16
Komunikasi Satu Tahap Model ini merupakan pengembang dari teori komunikasi jarum hipodermik: pesan yang disampaikan melalui media massa langsung ditunjukan kepada komunikan tanpa perantara. Misalnya: opinion leader. Namun pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada komunikan.

Komunikasi satu tahap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komunikasi satu tahap

Komunikasi Satu TahapModel ini merupakan pengembang dari teori komunikasi jarum hipodermik: pesan yang disampaikan melalui media massa langsung ditunjukan kepada komunikan tanpa perantara.Misalnya: opinion leader. Namun pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada komunikan.

Page 2: Komunikasi satu tahap
Page 3: Komunikasi satu tahap

Model komunikasi menggembarkan bahwa pesan lewat media masssa diterima oleh individu-individu yang menaruh pada perhatian lebih pada media massa. Sehingga mereka menjadi orang yang terimformasi (well informed). Mereka itu adalah para opinion leader, yang menginterpretasikan setiap pesan yang diterimanya sesuai dengan frame of reference dan field of experience.Volume informasi dari opinion leader menyebabkan efek yang positif pada khalayak, maka akan menguntungkan pihak sumber. Namun jika variasi dari opinion leader bersifat negative, maka hal ini menyebabkan terjadinya pengikisan volume informasi.Opinion leader ini menjadi kunci atau penjaga gawang. Dalam hal keberhasilan komunikasi melalui media massa.

Page 4: Komunikasi satu tahap

Bahwa individu yang aktif dalam mencari informasi hanya pemuka pendapat, sedangkan anggota masyarakat bersifat pasif.Pandangan bahwa proses komunikasi massa ada dua tahap, membatasi proses analisnya, sebab proses komunikasi dapat terjadi dalam kasus tertentu, dapat saja terjadi proses komunikasi satu tahap. Misalnya media massa langsung memengaruhi khalayak.Model komunikasi dua tahap menunjukan betapa bergantungnya pemuka pendapat akan informasi pada media massa. Tetapi kini terdapat petunjuk yang kuat membuktikan bahwa pemuka pendapat memperoleh informasi melalui saluran-saluran yang bukan media massa.

Page 5: Komunikasi satu tahap

Penelitan tentang difusi inovasi menunjukan bahwa mereka yang mengenal lebih ide baru ternyata lebih banyak memanfaatkan media massa dibandingkan dengan mereka yang mengenal ide baru kemudian.Model komunikasi dua tahap tidak menunjukan adanya perbedaan peranan dari pelbagai saluran komunikasi dalam hubunganya dengan tahap-tahap inovasi. Studi mengenai difusi inovasi menunjukan beberapa tahap sepeti:1. tahap penyadaran (awereness stage)2. tahap pembujukan (persuasion stage)3. tahap keputusan (decision stage)4. tahap pemantapan (confirmation stage)Adanya pemisahan khalayak Antara pemuka pendapat dengan masyarakat (followers) pada tidak selamanya merekan bukan pemimpin (non leaders) adalah pengikut dari pemuka pendapat,

Page 6: Komunikasi satu tahap

Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow of Communication)

Asumsi dasar : Bagi lajunya komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti-ganti.

Beberapa komunikan menerima pesan langsung dari komunikator melalui saluran media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa tahap.

Page 7: Komunikasi satu tahap
Page 8: Komunikasi satu tahap

Agenda Setting Model Asumsi dasar, menurut Cohen (1963) ; Membentuk persepsi

khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting.

Asumsi dasar : Media massa dengan memperhatikan beberapa isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan mempengaruhi opini publik.

Orang cenderung mengetahui tentang hal-hal yang disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan media massa terhadap berbagai isu tersebut.

Agenda Setting Model (model penataan agenda), menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi fokus penelitian telah bergeser dari efek pada sikap dan pendapat kepada efek kesadaran dan efek pengetahuan.

Page 9: Komunikasi satu tahap

Dasar pemikiran (kelebihannya); diantara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya. Bagi topik yang kurang mendapat perhatian media massa.

Menekankan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan tersebut. Dengan kata lain, apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

Hampir semua penelitian yang menggunakan agenda setting model berkenaan dengan efek media massa dalam bidang politik.

Dalam kampanye, model ini mengasumsikan bahwa jika para calon pemilih dapat diyakinkan akan pentingnya suatu isu, maka mereka akan memilih kandidat atau partai yang diproyeksikan paling berkompeten dalam menangani isu tersebut.

Page 10: Komunikasi satu tahap

Efek dari agenda setting model : efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects).

