50
LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN TEMATIK Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata Oleh: Kelompok : II ( Dua ) Desa : Kalisapu Kecamatan : Gunung Jati Kabupaten : Cirebon LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) CIREBON 2014

Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN TEMATIK

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas AkhirPelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata

Oleh:

Kelompok : II ( Dua )Desa : KalisapuKecamatan : Gunung JatiKabupaten : Cirebon

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKATUNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) CIREBON

2014

Page 2: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Tema : Optimalisasi Potensi Sumber Daya Melalui KKN Tematik

Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup dan

Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisapu Kabupaten Cirebon

Fokus Kegiatan : Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang Lingkungan, dan

Bidang Keagamaan

Ketua : Esa Rejesa 050211.1009

Anggota :

Anakletus Rumlus 030111.1034 Nur Widiastuti 050111.1013

Siti Kunaenah 010111.1018 Slamet Riyadi 050111.1020

Rahayu Barokah 020111.1010 Suci Aryanti 050111.1021

Asep Mufidah 020211.1004 Amaryandi 050211.1007

Mustika Kusiriyantini 020211.1015 Joko Subiantoro` 050311.1006

Tuti Pujiarti 020211.1020 Riska Nur’Akhidah S 050311.1011

Muhammad Farid 030111.1040 Saeful Quro 050311.1012

Roudlatul Jannah 040111.1011 Seli Tinda Sari 050311.1013

Rio Rifki Pratama 060111.1015 Jayana 040211.1009

Ani Ibon Rustiyani 060211.1002 Nur Azizah 040211.1014

Komarudin 050111.1040 Abu Bakar Sidik 020211.1001

Disetujui,

Kepala Desa kalisapu Dosen Pembimbing

KUSERI Aep Saepuloh, M.Pd.I

Diketahui,

Ketua Pelaksana KKN

Drs. H. Asep Kostajaya, M.Si

Page 3: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Illahi Rabbi

yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penyusun

sehingga penyusun dapat menyelesaikan program-program KKN dengan baik dan

lancar, dan pada akhirnya penyusun dapat menyusun laporan ini sesuai yang

penyusun harapkan. Shalawat serta salam penyusun tercurahkan dan ditujukan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa rahmat dan hidayah bagi

ketenangan, kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) tak terpisahkan dari rangkaian data yang bisa

direkam dan disampaikan dengan berdasar pada segala sesuatu yang dikerjakan

dalam bingkai pengabdian yang menjadi landasan semangat kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon tahun 2014.

Penyusun sadar laporan ini jauh dari kesempurnaan, bahkan mungkin

laporan akhir ini jauh dari harapan, banyak kekurangan dalam kegiatan maupun

penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ada hal lain yang mampu

penyusun munculkan sebagai pertimbangan segala kekurangan, bahwa dengan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini banyak hal yang bisa dipetik sebagai pelajaran

yang berharga dan tersimpan dalam memori ingatan penyusun untuk tetap belajar

dan belajar, berubah dan berubah baik sebagai makhluk sosial maupun bagian dari

civitas akademika untuk bekal kelak di masyarakat.

Penghargaan dan rasa terimakasih yang sangat mendalam penyusun

sampaikan kepada :

1. Prof. DR.KH. Said Aqil Siradj, MA., selaku Rektor Universitas Nahdlatul

Ulama (UNU) Cirebon;

2. Herman Suniaman, S.H., MH., selaku Ketua LPPM Universitas Nahdlatul

Ulama (UNU) Cirebon;

3. Drs. H. Asep Kostajaya, selaku Ketua Panitia Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama

(UNU) Cirebon;

Page 4: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

4. Aep Saepuloh, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (LPM)

Kelompok 2 yang telah memberikan bimbingan serta perhatian penuh selama

masa KKN;

5. Camat Gunung Jati Kabupaten Cirebon

6. Bapak Kuseri, selaku Kuwu Desa Kalisapu Berserta para Jajaran yang telah

Membantu memberikan izin dan dukungan baik berupa moral maupun

fasilitas yang diberikan selama masa KKN.

7. Bapak Ketua RW. 01 dan RW. 02 berserta Bapak ketua RT. 01 dan RT. 02

yang senantiasa menuntun dan memberi dukungan selama program KKN

berlangsung.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara materi, non materi sehingga

program dan kegiatan KKN ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

harapan.

Segenap kelompok 2 KKN Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon

meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila dalam

melaksanakan kegiatan selama masa KKN banyak melakukan kesalahan dan

kekhilafan. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun demi kesempurnaan program kerja ini. Akhir kata

penyusun berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi semua pihak yang terkait.

Cirebon, Oktober 2014

Kelompok 2 Desa Kalisapu

Page 5: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iKATA PENGANTAR....................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi .............................................................................. 1 1.2 Perumusuan Masalah .................................................................... 41.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5 1.4 Sasaran .......................................................................................... 71.5 Lokasi dan Waktu KKN................................................................ 81.6 Metode yang Digunakan ............................................................... 8

BAB II DESKRIPSI KEADAAN UMUM LOKASI KKN2.1 Letak Geografis ............................................................................. 92.2 Demografi ..................................................................................... 92.3 Sosial Budaya ............................................................................... 102.4 Ekonomi ........................................................................................ 11 2.5 Profil Desa ................................................................................... 12

BAB IIIKERANGKA PEMECAHAN MASALAH3.1 Hutan Mangrove............................................................................ 133.2 Pokmaswas..................................................................................... 183.3 Apotek Hidup ................................................................................ 203.4 Mencuci Tangan yang Benar ........................................................ 233.5 Adab Terhadap Orang Tua ........................................................... 253.6 Pola Asuh Mendidik Anak ............................................................ 263.7 Mengajar ....................................................................................... 283.8 Sarana Ibadah ................................................................................ 28

BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL4.1 Realisasi Kegiatan KKN Tematik ................................................. 32 4.2 Realisasi Kegiatan KKN Non Tematik ......................................... 37 4.3 Evaluasi Kegiatan KKN ................................................................ 39

BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan ................................................................................... 41 5.2 Saran ............................................................................................. 415.3 Rekomendasi ................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 45

Page 6: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Kelompok II

Lampiran 2 Profil Desa

Lampiran 3 Rencana Program Kerja KKN Tematik

Lampiran 4Tim Schedule Program Kegiatan Tematik Unu Cirebon

Lampiran 5Laporan Akhir Bimbingan KKN Tematik UNU Cirebon

Lampiran 6 Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN

Lampiran 7 Rekapitulasi Daftar Hadir Peserta KKN

Lampiran 8 Daftar Hadir Program Kegiatan

Lampiran 9 Matrik Kegiatan KKN Tematik

Lampiran 10 Matrik Kegiatan KKN Non Tematik

Lampiran 11Brosur Peran Pola Asuh Dalam Membentuk Karakter Anak

Lampiran 12 Brosur Imunisasi

Lampiran 13 Brosur Tanaman Obat

Lampiran 14 Identitas Peserta KKN

Lampiran 15 Buku Catatan Mahasiswa

Lampiran 16Surat Pembentukan Pengawasan Masyarakat Budidaya Mangrove

Lampiran 17 Surat-Surat Keluar

Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan KKN Tematik

Page 7: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Idealisme Perguruan tinggi merupakan komitmen yang semestinya di

bangun oleh setiap insan akademik, tiga pilar idealisme perguruan tinggi :

Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat adalah landasan untuk

setiap langkah perubahan yang diharapkan. Ketiga pilar tersebut

memberikan kontribusi besar bagi perkembangan setiap insan akademik

yang concern terhadap arus perubahan yang semakin global.

Idealisme yang dijabarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, diharapkan

akan mampu mengidentifikasi setiap insan akademik untuk lebih baik

dengan menterjemahkan arti dari disiplin ilmu yang beragam.

Dalam Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi berkaitan

dengan fungsi pengabdian masyarakat, maka Universitas Nahdlatul Ulama

(UNU) Cirebon menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN)

tahun 2014, sebagai bentuk konkrit pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk

kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk

hidup ditengah-tengah masyarakat di luar kampus. Dalam KKN, mahasiswa

belajar mengaitkan antara dunia akademik-teoritik dengan dunia empirik-

praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat, agar masyarakat mampu

memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka sendiri.

Dinamika kampus dan dinamika masyarakat senantiasa

memunculkan tuntutan penyempurnaan penyelenggaraan KKN agar

dirasakan efektifitasnya secara terukur. Bagi Mahasiswa, KKN memberikan

kesempatan pengalaman hidup di tengah masyarakat untuk memahami dan

menghayati kompleksitas permasalahan hidup, belajar merumuskan pilihan

pemecahannya dan belajar mendampingi upaya peningkatan kualitas hidup

masyarakat. Bagi masyarakat, sebagai wilayah dan sasaran pengabdian

Page 8: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Perguruan Tinggi, KKN diharapkan memberi pencerahan dan

pemberdayaan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri.

Program Kuliah kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama

(UNU) Cirebon tahun 2014 ini dilaksanakan dengan mengikutsertakan

mahasiswa ke Desa Kalisapu Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

Secara astronomis, Desa Kalisapu terletak antara 1080 BT 60 LS .

Sedangkan secara administratif, Desa Kalisapu termasuk kedalam

Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Dan

secara geografis, desa kalisapu memiliki batas wilayah sebagai berikut :

sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan

dengan Desa Jatimerta. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Provinsi dan

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Grogol. Luas wilayah Desa Kalisapu

berdasarkan data sekunder yang di dapat dari peta seluas 187 ha.

