14

KONTRASEPSI TUBEKTOMI BY shofwatul inayah

Embed Size (px)

Citation preview

PENGERTIAN

Tubektomi adalah

metode kontrasepsi

permanen di mana

saluran tuba di

blokir sehingga sel

telur tidak bisa

masuk ke dalam

rahim.

JENIS

1. Minilaparotomi

Sayatan kecil sekitar 3 cm daerah

perut bawah (suprapubik) /

subumbilikal (pada lingkar pusat

bawah)

2. Laparoskopi (sayatan besar)

Riwayat medis yang mempengaruhi

pelaksanaan operasi .....????

1. Riwayat penyakit paru –paru.

2. Post operasi perut.

3. Riwayat alergi.

4. Riwayat Diabetus mellitus

5. Obesitas.

KERUGIAN

1. Tidak dapat pulih kembali.

2. klien dapat menyesal dikemudian

hari.

3. Ada rasa sakit / tidak nyaman setelah

tindakan.

4. Harus dilakukan oleh dokter

spesialis bedah.

5. Tidak melindungi terhadap PMS (

penyakit menular seksual

), termasuk HBV dan HIV/AIDS.

KEUNTUNGAN

1. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)

2. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)3. Tidak bergantung pada faktor senggama

4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius

5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengananestesi lokal

6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak adaefek pada produksi hormon ovarium)

Yang Dapat Menjalani

Tubektomi1. Usia >26 tahun

2. Paritas>2

3. Yakin telah mempunyai besar keluargayang sesuai dengan kehendaknya

4. Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kes yang serius

5. Pasca persalinan

6. Pasca keguguran

7. Paham dan secara sukarela setujudengan prosedur ini

Yang Tidak Dapat Menjalani

Tubektomi1. Hamil.

2. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan .

3. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut.

4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa

depan.

6. Belum memberikan persetujuan tertulis .

7. Laparoskopi juga tidak boleh dilakukan pada pasien dengan

penyakit jantung dan paru yang berat.

8. Jika ada permintaan sterilisasi saat persalinan dan ternyata

timbul komplikasi ada ibu atau janin maka permintaan tersebut

bisa di tolak.

MEKANISME KERJA;Menutup tuba falopi dengan mengikat dan memotong /

memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan sel telur.

WAKTU PELAKSANAAN

1. Selama siklus haid.

2. Hari ke 6 s/d ke 13 siklus haid.

3. Pasca persalinan ( 2 hari setelah

persalinan ).

4. Pasca keguguran ( 3 bulan pertama

dan 6 bulan

setelah keguguran ).

ISU-ISU KLIEN

1. Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran

setiap waktu sebelum prosedur ini

2. Informed consent harus diperoleh dan

standard consent form harus ditanda-tangani

oleh klien sebelum prosedur dilakukan

3. Usia > 26 tahun

4. Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur

anak terkecil > 2 thn

5. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang

sesuai dengan kehendaknya

6. Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko

kesehatan yang serius

7. Pascapersalinan dan atau pasca keguguran

KOMPLIKASI DAN PENANGANAN

NO KOMPLIKASI PENANGANAN

1. Infeksi luka. Apabila terlihat luka, obati dengan antibiotic. Bila terdapat abses, lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi.

2. Demam pasca Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.

3. Luka pada kandung kemih, intestina(jarang terjadi)

Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat. Apabila kandung kemih atau usus luka dandiketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer. Apabila ditemukan pascaoperasi, dirujuk ke RS yang tepat bila perlu.

4. Hematoma (subkutan) Gunakan packs yang hangat dan lembab tsb. Amati : hal yang biasanya akan berhentidengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif.

5. Emboli gas yang diakibatkan olehlaparoskopi (sangat jarang terjadi)

Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi intensif, termasukCairan intravena, resusitasi kardio pulmunar dan tindakan penunjang kehidupanlainnya.

6. Rasa sakit pada lokasi pembedahan. Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

7. Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan)

Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.