Upload
malikul-mulki
View
720
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua sel tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau membrane. Membran sel
tidak dapat dilalui oleh semua zat. Membran sel berfungsi seperti tirai kasa di
jendela rumahmu yang dapat dilalui udara tetapi tidak dapat dilalui benda-benda
yang besar seperti serangga atau kerikil bahkan nyamuk. sel-sel tumbuhan dapat
dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke
dalam atau ke luar sel. Bagian-bagian penyusun zat dialam ini selalu dalam
keadaan bergerak. Bagian-bagian penyusun zat yang ukurannya sangat kecil
disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata kesegala arah. Zat-zat
bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang
konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut
difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat
dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsentrasi zat di
kedua tempat tersebut sudah sama.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel
terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan
isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan
kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut
(Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan
lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka seltersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (padasel hewan),
atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada
larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air,sehingga sel menjadi
kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan
keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Pada praktikum ini kita akan melakukan pengamatan terhadap potensial
kimia air untuk mengetahui pergerakan kimia air dalam tumbuhan yang
mengalami kelebihan ataupun kekurangan cairan. Kita akan mengamati
pergerakan air yang terjadi pada umbi kentang dan larutan sukrosa. Caranya
yaitu dengan merendam potongan jaringan dalam suatu seri laurtan yang diketahui
konsentrasinya. Dari sini kita akan mengetahui apakah umbi kentang yang
memiliki potensial air tinggi ataupun larutan suksrosa. Namun dalam percobaan in
i kita harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan
hasil dari teori yang ada sebelumnya.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah Untuk mengukur nilai potensial air jaringan
umbi kentang.
1.3. Hipotesis
Sampel tau kentang yang dimasukkan kedalam seri larutan sukrosa akan
kehilangan atau menyerap air secara osmosis. Larutan sukrosa yang
berkonsentrasi tinggi akan berpindah atau terserap oleh kentang yang
berkonsentrasi rendah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Water potensial adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian
system.Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial
kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu
serta ketinggian yangsama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-
faktor penghasil gradient yaitukonsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek
larutan terhadap potensial kimia pelarut,matriks. Mengukur metode air dengan
metode volume jaringan, metode chordate, metodetekanan uap (Salisbury, 1995).
Hubungan antar water potensial adalah dengan melibatkan peristiwa
osmosis karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat
tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan
bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane
pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan
tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam
tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy, 1987).
Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas
yang dikandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ). Definisi dari
potensial air adalahenergi per unit volume air, potensial air berbanding lurus
dengan suhunya (Fitter,1981).
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya
materi yangterlrut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini
disebabkan karenacenderung bergerak menyebrangi membrane semi permeable
dari air murni menuju air yang mengandung zat terlarut (Lambers, 1998).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam
komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial
gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks
bergantung pada kekuatan mengikatair saat penyerapan. Potensial osmotic
bergantung pada hidrostatik atau tekanan anginadalam air (Deragon, 2005).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu percobaan
Tempat Percobaan : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Syah Kuala.
Waktu Percobaan : Jumat 28 Februari 2014 pukul 10:00-12:00 WIB.
3.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : - Kentang 3 buah
- Larutan Sukrosa
- Methyl blue
Alat : - Tabung Reaksi
- Rak tabung reaksi
- Kertas Aluminiun Foil
- Penggaris
- Pisau
- Pipet Tetes
- Corong Ukur
3.3. Prosedur Percobaan
1. Larutan sukrosa (standar) disediakan dengan konsentrasi 1 M.
2. Larutan sukrosa dibuat 2 seri ke dalam tabung reaksi dengan takaran: 0,05
M;0,10 M; 0,15 M, 0,20 M; 0,25 M; 0,30 M; 0,35 M; 0,40 M; 0,45 M; 0,50 M
sebanyak 20 ml dan diberi label pada setiap tabung sesuai konsentrasinya.
3. Pada seri 1 larutan sukrosa (10 tingkat konsentrasi) diberi metyl blue (sebagai
pewarna) dan dicampur hingga rata.
4. Kentang dicuci dan dikupas kulitnya, lalu kentang dipotong dengan ukuran
panjangnya 3 cm, lebar/tebal 0,5 cm.
5. Kentang yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3
potong pada setiap tabungnya, lalu tabung ditutup dengan kertas alumunium foil.
6. Amati reaksi yang terjadi dan tulis hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
Konsentrasi
Larutan
Hasil Pengamatan
Naik Tengah Turun
0,05 M 0,10 M 0,15 M 0,20 M 0,25 M 0,30 M 0,35 M 0,40 M 0,45 M 0,50 M
4.2. Pembahasan
Tabung yang konsentrasi larutan 0,15 M, 0,20 M, dan 0,30 M setelah
ditetesi larutan control, larutan control berada ditengah-tangah larutan yang diuji
dan tenggelam menyebarnya sangat lambat ini berarti tabung pertama (tabung
perendam) mempunyai densitas yang lebih tinggi daripada larutan kontrol. Hal
initerjadi karena pada saat kentang dimasukan kedalam larutan sampel, kentang
mempunyai potensial air yang lebih rendah daripada larutan perendamnya
sehingga air dari larutan perendam dapat masuk kedalam jaringan pada kentang.