Desa kalisapu merupakan desa yang memiliki banyak potensi

terutama dalam bidang wisata, dikarenakan dekat dengan Makam Sunan

Gunung Jati sebagai Loka Wisata setempat. Selain potensi tersebut, Desa

Kalisapu juga memiliki potensi dibidang loka wisata bahari. Adapun

sistem sosial masyarakatnya masih menggunakan adat yang berlaku di

tempat tersebut. Penduduk desa kalisapu memiliki kehidupan agamis yang

cukup kental.

Berdasarkan data yang diperoleh, penduduk desa kalisapu memiliki

mata pencaharian sebagian besar sebagai nelayan, petani dan industri

rumahan. Berkenaan dengan tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon tahun akademik 2013/2014

“Optimalisasi Potensi Sumber Daya Melalui KKN Tematik Untuk

Mendukung Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat

Desa Kalisapu Kabupaten Cirebon” maka peyusun mengambil tema

ekonomi sebagai bidang unggulan guna meningkatkan taraf perekonomian

masyarakat.

Bidang Ekonomi merupakan bidang yang diunggulkan, dikarenakan

terdapat banyak sumber potensi yang belum dioptimalisasikan. Selain itu

Page 9: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

bidang lain seperti bidang lingkungan dan pendidikan menjadi pelengkap

dalam usaha mengoptimalisasikan potensi sumber daya.

Secara mendasar pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berpola

untuk mensinergiskan antara perilaku akademik dengan perilaku sosial di

tengah masyarakat. Persepsi idealis pada diri mahasiswa adalah “kaum

elite” yang enggan berinteraksi dengan masyarakat secara luas dan pada

akhirnya muncul tuntutan mahasiswa harus mampu berinteraksi dengan

masyarakat, kebiasaan bersosialisasi dan sanggup menyesuaikan diri dengan

keadaan masyarakat.

Kerangka idealis yang terbangun dari berbagai tuntutan sosial yang

ditujukan kepada mahasiswa perlu disikapi dengan mampu membalikan

logika persepsi, bahwa dengan adanya pengabdian yang dijalani melalui

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa diharapkan dapat menterjemahkan

wilayah teoritik kedalam wilayah praktis, antara ilmu yang di dapat dengan

aplikasinya, mampu mengedepankan status sosial “bergaul” dengan

masyarakat.

Penyelenggaraan kegiatan KKN diharapkan dapat menjadi akrelasi

peningkatan sinergitas dan harmonisasi hubungan institusional antar

pemerintah, Perguruaan Tinggi dan masyarakat guna peningkatan performa

pembangunan. Sedangkan bagi lembaga – lembaga swasta yang terlibat

dengan kegiatan KKN, diharapkan menjadi media dan partner perwujudan

tanggung jawab sosial tehadap masyarakat. Oleh karena itu,

penyelenggaraan KKN oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon

ini, merupakan komitmen UNU dalam pelaksanaan Dharma pengabdian

kepada masyarakat dan manifestasi bahwa UNU bukan merupakan menara

gading bagi masyarakat.

Partisipasi aktif semua pihak tentu akan semakin menambah

semangat pengabdian serta semakin mampu mengartikulasikan geliat

perubahan yang di harapkan, serta membantu segala proses perubahan yang

diharapkan sehingga stigma masyarakat tentang “kaum elite” tidak lagi

melekat pada diri mahasiswa.

Page 10: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis situasi dan kondisi, desa kalisapu

memiliki permasalahan yang mendasar. Adapun permasalahan yang

ditemukan yaitu dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang

lingkungan

1.2.1 Bidang pendidikan.

1. Kurangnya kesadaran masyarakat wilayah desa Kalisapu

mengenai hukum lingkungan.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat wilayah desa Kalisapu

tentang tanaman mangrove

3. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang berbagai jenis

tanaman mangrove, serta pemanfaatn dan budidaya tanaman

tersebut.

1.2.1 Bidang Ekonomi.

1. Kurangnya dukungan program pengentasan kemiskinan melalui

penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu pelaku

ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha.

2. Kurangnya masyarakat dalam mengembangkan potensi yang

terdapat di wilayah tersebut.

3. Kurangnya pengarahan dan pembekalan menjadi wirausahawan.

1.2.3 Bidang Lingkungan.

1. Kurangnya peran dan fungsi masyarakat desa Kalisapu dalam

menyukseskan program pemerintah mengatasi abrasi.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat turut serta menciptakan hidup

sehat dengan obat-obat yang mudah di dapatkan dari tanaman

obat.

Page 11: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan KKN Tematik adalah untuk :

1. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada

mahasiswa tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

secara interdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah dalam

pemberdayaan masyarakat serta menumbuhkan dan

mengembangkan kepedulian dan tanggungjawab sosial terhadap

kemajuan masyarakat di Kabupaten Cirebon.

2. Meningkatkan peran mahasiswa sebagai MODIN-AKSI

(motivator, dinamisator, akselerator, dan sumber informasi)

dalam kegiatan pembangunan di kabupaten Cirebon.

3. Meningkatkannya kemampuan berpikir dan bertindak

warga masyarakat dalam memecahkan masalah serta memenuhi

kebutuhan kehidupan dan penghidupannya serta kemampuan

untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-

program pembangunan di kabupaten Cirebon.

4. Terbentuknya kader-kader dalam masyarakat khusunya di

lokasi KKN sehingga dapat mendorong dinamika kehidupan

masyarakat yang positif dalam pencapaian pembangunan daerah

di kabupaten Cirebon.

5. Memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi

pemerintah kabupaten Cirebon untuk model perencanaan

pembangunan ekonomi di seluruh kabupaten Cirebon.

6. Membantu pemerintah daerah kabupaten Cirebon dalam

mempercepat peningkatan pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan ( sustainable economic development ).

7. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi Perguruan

Tinggi untuk bekerjasama dengan pemerintah maupun pihak-

pihak lainnya dalam pembangunan masyarakat. Disamping itu,

KKN Tematik juga dapat memberi masukan bagi pengembangan

Page 12: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di

kabupaten Cirebon..

8. Sebagai pengembangan dan peningkatan pengetahuan,

sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga memiliki kepedulian

dan kemampuan untuk mengkaji, merumuskan dan memecahkan

masalah-masalah kemasyarakatan yang berbasis kompetensi,

profesional, pragmatis dan interdisipliner sebagai upaya untuk

mewujudkan lulusan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU)

Cirebon yang cendikiawan dan peduli terhadap masalah

lingkungan.

1.3.2 Manfaat

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mempunyai Manfaat :

1. Bagi Institusi Kampus UNU Cirebon, KKN ini merupakan isi

kurikulum program mata kuliah lapangan yang wajib diikuti oleh

para mahasiswa terutama mahasiswa tingkat semester akhir,

program ini dapat membantu pihak universitas untuk menilai para

mahasiswa sejauh mana sikap kemandirian dan kedewasaan para

mahasiswa.

2. Bagi peserta kuliah kerja nyata (KKN) berfungsi sebagai bentuk

perkuliahan di lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang di

tempuh selama dibangku kuliah kedalam lingkungan masyarakat

sekitar sebagai media integrasi antara kegiatan pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian, di samping itu Kuliah Kerja

Nyata (KKN) akan memberikan gambaran yang nyata bagi setiap

peserta mengenai interaksi sosial yang harus di jalani di tengah

masyarakat yang majemuk.

3. Bagi masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN) berguna untuk

mendampingi proses pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat, yang merupakan obyek sekaligus subjek dari Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

Page 13: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

4. Membantu masyarakat desa, baik tenaga maupun pemikiran dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa, termasuk dalam

upaya mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi.

1.4 Sasaran

Sesuai tujuan yang telah dijelaskan diatas, sasaran Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1.4.1 Sasaran Objek

1. Masyarakat desa Kalisapu yang kurang mampu dibidang ekonomi.

2. Kalangan Masyarakat marjinal pedesaan faktor geografis

1.4.2 Sasaran Subjek

1. Kepala Desa

2. Lembaga Sosial yang ada

1.4.3 Sasaran Program

1. Bidang pendidikan.

a Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat wilayah desa

Kalisapu mengenai hukum lingkungan.

b Pendidikan bagi anak TK/SD dan Diniyah.

c Penyuluhan Bimbingan bagi anak-anak dan ibu-ibu.

2. Bidang Ekonomi.

a Memberikan dukungan program pengentasan kemiskinan

melalui penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu

pelaku ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha.

b Mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi yang

terdapat di wilayah desa Kalisapu.

3. Bidang Lingkungan.

a Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam

mensukseskan program pemerintah mengatasi abrasi.

b Kebiasaan masyarakat tidak mempedulikan tanaman obat-

obatan yang dapat digunakan sebagai obat.

Page 14: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

1.5 Lokasi dan Waktu KKN

Desa Kaliapu terletak di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon, Jawa Barat dengan luas wilayah 187 ha yang terdiri dari 7 RW.

Adapun lokasi dalam pelaksanaan KKN ini berdasarkan analisis kebutuhan

yang didapat dan sasaran program yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Lokasi secara umum adalah Desa Kalisapu (Populasi).

2. Lokasi secara khusus adalah Rw 01 dan Rw 02.

Pelaksanaan KKN di mulai dari tanggal 15 September 2014 sampai

dengan tanggal 20 Oktober 2014. Terhitung 35 hari

1.6 Metode Yang Digunakan

Dalam kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data,

penyusun menggunakan metode observasi dan wawancara langsung

kepada pihak terkait diantaranya yaitu : Kepala Desa dan Aparat Desa serta

warga masyarakat sekitar dalam membantu program kegiatan yang akan

dilaksanakan.

