Upload
lam-ronna
View
24.139
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kesulitan belajar materi statistika dan peluang untuk SMA #menurut saya :-D
Citation preview
Laporan Hasil Observasi di SMA Negeri 3 Karawang
Disusun Untuk Mememnuhi Tugas Kapita Selekta II
Dosen : Rafiq Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH:
Dayat 11510439
Lamrona Limbong 11510370
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI BANDUNG
Jalan Jenderal Sudirman Cimahi, 40526 telp. +62 (22)6658680
ABSTRAK
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi salah satu
kebutuhan system dan melatih penalaran. Selain itu, matemaika adalah saran
berpikir logis, sistematis dan konsisten. Dalam mempelajari matematika, banyak
siswa yang hanya menerima begitu saja pelajaran tanpa mempertanyakan
mengapa dan untuk apa matematika diajarkan. Tidak jarang muncul pendapat
bahwa matematika adalah pelajaran yang hanya memusingkan siswa, sehinga
pembelajaran dikelas tidak menghasilkan aspek- aspek pembelajaran matematika.
Aspek- aspek pembelajaran matematika diantaranya; pemahaman konsep,
pembuktian, keterampilan, algoritma, penyelesaian soal, pemahaman ruang
apresiasi, dan keterampilan psikomotorik.
Statistika dan peluang adalah salah satui bab yang dipelajari dibangku XI
SMA, dan merupakan cabang ilmu matematika yang sangat luas penerapannnya,
yang cukup banyak berperan pada cabang ilmu lain. Statistika dan peluang
kadang terlihat sullit, karena statistika dan peluang adalah materi pelajaran
matematika yang berkaitan dengan konsep abstrak, sehingga membutuhkan daya
nalar yang tinggi. Maka penulis memilih materi statistika dan peluang sebagai
tema dalam observasi ini.
Observasi dilakukan dalam 4 metode pengumpulan data yaitu, observasi
langsung pada saat pemberian materi, pemberian test uji kompetensi (pre test dan
post test), wawancara dan angket.
Setelah melakukan observasi di SMA Negeri 3 Karawang pada kelas XI,
penulis menarik beberapa kesimpulan, bahwa kesulitan siswa dalam memahami
materi statistika dan peluang antara lain;
Kesulitan dalam memahami materi prasyarat.
► kesulitan siswa mentukan ruang sample dan ruang kejadian
(menggunakan pemahaman materi himpunan).
► Beberapa siswa sulit memahami arti ! (faktorial).
Kesalahan konsep (misconception)/ kesulitan siswa memahami konsep.
► Banyak siswa yang masih sulit membedakan kejadian yang termasuk
combinasi dan permutasi.
► Banyak siswa yang masih sulit menyelesaikan operasi permutasi dan
combinasi.
► kesulitan siswa dalam mengerjakan soal komplemen suatu kejadian.
► kesulitan siswa dalam membedakan data tunggal dan data kelompok.
► kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kejadian majemuk.
Kurangnya pengetahuan berstruktur
► Kesulitan siswa mengaplikasikan rumus data kelompok
► Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pengayaan atau soal dalam
bentuk soal cerita.
Dalam tahapan observasi yang kedua, penulis melakukan pemberian
materi sebelum uji kompetensi kedua (post test) dengan metode pembelajaran
’problem solving’ agar hasil belajar siswa memenuhi aspek- aspek pembelajaran
matematika yang telah disebutkan diatas.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat dan karunia-Nya kami
memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini .
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem
dalam melatih penalaran. Selain itu matematika adalah sarana berpikir dalam
menentukan dan mengembangkan teknologi bahkan matematika merupakan
metode berpikir logis, sistematis, dan konsisten. Namun sebagian besar siswa
memandang bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membingungkan.
Makalah ini berisi tentang observasi yang kami lakukan di SMA Negeri 3
Karawang khususnya kelas XI dengan membahas “kesulitan siswa memahami
statistika dan peluang”, beberapa buku yang kami gunakan sebagai sumber
pendukung penyusunan makalah ini antara lain: Matematika Untuk Kelas XI,
Kompetensi Matematika 2A, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Research), Matematika Inovativ 2 Konsep dan Aplikasi, Diagnosis
Kesulitan Belajar SMP dan Alternatif Proses Remidi, Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pngajaran Matematika
untuk Meningkatkan CBSA.
Dalam makalah ini selain membahas tentang kesulitan siswa memahami
materi statistika dan peluang, kami juga mencoba melakukan sebuah metode
pembelajaran “problem solving” yang bisa digunakan sebagai pemecahan
masalah dalam kesulitan siswa dalam memahami statistika dan peluang.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari nilai sempurna, maka kami dengan tangan terbuka dan
ucapan terima kasih untuk setiap saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.
Tujuan utama penulisan makalah ini, untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kapita Selekta II, dan mudah- mudahan dapat memberi manfaat dan
pengetahuan baru untuk setiap pembaca.
Cimahi,
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
BAB1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................... 2
1.3 Perumusan Masalah................................................................ 3
1.4 Tujuaan Penelitian ................................................................. 3
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis ............................................ 4
BAB 2 ISI ........................................................................................................... 5
2.1 Waktu dan Tempat Observasi........................................................... 5
2.2 Pelaksanaan Observasi...................................................................... 7
2.3 Hasil dan Pembahasan Observasi..................................................... 14
2.4 Penyelesaian Masalah.................................................................... 24
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 37
3.1 Kesimpulan................................................................................... 37
3.2 Saran dan Kritik ............................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38
LAMPIRAN
Surat ijin observasi
Data hasil uji kompetensi 1 (pre test)
Data hasil uji kompetensi 2 (post test)
Contoh hasil pekerjaan siswa pre test dan post test
Angket/ Pendapat siswa Tentang Observasi
Foto- foto pelaksanaan observasi
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
“Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar untuk diajarkan
ataupun untuk di pelajari”. Pendapat itu dikemukan oleh Cockcroft dalam
buku “Mathematics Count” (HMSO, 1991) yang menyatakan “mathematics
is a difficult subject both to teach and to learn” dengan beberapa alasan :
a). matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang sangat hirarkis,
sehingga hampir setiap materi yang diajarkan akan merupakan prasyarat
untuk materi berikutnya, dan itu berarti apabila suatu materi prasyarat
tidak dipahami, maka seorang pelajar akan sangat dan sulit untuk
memahami materi berikutnya.
b). beragamnya kecepatan pelajar atau siswa dalam memahami materi atau
konsep yang diajarkan oleh guru.
