33
kelompok 4 Alwisinda Wea Boby Aryanto Pandie Deden Fahrizal Ifa Yanti Fitri Olvy Emelise Tulle Susan Putriani Saranaro

Kesulitan belajar bahasa

Embed Size (px)

Citation preview

kelompok 4

• Alwisinda Wea

• Boby Aryanto Pandie

• Deden Fahrizal

• Ifa Yanti Fitri

• Olvy Emelise Tulle

• Susan Putriani Saranaro

Pembahasan

• kesulitan belajar kognitif

• kesulitan belajar bahasa

kesulitan belajar kognitif

• penelitian awal tipe kognitif

• Ingatan

• memori jangka pendek

• memori kerja

• strategi memori

KESULITAN BELAJAR KOGNITIF

Kognitif merupakan daerah yang sangat luas dari kajian. Dengan demikian, bab ini hanya membahas beberapa perkembangan utama di lapangan karena mereka berhubungan dengan ketidakmampuan belajar. Bab ini dimulai dengan diskusi tentang penelitian awal pada isu field independence – field dependence dan reflectifity-implusivity dan bagaimana studi ini relevan dalam konteks historis lapangan.

Early Research-cognitive styles

Sejak tahun 1960an sampai saat ini sebagian besar ahli psikologi kognitif lebih tertarik pada "isi"dari pemikiran (yaitu,, apa yang orang pikirkan ketika dihadapkan dengan tugas-tugas pemecahan masalah) para peneliti mulai tertarik pada bagaimana berpikir (Blackman & goldstein , 1982).

Mereka memiliki gagasan bahwa orang memiliki gaya berpikir yang berbeda,cara pemecahan masalah tugas dan dapat dikategorikan sesuai dengan gaya tertentu yang mereka gunakan. Dua tipe kognitif yang mendapat perhatian yang besar :

1.pertama anak tanpa gangguan kesulitan belajar2.Anak-anak berkesulitan belajar.{field independence –field dependence dan reflekt

ifitas-impulsifity}

field independence –field dependence

Konsep field independence –field dependence mengacu pada seberapa banyak individu dipengaruhi oleh lingkungan mereka ketika diminta untuk membuat keputusan pada tugas-tugas yang berkaitan dengan persepsi.

Field dependentOrang-orang yang sangat dipengaruhi oleh lingkun

gan mereka dianggap tergantung/ field dependent.Persepsi mereka kurang akurat karena mereka bisa " terlempar " oleh informasi yang menyesatkan di lingkungan mereka

Field independentIndividu yang dapat Vocus pada persepsi yang paling ben

ar tanpa dipengaruhi oleh informasi yang tidak benar.mereka tergolong sebagai field independent. Persepsi mereka cenderung lebih akurat dari pada orang- orang yang berada di field dependent .

Reflektivity vs Implusivity

Ide Reflektifitas - Implusifity mengacu pada apakah seseorang membutuhkan waktu untuk merenungkan berbagai alternatif sebelum membuat pilihan pada tugas-tugas yang sulit tapi dapat dipecahkan .

Dua hal yang perlu dicatat :1. Respon Time, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan

anak untuk membuat pilihan pertamanya , dan 2. Errors, atau berapa banyak pilihan yang salah yang dibu

at oleh anak sebelum dia mendapatkan jawaban yang benar . Anak reflektif merespon lebih lambat dan membuat sedikit kesalahan, sedangkan anak i dengan respon implusif cepat tetapi membuat banyak kesalahan

Lanjutan

 Penelitian umumnya menemukan dimensi reflektivity - implusivity berkembangan secara sensitif,terhadap anak-anak menjadi lebih reflektif dengan usia,di samping itu, anak-anak dengan ketidak mampuan belajar lebih cenderung impulsif dari pada rekan-rekan mereka yang non-disabled ( Blackman & Goldstein , 1982) .

Para peneliti membuat beberapa upaya untuk melatih siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk lebih reflektif. pada umumnya,mereka menemukan bahwa mereka bisa membuat siswa lebih reflektif pada MFF (matching familiar figures test) namun ini tidak dapat terbawa ke perilaku di kelas ( Epstein , Hallahan , dan Kauffman , 1975) .

