82
Laporan Hasil Observasi di SMA Negeri 3 Karawang Disusun Untuk Mememnuhi Tugas Kapita Selekta II Dosen : Rafiq Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. DISUSUN OLEH: Dayat 11510439 Lamrona Limbong 11510370

kesulitan belajar matematika untuk siswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesulitan belajar materi statistika dan peluang untuk SMA #menurut saya :-D

Citation preview

Page 1: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Laporan Hasil Observasi di SMA Negeri 3 Karawang

Disusun Untuk Mememnuhi Tugas Kapita Selekta II

Dosen : Rafiq Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Dayat 11510439

Lamrona Limbong 11510370

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI BANDUNG

Jalan Jenderal Sudirman Cimahi, 40526 telp. +62 (22)6658680

Page 2: kesulitan belajar matematika untuk siswa

ABSTRAK

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi salah satu

kebutuhan system dan melatih penalaran. Selain itu, matemaika adalah saran

berpikir logis, sistematis dan konsisten. Dalam mempelajari matematika, banyak

siswa yang hanya menerima begitu saja pelajaran tanpa mempertanyakan

mengapa dan untuk apa matematika diajarkan. Tidak jarang muncul pendapat

bahwa matematika adalah pelajaran yang hanya memusingkan siswa, sehinga

pembelajaran dikelas tidak menghasilkan aspek- aspek pembelajaran matematika.

Aspek- aspek pembelajaran matematika diantaranya; pemahaman konsep,

pembuktian, keterampilan, algoritma, penyelesaian soal, pemahaman ruang

apresiasi, dan keterampilan psikomotorik.

Statistika dan peluang adalah salah satui bab yang dipelajari dibangku XI

SMA, dan merupakan cabang ilmu matematika yang sangat luas penerapannnya,

yang cukup banyak berperan pada cabang ilmu lain. Statistika dan peluang

kadang terlihat sullit, karena statistika dan peluang adalah materi pelajaran

matematika yang berkaitan dengan konsep abstrak, sehingga membutuhkan daya

nalar yang tinggi. Maka penulis memilih materi statistika dan peluang sebagai

tema dalam observasi ini.

Page 3: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Observasi dilakukan dalam 4 metode pengumpulan data yaitu, observasi

langsung pada saat pemberian materi, pemberian test uji kompetensi (pre test dan

post test), wawancara dan angket.

Setelah melakukan observasi di SMA Negeri 3 Karawang pada kelas XI,

penulis menarik beberapa kesimpulan, bahwa kesulitan siswa dalam memahami

materi statistika dan peluang antara lain;

Kesulitan dalam memahami materi prasyarat.

► kesulitan siswa mentukan ruang sample dan ruang kejadian

(menggunakan pemahaman materi himpunan).

► Beberapa siswa sulit memahami arti ! (faktorial).

Kesalahan konsep (misconception)/ kesulitan siswa memahami konsep.

► Banyak siswa yang masih sulit membedakan kejadian yang termasuk

combinasi dan permutasi.

► Banyak siswa yang masih sulit menyelesaikan operasi permutasi dan

combinasi.

► kesulitan siswa dalam mengerjakan soal komplemen suatu kejadian.

► kesulitan siswa dalam membedakan data tunggal dan data kelompok.

► kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kejadian majemuk.

Kurangnya pengetahuan berstruktur

► Kesulitan siswa mengaplikasikan rumus data kelompok

Page 4: kesulitan belajar matematika untuk siswa

► Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pengayaan atau soal dalam

bentuk soal cerita.

Dalam tahapan observasi yang kedua, penulis melakukan pemberian

materi sebelum uji kompetensi kedua (post test) dengan metode pembelajaran

’problem solving’ agar hasil belajar siswa memenuhi aspek- aspek pembelajaran

matematika yang telah disebutkan diatas.

Page 5: kesulitan belajar matematika untuk siswa

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat dan karunia-Nya kami

memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini .

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem

dalam melatih penalaran. Selain itu matematika adalah sarana berpikir dalam

menentukan dan mengembangkan teknologi bahkan matematika merupakan

metode berpikir logis, sistematis, dan konsisten. Namun sebagian besar siswa

memandang bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membingungkan.

Makalah ini berisi tentang observasi yang kami lakukan di SMA Negeri 3

Karawang khususnya kelas XI dengan membahas “kesulitan siswa memahami

statistika dan peluang”, beberapa buku yang kami gunakan sebagai sumber

pendukung penyusunan makalah ini antara lain: Matematika Untuk Kelas XI,

Kompetensi Matematika 2A, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Research), Matematika Inovativ 2 Konsep dan Aplikasi, Diagnosis

Kesulitan Belajar SMP dan Alternatif Proses Remidi, Pengantar Kepada

Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pngajaran Matematika

untuk Meningkatkan CBSA.

Dalam makalah ini selain membahas tentang kesulitan siswa memahami

materi statistika dan peluang, kami juga mencoba melakukan sebuah metode

pembelajaran “problem solving” yang bisa digunakan sebagai pemecahan

masalah dalam kesulitan siswa dalam memahami statistika dan peluang.

Page 6: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari nilai sempurna, maka kami dengan tangan terbuka dan

ucapan terima kasih untuk setiap saran dan kritik yang membangun dari para

pembaca.

Tujuan utama penulisan makalah ini, untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Kapita Selekta II, dan mudah- mudahan dapat memberi manfaat dan

pengetahuan baru untuk setiap pembaca.