Berhitung atau matematika adalah pelajaran sulit dan menakutkan,
bahkan baru mendengar kata “matematika” pun banyak orang yang lebih
dulu mengerutkkan dahi, tak heran jika sejak dulu bimbingan belajar maupun
les privat matematika banyak diminati, semua bertujuan agar anak-anak bisa
lebih mudah memahami matematika dan tidak lagi menganggapnya sebagai
“monster” yang menakutkan.
Jika dibandingkan dengan cabang matematika yang lain, satistika bisa
dibilang merupakan cabang yang termudah. Namun demikian statistika
merupakan cabang ilmu yang paling luas penerapannya dibanding yang lain.
Kajian tentang statistika dimulai oleh seorang berkebangsaan Inggris, Jhon
Graunt (1620-1674) ketia ia sedang mengumpulkan dan mempelajari
cacatan kematian diberbagai kota di Inggris. Dia tertarik pada adanya pola
yang dia temukan, bukannya ketidak teraturan dari kematian individual.
Adolph Quetelet (1796-1874) seorang ahli astronomi dari Belgia
mengemukakan bahwa dengan menggunakan teknik-teknik dari teori
peluang, ia dapat memprediksi tingkat kriminalitas dan tingkat kematian
dalam 1 tahun. Prediksi ini ternyata serupa dengan pengguna peluang pada
sample yang di ambil dari kantong. Peristiwa ini menunjukan bahwa adanya
keterkaitan erat antara statistika dan teori peluang. Statistika dan peluang
banyak di pelajari atau diterapkan bukan saja dalam ilmu matematika, maka
dalam observasi yang kami lakukan mengambil subjek materi satistika dan
peluang karena penting untuk setiap siswa memahami satistika dan peluang.
1.2 Identifikai Masalah
Kesulitan belajar matematika sudah menjadi hal biasa bagi beberapa
orang, dalam makalah ini kami coba menyampaikan beberapa hal yang
berhubungan dengan kesulitan siswa dalam belajar matematika khususnya
satistika dan peluang.
Apa saja faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa?
Apa saja contoh kesulitan siswa dalam memahami statistika dan
peluang?
Bagai mana penyelesaian kesulitan siswa dalam satistika dan peluang?
Apa langkah-langkan observasi?
Bagaimana hasil observasi?
1.3 Perumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang dibahas dalah makalah ini, masalah
utama yang akan dibahas adalah apa kesulitan siswa dalam memahami
statistika dan peluang.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujian dalam penulisan makalah ini adalah agar mengetahui faktor-
faktor penyebab kesulitan belajar, Mengetahui contoh kesulitan belajar
dalam materi satistika dan peluang, Mengetahui langkah-langkah
penyelesaian masalah dalam kesulitan belajar satistika dan peluang,
Mengetahui langkah-langkah dan hasil observasi.
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis
Dari hasil observasi, banyak hal-hal yang menjadi sesulitan siswa
dalam mempelajari satistika dan peluang, salah satunya kesulitan siswa
dalam memahami konsep (miskonsepsi) dan kesulitan siswa dalam
penyelesaian soal berstruktur. Untuk kesulitan siswa dalam memahami
konsep, dibutuhkan keakifan guru untuk mencari metode pembelajaran agar
tidak terjadi miskonsepsi. Sedangkan untuk kesulitan siswa dalam
penyelesaian soal berstruktur, metode pembelajaran problem Solving dapat
menjadi metode yang cocok, dimana siswa diajarkan untuk mulai dengan
memahami pertanyaan nengetahui poin-poin pendukung dan rumus yang
digunakan atau cara penyelesaian.
BAB II
ISI
2.1 Lokasi dan waktu observasi
Observasi di laksanakan di SMA Negeri 3 Karawang dengan
ruang sample kelas XI IPS 2 dan beberapa siswa XI IPA. Waktu
observasi dimulai pada tanggal 16 Mei 2012 dan berakhir pada tanggal
24 Mei 2012
Berikut ini table waktu dan kegiatan observasi
Tanggal/hari Kelas/lokasi Kegiatan
Rabu, 16-05-12
Sabtu 19-05-12
Ruang kep.sek
Kelas XI IPS 2
Meninta ijin observasi ke
kepala sekolah
Perkenalan
Pengulasan materi secara
singkat
Uji kompetensi (Pre test)
Permainan matematika
Pembahasan singkat
Wawncara singkat tentang
Selasa 22-05-12
Rabu 23-05-12
Kamis 24-05-12
Sekitar kelas XI
IPA (1,2 dan 3)
Sekitar kelas XI
IPA (4,5 dan 6)
Kelas Xi IPS 2
statistika dan peluan.
Wawncara singkat tentang
statistika dan peluan.
Pembahasan materi atau
hasil pre test
Uji kompetensi II (post
test)
Permainan matematika
Angket observasi
Diskusi tentang soal-soal
statistika dan peluang.
2.2. Pelaksanaan Observasi
2.2.1 Subjek dan objek observasi
Objek observasi adalah mengetahui kesulitan siswa dalam
mempelajari materi statistika dan peluang. Materi statistika dan peluang
dipelajari di bangku kelas XI SMA, maka observasi ini mengambil subjek
siswa kelas XI SMA Negeri 3 Karawang. Dibagi dalam 2 ruang sempel,
yaitu ruang sempel kelas XI IPS dan gabungan siswa dari beberapa kelas
XI IPA.
