39
MINI RESEARCH PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK KANDANG DAN FREKUENSI PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica) Diajukan Sebagai Salah Satu Pemenuhan Tugas pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan By Amrullah Mukhtar (813 617 3002) Erlia Utami Panjaitan (813 617 3009) Raja Novi Ariska (813 617 3013) Pendidikan Biologi A Pasca Sarjana [email protected]/Amrullah

Laporan Mini riset

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Mini riset

MINI RESEARCH PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK KANDANG DAN

FREKUENSI PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica)

Diajukan Sebagai Salah Satu Pemenuhan Tugas pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

ByAmrullah Mukhtar (813 617 3002)Erlia Utami Panjaitan (813 617 3009)Raja Novi Ariska (813 617 3013)

Pendidikan Biologi A Pasca Sarjana

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013

[email protected]/Amrullah

Page 2: Laporan Mini riset

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang

banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang

sawah ataupun diladang yang agak basah. Tanaman ini berasal

dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia tenggara, termasuk

Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia

kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang

biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki

kuda dan Antanan.

Pemanfaatan pegagan sejak zaman dahulu telah

digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi

permasalahan kesehatan, seperti meningkatkan vitalitas dan

daya ingat, mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada

lansia, meningkatkan kecerdasan pada anak anak, obat awet

muda, obat penyakit kulit, antistres, antiradang, antikanker,

untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan hepatitis akut.

Penelitian di Malaysia menunjukkan pegagan berpotensi

sebagai bahan obat antikanker ovarium (Nur Kartinee et al.,

2000). Menurut Kloppenburg-Versteegh, sekitar 59 ramuan obat

tradisional menggunakan pegagan sebagai bahan baku

(Widowati et al., 1992). Masyarakat Sunda telah lama pula

memanfaatkannya sebagai lalapan (Astawan, 2011).

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa-

senyawa aktif yang terkandung dalam pegagan mengandung

asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,

brahmoiside, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid,

hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam

mineral, zat pahit vellarine, dan zat samak (Arisandi, 2006).

[email protected]/Amrullah

Page 3: Laporan Mini riset

3

Seiring dengan perkembangan back to nature, dalam

memenuhi kebutuhan hidup masyarakat mulai kembali

menggunakan bahan-bahan alami. Saat ini permintaan herbal

pegagan yang bermutu dan terstandar dari industri obat dan

industri pangan fungsional seperti minumam kesehatan semakin

meningkat. IPB (2005) mengungkapkan kebutuhan industri akan

bahan baku pegagan mencapai 100 ton/th, namun sampai saat

ini baru dapat dipasok 4 ton/th dengan kualitas bahan baku yang

bervariasi serta jumlah pasokan yang tidak menentu.

Dalam memenuhi kebutuhan industri, selama ini pegagan

diambil langsung dari alam, tanpa usaha pembudidayaan,

sehingga pasokan bahan baku dan mutunya tidak terjamin.

Meningkatnya minat masyarakat terhadap obat bahan alam,

diperlukan pasokan bahan baku yang konsisten dengan mutu

yang sesuai kebutuhan industri melalui usaha budidaya. Untuk

mendukung upaya tersebut penyedianan bahan tanaman unggul

merupakan salah satu cara untuk menghasilkan bahan baku

bermutu. Selain itu, usaha pembudidayaan tanaman pegagan

juga dapat dijadikan sebagai bisnis yang menjanjikan.

Di daerah iklim tropis pegagan dapat tumbuh mulai dari

dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan

laut. Ketinggian optimum untuk tanaman ini adalah 200-800 m,

diatas 1000 m produksi dan mutunya lebih rendah.

Pegagan dapat tumbuh di tempat yang lembab dan ternaungi,

juga di tempat terbuka, seperti di padang rumput, pinggir

selokan, dan pematang sawah. Di tempat lembab dengan

naungan yang cukup, helaian daun pegagan berukuran lebih

besar dan tebal dibanding di tempat terbuka. Namun jika kurang

cahaya, helai daun akan menipis dan warna memucat (Balittro,

2012).

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman adalah ketersediaan air dan unsur hara. Kekurangan

[email protected]/Amrullah

Page 4: Laporan Mini riset

4

atau pun kelebihan air dan unsur hara tertentu dapat

menyebabkan terganggunya biosintesis protein dan klorofil,

metabolism sel, penurunan fotosintesis dan akhirnya

menghambat pertumbuhan tanaman (Ernawati, 1996).

Pemupukan tanaman pegagan belum banyak dilakukan,

hal ini disebabkan karena belum tersedianya pengetahuan

mengenai hara mineral yang optimum untuk mendukung

pertumbuhan dan produksi. Penelitian untuk melihat efek

pemupukan berdasar status hara tanah dan kebutuhan tanaman

pegagan terhadap hara N, P dan K belum tersedia. Disisi lain

kadar hara N, P dan K tanah sangat bervariasi antara satu jenis

tanah dengan jenis tanah lainnya. Bahkan pada jenis tanah yang

sama juga mempunyai tingkat ketersediaan hara yang berbeda.