Cimahi,

Penulis

Page 7: kesulitan belajar matematika untuk siswa

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

BAB1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah............................................................... 2

1.3 Perumusan Masalah................................................................ 3

1.4 Tujuaan Penelitian ................................................................. 3

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis ............................................ 4

BAB 2 ISI ........................................................................................................... 5

2.1 Waktu dan Tempat Observasi........................................................... 5

2.2 Pelaksanaan Observasi...................................................................... 7

2.3 Hasil dan Pembahasan Observasi..................................................... 14

2.4 Penyelesaian Masalah.................................................................... 24

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 37

3.1 Kesimpulan................................................................................... 37

3.2 Saran dan Kritik ............................................................................ 37

Page 8: kesulitan belajar matematika untuk siswa

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38

LAMPIRAN

Surat ijin observasi

Data hasil uji kompetensi 1 (pre test)

Data hasil uji kompetensi 2 (post test)

Contoh hasil pekerjaan siswa pre test dan post test

Angket/ Pendapat siswa Tentang Observasi

Foto- foto pelaksanaan observasi

Page 9: kesulitan belajar matematika untuk siswa

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

“Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar untuk diajarkan

ataupun untuk di pelajari”. Pendapat itu dikemukan oleh Cockcroft dalam

buku “Mathematics Count” (HMSO, 1991) yang menyatakan “mathematics

is a difficult subject both to teach and to learn” dengan beberapa alasan :

a). matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang sangat hirarkis,

sehingga hampir setiap materi yang diajarkan akan merupakan prasyarat

untuk materi berikutnya, dan itu berarti apabila suatu materi prasyarat

tidak dipahami, maka seorang pelajar akan sangat dan sulit untuk

memahami materi berikutnya.

b). beragamnya kecepatan pelajar atau siswa dalam memahami materi atau

konsep yang diajarkan oleh guru.

Berhitung atau matematika adalah pelajaran sulit dan menakutkan,

bahkan baru mendengar kata “matematika” pun banyak orang yang lebih

dulu mengerutkkan dahi, tak heran jika sejak dulu bimbingan belajar maupun

les privat matematika banyak diminati, semua bertujuan agar anak-anak bisa

lebih mudah memahami matematika dan tidak lagi menganggapnya sebagai

“monster” yang menakutkan.

Page 10: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Jika dibandingkan dengan cabang matematika yang lain, satistika bisa

dibilang merupakan cabang yang termudah. Namun demikian statistika

merupakan cabang ilmu yang paling luas penerapannya dibanding yang lain.

Kajian tentang statistika dimulai oleh seorang berkebangsaan Inggris, Jhon

Graunt (1620-1674) ketia ia sedang mengumpulkan dan mempelajari

cacatan kematian diberbagai kota di Inggris. Dia tertarik pada adanya pola

yang dia temukan, bukannya ketidak teraturan dari kematian individual.

Adolph Quetelet (1796-1874) seorang ahli astronomi dari Belgia

mengemukakan bahwa dengan menggunakan teknik-teknik dari teori

peluang, ia dapat memprediksi tingkat kriminalitas dan tingkat kematian

dalam 1 tahun. Prediksi ini ternyata serupa dengan pengguna peluang pada

sample yang di ambil dari kantong. Peristiwa ini menunjukan bahwa adanya

keterkaitan erat antara statistika dan teori peluang. Statistika dan peluang

banyak di pelajari atau diterapkan bukan saja dalam ilmu matematika, maka

dalam observasi yang kami lakukan mengambil subjek materi satistika dan

peluang karena penting untuk setiap siswa memahami satistika dan peluang.

1.2 Identifikai Masalah

Kesulitan belajar matematika sudah menjadi hal biasa bagi beberapa

orang, dalam makalah ini kami coba menyampaikan beberapa hal yang

berhubungan dengan kesulitan siswa dalam belajar matematika khususnya

satistika dan peluang.

Page 11: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Apa saja faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa?

Apa saja contoh kesulitan siswa dalam memahami statistika dan

peluang?

Bagai mana penyelesaian kesulitan siswa dalam satistika dan peluang?

Apa langkah-langkan observasi?

Bagaimana hasil observasi?

1.3 Perumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang dibahas dalah makalah ini, masalah

utama yang akan dibahas adalah apa kesulitan siswa dalam memahami

statistika dan peluang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujian dalam penulisan makalah ini adalah agar mengetahui faktor-

faktor penyebab kesulitan belajar, Mengetahui contoh kesulitan belajar

dalam materi satistika dan peluang, Mengetahui langkah-langkah

penyelesaian masalah dalam kesulitan belajar satistika dan peluang,

Mengetahui langkah-langkah dan hasil observasi.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis

Dari hasil observasi, banyak hal-hal yang menjadi sesulitan siswa

dalam mempelajari satistika dan peluang, salah satunya kesulitan siswa

Page 12: kesulitan belajar matematika untuk siswa

dalam memahami konsep (miskonsepsi) dan kesulitan siswa dalam

penyelesaian soal berstruktur. Untuk kesulitan siswa dalam memahami

konsep, dibutuhkan keakifan guru untuk mencari metode pembelajaran agar

tidak terjadi miskonsepsi. Sedangkan untuk kesulitan siswa dalam

penyelesaian soal berstruktur, metode pembelajaran problem Solving dapat

menjadi metode yang cocok, dimana siswa diajarkan untuk mulai dengan

memahami pertanyaan nengetahui poin-poin pendukung dan rumus yang

digunakan atau cara penyelesaian.

Page 13: kesulitan belajar matematika untuk siswa

BAB II

ISI

2.1 Lokasi dan waktu observasi

Observasi di laksanakan di SMA Negeri 3 Karawang dengan

ruang sample kelas XI IPS 2 dan beberapa siswa XI IPA. Waktu

observasi dimulai pada tanggal 16 Mei 2012 dan berakhir pada tanggal

24 Mei 2012

Berikut ini table waktu dan kegiatan observasi

Tanggal/hari Kelas/lokasi Kegiatan

Rabu, 16-05-12

Sabtu 19-05-12

Ruang kep.sek

Kelas XI IPS 2

Meninta ijin observasi ke

kepala sekolah

Perkenalan

Pengulasan materi secara

singkat

Uji kompetensi (Pre test)

Permainan matematika

Pembahasan singkat

Wawncara singkat tentang

Page 14: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Selasa 22-05-12

Rabu 23-05-12

Kamis 24-05-12

Sekitar kelas XI

IPA (1,2 dan 3)

Sekitar kelas XI

IPA (4,5 dan 6)

Kelas Xi IPS 2

statistika dan peluan.

Wawncara singkat tentang

statistika dan peluan.

Pembahasan materi atau

hasil pre test

Uji kompetensi II (post

test)

Permainan matematika

Angket observasi

Diskusi tentang soal-soal

statistika dan peluang.