2.2.2 Rencana observasi
Materi peluang dan statistika yang dipelajari dibangku XI SMA,
IX SMA di bagi dua jurusan IPA dan IPS, kedua jurusan memliki standar
kompetensi dasar yang sama, tapi bentuk pengayaan soal berbeda. Maka
kedua jurusan pasti memiliki kesulitan yang berbeda. Oleh sebab itu,
observasi dilakukan dalam dua ruang sample.
Pertama dengan objek observasi yang sama, berpusat pada subjek
kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Karawang, dengan ruang sample XI IPS.
Observasi dilakukan dalam beberapa hari.
Di mulai dengan kegiatan pengulasan materi dan prasyarat
“Statistika dan Peluang”, melakukan evaluasi diagnosis, penilaian hasil
uji kompetensi sambil memberi beberapa permainan matematika.
Sebelum masuk pada observasi ke dua, melakukan penelitian dan analisis
hasil uji kompetensi dasar.
Pada observasi ke dua, membahas hasil uji kompetensi pada
observasi pertama, melakukan uji kompetensi kedua, dan memberi
beberapa permainan matematika agar tidak membosankan.
Kedua dengan objek observasi yang sama, mengambil subjek
kelas XI IPA, dengan ruang sample khusus gabungan dari beberapa siswa
kelas XI IPA, kegiatan pada tahap ini yaitu melakukan wawancara singkat
dengan siswa kelas XI IPA, dan meminta waktu mereka untuk berkumpul
pada satu hari, untuk diskusi dan mencoba beberapa jenis soal dan
penyelesaian.
2.2.3 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data pada kedua ruang data sample yang berbeda
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
Test evaluasi diagnosis (uji kompetensi).
Uji kompetensi yang diberikan pada siswa dalam bentuk soal
pilihan ganda dengan cara penyelesaian, agar dapat menilai tingkat
pemahaman dan penguasaan konsep siswa tentang materi statistika dan
peluang.
Pemberian test dilakukan dua kali, yaitu sebelum proses
pembelajaran dengan pelaksana observasi (Pre test), dengan
mengandalkan pengetahuan siswa setelah mempelajari materi tersebut
pada semester 1. (Post test) atau test produk untuk mengetahui
kemampuan keterampilan pada siswa setelah mendapat proses
pembelajaran untuk materi-materi yang di anggap sulit oleh siswa.
Observasi
Mengamati aktifitas siswa pada saat pembahasan materi awal
observasi dan saat proses pembelajaran (Pembahasan materi yang
dianggap sulit) pada observasi kedua. Untuk menilai kesalahan konsep,
penguasaan pengetahuan prasyarat dasar, dilakukan dengan pendekatan
pada siswa saat mengerjakan contoh- contoh soal.
Wawancara dan diskusi
Metode pengumpulan data pada ruang sample kedua dengan
subjek kelas XI IPA, dilakukan dengan wawancara langsung dan diskusi.
Wawancara dilakukan di jam-jam istirahat dalam beberapa hari dengan
siswa dari kelas yang berbeda-beda sebagai sample. Kegiatan wawancara,
dilakukan dengan membahas secara singkat materi-materi statistika dan
peluang, dan meminta siawa mendeskripsikan arti atau pemahaman
beberapa rumus. Meminta siswa memberi komentar tentang kesulitan
yang mereka alami dalam mempelajari statistika dan peluang.
Setelah melakukan beberapa kali wawancara dengan siswa
kelasXI IPA, meminta beberapa orang untuk menyempatkan waktu pada
tanggal setelah jam pelajaran usai untuk diskusi singkat membahas
beberapa contoh soal.
Angket
Pada tahap akhir dengan ruang sample kelas XI IPS 2, diberikan
angket dengan dua butir soal yaitu mendeskripsikan hal-hal yang menjadi
kesulitan siswa dalam belajar statistika dan peluang, dan mendeskripsikan
pendapat mereka tentang observasi.
2.2.4 Teknik analisis data
a. Teknik nalisis data dari ruang sample kels XI IPS 2
Setelah uji kometensi pada observasi pertama (pre test) menilai
tingkat kesulitan soal-soal dengan rumus :
Maka dari 8 butir soal pada pre test, berikut inni susunan soal dan
tingkat kesulitan soal dari 8 butir soal pada uji kompetensi awal (pre test).
1. Materi Peluang (Komplemen suatu kejadian)
21 orang menjawab benar dari 40 siswa = 52.5%.
2. Materi Frekuensi Harapan
16 orang menjawab benar dari 40 siswa = 40%.
3. Data Kelompok (Modus)
4 orang menjawab benar dari 40 siswa = 9.75%
4. Combinasi
Tak ada yang benar.
5. Permutasi
5 orang menjawab benar dari 40 siswa = 12.5%
6. Pengayaan materi data tunggal
Tak ada yang benar.
7. Table distribusi frekuensi (menentukan modus,rata-ratadan
median)
12 orang menjawab benar dari 40 siswa = 30%
8. Data Tunggal
21 orang menjawab benar dari 40 siswa = 52.5%
Berikut adalah kategori tingkat kesukaran butir soal menurut Thorndike and hagen.