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan

yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa

dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.

Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air

kencing (urine) hewan.

Pupuk kandang sebagai salah satu bahan organik, sangat

penting dalam mempertahankan dan memperbaiki kesuburan

tanah, apabila dibandingkan dengan pupuk buatan, pupuk

kandang lebih lambat bereaksinya, hal ini disebabkan sebagian

besar zat-zat makanan harus mengalami perubahan sebelum

menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman (Sabihan, 1982).

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang

padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara

mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium,

belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.Kandungan nitrogen dalam

urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen

dalam kotoran padat.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi

penyiraman yang sesuai dan jenis pupuk kandang yang mampu

[email protected]/Amrullah

Page 5: Laporan Mini riset

5

mendukung pertumbuhan tanaman pegagan secara maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji adakah interaksi

antara frekuensi pemberian air dan jenis pupuk kandang serta

pengaruhnya terhadadap pertumbuhan tanaman pegagan. Dari

uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan mini

research yang berjudul “Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang

dan Frekuensi Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pegagan

(Centella asiatica)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan akan tanaman pegagan sebagai sumber obat tradisional semakin

meningkat, sedangkan usaha pembudidayaannya tidak tersedia.

b) Pengambilan suplai tanaman pegagan dari alam dikhawatirkan akan

menghilangkan plasma nutfah pegagan.

c) Air dan usnsur hara sangat diperlukan tanaman.

d) Sangat sedikit informasi diperoleh bagaimana pengaruh pupuk terhadap

pertumbuhan tanaman pegagan.

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan begitu luasnya masalah yang ada, maka peneliti

membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Subyek penelitian adalah Centella asiatica.

b) Objek penelitian adalah pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

c) Tempat penelitian adalah belakang rumah kaca Universitas Negeri Medan.

d) Macam pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi, kotoran

kambing,dan kotoran ayam.

e) Volume penyiraman divariasikan menjadi tiga treatment, dua kali

penyiraman sehari, satu kali penyiraman sehari, dan satu kali penyiraman

dalam dua hari.

[email protected]/Amrullah

Page 6: Laporan Mini riset

6

f) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; cangkul, cetok,

penggaris, alat tulis, hand spray, timbangan, leaf area meter, termometer

tanah, lux meter, oven, polybag, gelas ukur, pisau, kertas

label,dan alat tulis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

a) Bagaimanakah pengaruh frekuensi pemberian air yang berbeda terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

b) Bagaimanakah pengaruh pemberian masing-masing pupuk kandang

terhadap pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

c) Pada frekuensi pemberian air berapakah dan pupuk apakah memberikan

pengaruh terbesar bagi pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:

a) Pengaruh frekuensi pemberian air yang berbeda terhadap pertumbuhan

tanaman Centella asiatica.

b) Pengaruh pemberian masing-masing pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

c) Frekuensi pemberian air dan pupuk apa yang memberikan pengaruh

terbesar bagi pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu

parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama yang dimonitor

adalah tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, luas

daun, berat segar tajuk dan akar, berat kering tajuk dan akar,

laju asimilasi bersih, indeks luas daun, laju pertumbuhan

tanaman, rasio tajuk dan akar, dan kandungan klorofil.

[email protected]/Amrullah

Page 7: Laporan Mini riset

7

Parameter pendukung yang digunakan adalah mikroklimat dan ekologi di

sekitar pegagan melalui pengamatan iklim (intensitas cahaya matahari, suhu

udara, suhu tanah, dan pH tanah).

1.7. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Bagi petani, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu acuan untuk

membudidayakan pegagan sebagai sumber tanaman obat komersial dengan

mengetahui pengaruh pupuk terhadap hasil pertumbuhan tanaman

pegagan.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat memberikan informasi

tentang potensi dan kegunaan senyawa aktif yang

terkandung dalam ekstrak pegagan (Centella asiatica).

3. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk menerapkan

teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam bentuk aplikasi

penelitian

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1Botani, Taksonomi dan Manfaat Pegagan

Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang

banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta

pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik,

tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik

Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke

berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk

[email protected]/Amrullah

Page 8: Laporan Mini riset

8

tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan.

Sejak zaman dahulu, pegagan telah digunakan untuk obat kulit,

gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Masyarakat

Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman

untuk lalapan (wikipedia).

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh

menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh

subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan

penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah

pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga

dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak

ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka.

Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih)

dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma

(rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak

dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat

yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembap dan

terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip

pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang,

antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.

Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella

Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside,

isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid,

brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside,

carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral

seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga

glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan

antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat

vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki

fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah,

peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika),

[email protected]/Amrullah

Page 9: Laporan Mini riset

9

menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf

memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif,

insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada

menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan

(menghambat terjadinya keloid).

