Upload
riska-nurakhidah-sari
View
318
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN TEMATIK
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas AkhirPelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata
Oleh:
Kelompok : II ( Dua )Desa : KalisapuKecamatan : Gunung JatiKabupaten : Cirebon
LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKATUNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) CIREBON
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Tema : Optimalisasi Potensi Sumber Daya Melalui KKN Tematik
Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup dan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisapu Kabupaten Cirebon
Fokus Kegiatan : Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang Lingkungan, dan
Bidang Keagamaan
Ketua : Esa Rejesa 050211.1009
Anggota :
Anakletus Rumlus 030111.1034 Nur Widiastuti 050111.1013
Siti Kunaenah 010111.1018 Slamet Riyadi 050111.1020
Rahayu Barokah 020111.1010 Suci Aryanti 050111.1021
Asep Mufidah 020211.1004 Amaryandi 050211.1007
Mustika Kusiriyantini 020211.1015 Joko Subiantoro` 050311.1006
Tuti Pujiarti 020211.1020 Riska Nur’Akhidah S 050311.1011
Muhammad Farid 030111.1040 Saeful Quro 050311.1012
Roudlatul Jannah 040111.1011 Seli Tinda Sari 050311.1013
Rio Rifki Pratama 060111.1015 Jayana 040211.1009
Ani Ibon Rustiyani 060211.1002 Nur Azizah 040211.1014
Komarudin 050111.1040 Abu Bakar Sidik 020211.1001
Disetujui,
Kepala Desa kalisapu Dosen Pembimbing
KUSERI Aep Saepuloh, M.Pd.I
Diketahui,
Ketua Pelaksana KKN
Drs. H. Asep Kostajaya, M.Si
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Illahi Rabbi
yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penyusun
sehingga penyusun dapat menyelesaikan program-program KKN dengan baik dan
lancar, dan pada akhirnya penyusun dapat menyusun laporan ini sesuai yang
penyusun harapkan. Shalawat serta salam penyusun tercurahkan dan ditujukan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa rahmat dan hidayah bagi
ketenangan, kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tak terpisahkan dari rangkaian data yang bisa
direkam dan disampaikan dengan berdasar pada segala sesuatu yang dikerjakan
dalam bingkai pengabdian yang menjadi landasan semangat kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon tahun 2014.
Penyusun sadar laporan ini jauh dari kesempurnaan, bahkan mungkin
laporan akhir ini jauh dari harapan, banyak kekurangan dalam kegiatan maupun
penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ada hal lain yang mampu
penyusun munculkan sebagai pertimbangan segala kekurangan, bahwa dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini banyak hal yang bisa dipetik sebagai pelajaran
yang berharga dan tersimpan dalam memori ingatan penyusun untuk tetap belajar
dan belajar, berubah dan berubah baik sebagai makhluk sosial maupun bagian dari
civitas akademika untuk bekal kelak di masyarakat.
Penghargaan dan rasa terimakasih yang sangat mendalam penyusun
sampaikan kepada :
1. Prof. DR.KH. Said Aqil Siradj, MA., selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama (UNU) Cirebon;
2. Herman Suniaman, S.H., MH., selaku Ketua LPPM Universitas Nahdlatul
Ulama (UNU) Cirebon;
3. Drs. H. Asep Kostajaya, selaku Ketua Panitia Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama
(UNU) Cirebon;
4. Aep Saepuloh, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (LPM)
Kelompok 2 yang telah memberikan bimbingan serta perhatian penuh selama
masa KKN;
5. Camat Gunung Jati Kabupaten Cirebon
6. Bapak Kuseri, selaku Kuwu Desa Kalisapu Berserta para Jajaran yang telah
Membantu memberikan izin dan dukungan baik berupa moral maupun
fasilitas yang diberikan selama masa KKN.
7. Bapak Ketua RW. 01 dan RW. 02 berserta Bapak ketua RT. 01 dan RT. 02
yang senantiasa menuntun dan memberi dukungan selama program KKN
berlangsung.
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara materi, non materi sehingga
program dan kegiatan KKN ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
harapan.
Segenap kelompok 2 KKN Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon
meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila dalam
melaksanakan kegiatan selama masa KKN banyak melakukan kesalahan dan
kekhilafan. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan program kerja ini. Akhir kata
penyusun berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi semua pihak yang terkait.
Cirebon, Oktober 2014
Kelompok 2 Desa Kalisapu
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iKATA PENGANTAR....................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi .............................................................................. 1 1.2 Perumusuan Masalah .................................................................... 41.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5 1.4 Sasaran .......................................................................................... 71.5 Lokasi dan Waktu KKN................................................................ 81.6 Metode yang Digunakan ............................................................... 8
BAB II DESKRIPSI KEADAAN UMUM LOKASI KKN2.1 Letak Geografis ............................................................................. 92.2 Demografi ..................................................................................... 92.3 Sosial Budaya ............................................................................... 102.4 Ekonomi ........................................................................................ 11 2.5 Profil Desa ................................................................................... 12
BAB IIIKERANGKA PEMECAHAN MASALAH3.1 Hutan Mangrove............................................................................ 133.2 Pokmaswas..................................................................................... 183.3 Apotek Hidup ................................................................................ 203.4 Mencuci Tangan yang Benar ........................................................ 233.5 Adab Terhadap Orang Tua ........................................................... 253.6 Pola Asuh Mendidik Anak ............................................................ 263.7 Mengajar ....................................................................................... 283.8 Sarana Ibadah ................................................................................ 28
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL4.1 Realisasi Kegiatan KKN Tematik ................................................. 32 4.2 Realisasi Kegiatan KKN Non Tematik ......................................... 37 4.3 Evaluasi Kegiatan KKN ................................................................ 39
BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan ................................................................................... 41 5.2 Saran ............................................................................................. 415.3 Rekomendasi ................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Kelompok II
Lampiran 2 Profil Desa
Lampiran 3 Rencana Program Kerja KKN Tematik
Lampiran 4Tim Schedule Program Kegiatan Tematik Unu Cirebon
Lampiran 5Laporan Akhir Bimbingan KKN Tematik UNU Cirebon
Lampiran 6 Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN
Lampiran 7 Rekapitulasi Daftar Hadir Peserta KKN
Lampiran 8 Daftar Hadir Program Kegiatan
Lampiran 9 Matrik Kegiatan KKN Tematik
Lampiran 10 Matrik Kegiatan KKN Non Tematik
Lampiran 11Brosur Peran Pola Asuh Dalam Membentuk Karakter Anak
Lampiran 12 Brosur Imunisasi
Lampiran 13 Brosur Tanaman Obat
Lampiran 14 Identitas Peserta KKN
Lampiran 15 Buku Catatan Mahasiswa
Lampiran 16Surat Pembentukan Pengawasan Masyarakat Budidaya Mangrove
Lampiran 17 Surat-Surat Keluar
Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan KKN Tematik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Idealisme Perguruan tinggi merupakan komitmen yang semestinya di
bangun oleh setiap insan akademik, tiga pilar idealisme perguruan tinggi :
Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat adalah landasan untuk
setiap langkah perubahan yang diharapkan. Ketiga pilar tersebut
memberikan kontribusi besar bagi perkembangan setiap insan akademik
yang concern terhadap arus perubahan yang semakin global.
Idealisme yang dijabarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, diharapkan
akan mampu mengidentifikasi setiap insan akademik untuk lebih baik
dengan menterjemahkan arti dari disiplin ilmu yang beragam.
Dalam Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi berkaitan
dengan fungsi pengabdian masyarakat, maka Universitas Nahdlatul Ulama
(UNU) Cirebon menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
tahun 2014, sebagai bentuk konkrit pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk
hidup ditengah-tengah masyarakat di luar kampus. Dalam KKN, mahasiswa
belajar mengaitkan antara dunia akademik-teoritik dengan dunia empirik-
praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat, agar masyarakat mampu
memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka sendiri.
Dinamika kampus dan dinamika masyarakat senantiasa
memunculkan tuntutan penyempurnaan penyelenggaraan KKN agar
dirasakan efektifitasnya secara terukur. Bagi Mahasiswa, KKN memberikan
kesempatan pengalaman hidup di tengah masyarakat untuk memahami dan
menghayati kompleksitas permasalahan hidup, belajar merumuskan pilihan
pemecahannya dan belajar mendampingi upaya peningkatan kualitas hidup
masyarakat. Bagi masyarakat, sebagai wilayah dan sasaran pengabdian
Perguruan Tinggi, KKN diharapkan memberi pencerahan dan
pemberdayaan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri.
Program Kuliah kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama
(UNU) Cirebon tahun 2014 ini dilaksanakan dengan mengikutsertakan
mahasiswa ke Desa Kalisapu Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
Secara astronomis, Desa Kalisapu terletak antara 1080 BT 60 LS .
Sedangkan secara administratif, Desa Kalisapu termasuk kedalam
Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Dan
secara geografis, desa kalisapu memiliki batas wilayah sebagai berikut :
sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Jatimerta. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Provinsi dan
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Grogol. Luas wilayah Desa Kalisapu
berdasarkan data sekunder yang di dapat dari peta seluas 187 ha.
Desa kalisapu merupakan desa yang memiliki banyak potensi
terutama dalam bidang wisata, dikarenakan dekat dengan Makam Sunan
Gunung Jati sebagai Loka Wisata setempat. Selain potensi tersebut, Desa
Kalisapu juga memiliki potensi dibidang loka wisata bahari. Adapun
sistem sosial masyarakatnya masih menggunakan adat yang berlaku di
tempat tersebut. Penduduk desa kalisapu memiliki kehidupan agamis yang
cukup kental.
