1. TARI AULIA SARI AYANG SARI FADHILA HARTAMA LISA SAPRIATI
PERTIWI SILVA AFRILLA
2. Awal Sejarah Samudera pasai dimuali sejak paroh pertama abad
ke 7 H/ke-13 M diketahui dari data 3 batu nisan bersurat yang dua
diantaranta berada di Leubok Tuwe, Meurah Mulia dan di Matang Ulim
Samudra dalam wilayah Aceh Utara. Isi batu nisan bersurat memuat
epital (tulisan keterangan tentang pemilik kubur) yang menjelaskan
bahwa mereka adalah tokoh-tokoh yang syahid serta dicintai oleh
hati orang banyak (mahbub qulub al-khalaid)
3. LEGENDA menyebutkan tentang Meurah Silu setelah memeluk
Islam berubah nama menjadi Malikussaleh. Melalui Inskripsi pada
Makan Sultan Al-Malik Ash-Shalih, ahli sejarah dari Zaman Samudera
Pasai mencatat bahwa Sultan adalah orang yang bertaqwa, pemberi
nasehat, berasal dari keturunan yang terhormat serta terkenal,
pemurah, ahli ibadah dan penakluk (pembebas)
4. AL-MALIK AZH-ZHAHIR IA bernama Muhammad dan digelar Al-Malik
Azh-Zhahir (Raja yang menang. Pada Nisan makam Al-Malik Azh- Zhahir
sebelah kepala kepala (utara) terdapat ukiran kaligrafi ayat
Al-Quran, surah At-Taubah : 21:22, menerangkan tentang rahmat,
keridhaan, syurga serta kesenangan yang kekal bagi orang-orang yang
beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan
harta. Terukirnya ayat tersebut pada nisan Sultan Al-Malik
Azh-Shalih Muhammad bin Al-Malik Ash-Shahih (W.726 H/1326 M)
merupakan sultan yang bergelar dengan Syamsuddunnya waddin
(Matahari dunia agama) ini adalah orang yang berperan besar dalam
menyebarkan Islam sebagaimana Ayahnya, Sultan Al-Malik
Ash-Shalih.
5. MALIKAH DANNIR Epital Makam menyebutkan Ratu Dannir ialah
putri Sultan Al-Malik Azh-Zhahir bin Raja Khan bin Raja Kadah
(Kedah) Letak Makan ratu di Krueng (Sungai) Pirak sekitar Krueng
Kuereuto Bagian Selatan
6. Sultan Zainal Abidin mulai memerintah setelah Samudera Pasai
melewati masa-masa yang redup yang sampai kini misterius diparuh
kedua abad ke-14 M, baru pada abad ke-15 diyakini berhasil bangkit
dan mempelopori jalan yang pernah dirintis kakeknya, Sultan Malik
Ash-Shalih.
7. Malikah Nahrasyiyah Ia adalah puteri Sultan Zainal Abidin
bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash- Shalih, wafat pada 831
H/1428 M Pada makam terbuat dari Marmer untuk mengenagnya terdapat
Inskrop ayat-ayat Al- Quran, Surah Yasin.
8. Sultan Zainal Abidin Ra-Ubabdar Sultan Zainal Abidin bin
Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih. Putra paman
Nahrasyiyah yang bernama Ahmad. Tidak diketahui persis sebab
peralihan kekuasaan kepada saudara sepupu Nahrasyiyah ini, namun
dapat dipastikan Ia memerintah sampai dengan wafatnya pada 841
H/1438 M.
9. Di Gampong Meunasah Meucat, terdapat komplek pemakaman
kesultanan periode-III yang disebut dengan Jrat Tengku Batee Bale
yang didalamnya terdapat makan Sultan-sultan Samudera Pasai: Sultan
Shalahuddin (866 H/1462 M Sultan Abu Zaid Ahmad (870 H/1466 M)
Sultan Muizzuddunya waddin Ahmad (870 H/1466 M) Sultan Mahmud (872
H/1468M) Sultan Muhammadsyah (900 H/1495 M) Sultan Al-Kamil bin
Manshur (911 H/1506 M) Sultan Muhammad Syah III (912 H/1507 M)
Sultan Abdullah bin Mahmud (914 /1509 M) Khoja Sultan Ahmad (919
H/1514 M) Sultan Zainal Abidin IV (923 H/1517 M)
10. Beliau adalah pendiri kerajaan Samdera pasai . sebelum
masuk Islam. beliau bernama Merah selu. dalam pengembaraanya
bertemu dengan seorang ulama dari Mekah bernamaSyekh Ismail.
setelah masuk Islam, Malikus Saleh mendirikan kerajaan Islam
Samudera pasai. Sulatan Malik Saleh
11. Beliau adalah Sultan Samudera pasai yang ketiga. Nama
sebelum menjadi Sultan adalah Ahmad. oleh karena itu, beliau juda
di panggil dengan Nama Sultan ahmad. pada zaman pemerintahanya
agama Islam semakin berkembang pesat. beliau adalah sultan yng
sangat giat menyebarkan agama Islam. Bukan saja di kerajaanya
tetapi hingga ke Wilayah - Wilayah yang berdekatan dengan Samudera
pasai. kegigihan sulatan Malik At- Tahir //. diberikan pula oleh
Ibnu Batatuh. seorang Ulama Maroko yang pernah singgah di Samudera
Pasai pada zaman Sultan Malik At- Tahir // berkuasa. Sultan Malik
At- Tahir
12. Beliau adalah Sultan Aceh ketiga. pada masa pemerintahanya.
belia mendatangkan ulama- ulama dari Persia dan India unutk
mengajarka agama Islam di kesultanan aceh. juga sangat berjasa
dalam penyebaran agama Islam ke daerah lain di Sumatera , yaitu
dengan mengirimkan para juru dakwahnya hinggan ke pandalaman pulau
Sumatera. beliau juga mengirimkan juru dakwahnya ke Minang kabau di
Sumatera Barat.
13. Beliau adalah Sultan terkenal di kesultanan Aceh. pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kesultanan Aceh mencapai puncak
kejayaanya. Rakyatnya makmur dan negerinya aman. Melalui perdaganya
Sultan Iskandar Muda berhasil memperluas Wilayah Islam hinggan ke
Pesisir Sumatera Barat dan Indrapura. Sultan Iskandar Muda
mendirikan sebuah masjid yang indah dan megah dan sangat terkenal
yaitu Masjid Baiturahman Sultan Iskandar Muda
14. Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai Menjelang masa-masa akhir
pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai
yang mengakibatkan perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan
Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam
pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya
runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya
telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah
Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
15. Silsilah Pemerintahan Berikut nama-nama sultan/sultanah
yang diketahui pernah memimpin Kesultanan Samudera Pasai : 1.
Sultan Malik Al-Salih (1267-1297) 2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud 4. Sultan Malikul Mansur 5. Sultan Ahmad
Malik Az-Zahir (1346-1383) 6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir
(1383-1405) 7. Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah
(1420-1428) 8. Sultan Sallah Ad-Din (1402) 9. Sultan Abu Zaid Malik
Az-Zahir 1455) 10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477) 11.
Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500) 12. Sultan Abdullah Malik
Az-Zahir (1501-1513) 13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)
16. Peninggalan Sejarah Uang yang dipergunakan untuk berdagang
Penulisan hikayat Raja Pasai Batu nisan Merah Silu (Sultan Malik al
Saleh)