Klasifikasi tanaman Pegagan :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotiledoneae

Ord : Umbillales

Familia :Umbillifera

(Apiaceae)

Genus : Centella

Spesies : Centella

asiatica

Gambar 2.1. Centella asiatica

2.1.2Ekologi Pegagan

Pegagan merupakan tumbuhan iklim tropik yang tumbuh di

dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan

laut (dpl). Tanaman ini dapat tumbuh di tempat-tempat terbuka,

pada tanah yang lembab dan subur, misalnya di padang rumput,

tegalan, tepi parit, di antara batu-batu, dan di tepi-tepi jalan

(Widowati et al1992). Pegagan menghendaki kondisi tanah yang

lembab dan subur, kelembaban udara yang diinginkan antara 70-

90% dengan rata-rata temperatur 20-250C dan tingkat

kemasaman tanah (pH) netral antara 6-7 (Winarto dan Surbakti,

2003).

Januwati dan Yusron (2005) menyatakan bahwa tanaman

pegagan tumbuh baik di tempat dengan naungan yang cukup.

Pada tempat tersebut tanaman akan tumbuh dengan helaian

[email protected]/Amrullah

Page 10: Laporan Mini riset

10

daun lebih besar dan tebal dibanding di tempat terbuka,

sedangkan pada tempat yang kurang cahaya helaian daun akan

menipis dan berwarna pucat. Selain itu untuk memperoleh daun

yang lebar diperlukan kelembaban dan kesuburan tanah yang

cukup.

2.1.3Budidaya Tanaman

a. Penyiapan Lahan

Pegagan dapat dibudidakan di lahan atau menggunakan

pot/polibeg. Apabila ditanam dilahan, sebaiknya tanah

dicangkul dengan kedalaman 20 cm, dibersihkan dari

gulma dan batubatuan.

Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi

20 cm – 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan

ukuran lahan, jarak antar bedengan 50 cm.

Apabila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg,

sebaiknya pot/polibeg berdiameter 15 cm. Media tanam

yang digunakan kaya akan bahan organik dan gembur,

dapat berupa campuran.

b. Penyiapan Bibit

Bibit yang akan ditanam dapat diperoleh dengan cara

memotong setiap buku-buku tanaman pegagan yang

memiliki stolon. Satu buku yang mempunyai akar dapat

tumbuh menjadi tanaman baru. Untuk budidaya pegagan,

sebaiknya satu bibit mempunyai tiga buku untuk menjamin

pertumbuhan bibit.

c. Penanaman

Pada bedengan yang telah disiapkan di lahan, dibuat

lubang tanam dengan jarak 20 cm – 30 cm dengan

menggunakan tugal. Bibit ditanam dengan hati-hati

[email protected]/Amrullah

Page 11: Laporan Mini riset

11

kemudian disiram. Bila pegagan ditanam di dalam

pot/polibeg, media terlebih dahulu dimasukkan ke dalam

pot/polibeg. Dalam satu pot/polibeg dapat ditanam satu atau

lebih bibit, disiram, kemudian dipindahkan ke tempat yang

teduh.

d. Pemeliharaan

Pupuk yang digunakan dalam budidaya pegagan adalah

pupuk organik, dapat berupa kompos atau pupuk kandang.

Penggunaan pupuk kimia (anorganik) sebaiknya dihindari

karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif. Pupuk

dapat disebar merata di atas bedengan atau dicampurkan

pada media tanam di pot/polibeg. Pemupukan susulan

dilakukan sesuai dengan kondisi kesuburan tanah.

Penyiraman tanaman disesuaikan dengan kondisi

kelembaban tanah.

e. Hama dan Penyakit

Pegagan hampir tidak pernah terserang hama dan

penyakit. Terkadang daun pegagan diserang kutu, untuk

mengendalikannya sebaiknya daun yang terserang dibuang.

Tidak dianjurkan menggunakan pestisida kimia karena

residunya dapat menimbulkan efek negatif bila pegagan

dikonsumsi. Apabila serangan hama sangat mengganggu

pertumbuhan pegagan, dapat digunakan pestisida nabati

untuk mengendalikannya.

Cara pembuatan pestisida nabati adalah dengan

mencampurkan tanaman mimba (Azadiractha indica),

tembakau (Nicotiana tabacum) dan akar tuba (Derris eclipta).

Semua bahan ditumbuk halus, kemudian direndam air,

[email protected]/Amrullah

Page 12: Laporan Mini riset

12

diaduk merata, didiamkan selama satu malam. Keesokan

harinya, campuran disaring, dilarutkan dalam air hangat.

Penyemprotan dapat dilakukan pada pagi atau sore hari, saat

tidak hujan (Mahendra, 2005).

f. Panen dan Pascapanen

Pegagan dapat dipanen apabila akan dikonsumsi atau

digunakan. Bila akan diolah pemanenan dapat dilakukan 3

bulan setelah penanaman. Pegagan dapat digunakan dalam

bentuk segar dan kering. Pengeringan dapat dilakukan

dengan cara diangin-anginkan, tidak dijemur di bawah sinar

matahari langsung karena akan merusak fisik dan

kandungannya. Setelah kering bahan dapat dikemas dan

simpan dalam kantungan plastik. Pegagan kering dapat

digunakan dalam bentuk serbuk atau serbuk teh yang

diminum airnya. Pegagan juga dapat digunakan dalam

bentuk krem, salep dan body lotion.