Page 15: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

BAB II

DESKRIPSI KEADAAN UMUM LOKASI KKN

2.1 Letak Geografis

Desa Kalisapu berbatasan langsung dengan :

Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jatimerta

Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Provinsi

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Grogol

Keadaan hidrologi Desa Kalisapu yaitu terdapat 2 sungai besar yang

debit airnya tidak maksimal pada saat musim kemarau, akan tetapi

bertambah pada waktu musim penghujan (sungai musiman). Daya serap

tanah pada area aliran sungai cukup tinggi sehingga menyebabkan adanya

sumber-sumber mata air pada pemukiman penduduk. (hingga saat ini

terdapat sumber mata air). Dengan keadaan yang seperti ini, maka

masyarakat Desa Kalisapu sering mengalami banjir sampai menggenangi

rumah penduduk.

Desa Kalisapu merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Gunung Jati, dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan + 0,2 Km,

jarak dari Ibu Kota Kabupaten + 30 Km dan jarak dari Ibu Kota Provinsi +

175 Km. Desa Kalisapu mempunyai kondisi geografis, curah hujan yang

cukup tinggi.

2.2 Demografi

Dari keadaan demografisnya, menurut data statistik jumlah

penduduk terakhir pada tahun 2014, penduduk desa Kalisapu berjumlah

4122 jiwa dan 1455 KK dengan luas wilayah 187 Ha. Jika ditinjau dari jenis

kelaminnya, komposisi penduduk untuk laki-laki adalah 2048 jiwa,

sedangkan untuk perempuan adalah 2074 jiwa.

Page 16: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Jika dikomposisikan dalam kategori kelompok umur, maka

menunjukkan bahwa kelompok umur dibawah usia (0 - 12 bulan) sebanyak

70 jiwa, kelompok umur usia (1 – 5 tahun) sebanyak 417 jiwa, kelompok

umur usia (6– 7 tahun) sebanyak 124 jiwa, kelompok penduduk usia (7 – 15

tahun) sebesar 455 kelompok penduduk usia (16 - 56 tahun) sebanyak

3022 jiwa, kelompok penduduk usia (56 tahun ke atas) sebanyak 521

jiwa. Komposisi Penduduk jika ditinjau menurut agama yang dianut,

mayoritas penduduknya beragama Islam dengan persentase 99 % dari

jumlah penduduk keseluruhan dan sisanya sebanyak 1% non islam.

Komposisi penduduk menurut mata pencahariannya, pada tahun

2011 menunjukkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan persentase sebesar

5%, Pedagang dengan persentase sebesar 15 %, Petani dengan persentase

sebesar 60 %, dan Nelayan dengan persentase sebesar 20%.

Kondisi demografis Desa Kalisapu dengan persentase:

Dataran : 99 %

Berbukit : 1 %

Pegunungan : 0 %

Jumlah : 100 %

2.3 Sosial Budaya

Dalam aspek Sosial, Desa Kalisapu terdiri dari 4 dusun. Pada

prinsipnya hubungan sosial yang berlangsung di Desa Kalisapu diwarnai

dengan keeratan ikatan emosional antara sesama warga masyarakat, tanpa

melihat berbagai perbedaan diantara mereka baik perbedaan menurut

agama, suku bangsa, usia dan jenis kelamin. Desa Kalisapu merupakan

desa dengan kondisi masyarakat yang heterogen. Masyarakat Desa

Kalisapu terdiri atas 4 etnis budaya. Disamping budaya yang beragam,

masyarakat Desa Kalisapu juga terdiri atas beberapa pemeluk agama, yaitu

Islam 99 % dan non islam 1%. Fasilititas pendidikan di Desa Kalisapu

sangat memadai, yaitu, TK 3 Gedung, SDN 1 Gedung, dan MI 1 Gedung.

Page 17: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Kehidupan masyarakat desa Kalisapu selalu dipenuhi dengan rasa

kebersamaan antara warga masyarakat, sikap yang saling menghormati

antara yang satu dengan yang lainnya masih sangat terlihat di desa Kalisapu

ini, serta sikap keramah-tamahan warga yang senantiasa mereka tunjukan

pada setiap warga ataupun warga lainnya yang datang dan berkunjung ke

desa Kalisapu.

Masyarakat desa Kalisapu senantiasa masih memegang teguh pada

adat istiadat mereka secara turun temurun. Kehidupan mereka masih diatur

oleh norma-norma adat yang masih berlaku. Sebagian besar masyarakat

yang ada di desa Kalisapu merupakan etnis Saluan.

Adat Istiadat yang ada dalam masyarakat masih terus dipelihara,

bahkan masih diselenggarakan. Adat istiadat yang masih kental dan sering

dilakukan oleh masyarakat desa Kalisapu adalah acara sunatan dengan

hiburan gendang.

Dalam aspek ekonomi, desa Kalisapu sendiri memiliki potensi baik

dari sumber daya alamnya dari perkebunan seperti Timun Suri, pertanian

seperti padi sawah dan padi ladang, Peternakan seperti Ayam Kampung,

Kambing, dan Sapi, Nelayan seperti penangkapan ikan maupun dari potensi

sumber daya manusia yang semakin meningkat.

Fasilitas perdagangan yang terdapat di Desa Kalisapu untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari berupa penjualan kopra, kios yang

merupakan usaha dari masyarakat Desa Kalisapu itu sendiri.

2.4 Ekonomi

Masyarakat desa Kalisapu mayoritas bermata pencaharian petani dan

nelayan, hal ini didukung oleh sumber daya alam yang cukup banyak dan

melimpah dengan lahan yang cukup luas serta dekat dengan laut, sehingga

mereka mampu memanfaatkan hasil laut dengan maksimal dan optimal,

selain itu perekonomian masyarakat di hasilkan oleh aktifitas mereka yang

melakukan urban ke kota dan luar negri yang bekerja sebagai TKW/ TKI

lalu kembali ke desa dengan membawa penghasilan, sehingga membantu

Page 18: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan memberikan

konstribusi pembangunan baik secara fisik maupun fisik.

2.5 Profil Desa

Desa : Kalisapu

Kecamatan : Gunung Jati

Kabupaten : Cirebon

Provinsi : Jawa Barat

Struktur Organisasi

Kepala Desa : Kuseri

Kaur Kesra : Kanapi

Kaur Ekbang : Suhana

Kaur Trantib : Kartono

Kaur PEM : Heri

Urusan Umum : Sanumi

Kaur Keuangan : Wardina

Kadus I : Ruslani

Kadus II : Suwandi

Kadus III : M. Toha

Kadus IV : Kumaedi

Page 19: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Hutan Mangrove

3.1.1 Pengertian Hutan Mangrove

Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish)

dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal

forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan

Mangrove dapat di definiskan sebagai suatu komunitas tumbuhan

atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas

tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan

yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang

pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang

rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas

lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu

habitat mangrove.

3.1.2 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

1. Fungs Mangrove

Vegetasi mangrove dapat menyerap dan mengurangi

pencemaran (polutan). Jaringan anatomi tumbuhan mangrove

mampu menyerap bahan polutan, misalnya penelitian Darmiyati

dkk tahun 1995 menemukan jenis Rhizophora mucronata dapat

menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu dan penelitian

Saefullah tahun 1995 menginformasikan pada daun Avicennia

marina terdapat akumulasi Pb ³ 15 ppm, Cd ³ 0,5 ppm, Ni ³ 2,4

ppm. Unsur-unsur tersebut merupakan pulutan berupa logam berat

jika berada dilingkungan akan berbahaya bagi flora lain dan fauna,

Page 20: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

termasuk bagi manusia. Dengan demikian hutan mampu mereduksi

polutan dari lingkungan.

Hutan mangrove mempunyai tiga fungsi utama bagi

kelestarian sumber daya, diantaranya adalah

a. Fungsi fisik, hutan mangrove secara fisik menjaga dan

menstabilkan garis pantai serta tepian sungai, pelindung

terhadap hempasan gelombang dan arus, mempercepat

pembentukan lahan baru serta melindungi pantai dari erosi

laut/abrasi (green belt).

b. Fungsi biologis adalah sebagai tempat asuhan (nursery

ground), tempat mencari makanan (feeding ground) ) untuk

berbagai organisme yang bernilai ekonomis khususnya ikan

dan udang, tempat berkembang biak (spawning ground),

sebagai penghasil serasah/zat hara yang cukup tinggi

produktivitsnya, dan habitat berbagai satwa liar antara lain,

reptilia, mamalia, hurting dan lain-lain. Selain itu, hutan

mangrove juga merupakan sumber plasma nutfah.

c. Fungsi ekonomi yakni kawasan hutan mangrove berpotensi

sebagai tempat rekreasi (ecotourism), lahan pertambakan, dan

penghasil devisa dengan produk bahan baku industri.

( Saparinto, Cahyo. 2007)

Selain itu, secara khusus hutan mangrove juga berguna

sebagai perangkap zat-zat pencemar dan limbah, mempercepat

perluasan lahan, mengolah limbah organik, dan sebagainya.

Setiap saat pantai terancam abrasi akibat arus dan gelombang

laut yang selalu bergerak. Tanpa keberadaan hutan mangrove

dan hutan pantai, sangat besar peluang pinggir pantai tergerus

oleh arus dan gelombang yang terus menerpanya.

2. Manfaat Mangrove

Page 21: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Hutan mangrove memiliki manfaat antara lain yaitu

menyediakan buffer untuk negeri itu, bakau juga berinteraksi

dengan laut. Sedimen terperangkap oleh akar mencegah

pendangkalan habitat laut yang berdekatan di mana air keruh

mungkin membunuh karang atau padang rumput melimpahi lamun.

Selain itu, tanaman bakau dan sedimen telah terbukti untuk

menyerap polusi, termasuk logam berat. Mangrove juga sangat

efektif dalam menyimpan karbon.