Berdasarkan data yang diperoleh, penduduk desa kalisapu memiliki
mata pencaharian sebagian besar sebagai nelayan, petani dan industri
rumahan. Berkenaan dengan tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon tahun akademik 2013/2014
“Optimalisasi Potensi Sumber Daya Melalui KKN Tematik Untuk
Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat
Desa Kalisapu Kabupaten Cirebon” maka peyusun mengambil tema
ekonomi sebagai bidang unggulan guna meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat.
Bidang Ekonomi merupakan bidang yang diunggulkan, dikarenakan
terdapat banyak sumber potensi yang belum dioptimalisasikan. Selain itu
bidang lain seperti bidang lingkungan dan pendidikan menjadi pelengkap
dalam usaha mengoptimalisasikan potensi sumber daya.
Secara mendasar pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berpola
untuk mensinergiskan antara perilaku akademik dengan perilaku sosial di
tengah masyarakat. Persepsi idealis pada diri mahasiswa adalah “kaum
elite” yang enggan berinteraksi dengan masyarakat secara luas dan pada
akhirnya muncul tuntutan mahasiswa harus mampu berinteraksi dengan
masyarakat, kebiasaan bersosialisasi dan sanggup menyesuaikan diri dengan
keadaan masyarakat.
Kerangka idealis yang terbangun dari berbagai tuntutan sosial yang
ditujukan kepada mahasiswa perlu disikapi dengan mampu membalikan
logika persepsi, bahwa dengan adanya pengabdian yang dijalani melalui
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa diharapkan dapat menterjemahkan
wilayah teoritik kedalam wilayah praktis, antara ilmu yang di dapat dengan
aplikasinya, mampu mengedepankan status sosial “bergaul” dengan
masyarakat.
Penyelenggaraan kegiatan KKN diharapkan dapat menjadi akrelasi
peningkatan sinergitas dan harmonisasi hubungan institusional antar
pemerintah, Perguruaan Tinggi dan masyarakat guna peningkatan performa
pembangunan. Sedangkan bagi lembaga – lembaga swasta yang terlibat
dengan kegiatan KKN, diharapkan menjadi media dan partner perwujudan
tanggung jawab sosial tehadap masyarakat. Oleh karena itu,
penyelenggaraan KKN oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon
ini, merupakan komitmen UNU dalam pelaksanaan Dharma pengabdian
kepada masyarakat dan manifestasi bahwa UNU bukan merupakan menara
gading bagi masyarakat.
Partisipasi aktif semua pihak tentu akan semakin menambah
semangat pengabdian serta semakin mampu mengartikulasikan geliat
perubahan yang di harapkan, serta membantu segala proses perubahan yang
diharapkan sehingga stigma masyarakat tentang “kaum elite” tidak lagi
melekat pada diri mahasiswa.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis situasi dan kondisi, desa kalisapu
memiliki permasalahan yang mendasar. Adapun permasalahan yang
ditemukan yaitu dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang
lingkungan
1.2.1 Bidang pendidikan.
1. Kurangnya kesadaran masyarakat wilayah desa Kalisapu
mengenai hukum lingkungan.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat wilayah desa Kalisapu
tentang tanaman mangrove
3. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang berbagai jenis
tanaman mangrove, serta pemanfaatn dan budidaya tanaman
tersebut.
1.2.1 Bidang Ekonomi.
1. Kurangnya dukungan program pengentasan kemiskinan melalui
penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu pelaku
ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha.
2. Kurangnya masyarakat dalam mengembangkan potensi yang
terdapat di wilayah tersebut.
3. Kurangnya pengarahan dan pembekalan menjadi wirausahawan.
1.2.3 Bidang Lingkungan.
1. Kurangnya peran dan fungsi masyarakat desa Kalisapu dalam
menyukseskan program pemerintah mengatasi abrasi.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat turut serta menciptakan hidup
sehat dengan obat-obat yang mudah di dapatkan dari tanaman
obat.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan KKN Tematik adalah untuk :
1. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada
mahasiswa tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara interdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah dalam
pemberdayaan masyarakat serta menumbuhkan dan
mengembangkan kepedulian dan tanggungjawab sosial terhadap
kemajuan masyarakat di Kabupaten Cirebon.
2. Meningkatkan peran mahasiswa sebagai MODIN-AKSI
(motivator, dinamisator, akselerator, dan sumber informasi)
dalam kegiatan pembangunan di kabupaten Cirebon.
3. Meningkatkannya kemampuan berpikir dan bertindak
warga masyarakat dalam memecahkan masalah serta memenuhi
kebutuhan kehidupan dan penghidupannya serta kemampuan
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-
program pembangunan di kabupaten Cirebon.
4. Terbentuknya kader-kader dalam masyarakat khusunya di
lokasi KKN sehingga dapat mendorong dinamika kehidupan
masyarakat yang positif dalam pencapaian pembangunan daerah
di kabupaten Cirebon.
5. Memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi
pemerintah kabupaten Cirebon untuk model perencanaan
pembangunan ekonomi di seluruh kabupaten Cirebon.
6. Membantu pemerintah daerah kabupaten Cirebon dalam
mempercepat peningkatan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan ( sustainable economic development ).
7. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi Perguruan
Tinggi untuk bekerjasama dengan pemerintah maupun pihak-
pihak lainnya dalam pembangunan masyarakat. Disamping itu,
KKN Tematik juga dapat memberi masukan bagi pengembangan
kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di
kabupaten Cirebon..
8. Sebagai pengembangan dan peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga memiliki kepedulian
dan kemampuan untuk mengkaji, merumuskan dan memecahkan
masalah-masalah kemasyarakatan yang berbasis kompetensi,
profesional, pragmatis dan interdisipliner sebagai upaya untuk
mewujudkan lulusan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU)
Cirebon yang cendikiawan dan peduli terhadap masalah
lingkungan.
1.3.2 Manfaat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mempunyai Manfaat :
1. Bagi Institusi Kampus UNU Cirebon, KKN ini merupakan isi
kurikulum program mata kuliah lapangan yang wajib diikuti oleh
para mahasiswa terutama mahasiswa tingkat semester akhir,
program ini dapat membantu pihak universitas untuk menilai para
mahasiswa sejauh mana sikap kemandirian dan kedewasaan para
mahasiswa.
2. Bagi peserta kuliah kerja nyata (KKN) berfungsi sebagai bentuk
perkuliahan di lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang di
tempuh selama dibangku kuliah kedalam lingkungan masyarakat
sekitar sebagai media integrasi antara kegiatan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian, di samping itu Kuliah Kerja
Nyata (KKN) akan memberikan gambaran yang nyata bagi setiap
peserta mengenai interaksi sosial yang harus di jalani di tengah
masyarakat yang majemuk.
3. Bagi masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN) berguna untuk
mendampingi proses pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat, yang merupakan obyek sekaligus subjek dari Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
4. Membantu masyarakat desa, baik tenaga maupun pemikiran dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa, termasuk dalam
upaya mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi.
1.4 Sasaran
Sesuai tujuan yang telah dijelaskan diatas, sasaran Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.4.1 Sasaran Objek
1. Masyarakat desa Kalisapu yang kurang mampu dibidang ekonomi.
2. Kalangan Masyarakat marjinal pedesaan faktor geografis
1.4.2 Sasaran Subjek
1. Kepala Desa
2. Lembaga Sosial yang ada
1.4.3 Sasaran Program
1. Bidang pendidikan.
a Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat wilayah desa
Kalisapu mengenai hukum lingkungan.
b Pendidikan bagi anak TK/SD dan Diniyah.
c Penyuluhan Bimbingan bagi anak-anak dan ibu-ibu.
2. Bidang Ekonomi.
a Memberikan dukungan program pengentasan kemiskinan
melalui penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu
pelaku ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha.
b Mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi yang
terdapat di wilayah desa Kalisapu.
3. Bidang Lingkungan.
a Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam
mensukseskan program pemerintah mengatasi abrasi.
b Kebiasaan masyarakat tidak mempedulikan tanaman obat-
obatan yang dapat digunakan sebagai obat.
1.5 Lokasi dan Waktu KKN
Desa Kaliapu terletak di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat dengan luas wilayah 187 ha yang terdiri dari 7 RW.
Adapun lokasi dalam pelaksanaan KKN ini berdasarkan analisis kebutuhan
yang didapat dan sasaran program yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Lokasi secara umum adalah Desa Kalisapu (Populasi).
2. Lokasi secara khusus adalah Rw 01 dan Rw 02.
Pelaksanaan KKN di mulai dari tanggal 15 September 2014 sampai
dengan tanggal 20 Oktober 2014. Terhitung 35 hari
1.6 Metode Yang Digunakan
Dalam kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data,
penyusun menggunakan metode observasi dan wawancara langsung
kepada pihak terkait diantaranya yaitu : Kepala Desa dan Aparat Desa serta
warga masyarakat sekitar dalam membantu program kegiatan yang akan
dilaksanakan.