2.1.4Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Pegagan

2.1.4.1. Syarat Tumbuh

Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-

tempat yang lembab pada intensitas sinar yang rendah

(ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka, seperti di

padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah. Faktor

lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan dan

mempengaruhi kandungan bahan aktif tanaman pegagan, antara

lain :

a. Tinggi tempat

Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah

hingga dataran tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk

pertumbuhan optimum tanaman ini yaitu pada ketinggian 200 –

800 m dpl.

[email protected]/Amrullah

Page 13: Laporan Mini riset

13

b. Jenis tanah

Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik

hampir pada semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah

Latosol dengan kandungan liat sedang tanaman ini tumbuh

subur dan kandungan bahan aktifnya cukup baik. Pada tanah

dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun akan

tinggi.

c. Iklim

Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering,

karena sistem perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu

faktor iklim yang penting dalam pengembangan pegagan adalah

curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada musim kemarau dan

tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu dilakukan

penyiraman.

Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas cahaya

30 – 40 %, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela

(semusim maupun tahunan), misalnya di antara tanaman jagung,

kelapa, kelapa sawit, buah-buahan yang tidak terlalu rindang. Di

tempat dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan

menjadi lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman

tumbuh di tempat terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang

kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna memucat.

Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat diberikan

pupuk organik atau kompos.

2.2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan semua produk buangan dari

binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah

hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah (Hartatik, 2008).

Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari

sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar

kaya akan, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan

[email protected]/Amrullah

Page 14: Laporan Mini riset

14

kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih

tinggi. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang adalah

mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat

tumbuh secara baik (Wikipedia).

2.2.1. Jenis Pupuk Kandang

   a. Pupuk kandang padat

Pukan padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum

dikomposkan sebagai sumber hara N bagi tanaman dan dapat memperbaikisifat

kimia, biologi dan fisik tanah. Penanganan pukan oleh petani hanya ditumpuk saja

pada tempat yang telah disediakan atau ditambah dekomposer untuk mempercepet

kematangan pukan.

b.      Pupuk kandang cair

Pukan cair merupakan bentukancair dari kotoran hewan yang masih segar

yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran hewanyang dilarutkan dalam air

dalam perbandingan tertentu. Pukan yang masih segar jika dicampur dengan air

dan dijadikan pukan cair memiliki kandungan hara yang lebih baik dibanding

dengan pukan padat. Unsur-unsur hara makro dan seng kadarnya mencukupi,

hanya kalsium dan sejumlah kecil besi, mangan dan tembaga perlu diperoleh dari

sumber lain, kadar N total pada larutan kotoran ayam sudah ideal, meskipun akan

lebih baik bila terdapat bentuk nitratdaripada bentuk amonium.

2.2.2. Kualitas Pupuk Kandang

a. Pupuk kandang ayam

Pukan ini banyak diberikan oleh para petani karena banyak mengandung P

yang berasal dari konsentrat yang diberika pada ayam broiler. Selain itu pukan ini

memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama, hal tersebut

karena pukan ayam mudah terdekomposisi dan kadar hara yang tinggi.

b. Pupuk kandang sapi

Pukan sapi merupakan pukan yang memiliki kadar serat paling tinggi

sehingga dalam apklikasinya masih perlu proses ulang. Hal tersebut dikarenakan

untuk mencagah terhambatnya petumbuhan tanaman karena mikroba dekomposer

akan menggunakan N untuk mendekomposisikan bahan organik. Selin itu pada

[email protected]/Amrullah

Page 15: Laporan Mini riset

15

pukan sapi basah masih terdapat banyak air sehingga akan menguras tenaga

ekstra.

c. Pupuk kandang kambing

Pukan kambing yang berbentuk butiran ini memiliki bentuk butiran,

sehingga sulit untuk didekomposisikan secara langsung dan akan berdampak

langsung pada penyediaan unsur haranya, sehingga dalam apklikasinya perlu

dilakukan pengomposan pada pukan kambing. Pukan kambing memiliki kalium

tinggi dari pukan lainnya.

d. Pupuk kandang babi

Pemanfaatan pukan babi sangat berbeda dengan pukan lainnya karena

pukan ini diberikan sendiri maka hasil pada tanaman kurang baik oleh sebab itu

banyak petani yang mencampurnya dengan pukan ayam atau kambing. Pukan ini

sangat dipengaruhi oleh mur ternak, pukan ini memiliki kadar P dan rendah Mg.

e. Pupuk kandang kuda

Penggunaan pukan ini dilakukan dengan dekomposisi secara alami dalam

lubang yang disediakan. Pukan ini sangat tergantung pada jenis pakannya yaitu

dedak sehingga mengandung banyak Mg dan memiliki C/N rasio yang rendah.

