42
Komponen Risiko Keberada an dan Keterjad ian Kelengkap an Hak dan Kewajiba n Penilai an/ Alokasi Penyajian dan Pengungkapa n Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Risiko Bawaan Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Risiko Pengendalian- Transaksi Penjualan Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Risiko Pengendalian- Transaksi Penerimaan Kas Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Risiko Pengendalian- Penyesuaian Penjualan Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Penggabungan Risiko Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Matrik untuk mencatan dan mengkorelasikan berbagai komponen resiko

Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuliah

Citation preview

Page 1: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Komponen Risiko Keberadaan dan

Keterjadian

Kelengkapan Hak dan Kewajiban

Penilaian/ Alokasi

Penyajian dan Pengungkapan

Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Risiko Bawaan Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang

Risiko Pengendalian-Transaksi Penjualan

Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang

Risiko Pengendalian-Transaksi Penerimaan Kas

Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang

Risiko Pengendalian-Penyesuaian Penjualan

Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang

Penggabungan Risiko Pengendalian

Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang

Risiko Deteksi yang Diterima

Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang

Matrik untuk mencatan dan mengkorelasikan berbagai komponen resiko

Page 2: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Pengujian Substantif Saldo PiutangTransaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah:1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customers. Jurnal untuk mencatat

transaki ini adalah:• Piutang Usaha xx• Pendapatan penjualan xx2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:• Retur Penjualan xx• Piutang Usaha xx3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:• Kas xx• Piutang Usaha xx4. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:• Cadangan Kerugian Piutang xx• Piutang Usaha xx

Page 3: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:

1.Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.

2.Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).

3.Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca.

4.Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

Page 4: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha.

Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.

Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Page 5: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Saldo akun piutang, cadangan kerugian piutang yang disajikan dalam Laporan

Keuangan

Saldo akun piutang, cadangan kerugian piutang yang sesungguhnya

Keberadaan Keterjadian

Kelengkapan

Penilaian atau Alokasi

Hak dan Kewajiban

Penyajian dan Pengungkapan

Prosedur Audit Awal

Prosedur Analitik

Pengujian Detail Transaksi

Pengujian Detail Saldo

Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan Audit dan Program Audit Untuk Mencapainya

Page 6: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Penjelasan :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha

>>>> melakukan rekonsiliasi antara saldo piutang yang dicantumkan di neraca dengan akun piutang di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum.

2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

>>>>>pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva yang sesungguhnya ada dan berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi.

Page 7: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva dan keterjadian transaksi pengujian substantif yang dilakukan :a.Pengujian analitik.b.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.c.Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.d.Konfirmasi piutang usaha

3. Membuktikan asersi kelengkapan piutang usaha yang dicantumkan di neraca

Untuk membuktikan bahwa piutang usaha yang dicantumkan di neraca mencakup semua klaim klien kepada debitur pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha dalam tahun yang diaudit

pengujian substantif yang dilakukan :a.Pengujian analitik.b.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.c.Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.d.Konfirmasi piutang usaha

Page 8: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Piutang usaha yang ada pada tanggal neraca belum

tentu merupakan hak milik klien, karena piutang tersebut

telah dijual kepada perusahaan penagih atau digadaikan

sebagai jaminan penarikan utang

Pengujian substantif yang dilakukan :

a.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang

berkaitan dengan piutang usaha.

b.Konfirmasi piutang usaha.

Page 9: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

5. Membuktikan asersi penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran

kerugian tidak tertagihnya piutang usaha. Shg Cadangan Kerugian Piutang

Usaha merupakan akun penilaian (valuation account) untuk mengurangi saldo

piutang usaha

Pengujian substantif untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah akun

Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang dicantumkan di neraca, sbb :

1.Prosedur audit awal.

2.Pengujian analitik

3.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang

usaha.

4.Konfirmasi piutang usaha.

5.Penilaian terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang

6.Pembandingan penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip

akuntansi berterima umum.