BAB II
DESKRIPSI KEADAAN UMUM LOKASI KKN
2.1 Letak Geografis
Desa Kalisapu berbatasan langsung dengan :
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jatimerta
Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Provinsi
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Grogol
Keadaan hidrologi Desa Kalisapu yaitu terdapat 2 sungai besar yang
debit airnya tidak maksimal pada saat musim kemarau, akan tetapi
bertambah pada waktu musim penghujan (sungai musiman). Daya serap
tanah pada area aliran sungai cukup tinggi sehingga menyebabkan adanya
sumber-sumber mata air pada pemukiman penduduk. (hingga saat ini
terdapat sumber mata air). Dengan keadaan yang seperti ini, maka
masyarakat Desa Kalisapu sering mengalami banjir sampai menggenangi
rumah penduduk.
Desa Kalisapu merupakan salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Gunung Jati, dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan + 0,2 Km,
jarak dari Ibu Kota Kabupaten + 30 Km dan jarak dari Ibu Kota Provinsi +
175 Km. Desa Kalisapu mempunyai kondisi geografis, curah hujan yang
cukup tinggi.
2.2 Demografi
Dari keadaan demografisnya, menurut data statistik jumlah
penduduk terakhir pada tahun 2014, penduduk desa Kalisapu berjumlah
4122 jiwa dan 1455 KK dengan luas wilayah 187 Ha. Jika ditinjau dari jenis
kelaminnya, komposisi penduduk untuk laki-laki adalah 2048 jiwa,
sedangkan untuk perempuan adalah 2074 jiwa.
Jika dikomposisikan dalam kategori kelompok umur, maka
menunjukkan bahwa kelompok umur dibawah usia (0 - 12 bulan) sebanyak
70 jiwa, kelompok umur usia (1 – 5 tahun) sebanyak 417 jiwa, kelompok
umur usia (6– 7 tahun) sebanyak 124 jiwa, kelompok penduduk usia (7 – 15
tahun) sebesar 455 kelompok penduduk usia (16 - 56 tahun) sebanyak
3022 jiwa, kelompok penduduk usia (56 tahun ke atas) sebanyak 521
jiwa. Komposisi Penduduk jika ditinjau menurut agama yang dianut,
mayoritas penduduknya beragama Islam dengan persentase 99 % dari
jumlah penduduk keseluruhan dan sisanya sebanyak 1% non islam.
Komposisi penduduk menurut mata pencahariannya, pada tahun
2011 menunjukkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan persentase sebesar
5%, Pedagang dengan persentase sebesar 15 %, Petani dengan persentase
sebesar 60 %, dan Nelayan dengan persentase sebesar 20%.
Kondisi demografis Desa Kalisapu dengan persentase:
Dataran : 99 %
Berbukit : 1 %
Pegunungan : 0 %
Jumlah : 100 %
2.3 Sosial Budaya
Dalam aspek Sosial, Desa Kalisapu terdiri dari 4 dusun. Pada
prinsipnya hubungan sosial yang berlangsung di Desa Kalisapu diwarnai
dengan keeratan ikatan emosional antara sesama warga masyarakat, tanpa
melihat berbagai perbedaan diantara mereka baik perbedaan menurut
agama, suku bangsa, usia dan jenis kelamin. Desa Kalisapu merupakan
desa dengan kondisi masyarakat yang heterogen. Masyarakat Desa
Kalisapu terdiri atas 4 etnis budaya. Disamping budaya yang beragam,
masyarakat Desa Kalisapu juga terdiri atas beberapa pemeluk agama, yaitu
Islam 99 % dan non islam 1%. Fasilititas pendidikan di Desa Kalisapu
sangat memadai, yaitu, TK 3 Gedung, SDN 1 Gedung, dan MI 1 Gedung.
Kehidupan masyarakat desa Kalisapu selalu dipenuhi dengan rasa
kebersamaan antara warga masyarakat, sikap yang saling menghormati
antara yang satu dengan yang lainnya masih sangat terlihat di desa Kalisapu
ini, serta sikap keramah-tamahan warga yang senantiasa mereka tunjukan
pada setiap warga ataupun warga lainnya yang datang dan berkunjung ke
desa Kalisapu.
Masyarakat desa Kalisapu senantiasa masih memegang teguh pada
adat istiadat mereka secara turun temurun. Kehidupan mereka masih diatur
oleh norma-norma adat yang masih berlaku. Sebagian besar masyarakat
yang ada di desa Kalisapu merupakan etnis Saluan.
Adat Istiadat yang ada dalam masyarakat masih terus dipelihara,
bahkan masih diselenggarakan. Adat istiadat yang masih kental dan sering
dilakukan oleh masyarakat desa Kalisapu adalah acara sunatan dengan
hiburan gendang.
Dalam aspek ekonomi, desa Kalisapu sendiri memiliki potensi baik
dari sumber daya alamnya dari perkebunan seperti Timun Suri, pertanian
seperti padi sawah dan padi ladang, Peternakan seperti Ayam Kampung,
Kambing, dan Sapi, Nelayan seperti penangkapan ikan maupun dari potensi
sumber daya manusia yang semakin meningkat.
Fasilitas perdagangan yang terdapat di Desa Kalisapu untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari berupa penjualan kopra, kios yang
merupakan usaha dari masyarakat Desa Kalisapu itu sendiri.
2.4 Ekonomi
Masyarakat desa Kalisapu mayoritas bermata pencaharian petani dan
nelayan, hal ini didukung oleh sumber daya alam yang cukup banyak dan
melimpah dengan lahan yang cukup luas serta dekat dengan laut, sehingga
mereka mampu memanfaatkan hasil laut dengan maksimal dan optimal,
selain itu perekonomian masyarakat di hasilkan oleh aktifitas mereka yang
melakukan urban ke kota dan luar negri yang bekerja sebagai TKW/ TKI
lalu kembali ke desa dengan membawa penghasilan, sehingga membantu
dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan memberikan
konstribusi pembangunan baik secara fisik maupun fisik.
2.5 Profil Desa
Desa : Kalisapu
Kecamatan : Gunung Jati
Kabupaten : Cirebon
Provinsi : Jawa Barat
Struktur Organisasi
Kepala Desa : Kuseri
Kaur Kesra : Kanapi
Kaur Ekbang : Suhana
Kaur Trantib : Kartono
Kaur PEM : Heri
Urusan Umum : Sanumi
Kaur Keuangan : Wardina
Kadus I : Ruslani
Kadus II : Suwandi
Kadus III : M. Toha
Kadus IV : Kumaedi
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3.1 Hutan Mangrove
3.1.1 Pengertian Hutan Mangrove
Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish)
dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal
forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan
Mangrove dapat di definiskan sebagai suatu komunitas tumbuhan
atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas
tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan
yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang
pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang
rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas
lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu
habitat mangrove.
3.1.2 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove
1. Fungs Mangrove
Vegetasi mangrove dapat menyerap dan mengurangi
pencemaran (polutan). Jaringan anatomi tumbuhan mangrove
mampu menyerap bahan polutan, misalnya penelitian Darmiyati
dkk tahun 1995 menemukan jenis Rhizophora mucronata dapat
menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu dan penelitian
Saefullah tahun 1995 menginformasikan pada daun Avicennia
marina terdapat akumulasi Pb ³ 15 ppm, Cd ³ 0,5 ppm, Ni ³ 2,4
ppm. Unsur-unsur tersebut merupakan pulutan berupa logam berat
jika berada dilingkungan akan berbahaya bagi flora lain dan fauna,
termasuk bagi manusia. Dengan demikian hutan mampu mereduksi
polutan dari lingkungan.
Hutan mangrove mempunyai tiga fungsi utama bagi
kelestarian sumber daya, diantaranya adalah
a. Fungsi fisik, hutan mangrove secara fisik menjaga dan
menstabilkan garis pantai serta tepian sungai, pelindung
terhadap hempasan gelombang dan arus, mempercepat
pembentukan lahan baru serta melindungi pantai dari erosi
laut/abrasi (green belt).
b. Fungsi biologis adalah sebagai tempat asuhan (nursery
ground), tempat mencari makanan (feeding ground) ) untuk
berbagai organisme yang bernilai ekonomis khususnya ikan
dan udang, tempat berkembang biak (spawning ground),
sebagai penghasil serasah/zat hara yang cukup tinggi
produktivitsnya, dan habitat berbagai satwa liar antara lain,
reptilia, mamalia, hurting dan lain-lain. Selain itu, hutan
mangrove juga merupakan sumber plasma nutfah.
c. Fungsi ekonomi yakni kawasan hutan mangrove berpotensi
sebagai tempat rekreasi (ecotourism), lahan pertambakan, dan
penghasil devisa dengan produk bahan baku industri.
( Saparinto, Cahyo. 2007)
Selain itu, secara khusus hutan mangrove juga berguna
sebagai perangkap zat-zat pencemar dan limbah, mempercepat
perluasan lahan, mengolah limbah organik, dan sebagainya.
Setiap saat pantai terancam abrasi akibat arus dan gelombang
laut yang selalu bergerak. Tanpa keberadaan hutan mangrove
dan hutan pantai, sangat besar peluang pinggir pantai tergerus
oleh arus dan gelombang yang terus menerpanya.
2. Manfaat Mangrove
Hutan mangrove memiliki manfaat antara lain yaitu
menyediakan buffer untuk negeri itu, bakau juga berinteraksi
dengan laut. Sedimen terperangkap oleh akar mencegah
pendangkalan habitat laut yang berdekatan di mana air keruh
mungkin membunuh karang atau padang rumput melimpahi lamun.