Tabel 2.1. Komposisi Zat Hara Pupuk Kandang

Pupuk Kandang

Kelembaban (%) Nitrogen (%) P2O5 (%) K2O (%)

Lembu, Sapi 80 1,67 1,11 0,56Kuda 75 2,29 1,25 1,38Domba 68 3,75 1,87 1,25Babi 82 3,75 3,13 2,50Ayam 56 6,27 5,92 3,27Merpati 52 5,68 5,74 3,23

2.3. Air dan Tananman

Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Salah satu

fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui

proses transpirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat

memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain

[email protected]/Amrullah

Page 16: Laporan Mini riset

16

memberikan manfaat bagi tanaman melalui proses fotosintesis, cahaya mathari

juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman.

Agar peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang

membahayakan bagi tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui

proses tanspirasi. Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata.

Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energi panas dari tubuh

tanaman. Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat

yang aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak

berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas

pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi  tanaman karena suhu yang

terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel, dan

jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan

pengangkut. 

Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup

memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi

kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya.

Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air,

transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan

air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan

air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi

kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang

terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan

menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati.

Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-

daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air

tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari

tanaman. Jika proses tranpirasi ini cukup besar dan penyerapan

air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan

mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang

tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air

dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage.

[email protected]/Amrullah

Page 17: Laporan Mini riset

17

Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan

karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia.

2.4. Penelitian Relevan yang Pernah Dilakukan

Beberapa penelitian yang relevan dan dapat dijadikan

acuan dalam penelitian ini tentang pengaruh pemberian pupuk

organik terhadap pertumbuhan tanaman pegagan antara lain;

“Kajian Frekuensi Pemberian Air dan Macam Pupuk Organik

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kumis Kucing” oleh

Samanhudi et al menyimpulkan adanya peningkatan berat kering

tanaman kumis kucing namun tidak mempengaruhi

pertambahan berat simplisia.

Penelitian oleh IPB (2012) mengenai “Dosis Pemupukan

dan Sistem Panen Tanaman Pegagan untuk Memperoleh Produksi

Senyawa Bioaktif Asiatikosida Tinggi” menyimpulkan adanya

perbedaan dalam berat kering dan berat simplisia pegagan,

namun dalam aplikasinya, penelitian tersebut menggunakan

pupuk anorganik.

Kedua penelitian di atas mendasari dilakukannya penelitian

ini, yang ingin mengetahui pengaruh pemberian air dan jenis

pupuk kandang terbaik bagi pertumbuhan tanaman Centella

asiatica, sehingga dapat diperoleh laju pertumbuhan yang

maksimal pada tanaman Centella asiatica. Penelitian ini

merupakan penelitian yang berbeda dengan penelitian yang

sudah ada sebelumnya.

Sebagai tambahan, ada beberapa penelitian yang telah

dilakukan mengenai efek farmakologis pegagan :

1. Ekstrak pegagan dalam sediaan jelly dapat

menyembuhkan luka lebih cepat dibandingkan sediaan

salep dan krim. Sediaan dalam bentuk krim dan jelly

mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan salep

selama 3 bulan (Suratman, 1994, JF FMIPA UNPAD).

[email protected]/Amrullah

Page 18: Laporan Mini riset

18

2. Ekstrak pegagan dengan fraksi petroleum eter tidak

menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan fraksi

kloroform dan fraksi sisa dapat menghambat

pertumbuhan bakteri (Zuriyati, 1993, JF FMIPA UNAND).

Khasiat dan Cara Pemakaian

1. Infeksi saluran kencing, susah kencing

Bahan : Pegagan kering 15 g, kumis kucing kering 10 g,

akar alang-alang kering 7rumput mutiara kering 10 g

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus

dengan 7 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Air rebusan

diminum satu jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari,

yaitu pagi, siang, dan sore hari (Mahendra, 2005).

2. Menambah daya ingat anak

Bahan : Pegagan segar 30 g, temulawak 1 jari, madu

secukupnya

Pemakaian : Pegagan dicuci bersih, temulawak dipotong

tipis-tipis. Masukkan dalam panci keramik dan rebus dalam

2 gelas air hingga tinggal setengahnya. Dinginkan,

tambahkan madu dan minum sebelum makan. Anak-anak 2

– 5 tahun : 2 x ¼ gelas per hari Anak-anak 6 –12 tahun : 2 x

½ gelas per hari (Kurniasih, dkk., 2003).

3 Kencing darah, muntah darah, mimisan

Bahan : Pegagan segar 30 g, urang-aring segar 30 g, akar

alang-alang 30 g

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih. Rebus dalam 3

gelas aired sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring

dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 3kali sehari

(Dalimartha, 2004).

4. Darah tinggi, jantung, stroke

Bahan : Pegagan kering 15 g, sambiloto kering 10 g, pulai

kering 7 g, tempuyung kering 10 g, sambung nyawa kering

10 g, daun dewa kering 10 g

[email protected]/Amrullah

Page 19: Laporan Mini riset

19

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus

dengan 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas. Air rebusan

diminum satu jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari,

yaitu pagi, siang, dan sore hari(Mahendra, 2005).

5. Wasir

Bahan : Pegagan segar 4 – 5 tanaman

Pemakaian : Pegagan dicuci bersih direbus dengan air

selama 5 menit. Air rebusan diminum 2 kali sehari selama

beberapa hari (Djauhariya dan Hernani. 2004)

2.5. Kerangka Berpikir

Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung

mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature dan

krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli

masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal

harganya.

