16
LAPORAN PENELITIAN DESKRIPSI HASIL PENGELOLAAN KEUANGAN DI SMPN 12 BANDUNG DAN SMPN 15 BANDUNG Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pengelo1aan Pendidikan yang di ampu oleh : Dr. Eka Prihatin,M.Pd. Oleh : Kelompok 3 Atikah Maharani 1205823 Arif Cahya Gumelar 1202429 Indana Nuzula 1202369 Maryam Susana Oktaviani Sundari 1204438 Muhammad Deni Mahmudin 1205546 Siti Jubaedah 1201783 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013

Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan hasil observasi mata kuliah pengelolaan pendidikan sub materi mengenai masalah keuangan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Citation preview

Page 1: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

LAPORAN PENELITIAN

DESKRIPSI HASIL PENGELOLAAN KEUANGAN DI SMPN 12

BANDUNG DAN SMPN 15 BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pengelo1aan Pendidikan yang di

ampu oleh :

Dr. Eka Prihatin,M.Pd.

Oleh : Kelompok 3

Atikah Maharani 1205823

Arif Cahya Gumelar 1202429

Indana Nuzula 1202369

Maryam Susana Oktaviani Sundari 1204438

Muhammad Deni Mahmudin 1205546

Siti Jubaedah 1201783

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa’ Taala. Karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya kami penulis bisa menyelesaikan tugas makalah dalam mata

kuliah Pengelolaan Pendidikan dengan tema “Pembiayaan”.

Ucapak terima kasih kami ucapkan kepada Drs. Eka Priharin, M.Pd selaku dosen

Pengelolaan Pendidikan yang memberikan banyak arahan kepada kami. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha SMPN 12

BANDUNG dan Bapak Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha SMPN 15, Ketua Jurusan

Pendidikan Geografi FPIPS UPI, dan rekan-rekan yang telah membantu dalam pengerjaan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis

membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini, agar

selanjutnya penulis bisa menulis makalah lebih baik lagi.

WassalamualaikumWarahmatullah Wabarokatuh

Bandung, 3 November 2013

Penulis

Page 3: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Studi Lapangan

Keberhasilan pembangunan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan sekolah tidak terlepas dari pengelolaan pendidikan di sekolah itu sendiri.

Pengelolaan pendidikan sekolah merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan

tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan semua pihak baik bagi pengelola sekolah,

guru, dan peserta didik.

Suatu sekolah di katakan berhasil dalam mengelola sumber daya yang ada bila

mengedepankan aspek-aspek pembangunan untuk kepentingan sekolah dan kepentingan

siswa-siswinya.

Rasa ingin tahu untuk mengetahui seluk beluk mengenai sekolah tertuang dalam

pikiran setiap individu mahasiswa. Oleh karenanya studi lapangan dilakukan guna mencari

berbagai macam data, dalam kesempatan ini aspek yang menjadi titik utama dalam

pengelolaan pendidikan yaitu aspek pengelolaan keuangan pendidikan.

B. Tujuan Studi Lapangan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari studi lapangan yang dilakukan oleh penulis diantaranya

adalah ingin mengetahui gambaran secara umum mengenai pengelolaan pendidikan

yang ada di sekolah tersebut khusunya ditinjau dari aspek pengelolaan keuangan

pendidikan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari studi lapangan yang dilakukan oleh penulis adalah

memperoleh data mengenai sekolah tersebut yang relevan dengan situasi di lapangan.

Page 4: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

C. Manfaat Studi Lapangan

1. Manfaat bagi sekolah

Manfaat bagi sekolah yang menjadi objek diantaranya adalah sekolah mampu

memberikan informasi secara lengkap dan mempublikasikannya kepada masyarakat.

2. Manfaat bagi perkuliahan

Dapat mengurangi rasa jenuh perkuliahan yang selalu dilakukan didalam kelas

mengingat setiap mahasiswa dapat bereksplorasi dan mengimplementasikan materi

didalam kelas dilapangan sekreativ mungkin.

3. Manfaat bagi mahasiswa

Selain memberi wawasan dan pengetahuan, studi lapangan ini bisa merangsang

mahasiswa untuk lebih aktif dalam bertanya mengenai manajemen sekolah, serta

mengetahui situasi sekolah lebih terperinci.

D. Materi Studi Lapangan

Dalam materi kali ini, setiap mahasiswa mengkaji manajemen sekolah. Untuk ini

penulis mengkaji manajemen sekolah dalam aspek Pengelolaan Keuangan Pendidikan.