Memori / ingatan

Guru-guru menyetujui bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar menampilkan kesulitan yang signifikan dengan memori / ingatan.Untuk mempermudah pembahasan, dua jenis memori :

memori jangka pendek dan memori kerja

Memori Jangka Pendek

Kemampuan untuk mengingat informasi selama periode yang relatif singkat-beberapa detik atau menit atau lebih -disebut sebagai memori jangka pendek. (Hal ini berbeda dengan memori jangka panjang, yang memerlukan penyimpanan informasi selama beberapa jam, hari, atau lebih lama.)

Kerja memori jangka pendek

kerja memori jangka pendek dapat bervariasi dalam beberapa cara. Informasi auditori atau visual.

Dalam kerja memori pendengaran jangka pendek, individu mendengar beberapa percobaan dari 5-7 digit. Setelah setiap percobaan, individu mengulang kembali dalam urutan yang benar.

Dalam kerja memori visual jangka pendek, orang tersebut menunjukan beberapa percobaan dari 5-7 gambar . Setelah setiap percobaan, ia akan menyebutkan nama-nama gambar dalam urutan yang benar.

Berkaitan dengan belajar membaca kata-kata individu, beberapa ahli telah berspekulasi bahwa masalah memori jangka pendek mengganggu pencampuran fonem dengan cara berikut:

    “ Ketika mengkode kata yang tidak diketahui , anak harus menghasilkan satu set kemungkinan pengucapan untuk huruf dalam kata seluruh suara-suara terpisah kemudian harus dicampurkan untuk menghasilkan pengucapan yang mungkin untuk kata secara keseluruhan . para pembaca pemula sering terdengar melewati proses ini terang-terangan . Torgesen , Rashotte , Greenstein , Houck , dan portes ( 1988) menguji kemungkinan ini . Mereka membandingkan sebuah kelompok anak-anak disleksia yang dipilih untuk skor digit –jarak rendah dengan pembaca normal dan sekelompok anak-anak disleksia dengan rentang yang normal digit , pada sebuah tes campuran suara .... dalam tes ini , serangkaian kata-kata dan non kata-kata diucapkan kepada anak satu per satu , dalam bentuk segmental ( misalnya , " b-a-g " ) dan anak diminta untuk mengucapkan kata ( bag ) . Anak-anak disleksia dengan rentang rendah melakukan lebih buruk pada tugas ini dari pada pembaca normal atau anak-anak disleksia dengan rentang normal, yang tidak berbeda . Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa , setidaknya untuk beberapa anak disleksia , masalah memori jangka pendek mereka berkontribusi pada kesulitan yang mereka miliki dengan fonemik . ( Hulme dan Snowling , 1992, hal . 275 ) .

Menurut ( Hulme dan Snowling ,1992, hal . 275 ) .

Anak-anak disleksia dengan rentang rendah melakukan lebih buruk pada tugas ini dari pada pembaca normal atau anak-anak disleksia dengan rentang normal, yang tidak berbeda . Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa , setidaknya untuk beberapa anak disleksia , masalah memori jangka pendek mereka berkontribusi pada kesulitan yang mereka miliki dengan fonemik .

Memori kerja ( Jangka Panjang)

• Memori kerja mengacu pada kemampuan seseorang untuk menyimpan sejumlah kecil informasi dalam pikiran sekaligus membawa operasi lebih lanjut. Swanson (1994) menggambarkan perbedaan antara memori jangka pendek dan memori kerja dengan cara berikut: Contoh sehari-hari dari WM (memori kerja) bisa mencakup mengingat alamat sesorang di dalam pikiran sambil mendengarkan petunjuk tentang cara untuk sampai ke sana, atau mungkin mendengarkan rangkaian peristiwa-pristiwa dalam sebuah cerita sambil mencoba untuk memahami apa arti cerita itu.dalam hal ini, WM berbeda dari konsep memori jangka pendek yang biasanya digunakan untuk menggambarkan situasi yang mana dalam jumlah kecil bahan secara pasif (misalnya, digit atau tugas -tugas rentang kata) dan kemudian direproduksi dalam ragam yang tak dapat dirubah ( Brainerd dan Kingma, 1985; Adil dan Carpenter, 1992). (Hal. 48)

Strategi Memori

• Alasan penting mengapa siswa yang mengalami kesulitan belajar bekerja dengan buruk dalam tugas-tugas memori atau ingatan , terutama tugas-tugas memori jangka pendek. Untuk satu hal, mereka tidak menggunakan strategi memori yang akan membuat tugas-tugas lebih mudah, strategi yang digunakan oleh teman-teman sebaya mereka yang non-disabled secara spontan

Lanjutan

Dua strategi memori yang paling umum adalah latihan dan organisasi.