3.1.3 Kasus Kerusakan Hutan Mangrove

Kerusakan hutan mangrove di Indonesia mencapai 70% dari

total potensi mangrove yang ada seluas 9,36 juta hektare. Yaitu 48%

atau seluas 4,51 juta hektare rusak sedang dan 23% atau 2,15 juta

hektare dalam kondisi rusak berat. Seperti yang telah diutarakan oleh

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam

keterangannya ketika membuka Jambore Mangrove di Pantai Depok,

Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (19/3), ia mengatakan

bahwa kerusakan sebagian besar hutan mangrove di Indonesia

diakibatkan oleh ulah manusia, baik berupa konversi mangrove

menjadi pemanfaatan lain seperti pemukiman, industeri, rekreasi dan

lain sebagainya

Seperti contoh kasus yang terjadi di daerah Sumatera Utara yaitu

adanya pengalihan fungsi lahan hutan mangrove menjadi tambak

masyarakat dan dikonversi lagi menjadi lahan kelapa sawit. Hal-hal

utama yang menjadi permasalahan dan penyebabnya antara lain:

1. Tekanan penduduk untuk kebutuhan ekonomi yang tinggi sehingga

permintaan konversi mangrove juga semakin tinggi. Penduduk

disini lebih mementingkan kebutuhannya sendiri-sendiri

dibandingkan kepentingan ekologis dan kepedulian akan dampak

lingkungan hidup. Banyaknya pihak yang tidak bertanggung jawab

juga dengan meminta untuk mengkonversi lahan mangrove tapi

Page 22: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

setelah dikonversi lahan tersebut mereka tidak menindak

lanjutinya. Mereka lebih paham bahwa manfaat dengan

dikonversinya hutan mangrove menjadi tambak dan lahan kelapa

sawit akan lebih menguntungkan padahal kalau ditinjau secara

keuntungan jangka panjang hutan mangrove akan lebih bermanfaat.

2. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya pesisir di masa lalu

bersifat sangat sektoral. Dari sini kita mengetahui bahwa

pengelolaan yang sektoral ini akan mengakibatkan terjadinya

perusakan hutan mangrove berat yang akan berdampak pada masa

yang akan datang. Kemudian rendahnya kesadaran masyarakat

tentang konversi dan fungsi ekosistem mangrove.

3. Hutan rawa dalam lingkungan yang asin dan anaerob di daerah

pesisir selalu dianggap daerah yang yang marginal atau sama sekali

tidak cocok untuk pertanian dan akuakultur. Namun karena

kebutuhan lahan pertanian dan perikanan yang semakin meningkat

maka hutan mangrove dianggap sebagai lahan alternative.

Reklamasi seperti itu telah memusnakan ekosistem mangrove dan

juga mengakibatkan efek – efek yang negatif teradap perikanan di

perairan pantai sekitarnya.

3.1.4 Solusi Menolong Ekosistem Hutan Mengrove

Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat menolong

ekosistem Hutan Mangrove tersebut dari segala ancaman. Berikut

adalah beberapa solusinya:

1. Keterlibatan/partisipasi Masyarakat

Peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam upaya

pengembangan wilayah, khususnya rehabilitasi hutan mangrove

sangan penting dan perlu dilakukan. Pemerintah baik pusat maupun

daerah harus memberikan kesempatan pada masyarakat untuk ikut

serta terlibat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan mangrove.

Selanjutnya masyarakat perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan

Page 23: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

tentang arti pentingnya hutan mangrove pada kehidupan ini

terutama kehidupan di masa yang akan datang.

Masyarakat harus tahu bahwa keberhasilan merehabilitasi

hutan mangrove akan berdampak pada adanya peningkatan

pembangunan ekonomi- khususnya dalam bidang perikanan,

pertambakan, industri, pemukiman, rekreasi dan lain-lain. Kayu

tumbuhan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

dan kayu bakar, bahan tekstil dan penghasil tanin, bahan dasar

kertas, keperluan rumah tangga, obat dan minuman, dan masih

banyak lagi lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi untuk

menopang kehidupan manusia, baik dari sudut ekologi, fisik,

maupun sosial ekonomi misalnya untuk menahan ombak, menahan

intrusi air laut ke darat, dan sebagai habitat bagi biota laut tertentu

untuk bertelur dan pemijahannya. Hutan mangrove dapat pula

dikembangkan sebagai wilayah baru dan untuk menambah

penghasilan petani tambak dan nelayan, khususnya di bidang

perikanan dan garam.

2. Supremasi Hukum Lingkungan yaitu Undang-undang no 32 Tahun

2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Setelah masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan,

pengembangan hutan mangrove dan diberi penyuluhan atau

wawasan mengenai arti pentingan lingkungan hutan mangrove,

maka pemerintah harus menindaklanjuti dengan menegakkan

hukum sesuai dengan ketetapan undang-undang yang berlaku.

Masyarakat baik perorangan maupun berkelompok atau perseroan

harus ditindak tegas bilamana melakukan pelanggaran. Selama ini

yang terjadi adalah di samping pemerintah kurang dalam

memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat,

aspek penegakan hukum pun sangat lemah. Apalagi jika yang

melanggar seorang pejabat atau pengusaha kaya. Sering kali si

pelanggar dapat dengan mudah terbebas dari jeratan hukum.

Page 24: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Pada akhirnya banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan

keberadaan hutan mangrove, dengan ini masyarakat, khususnya

masyarakat pesisir harus turut diberdayakan dalam usaha

pelestarian maupun rehabilitasi hutan mangrove. Baik dengan

memberikan peningkatan pengetahuan masyarakat akan pentingnya

ekosistem hutan mangrove, maupun dengan turut memberdayakan

masyarakat dalam usaha rehabilitasi hutan mangrove tersebut. Di

samping itu, juga supremasi hukum harus ditegakkan agar

program-program pemerintah yang telah di rencanakan dan

dilaksanakan dapat berjalan lancar dan berhasil guna. Pemerintah

dan masyarakat harus bersinergi dalam mengelola dan menjaga

kelestarian lingkungan hidup khususnya kelestarian hutan

mangrove yang kita punya ini. Tak ada lagi kesalahpahaman antara

pemerintah dan masyarakat, semuanya harus bersama-sama

bertanggung jawab sebagai upaya melaksanakan undang-undang no

32 tahun 2009.

3.2 POKWASMAS

3.2.1 Pengertian Pokwasmas

Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) merupakan

pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani

ikan serta masyarakat maritim lainnya.

Lahirnya Kelompok pengawas masyarakat berangkat dari

kesadaran kolektif bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat adalah

kunci bagi keberhasilan pengawasan sumber daya kelautan dan

perikanan. Sejalan dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan

untuk menujudkan Indonesia sebagai Penghasil Produk kelautan dan

Perikanan Terbesar Tahun 2015, maka peran pengawasan menjadi hal

yang sangat vital.

Page 25: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Dibentuknya Kelompok pengawas masyarakat merupakan

sebuah usaha konkrit Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui

Direktorat jeneral Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

yang menyadari bahwa dengan wilayah maritim yang sedemikian luas

dan pulau-pulau yang sedemikian banyak, diperlukan peran serta

masyarakat untuk melindungi perairan nusantara sebagai aset bangsa.

Pengawasan di bidang perikanan mutlak diperlukan agar

sumber daya perikanan yang kita miliki tidak terus dijarah oleh anasir

asing. Spektrum kesadaran tersebut dituangkan dalam Undang-

Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 31

Tahun 2004 tentang Perikanan, pada Pasal 67 secara eksplisit

disebutkan bahwa Masyarakat dapat dilibatkan dalam membantu

pengawasan perikanan. Adapun Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor : KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Sistem Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, memberikan rambu-rambu

teknis dalam pembentukan POKMASWAS sebagai bagian dari sistem

pengawasan.

3.2.2 Tujuan Pembentukan Pokwasmas

Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem

Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber

Daya Kelautan dan Perikanan, sasaran dibentuknya POKWASMAS

adalah :

1. Terbentuknya mekanisme pengawasan berbasis masyarakat,

yang secara integratif dilakukan oleh pemerintah, masyarakat,

dan organisasi non pemerintah serta dunia usaha dengan tetap

mengacu kepada peraturan dan perundangan yang ada/ berlaku.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan

sumberdaya kelautan dan perikanan.

Page 26: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

3. Terlaksananya kerjasama pengawasan sumberdaya kelautan dan

perikanan oleh aparat keamanan dan penegak hukum serta

masyarakat.

Adapun pembentukan POKMASWAS adalah :

1. Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) merupakan

pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani

ikan serta masyarakat maritim lainnya.

2. POKMASWAS dibentuk atas inisiatif masyarakat yang

difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah, dan dikoordinir oleh

seorang anggota masyarakat dalam POKMASWAS, yang

berfungsi sekaligus sebagai mediator antara masyarakat dengan

pemerintah/ petugas.

3. Para nelayan yang menjadi ABK kapal-kapal penangkap ikan

dan nelayan-nelayan kecil serta masyarakat maritim lainnya,

dapat merupakan anggota kelompok masyarakat pengawas.

4. Kepengurusan POKMASWAS dipilih oleh masyarakat dan

terdaftar sebagai anggota.

Tanaman mangrove merupakan tanaman yang di lestarian

sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan merupakan

tempat tumbuh-berkembang ikan.karena tanaman mangrove

merupakan bagian dari kelautan, maka masuk kedalam Kelompok

Pengawasan Masyarakat, sesuai dengan ketetapan yang telah di

tentukan.