Selain itu, tanaman bakau dan sedimen telah terbukti untuk
menyerap polusi, termasuk logam berat. Mangrove juga sangat
efektif dalam menyimpan karbon.
3.1.3 Kasus Kerusakan Hutan Mangrove
Kerusakan hutan mangrove di Indonesia mencapai 70% dari
total potensi mangrove yang ada seluas 9,36 juta hektare. Yaitu 48%
atau seluas 4,51 juta hektare rusak sedang dan 23% atau 2,15 juta
hektare dalam kondisi rusak berat. Seperti yang telah diutarakan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam
keterangannya ketika membuka Jambore Mangrove di Pantai Depok,
Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (19/3), ia mengatakan
bahwa kerusakan sebagian besar hutan mangrove di Indonesia
diakibatkan oleh ulah manusia, baik berupa konversi mangrove
menjadi pemanfaatan lain seperti pemukiman, industeri, rekreasi dan
lain sebagainya
Seperti contoh kasus yang terjadi di daerah Sumatera Utara yaitu
adanya pengalihan fungsi lahan hutan mangrove menjadi tambak
masyarakat dan dikonversi lagi menjadi lahan kelapa sawit. Hal-hal
utama yang menjadi permasalahan dan penyebabnya antara lain:
1. Tekanan penduduk untuk kebutuhan ekonomi yang tinggi sehingga
permintaan konversi mangrove juga semakin tinggi. Penduduk
disini lebih mementingkan kebutuhannya sendiri-sendiri
dibandingkan kepentingan ekologis dan kepedulian akan dampak
lingkungan hidup. Banyaknya pihak yang tidak bertanggung jawab
juga dengan meminta untuk mengkonversi lahan mangrove tapi
setelah dikonversi lahan tersebut mereka tidak menindak
lanjutinya. Mereka lebih paham bahwa manfaat dengan
dikonversinya hutan mangrove menjadi tambak dan lahan kelapa
sawit akan lebih menguntungkan padahal kalau ditinjau secara
keuntungan jangka panjang hutan mangrove akan lebih bermanfaat.
2. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya pesisir di masa lalu
bersifat sangat sektoral. Dari sini kita mengetahui bahwa
pengelolaan yang sektoral ini akan mengakibatkan terjadinya
perusakan hutan mangrove berat yang akan berdampak pada masa
yang akan datang. Kemudian rendahnya kesadaran masyarakat
tentang konversi dan fungsi ekosistem mangrove.
3. Hutan rawa dalam lingkungan yang asin dan anaerob di daerah
pesisir selalu dianggap daerah yang yang marginal atau sama sekali
tidak cocok untuk pertanian dan akuakultur. Namun karena
kebutuhan lahan pertanian dan perikanan yang semakin meningkat
maka hutan mangrove dianggap sebagai lahan alternative.
Reklamasi seperti itu telah memusnakan ekosistem mangrove dan
juga mengakibatkan efek – efek yang negatif teradap perikanan di
perairan pantai sekitarnya.
3.1.4 Solusi Menolong Ekosistem Hutan Mengrove
Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat menolong
ekosistem Hutan Mangrove tersebut dari segala ancaman. Berikut
adalah beberapa solusinya:
1. Keterlibatan/partisipasi Masyarakat
Peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam upaya
pengembangan wilayah, khususnya rehabilitasi hutan mangrove
sangan penting dan perlu dilakukan. Pemerintah baik pusat maupun
daerah harus memberikan kesempatan pada masyarakat untuk ikut
serta terlibat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan mangrove.
Selanjutnya masyarakat perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan
tentang arti pentingnya hutan mangrove pada kehidupan ini
terutama kehidupan di masa yang akan datang.
Masyarakat harus tahu bahwa keberhasilan merehabilitasi
hutan mangrove akan berdampak pada adanya peningkatan
pembangunan ekonomi- khususnya dalam bidang perikanan,
pertambakan, industri, pemukiman, rekreasi dan lain-lain. Kayu
tumbuhan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
dan kayu bakar, bahan tekstil dan penghasil tanin, bahan dasar
kertas, keperluan rumah tangga, obat dan minuman, dan masih
banyak lagi lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi untuk
menopang kehidupan manusia, baik dari sudut ekologi, fisik,
maupun sosial ekonomi misalnya untuk menahan ombak, menahan
intrusi air laut ke darat, dan sebagai habitat bagi biota laut tertentu
untuk bertelur dan pemijahannya. Hutan mangrove dapat pula
dikembangkan sebagai wilayah baru dan untuk menambah
penghasilan petani tambak dan nelayan, khususnya di bidang
perikanan dan garam.
2. Supremasi Hukum Lingkungan yaitu Undang-undang no 32 Tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Setelah masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan,
pengembangan hutan mangrove dan diberi penyuluhan atau
wawasan mengenai arti pentingan lingkungan hutan mangrove,
maka pemerintah harus menindaklanjuti dengan menegakkan
hukum sesuai dengan ketetapan undang-undang yang berlaku.
Masyarakat baik perorangan maupun berkelompok atau perseroan
harus ditindak tegas bilamana melakukan pelanggaran. Selama ini
yang terjadi adalah di samping pemerintah kurang dalam
memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat,
aspek penegakan hukum pun sangat lemah. Apalagi jika yang
melanggar seorang pejabat atau pengusaha kaya. Sering kali si
pelanggar dapat dengan mudah terbebas dari jeratan hukum.
Pada akhirnya banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
keberadaan hutan mangrove, dengan ini masyarakat, khususnya
masyarakat pesisir harus turut diberdayakan dalam usaha
pelestarian maupun rehabilitasi hutan mangrove. Baik dengan
memberikan peningkatan pengetahuan masyarakat akan pentingnya
ekosistem hutan mangrove, maupun dengan turut memberdayakan
masyarakat dalam usaha rehabilitasi hutan mangrove tersebut. Di
samping itu, juga supremasi hukum harus ditegakkan agar
program-program pemerintah yang telah di rencanakan dan
dilaksanakan dapat berjalan lancar dan berhasil guna. Pemerintah
dan masyarakat harus bersinergi dalam mengelola dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup khususnya kelestarian hutan
mangrove yang kita punya ini. Tak ada lagi kesalahpahaman antara
pemerintah dan masyarakat, semuanya harus bersama-sama
bertanggung jawab sebagai upaya melaksanakan undang-undang no
32 tahun 2009.
3.2 POKWASMAS
3.2.1 Pengertian Pokwasmas
Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) merupakan
pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani
ikan serta masyarakat maritim lainnya.
Lahirnya Kelompok pengawas masyarakat berangkat dari
kesadaran kolektif bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat adalah
kunci bagi keberhasilan pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan. Sejalan dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan
untuk menujudkan Indonesia sebagai Penghasil Produk kelautan dan
Perikanan Terbesar Tahun 2015, maka peran pengawasan menjadi hal
yang sangat vital.
Dibentuknya Kelompok pengawas masyarakat merupakan
sebuah usaha konkrit Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui
Direktorat jeneral Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
yang menyadari bahwa dengan wilayah maritim yang sedemikian luas
dan pulau-pulau yang sedemikian banyak, diperlukan peran serta
masyarakat untuk melindungi perairan nusantara sebagai aset bangsa.
Pengawasan di bidang perikanan mutlak diperlukan agar
sumber daya perikanan yang kita miliki tidak terus dijarah oleh anasir
asing. Spektrum kesadaran tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan, pada Pasal 67 secara eksplisit
disebutkan bahwa Masyarakat dapat dilibatkan dalam membantu
pengawasan perikanan. Adapun Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor : KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Sistem Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, memberikan rambu-rambu
teknis dalam pembentukan POKMASWAS sebagai bagian dari sistem
pengawasan.
3.2.2 Tujuan Pembentukan Pokwasmas
Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem
Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan, sasaran dibentuknya POKWASMAS
adalah :
1. Terbentuknya mekanisme pengawasan berbasis masyarakat,
yang secara integratif dilakukan oleh pemerintah, masyarakat,
dan organisasi non pemerintah serta dunia usaha dengan tetap
mengacu kepada peraturan dan perundangan yang ada/ berlaku.
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan
sumberdaya kelautan dan perikanan.
3. Terlaksananya kerjasama pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan oleh aparat keamanan dan penegak hukum serta
masyarakat.
Adapun pembentukan POKMASWAS adalah :
1. Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) merupakan
pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani
ikan serta masyarakat maritim lainnya.
2. POKMASWAS dibentuk atas inisiatif masyarakat yang
difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah, dan dikoordinir oleh
seorang anggota masyarakat dalam POKMASWAS, yang
berfungsi sekaligus sebagai mediator antara masyarakat dengan
pemerintah/ petugas.
3. Para nelayan yang menjadi ABK kapal-kapal penangkap ikan
dan nelayan-nelayan kecil serta masyarakat maritim lainnya,
dapat merupakan anggota kelompok masyarakat pengawas.
4. Kepengurusan POKMASWAS dipilih oleh masyarakat dan
terdaftar sebagai anggota.
Tanaman mangrove merupakan tanaman yang di lestarian
sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan merupakan
tempat tumbuh-berkembang ikan.karena tanaman mangrove
merupakan bagian dari kelautan, maka masuk kedalam Kelompok
Pengawasan Masyarakat, sesuai dengan ketetapan yang telah di
tentukan.