Latihan adalah perulangan dari nama-nama hal untuk diingat . Misalnya, jika diminta untuk mengingat nama-nama gambar tujuh benda (misalnya, empat hewan dan tiga buah), jauh lebih baik jika anda menyebutkan nama-nama objek berulang-ulang saat menunjukannya kepada mereka

KESULITAN BELAJAR BAHASA

• Hakikat bahasa dan wicara

• Perkembangan bahasa normal

• Kesulitan belajar bahasa

1. Hakikat bahasa dan wicara

Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain dimuka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terterintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca dan menulis ( Lerner, 1988:311).

Wicara merupakan suatu bentuk penyampaian bahasa dengan menggunakan organ wicara

Menurut ASLHA(American speech-language-hearing association)

Ada tiga komponen wicara yaitu Artikulasi, Suara, Kelancaran. Berdasarkan tiga macam komponen tersebut maka kesulitan wicara juga mencakup kesulitan dalam artikulasi, penyuaraan, dan kelancaran(Lovitt,1989:146)

2. Perkembangan bahasa normal

ada tiga komponen bahasa yaitu isi,bentuk dan penggunaan bahasa(lovitt, 1989:147). Perkembangan bahasa terjadi berkesinambungan dari sejak berusia 1 tahun hingga mampu mengintegrasikan ketiga komponen tersebut. Bahasa anak akan terus berkembangan jika rintisan awal tentang isi, bentuk dan penggunaan bahasa terintergrasi dan sensitif terhadap tuntutan bahasa yang ada dilingkungannya. Meskipun ada rintangan perkembangan bahasa yang normal, anak berkesulitan beajar, umumnya memiliki perkembangan yang lebih lambat daripada anak normal.

a. Perkembangan isi dan bentuk bahasa Perbendaharaan kata

Anak berkesulitan belajar sering tidak memiliki situasi keluarga yang kurangnya komunikasi, sehingga kurang mimliki kesempatan untuk mencoba kemampuan mereka dalam berbicara maka anak berkesulitan belajar miliki perbendaharaan kata yang sedikit. Oleh, karena itu banyak anak berkesulitan belajar yang perkembangan bahasanya terhenti pada tahap ini sehingga memiliki kesulitan untuk berbicara secara lebih baik.

Struktur semantik- sintaksisisi semantik kalimat-kalimat

permulaan adalah informasi tentang hubungan antarberbagai objek, terutama mencakup kegiatan, tempat dan orang.

Variasi dan kompleksitasVariasi dan kompleksitas merupakan

dua ciri penting dari bahasa anak-anak. mengenai variasi, anak-anak disamping menambah perbendaharaan kata juga aturan-aturan penggabungan dari tiap-tiap pengetahuan bahasa yang dimiliki yaitu isi, bentuk, dan penggunaan.

kompleksitas terjadi ketika kalimat-kalimat anak menjadi lebih panjang. pada mulanya anak-anak menggabungkan hubungan semantik-sintaksis yang muncul dalam ucapan-ucapan paling awal.selanjutnya,anak-anak menggabungkan kalimat-kalimat sederhana dengan kata penghubung.

b. perkembangan penggunaan bahasaada tiga hal yang perlu dibahasa yaitu a. fungsi merupakan aspek yang bermakna dalam bahasa,

yaitu berbagai hal yang dilakukan oleh orang dengan bahasa.

b. hubungan antar pemahaman dengan percakapan Orang tua dan guru terdapat hubungan yang kuat antara

kata-kata yang didengar oleh anakdengan apa yang mereka katakan. Mereka menyimak/memamhami makna dan maksud berbagai kata dan frasa, selanjutnya anak mulai menggunakan berbagai kata dan frasa tersebut dalam percakapan mereka sendiri.

c. Bahasa sebagai proses sepanjang kehidupan. Manusia dapat mengembangkan berbahasa

sepanjang kehidupan mereka. Selama seorang individu yang lebih baik, berbagai pristiwa,membaca buku,surat kabar sertalebih banyak menulis,menjelaskan persoalan kompleks atau persoalan sederhana secara singkat ,menerima umpan balik dari orang lain dan belajar mendengarkan atau mengekpresikan berbagai maksud, maka individu tersebut akan memiliki kesempatan untuk menyesuaikan,memodivikasi dalm meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa.