2.2. Pelaksanaan Observasi

2.2.1 Subjek dan objek observasi

Objek observasi adalah mengetahui kesulitan siswa dalam

mempelajari materi statistika dan peluang. Materi statistika dan peluang

Page 15: kesulitan belajar matematika untuk siswa

dipelajari di bangku kelas XI SMA, maka observasi ini mengambil subjek

siswa kelas XI SMA Negeri 3 Karawang. Dibagi dalam 2 ruang sempel,

yaitu ruang sempel kelas XI IPS dan gabungan siswa dari beberapa kelas

XI IPA.

2.2.2 Rencana observasi

Materi peluang dan statistika yang dipelajari dibangku XI SMA,

IX SMA di bagi dua jurusan IPA dan IPS, kedua jurusan memliki standar

kompetensi dasar yang sama, tapi bentuk pengayaan soal berbeda. Maka

kedua jurusan pasti memiliki kesulitan yang berbeda. Oleh sebab itu,

observasi dilakukan dalam dua ruang sample.

Pertama dengan objek observasi yang sama, berpusat pada subjek

kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Karawang, dengan ruang sample XI IPS.

Observasi dilakukan dalam beberapa hari.

Di mulai dengan kegiatan pengulasan materi dan prasyarat

“Statistika dan Peluang”, melakukan evaluasi diagnosis, penilaian hasil

uji kompetensi sambil memberi beberapa permainan matematika.

Sebelum masuk pada observasi ke dua, melakukan penelitian dan analisis

hasil uji kompetensi dasar.

Pada observasi ke dua, membahas hasil uji kompetensi pada

observasi pertama, melakukan uji kompetensi kedua, dan memberi

beberapa permainan matematika agar tidak membosankan.

Page 16: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Kedua dengan objek observasi yang sama, mengambil subjek

kelas XI IPA, dengan ruang sample khusus gabungan dari beberapa siswa

kelas XI IPA, kegiatan pada tahap ini yaitu melakukan wawancara singkat

dengan siswa kelas XI IPA, dan meminta waktu mereka untuk berkumpul

pada satu hari, untuk diskusi dan mencoba beberapa jenis soal dan

penyelesaian.

2.2.3 Metode pengumpulan data

Pengumpulan data pada kedua ruang data sample yang berbeda

dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

Test evaluasi diagnosis (uji kompetensi).

Uji kompetensi yang diberikan pada siswa dalam bentuk soal

pilihan ganda dengan cara penyelesaian, agar dapat menilai tingkat

pemahaman dan penguasaan konsep siswa tentang materi statistika dan

peluang.

Pemberian test dilakukan dua kali, yaitu sebelum proses

pembelajaran dengan pelaksana observasi (Pre test), dengan

mengandalkan pengetahuan siswa setelah mempelajari materi tersebut

pada semester 1. (Post test) atau test produk untuk mengetahui

kemampuan keterampilan pada siswa setelah mendapat proses

pembelajaran untuk materi-materi yang di anggap sulit oleh siswa.

Observasi

Page 17: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Mengamati aktifitas siswa pada saat pembahasan materi awal

observasi dan saat proses pembelajaran (Pembahasan materi yang

dianggap sulit) pada observasi kedua. Untuk menilai kesalahan konsep,

penguasaan pengetahuan prasyarat dasar, dilakukan dengan pendekatan

pada siswa saat mengerjakan contoh- contoh soal.

Wawancara dan diskusi

Metode pengumpulan data pada ruang sample kedua dengan

subjek kelas XI IPA, dilakukan dengan wawancara langsung dan diskusi.

Wawancara dilakukan di jam-jam istirahat dalam beberapa hari dengan

siswa dari kelas yang berbeda-beda sebagai sample. Kegiatan wawancara,

dilakukan dengan membahas secara singkat materi-materi statistika dan

peluang, dan meminta siawa mendeskripsikan arti atau pemahaman

beberapa rumus. Meminta siswa memberi komentar tentang kesulitan

yang mereka alami dalam mempelajari statistika dan peluang.

Setelah melakukan beberapa kali wawancara dengan siswa

kelasXI IPA, meminta beberapa orang untuk menyempatkan waktu pada

tanggal setelah jam pelajaran usai untuk diskusi singkat membahas

beberapa contoh soal.

Angket

Pada tahap akhir dengan ruang sample kelas XI IPS 2, diberikan

angket dengan dua butir soal yaitu mendeskripsikan hal-hal yang menjadi

Page 18: kesulitan belajar matematika untuk siswa

kesulitan siswa dalam belajar statistika dan peluang, dan mendeskripsikan

pendapat mereka tentang observasi.

2.2.4 Teknik analisis data

a. Teknik nalisis data dari ruang sample kels XI IPS 2

Setelah uji kometensi pada observasi pertama (pre test) menilai

tingkat kesulitan soal-soal dengan rumus :

Maka dari 8 butir soal pada pre test, berikut inni susunan soal dan

tingkat kesulitan soal dari 8 butir soal pada uji kompetensi awal (pre test).

1. Materi Peluang (Komplemen suatu kejadian)

21 orang menjawab benar dari 40 siswa = 52.5%.

2. Materi Frekuensi Harapan

16 orang menjawab benar dari 40 siswa = 40%.

3. Data Kelompok (Modus)

4 orang menjawab benar dari 40 siswa = 9.75%

4. Combinasi

Tak ada yang benar.

5. Permutasi

5 orang menjawab benar dari 40 siswa = 12.5%

6. Pengayaan materi data tunggal

Tak ada yang benar.

Page 19: kesulitan belajar matematika untuk siswa

7. Table distribusi frekuensi (menentukan modus,rata-ratadan

median)

12 orang menjawab benar dari 40 siswa = 30%

8. Data Tunggal

21 orang menjawab benar dari 40 siswa = 52.5%

Berikut adalah kategori tingkat kesukaran butir soal menurut Thorndike and hagen.