3.3 Apotik Hidup
3.3.1 Pengertian Apotek Hidup
Apotik Hidup adalah istilah yang mengacu pada lahan yang
ditanami berbagai macam tumbuhan yang dipercaya berkhasiat untuk
mengobati beberapa macam penyakit secara tradisional. Obat
tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan memiliki
efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan
pabrik. Itulah sebabnya sebagian orang lebih senang mengkonsumsi
obat-obat tradisional. Bayangkan, bila di dalam pekarangan Anda
tersedia tanaman obat yang dapat digunakan apabila salah satu
anggota keluarga sedang sakit. Tentu hal menyenangkan. Anda tinggal
mengambilnya kapan saja, bahkan malam hari sekalipun. Tidak perlu
mengeluarkan uang dan terjamin kesegarannya karena langsung
dipetik dari tanamannya.
Tanaman obat tidak kalah cantiknya dengan tanaman hias.
Anda dapat pula menanamnya diantara tanaman hias atau bunga-
bunga yang ada. Selain itu tanaman obat umumnya lebih kuat
menghadapi berbagai penyakit tanaman karena memiliki kandungan
zat alami untuk mengatasinya, sehingga Anda tidak perlu memberikan
pestisida. Maka, agar dapat membuat apotek hidup yang indah dan
bermanfaat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, Anda
perlu untuk menyerasikannya dengan tanaman dan elemen lainnya
dalam taman, sehingga tidak merusak penataan taman.
3.3.2 Manfaat Apotek Hidup
Penanaman tanaman apotek hidup bukan saja membantu untuk
memenuhi kebutuhan obat-obatan tradisional sehari-hari namun dapat
juga mengurangi dampak dari global warming . Menanam tanaman
apotek hidup tidaklah sulit. Pada umumnya buah-buahan yang
mengandung biji tidak dimakan, dapat dijadikan sebagai bibit tanaman
baru dengan cara disebar atau dilempar begitu saja ke pekarangan
rumah atau halaman yang ada di sekolah. Kegiatan tersebut
merupakan salah satu bentuk upaya untuk melestarikan lingkungan
dan mengurangi dampak dari global warming serta membantu untuk
memenuhi kebutuhan obat-obatan tradisional yang dipergunakan
sehari-hari.
3.3.3 Fungsi Apotek Hidup
Saat ini kualitas udara tidak sebagus beberapa waktu yang lalu.
Mungkin kita pernah mendengar cerita orang tua kita tentang udara
yang bersih dan sejuk daripada udara yang ada pada saat ini.
Hal ini disebabkan karena udara pada saat ini telah banyak dicemari
oleh zat-zat yang berbahaya . Sebut saja kendaraan bermotor yang
membuat udara kita lebih kotor. Karena asap kendaraan bermotor ini
banyak mengotori udara dengan kabondioksida atau karbonmonoksida
yang membuat udara menjadi tak sejuk lagi.
Jadi semakin banyak kendaraan bermotor yang beroperasi di
jalan raya maka udara akan lebih tercemar lagi. Dengan kita mulai
menanam tanaman apotik hidup atau tumbuhan dimulai dari
lingkungan rumah atau sekolah maka kita akan menjadikan tanaman
sebagai penyaring terhadap udara kotor yang ada disekitar kita.
Karena tanaman dapat menghasilkan udara baru yang lebih sejuk dan
bersih dengan terlebih dahulu menyedot udara yang kotor.
Salah satu kegiatan yang sangat penting yang dilakukan oleh
tumbuhan yaitu proses fotosintesis. Dalam proses ini tumbuhan
mengambil udara kotor yang mengambil udara kotor atau yang
mengandung karbondioksida dari udara. Lalu, karbondioksida diserap
oleh bahan lain seperti sinar matahari juga air yang telah diserap dari
dalam tanah oleh akar. Proses pengolahan ini dilakukan di dalam daun
karena proses pengolahannya membutuhkan zat hijau daun yang
disebut dengan klorofil.
Dalam proses ini, sebuah zat yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia dihasilkan. Zat tersebut adalah oksigen. Oksigen
ini dikeluarkan oleh tumbuhan tersebut ke udara luar. Inilah sebabnya
udara akan bersih dan sejuk dengan keberadaan tumbuhan di sekitar
kita sehingga dapat mengurangi dampak dari global warming.
Udara yang kotor dapat dengan mudah untuk berganti menjadi udara
yang bersih kembali dengan bantuan dari keberadaan tumbuhan di
sekitar kita. Namun kemudahan ini sangat dilupakan bahkan diabaikan
oleh banyak manusia. Kalaulah semua manusia mempunyai kesadaran
untuk menjaga kelestarian dari semua tanaman atau tumbuhan yang
dapat berpengaruh besar menjaga kelestarian lingkungan maka
pelestarian lingkungan hidup ini akan dapat dilakukan dengan mudah
pula.
Maka dari itu usaha minimal ini dapat dimulai dengan penanaman
tanaman apotek hidup atau tumbuhan di lingkungan rumah ataupun
sekolah karena upaya ini merupakan upaya yang efektif , mudah dan
efisien.
3.4 Mencuci Tangan yang Benar
Semua upaya untuk memperbaiki masalah kesehatan dapat diawali
dari perilaku hidup bersih. Kebersihan yang merupakan tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan baik secara fisik maupun mental,
menjadi penting bagi anak – anak dan remaja. Pada masa pertumbuhan,
anak – anak dan remaja yang sehat lah yang akan bertumbuh dengan baik.
Banyak aktivitas kebersihan yang dapat dilakukan oleh remaja, akan tetapi
terkadang mereka tidak tahu bahwa ada hal yang cukup sederhana namun
berdampak luar biasa. Hal kecil ini adalah mencuci tangan. Sayangnya,
banyak orang yang meremahkan kebiasaan sehat ini dan mengganggapnya
tidak penting. Padahal dengan membiasakan mencuci tangan dengan baik,
hidup dapat lebih sehat. Oleh karena itu, perlu disosialisasikan “Cuci
Tangan sebagai Gerakan Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Diri”.
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,
debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan
kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang
lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi,
gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Menurut Kamaruddin (2009) tangan merupakan bagian tubuh yang lembab
yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit
dan menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan
membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun. Mencuci tangan
adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan
infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
Cuci tangan dengan sabun memang terlihat sesuatu yang sepele. Tapi
apabila dilakukan dengan baik hal tersebut memiliki dampak yang luar
biasa, karena dengan mencuci tangan bisa terhindar dari berbagai penyakit.
3.4.1 Tujuan Mencuci Tangan
Menurut Hidayat (2005) mencuci tangan bertujuan untuk:
1. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan.
2. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau
tangan.
3.4.2 Waktu Mencuci Tangan
Saat bersentuhan dengan orang lain, permukaan atau benda,
kuman akan makin bertambah di tangan. Dengan kuman yang
menempel di tangan, kemungkinan seseorang dapat menginfeksi diri
sendiri. Meskipun tidak membunuh kuman, tindakan mencuci tangan
dapat membatasi penyebaran kuman, bakteri, dan virus. Berikut waktu
mencuci tangan yang disarankan :
1. Cucilah tangan sebelum :
- Menyiapkan makanan atau sebelum makan
- Mengobati luka, memberikan obat, merawat orang yang terluka
- Memasang atau melepas lensa kontak.
2. Cucilah tangan sesudah :
- Menyiapkan makanan, terutama daging mentah
- Buang air di toilet
- Menyentuh binatang atau sampah
- Membuang sampah
- Membuang ingus, bersin, atau batuk yang mengenai tangan
- Mengobati luka
3.4.3 Cara Mencuci Tangan yang Benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan
haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air
atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar,
setelah itu keringkan dengan handuk yang bersih atau menggunakan
tisu (Umar, 2007). Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang
benar adalah :
1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan
lebih baik jika sabun yang mengandung antiseptik.
3. Gosokkan pada kedua telapak tangan.
4. Gosokkan sampai ke ujung jari.
5. Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)
antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan sela-sela jari
tersebut. Lakukan sebaliknya.
6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya
dan saling menggunci.
7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari
lainnya dengan gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama
dengan ibu jari tangan kiri
3.5 Adab Terhadap Orang Tua
Zaman modern seperti sekarang ini istilah hormat kepada orang tua
mulai berkurang. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang mulai berlaku
tidak sopan pada orang tuanya. Tidak jarang banyak anak mempunyai
pendengaran yang tidak peka pada perkataan orang tua sehingga
mempunyai istilah masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Meskipun
berbuat baik kepada orang tua adalah perintah Allah SWT, baik langsung
melalui firman-Nya (Al-Qur’an) maupun melalui Nabinya Muhammad
Shalallahu ‘alailhi Wa Sallam.Tidak sedikit juga anak yang membangkang
perintah dan menyakiti hati orang tua. Oleh karena itu, pentingnya
pemberian pendidikan mengenai pemahaman adab terhadap orang tua.
Berikut beberapa adab terhadap orang tua:
1. Meminta izin saat akan bepergian
2. Mendoakn keduanya
3. Berkata lembut
4. Duduk dengan sopan
3.6 Pola Asuh Mendidik Anak
Pola asuh orang tua adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya. Sikap yang dilakukan orang tua antara lain mendidik,
membimbing, serta mengajarkan nilai-nilai yang sesuai dengan norma-
norma yang dilakukan di masyarakat (Suwono, 2008).
Orang tua atau keluarga merupakan lembaga pertama dalam
kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk
sosial. Dalam keluarga umumnya anak berada dalam hubungan interaksi
yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak,
moral dan pendidikan anak (Kartono, 1992). Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai pengaruh besar.
Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak
mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik
utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan
kehidupan anak di kemudian hari.
Apabila cara orang tua mendidik anaknya di rumah dengan baik, maka
di sekolah atau di lingkungan masyarakat anak itupun akan berperilaku baik
pula. Tapi sebaliknya apabila cara orang tua mendidik anaknya dirumah
dengan kurang baik seperti lebih banyak santai, bermain, dimanjakan, maka
di sekolah atau di lingkungan masyarakat yang kondisinya berbeda dengan
lingkungan di keluarganya maka anak tersebut akan menjadi pemberontak,
nakal, kurang sopan dan malas. Oleh karena itu hendaknya setiap orang tua
memahami pola asuh yang baik untuk diterapkan pada anak-anaknya.
Adapun jenis-jenis pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:
1. Pola asuh demokratis
Pola asuh yang memprioritaskan anak, akan tetapi tidak ragu untuk
mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak memaksakan kehendaknya melebihi kemampuan
anak. Anak dibebaskan untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.
Pola asuh demokratis akan menghasilkan anak yang mandiri, dapat
mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu
menghadapi stres, mau mencoba hal-hal baru, dan mampu menerima
perbedaan dalam lingkungannya.
2. Pola asuh otoriter
Pola asuh yang cenderung memaksakan kehendak, menetapkan
standar yang mutlak harus dituruti, bahkan biasanya dibarengi dengan
ancaman-ancaman. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang
dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tidak segan untuk menghukum
anaknya. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi, dan dalam
komunikasi biasanya bersifat satu arah. Pola asuh otoriter akan
menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak
berinsiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkpribadian
lemah, mudah cemas dan menarik diri, pemalu, tidak percaya diri untuk
mencoba hal yang baru.
3. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif disebut juga pola asuh pemanja biasanya
memberikan pengawasan yang sangat longgar. Membebaskan anaknya
untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka
cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit dalam memberikan bimbingan. Pola
asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang berwatak
keras, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri,
kurang percaya diri, dan kurang mampu dalam berhubungan sosial.
4. Pola Asuh Penelantar
Pada pola asuh tipe penelantar orang tua umumnya memberikan
perhatian, waktu dan biaya yag sangat minim pada anak-anaknya. Waktu
mereka banyak banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka. Pola
asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang labil,
berwatak keras, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah,
harga diri yang rendah, sering bolos, dan banyak bermasalah dengan
teman
3.7 Mengajar
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan
mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Sardiman (2007), Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau
dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif
untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat
dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum
tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar
itu adalah suatu “seni” tersendiri.
3.8 Sarana Ibadah
3.8.1 Pengertian Masjid
Secara bahasa, masjid bermakna tempat sujud. Secara istilah
syar’i, masjid memiliki dua makna, umum dan khusus.
Makna secara umum mencakup mayoritas muka bumi, karena
diperbolehkan bagi kita shalat di manapun kita berada (kecuali
beberapa tempat yang dilarang oleh syariat).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ار�ا روهرو هط هو اد�ا دج جس هم روض جر هأل جت دل ي �ا دعهل روج
“Telah dijadikan untukku seluruh muka bumi ini sebagai tempat
sujud dan alat untuk bersuci.” Muttafaq ‘alaihi
Adapun maknanya secara khusus adalah sebuah bangunan
yang didirikan sebagai tempat untuk berdzikir kepada Allah
subhaanahu wa ta’aalaa, shalat dan membaca Al-Qur`an
sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
دن… جرنآ هءدة �اجلروق هر�ا هودق هلدة لص هو�ال للو ، هج هو لز هع دهلل در �ا جك دذ ه ي دل ده هم ا دإلن
“…(masjid-masjid itu) hanyalah dibangun untuk berdzikir kepada
Allah ‘azza wa jalla, shalat dan membaca Al Qur’an.” HR Muslim
3.8.2 Keutamaan Membangun Masjid
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan
kepada umatnya agar membangun masjid di perkampungan mereka
sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
هب هطلي هوروت هف لظ جن روتهن هوهأ در رودو دد دف ي �ال دج هس ا هم دء �اجل هم دبدبهن ا هسلل هو ده جي هعهل روهلل هصللا ى �ا دهلل رول �ا روسرو هر هر هم هأ
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk
membangun masjid di pemukiman-pemukiman, membersihkannya,
dan memberi wewangian.” HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-
Tirmidzi.
Dan orang yang membangun masjid keutamaannya sangat besar,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
دة هجلن جيات ا دف ي �اجل روه هب رولهلل هل هرو ، هبهنا ى �ا هغ جص جو هأ ،ةو ، هأ هط ا دص هق هح جف هم هك ددلهلل اد�ا دج جس هم جن هبهنا ى هم
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid walaupun sebesar
sangkar burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangun
untuknya sebuah rumah di jannah (surga).” HR Ibnu Majah
3.8.3 Fungsi Masjid
Di zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, di
samping berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi
sebagai pusat pengajaran ilmu agama Islam, demikian pula di masa
sahabat, tabiin dan generasi-generasi setelahnya. Bahkan sampai
sekarang, sebagian masjid masih berfungsi sebagai sarana untuk
menyampaikan dan menimba ilmu agama.
Masjid juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kaum
muslimin, baik yang kaya maupun yang miskin, pejabat maupun
rakyat, para ulama maupun orang awamnya. Oleh karena itu, masjid
merupakan tempat yang paling strategis untuk meningkatkan ilmu,
amal, dan ukhuwah umat Islam. Semoga kita kaum muslimin di
seluruh tanah air bisa mewujudkan fungsi masjid sesuai dengan apa
yang telah dijalani oleh generasi terbaik umat ini (para sahabat,
tabi’in, tabi’ut tabi’in) dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik.
3.8.4 Bimbingan Islam Terkait dengan Masjid
Ada banyak hal penting yang harus kita perhatikan terkait
dengan masjid. Di antaranya:
1. Membersihkan masjid
Masjid merupakan tempat yang mulia dan merupakan
salah satu syiar Allah subhaanahu wa ta’aalaa di muka bumi ini.
Sudah sepantasnya bagi kita kaum muslimin untuk selalu menjaga
kebersihannya. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang
artinya):
“Dan barangsiapa yang memuliakan syiar-syiar Allah maka hal
itu merupakan ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)
Demikian pula Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.Beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar
memperhatikan hal itu sebagaimana pernyataan Ummul
Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk
membangun masjid di pemukiman-pemukiman,
membersihkannya, dan memberi wewangian.” HR. Ahmad, Abu
Dawud, dan at-Tirmidzi.
2. Memberi wewangian dan menjauhkan aroma yang tidak sedap
dari masjid
Perintah untuk memberi wewangian di masjid telah
disebutkan dalam hadits pada poin pertama. Adapun perintah
menjauhkan aroma yang tidak sedap dari masjid disebutkan
dalam hadits:
هدهن ا دج جس هم لن هرهب جق هل هي هم – هف جرو جعدن ي �الروث هردة – هي هج لش دذده �ال هه جن دم هل هك جن هأ هم
“Barangsiapa makan dari jenis pohon ini (yakni bawang putih)
maka janganlah ia mendekati masjid kami.” Muttafaq ‘alaihi
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL
4.1 Realisasi Kegiatan KKN Tematik
4.1.1 Bidang Pendidikan
Penyuluhan Hukum Lingkungan dan Mangrove.
Lingkungan yang terjaga dengan baik akan memberikan dampak
yang positif bagi masyarakat sekitar, dan begitu juga sebaliknya.
Penyuluhan hukum lingkungan dan mangrove ini dilaksanakan di
Balai Desa Kalisapu, yang di tujukan bagi warga desa Kalisapu,
perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua RT/RW,
warga (diwakili 3 orang/RT) dengan adanya penyuluhan hukum
lingkungan dan mangrove, diharapkan masyarakat memahami tentang
berbagai jenis tanaman mangrove, cara menanam dan merawat
mangrove, dan sadar akan pentingnya melestarikan mangrove sebagai
tempat berkembang biak ikan, penahan abrasi dan banyak memiliki
nilai ekonomis. Selain itu, mangrove juga bisa di jadikan lokawisata
yang indah.
Penyuluhan ini merupakan langkah awal dari rencana
penanaman mangrove di tepi pantai desa Kalisapu, guna penahan
abrasi dan pembudidayaan mangrove.
4.1.2 Bidang Ekonomi
1. Pembentukan Kelompok Pengawasan Masyarakat
(POKWASMAS) Mangrove Sentosa Desa Kalisapu.
Mangrove yang sudah ditanam perlu ada yang merawat dan
melestarikan. Maka dari itu di bentuknya kelompok pengawasan
masyarakat (POKWASMAS) mangrove di Desa Kalisapu.
Pembentukan kelompok ini di hadiri oleh Kuwu Desa Kalisapu,
perangkat desa dan anggota kelompok tani yang sudah terbentuk.
Anggota POKWASMAS diambil dari anggota kelompok tani Sri
Jaya dikarenakan memilih anggota yang tahu dan mengerti
bidangnya. Pembentukan kelompok ini menghasilkan Kelompok
Pengawasan Masyarakat (POKWASMAS) Mangrove dengan
nama : POKWASMAS “MANGROVE SENTOSA”. Adapun
susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :
Ketua : Suhana
Sekretaris : Toyib
Bendahara : M. Toha
Anggota : 11 Orang
Setelah pembentukan, langsung diadakan pengukuhan oleh Kuwu
Desa Kalisapu.