E. Teknik, Lokasi, dan Sumber Data Studi Lapangan

1. Teknik Pengambilan Data

Data adalah informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian. Ada dua jenis

data yaitu, data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diambil oleh

peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama, guna kepentingan

penelitiannya, yang sebelumnya tidak ada. Data sekunder adalah data yang sudah

tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya. Data asli tidak

diambilpeneliti tetapi oleh pihak lain.

Beberapa teknik pengambilan data yang umum digunakan dalam penelitian sosial

antara lain adalah wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi, serta observasi.

Untuk masing-masing teknik pengambilan digunakan instrumen pengambilan data

yang berbeda. Wawancara menggunakan panduan wawancara dan bisa dilengkapi

dengan alat perekam suara (tape-recorder), studi dokumen dengan alat catat mencatat

atau tustel, catatan, atau alat lainnya.

Page 5: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

Pada kesempatan kali ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data dengan

teknik wawancara dengan pihak terkait dan pihak yang mengetahui seluk beluk

tentang administrasi keuangan di sekolah tersebut.

2. Lokasi Studi Lapangan

Lokasi kunjungan sekolah ini tertuju pada sekolah negeri di Kota Bandung yaitu

SMPN 12 Kota Bandung, yang berlokasi di Jalan DR. Setia Budi No.195 Bandung

Telp (022) 2013947 dan SMPN 15 Kota Bandung yang berlokasi di Jalan DR. Setia

Budi No. 89 Bandung Telp. (022) 2034914.

3. Sumber Data

a. Narasumber : Ibu Tuti (Kepala Tata Usaha SMPN 12 Bandung), Ibu Yayah

(Kepala Keuangan SMPN 12 Bandung), Ibu Rita (Staff Bendahara dan

Keuangan SMPN 15 Bandung).

Page 6: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Menurut Depdikbud (1989) konsep biaya dalam pendidikan terdiri dari seluruh biaya

yang dikeluarkan dan dimanfaatkan untuk menyelenggarakan pendidikan baik oleh

pemerintah, perorangan dan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Di dalam bidang pendidikan, para produsen terdiri dari pemerintah departemen

pendidikan nasional yang menangani sekolah – sekolah. Sedangkan para konsumen adalah

bisa peserta didik atau keluarga dan masyarakat yang menjadi pemakai jasa tersebut.

Ketersediaan dana merupakan salah satu syarat untuk dapat dilakukannya berbagai

kegiatan pendidikan. Apabila dana yang diperlukan telah cukup tersedia, maka dituntut

adanya pengelolaan yang cermat terhadap sumber-sumber dana.

Hal ini telah diamanatkan oleh Undang-Undang dasar 1945, bahwa pemerintah

mempunyai kewajiban untuk mengatur dan membiayai pendidikan sesuai dengan fungsinya.

Namun, oleh karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana

pendidikan, maka tanggung jawab atas dana pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua (USPN No. 20 tahun 2003).

Setelah dicanangkan Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka ada pergeseran wewenang dari pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah. Kedua UU tersebut sebagai dasar hukum bagi daerah untuk

mengatur diri sendiri (otonomi)yang berimplikasi pula pada pengelolaan pendidikan, dan

keuangan pendidikan yang tidak selalu tergantung pada pusat dan organisasi pendidikan di

daerah.

Secara sederhana pengelolaan dana pendidikan mencakup dua aspek :

1. dimensi penerimaan atau sumber dana

2. dimensi pengeluaran atau alokasi dana.

Dimensi penerimaan antara lain bersumber dari : penerimaan umum pemerintah,

penerimaan khusus pemerintah yang diperlukan bagi pendidikan,iuran sekolah dan

sumbangan – sumbangan masyarakat.

Page 7: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

Sedangkan dimensi pengeluaran meliputi : pengeluaran modal/ kapital atau anggaran

pembangunan (capital outlay /exependiture).

Pengelolaan atas dana pendidikan itu akan menimbulkan manfaat, diantaranya :

1. memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien artinya dengan

dana tertentu diperoleh hasil / tujuan tertentu

2. memungkunkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah

satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga swasta termasuk

kursus – kursus).

3. Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran – kebocoran ataupun penyimpangan –

penyimpangan penggunaan dana dari rencana semula

Berdasarkan hal diatas, pengelolaan keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam

proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan, serta mengawasi

pelaksanaan penggunaan dana, baik untuk biaya operasional maupun biaya kapital,

disertai bukti – bukti secara administratif dan fisik (material) sesuai dengan dana yang

dikeluarkan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah

menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa

memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan

tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut

adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi

seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan

pendidikan lain yang sederajat.

B. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat

terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.

Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan

SMP/SMPLB/SMPT (Terbuka) negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada

rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional

Page 8: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

(SBI). Sumbangan/pungutan bagi sekolah RSBI dan SBI harus tetap

mempertimbangkan fungsi pendidikan sebagai kegiatan nirlaba, sehingga

sumbangan/pungutan tidak boleh berlebih;

2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk

apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;

3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

C. Sasaran Program dan Besar Bantuan

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD/SDLB dan

SMP/SMPLB/SMPT, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan Tempat Kegiatan

Belajar Mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri

maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. besar biaya satuan BOS yang

diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:

1. SD/SDLB : Rp 580.000,-/siswa/tahun

2. SMP/SMPLB/SMPT/SATAP : Rp 710.000,-/siswa/tahun

D. Waktu Penyaluran Dana

Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-

Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Pada tahun anggaran 2013,

dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai dengan

Desember 2013, yaitu Triwulan I dan II tahun anggaran 2013 tahun ajaran 2012/2013

dan Triwulan III dan IV tahun anggaran 2013 tahun ajaran 2013/2014. Bagi wilayah

yang sangat sulit secara geografis (wilayah terpencil) sehingga proses pengambilan

dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan atau memerlukan biaya pengambilan

yang mahal, penyaluran dana BOS oleh sekolah dilakukan setiap semester, yaitu pada

awal semester. Penentuan wilayah terpencil ditetapkan dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Unit wilayah terpencil adalah kecamatan;

2. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengusulkan nama-nama

kecamatan terpencil kepada Tim Manajemen BOS Provinsi, selanjutnya

Tim Manajemen BOS Provinsi mengusulkan daftar nama tersebut ke Tim

Manajemen BOS Pusat;

3. Kementerian Keuangan menetapkan daftar alokasi dana BOS wilayah

terpencil berdasarkan usulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 9: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

E. Sekolah Penerima BOS

1. Semua sekolah SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT negeri wajib menerima

dana BOS;

2. Semua sekolah swasta yang telah memiliki izin operasi dan tidak dikembangkan

menjadi bertaraf internasional wajib menerima dana BOS. sekolah swasta yang

menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua siswa melalui komite sekolah

dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin di sekolah tersebut;

3. Semua sekolah SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT negeri dilarang

melakukan pungutan kepada orang tua/wali siswa;

4. Untuk SD/SDLB swasta dan SMP/SMPLB/SMPT swasta, yang mendapatkan

bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah pada tahun ajaran berjalan, dapat

memungut biaya pendidikan yang digunakanhanya untuk memenuhi kekurangan

biaya investasi dan biaya operasi;

5. Semua sekolah yang menerima BOS harus mengikuti pedoman BOS yang telah

ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah;

6. Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana dari orang

tua siswa yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya

operasi yang diperoleh dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan

persetujuan pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan Komite Sekolah;

7. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan orang tua/wali siswa

yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah.

Sumbangan dapat berupa uang dan/atau barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak

memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka waktu

pemberiannya;

8. Pemda harus ikut mengendalikan dan mengawasi pungutan yang dilakukan oleh

sekolah dan sumbangan yang diterima dari masyarakat/orang tua/wali siswa

tersebut mengikuti prinsip nirlaba dan dikelola dengan prinsip transparansi dan

akuntabilitas;

9. Menteri dan Kepala Daerah dapat membatalkan pungutan yang dilakukan oleh

sekolah apabila sekolah melanggar peraturan perundang-undangan dan dinilai

meresahkan masyarakat.

Page 10: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

F. Program BOS dan Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu

Melalui program BOS yang terkait pendidikan dasar 9 tahun, setiap pengelola

program pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses pendidikan dasar 9

tahun yang bermutu;

2. BOS harus memberi kepastian bahwa tidak ada siswa miskin putus sekolah karena

alasan finansial seperti tidak mampu membeli baju seragam/alat tulis sekolah dan

biaya lainnya;

3. BOS harus menjamin kepastian lulusan setingkat SD dapat melanjutkan ke tingkat

SMP;

4. Kepala sekolah SD/SDLB menjamin semua siswa yang akan lulus dapat

melanjutkan ke SMP/SMPLB;

5. Kepala sekolah berkewajiban mengidentifikasi anak putus sekolah

dilingkungannya untuk diajak kembali ke bangku sekolah;

6. Kepala sekolah harus mengelola dana BOS secara transparan dan akuntabel;

7. BOS tidak menghalangi siswa, orang tua yang mampu, atau walinya memberikan

sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah Sumbangan sukarela

dari orang tua siswa harus bersifat ikhlas, tidak terikat waktu dan tidak ditetapkan

jumlahnya, serta tidak mendiskriminasikan mereka yang tidak memberikan

sumbangan.

G. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Dana BOS diterima oleh sekolah secara utuh, dan dikelola secara mandiri oleh

sekolah dengan melibatkan dewan guru dan Komite Sekolah dengan menerapkan MBS,

yaitu:

1. Sekolah mengelola dana secara profesional, transparan dan akuntabel;

2. Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahuna

3. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS merupakan bagian

integral dari RKAS tersebut;

4. Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan setelah

memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh SKPD Pendidikan

Kabupaten/kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta).

Page 11: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

BAB III

KAJIAN EMPIRIK

A. Deskripsi Hasil Pengamatan

1. Konsep Dasar Keuangan

a. SMPN 12 BANDUNG

Konsep dasar keuangan yang diterapkan di SMPN 12 BANDUNG ini adalah

konsep akuntansi umum hanya saja terikat dengan ketentuan-ketentuan dari

pemerintah seperti format dalam penulisan laporan keuangan. Sistem Administrasi di

sekolah ini seperti pada administrasi pada umumnya yaitu adanya kas umum, kas

tunai, buku bank, dan pajak serta yang masih menggunakan cara manual dan sedikit

komputerisasi.

Dasar keuangan di sekolah ini juga merupakan dana BOS yang diberikan oleh

tiga sumber yang berbeda yaitu dari Pusat, Provinsi dan Kota. Dengan masing masing

dana memiliki besaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sumbangan

terbesar yaitu sumbangan yang diberikan oleh Pusat.

b. SMPN 15 BANDUNG

Konsep dasar keuangan yang diterapakan di SMPN 15 BANDUNG tidak jauh

berbeda dengan apa yang menjadi konsep dasar di keuangan SMPN 12 Bandung,

hanya saja yang menjadi pembeda disini adalah penggunaan komputerisasi yang

sudah mapan yang di bantu dengan adanya aplikasi software yaitu SIMDA, dimana

dalam aplikasi itu semua jenis penginputan data serta pengadministrasian dilakukan.

Untuk konsep dasr keuangan pemasukan tidak jauh berbeda degan SMPN 12

Bandung yang mendapatkan bantuan BOS dari 3 sumber utama yatitu Pusat, Provinsi

dan Kota. Di sekolah inipun dirasa sumbangan yang paling besar adalah dari Pusat,

yaitu Jakarta.

Page 12: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

B. Sumber-Sumber penerimaa

Adapun sumber-sumber penerimaan di sekolah ini (SMPN 12 BANDUNG dan

SMPN 15 BANDUNG) antara lain :

1. Dana bantuna BOS

Dana bantuan BOS (Bantuan Operasioanl Sekolah) merupakan dana

pemasukan paling utama yang mengalir setiap 1 triwulan (3 bulan sekali).

Dalam dana BOS ini terdapat 3 sumber utama yaitu BOS Pusat, BOS Provinsi,

dan BOS Kota. Dana bos ini digunakan untuk keperluan operasional sekolah

secara menyeluruh. Untuk kisaran sendiri tidak ada perbedaan diantara kedua

sekolah ini. Dari dana BOS tersebut yang paling besar adalah ada di dana BOS

dari pusat dengan kisaran Rp. 710.000/siswa/tahun.

2. Sumbangan dari komite

Sumber dana kedua yaitu adanya sumbangan dari Komite Sekolah. Komite

merupakan perwakilan atau wali dari orang tua siswa/siswi yang ada disekolah

tersebut. Untuk sumbangan ini pihak dari sekolah tidak meminta melainkan

pihak komite sendiri yang menyumbangkan. Dana ini digunakan sebagai

tambahan biaya atau dana untuk pembangunan. Serta sumbangan dari komite

ini digunakan untuk studytour atau karya wisata

2. Jenis- jenis pengeluaran

a. Pengeluaran rutin

Pengeluaran rutin ialah biaya yang dipergunakan secara berkala dalam suatu masa

tertentu. Dana yang dipergunakan dalam pengeluaran rutin ini memerlukan

pengelolaan yang baik terutama bagi lembaga pendidikan. Pengeluaran rutin di

kedua SMPN ini tidak ada perbedaan yang besar.