Page 10: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca

Pengujian substantif terhadap piutang usaha diarahkan

membuktikan apakah unsur piutang usaha telah disajikan dan

diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum

pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca adalah :membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Page 11: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang

usaha berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai

tujuan audit sedangkan tahap-tahap prosedur audit dimulai

dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke

pemeriksaan yang bersifat rinci

Prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:

1.Prosedur audit awal

2.Prosedur analitik

3.Pengujian terhadap transaksi rinci.

4.Pengujian terhadap saldo akun rinci,

5.Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

Page 12: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

Prosedur Audit Awal

1.Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun piutang

usaha yang akan diuji lebih lanjut

a.Usut saldo piutang usaha yang tercantum di dalam

neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan

di dalam buku besar.

b.Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam

buku besar.

c.Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam

jumlah dan sumber posting dalam akun Piutang Usaha

dan akun Cadang Kerugian Piutang Usaha

Page 13: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

d. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun

Cadangan Kerugian Piutang ke kertas kerja

tahun yang lalu.

e. Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke

dalam jurnal yang bersangkutan.

f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha

dalam buku besar ke buku pembantu piutang

usaha

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik.

a. Hitung ratio berikut ini:

(1) Tingkat perputaran piutang usaha

(2) Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar

(3) Rate of return on sales

Page 14: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

(4) Ratio kerugian piutang usaha dengan

penjualan kredit

(5) Ratio kerugian piutang usaha dengan

jumlah piutang usaha yang

sesungguhnya tidak tertagih.

b. Lakukan analisis hasil prosedur

analitik dengan harapan yang

didasarkan pada data masa lalu data

industri, jumlah yang dianggarkan,

atau data lain

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

3. Periksa sampel transaksi piutang yang

tercatat ke dokumen yang

mendukung timbulnya piutang usaha

Page 15: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

a. Periksa pendebitan akun piutang usaha ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan

b. Periksa pengkreditan akun piutang usaha ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo kredit untuk retur dan rabat penjualan atau penghapusan piutang

4. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan

a. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

b. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

Page 16: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

5. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

a. Lakukan observasi apakah semua kas yang

diterima pada hari' terakhir tahun yang

diaudit telah dimasukkan ke dalam kas di

tangan atau setoran dalam perjalanan dan

penerimaan kas dalam tahun berikutnya

tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas

tahun yang diaudit.

b. Lakukan review terhadap dokumentasi berikut ini: ringkasan transaksi kas harian, copy bukti setor, rekening koran bank beberapa hari sebelum dan sesudahnya

Page 17: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

6.Lakukan konfirmasi piutang.a.Tentukan metode, saat, dan luas konfirma si yang akan dilaksanakanb.Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfir masi dan kirimkan konfirmasic.Untuk konfirmasi positif yang tidak dipero leh jawabannya, laksanakan prosedur alter natif berikut ini:1)Periksa dokumen yang mendukungpencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca.2)Periksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan akun piutang kepada debitur yang bersangkutan.

Page 18: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

7. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang dibentuk oleh klien.

a. Lakukan footing dan cross-footing daftar saldo piutang dan cocokkan jumlahnya dengan akun piutang usaha dalam buku besar.

b. Lakukan pengujian penentuan umur piutang usaha yang dibuat oleh klien.

c. Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya.

d. Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa (lewat waktu).

Page 19: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur Audit Kertas Kerja

Pelaksa naan

Pelaksa na

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

8.Bandingkan penyajian piutang usaha di neracadengan prinsip akuntansi berterima umum

a. Periksa klasifikasi piutang usaha ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.b. Periksa jawaban konfirmasi bank.c. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha.d. Periksa kecukupan pengungkapan danakuntansi untuk piutang antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, anjak piutang.e. Periksa surat representasi klien mengenai piutang. sesudah tanggal neraca, untuk menentukan ketepatan pisah batas

Page 20: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

JurnalBuku Besar

(b) (c)

Neraca

Kertas Kerja

Tahun Lalu

Buku

Pembantu

a

df

e

cb

1. Prosedur Awal

6 prosedur dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan

Page 21: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

a. Usut Saldo Piutang yang Tercantum di Neraca Ke Saldo Akun Piutang Usaha yang Bersangkutan di dalam Buku Besar

Tujuan memperoleh keyakinan bahwa saldo piutang yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang andal kebenaran mekanisme pencatatannya,

caranya saldo piutang yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini:

Piutang Usaha: yang merupakan akun yang digunakan untuk menampung transaksi timbulnya piutang usaha dari transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, dan penghapusan piutang usaha.