Selanjutnya diajukan ke kantor BP35K Gunung jati
dimaksudkan agar terdaftar di tingkat kabupaten dan tingkat
provinsi, supaya POKWASMAS Mangrove Sentosa Resmi.
Tindak lanjut dari pembentukan POKWASMAS masih di
koordinasikan.
Dengan demikian diharapkan masyarakat lebih mudah
untuk mengajukan proposal dan lain sebagainya untuk
meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat Desa Kalisapu.
2. Lokakarya
Salah satu yang menyebabkan rendahnya daya beli
masyaraat, yaitu disebabkan oleh rendahnya kontribusi usaha
kecil dan menengah terhadap perekonomian. Setelah melakukan
observasi selama 10 hari, di dapatkan beberapa potensi lokal
yang bisa di optimalisasikan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat.
Diantara potensi yang ada di Rw. 01 dan Rw. 02 yaitu :
a. Tersedianya tambak ikan.
Dahulu tambak ikan digunakan sebagai budidaya ikan
lele. Namun sekarang tidak di berdayakan lagi. Karena
kebanyakan masyarakat lebih memilih bertani/bercocok tanam
dan menjadi nelayan. Sedangkan pemuda yang berada di desa
umumnya merantau keluar kota.
b. Pohon mangga.
Masyarakat Desa Kalisapu pada umumnya bermata
pencaharian sebagai petani/bercocok tanam. Selain itu halaman
atau pekarangan rumah masyarakat di tanami pohon mangga.
Jenis pohon mangga yang di tanam biasanya jenis mangga
harum manis, lali jiwo atau cengkir yang memiliki nilai jual
cukup tinggi. Hanya saja, hanya di jual dalam bentuk buah,
tidak dalam olahan.
Untuk peningkatan daya beli, setelah berdiskusi dengan kaur
etbang dan masyarakat, Peserta KKN mencoba membuat
varian dari olahan mangga.
Diantara olahan yang peserta KKN eksperimenkan adalah
sebagai berikut:
1) Olahan biji mangga : Jenang Mangga.
Biasanya biji mangga hanya di manfaatkan sebagai
bibit. Namun, bibit yang dihasilkan kurang baik jika
dibandingkan dengan cangkok. Oleh sebab itu, pada
lokakrya ini peserta KKN mencoba menghasilkan sesuatu
yang beda dibanding biasanya. Biji mangga di parut,
kemudian dibuat olahan menjadi jenang mangga.
2) Olahan Kulit Mangga : Keripik Liga (Kulit Mangga).
Kulit mangga biasanya hanya menjadi sampah, tidak
memiliki manfaat. Kali ini Peserta KKN berusaha
menciptakan cemilan sehat dari kulit mangga. Keripik kulit
mangga, dianggap masih asing, namun, ini merupakan
pemanfaatan limbah. Disamping bisa menciptakan nilai
ekonomis, kegiatan ini juga berdampak baik bagi
lingkungan.
3) Olahan daging buah mangga : Manisan mangga kering.
Manisan, merupakan olahan yang sudah biasa. Namun,
bebeda jika dalam olahannya dengan bahan-bahan
sederhana dan peralatan sederhana. Olahan manisan
mangga kering tidak menggunakan bahan pengawet.
Sehingga kandungan yang terdapat dalam buah terjaga.
Tidak dilakukan perebusan, hanya menggunakan teknik
penjemuran.
Dari olahan mangga diatas, diharapkan dapat
meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga mendukung
peningkatan perekonomian.
4.1.3 Bidang Lingkungan
1. Penanaman Mangrove.
Penanaman mangrove merupakan tindak lanjut dari
penyuluhan hukum lingkungan dan mangrove. Penanaman
mangrove bertujuan agar masyarakat tidak hanya memahami
manfaat mangrove, tetapi juga sadar untuk membudidayakan
mangrove dengan menanam mangrove di tepi pantai dan laut.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh peserta KKN Tematik UNU
Cirebon tahun akademik 2013/2014 dan warga Desa Kalisapu,
perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua RT/RW.
Adapun jumlah mangrove yang ditanam berjumlah 1400 pohon,
dengan jenis tanaman api-api dan mangrove.
Hambatan :
1. Tidak ada penyuluhan mengenai cara menanam mangrove
yang benar.
2. Kurang koordinasi antara panitia, sehingga sebagian
mahasiswa tersesat saat akan menuju lokasi penanaman
mangrove, dan akibatnya pelaksanaan penanaman
mangrove terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
3. Lokasi tempat penanaman mangrove yang kurang baik,
dikarenakan dipenuhi sampah.
Solusi :
1. Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik oleh seluruh
panitia maupun pihak terkait dalam perncanaan kegiatan,
sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.
2. Penanaman mangrove sebaiknya dilakukan pada bagian
yang tidak tertutup sampah.
2. Penanaman Apotek Hidup
Desa Kalisapu merupakan Desa yang kaya akan sumber daya
alam terutama tanahnya yang subur. Oleh karna itu, pentingnya
pemanfaatan lahan yang optimal, salah satunya Penanaman Apotek
Hidup.
Penanaman Apotek Hidup dilaksanakan dilahan seluas 300m2
milik desa, yang dikerjakan oleh seluruh peserta KKN Tematik
kelompok 2 Desa Kalisapu dengan melibatkan perangkat desa.
Mengingat saat realisasi apotek hidup sedang musim
kemarau, jadi dipilihlah jenis tanaman obat yang mudah
perawatannya dan tidak mudah mati. Adapun jenis tanaman obat
yang ditanam adalah jahe, laos, kencur, kunyit dan temulawak.
Dengan adanya apotek hidup ini, diharapkan masyarakat sadar
akan pentingnya tanaman obat, sebagai alternatif untuk sehat
dengan herbal. Selain itu diharapkan juga masyarakat dapat
membuat obat herbal, atau home industri dalam bentuk jamu, atau
olahan lain. Misal, dodol jahe, permen jahe, wedang jahe dan lain-
lain.
Hambatan :
1. Tidak terpelihara tanah yang kosong
2. Kondisi tanah yang tandus
Solusi :
1. Memanfaatkan lahan seoptimal mungkin
2. Perlunya penyiraman secara teratur
4.2 Realisasi Kegiatan KKN Non Tema
4.2.1 Bidang Pendidikan
1. Penyuluhan Cara Mecuci Tangan yang Benar
Penyuluhan cara cuci tangan ini dilaksanakan di Kelas IV SD
Negaeri 1 Kalisapu. Dalam penyuluhan ini siswa diajarkan cara
mencuci tangan yang benar dari mulai ujung jari sampai ke sela-
sela tangan yang jarang di jangkau saat mencuci tangan manfaat
mencuci tangan ini meliputi aspek-aspek kebersihan tangan,
hilangnya bakteri, kuman, dan membantu menjaga kesehatan anak.
Agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Penyuluhan ini bisa
membantu agar siswa-siswi dapat menerapkan hidup sehat sejak
dini karena hidup sehat berawal dari kebersihan diri.
2. Penyuluhan Pembentukan Karakter Tentang Adab Terhadap Orang
Tua.
Penyuluhan pembentukan karakter tentang adab terhadap
orang tua, di laksanakan di Kelas V SDN 1 Kalisapu. Dalam
penyuluhan ini siswa diajarkan tentang cara saling menghormati
dan menghargai orang tua sehingga diharapkan siswa–siswi akan
memiliki perilaku atau sikap yang baik dalam menghargai orang
lain bukan hanya kepada orang tua tetapi juga terhadap sesama.
3. Penyuluhan Pola Asuh Mendidik Anak
Penyuluhan pola asuh mendidik anak bertujuan agar para
orang tua memiliki gambaran tentang bagaimana cara mendidik
anak yang baik, sehingga dewasa kelak diharapkan anak-anaknya
dapat tumbuh menjadi pribadi yang berbudi pekerti baik, mandiri,
dapat menghargai perbedaan, dan mampu bersosialisas dengan
baik.
4. Mengajar
Kegiatan mengajar dilaksanakan di 3 instansi, diantaranya
TK Negeri 1 Satap Kalisapu, SD Negeri 1 Kalisapu dan DTA
kalisapu. Tujuan dari kegiatan mengajar ini membantu dalam
bidang pendidikan di Desa Kalisapu kegiatan mengajar juga untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas,
interaktif, inovatif serta kreatif.
4.2.2 Bidang Kesehatan
Posyandu
Kegiatan posyandu dilaksanakan di posyandu budaya mekar
yang terletak di Rw.02 Rt.02. dalam pelaksanaan Posyandu ini
mahasiswa ikut serta membantu meningkatkan aktivitas di posyandu.
Dikarenakan kegiatan Posyandu dilaksanakan lebih awal dari
waktu yang sudah di jadwalkan. Sehingga rencana kegiatan
penyuluhan imunisasi, ibu dan bayi serta penyuluhan apotek hidup
tidak dapat di laksanakan.