3.3 Apotik Hidup

3.3.1 Pengertian Apotek Hidup

Apotik Hidup adalah istilah yang mengacu pada lahan yang

ditanami berbagai macam tumbuhan yang dipercaya berkhasiat untuk

mengobati beberapa macam penyakit secara tradisional. Obat

Page 27: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan memiliki

efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan

pabrik. Itulah sebabnya sebagian orang lebih senang mengkonsumsi

obat-obat tradisional. Bayangkan, bila di dalam pekarangan Anda

tersedia tanaman obat yang dapat digunakan apabila salah satu

anggota keluarga sedang sakit. Tentu hal menyenangkan. Anda tinggal

mengambilnya kapan saja, bahkan malam hari sekalipun. Tidak perlu

mengeluarkan uang dan terjamin kesegarannya karena langsung

dipetik dari tanamannya.

Tanaman obat tidak kalah cantiknya dengan tanaman hias.

Anda dapat pula menanamnya diantara tanaman hias atau bunga-

bunga yang ada. Selain itu tanaman obat umumnya lebih kuat

menghadapi berbagai penyakit tanaman karena memiliki kandungan

zat alami untuk mengatasinya, sehingga Anda tidak perlu memberikan

pestisida. Maka, agar dapat membuat apotek hidup yang indah dan

bermanfaat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, Anda

perlu untuk menyerasikannya dengan tanaman dan elemen lainnya

dalam taman, sehingga tidak merusak penataan taman.

3.3.2 Manfaat Apotek Hidup

Penanaman tanaman apotek hidup bukan saja membantu untuk

memenuhi kebutuhan obat-obatan tradisional sehari-hari namun dapat

juga mengurangi dampak dari global warming . Menanam tanaman

apotek hidup tidaklah sulit. Pada umumnya buah-buahan yang

mengandung biji tidak dimakan, dapat dijadikan sebagai bibit tanaman

baru dengan cara disebar atau dilempar begitu saja ke pekarangan

rumah atau halaman yang ada di sekolah. Kegiatan tersebut

merupakan salah satu bentuk upaya untuk melestarikan lingkungan

dan mengurangi dampak dari global warming serta membantu untuk

memenuhi kebutuhan obat-obatan tradisional yang dipergunakan

sehari-hari.

Page 28: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

3.3.3 Fungsi Apotek Hidup

Saat ini kualitas udara tidak sebagus beberapa waktu yang lalu.

Mungkin kita pernah mendengar cerita orang tua kita tentang udara

yang bersih dan sejuk daripada udara yang ada pada saat ini.

Hal ini disebabkan karena udara pada saat ini telah banyak dicemari

oleh zat-zat yang berbahaya . Sebut saja kendaraan bermotor yang

membuat udara kita lebih kotor. Karena asap kendaraan bermotor ini

banyak mengotori udara dengan kabondioksida atau karbonmonoksida

yang membuat udara menjadi tak sejuk lagi.

Jadi semakin banyak kendaraan bermotor yang beroperasi di

jalan raya maka udara akan lebih tercemar lagi. Dengan kita mulai

menanam tanaman apotik hidup atau tumbuhan dimulai dari

lingkungan rumah atau sekolah maka kita akan menjadikan tanaman

sebagai penyaring terhadap udara kotor yang ada disekitar kita.

Karena tanaman dapat menghasilkan udara baru yang lebih sejuk dan

bersih dengan terlebih dahulu menyedot udara yang kotor.

Salah satu kegiatan yang sangat penting yang dilakukan oleh

tumbuhan yaitu proses fotosintesis. Dalam proses ini tumbuhan

mengambil udara kotor yang mengambil udara kotor atau yang

mengandung karbondioksida dari udara. Lalu, karbondioksida diserap

oleh bahan lain seperti sinar matahari juga air yang telah diserap dari

dalam tanah oleh akar. Proses pengolahan ini dilakukan di dalam daun

karena proses pengolahannya membutuhkan zat hijau daun yang

disebut dengan klorofil.

Dalam proses ini, sebuah zat yang sangat berperan dalam

kehidupan manusia dihasilkan. Zat tersebut adalah oksigen. Oksigen

ini dikeluarkan oleh tumbuhan tersebut ke udara luar. Inilah sebabnya

udara akan bersih dan sejuk dengan keberadaan tumbuhan di sekitar

kita sehingga dapat mengurangi dampak dari global warming.

Udara yang kotor dapat dengan mudah untuk berganti menjadi udara

yang bersih kembali dengan bantuan dari keberadaan tumbuhan di

Page 29: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

sekitar kita. Namun kemudahan ini sangat dilupakan bahkan diabaikan

oleh banyak manusia. Kalaulah semua manusia mempunyai kesadaran

untuk menjaga kelestarian dari semua tanaman atau tumbuhan yang

dapat berpengaruh besar menjaga kelestarian lingkungan maka

pelestarian lingkungan hidup ini akan dapat dilakukan dengan mudah

pula.

Maka dari itu usaha minimal ini dapat dimulai dengan penanaman

tanaman apotek hidup atau tumbuhan di lingkungan rumah ataupun

sekolah karena upaya ini merupakan upaya yang efektif , mudah dan

efisien.

3.4 Mencuci Tangan yang Benar

Semua upaya untuk memperbaiki masalah kesehatan dapat diawali

dari perilaku hidup bersih. Kebersihan yang merupakan tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan baik secara fisik maupun mental,

menjadi penting bagi anak – anak dan remaja. Pada masa pertumbuhan,

anak – anak dan remaja yang sehat lah yang akan bertumbuh dengan baik.

Banyak aktivitas kebersihan yang dapat dilakukan oleh remaja, akan tetapi

terkadang mereka tidak tahu bahwa ada hal yang cukup sederhana namun

berdampak luar biasa. Hal kecil ini adalah mencuci tangan. Sayangnya,

banyak orang yang meremahkan kebiasaan sehat ini dan mengganggapnya

tidak penting. Padahal dengan membiasakan mencuci tangan dengan baik,

hidup dapat lebih sehat. Oleh karena itu, perlu disosialisasikan “Cuci

Tangan sebagai Gerakan Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Diri”.

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,

debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan

kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan

kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang

lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi,

gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.

Menurut Kamaruddin (2009) tangan merupakan bagian tubuh yang lembab

Page 30: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit

dan menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan

membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun. Mencuci tangan

adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan

infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar

mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).

Cuci tangan dengan sabun memang terlihat sesuatu yang sepele. Tapi

apabila dilakukan dengan baik hal tersebut memiliki dampak yang luar

biasa, karena dengan mencuci tangan bisa terhindar dari berbagai penyakit.

3.4.1 Tujuan Mencuci Tangan

Menurut Hidayat (2005) mencuci tangan bertujuan untuk:

1. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan.

2. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau

tangan.

3.4.2 Waktu Mencuci Tangan

Saat bersentuhan dengan orang lain, permukaan atau benda,

kuman akan makin bertambah di tangan. Dengan kuman yang

menempel di tangan, kemungkinan seseorang dapat menginfeksi diri

sendiri. Meskipun tidak membunuh kuman, tindakan mencuci tangan

dapat membatasi penyebaran kuman, bakteri, dan virus. Berikut waktu

mencuci tangan yang disarankan :

1. Cucilah tangan sebelum :

- Menyiapkan makanan atau sebelum makan

- Mengobati luka, memberikan obat, merawat orang yang terluka

- Memasang atau melepas lensa kontak.

2. Cucilah tangan sesudah :

- Menyiapkan makanan, terutama daging mentah

- Buang air di toilet

- Menyentuh binatang atau sampah

- Membuang sampah

- Membuang ingus, bersin, atau batuk yang mengenai tangan

Page 31: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

- Mengobati luka

3.4.3 Cara Mencuci Tangan yang Benar

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan

haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air

atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar,

setelah itu keringkan dengan handuk yang bersih atau menggunakan

tisu (Umar, 2007). Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang

benar adalah :

1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan

lebih baik jika sabun yang mengandung antiseptik.

3. Gosokkan pada kedua telapak tangan.

4. Gosokkan sampai ke ujung jari.

5. Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau

sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)

antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan sela-sela jari

tersebut. Lakukan sebaliknya.

6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya

dan saling menggunci.

7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari

lainnya dengan gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama

dengan ibu jari tangan kiri

3.5 Adab Terhadap Orang Tua

Zaman modern seperti sekarang ini istilah hormat kepada orang tua

mulai berkurang. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang mulai berlaku

tidak sopan pada orang tuanya. Tidak jarang banyak anak mempunyai

pendengaran yang tidak peka pada perkataan orang tua sehingga

mempunyai istilah masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Meskipun

berbuat baik kepada orang tua adalah perintah Allah SWT, baik langsung

melalui firman-Nya (Al-Qur’an) maupun melalui Nabinya Muhammad

Page 32: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Shalallahu ‘alailhi Wa Sallam.Tidak sedikit juga anak yang membangkang

perintah dan menyakiti hati orang tua. Oleh karena itu, pentingnya

pemberian pendidikan mengenai pemahaman adab terhadap orang tua.

Berikut beberapa adab terhadap orang tua:

1. Meminta izin saat akan bepergian

2. Mendoakn keduanya

3. Berkata lembut

4. Duduk dengan sopan

3.6 Pola Asuh Mendidik Anak

Pola asuh orang tua adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan

anak-anaknya. Sikap yang dilakukan orang tua antara lain mendidik,

membimbing, serta mengajarkan nilai-nilai yang sesuai dengan norma-

norma yang dilakukan di masyarakat (Suwono, 2008).