Efek langsung berkaitan dengan isu; apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak; dari semua isu, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak; sedangkan efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan seperti memilih kontestan pemilu atau aksi protes.

Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi pada masyarakat modern, karena orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang sama mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.

Page 11: Komunikasi satu tahap

Model Wilbur Schramm Schramm dan Osgood mengatakan bahwa ada proses komunikasi yang

lebih sirkuler dan ada juga yang tidak begitu sirkuler. Inti dari Model ini adalah pengorganisasian media, dimana

dilaksanakan fungsi-fungsi seperti yanng terdapat pada terdahulu. Yaitu; encoding, interpreting, dan decoding.

Komas pada umumnya termasuk pada bentuk yang kedua, mata rantai terlemah dari rangkaian komunikasi massa adalah umpan balik itu hanya bersifat dugaan saja: Si penerima berhenti membeli publikasinya, atau tidak lagi mendengarkan program, atau mengurangi pembelian produk yang diiklankan. Contoh ; pada surat kabar.

Khalayak yang terjangkau oleh pesan yang disampaikan oleh organisasi media terdiri atas individu-individu. Namun, kebanyakan individu itu menjadi anggota dari primary group atau secondary group. Schramm (1964) menyatakan, pesan dari media dapat mengalir dari satu orang pengirim kepada anggota-anggota kelompok di sekeliringnya.

Page 12: Komunikasi satu tahap

Model Maletzke Maletzke membuat modelnya berdasarkan elemen-elemen

tradisional (komunikator, pesan, media dan komunikan). Tetapi diantara media dan komunikan ia menambahkan elemen lain yaitu (tekanan atau kendala) dari media dan citra media tersebut pada diri komunikan.

Dalam hal tekanan atau kendala media, kita dihadapkan pada kenyataan: ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda-beda pula. Setiap media ada kelebihan dan kekurangannya, dan sifat-sifat media harus dianggap mempunyai pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya, dan sejauh mana isi media tersebut.

Ungkapan media is the message McLuhan (1964) yang sering dikutip itu, menunjukkan betapa seriusnya peran media dalam hubungannya dengan pesan. Dalam konteks ini Maletzke menyatakan hal-hal yang relevan untuk dibicarakan, yaitu:

Page 13: Komunikasi satu tahap

Dalam konteks ini Maletzke menyatakan hal-hal yang relevan untuk dibicarakan, yaitu:

1. Jenis persepsi yang dituntut dari pihak komunikan (pemirsa, pembaca, dan sebagainya).

2. Sejauhmana komunikan terikat dengan media secara ruang dan waktu.3. Perbedaan waktu antara peristiwa dengan penerima pesan. Citra media yang ada pada komunikan menimbulkan harapan-harapan

tentang isi media tersebut, dan karenanya harus dianggap memiliki pengaruh terhadap cara komunikan memilih isi media tersebut. Gengsi dan kredibilitas media merupakan elemen-elemen citra tersebut.

Beberapa variabel lain yang dianggap kausatif dan independen, yaitu;1. Citra diri media2. Sruktur kepribadian komunikan3. Konteks sosial komunikan4. Komunikan sebagai anggota publik

Page 14: Komunikasi satu tahap

Model Melvin De Fleur Sumber (source) dan transmitter dianggap sebagai sebuah fase

dari komunikasi massa yang dibawa oleh penyampai pesan. Channel adalah media yang mengantarkan informasi. Receiver berfungsi sebagai penerima dan decoder informasi. Destination berfungsi untuk menginterpretasikan pesan menjadi

sebuah makna. – Kognisi (otak manusia) Feedback adalah respons dari destination kepada source. Asumsi dasar : proses komunikasi banyak terjadi gangguan.

Gangguan pada source bisa bersifat semantik, atau ada kepentingan yang subjektif. Gangguan pada channel bersifat teknis, dan gangguan pada receiver bisa berupa interpretasi yang kurang tepat karena keterbatasan pendidikan dan lain sebagainya.

Page 15: Komunikasi satu tahap

Model Bruce Westley dan Malcom Mclean Model ini menekankan pada peran gatekeeper dalam proses

komunikasi massa. Model ini menggambarkan bagaimana individu dan organisasi dalam suatu sistem media menentukan pesan apa saja yang akan disampaikan dan pesan apa saja yang harus dihapus atau dimodifikasi.

Gatekeeper (c) berperan sebagai agen dari audience (b), Gatekeeper memilih di antara pesan-pesan yang telah dikirim oleh sender (A). Gatekeeper dapat mengubah isi pesan yang dikirim oleh komunikator sebelum pesan tersebut sampai kepada audience.

Page 16: Komunikasi satu tahap