Pemanfaatan pegagan sejak zaman dahulu telah

digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi

permasalahan kesehatan, seperti meningkatkan vitalitas dan

daya ingat, mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada

lansia, meningkatkan kecerdasan pada anak anak, obat awet

muda, obat penyakit kulit, antistres, antiradang, antikanker,

untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan hepatitis akut.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa-

senyawa aktif yang terkandung dalam pegagan mengandung

asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,

brahmoiside, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid,

hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam

mineral, zat pahit vellarine, dan zat samak (Arisandi, 2006).

Dalam memenuhi kebutuhan industri, selama ini pegagan

diambil langsung dari alam, tanpa usaha pembudidayaan,

[email protected]/Amrullah

Page 20: Laporan Mini riset

20

sehingga pasokan bahan baku dan mutunya tidak terjamin.

Meningkatnya minat masyarakat terhadap obat bahan alam,

diperlukan pasokan bahan baku yang konsisten dengan mutu

yang sesuai kebutuhan industri melalui usaha budidaya. Untuk

mendukung upaya tersebut penyedianan bahan tanaman unggul

merupakan salah satu cara untuk menghasilkan bahan baku

bermutu. Selain itu, usaha pembudidayaan tanaman pegagan

juga dapat dijadikan sebagai bisnis yang menjanjikan. Oleh

karena itu perlu dilakukan perbaikan budidaya yang sudah ada

agar hasilnya semakin meningkat.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian

kadar air dan macam pupuk terhadap pertumbuhan tanaman

pegagan (Centella asiatica). Melalui penelitian ini diharapkan

produksi tumbuhan Centella asiatica dapat meningkat. Salah

satu cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan penelitian

dengan memberikan pupuk kandang dan air sehingga akan

diketahui pengaruh dari penelitian. Pupuk kandang sebagai salah

satu bahan organik, sangat penting dalam mempertahankan dan

memperbaiki kesuburan tanah, apabila dibandingkan dengan

pupuk buatan. Air berfungsi sebagai pelarut dari garam-garam,

gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tubuh

tumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial. Pemupukan

dan Pengairan yang tepat akan memberikan produksi

pertumbuhan yang lebih baik bagi tanaman.

2.6. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir di

atas, maka dapat ditentukan hipotesis penelitian yaitu sebagai

berikut:

1). Terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman

Centella asiatica yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk.

[email protected]/Amrullah

Page 21: Laporan Mini riset

21

2). Terdapat pengaruh pemberian masing-masing jenis pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica

3). Terdapat pengaruh pemberian kadar air terhadap pertumbuhan tanaman

Centella asiatica.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilakukan bulan september sampai dengan bulan oktober

2013 bertempat di belakang rumah kaca kampus UNIMED di jalan Willem

Iskandar, Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 750 m di atas permukaan laut

(dpl) dan jenis tanah humus alluvial. Beriklim Tropis dengan kisaran suhu udara

23ºC - 40ºC. Kelembaban udara di wilayah ini rata-rata 78-82%. Dan kecepatan

angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap

bulannya 100,6 mm.

[email protected]/Amrullah

Page 22: Laporan Mini riset

22

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit ruas tanaman

pegagan (Centella asiatica), tanah, pupuk kandang (sapi, kambing, ayam), dan air.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetok, gembor, penggaris,

alat tulis, hand spray, timbangan, termometer maksimum-minimum, termometer

tanah, lux meter, dan oven. Polybag sebanyak 60 buah dengan ukuran 25cm x

25cm dan volume 100ml, cetok, sprayer, gelas ukur, spektrofotometer, labu

erlenmeyer, mortal, pH meter dan cuvet.

3.2.3 Kalibrasi Instrumen

Alat yang digunakan dalam penelitian ini dianggap sudah terkalibrasi.Oleh

karena itu tidak perlu dilakukan kalibrasi terhadap instrument.

3.3 VariablePenelitian

Variabel Bebas : Frekuensi pemberian air dan jenis pupuk kandang.

Variabel Terikat : Pertumbuhan tanaman pegagan (Centella asiatica)

3.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial

dengan dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian air

terdiri atas 3 taraf yaitu :2 kali sehari ,1 hari sekali, dan 2 hari sekali. Faktor kedua

adalah macam pupuk kandang yang terdiri atas 3 macam yaitu pupuk kotoran

sapi, pupuk kotoran kambing, pupuk kotoran ayam, dan satu kontrol . Sehingga

didapatkan 12 kombinasi perlakuan yang diulang empat kali.