Orang tua atau keluarga merupakan lembaga pertama dalam

kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk

sosial. Dalam keluarga umumnya anak berada dalam hubungan interaksi

yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak,

moral dan pendidikan anak (Kartono, 1992). Keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai pengaruh besar.

Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak

mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik

utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan

kehidupan anak di kemudian hari.

Apabila cara orang tua mendidik anaknya di rumah dengan baik, maka

di sekolah atau di lingkungan masyarakat anak itupun akan berperilaku baik

pula. Tapi sebaliknya apabila cara orang tua mendidik anaknya dirumah

dengan kurang baik seperti lebih banyak santai, bermain, dimanjakan, maka

di sekolah atau di lingkungan masyarakat yang kondisinya berbeda dengan

lingkungan di keluarganya maka anak tersebut akan menjadi pemberontak,

nakal, kurang sopan dan malas. Oleh karena itu hendaknya setiap orang tua

Page 33: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

memahami pola asuh yang baik untuk diterapkan pada anak-anaknya.

Adapun jenis-jenis pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:

1. Pola asuh demokratis

Pola asuh yang memprioritaskan anak, akan tetapi tidak ragu untuk

mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini bersikap realistis terhadap

kemampuan anak, tidak memaksakan kehendaknya melebihi kemampuan

anak. Anak dibebaskan untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.

Pola asuh demokratis akan menghasilkan anak yang mandiri, dapat

mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu

menghadapi stres, mau mencoba hal-hal baru, dan mampu menerima

perbedaan dalam lingkungannya.

2. Pola asuh otoriter

Pola asuh yang cenderung memaksakan kehendak, menetapkan

standar yang mutlak harus dituruti, bahkan biasanya dibarengi dengan

ancaman-ancaman. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang

dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tidak segan untuk menghukum

anaknya. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi, dan dalam

komunikasi biasanya bersifat satu arah. Pola asuh otoriter akan

menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak

berinsiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkpribadian

lemah, mudah cemas dan menarik diri, pemalu, tidak percaya diri untuk

mencoba hal yang baru.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif disebut juga pola asuh pemanja biasanya

memberikan pengawasan yang sangat longgar. Membebaskan anaknya

untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka

cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang

dalam bahaya, dan sangat sedikit dalam memberikan bimbingan. Pola

asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang berwatak

keras, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri,

kurang percaya diri, dan kurang mampu dalam berhubungan sosial.

Page 34: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

4. Pola Asuh Penelantar

Pada pola asuh tipe penelantar orang tua umumnya memberikan

perhatian, waktu dan biaya yag sangat minim pada anak-anaknya. Waktu

mereka banyak banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka. Pola

asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang labil,

berwatak keras, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah,

harga diri yang rendah, sering bolos, dan banyak bermasalah dengan

teman

3.7 Mengajar

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan

mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha

mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan

bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Menurut Sardiman (2007), Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau

dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif

untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.

Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat

dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum

tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar

itu adalah suatu “seni” tersendiri.

3.8 Sarana Ibadah

3.8.1 Pengertian Masjid

Secara bahasa, masjid bermakna tempat sujud. Secara istilah

syar’i, masjid memiliki dua makna, umum dan khusus.

Makna secara umum mencakup mayoritas muka bumi, karena

diperbolehkan bagi kita shalat di manapun kita berada (kecuali

beberapa tempat yang dilarang oleh syariat).

Page 35: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ار�ا روهرو هط هو اد�ا دج جس هم روض جر هأل جت دل ي �ا دعهل روج

“Telah dijadikan untukku seluruh muka bumi ini sebagai tempat

sujud dan alat untuk bersuci.” Muttafaq ‘alaihi

Adapun maknanya secara khusus adalah sebuah bangunan

yang didirikan sebagai tempat untuk berdzikir kepada Allah

subhaanahu wa ta’aalaa, shalat dan membaca Al-Qur`an

sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

دن… جرنآ هءدة �اجلروق هر�ا هودق هلدة لص هو�ال للو ، هج هو لز هع دهلل در �ا جك دذ ه ي دل ده هم ا دإلن

“…(masjid-masjid itu) hanyalah dibangun untuk berdzikir kepada

Allah ‘azza wa jalla, shalat dan membaca Al Qur’an.” HR Muslim

3.8.2 Keutamaan Membangun Masjid

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan

kepada umatnya agar membangun masjid di perkampungan mereka

sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

هب هطلي هوروت هف لظ جن روتهن هوهأ در رودو دد دف ي �ال دج هس ا هم دء �اجل هم دبدبهن ا هسلل هو ده جي هعهل روهلل هصللا ى �ا دهلل رول �ا روسرو هر هر هم هأ

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk

membangun masjid di pemukiman-pemukiman, membersihkannya,

dan memberi wewangian.” HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-

Tirmidzi.

Dan orang yang membangun masjid keutamaannya sangat besar,

sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

دة هجلن جيات ا دف ي �اجل روه هب رولهلل هل هرو ، هبهنا ى �ا هغ جص جو هأ ،ةو ، هأ هط ا دص هق هح جف هم هك ددلهلل اد�ا دج جس هم جن هبهنا ى هم

“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid walaupun sebesar

sangkar burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangun

untuknya sebuah rumah di jannah (surga).” HR Ibnu Majah

3.8.3 Fungsi Masjid

Di zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, di

samping berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi

Page 36: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

sebagai pusat pengajaran ilmu agama Islam, demikian pula di masa

sahabat, tabiin dan generasi-generasi setelahnya. Bahkan sampai

sekarang, sebagian masjid masih berfungsi sebagai sarana untuk

menyampaikan dan menimba ilmu agama.

Masjid juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kaum

muslimin, baik yang kaya maupun yang miskin, pejabat maupun

rakyat, para ulama maupun orang awamnya. Oleh karena itu, masjid

merupakan tempat yang paling strategis untuk meningkatkan ilmu,

amal, dan ukhuwah umat Islam. Semoga kita kaum muslimin di

seluruh tanah air bisa mewujudkan fungsi masjid sesuai dengan apa

yang telah dijalani oleh generasi terbaik umat ini (para sahabat,

tabi’in, tabi’ut tabi’in) dan orang-orang yang mengikuti mereka

dengan baik.

3.8.4 Bimbingan Islam Terkait dengan Masjid

Ada banyak hal penting yang harus kita perhatikan terkait

dengan masjid. Di antaranya:

1. Membersihkan masjid

Masjid merupakan tempat yang mulia dan merupakan

salah satu syiar Allah subhaanahu wa ta’aalaa di muka bumi ini.

Sudah sepantasnya bagi kita kaum muslimin untuk selalu menjaga

kebersihannya. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang

artinya):

“Dan barangsiapa yang memuliakan syiar-syiar Allah maka hal

itu merupakan ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

Demikian pula Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.Beliau

shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar

memperhatikan hal itu sebagaimana pernyataan Ummul

Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk

membangun masjid di pemukiman-pemukiman,

Page 37: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

membersihkannya, dan memberi wewangian.” HR. Ahmad, Abu

Dawud, dan at-Tirmidzi.

2. Memberi wewangian dan menjauhkan aroma yang tidak sedap

dari masjid

Perintah untuk memberi wewangian di masjid telah

disebutkan dalam hadits pada poin pertama. Adapun perintah

menjauhkan aroma yang tidak sedap dari masjid disebutkan

dalam hadits:

هدهن ا دج جس هم لن هرهب جق هل هي هم – هف جرو جعدن ي �الروث هردة – هي هج لش دذده �ال هه جن دم هل هك جن هأ هم

“Barangsiapa makan dari jenis pohon ini (yakni bawang putih)

maka janganlah ia mendekati masjid kami.” Muttafaq ‘alaihi

Page 38: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL

4.1 Realisasi Kegiatan KKN Tematik

4.1.1 Bidang Pendidikan

Penyuluhan Hukum Lingkungan dan Mangrove.

Lingkungan yang terjaga dengan baik akan memberikan dampak

yang positif bagi masyarakat sekitar, dan begitu juga sebaliknya.

Penyuluhan hukum lingkungan dan mangrove ini dilaksanakan di

Balai Desa Kalisapu, yang di tujukan bagi warga desa Kalisapu,

perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua RT/RW,

warga (diwakili 3 orang/RT) dengan adanya penyuluhan hukum

lingkungan dan mangrove, diharapkan masyarakat memahami tentang

berbagai jenis tanaman mangrove, cara menanam dan merawat

mangrove, dan sadar akan pentingnya melestarikan mangrove sebagai

tempat berkembang biak ikan, penahan abrasi dan banyak memiliki

nilai ekonomis. Selain itu, mangrove juga bisa di jadikan lokawisata

yang indah.

Penyuluhan ini merupakan langkah awal dari rencana

penanaman mangrove di tepi pantai desa Kalisapu, guna penahan

abrasi dan pembudidayaan mangrove.

4.1.2 Bidang Ekonomi

1. Pembentukan Kelompok Pengawasan Masyarakat

(POKWASMAS) Mangrove Sentosa Desa Kalisapu.

Mangrove yang sudah ditanam perlu ada yang merawat dan

melestarikan. Maka dari itu di bentuknya kelompok pengawasan

masyarakat (POKWASMAS) mangrove di Desa Kalisapu.

Pembentukan kelompok ini di hadiri oleh Kuwu Desa Kalisapu,

perangkat desa dan anggota kelompok tani yang sudah terbentuk.