Persentasi jawaban benar Tingkat kesukaran<30% Sangat sukar30%-40% Sukar40%-84% Sedang85-90% Mudah>90% Sangat mudah

Berdasarkan kategori tersebut, berikut tingkat kesukaran butir soal pada Uji Kompetensi I

No Soal Persentase Jawaban Benar

Tingkat Kesukaran

1 52.5% Sedang

2 40% Sukar

3 9.75% Sangat sukar

4 0% Sangat sukar

5 12.5% Sangat sukar

6 0% Sangat sukar

7 30% Sukar

8 52% Sedang

Dari hasil diatas maka pada observasi ke dua dalam uji kompetensi

berpatok pada soal yang terlihat sulit untuk siswa, dan beberapa soal yang 50%

sudah di kuasai tapi dalam penyelesaian maslih mengalami salah konsep. Maka

Page 20: kesulitan belajar matematika untuk siswa

uji kompetensi ke dua (post tets) menampilkan butir soal dengan materi sebagai

berikut :

No. 1 Pengayaan materi data tunggal

No. 2 Tabel distribusi frekuensi (menentukan median, modus dan rataan)

No. 3 Frekuensi harapan

No. 4 Data kelompok (Modus)

No. 5 Combinasi/Permutasi

Setelah memberi uji kompetensi kedua dilakukan perbandingan hasil dari

kedua uji kompetensi dan menilai sudahkah siswa memahami konsep sebenarnya

dari materi- materi yang dianggap sulit.

b. Teknik analisis data dari ruang sample XI IPA

Dengan melalui wawancara singkat dan meminta siswa menjelaskan

sejauh mana hal yang merreka ketahui tentang statistika dan peluang, meminta

siswa mendeskripsikan kesulitan – kesulitan yang mereka alami saat mempelajari

statistika dan peluang. Meminta siswa menyebutkan materi apa saja yang menjadi

materi prasyarat dalam mempelajari statistika dan peluang. Mengambil

kesimpulan dari hasil wawancara dan melakukan diskusi singkat dengan siswa-

siswa tersebut membahas beberapa bentuk soal yang berhubungan dengan hasil

kesimpulan wawancara.

c. Teknik Analisis Data dari kedua sample

Pada saat berjalannya observasi, menyediakan buku kecil untuk mencatat

kemampuan dan keterampilan siswa pada proses pembelajatan dan diskusi

Page 21: kesulitan belajar matematika untuk siswa

dengan siswa serta mencacat kesalahan konsep yang diketahui siswa. Teknik ini

dilakukan pada ke dua sample.

2.3 Hasil observasi dan pembahasan

Setelah selesai melakukan observasi dan mengolah data, berikut hasil

observasi dan pembahasan.

Matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan

metode berpikir logis, sistematis dan konsisten. Namun masih banyak siswa yang

mengangap bahwa matematika tidak lebih sekedar menghitung rumus dan angka

yang mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi sulit tumbuh.

Statistika dan peluang, materi ini kadang terlihat sulit, karena statistika

dan peluang adalah pelajaran matematika yang berkaitan dengan konsep abstrak,

sehingga membutuhkan daya nalar yang tinggi. Kesulitan siswa dalam

mempelajari statistika dibagi menjadi dua yaitu dengan ruang sample kelas XI

IPS2 dan ruang sample kelas XI IPA.

Dari hasil observasi dikedua ruang sample membuktikan bahwa tingkat

kesulitan antara kedua ruang sample untuk materi statistika berbeda-beda.

Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari materi statistika dan peluang

dapat di sebabkan oleh beberapa hal; contohnya :

Tidak mampu membaca atau imajinasi,

mengintgrasikan pengetahuan dan pengalaman

terutama dalam memahami contoh soal cerita.

Kurang mampu mencerna sebuah fenomena abstrak .

Page 22: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Metode pengajaran yang digunakan tidak cocok untuk

siswa, atau tidak membuat siswa berfikir kreatif.

Sebelum masuk dalam penilaian kesulitan siswa, perlu diketahui terlebih

dahulu kompetensi dasar dan standar kompetensi, sebagai berikut:

BAB Statistika dan Peluang

Kompetensi dasar :

Membaca data dalam bentuk table dan diagram batang, garis,

lingkaran dan ogive.

Menyajikan data dalam bentuk table dan diagram batang, garis,

lingkatan,ogive serta penafsirannya.

Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran

penyebaran data dan penafsirannya.

Mengggunakan aturan perkalian, permutasi, combinasi dalam

pemecahan masalah.

Menentukan ruang sample suatuu percobaan.

Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannyha.

Standar Kompetensi :

` Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan dan sifat-sifat peluang

dalam pemecahan maslah.

Siswa yang sudah memahami kompetensi dasar dan standar kompetensi,

tentu tidak akan mengalami kesulitan. Sedangkan jika siswa masih merasa kurang

Page 23: kesulitan belajar matematika untuk siswa

disalah satu kompetensi dasar, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan

untuk memahami semua kompetensi dasar dan salah satu sub topic bab statistika

dan peluang. Maka dari kompetensi dasar dan standar kompetensi inilah berawal

pembuatan jenis soal untuk uji kompetensi (pre test). Dari hasil pre test, observasi

langsung, angket siswa dan wawancara singkat, diperoleh hasil observasi

kesulitan siswa dalam materi statistika dan peluang sebagai beriku :

2.3.1 Pemahaman materi prasyarat

Peluang merupakan salah satu materi prasyarat untuk dapat menguasai

satistika, dan untuk peluang salah satu meteri prasyaratnya adalah pemetaan atau

relasi, himpunan, logika dan operasi dalam bentuk pecahan. Jika siswa kurang

memahami materi prasyarat tersebut, tentu siswa akan merasa kesulitan untuk

memahami materi statistika dan peluan pada kelas XI IPS 2.

Beberapa siswa merasa kesulitan menentukan ruang sample dan

kejadian, contoh :

Page 24: kesulitan belajar matematika untuk siswa

menunjukan bahwa siswa masih sulit untuk menentukan ruang sample

dan kejadian.

Beberapa siswa belum memahami arti ! (Faktorial) yang merupakan

bagian syarat agar dapat menyelesaikan combinasi dan permutasi

(Gambar sample II)

dari gambar diatas, terlihat bagai mana siswa tidak memahami arti !

(Faktorial) dan cara penyelesaiannya.

2.3.2 Kesalaha konsep (Misconception) kesulitan siswa memahami konsep

Belajar konsep adalah belajar tentang apakah sesuatu itu, konsep dapat

dipandang sebagai abstraksi pengalaman-pengalaman yang melibatkan contoh-

contoh tentang konsep itu.