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Control Pukan Sapi Pukan Kambing Pukan Ayam

2 x sehari T1.C T1.P1 T1.P2 T1.P31 x sehari T2.C T2.P1 T2.P2 T2.P3

[email protected]/Amrullah

Page 23: Laporan Mini riset

23

2 hari, 1 x T3.C T3.P1 T3.P2 T3.P3

Keterangan: 2 x sehari : 1 x sehari :2 hari 1 x :Pupuk Sapi :Pupuk Kambing :Pupuk Ayam :

3.5 Pelaksanaan Penelitian

Tata laksana percobaan meliputi: pengamatan kondisi

lingkungan, persiapan media tanam, penanaman, pemberian air,

pemeliharaan dan panen.

a. Pengamatan kondisi lingkungan area penanaman

pengamatan dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya matahari, suhu

udara, suhu tanah, dan pH tanah.

b. Persiapan media tanam.

Media tanam yang dipakai adalah tanah humus, tiga jenis pupuk kandang,

yaitu pukan sapi, pukan kambing, pukan ayam dan tanpa pukan dengan

perbandingan 1:1. Media tanam dengan volume yang sama dimasukkan ke

masing-masing polybag berukuran 25 cm x 25 cm.

c. Penanaman

Penanaman bibit dilakukan kedalam media tanam setelah tanah dibiarkan

selama satu minggu setelah dicampur dengan pupuk. Hal ini bertujuan agar

proses fermentasi oleh bakteri terhadap kotoran telah selesai, sehingga tanah

tidak bersifat panas bagi bibit tanaman pegagan. Penanaman dilakukan

dengan memasukkan 3 ruas umbi tanaman pegagan kedalam masing-masing

media tanam.

d. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram pegagan (Centella asiatica)

dengan tiga macam perlakuan pemberian air yang berbeda, yaitu dua kali

[email protected]/Amrullah

Page 24: Laporan Mini riset

24

sehari, satu kali sehari dan dua hari satu kali volume air yang telah

ditentukan.

e. Pengamatan dan Pemanenan

Pengamatan terhadap faktor-faktor yang di ukur dilakukan sebanyak 3 kali,

yaitu 20 HST, 40 HST, dan 60 HST. Pemanenan dilakukan ketika tanaman

berusia 60 HST.

3.6 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanaman yang dipilih secara

acak dari masing-masing ulangan. Pengamatan tanaman

meliputi beberapa parameter yaitu pengamatan terhadap tinggi

tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, luas daun, berat

segar tajuk dan akar, berat kering tajuk dan akar, laju asimilasi

bersih, indeks luas daun, laju pertumbuhan tanaman, rasio tajuk

dan akar, dan kandungan klorofil.

3.6.1. Komponen Pertumbuhan

a. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung

daun (pucuk).Pengukuran dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60

HST.

b. Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung dengan menghitung jumlah daun

tanaman. Daun yang dihitung yaitu daun yang sudah

terbentuk dengan sempurna..Perhitungan dilakukan pada 20

HST, 40 HST, dan 60 HST.

c. Luas Daun (cm2)

[email protected]/Amrullah

Page 25: Laporan Mini riset

25

Luas daun dihitung dengan menggunakan metode gravimetri.

Perhitungan luas daun dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60

HST. Metode pengukuran luas daun dilakukan dengan

menggunakan kertas yang seragam. Daun yang akan diukur

luasnya digambar pada kertas, digunting kemudian ditimbang.

Luas daun dapat ditentukan dengan membandingkan berat

potongan kertas dengan berat kertas yang sudah diketahui

luasnya.Rumus yang digunakan untuk mengukur luas daun

adalah:

LD = (a/b) x 100 cm2

(Sumber : Sitompul dan Guritno, 1995)

Keterangan:

LD = luas dauna = berat polab = berat kertas konversi (gr)

d. Berat Segar Akar dan Tajuk

- Berat Segar Akar (gr)

Berat segar akar diperoleh dengan menyuci bersih akar lalu

ditimbang dengan menggunakan timbangan.

- Berat Segar Tajuk (gr)

Berat segartajuk diperoleh dengan menyuci bersih tajuk lalu

ditimbang dengan menggunakan timbangan. Berat segar

tajuk pegagan terdiri atas batang dan daun. Semakin banyak

jumlah daun maka berat segar tajuk tanaman juga akan

meningkat.Perhitungan berat segar akar dan tajuk dilakukan

pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

e. Berat Kering Akar dan Tajuk

- Berat Kering Akar (gr)

[email protected]/Amrullah

Page 26: Laporan Mini riset

26

Penimbangan bobot kering akar tanaman setelah

pengeringan pada suhu 800 C selama 24 jam di dalam oven.