Anggota POKWASMAS diambil dari anggota kelompok tani Sri

Page 39: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Jaya dikarenakan memilih anggota yang tahu dan mengerti

bidangnya. Pembentukan kelompok ini menghasilkan Kelompok

Pengawasan Masyarakat (POKWASMAS) Mangrove dengan

nama : POKWASMAS “MANGROVE SENTOSA”. Adapun

susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :

Ketua : Suhana

Sekretaris : Toyib

Bendahara : M. Toha

Anggota : 11 Orang

Setelah pembentukan, langsung diadakan pengukuhan oleh Kuwu

Desa Kalisapu.

Selanjutnya diajukan ke kantor BP35K Gunung jati

dimaksudkan agar terdaftar di tingkat kabupaten dan tingkat

provinsi, supaya POKWASMAS Mangrove Sentosa Resmi.

Tindak lanjut dari pembentukan POKWASMAS masih di

koordinasikan.

Dengan demikian diharapkan masyarakat lebih mudah

untuk mengajukan proposal dan lain sebagainya untuk

meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat Desa Kalisapu.

2. Lokakarya

Salah satu yang menyebabkan rendahnya daya beli

masyaraat, yaitu disebabkan oleh rendahnya kontribusi usaha

kecil dan menengah terhadap perekonomian. Setelah melakukan

observasi selama 10 hari, di dapatkan beberapa potensi lokal

yang bisa di optimalisasikan. Hal ini dimaksudkan untuk

memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat.

Diantara potensi yang ada di Rw. 01 dan Rw. 02 yaitu :

a. Tersedianya tambak ikan.

Dahulu tambak ikan digunakan sebagai budidaya ikan

lele. Namun sekarang tidak di berdayakan lagi. Karena

Page 40: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

kebanyakan masyarakat lebih memilih bertani/bercocok tanam

dan menjadi nelayan. Sedangkan pemuda yang berada di desa

umumnya merantau keluar kota.

b. Pohon mangga.

Masyarakat Desa Kalisapu pada umumnya bermata

pencaharian sebagai petani/bercocok tanam. Selain itu halaman

atau pekarangan rumah masyarakat di tanami pohon mangga.

Jenis pohon mangga yang di tanam biasanya jenis mangga

harum manis, lali jiwo atau cengkir yang memiliki nilai jual

cukup tinggi. Hanya saja, hanya di jual dalam bentuk buah,

tidak dalam olahan.

Untuk peningkatan daya beli, setelah berdiskusi dengan kaur

etbang dan masyarakat, Peserta KKN mencoba membuat

varian dari olahan mangga.

Diantara olahan yang peserta KKN eksperimenkan adalah

sebagai berikut:

1) Olahan biji mangga : Jenang Mangga.

Biasanya biji mangga hanya di manfaatkan sebagai

bibit. Namun, bibit yang dihasilkan kurang baik jika

dibandingkan dengan cangkok. Oleh sebab itu, pada

lokakrya ini peserta KKN mencoba menghasilkan sesuatu

yang beda dibanding biasanya. Biji mangga di parut,

kemudian dibuat olahan menjadi jenang mangga.

2) Olahan Kulit Mangga : Keripik Liga (Kulit Mangga).

Kulit mangga biasanya hanya menjadi sampah, tidak

memiliki manfaat. Kali ini Peserta KKN berusaha

menciptakan cemilan sehat dari kulit mangga. Keripik kulit

mangga, dianggap masih asing, namun, ini merupakan

pemanfaatan limbah. Disamping bisa menciptakan nilai

ekonomis, kegiatan ini juga berdampak baik bagi

lingkungan.

Page 41: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

3) Olahan daging buah mangga : Manisan mangga kering.

Manisan, merupakan olahan yang sudah biasa. Namun,

bebeda jika dalam olahannya dengan bahan-bahan

sederhana dan peralatan sederhana. Olahan manisan

mangga kering tidak menggunakan bahan pengawet.

Sehingga kandungan yang terdapat dalam buah terjaga.

Tidak dilakukan perebusan, hanya menggunakan teknik

penjemuran.

Dari olahan mangga diatas, diharapkan dapat

meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga mendukung

peningkatan perekonomian.

4.1.3 Bidang Lingkungan

1. Penanaman Mangrove.

Penanaman mangrove merupakan tindak lanjut dari

penyuluhan hukum lingkungan dan mangrove. Penanaman

mangrove bertujuan agar masyarakat tidak hanya memahami

manfaat mangrove, tetapi juga sadar untuk membudidayakan

mangrove dengan menanam mangrove di tepi pantai dan laut.

Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh peserta KKN Tematik UNU

Cirebon tahun akademik 2013/2014 dan warga Desa Kalisapu,

perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua RT/RW.

Adapun jumlah mangrove yang ditanam berjumlah 1400 pohon,

dengan jenis tanaman api-api dan mangrove.

Hambatan :

1. Tidak ada penyuluhan mengenai cara menanam mangrove

yang benar.

2. Kurang koordinasi antara panitia, sehingga sebagian

mahasiswa tersesat saat akan menuju lokasi penanaman

mangrove, dan akibatnya pelaksanaan penanaman

mangrove terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.

Page 42: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

3. Lokasi tempat penanaman mangrove yang kurang baik,

dikarenakan dipenuhi sampah.

Solusi :

1. Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik oleh seluruh

panitia maupun pihak terkait dalam perncanaan kegiatan,

sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.

2. Penanaman mangrove sebaiknya dilakukan pada bagian

yang tidak tertutup sampah.

2. Penanaman Apotek Hidup

Desa Kalisapu merupakan Desa yang kaya akan sumber daya

alam terutama tanahnya yang subur. Oleh karna itu, pentingnya

pemanfaatan lahan yang optimal, salah satunya Penanaman Apotek

Hidup.

Penanaman Apotek Hidup dilaksanakan dilahan seluas 300m2

milik desa, yang dikerjakan oleh seluruh peserta KKN Tematik

kelompok 2 Desa Kalisapu dengan melibatkan perangkat desa.

Mengingat saat realisasi apotek hidup sedang musim

kemarau, jadi dipilihlah jenis tanaman obat yang mudah

perawatannya dan tidak mudah mati. Adapun jenis tanaman obat

yang ditanam adalah jahe, laos, kencur, kunyit dan temulawak.

Dengan adanya apotek hidup ini, diharapkan masyarakat sadar

akan pentingnya tanaman obat, sebagai alternatif untuk sehat

dengan herbal. Selain itu diharapkan juga masyarakat dapat

membuat obat herbal, atau home industri dalam bentuk jamu, atau

olahan lain. Misal, dodol jahe, permen jahe, wedang jahe dan lain-

lain.

Hambatan :

1. Tidak terpelihara tanah yang kosong

2. Kondisi tanah yang tandus

Page 43: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

Solusi :

1. Memanfaatkan lahan seoptimal mungkin

2. Perlunya penyiraman secara teratur

4.2 Realisasi Kegiatan KKN Non Tema

4.2.1 Bidang Pendidikan

1. Penyuluhan Cara Mecuci Tangan yang Benar

Penyuluhan cara cuci tangan ini dilaksanakan di Kelas IV SD

Negaeri 1 Kalisapu. Dalam penyuluhan ini siswa diajarkan cara

mencuci tangan yang benar dari mulai ujung jari sampai ke sela-

sela tangan yang jarang di jangkau saat mencuci tangan manfaat

mencuci tangan ini meliputi aspek-aspek kebersihan tangan,

hilangnya bakteri, kuman, dan membantu menjaga kesehatan anak.

Agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Penyuluhan ini bisa

membantu agar siswa-siswi dapat menerapkan hidup sehat sejak

dini karena hidup sehat berawal dari kebersihan diri.

2. Penyuluhan Pembentukan Karakter Tentang Adab Terhadap Orang

Tua.

Penyuluhan pembentukan karakter tentang adab terhadap

orang tua, di laksanakan di Kelas V SDN 1 Kalisapu. Dalam

penyuluhan ini siswa diajarkan tentang cara saling menghormati

dan menghargai orang tua sehingga diharapkan siswa–siswi akan

memiliki perilaku atau sikap yang baik dalam menghargai orang

lain bukan hanya kepada orang tua tetapi juga terhadap sesama.

3. Penyuluhan Pola Asuh Mendidik Anak

Penyuluhan pola asuh mendidik anak bertujuan agar para

orang tua memiliki gambaran tentang bagaimana cara mendidik

anak yang baik, sehingga dewasa kelak diharapkan anak-anaknya

dapat tumbuh menjadi pribadi yang berbudi pekerti baik, mandiri,

dapat menghargai perbedaan, dan mampu bersosialisas dengan

baik.

Page 44: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

4. Mengajar

Kegiatan mengajar dilaksanakan di 3 instansi, diantaranya

TK Negeri 1 Satap Kalisapu, SD Negeri 1 Kalisapu dan DTA

kalisapu. Tujuan dari kegiatan mengajar ini membantu dalam

bidang pendidikan di Desa Kalisapu kegiatan mengajar juga untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas,

interaktif, inovatif serta kreatif.

4.2.2 Bidang Kesehatan

Posyandu

Kegiatan posyandu dilaksanakan di posyandu budaya mekar

yang terletak di Rw.02 Rt.02. dalam pelaksanaan Posyandu ini

mahasiswa ikut serta membantu meningkatkan aktivitas di posyandu.

Dikarenakan kegiatan Posyandu dilaksanakan lebih awal dari

waktu yang sudah di jadwalkan. Sehingga rencana kegiatan

penyuluhan imunisasi, ibu dan bayi serta penyuluhan apotek hidup

tidak dapat di laksanakan.