Persentasi jawaban benar Tingkat kesukaran<30% Sangat sukar30%-40% Sukar40%-84% Sedang85-90% Mudah>90% Sangat mudah
Berdasarkan kategori tersebut, berikut tingkat kesukaran butir soal pada Uji Kompetensi I
No Soal Persentase Jawaban Benar
Tingkat Kesukaran
1 52.5% Sedang
2 40% Sukar
3 9.75% Sangat sukar
4 0% Sangat sukar
5 12.5% Sangat sukar
6 0% Sangat sukar
7 30% Sukar
8 52% Sedang
Dari hasil diatas maka pada observasi ke dua dalam uji kompetensi
berpatok pada soal yang terlihat sulit untuk siswa, dan beberapa soal yang 50%
sudah di kuasai tapi dalam penyelesaian maslih mengalami salah konsep. Maka
uji kompetensi ke dua (post tets) menampilkan butir soal dengan materi sebagai
berikut :
No. 1 Pengayaan materi data tunggal
No. 2 Tabel distribusi frekuensi (menentukan median, modus dan rataan)
No. 3 Frekuensi harapan
No. 4 Data kelompok (Modus)
No. 5 Combinasi/Permutasi
Setelah memberi uji kompetensi kedua dilakukan perbandingan hasil dari
kedua uji kompetensi dan menilai sudahkah siswa memahami konsep sebenarnya
dari materi- materi yang dianggap sulit.
b. Teknik analisis data dari ruang sample XI IPA
Dengan melalui wawancara singkat dan meminta siswa menjelaskan
sejauh mana hal yang merreka ketahui tentang statistika dan peluang, meminta
siswa mendeskripsikan kesulitan – kesulitan yang mereka alami saat mempelajari
statistika dan peluang. Meminta siswa menyebutkan materi apa saja yang menjadi
materi prasyarat dalam mempelajari statistika dan peluang. Mengambil
kesimpulan dari hasil wawancara dan melakukan diskusi singkat dengan siswa-
siswa tersebut membahas beberapa bentuk soal yang berhubungan dengan hasil
kesimpulan wawancara.
c. Teknik Analisis Data dari kedua sample
Pada saat berjalannya observasi, menyediakan buku kecil untuk mencatat
kemampuan dan keterampilan siswa pada proses pembelajatan dan diskusi
dengan siswa serta mencacat kesalahan konsep yang diketahui siswa. Teknik ini
dilakukan pada ke dua sample.
2.3 Hasil observasi dan pembahasan
Setelah selesai melakukan observasi dan mengolah data, berikut hasil
observasi dan pembahasan.
Matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan
metode berpikir logis, sistematis dan konsisten. Namun masih banyak siswa yang
mengangap bahwa matematika tidak lebih sekedar menghitung rumus dan angka
yang mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi sulit tumbuh.
Statistika dan peluang, materi ini kadang terlihat sulit, karena statistika
dan peluang adalah pelajaran matematika yang berkaitan dengan konsep abstrak,
sehingga membutuhkan daya nalar yang tinggi. Kesulitan siswa dalam
mempelajari statistika dibagi menjadi dua yaitu dengan ruang sample kelas XI
IPS2 dan ruang sample kelas XI IPA.
Dari hasil observasi dikedua ruang sample membuktikan bahwa tingkat
kesulitan antara kedua ruang sample untuk materi statistika berbeda-beda.
Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari materi statistika dan peluang
dapat di sebabkan oleh beberapa hal; contohnya :
Tidak mampu membaca atau imajinasi,
mengintgrasikan pengetahuan dan pengalaman
terutama dalam memahami contoh soal cerita.
Kurang mampu mencerna sebuah fenomena abstrak .
Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Metode pengajaran yang digunakan tidak cocok untuk
siswa, atau tidak membuat siswa berfikir kreatif.
Sebelum masuk dalam penilaian kesulitan siswa, perlu diketahui terlebih
dahulu kompetensi dasar dan standar kompetensi, sebagai berikut:
BAB Statistika dan Peluang
Kompetensi dasar :
Membaca data dalam bentuk table dan diagram batang, garis,
lingkaran dan ogive.
Menyajikan data dalam bentuk table dan diagram batang, garis,
lingkatan,ogive serta penafsirannya.
Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran
penyebaran data dan penafsirannya.
Mengggunakan aturan perkalian, permutasi, combinasi dalam
pemecahan masalah.
Menentukan ruang sample suatuu percobaan.
Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannyha.
Standar Kompetensi :
` Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan maslah.
Siswa yang sudah memahami kompetensi dasar dan standar kompetensi,
tentu tidak akan mengalami kesulitan. Sedangkan jika siswa masih merasa kurang
disalah satu kompetensi dasar, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan
untuk memahami semua kompetensi dasar dan salah satu sub topic bab statistika
dan peluang. Maka dari kompetensi dasar dan standar kompetensi inilah berawal
pembuatan jenis soal untuk uji kompetensi (pre test). Dari hasil pre test, observasi
langsung, angket siswa dan wawancara singkat, diperoleh hasil observasi
kesulitan siswa dalam materi statistika dan peluang sebagai beriku :
2.3.1 Pemahaman materi prasyarat
Peluang merupakan salah satu materi prasyarat untuk dapat menguasai
satistika, dan untuk peluang salah satu meteri prasyaratnya adalah pemetaan atau
relasi, himpunan, logika dan operasi dalam bentuk pecahan. Jika siswa kurang
memahami materi prasyarat tersebut, tentu siswa akan merasa kesulitan untuk
memahami materi statistika dan peluan pada kelas XI IPS 2.
Beberapa siswa merasa kesulitan menentukan ruang sample dan
kejadian, contoh :
menunjukan bahwa siswa masih sulit untuk menentukan ruang sample
dan kejadian.
Beberapa siswa belum memahami arti ! (Faktorial) yang merupakan
bagian syarat agar dapat menyelesaikan combinasi dan permutasi
(Gambar sample II)
dari gambar diatas, terlihat bagai mana siswa tidak memahami arti !
(Faktorial) dan cara penyelesaiannya.
2.3.2 Kesalaha konsep (Misconception) kesulitan siswa memahami konsep
Belajar konsep adalah belajar tentang apakah sesuatu itu, konsep dapat
dipandang sebagai abstraksi pengalaman-pengalaman yang melibatkan contoh-
contoh tentang konsep itu.