- Berat KeringTajuk (gr)

Penimbangan bobot kering tajuk tanaman setelah

pengeringan pada suhu 800C selama 24 jam di dalam

oven. Biomassa tajuk merupakan akumulasi fotosintat yang

berada dibatang dan daun Perhitungan berat segar akar dan

tajuk dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

f. Indeks Luas Daun (cm-2m-2)

Indeks Luas Daun (ILD), yaitu nisbah antara luas daun

komunitas (L) dengan satuan luas area tanah yang ditutupi

komunitas (A), yang merupakan karakteristik kemampuan

tanaman menyerap radiasi matahari untuk proses fotosintesis

dalam tegakan tanaman. Perhitungan indeks luas daun

dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

Rumus untuk indeks luas daun adalah:

ILD = L2+L 1

2 A

Keterangan:

ILD = luas daun, L = luas daun komunitas, A =

luas area tanah

g. Rasio Tajuk dan Akar

Perbandingan berat kering tajuk dan berat kering akar

tanaman Centella asiatica. Parameter ini digunakan sebagai

petunjuk ada atau tidaknya peristiwa kekeringan air pada

tanaman.Perhitungan rasio tajuk dan akar tanaman dilakukan

pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST .

h. Laju Asimilasi Bersih ( g/cm2/minggu )

[email protected]/Amrullah

Page 27: Laporan Mini riset

27

Laju asimilasi bersih yaitu hasil bersih asimilasi persatuan luas

dan waktu diperoleh melalui rumus sebagai berikut:

LAB = W 2−W 1L 2−L 1

X ln L2−ln L1

T 2−T 1

(Sumber :Gardner et.al, 1991)

Keterangan:

LAB = Laju Asimilasi Bersih

L1 = Luas daun pada pengamatan awal (cm2)

L2 = Luas daun pada pengamatan akhir (cm2)

W1 = Bobot kering tanaman pada pengamatan awal ( gr )

W2 = Bobot kering tanaman pada pengamatan akhir ( gr)

T1 = waktuawal pengamatan( minggu )

W2 = waktu akhir pengamatan( minggu )

Perhitungan laju asimilasi bersih dilakukan pada 20 HST, 40 HST,

dan 60 HST

i. Laju Pertumbuhan Tanaman ( g/cm2/minggu )

Lajupertumbuhan tanaman yaitu pertumbuhan berat dalam

komunitas tanaman

Persatuan luastanah dalam satu satuan waktu.Perhitunganlaju

pertumbuhan tanaman dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60

HST melalui rumus sebagai berikut:

LPT =W 2−W 1T 2−T 1

X 1

GA

(Sumber :Gardner et.al,

1991)

[email protected]/Amrullah

Page 28: Laporan Mini riset

28

Keterangan:

LPT = Laju Pertumbuhan Tanaman

GA = Luas tanah (cm2)

j. Kandungan Klorofil Daun

Daun yang digunakan untuk menghitung kandungan klorofil adalah daun

nomor 4 dari atas.Daun diekstrak dengan aseton 70%.Ekstrak daun kemudian

dimasukkan dalam kuvet dan diukur kandungan klorofilnya dengan

spektrofotometer.Pengukuran dilakukan pada minggu ke-4 setelah masa tanam.

Perhitungan kandungan klorofil dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Klorofil a = 1.07 (OD 663) – 0.094 (OD644)

Klorofil b = 1.77 (OD 644) – 0.28 (OD 663)

Klorofil Total = 0.79 (OD 663) – 1.076 (OD 644)

(Sumber : Sitompul dan Guritno, 1995)

3.7.Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan uji

Anova dua jalur pada tingkat kepercayaan 95%.Apabila uji Anova

menunjukkan adanya pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan

dengan uji Duncan.

[email protected]/Amrullah

Page 29: Laporan Mini riset

29

REFERENSI

Arisandi, Yohana., 2006, Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan, Eska Media, Jakarta.

Astawan, Made., 2011, Pegagan Meremajakan Otak & Hati http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybermed|2|0|3|265 (Diakses 2 Mei 2012).

Balittro, 2012, Budidaya dan PascaPanen Pegagan (Centella asiatica)

http://pkpp.ristek.go.id/_assets/upload/docs/786_doc_8.pdf (diakses 30 Agustus 2013)

Grander, Pearce dan R.L. Mithell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia,  Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan diakses 28 Agustus 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_kandang diakses 28 Agustus

2013

Institut Pertanian Bogor. 2005. Pasar Domestik dan Ekspor Produk Tanaman Obat (Biofarmaka).

Januwati M, H Muhammad. 1992. Cara Budidaya Pegagan (Centella asiatica L.

(Urban)). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1 (2):42-44.

[email protected]/Amrullah

Page 30: Laporan Mini riset

30

Nur Kartinee K, A. Hawariah L.P. and Azizol A, K., 2000. Perliminary sraaning of antiproliferative activity of selected extracts of Centella asiatica. Proceedings of the Seminar on Medicinal and Aromatic Plants. FRIM, 12-13 September 2000. Kuala Lum-pur, Malaysia.

Suratman, 1994, Ekstrak pegagan dalam sediaan jelly dapat menyembuhkan luka lebih cepat dibandingkan sediaan salep dan krim. FMIPA UNPAD

Widowati, L., Pudjiastuti, D. Indrari dan D. Sundari, 1992. Beberapa Informasi Khasiat Keamanan dan Fitokimia Tanaman Pegagan (Centella asiatica L. Urban.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia. I (2) : 39-42.

Winarto WP, Surbakti M. 2005. Khasiat & Manfaat Pegagan: Tanaman Penambah Daya Ingat. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Zuriyati, 1993, Ekstrak pegagan dengan fraksi petroleum eter tidak menghambat pertumbuhan bakteri. FMIPA UNAND

[email protected]/Amrullah