Banyak siswa yang masih sulit membedakan kejadian yang

termasuk combinsi atau permutasi, contoh Gambar sample 3.

Page 25: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Dari contoh ini, siswa paham bagaimana mengoprasikan

combinasi, tapi siswa tidak paham konsep dasar pengertian atau

perbedaan dari combinasi dan permutasi. Hal ini yang menjadi

salah satu tingkat kesulitan tertinggi dari siswa diruang sample XI

IPS 2 dan XI IPA.

Banyak siswa yang masih tidak dapat menyelesaikan operasi

permutasi dan combinasi. Kesulitan ini termasuk kesalahan atau

kesulitan memahami konsep, karena kebanyakan siswa hanya

menghapal rumus tanpa bisa menyelesaikan bentuk operasi.

a. hasil salah ssat siswa dikelas XI IPS 2

b. hasil salah satu siswa saat diskusi bersama siswa XI IPA

Page 26: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Gambar diatas adalah hasil seorang siswa yang menunjukan dia

cukup paham algoritma, penulisan operasi tapi tidak bisa

menjabarkan arti dari algoritma tersebut. Ini dikarenakan cara

belajar yang hanya menghapal rumus tanpa tahu arti rumus

tersebut.

Kesulitan mengerjakan komplemen suatu kejadian dikarnakan

tidak memahami arti peluang hal ini didapat dari hasil observasi

saat pembahasan materi, siswa tidak tahu kisaran nilai peluang.

1. 0< P(E)<1,untuk setiap E.

Dimana nilai peluang terbesar adalah 1(pasti) dan terkecil

adalah0 (tidak mungkin terjadi).

2. P (S)=1, Peluang untuk ruang sample bernilai satu atau pasti

terjadi.

Page 27: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Kesulitan siswa membedakan data kelompok atau data tunggal

Kesulitan ini hanya dialami oleh siswa pada ruang sample XI IPS

2, siswa tidak paham membedakan data tunggal dan data

kelompok. Contoh

Cukup mengejutkan ketika sempat banyak siswa yang

mengerjakan soal diatas dengan rumus data kelompok, ternyata

pada kelas ini siswa suit membedakan data tunggal atau data

kelompok karena terkecoh bentuk soal, soal tersebut adalah data

tunggal dalam table frekuensi, tetapi banyak siswa yang mengira

itu adalah data kelompok karena terbiasa menemukan bentuk soal

data tunggal tidak dalam bentuk tabel. Dan mengambil kesimpulan

bahwa data dalam bentuk tabel adalah data kelopmok. Selain itu

hal ini juga menunjukan siswa tidak paham dengan rumus

tersebut.

Kesulitan siswa menyelesaikan soal kejadian majemuk

Page 28: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Kesulitan ini terlihat ketika melakunan wawancara dengan kelas

XI IPA, banyak siswa yang tidak dapat membedakan kejadian

saling lepas atau saling bebas dan kejadian bersyarat tidak saling

bebas.

2.3.3 Kurangnya pengetahuan terstruktur

Hal ini sudah menjadi salah satu masalah dari kebanyakan siswa, ketika

pengayaan atau aplikasi rumus dihubungkan dengan soal yang membutuhkan

daya nalar yang tinggi. Berikut beberapa kesulitan siswa yang berhubungan

dengan pengetahuan terstruktur dari hasil observasi.

Siswa kesulitan mengoeprasikan rumus data kelompok dengan

bentuk soal diagram. Contoh

a. hasil salah seorang siswa di kelas IX IPS2

b. Hasil siswa saat diskusi bersama anak IX IPA

Page 29: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Dari gambar a (hasil siswa IX IPS2 siswa hanya menarik

kesimpulan dari pertanyaan “berapa modus data tersebut” dengan

menulis rumus modus tanpa dilanjutkan, hal ini menunjukan

kurangnya pemahaman siswa dari apa yang diketahui, yang

ditanyakan dan hubungan antara yang diketahui dan ditanyakan.

Dari ke 40 siswa pada pre test hampir 50% mengetahui rumus,

tapi tidak dapat menyelesaikan. Hal ini juga terjadI karena system

belajar siswa yang hanya menghapal rumus, tapi tidak memahami

rumus. contoh soal dan penyelesaian secara terstruktur.

Kesulitan siswa yang mengerjakan soal pengayan yang diperluas.

Perhatikan gambar berikut

hasil salah seorang siswa di kelas IX IPS2

Hasil siswa saat diskusi bersama anak IX IPA

Page 30: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Soal tersebut adalah perluasan dari soal combinasi, dari 40 siswa

dikelas XI IPS 2 hanya satu orang yang mengerjakan, tapi masih

juga salah.

Dari cara penyelesaian menunjukan siswa tidak paham struktur

soal mulai dari hal-hal yang diketahui, hal yang ditanyakan,

hubungan rumus dan cara penyelesaian.

Sedikit berbeda ketika soal tersebut dibahas bersama kelas XI

IPA, mereka paham apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan

rumus yang digunakan, tapi ketika penyelesaian mengacu pada

bentuk persamaan kuadrat, siswa sempat bingung.

Dari beberapa kesulitan-kesulitan siswa yang telah dibahas, sedikit

berpendapat kesulitan siswa yang cukup mengejutkan kami adalah ketika siswa

tidak tahu nilai peluang yang terletak antara 0 dan 1, dimana 0 berarti suatu

ketidak mungkinan mutlak dan 1 berarti kepastian mutlak. Ketika siswa kesulitan

untuk menentukan ruang sample dan ruang kejadian dalam kejadian mejemuk.

dua hal ini adalah hal pokok atau inti dari sebuah peluang, jika kedua hal ini saja

tidak dipahami siswa , tentu siswa akan sulit untuk memahami subbahasan lain.

Oleh karena itu, guru pengajar harus lebih cermat dalam memilih metode

pengajaran, agar siswa bukan hanya beusaha menghapal tapi memahami konsep

Page 31: kesulitan belajar matematika untuk siswa

dan pengetahuan-pengetahuan dasar.Untuk kesulitan siswa yang berhubungan

dengan penyelesaian masalah soal, dapat menggunakan metode problem solving

dan memberi latihan soal.