Banyak siswa yang masih sulit membedakan kejadian yang
termasuk combinsi atau permutasi, contoh Gambar sample 3.
Dari contoh ini, siswa paham bagaimana mengoprasikan
combinasi, tapi siswa tidak paham konsep dasar pengertian atau
perbedaan dari combinasi dan permutasi. Hal ini yang menjadi
salah satu tingkat kesulitan tertinggi dari siswa diruang sample XI
IPS 2 dan XI IPA.
Banyak siswa yang masih tidak dapat menyelesaikan operasi
permutasi dan combinasi. Kesulitan ini termasuk kesalahan atau
kesulitan memahami konsep, karena kebanyakan siswa hanya
menghapal rumus tanpa bisa menyelesaikan bentuk operasi.
a. hasil salah ssat siswa dikelas XI IPS 2
b. hasil salah satu siswa saat diskusi bersama siswa XI IPA
Gambar diatas adalah hasil seorang siswa yang menunjukan dia
cukup paham algoritma, penulisan operasi tapi tidak bisa
menjabarkan arti dari algoritma tersebut. Ini dikarenakan cara
belajar yang hanya menghapal rumus tanpa tahu arti rumus
tersebut.
Kesulitan mengerjakan komplemen suatu kejadian dikarnakan
tidak memahami arti peluang hal ini didapat dari hasil observasi
saat pembahasan materi, siswa tidak tahu kisaran nilai peluang.
1. 0< P(E)<1,untuk setiap E.
Dimana nilai peluang terbesar adalah 1(pasti) dan terkecil
adalah0 (tidak mungkin terjadi).
2. P (S)=1, Peluang untuk ruang sample bernilai satu atau pasti
terjadi.
Kesulitan siswa membedakan data kelompok atau data tunggal
Kesulitan ini hanya dialami oleh siswa pada ruang sample XI IPS
2, siswa tidak paham membedakan data tunggal dan data
kelompok. Contoh
Cukup mengejutkan ketika sempat banyak siswa yang
mengerjakan soal diatas dengan rumus data kelompok, ternyata
pada kelas ini siswa suit membedakan data tunggal atau data
kelompok karena terkecoh bentuk soal, soal tersebut adalah data
tunggal dalam table frekuensi, tetapi banyak siswa yang mengira
itu adalah data kelompok karena terbiasa menemukan bentuk soal
data tunggal tidak dalam bentuk tabel. Dan mengambil kesimpulan
bahwa data dalam bentuk tabel adalah data kelopmok. Selain itu
hal ini juga menunjukan siswa tidak paham dengan rumus
tersebut.
Kesulitan siswa menyelesaikan soal kejadian majemuk
Kesulitan ini terlihat ketika melakunan wawancara dengan kelas
XI IPA, banyak siswa yang tidak dapat membedakan kejadian
saling lepas atau saling bebas dan kejadian bersyarat tidak saling
bebas.
2.3.3 Kurangnya pengetahuan terstruktur
Hal ini sudah menjadi salah satu masalah dari kebanyakan siswa, ketika
pengayaan atau aplikasi rumus dihubungkan dengan soal yang membutuhkan
daya nalar yang tinggi. Berikut beberapa kesulitan siswa yang berhubungan
dengan pengetahuan terstruktur dari hasil observasi.
Siswa kesulitan mengoeprasikan rumus data kelompok dengan
bentuk soal diagram. Contoh
a. hasil salah seorang siswa di kelas IX IPS2
b. Hasil siswa saat diskusi bersama anak IX IPA
Dari gambar a (hasil siswa IX IPS2 siswa hanya menarik
kesimpulan dari pertanyaan “berapa modus data tersebut” dengan
menulis rumus modus tanpa dilanjutkan, hal ini menunjukan
kurangnya pemahaman siswa dari apa yang diketahui, yang
ditanyakan dan hubungan antara yang diketahui dan ditanyakan.
Dari ke 40 siswa pada pre test hampir 50% mengetahui rumus,
tapi tidak dapat menyelesaikan. Hal ini juga terjadI karena system
belajar siswa yang hanya menghapal rumus, tapi tidak memahami
rumus. contoh soal dan penyelesaian secara terstruktur.
Kesulitan siswa yang mengerjakan soal pengayan yang diperluas.
Perhatikan gambar berikut
hasil salah seorang siswa di kelas IX IPS2
Hasil siswa saat diskusi bersama anak IX IPA
Soal tersebut adalah perluasan dari soal combinasi, dari 40 siswa
dikelas XI IPS 2 hanya satu orang yang mengerjakan, tapi masih
juga salah.
Dari cara penyelesaian menunjukan siswa tidak paham struktur
soal mulai dari hal-hal yang diketahui, hal yang ditanyakan,
hubungan rumus dan cara penyelesaian.
Sedikit berbeda ketika soal tersebut dibahas bersama kelas XI
IPA, mereka paham apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan
rumus yang digunakan, tapi ketika penyelesaian mengacu pada
bentuk persamaan kuadrat, siswa sempat bingung.
Dari beberapa kesulitan-kesulitan siswa yang telah dibahas, sedikit
berpendapat kesulitan siswa yang cukup mengejutkan kami adalah ketika siswa
tidak tahu nilai peluang yang terletak antara 0 dan 1, dimana 0 berarti suatu
ketidak mungkinan mutlak dan 1 berarti kepastian mutlak. Ketika siswa kesulitan
untuk menentukan ruang sample dan ruang kejadian dalam kejadian mejemuk.
dua hal ini adalah hal pokok atau inti dari sebuah peluang, jika kedua hal ini saja
tidak dipahami siswa , tentu siswa akan sulit untuk memahami subbahasan lain.