4.2.3 Bidang Keagamaan
1. Yasinan
Kegiatan yasinaan ini dilaksanakan pada malam jum’at
kliwon di balai Desa Kalisapu kegiatan yasinaan ini disertai dengan
doa – doa untuk Masyarakat Desa Kalisapu, mahasiswa KKN dan
Pendahulu di Kalisapu. Diharapakan dengan pelaksanaan kegiatan
Yasinan tersebut dapat melancarkan semua apa yang diinginkan
baik dari masyarakat maupun dari mahasiswa itu sendiri dan
mendapatkan Ridha dari Allah SWT.
2. Marhabanan
Kegiatan marhabanan ini dilaksanakan setiap malam jum’at
di Rumah KH. Jafar Sodiq selaku sesepuh di Desa Kalisapu,
kegiatan ini biasa dilakukan setiap malam jum’at sebagai bentuk
kegiatan latihan yang diikuti oleh para pemuda setempat yang
dibimbing para sesepuh. Dengan mengikuti kegiatan ini di
harapkan bisa menjalin kekeluargaan yang baik antar para pemuda
setempat. Kegiatan marhabanan ini dilaksanakan dalam rangka
mengenang sejarah kelahiran Rasulullah SAW.
4.2.4 Bidang Lingkungan
1. Membersihkan Sarana Ibadah
Kegiatan Pembersihan Lingkungan dilakukan dibeberapa
tempat umum seperti Masjid dan Musholla kegiatan pembersihan
ini bertujuan agar memberikan keasrian dan kenyamanan untuk
masyarakat dalam melaksanakan ibadah, sekaligus mengurangi
bakteri dan virus yang muncul akibat lingkungan yang kotor.
2. Perbaikan Sarana Ibadah
Kegiata ini di laksanakan di awal dan di akhir kegiatan
KKN pemebersihan di lakukan di 2 Musholla serta1 Masjid yang
terletak di Rw 01 dan Rw 02 dengan adanya kegiatan ini di
harapkan dapat membantu memberikan contoh yang baik kepada
masyarakat setempat yang dulu kurang peduli akan pentingnya
kebersihan lingkungan tempat ibadah dan memberikan sesuatu
yang dapat bermanfaat seperti perbaikkan musholla yang mana
sudah tidak layak pakai dengan melakukan perbaikkan seperti
pengecattan dan pemberian pintu wudhu dan lain-lain, sehingga
kini musholla menjadi layak pakai kembali.
4.3 Evaluasi Kegiatan KKN
4.3.1 Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan KKN Tematik Universitas Nahdlatul
Ulama ini meliputi dari berbagai aspek yang pertama dari pemerintahan
setempat yang sangat antusias menyambut kedatangan peserta KKN
Tematik Universitas Nahdlatul. Pemerintahan setempat juga sangat
mendukung kegiatan KKN Tematik ini diantaranya dengan
memberikan motivasi pada peserta sehingga mempermudah
pelaksanaan kegiatan KKN Tematik, salah satunya yaitu dengan
memberikan lahan penanaman Apotek Hidup.
Peranan dari Dosen Pembimbing Lapangan juga sangat
mendukung kegiatan KKN Tematik ini di samping memberikan arahan
dan masukan bagi peserta KKN dalam menjalankan program kegiatan
KKN khususnya kegiatan yang dirasa memiliki kendala dalam
pelaksanaannya, juga memberikan insvirasi tentang cara penyusunan
laporan akhir dan lokakarya.
Peranaan masyarakat sekitar sangat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan KKN Tematik ini bukan hanya bantuan internal saja
melainkan juga bantuan eksternal, seperti ikut serta dalam program
penanaaman mangrove, renovasi musholla, pelaksanaan penanaman
apotek hidup serta memberikan peralatan yang di butuhkan selama
KKN Tematik berlangsung.
4.3.2 Faktor Penghambat
Faktor Penghambat Kegiatan KKN Tematik ini meliputi beberapa
aspek hal diantaranya sebagian masyarakat yang bersikap acuh tak acuh
pada kehadiran mahasiswa KKN bahkan dalam membantu program
kegiatan KKN yang diadakan mahasiswa. Penyebabnya mungkin
karena mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan nelayan,
sehingga waktu siang hari mereka banyak dihabiskan untuk bekerja
diluar rumah.
Minimnya koordinasi antara pihak panitia dan peserta KKN.
Seperti pada saat penanaman mangrove, sebagian peserta KKN tersesat
jalan dan pelaksanaan penanaman molor dari waktu yang telah
dijadwalkan, banyak pohon mangrove yang tidak tertanam dengan baik,
hingga terbuang sia-sia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan KKN Tematik Desa kalisapu Kecamatan Gunung
Jati selama 35 hari dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNU Cirebon di Desa
Kalisapu Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon mendapat sambutan,
tanggapan dan perhatian yang ramah dari pemerintah setempat dan
warga Desa Kalisapu.
5.1.2 Pada dasarnya masyarakat sangat memerlukan dukungan untuk dapat
meningkatkan kesadarannya akan Pendidikan, Kesehatan,
Keagaman, Ekonomi dan Lingkungan, maka kita sebagai mahasiswa
harus menjadi motivator dan inovasi bagi masyarakat Desa Kalisapu
Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon.
5.1.3 KKN adalah kegiatan yang fungsinya lebih membimbing mahasiswa
untuk mengabdi kepada masyarakat dan tampil sebagai motivatorr
bagi masyarat kearah yang lebih maju.
5.1.4 Mahasiswa sebagai anggota masyarakat harus lebih banyak belajar
dari masyarakat karena mahasiswa itu dipandang sebagai orang yang
lebih paham daripada masyarakat
5.1.5 Dengan adanya kegiatan KKN ini, hubungan antara lembaga
perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan
masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga
penanganan di berbagai bidang akan mudah dilaksanakan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Kepada Pihak LPPM Nahdatul Ulama (UNU) Cirebon
Pihak lembaga sebagai pihak penyelenggara kegiatan KKN
Tematik seharusnya mempunyai database terlebih dahulu tentang
desa-desa yang ada di Kecamatan Gunung Jati sehingga peserta
KKN Tematik dapat mengorientasi progam kerja secara maksimal.
5.2.2 Sarana Kepada Aparat Pemerintahan Desa Kalisapu
Dari hasil observasi hendaknya pemirintahan Desa Kalisapu Kec.
GunungJati Kabupaten Cirebon harus lebih meningkatkan peranan dan
fungsi desa sebagai lembaga pemerintahan yang ada di tingkat desa
seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, kebersihan lingkungan
seta koordinasi dengan masyarakat dan organisasi-organisasi
kepemudaan khususnya Kelompok Pengawasan Masyarakat
(POKWASMAS) yang ada di desa.
5.2.3 Saran Kepada Peserta KKN Tematik
1. Para peserta KKN Tematik hendaknya menjalin kerja sama dan
kekompakan.
2. Peserta KKN Tematik hendaknya mengesampikan kepentingan
pribadi dan mengutamakan kepentingan kelompok demi kelangsungan
kegiatan KKN Tematik.
3. Peserta KKN Tematik hendaknya mampu menunjukan peranannya
sebagai insan berpendidikan yang sesungguhnya, mampu melakukan
perubahan kearah yang lebih baik dalam menunjang proses
pembangunan yang ada.
4. Peserta KKN Tematik hendaknya bersikap lebih dewasa dan bisa
menerima serta beradaptasi dengan situasi dan kondisi pada saat
kegiatan.
5.3 Rekomendasi
Dari berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama 35
hari, ada banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran dan kami
tuangkan dalam bentuk saran yang bersifat membangun, antara lain :
5.3.1 Masyarakat desa Kalisapu hendaknya sadar akan manfaat menanam
dan melestarikan mangrove sebagai penahan abrasi.
5.3.2 Bagi pemerintah desa setempat, hendaknya mengkoordinasikan
ulang program-program POKWASMAS Mangrove Sentosa ke
depan dengan pihak BP35K.
5.3.3 Pemerintah desa hendaknya menindak lanjuti dengan mengadakan
pelatihan khusus membuat olahan dari buah mangga.
5.3.4 Masyarakat diharapkan menjaga dan memelihara tanaman mangrove
yang berada di tepi pantai.
5.3.5 Masyarakat sadar akan pentingnya memeriksakan kesehatan balita
dan anaknya ke POSYANDU.
5.3.6 Pemerintah desa hendaknya menambah ruang kelas bagi Diniyah
Takmiliyah Awaliyah yang berada di Desa Kalisapu.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A.Aziz. (2005), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Arief, Arifin. (2003), Hutan Mangrove, Fungsi dan manfaatnya. Yogyakarta:
Kanisius
Aryasetia, Y. N. (2008), Mengenal Apotek Hidup. Jakarta: Karya Mandiri Pratama
Bengen, D.G. (2001), Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian
Bogor
Hurlock, Elisabeth. (2006), Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
Kartono, Kartini. (199)2, Usaha Orang Tua dalam Rangka Mendidik Anak Usia
Sekolah. Jakarta: Penerbit Rajawali
Mukhtar Api, M.Si. (2012), Strategi Pemberdayaan Pokmaswas. Tersedia:
http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/strategi-pemberdayaan-
pokmaswas-dalam.html [ September 2012]
Saparinto, Cahyo. (2007), Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang:
DaharaPrize.
Sardiman. (2007), Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Suwono. (2008), Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah. From : http // www.
Pustaka. ut.ac.id / pustaka.
Umar, Zaidina. (2007), Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan
Pada Murid SD Pesisir Selatan Sumatera Barat, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, Kesehatan Masyarakat Vol.2. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Zakie, A. (2002), Etika Islam. Bandung: Pustaka Setia