3. Kesulitan Belajar Bahasa

Kesulitan belajar bahasaAda enam komponen bahasa yaitu :

• Fonem• Morfem • Sintaksis• Semantik• Prosodi• Pragmatik

Adanya gangguan dari salah satu atau lebih komponen-komponen tersebut dapat menyebabkan tejadinya kesulitan belajar bahasa. Menurut lovitt (1989 : 151), ada berbagai penyebab kesulitan belajar bahasa yaitu

Kekurangan Kognitif

Ada tujuh jenis kekurangan kognitif , yaitu :• Kesulitan Memahami dan Membedakan Makna Bunyi Wicara Anak berkesulitan belajar sering

memiliki problema auditoris , yaitu kesulitan untuk memahami dan membedakan makna bunyi wicara

• Kesulitan Membentuk Konsep dan Mengembangkannya ke dalam Unit-Unit Semantik Perkembangan normal tentang pembentukan konsep ter- gantung pada kemampuan abstraksi,generalisasi, kategorisasi dan faktor-faktor lainnya. Banyak di antara anak-anak berkesulitan belajar yang memiliki masalah dalam pembentuk-an konsep dan dalam menghubungkan unit-unit semantik.

• Kesulitan Mengklasifikasi Kata• Kesulitan dalam Relasi Semantik Anak berkesulitan belajar sering mengalami kesulitan untuk m

enemukan dan menetapkan kata yang ada hubungannya dengan kata lain.• Kesulitan dalam Memahami Sistem Semantik Untuk memecahkan masalah verbal diperlukan pe

mahaman tentang adanya hubungan antara masalah, proses yang digunakan hingga sampai pada suatu upaya pemahaman.

• Transformasi Semantik Suatu informasi disampaikan melalui kata-kata dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada hubungan, peranan, atau kebermaknaan ucapan. Kata “Lembut” misalnya mungkin menjelaskan tentang tekstur ,warna, volume atau mungkin tentang gerakan.

• Implikasi Semantik Tingkat kemampuan tertinggi untuk memahami bahasa adalah kemampuan menangkap informasi yang diimplikasikan , yang tidak dinyatakan secara jelas. Kemampuan tersebut mencerminkan suatu kesadaran tentang kemungkinan berbagai penyebab , yang merupakan bidang sulu bagi anak berkesulitan belajar.

• Kekurangan dalam MemoriHasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa anak b

erkesulitan belajar sering memperlihatkan kekurangan dalam memori auditoris. Adanya kekurangan dalam memori auditoris tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam memproduksi bahasa.

• Kekurangan Kemampuan MenilaiPenilaian merupakan bagaian integral dari proses

bahasa karena menjadi jembatan antara pahaman dengan produksi bahasa. Anak berkesulitan belajar sering memiliki kesulitan dalam menilai kemantapan atau keajegan arti dari suatu kata baru terhadap informasi yang telah meraka peroleh sebelumnya.

• Kekurangan Kemampuan Produksi Bahasa Produksi bahasa akan dipermudah oleh adanya kemampua

n mengingat, perilaku afektif dan psikomotorik yang baik. Ada dua jenis kemampuan produksi bahasa, kemampuan produksi konvergen dan kemmapuan produksi devergen. Kemampuan produksi konvergen dapat dilihat dari kemampuan anak dalam

Mengucapkan kata-kata dan konsep-konsep Melengkapi asosiasi verbal dan anologi Merumuskan gagasan dan problema-problema verbal Merumuskan kembali konsep dan ide Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah• Kekurangan Pragmatik

Anak berkesulitan belajar umumnya memperlihatkan kekurangan dalam mengajukan berbagai pertanyaan, memberikan reaksi yang tepat terhadap berbagai pesan, menjaga atau mempertahankan percakapan, dan mengajukan sanggahan berdasarkan argumentasi yang kuat.

sekian dan terima kasih