Oleh karena itu, guru pengajar harus lebih cermat dalam memilih metode
pengajaran, agar siswa bukan hanya beusaha menghapal tapi memahami konsep
dan pengetahuan-pengetahuan dasar.Untuk kesulitan siswa yang berhubungan
dengan penyelesaian masalah soal, dapat menggunakan metode problem solving
dan memberi latihan soal.
Tapi untuk kesulitan siswa dalam dua hal ini, guru pengajar harus sangat
cermat karena kedua hal ini adalah pengetahuan dasar yang tampak simple tapi
jika salah penyampaian dapat menyebabkan miskonsepsi dalam beberapa sub
pokok bahasan.
2.4 Penyelesaian Masalah
Untuk Penyelesaian masalah atas kesulitan- kesulitan siswa dalam
mempelajari materi statistika dan peluang ini, kami menggunakan metode
pembelajaran problem solving.
a. Pengertian metode pembelajaran problem solving
Menurut Hunsaker Pemecahan masalah (problem solving )
didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak
sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil hasil yang
diinginkan. Sementara menurut Mu’Qodin mengatakan bahwa problem
solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan
untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah
dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang
dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan
suatu tindakan yang tepat. Berdasarkan dari beberapa definisi problem
solving yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
problem solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi
kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai
sasaran, dengan berbagai cara dan teknik.
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang
merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah
sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau
diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa
kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima
atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku
sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada
kesimpulan.
b. penggunaa metode pembelajaran problem solving pada observasi kedua
di kelas XI IPS2
Tahapan ke dua observasi pada kelas XI IPS 2 adalah membahas
materi menggunakan metode problem solving.. Alasan penggunan metode
problem solving yaitu, dari hasil observasi di tahap pertama, tampak
bahwa banyak siswa yang bermasalah dalam hal-hal dasar (prasyarat),
tampak ketidak pahaman siswa dari sebuah soal dan cara mengaplikasikan
rumus-rumus yang ada. Pada tahap pemberi materi, kami mencoba agar
siswa dapat lebih aktif dan kreatif, dengan memberi beberapa contoh soal,
dan meminta mereka mengerjakan
Dari langkah- langkah problem solving, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal- soal yaitu penyusunan jawaban
secara sistematis, cara yang pernah diterapkan dibangku SD, penyusunan
jawaban secara sistematis dengan unsur penulisan ”diketahui, ditanya, dan
dijawab” dengan cara ini kita dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif.
Diketahui: berisi tentang informasi atau data- data pendukung dari
sebuah soal. Dari pengisian initerlihat bagaimana siswa
memahami unsur- unsur pendukung yang terdapat pada soal.
Ditanya: berisi pertanyaan yang terkandung dari soal, dan
membatasi masalah ysng menjadi pertanyaan pokok.
Jawab: berisi hipotesis atau rumusan yang sesuai, yang
mengandung hubungan antara unsur yang diketahui dan ditanya,
dan sebagai pemecahan masalah.
Cara menjawab sistematis ini, yang kadang dilupakan siswa,
sehingga siswa hanya membaca soal tanpa paham makna dari pertanyaan.
Siswa lebih sering mengabaikan satu atau lebih ide yang terkandung
dalam soal, tidak membaca ulang bagian yang sulit, memulai
menyelesaikan soal sebelum membaca tuntas soal tersebut. Maka kami
coba kembalikan kebiasaan baik tersebut. Dengan cara ini, dapat
membuat siswa peka dengan masalah yang dan mencoba berpikir kreatif
untuk menyelesaikan masalah dari hubungan antara data- data yang
diketahui dengan pertanyaan.
Selain itu, dalam pemberian materi kami mencoba sedikit fokus
pada pemahaman konsep dan materi prasyarat, jadi sebelum memulai
materi pokok dimulai dengan mencari tahu seberapa jauh siswa
memahami tentang relasi, fungsi dan pemetaan, himpunan, kemampuan
dasar berhitung, logika dsn operasi dalam bentuk pecahan,. Karena
menurut kami pengetahuan prasyarat memiliki pengaruh penting agar
siswa dapat memahami materi yang akan dibahas.
c. perbandingan hsil pre test dan post test setelah menggunakan metode
problem solving