Tapi untuk kesulitan siswa dalam dua hal ini, guru pengajar harus sangat

cermat karena kedua hal ini adalah pengetahuan dasar yang tampak simple tapi

jika salah penyampaian dapat menyebabkan miskonsepsi dalam beberapa sub

pokok bahasan.

2.4 Penyelesaian Masalah

Untuk Penyelesaian masalah atas kesulitan- kesulitan siswa dalam

mempelajari materi statistika dan peluang ini, kami menggunakan metode

pembelajaran problem solving.

a. Pengertian metode pembelajaran problem solving

Menurut Hunsaker Pemecahan masalah (problem solving )

didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak

sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil hasil yang

diinginkan. Sementara menurut Mu’Qodin mengatakan bahwa problem

solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan

untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah

dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian

mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang

dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan

Page 32: kesulitan belajar matematika untuk siswa

suatu tindakan yang tepat. Berdasarkan dari beberapa definisi problem

solving yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

problem solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi

kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif

sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai

sasaran, dengan berbagai cara dan teknik.

Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang

merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah

sebagai berikut:

1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.

2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau

diklasifikasikan.

4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa

kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima

atau ditolak.

5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku

sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada

kesimpulan.

b. penggunaa metode pembelajaran problem solving pada observasi kedua

di kelas XI IPS2

Page 33: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Tahapan ke dua observasi pada kelas XI IPS 2 adalah membahas

materi menggunakan metode problem solving.. Alasan penggunan metode

problem solving yaitu, dari hasil observasi di tahap pertama, tampak

bahwa banyak siswa yang bermasalah dalam hal-hal dasar (prasyarat),

tampak ketidak pahaman siswa dari sebuah soal dan cara mengaplikasikan

rumus-rumus yang ada. Pada tahap pemberi materi, kami mencoba agar

siswa dapat lebih aktif dan kreatif, dengan memberi beberapa contoh soal,

dan meminta mereka mengerjakan

Dari langkah- langkah problem solving, salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan soal- soal yaitu penyusunan jawaban

secara sistematis, cara yang pernah diterapkan dibangku SD, penyusunan

jawaban secara sistematis dengan unsur penulisan ”diketahui, ditanya, dan

dijawab” dengan cara ini kita dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif.

Diketahui: berisi tentang informasi atau data- data pendukung dari

sebuah soal. Dari pengisian initerlihat bagaimana siswa

memahami unsur- unsur pendukung yang terdapat pada soal.

Ditanya: berisi pertanyaan yang terkandung dari soal, dan

membatasi masalah ysng menjadi pertanyaan pokok.

Jawab: berisi hipotesis atau rumusan yang sesuai, yang

mengandung hubungan antara unsur yang diketahui dan ditanya,

dan sebagai pemecahan masalah.

Cara menjawab sistematis ini, yang kadang dilupakan siswa,

sehingga siswa hanya membaca soal tanpa paham makna dari pertanyaan.

Page 34: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Siswa lebih sering mengabaikan satu atau lebih ide yang terkandung

dalam soal, tidak membaca ulang bagian yang sulit, memulai

menyelesaikan soal sebelum membaca tuntas soal tersebut. Maka kami

coba kembalikan kebiasaan baik tersebut. Dengan cara ini, dapat

membuat siswa peka dengan masalah yang dan mencoba berpikir kreatif

untuk menyelesaikan masalah dari hubungan antara data- data yang

diketahui dengan pertanyaan.

Selain itu, dalam pemberian materi kami mencoba sedikit fokus

pada pemahaman konsep dan materi prasyarat, jadi sebelum memulai

materi pokok dimulai dengan mencari tahu seberapa jauh siswa

memahami tentang relasi, fungsi dan pemetaan, himpunan, kemampuan

dasar berhitung, logika dsn operasi dalam bentuk pecahan,. Karena

menurut kami pengetahuan prasyarat memiliki pengaruh penting agar

siswa dapat memahami materi yang akan dibahas.

c. perbandingan hsil pre test dan post test setelah menggunakan metode

problem solving

berikut tabel hasil uji kompetensi siswa pada obsrvasi pertama:

NO NAMA SISWA NILAI RATA-SIMPA

NGAN

ANGKA

BAKU

Page 35: kesulitan belajar matematika untuk siswa

SISWA RATA BAKU

1 VICKI MUTIA 62.5 40.4 14.95 1.48

2 KURNIA SOPYAN 37.5 40.4 14.95 -0.19

3 M. RIDZKY. A 37.5 40.4 14.95 -0.19

4 FILMA SEKAR UNI 37.5 40.4 14.95 -0.19

5 OKI RISMAYANA 37.5 40.4 14.95 -0.19

6 AHMAD KIKI 37.5 40.4 14.95 -0.19

7 ISLAIL FAHMI 37.5 40.4 14.95 -0.19

8 M. ARIF. J 37.5 40.4 14.95 -0.19

9 LARIL NURUL IMANI 37.5 40.4 14.95 -0.19

10 MUH. IRWAN 37.5 40.4 14.95 -0.19

11 YADI 16 40.4 14.95 -1.63

12 LUKMANADIANSYAH 37.5 40.4 14.95 -0.19

13 YUNIA ALAMLIA DEWI 37.5 40.4 14.95 -0.19

14 IVO MUSTOFA 37.5 40.4 14.95 -0.19

15 FAIZ KHOERUL NIJAM 37.5 40.4 14.95 -0.19

16 NAZMI NURLAILA 50 40.4 14.95 0.64

Page 36: kesulitan belajar matematika untuk siswa

17 RIZKA MAULINA 50 40.4 14.95 0.64

18 NUR ISTIQOMAH 50 40.4 14.95 0.64

19 DEVIA ANDRIANI 50 40.4 14.95 0.64

20 RIMA LEDI DAHLIA 50 40.4 14.95 0.64

21 RIRIN AGISTINA A 50 40.4 14.95 0.64

22 AJENG MARYANI 50 40.4 14.95 0.64

23 HENA SETIANI 50 40.4 14.95 0.64

24 HENI AFRIYANTI 50 40.4 14.95 0.64

25 DITA SINTA 50 40.4 14.95 0.64

26 HABIBAH 50 40.4 14.95 0.64

27 FIAN ADHAMEILANO 12.5 40.4 14.95 -1.87

28 RATNA HADYANTI 12.5 40.4 14.95 -1.87

29 JUBAEDAH 12.5 40.4 14.95 -1.87

30 DINI. N 12.5 40.4 14.95 -1.87

31 INDAH NURFATIMAH 12.5 40.4 14.95 -1.87

32 LINA KURNIASARI 12.5 40.4 14.95 -1.87

Page 37: kesulitan belajar matematika untuk siswa

33 DESY PERTAMA SARI 50 40.4 14.95 0.64

34 RADEN ARIAYOGA 62.5 40.4 14.95 1.48

35 DIAZ. D 37.5 40.4 14.95 -0.19

36 FATWAH SOFYANA 62.5 40.4 14.95 1.48

37 M. LITFI ISMAIL

38 SRI RAIKA 62.5 40.4 14.95 1.48

39 NUR MUTHIA FITRIANI 50 40.4 14.95 0.64

40 KARYA DINATA 50 40.4 14.95 0.64

41 NOVA 50 40.4 14.95 0.64

42 ANWAR BAHARUDIN

Rata- rata kelas : 40.4

Modus : 50

Simpangan baku : 14.95

Jangkauan : 50

Page 38: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Nilai terbesar : 62.5

Nilai terrkecil : 12.5

Ket: background kuning= siswa yang mendapat nilai dibawah rata- rata dapat

dilihat dari nilai angka bakunya yang bernilai negative, maka kurang dari rata-

rata.

Dari data diatas, dengan melihat angka baku yang diperoleh siswa,

menunjukkan prestasi siswa- siswa tersebut. Nilai- nilai siswa banyak yang

berdistribusi didaerah nilai dibawah rata- rata. Terdapat 21 siswa mendapat nilai

dibawah rata- rata. Nilai terbesar 62.5 tidak jauh dari nilai rata- rata kelas.

Berikut tabel hasil uji kompetensi siswa pada observasi kedua:

NO NAMA SISWANILAI

SISWA

RATA-

RATA

SIMPANGAN

BAKU

ANGKA

BAKU

1 VICKI MUTIA 100 75.37 15.51 1.59

2 KURNIA SOPYAN 90 75.37 15.51 0.94

3 M. RIDZKY. A 60 75.37 15.51 -0.99

4 FILMA SEKAR UNI 60 75.37 15.51 -0.99

Page 39: kesulitan belajar matematika untuk siswa

5 OKI RISMAYANA 100 75.37 15.51 1.59

6 AHMAD KIKI 80 75.37 15.51 0.30

7 ISLAIL FAHMI 80 75.37 15.51 0.30

8 M. ARIF. J 60 75.37 15.51 -0.99

9 LARIL NURUL IMANI 100 75.37 15.51 1.59

10 MUH. IRWAN 60 75.37 15.51 -0.99

11 YADI

12 LUKMAN ADIANSYAH 80 75.37 15.51 0.30

13 YUNIA ALAMLIA DEWI 60 75.37 15.51 -0.99

14 IVO MUSTOFA 80 75.37 15.51 0.30

15 FAIZ KOERUL NIJA 60 75.37 15.51 -0.99

16 NAZMI NURLAILA 80 75.37 15.51 0.30

17 RIZKA MAULINA 100 75.37 15.51 1.59

18 NUR ISTIQOMAH 80 75.37 15.51 0.30

19 DEVIA ANDRIANI 100 75.37 15.51 1.59

20 RIMA LEDI DAHLIA 80 75.37 15.51 0.30

Page 40: kesulitan belajar matematika untuk siswa

21 RIRIN AGISTINA A 60 75.37 15.51 -0.99

22 AJENG MARYANI 60 75.37 15.51 -0.99

23 HENA SETIANI 80 75.37 15.51 0.30

24 HENI AFRIYANTI 80 75.37 15.51 0.30

25 DITA SINTA 100 75.37 15.51 1.59

26 HABIBAH 60 75.37 15.51 -0.99

27 FIAN ADHAMEILANO 60 75.37 15.51 -0.99

28 RATNA HADYANTI 60 75.37 15.51 -0.99

29 JUBAEDAH 80 75.37 15.51 0.30

30 DINI. N 80 75.37 15.51 0.30

31 INDAH N. FATIMAH 80 75.37 15.51 0.30

32 LINA KURNIASARI 60 75.37 15.51 -0.99

33 DESY PERTAMA SARI 80 75.37 15.51 0.30

34 RADEN ARIAYOGA 80 75.37 15.51 0.30

35 DIAZ. D 60 75.37 15.51 -0.99

36 FATWAH SOFYANA 80 75.37 15.51 0.30

Page 41: kesulitan belajar matematika untuk siswa

37 M. LITFI ISMAIL 60 75.37 15.51 -0.99

38 SRI RAIKA 100 75.37 15.51 1.59

39 N. MUTHIA FITRIANI 80 75.37 15.51 0.30

40 KARYA DINATA 80 75.37 15.51 0.30

41 NOVA 60 75.37 15.51 -0.99

42 ANWAR BAHARUDIN 40 75.37 15.51 -2.28

Rata- rata: : 75.37

Modus: : 80

Simpangan baku: : 15.51

Jangkauan : 60

Nilai terbesar : 100

Nilai terkecil : 40

Ket: background kuning= siswa yang mendapat nilai dibawah rata- rata

dapat dilihat dari nilai angka bakunya yang bernilai negative, maka kurang dari

rata- rata.

Dari data diatas, dengan melihat angka baku yang diperoleh siswa,

menunjukkan prestasi siswa- siswa tersebut. Nilai- nilai siswa banyak yang

Page 42: kesulitan belajar matematika untuk siswa

berdistribusi diatas nilai rata- rata. Terdapat 16 siswa mendapat nilai dibawah

rata- rata, jumlahnya lebih sedikit dibanding pada observasi pertama. Nilai

terbesar 100.

