23
Landasan pengembangan kurikulum Disusun oleh : GANJAR WASKITO AJI

landasan pengembangan kurikulum

Embed Size (px)

Citation preview

Landasan pengembangan

kurikulumDisusun oleh :

GANJAR WASKITO AJI

PENGERTIAN

KURIKULUM

Undang-Undang No.20 TH. 2003 Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus

ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh

sejumlah pengetahuan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Hakikat Pengembangan

Kurikulum

Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu

merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan

tertentu dalam suatu lembaga.

Prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum

Prinsip Relevansi

Prinsip Fleksibilitas

Prinsip kontinuitas

Prinsip Praktis dan Efisiensi

Prinsip Efektifitas

Prinsip khusus

LANDASAN KURIKULUM

Nana Syaodih Sukmadinata (1997)

mengemukakan empat landasan utama

dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

1. Landasan filosofis

2. Landasan Psikologis

3. landasan sosial-budaya

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Landasan Filosofis

Ada berbagai aliran filsafat seperti :

Perenialisme.

Essensialisme.

Eksistesialisme.

Progresivisme.

Rekonstruktivisme

Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu.

Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna

Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.

Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.

Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan.

Manfaat Filsafat Pendidikan

Nasution (1982) mengidentifikasi

beberapa manfaat filsafat pendidikan,

yaitu:

1) Filsafat pendidikan dapat

menentukan arah akan dibawa ke

mana anak-anak melalui pendidikan di

sekolah

2) Dengan adanya tujuan pendidikan

yang diwarnai oleh filsafat yang

dianut, kita mendapat gambaran yang

jelas tentang hasil yang harus dicapai

3) Filsafat dan tujuan pendidikan memberi

kesatuan yang bulat kepada segala usaha

pendidikan.

4) Tujuan pendidikan memungkinkan si

pendidik menilai usahanya, hingga

manakah tujuan itu tercapai.

5) Tujuan pendidikan memberikan

motivasi atau dorongan bagi kegiatan-

kegiatan pendidikan.

Landasan Psikologis

Nana Syaodih Sukmadinata

mengemukakan bahwa minimal

terdapat dua bidang psikologi yang

mendasari pengembangan kurikulum

yaitu

(1) psikologi perkembangan dan

(2) psikologi belajar.

Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.

Psikologi belajar merupakan ilmu yang

mempelajari tentang perilaku individu

dalam konteks belajar. Psikologi belajar

mengkaji tentang hakekat belajar dan

teori-teori belajar, serta berbagai aspek

perilaku individu lainnya dalam belajar

yang semuanya dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan sekaligus mendasari

pengembangan kurikulum.

5 tipe kompetensi menurut Ella Yulaelawati yaitu:

Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.

Bawaan; yaitu karakteristik fisisk yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.

Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.

Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang;

Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.

Landasan Sosial-Budaya

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing

memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur

pola kehidupan dan pola hubungan antar

anggota masyarkat. Salah satu aspek penting

dalam sistem sosial budaya adalah tatanan

nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan

berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai

tersebut dapat bersumber dari agama, budaya,

politik atau segi-segi kehidupan lainnya.

melalui pendidikan diharapkan dapat lebih

mengerti dan mampu membangun

kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu,

tujuan, isi, maupun proses pendidikan

harus disesuaikan dengan kebutuhan,

kondisi, karakteristik, kekayaan dan

perkembangan yang ada di masyakarakat.

Sejalan dengan perkembangan

masyarakat maka nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat juga turut berkembang

sehingga menuntut setiap warga

masyarakat untuk melakukan perubahan

dan penyesuaian terhadap tuntutan

perkembangan yang terjadi di sekitar

masyarakat.

Landasan Ilmu Pengetahuan dan

Tekhnologi

Ilmu pengetahuan adalah seperangkat

pengetahuan yang disusun secara

sistematis yang dihasilkan melalui riset

atau penelitian.

Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari

ilmu pengetahuan untuk memecahkan

masalah-masalah praktis dalam

kehidupan.

Kemajuan cepat dunia dalam bidang

informasi dan teknologi dalam tahunm-

tahun terakhir ini telah berpengaruh pada

peradaban manusia melebihi jangkauan

pemikiran manusia sebelumnya.

Pengaruh ini terlihat pada pergeseran

tatanan sosial, ekonomi dan politik yang

memerlukan keseimbangan baru antara

nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara

kehidupan yang berlaku pada konteks

global dan lokal.

Perkembangan dalam bidang Ilmu

Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama

dalam bidang transportasi dan komunikasi

telah mampu merubah tatanan kehidupan

manusia. Oleh karena itu, kurikulum

seyogyanya dapat mengakomodir dan

mengantisipasi laju perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi untuk

kemaslahatan dan kelangsungan hidup

manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi secara

langsung berimplikasi terhadap

pengembangan kurikulum yang di

dalamnya mencakup pengembangan

isi/materi pendidikan,

penggunaan strategi dan media

pembelajaran, serta penggunaan

sistem evaluasi.

simpulan 1. Landasan Filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat

realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.

2. Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic.

3. Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

4. Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pngetahuan dan teknologi.