berikut tabel hasil uji kompetensi siswa pada obsrvasi pertama:
NO NAMA SISWA NILAI RATA-SIMPA
NGAN
ANGKA
BAKU
SISWA RATA BAKU
1 VICKI MUTIA 62.5 40.4 14.95 1.48
2 KURNIA SOPYAN 37.5 40.4 14.95 -0.19
3 M. RIDZKY. A 37.5 40.4 14.95 -0.19
4 FILMA SEKAR UNI 37.5 40.4 14.95 -0.19
5 OKI RISMAYANA 37.5 40.4 14.95 -0.19
6 AHMAD KIKI 37.5 40.4 14.95 -0.19
7 ISLAIL FAHMI 37.5 40.4 14.95 -0.19
8 M. ARIF. J 37.5 40.4 14.95 -0.19
9 LARIL NURUL IMANI 37.5 40.4 14.95 -0.19
10 MUH. IRWAN 37.5 40.4 14.95 -0.19
11 YADI 16 40.4 14.95 -1.63
12 LUKMANADIANSYAH 37.5 40.4 14.95 -0.19
13 YUNIA ALAMLIA DEWI 37.5 40.4 14.95 -0.19
14 IVO MUSTOFA 37.5 40.4 14.95 -0.19
15 FAIZ KHOERUL NIJAM 37.5 40.4 14.95 -0.19
16 NAZMI NURLAILA 50 40.4 14.95 0.64
17 RIZKA MAULINA 50 40.4 14.95 0.64
18 NUR ISTIQOMAH 50 40.4 14.95 0.64
19 DEVIA ANDRIANI 50 40.4 14.95 0.64
20 RIMA LEDI DAHLIA 50 40.4 14.95 0.64
21 RIRIN AGISTINA A 50 40.4 14.95 0.64
22 AJENG MARYANI 50 40.4 14.95 0.64
23 HENA SETIANI 50 40.4 14.95 0.64
24 HENI AFRIYANTI 50 40.4 14.95 0.64
25 DITA SINTA 50 40.4 14.95 0.64
26 HABIBAH 50 40.4 14.95 0.64
27 FIAN ADHAMEILANO 12.5 40.4 14.95 -1.87
28 RATNA HADYANTI 12.5 40.4 14.95 -1.87
29 JUBAEDAH 12.5 40.4 14.95 -1.87
30 DINI. N 12.5 40.4 14.95 -1.87
31 INDAH NURFATIMAH 12.5 40.4 14.95 -1.87
32 LINA KURNIASARI 12.5 40.4 14.95 -1.87
33 DESY PERTAMA SARI 50 40.4 14.95 0.64
34 RADEN ARIAYOGA 62.5 40.4 14.95 1.48
35 DIAZ. D 37.5 40.4 14.95 -0.19
36 FATWAH SOFYANA 62.5 40.4 14.95 1.48
37 M. LITFI ISMAIL
38 SRI RAIKA 62.5 40.4 14.95 1.48
39 NUR MUTHIA FITRIANI 50 40.4 14.95 0.64
40 KARYA DINATA 50 40.4 14.95 0.64
41 NOVA 50 40.4 14.95 0.64
42 ANWAR BAHARUDIN
Rata- rata kelas : 40.4
Modus : 50
Simpangan baku : 14.95
Jangkauan : 50
Nilai terbesar : 62.5
Nilai terrkecil : 12.5
Ket: background kuning= siswa yang mendapat nilai dibawah rata- rata dapat
dilihat dari nilai angka bakunya yang bernilai negative, maka kurang dari rata-
rata.
Dari data diatas, dengan melihat angka baku yang diperoleh siswa,
menunjukkan prestasi siswa- siswa tersebut. Nilai- nilai siswa banyak yang
berdistribusi didaerah nilai dibawah rata- rata. Terdapat 21 siswa mendapat nilai
dibawah rata- rata. Nilai terbesar 62.5 tidak jauh dari nilai rata- rata kelas.
Berikut tabel hasil uji kompetensi siswa pada observasi kedua:
NO NAMA SISWANILAI
SISWA
RATA-
RATA
SIMPANGAN
BAKU
ANGKA
BAKU
1 VICKI MUTIA 100 75.37 15.51 1.59
2 KURNIA SOPYAN 90 75.37 15.51 0.94
3 M. RIDZKY. A 60 75.37 15.51 -0.99
4 FILMA SEKAR UNI 60 75.37 15.51 -0.99
5 OKI RISMAYANA 100 75.37 15.51 1.59
6 AHMAD KIKI 80 75.37 15.51 0.30
7 ISLAIL FAHMI 80 75.37 15.51 0.30
8 M. ARIF. J 60 75.37 15.51 -0.99
9 LARIL NURUL IMANI 100 75.37 15.51 1.59
10 MUH. IRWAN 60 75.37 15.51 -0.99
11 YADI
12 LUKMAN ADIANSYAH 80 75.37 15.51 0.30
13 YUNIA ALAMLIA DEWI 60 75.37 15.51 -0.99
14 IVO MUSTOFA 80 75.37 15.51 0.30
15 FAIZ KOERUL NIJA 60 75.37 15.51 -0.99
16 NAZMI NURLAILA 80 75.37 15.51 0.30
17 RIZKA MAULINA 100 75.37 15.51 1.59
18 NUR ISTIQOMAH 80 75.37 15.51 0.30
19 DEVIA ANDRIANI 100 75.37 15.51 1.59
20 RIMA LEDI DAHLIA 80 75.37 15.51 0.30
21 RIRIN AGISTINA A 60 75.37 15.51 -0.99
22 AJENG MARYANI 60 75.37 15.51 -0.99
23 HENA SETIANI 80 75.37 15.51 0.30
24 HENI AFRIYANTI 80 75.37 15.51 0.30
25 DITA SINTA 100 75.37 15.51 1.59
26 HABIBAH 60 75.37 15.51 -0.99
27 FIAN ADHAMEILANO 60 75.37 15.51 -0.99
28 RATNA HADYANTI 60 75.37 15.51 -0.99
29 JUBAEDAH 80 75.37 15.51 0.30
30 DINI. N 80 75.37 15.51 0.30
31 INDAH N. FATIMAH 80 75.37 15.51 0.30
32 LINA KURNIASARI 60 75.37 15.51 -0.99
33 DESY PERTAMA SARI 80 75.37 15.51 0.30
34 RADEN ARIAYOGA 80 75.37 15.51 0.30
35 DIAZ. D 60 75.37 15.51 -0.99
36 FATWAH SOFYANA 80 75.37 15.51 0.30
37 M. LITFI ISMAIL 60 75.37 15.51 -0.99
38 SRI RAIKA 100 75.37 15.51 1.59
39 N. MUTHIA FITRIANI 80 75.37 15.51 0.30
40 KARYA DINATA 80 75.37 15.51 0.30
41 NOVA 60 75.37 15.51 -0.99
42 ANWAR BAHARUDIN 40 75.37 15.51 -2.28
Rata- rata: : 75.37
Modus: : 80
Simpangan baku: : 15.51
Jangkauan : 60
Nilai terbesar : 100
Nilai terkecil : 40
Ket: background kuning= siswa yang mendapat nilai dibawah rata- rata
dapat dilihat dari nilai angka bakunya yang bernilai negative, maka kurang dari
rata- rata.
Dari data diatas, dengan melihat angka baku yang diperoleh siswa,
menunjukkan prestasi siswa- siswa tersebut. Nilai- nilai siswa banyak yang
berdistribusi diatas nilai rata- rata. Terdapat 16 siswa mendapat nilai dibawah
rata- rata, jumlahnya lebih sedikit dibanding pada observasi pertama. Nilai
terbesar 100.