Piutang Nonusaha: yang terdiri dari akun-akun piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga dan Iain-lain akun piutang yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Cadangan Kerugian Piutang Usaha: yang merupakan akun penilai, untuk mengurangi saldo piutang usaha bruto menjadi saldo piutang usaha bersih yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur.

Page 22: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

b. Hitung Kembali Saldo Akun Piutang di dalam Buku Besar

Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun piutang usaha, auditor menghitung kembali saldo akun Piutang Usaha dan Piutang Nonusaha, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah peng-kreditan akun tersebut

c. Lakukan Review terhadap Mutasi Luar Biasa dalam Jumlah dan Sumber Posting dalam Akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha (retur penjualan dan penghapusan piutang) dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Page 23: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

d. Usut Saldo Awal Akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha ke Kertas Kerja Tahun yang Lalu

Untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun tersebut. Perlu melakukan pengusutan saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.

Hal ini dilakukan karena Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut

e. Usut Posting Pendebitan dan Pengkreditan Akun Piutang ke dalam Jurnal yang Bersangkutan

Pengusutan ini dilakukan oleh auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan piutang usaha berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.

Page 24: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

f. Lakukan Rekonsiliasi Akun Kontrol Piutang di dalam Buku Besar ke Buku Pembantu Piutang yang Bersangkutan

Tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien

yang bersangkutan dengan piutang usaha dapat dipercaya

ketelitiannya

Caranya : Saldo akun kontrol (controlling account) piutang usaha di

dalam buku besar dicocokkan dengan jumlah saldo akun

pembantu (subsidiary atcounts) piutang usaha, begutu juga untuk

piutang non usaha

Page 25: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

2. Prosedur AnalitikPengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif, caranya melakukan perhitungan berbagai ratio, Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan: (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.

Rasio :1.Tingkat perputaran piutang usaha

2.Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar3.Rate of return on net sales

4.Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjual an bersih bersih5.Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih

Formula :1.Pendapatan penjualan bersih : Rerata piutang usaha2.Saldo piutang usaha : Aktiva lancar

3.Laba bersih + Pendapatan penjualan bersih4.Kerugian piutang usaha : Pendapatan penjualan

5.Kerugian piutang usaha : Piutang yang usaha sesungguhnya tidak tertagih

Page 26: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

3. Prosedur Audit terhadap Transaksi Rinci

Yang akan dilakukan :

1.Pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun Piutang Usaha. Transaksi yang mendebit dan mengkredit (transaksi yang berpengaruh) piutang usaha :a.Transaksi penjualan kreditb.Transaksi retur penjualanc.Transaksi penghapusan piutang usaha, dand.Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha

2.Pengujian pisah batas (Cut off) yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut

Page 27: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

1. Pada pengujian rinci

Periksa Sampel Transaksi yang Tercatat dalam Akun Piutang Usaha Ke Dokumen yang Mendukung Timbulnya Transaksi Tersebut

Prosedur dimulai dari buku pembantu piutang usaha. Pengujian dilaksanakan dengan mengambil sampel berikut ini:a.Sampel akun debitur yang akan diperiksa transaksi mutasinya.b.Sampel transaksi yang dicatat dalam akun debitur pilihan.