Setelah kentang dikeluarkan, densitas larutan pada tabung pertama menjadi
bertambah sehingga saat ditetesi larutan kontol, larutan tersebut berada ditengah,
tenggelam dan penyebarannya sangat lambat.
Pada tabung yang konsentrasi larutan 0,05 M, 0,25 M, dan 0,40 M setelah
ditetesi larutan control, larutan control tenggelam dan menyebar sangat lambat
tetapi lebih cepat menyebarnya dibandingkan tabung pertama, ini berarti larutan
perendam mempunyai densitas yang lebih tinggi daripada larutan control. Hal ini
dapat terjadi karena pada saat tabung kedua dimasukan kentang, terjadi
perpindahan molekul air dari larutan perendam kejaringan pada kentang sehingga
larutan perendam densitasnya akan bertambah besar. Karena potensial air jaringan
kentang lebih rendah daripada potensial air pada larutan perendam sehingga air
dapat masuk kedalam jaringan kentang.
Pada tabung yang konsentrasi larutan 0,10 M larutan control berada diatas
permukaan, menyebar lambat ini berarti larutan perendam memiliki densitas
(kekentalan) lebih rendah daripada larutan control. Hal ini terjadi karena pada saat
larutan perendam dimasukan kentang, potensial air larutan lebih rendah dari
potensial air pada jaringan kentang sehingga pada proses perendaman terjadi
perpindahan molekul air dari jaringan kentang kelarutan perendam (osmosis).
Akibatnya densitas larutan perendam akan berkurang (menjadi lebih encer).
Pada tabung yang konsentrasi larutan 0,35M larutan control naik
kepermukaan dan menyebar lambat. Ini berarti larutan perendam densitasnya
lebih rendah daripada densitas larutan control. Ini disebabkan karena pada saat
dimasukan kentang kedalam tabung larutan perendam. Larutan perendam
memiliki potensial air yang lebih rendah daripada potensial air pada jaringan
kentang, sehingga molekul-molekul air akan kaluar dari jaringan pada kentang
kelarutan perendam. Hal inilah yang menyebabkan setelah larutan perendam
dimasukan kentang densitasnya akan turun (menjadi lebih encer dari sebelumnya).
Sehingga pada saat ditetesi larutan control (larutan yang diberi methylin blue)
larutan akan menyebar.
Tabung yang konsentrasi larutan 0,45 M dan 0,50 M larutan control
menyebar cepat, sama seperti pada larutan di tabung keempat tetapi proses
penyebarannya lebih cepat pada tabung yang kelima. Ini terjadi karena larutan
perendam awalnya memiliki konsentrasi yang lebih besar dan densitas yang lebih
besar pada larutan pada tabung keempat sehingga saat larutan perendam
dimasukan kentang molekul-molekul air akan berpindah dari jaringan kentang
keluarakan semakin banyak artinya larutan perendam akan semakin encer. Hal ini
terjadi pada saat dimasukan kentang kedalam larutan perendam kentang
mempunyai potensial air yang lebih tinggi daripada potensial air larutan perendam
sehingga air pada jaringan kentang akan keluar, menyebabkan densitas larutan
perendam akan berkurang (menjadi lebih encer).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Penggunaan zat warna seperti methyline blue yang dimaksudkan untuk
memudahkan pengamatan terhadap gerakan larutan yang control yang dimasukan
kedalam larutan yang diuji (larutan perendam).
2. Osmosis merupakan perpindahan air dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dengan melalui membran.
3. Apabila potensial air di dalam jaringan kentang lebih rendah dari potensial
larutan perendamnya maka air akan masuk dari larutan perendam kedalam
jaringan kentang.
4. Apabila potensial air di dalam jaringan kentang lebih tinggi dari potensial
larutan perendamnya maka air akan keluar dari jaringan kentang ke larutan
perendamnya.
5. Difusi adalah perpindahan molekul air dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa melalui membran.
6. Apabila larutan control mengapung dipermukaan larutan perendam maka
densitas larutan perendam lebih rendah dibandingkan larutan control.
7. Apabila larutan control tenggelam berarti larutan perendam densitasnya lebih
tinggi dibandingkan larutan control.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan, selain
ketekunan, kerajinan, dan ketelitian dari praktikan, juga diperlukan alat-alat
praktikum yang lengkap di laboratorium agar hasil penelitian dan pengamatannya
sesuai seperti yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Deragon.2005. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
Fitter.1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman.UGM Press: Yogyakarta
Heddy.1987. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta
Lambers.1998.Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press: Yogyakarta
Salisbury.1995.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.USU-Press: Medan.
Sitompul,S. M.dan Guritno.B.1995.Pertumbuhan Tanaman.UGM Press :
Yogyakarta
Tjitrosoepomo,H.S.1998.Botani Umum.UGM Press: Yogyakarta
Wilkins, M. B.1989.Fisologi Tanaman.Bumi Aksara: Jakarta.
LAMPIRAN
(larutan sukrosa)
(ditetesi mhetyl blue)
(silindir kentang 3 x 0,5 cm)
(3 silindir kentang dalam tabung reaksi)
(tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil)
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
ESTIMASI WATER POTENSIAL DENGAN
METODE SHARDAKOV
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anugrah Syaputra 1305101050115
Dimas Hadi Sucipto 1305101050017
Ismaturrahmi 1305101050078
Laila Sari Tanjung 1305101050104
Malikul Mulki 1305101050018
Santri Marsida 1305101050025
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014