KESIMPULAN PENYELESAIAN MASALAH:

Dari hasil kedua observasi tersebut, terlihat jelas nilai siswa di observasi

kedua lebih baik dibanding pada observasi pertama. Nilai rata- rata kelas yang

meningkat membuktikan hasil siswa pada observasi kedua lebih baik. Jika

melihat dari angka baku, angka baku yang diperoleh siswa pada observasi

pertama dan kedua memperoleh peningkatan. 17 siswa mendapat peningkatan

prestasi di observasi kedua, siswa yang mendapat nilai dibawah rata- ratapun

lebih sedikit di observasi yang kedua. Hasil ini membuktikan, penggunaan

metode pembelajaran problem solving pada statistika dan peluang cukup sesuai

sebagai pemecahan masalah kesulitan siswa memahami materi statistika dan

peluang.

Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan

masing- masing, begitu juga metode problem solving. Tidak semua anak bersikap

aktif dikelas dan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah secara sistematis.

Maka metode ini lebih kami tekan kan untuk mendidik siswa dapat

menyelesaikan soal secara sistematis dan terstruktur, sedangkan untuk

pemahaman konsep- konsep lain, agar tidak terjadi misconcepsi lebih baik

mengunakan metode yang beragam dan tidak monoton, memanfaatkan alat

Page 43: kesulitan belajar matematika untuk siswa

peraga yang disesuaikan dengan pokok bahasa. Agar siswa daapat lebih mudah

memahami konsep.

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Fase observasi dibagi menjadi 3 yaitu pertemuan perencanaan, observasi

kelas dan diskusi balikan. Metode pengumpulan data di bagi dalam 4 metode

yaitu : Observasi, Uji kompotensi dan wawancara. Objek observasi adalah

kesulitan siswa dalam mempelajari matematika “statistika dan peluang. Subjek

observasi adalah siswa kelas XI IPS 2 dan beberapa siswa kelas XI IPA.

Page 44: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Hasil pengolahan data, terdapat banyak faktor penyebab siswa kesulitan

dalam belajar matematika. Jenis-jenis kesulitannyapun banyak contohnya :

kesulitan siswa memahani konsep-konsep dasar dan kesulitan siswa

menyelesaikan soal berstruktur. Cara penyelesaian masalah kami menyarankan

metode Problem solving sebagai metode pembelajaran untukkesulitan siswa

dalam menelesaikan soal berstruktur.

3.2 Saran dan Kritik

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari nilai sempurna, maka kami dengan tangan terbuka dan

ucapan terima kasih untuk setiap saran dan kritik yang membangun dari para

pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Noormandiri, BK, Drs Mpd. Dkk. Matematika untuk Kelas 2A. Jakarta :

Erlangga(2007).

Johanes, M.Pd. S.Pd. dkk kompetensi Matematika 2A. Jakrta:Yudistira (2007).

Ruseffendi, S.Pd. Mcs. PhD. Pengantar Kepada Membantu Guru

Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk

Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito (2006).

Page 45: kesulitan belajar matematika untuk siswa

Trianto M.Pd. Panduan Lngkap Penelitian Tikndakan Kelas (Classroom Action

Research) Teori dan Prakik. Jakarta:Prestasi Pustaka Karya.(2011)

Supraptinah, Umi dkk. Matematika Inovatif 2 Konsep dan Aplikasi.Jakarta : PT.

3 Serangkai Putra Mandiri.(2009)

Widddihartanto, Rachmadi MA. Diagnosis Kesulitan Belajar SMP dan Alternatif

Proses Remidi. Yogyakarta : Pusat Perkembangsn dan Pemberdayaan Pendidikan

dan Tenaga Kpependidikan Matematika. (2008)

http://eduklinik.info/category/fun-math/

1. SALAH SATU HASIL PRETEST STATISTIKA DAN PELUANG

Page 46: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 47: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 48: kesulitan belajar matematika untuk siswa

2. SALAH SATU HASIL POSTEST STATISTIKA DAN PELUANG

Page 49: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 50: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 51: kesulitan belajar matematika untuk siswa

3. ANGKET PENDAPAT SISWA TENTANG OBSERVASI

Page 52: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 53: kesulitan belajar matematika untuk siswa

4. CONTOH SOAL PADA PRE TEST

Page 54: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 55: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 56: kesulitan belajar matematika untuk siswa

5. CONTOH SOAL PADA POST TEST

SOAL POST TEST

UJI KOMPETENSI STATISTIKA DAN PELUANG II

Nama:

Kelas:

Jawablah pertanyaan dalam tabel ini, disertai cara pada kolom yang telah disediakan!.

Soal Penyelesaian Jawaban

1. Rataan hitung nilai ulangan statistika 10 orang siswa adalah 6.25, jika ditambah dengan nilao seorang anak baru rataannya menjadi 6.4. Tentukan nilai seorang anak baru tersebut!

a. 7,9b. 8c. 6,9d. 6,4

2. Berapakah rata- rata, median, modus dari data berikut?

Nilai Frekuensi

40 2

50 7

60 10

70 6

80 11

90 4

Page 57: kesulitan belajar matematika untuk siswa

a. 65;70;70b. 66; 65; 70c. 66; 70; 70d. 67; 65; 70

3. Pelemparan 1 buah dadu sebanyak 50 kali, berapakah frekuensi harapan muncul mata dadu genap?

a. 25 c. 20b. 35 d. 40

4. Perhatikan diagram batang berikut, dan tentukan nilai modusnya!

.

a. 22b. 21c. 19d. 20

5. Dalam suatu ulangan Matematika, setiap siswa diwajibkan menjawab 5 soal dari 8 soal yang tersedia. Berapa banyak pilihan untuk menjawab soal?

a. 56b. 28c. 6720d. 40

0

5

10

15

20

25

30

4,5- 9,5 9,5-14,5

14,5-19,5

19,5-24,5

24,5-29,5

29,5-34,5

Page 58: kesulitan belajar matematika untuk siswa

6. FOTO- FOTO KEGIATAN OBSERVASI PERTAMA DI KELAS XI IPS 2

Page 59: kesulitan belajar matematika untuk siswa
Page 60: kesulitan belajar matematika untuk siswa

7. FOTO- FOTO KEGIATAN OBSERVASI KEDUA DI KELAS XI IPS 2

Page 61: kesulitan belajar matematika untuk siswa

8. FOTO KEGIATAN DISKUSI BERSAMA SISWA GABUNGAN KELAS XI IPA