a. Periksa Pendebitan Akun Piutang ke Dokumen Pendukung: Faktur Penjualan, Laporan Pengiriman Barang, dan Order Penjualan1.Mengambil dari arsip klien faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya: laporan pengiriman barang dan order penjualan.2.Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung faktur penjualan.3.Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam faktur penjualan dan dokumen pendukungnya.4.Memeriksa kebenaran data yang di-posting ke dalam akun debitur berdasarkan faktur penjualan.5.Memastikan bahwa semua faktur penjualan yang disampel telah dicatat di sebelah debit akun debitur

Page 28: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

b. Periksa Pengkreditan Akun Piutang Ke Dokumen Pendukung:

Bukti Kas Masuk, Memo Kredit Untuk Retur Penjualan atau Penghapusan

Piutang

1.Mengambil dari arsip klien bukti kas masuk dan memo kredit beserta

dokumen pendukung nya: surat pemberitahuan (remittance advice) dan

laporan penerimaan barang..

2.Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas masuk dan

memo kredit.

3.Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas masuk dan

memo kredit dan dokumen pendukungnya.

4.Memeriksa kebenaran data yang di-posting ke dalam akun debitur

berdasarkan bukti kas masuk dan memo kredit.

5.Memastikan bahwa semua bukti kas masuk dan memo kredit yang disampel

telah dicatat di sebelah kredit akun debitur

Page 29: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

1. Lakukan Verifikasi Pisah Batas (Cutoff) Transaksi

Maksud : untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang

konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan yang termasuk dalam

tahun yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya

Akibat tidak memakai pisah batas (cutoff)

1.Transaksi penjualan yang seharusnya diakui sebagai pendapatan tahun

berikutnya, dicatat oleh klien sebagai pendapatan tahun yang diaudit.

2.Transaksi penjualan tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai

pendapatan tahun berikutnya

Transaksi yang menjadi perhatian audit : transaksi penjualan, retur penjualan,

dan penerimaan kas dari debitur yang terjadi dalam beberapa minggu sebelum

dan sesudah tanggal neraca

Page 30: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan pada Pisah Batas (Cutoff)

1. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neracaDengan membandingkan tanggal faktur, tanggal laporan pengiriman barang, dan syarat penjualan yang digunakan, auditor dapat membuktikan apakah transaksi penjualan dan bertambahnya piutang usaha yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya

2.Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca Dari pemeriksaan ini auditor dapat membuktikan ketepatan pisah batas yang dipakai oleh klien dalam mencatat pengurangan piutang usaha dari penerimaan kas dari debitur.

Contoh : dokumen bukti kas masuk dan surat pemberitahuan (remittance advice) dari debitur yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke di dalam kartu piutang.

Page 31: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

3. Lakukan Verifikasi Pisah Batas {Cutoff) Transaksi Penerimaan Kas

Membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau setoran dalam perjalanan dan penerimaan kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas tahun yang diaudit seharusnya

Review yang dilakukan terhadap dokumentasi : ringkasan transaksi kas harian, copy bukti setor, rekening koran bank beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca.

Page 32: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:a. Keberadaan atau keterjadianb. Kelengkapanc. Hak kepemilikand.Penilaian

Hal hal yang dilakukan :1. Lakukan Konfirmasi PiutangTahapan dalam konfirmasi piutang :a.Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan dengan metode :Metode konfirmasi positif adalah metode konfirmasi yang auditor meminta jawaban penegasan dari debitur, baik dalam hal terdapat kesesuaian maupun ketidak-sesuaian antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utangnya yang tercantum di dalam surat konfirmasi tersebut.