KESIMPULAN PENYELESAIAN MASALAH:
Dari hasil kedua observasi tersebut, terlihat jelas nilai siswa di observasi
kedua lebih baik dibanding pada observasi pertama. Nilai rata- rata kelas yang
meningkat membuktikan hasil siswa pada observasi kedua lebih baik. Jika
melihat dari angka baku, angka baku yang diperoleh siswa pada observasi
pertama dan kedua memperoleh peningkatan. 17 siswa mendapat peningkatan
prestasi di observasi kedua, siswa yang mendapat nilai dibawah rata- ratapun
lebih sedikit di observasi yang kedua. Hasil ini membuktikan, penggunaan
metode pembelajaran problem solving pada statistika dan peluang cukup sesuai
sebagai pemecahan masalah kesulitan siswa memahami materi statistika dan
peluang.
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing- masing, begitu juga metode problem solving. Tidak semua anak bersikap
aktif dikelas dan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah secara sistematis.
Maka metode ini lebih kami tekan kan untuk mendidik siswa dapat
menyelesaikan soal secara sistematis dan terstruktur, sedangkan untuk
pemahaman konsep- konsep lain, agar tidak terjadi misconcepsi lebih baik
mengunakan metode yang beragam dan tidak monoton, memanfaatkan alat
peraga yang disesuaikan dengan pokok bahasa. Agar siswa daapat lebih mudah
memahami konsep.
BAB III
PENUTUP3.1 Kesimpulan
Fase observasi dibagi menjadi 3 yaitu pertemuan perencanaan, observasi
kelas dan diskusi balikan. Metode pengumpulan data di bagi dalam 4 metode
yaitu : Observasi, Uji kompotensi dan wawancara. Objek observasi adalah
kesulitan siswa dalam mempelajari matematika “statistika dan peluang. Subjek
observasi adalah siswa kelas XI IPS 2 dan beberapa siswa kelas XI IPA.
Hasil pengolahan data, terdapat banyak faktor penyebab siswa kesulitan
dalam belajar matematika. Jenis-jenis kesulitannyapun banyak contohnya :
kesulitan siswa memahani konsep-konsep dasar dan kesulitan siswa
menyelesaikan soal berstruktur. Cara penyelesaian masalah kami menyarankan
metode Problem solving sebagai metode pembelajaran untukkesulitan siswa
dalam menelesaikan soal berstruktur.
3.2 Saran dan Kritik
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari nilai sempurna, maka kami dengan tangan terbuka dan
ucapan terima kasih untuk setiap saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Noormandiri, BK, Drs Mpd. Dkk. Matematika untuk Kelas 2A. Jakarta :
Erlangga(2007).
Johanes, M.Pd. S.Pd. dkk kompetensi Matematika 2A. Jakrta:Yudistira (2007).
Ruseffendi, S.Pd. Mcs. PhD. Pengantar Kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito (2006).
Trianto M.Pd. Panduan Lngkap Penelitian Tikndakan Kelas (Classroom Action
Research) Teori dan Prakik. Jakarta:Prestasi Pustaka Karya.(2011)
Supraptinah, Umi dkk. Matematika Inovatif 2 Konsep dan Aplikasi.Jakarta : PT.
3 Serangkai Putra Mandiri.(2009)
Widddihartanto, Rachmadi MA. Diagnosis Kesulitan Belajar SMP dan Alternatif
Proses Remidi. Yogyakarta : Pusat Perkembangsn dan Pemberdayaan Pendidikan
dan Tenaga Kpependidikan Matematika. (2008)
http://eduklinik.info/category/fun-math/
1. SALAH SATU HASIL PRETEST STATISTIKA DAN PELUANG
2. SALAH SATU HASIL POSTEST STATISTIKA DAN PELUANG
3. ANGKET PENDAPAT SISWA TENTANG OBSERVASI
4. CONTOH SOAL PADA PRE TEST
5. CONTOH SOAL PADA POST TEST
SOAL POST TEST
UJI KOMPETENSI STATISTIKA DAN PELUANG II
Nama:
Kelas:
Jawablah pertanyaan dalam tabel ini, disertai cara pada kolom yang telah disediakan!.
Soal Penyelesaian Jawaban
1. Rataan hitung nilai ulangan statistika 10 orang siswa adalah 6.25, jika ditambah dengan nilao seorang anak baru rataannya menjadi 6.4. Tentukan nilai seorang anak baru tersebut!
a. 7,9b. 8c. 6,9d. 6,4
2. Berapakah rata- rata, median, modus dari data berikut?
Nilai Frekuensi
40 2
50 7
60 10
70 6
80 11
90 4
a. 65;70;70b. 66; 65; 70c. 66; 70; 70d. 67; 65; 70
3. Pelemparan 1 buah dadu sebanyak 50 kali, berapakah frekuensi harapan muncul mata dadu genap?
a. 25 c. 20b. 35 d. 40
4. Perhatikan diagram batang berikut, dan tentukan nilai modusnya!
.
a. 22b. 21c. 19d. 20
5. Dalam suatu ulangan Matematika, setiap siswa diwajibkan menjawab 5 soal dari 8 soal yang tersedia. Berapa banyak pilihan untuk menjawab soal?
a. 56b. 28c. 6720d. 40
0
5
10
15
20
25
30
4,5- 9,5 9,5-14,5
14,5-19,5
19,5-24,5
24,5-29,5
29,5-34,5
6. FOTO- FOTO KEGIATAN OBSERVASI PERTAMA DI KELAS XI IPS 2
7. FOTO- FOTO KEGIATAN OBSERVASI KEDUA DI KELAS XI IPS 2
8. FOTO KEGIATAN DISKUSI BERSAMA SISWA GABUNGAN KELAS XI IPA