatan

mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai

tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat

penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain.

Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang

3

Page 4: Kepemimpinan

yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan

oleh orang yang memimpinnya.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard,

bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka

yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang

pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa

kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi

kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan

pernah menjadi pemimpin sejati.

Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang

pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang

tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif

membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin

pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara

pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah,

namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada

pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu

kepemimpinan yang melayani.

Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari

proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.

Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari

proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan

visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan

membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya

mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya

mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir

menjadi pemimpin sejati.

4

Page 5: Kepemimpinan

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan

kepemimpinan sejati, yaitu :

1.    Q Leader pertama berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ

berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ

berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang

memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.

2. Q Leader kedua berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik

dari aspek visioner maupun aspek manajerial.

3. Q Leader ketiga berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’

dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).

4.  Q Leader keempat berarti qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati

adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan

dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu

management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang

selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q

(intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan

tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang

pemimpin.

B. Bagaimana Hakikat Menjadi Seorang Pemimpin ?

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau

mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang

dipimpinnya. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi

manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan, Paling

tidak untuk memimpin diri sendiri. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau

jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang

dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal, Justru

5

Page 6: Kepemimpinan

kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan

hati.

Seperti contoh Nelson Mandela, Seorang pemimpin besar Afrika Selatan,

yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang

demokratis dan merdeka. Dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh

presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan

bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru

melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan

memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang

rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita

selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal,

Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar

untuk melayani mereka yang dipimpinnya.

Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati.

Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa

adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan,

dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin

sejati. Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka

yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,

kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.

Dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, organisasi,

perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,

kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan

yang berkaitan satu dengan lainnya. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi

untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil

menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para

bawahannya.

6

Page 7: Kepemimpinan

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang

tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu

kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang

dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya

kepemimpinan yang akan diterapkan.

C.    Karakter Kepemimpinan

Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan

yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani

mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang

pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya.

Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat

ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa

yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan

yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan

mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin

dalam kelompoknya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell

berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin

sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di

sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi

sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau

masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi

atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas

(accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat

diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat

dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.

7

Page 8: Kepemimpinan

D. Metode Kepemimpinan

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata,

tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi

pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek

yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika

menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki

metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan

untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.

Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena

hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti

ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di

economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas

bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan

sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan.

Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki

visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara

sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau organisasi yang

dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada

artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk

senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan

survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek

mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang

pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi

organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi

tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai visi itu.

8

Page 9: Kepemimpinan

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia

selalu tanggap tehadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari

mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi

dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi. Seorang pemimpin

yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang

dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk

menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun

perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan

sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan

pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

E. Perilaku Kepemimpinan

Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan

integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus

menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin.

Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi

sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan.

Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia

memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang

dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.

Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar

kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat

memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk

mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan

hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan

status dan kekuasaan semata.

9

Page 10: Kepemimpinan

Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai

aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya

senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk

melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan

scripture (membaca Firman Tuhan ).

F. Bagaimana Hubungan Kearifan Lokal Dengan Kepemimpinan ?

Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan

pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam

pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative

pelik dan rumit. Dalam suatu local (daerah) tentunya selalu diharapkan kehidupan

yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian

dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati

bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan

yang mampu menciptakan suasana kondusif.

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah, serangkaian masalah tidaklah

boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan

memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap

masalah yang muncul.

Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan lokal masyarakat, setiap

masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan lokal masyarakat

setempat.

10

Page 11: Kepemimpinan

BAB III

KESIMPULAN

Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat

dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu

sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki

beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang

digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau

kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap

teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin

bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.

Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk

memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang

diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam

diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the

inside out).

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.

Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak

untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat

tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada

pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak

bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.

Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang

memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

11

Page 12: Kepemimpinan

DAFTAR PUSTAKA

James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra Usaha

Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta

http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html

  W. Brown steven, 1998, Manajemen Kepemipinan, Jakarta: Profesional Books

12