4.2.3 Bidang Keagamaan

1. Yasinan

Kegiatan yasinaan ini dilaksanakan pada malam jum’at

kliwon di balai Desa Kalisapu kegiatan yasinaan ini disertai dengan

doa – doa untuk Masyarakat Desa Kalisapu, mahasiswa KKN dan

Pendahulu di Kalisapu. Diharapakan dengan pelaksanaan kegiatan

Yasinan tersebut dapat melancarkan semua apa yang diinginkan

baik dari masyarakat maupun dari mahasiswa itu sendiri dan

mendapatkan Ridha dari Allah SWT.

2. Marhabanan

Kegiatan marhabanan ini dilaksanakan setiap malam jum’at

di Rumah KH. Jafar Sodiq selaku sesepuh di Desa Kalisapu,

kegiatan ini biasa dilakukan setiap malam jum’at sebagai bentuk

Page 45: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

kegiatan latihan yang diikuti oleh para pemuda setempat yang

dibimbing para sesepuh. Dengan mengikuti kegiatan ini di

harapkan bisa menjalin kekeluargaan yang baik antar para pemuda

setempat. Kegiatan marhabanan ini dilaksanakan dalam rangka

mengenang sejarah kelahiran Rasulullah SAW.

4.2.4 Bidang Lingkungan

1. Membersihkan Sarana Ibadah

Kegiatan Pembersihan Lingkungan dilakukan dibeberapa

tempat umum seperti Masjid dan Musholla kegiatan pembersihan

ini bertujuan agar memberikan keasrian dan kenyamanan untuk

masyarakat dalam melaksanakan ibadah, sekaligus mengurangi

bakteri dan virus yang muncul akibat lingkungan yang kotor.

2. Perbaikan Sarana Ibadah

Kegiata ini di laksanakan di awal dan di akhir kegiatan

KKN pemebersihan di lakukan di 2 Musholla serta1 Masjid yang

terletak di Rw 01 dan Rw 02 dengan adanya kegiatan ini di

harapkan dapat membantu memberikan contoh yang baik kepada

masyarakat setempat yang dulu kurang peduli akan pentingnya

kebersihan lingkungan tempat ibadah dan memberikan sesuatu

yang dapat bermanfaat seperti perbaikkan musholla yang mana

sudah tidak layak pakai dengan melakukan perbaikkan seperti

pengecattan dan pemberian pintu wudhu dan lain-lain, sehingga

kini musholla menjadi layak pakai kembali.

4.3 Evaluasi Kegiatan KKN

4.3.1 Faktor Pendukung

Faktor pendukung kegiatan KKN Tematik Universitas Nahdlatul

Ulama ini meliputi dari berbagai aspek yang pertama dari pemerintahan

setempat yang sangat antusias menyambut kedatangan peserta KKN

Tematik Universitas Nahdlatul. Pemerintahan setempat juga sangat

Page 46: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

mendukung kegiatan KKN Tematik ini diantaranya dengan

memberikan motivasi pada peserta sehingga mempermudah

pelaksanaan kegiatan KKN Tematik, salah satunya yaitu dengan

memberikan lahan penanaman Apotek Hidup.

Peranan dari Dosen Pembimbing Lapangan juga sangat

mendukung kegiatan KKN Tematik ini di samping memberikan arahan

dan masukan bagi peserta KKN dalam menjalankan program kegiatan

KKN khususnya kegiatan yang dirasa memiliki kendala dalam

pelaksanaannya, juga memberikan insvirasi tentang cara penyusunan

laporan akhir dan lokakarya.

Peranaan masyarakat sekitar sangat membantu dalam pelaksanaan

kegiatan KKN Tematik ini bukan hanya bantuan internal saja

melainkan juga bantuan eksternal, seperti ikut serta dalam program

penanaaman mangrove, renovasi musholla, pelaksanaan penanaman

apotek hidup serta memberikan peralatan yang di butuhkan selama

KKN Tematik berlangsung.

4.3.2 Faktor Penghambat

Faktor Penghambat Kegiatan KKN Tematik ini meliputi beberapa

aspek hal diantaranya sebagian masyarakat yang bersikap acuh tak acuh

pada kehadiran mahasiswa KKN bahkan dalam membantu program

kegiatan KKN yang diadakan mahasiswa. Penyebabnya mungkin

karena mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan nelayan,

sehingga waktu siang hari mereka banyak dihabiskan untuk bekerja

diluar rumah.

Minimnya koordinasi antara pihak panitia dan peserta KKN.

Seperti pada saat penanaman mangrove, sebagian peserta KKN tersesat

jalan dan pelaksanaan penanaman molor dari waktu yang telah

dijadwalkan, banyak pohon mangrove yang tidak tertanam dengan baik,

hingga terbuang sia-sia.

Page 47: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan KKN Tematik Desa kalisapu Kecamatan Gunung

Jati selama 35 hari dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNU Cirebon di Desa

Kalisapu Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon mendapat sambutan,

tanggapan dan perhatian yang ramah dari pemerintah setempat dan

warga Desa Kalisapu.

5.1.2 Pada dasarnya masyarakat sangat memerlukan dukungan untuk dapat

meningkatkan kesadarannya akan Pendidikan, Kesehatan,

Keagaman, Ekonomi dan Lingkungan, maka kita sebagai mahasiswa

harus menjadi motivator dan inovasi bagi masyarakat Desa Kalisapu

Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon.

5.1.3 KKN adalah kegiatan yang fungsinya lebih membimbing mahasiswa

untuk mengabdi kepada masyarakat dan tampil sebagai motivatorr

bagi masyarat kearah yang lebih maju.

5.1.4 Mahasiswa sebagai anggota masyarakat harus lebih banyak belajar

dari masyarakat karena mahasiswa itu dipandang sebagai orang yang

lebih paham daripada masyarakat

5.1.5 Dengan adanya kegiatan KKN ini, hubungan antara lembaga

perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan

masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga

penanganan di berbagai bidang akan mudah dilaksanakan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Kepada Pihak LPPM Nahdatul Ulama (UNU) Cirebon

Pihak lembaga sebagai pihak penyelenggara kegiatan KKN

Tematik seharusnya mempunyai database terlebih dahulu tentang

Page 48: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

desa-desa yang ada di Kecamatan Gunung Jati sehingga peserta

KKN Tematik dapat mengorientasi progam kerja secara maksimal.

5.2.2 Sarana Kepada Aparat Pemerintahan Desa Kalisapu

Dari hasil observasi hendaknya pemirintahan Desa Kalisapu Kec.

GunungJati Kabupaten Cirebon harus lebih meningkatkan peranan dan

fungsi desa sebagai lembaga pemerintahan yang ada di tingkat desa

seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, kebersihan lingkungan

seta koordinasi dengan masyarakat dan organisasi-organisasi

kepemudaan khususnya Kelompok Pengawasan Masyarakat

(POKWASMAS) yang ada di desa.

5.2.3 Saran Kepada Peserta KKN Tematik

1. Para peserta KKN Tematik hendaknya menjalin kerja sama dan

kekompakan.

2. Peserta KKN Tematik hendaknya mengesampikan kepentingan

pribadi dan mengutamakan kepentingan kelompok demi kelangsungan

kegiatan KKN Tematik.

3. Peserta KKN Tematik hendaknya mampu menunjukan peranannya

sebagai insan berpendidikan yang sesungguhnya, mampu melakukan

perubahan kearah yang lebih baik dalam menunjang proses

pembangunan yang ada.

4. Peserta KKN Tematik hendaknya bersikap lebih dewasa dan bisa

menerima serta beradaptasi dengan situasi dan kondisi pada saat

kegiatan.

Page 49: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

5.3 Rekomendasi

Dari berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama 35

hari, ada banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran dan kami

tuangkan dalam bentuk saran yang bersifat membangun, antara lain :

5.3.1 Masyarakat desa Kalisapu hendaknya sadar akan manfaat menanam

dan melestarikan mangrove sebagai penahan abrasi.

5.3.2 Bagi pemerintah desa setempat, hendaknya mengkoordinasikan

ulang program-program POKWASMAS Mangrove Sentosa ke

depan dengan pihak BP35K.

5.3.3 Pemerintah desa hendaknya menindak lanjuti dengan mengadakan

pelatihan khusus membuat olahan dari buah mangga.

5.3.4 Masyarakat diharapkan menjaga dan memelihara tanaman mangrove

yang berada di tepi pantai.

5.3.5 Masyarakat sadar akan pentingnya memeriksakan kesehatan balita

dan anaknya ke POSYANDU.

5.3.6 Pemerintah desa hendaknya menambah ruang kelas bagi Diniyah

Takmiliyah Awaliyah yang berada di Desa Kalisapu.

Page 50: Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz. (2005), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:

Salemba Medika.

Arief, Arifin. (2003), Hutan Mangrove, Fungsi dan manfaatnya. Yogyakarta:

Kanisius

Aryasetia, Y. N. (2008), Mengenal Apotek Hidup. Jakarta: Karya Mandiri Pratama

Bengen, D.G. (2001), Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian

Bogor

Hurlock, Elisabeth. (2006), Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :

Erlangga

Kartono, Kartini. (199)2, Usaha Orang Tua dalam Rangka Mendidik Anak Usia

Sekolah. Jakarta: Penerbit Rajawali

Mukhtar Api, M.Si. (2012), Strategi Pemberdayaan Pokmaswas. Tersedia:

http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/strategi-pemberdayaan-

pokmaswas-dalam.html [ September 2012]

Saparinto, Cahyo. (2007), Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang:

DaharaPrize.

Sardiman. (2007), Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Suwono. (2008), Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah. From : http // www.

Pustaka. ut.ac.id / pustaka.

Umar, Zaidina. (2007), Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan

Pada Murid SD Pesisir Selatan Sumatera Barat, Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional, Kesehatan Masyarakat Vol.2. Jakarta: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Zakie, A. (2002), Etika Islam. Bandung: Pustaka Setia