Page 33: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Metode konfirmasi positif umumnya digunakan jika auditor

menghadapi situasi:

(1) saldo piutang klien kepada debitur secara individual

berjumlah besar,

(2) auditor mempunyai dugaan bahwa terdapat banyak akun

piutang usaha yang disengketakan antara klien dengan

debiturnya atau terdapat ketidaktelitian atau kecurangan

saldo akun piutang usaha

Metode konfirmasi negatif adalah metode konfirmasi yang

auditor meminta jawaban penegasan dari debitur hanya

jika terdapat ketidaksesuaian antara saldo utang debitur

menurut catatan akuntansinya dengan saldo utangnya

yang tercantum di dalam surat konfirmasi tersebut

Page 34: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Metode konfirmasi negatif umumnya

digunakan oleh auditor jika:

(1)pengendalian intern terhadap piutang

usaha dinilai baik oleh auditor,

(2)akun piutang klien berjumlah banyak

dengan saldo piutang usaha yang secara

individual kecil,

(3) auditor memperkirakan bahwa debitur

yang menerima konfirmasi tidak akan

menaruh perhatian terhadap surat konfirmasi

yang diterimanya

Page 35: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Lanjutan tahapan dalam konfirmasi piutang :

b.Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur

c.Untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, laksanakan prosedur alternatif berikut ini:1.Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca.Pemeriksaan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca akan dapat memberikan informasi kepada auditor mengenai keberadaan debitur yang saldo piutang kepadanya dicantumkan di neraca klien. Prosedur audit ini juga merupakan prosedur audit alternatif, jika surat konfirmasi yang dikirimkan kepada debitur tidak diperoleh jawaban.

2.Periksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha kepada debitur yang bersangkutan.Dokumen pendukung transaksi timbulnya piutang usaha ini mempunyai dua tujuan: (1) untuk membuktikan keberadaan piutang usaha dan (2) untuk membuktikan hak milik atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Page 36: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

5. Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang Dibuat Oleh Klien

Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang

usaha yang dicantumkan di neraca. Menurut prinsip akuntansi berterima

umum, piutang usaha disajikan dalam neraca pada nilai bersih yang dapat

ditagih dari debitur (net realizable value) pada tanggal neraca. Oleh karena itu,

verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah

cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal

neraca. Nilai piutang usaha dihitung dengan formula berikut ini:

Piutang Usaha Bruto x

Cadangan Kerugian Piutang Usaha x -

Piutang Usaha Bersih x

Page 37: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Pemeriksaan yang dilakukan :

1. Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh

klien

a.Cadangan tersebut biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari

pendapatan penjualan atau sebagai persentase tertentu dari saldo piutang

usaha pada tanggal neraca.

b.Menghitung ratio untuk beberapa tahun sebelumnya guna menilai

kewajaran jumlah cadangan kerugian piutang usaha:

1.Tingkat perputaran piutang usaha yang dihitung dengan rumus: pendapatan

penjualan dibagi rerata saldo piutang usaha).

2.Jumlah hari pengumpulan piutang usaha (days' sales to collection) yang

dihitung dengan rumus: 365 dibagi tingkat perputaran piutang usaha

Page 38: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Pemeriksaan yang dilakukan :

2. Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oleh klien.Langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang usaha adalah meminta dari klien daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut auditor melakukan prosedur audit berikut ini:

1.Lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur piutang usaha tersebut.2.Bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun Piutang Usaha di dalam buku besar.3.Usut saldo piutang usaha kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang bersangkutan.4.Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi berikut ini:a. Periksa syarat penjualan yang berlaku.b. Periksa tanggal faktur yang belum dibayar oleh debitur pada tanggal neraca.c. Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut pada butir 3b sampai dengan tanggal neraca.

Page 39: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

3. Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya.

Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca klien, auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca sekarang dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya.

4. Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa.

Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama kadaluwarsa tersebut.

Page 40: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian Menurut Prinsip Akuntansi Berterima UmumProsedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah: (1)memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, (2)memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang-usaha dan piutang nonusaha, (3)menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

6. Penyajian dan Pengungkapan Akun dalam Laporan Keuangan

Page 41: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, Piutang yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar harus disajikan terpisah dari piutang usaha dan disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Contoh piutang kepala manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha. Piutang karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak. piutang dividen dan bunga harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memilik: hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factored accoun: receivable) ke perusahaan anjak piutang. Menurut prinsip akuntansi berterima umumtransaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca. begitu pula, piutang yang digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam neraca.

Page 42: Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2

Terima kasih.