Adapun pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan antara lain :

1) gaji honorarium guru

2) upah pegawai

3) pembelian ATK biaya pemeliharaan gedung

4) biaya operasional

5) kegiatan rapat

6) OSIS

7) Fasilitas air dan listrik

Page 13: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

8) Biaya dosen tamu dan karya wisata

b. Pengeluaran kapital

Adapun pengneluaran – pengeluaran yang harus dikelurkan antara lain :

1) Biaya untuk mendirikan sekolah

2) Pembelian buku perpusatakaan ataupun buku referensi

3) Sarana dan prasarana sekolah

3. Jenis penggangaran

a. SMPN 12 BANDUNG

Ada 8 Jenis pengganagaran dana disekolah ini, yaitu :

Pengembangan kompetensi lulusan

Pengembangan dan peningkatan standar isi kurikulum

Pengembangan pembelajaran (honor)

Pengembangan standar proses kegiatan

Pengembangan sarana dan prasarana

Pengembangan standart pengelolaan

Pengembangan standart pembiayaan

Pengembangan dan implementasi sistem penilaian

Dari ke depalan point diatas di Sekolah ini anggaran yang paling besar yaitu

dianggaratkan pada pengembangan sarana dan prasarana yaitu sekitar 40 % dan

sisa 60 % nya dibagi secara merata. Untuk jenis pengembangan pemebelajaran

atau honor di sekolah ini terdapat tiga guru honorer dan sembilan Staff Tata

Usaha honorer.

b. SMPN 15 BANDUNG

Cukup berbeda dari sekolah pertama yang hanya menganggarkan 8 anggaran

dasar untuk keuangan. Ada 13 jenis penganggaran di sekolah ini, yaitu :

Penerimaan Siswa Baru

Honor guru Honorer

Bahan Habis Pakai

Pengembangan Profesi

Page 14: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

Bantuan siswa Miskin

Listrik dan tanggungan daya

Perawatan sekolah

Alat praga

Buku perpustakaan

Buku Referensi

Manajemen sekolah

Kursi siswa

Sarana Prasarana sekolah lainnya.

Disini ada 13 anggaan dasar yang jika dibedakan anggaran di sekolah ini

sangatlah terperinci. Untuk anggaran yang paling besa yaitu terdapat pada Gaji

Guru Honorer yang dianggarkan sekitar 20% dari anggaran keseluruhan.

Anggaran ini besar dikarenakan banyaknya jumlah tenaga kerja honorer di

sekolah ini yaitu 6 guru honorer dan 7 orang staff Tata usaha.

4. Bentuk penganggaran

Sekolah ini menggunakan bentuk penganggaran pembukuan dimana semua

penerimaan dan pengeluaran harus dibukukan terlebih dahulu kemudiannya uangnya

diterima atau dibayarkan. Selain itu juga sistem keuangan di dua sekolah ini sudah

menggunakan sistem BANK dimana segala bentuk keuangan disimpan di BANK dan jika

ada keperluan ataupun yang lainnya maka uang tersebut akan di ambil disana.

5. Pengawasan keuangan

Pengawasan keuangan yang ada tidak jauh berbeda dari sekolah pertama dengan

sekolah kedua dilakukan melalui koordinasi antara bendahara kemudian

dipertanggungjawabkan kepada keepala sekolah setelah itu oleh kepala sekolah

dilaporkan kepada dinas pendidikan Kota, Provinsi dan Pusat.

Cara-cara mempertanggungjawabkan keuangannya antara lain :

a. Diadakan pemeriksaan kas dan menyusun berita acara pemeriksaan kas setiap

akhir triwulan secara teratur

b. Pembukuan dilakukan setiap hari, triwulan, semester dan tahunan .

c. Atasan langsung bendahara bertanggungjawab atas kerugian

Page 15: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

BAB IV

KESIMPULAN

Sistem pengelolaan keuangan yang diterapkan di SMPN 12 BANDUNG dan SMPN 15

BANDUNG ini adalah sistem akuntansi umum hanya saja terikat pada ketentuan-ketentuan

format yang sudah ditentukan pemerintah. Secara kesuluruhan tidak ada perbedaan yang jelas

dari kedua SMP ini, hal ini membuktikan bahwa ketentuan-ketenutuan dari pusat sudah

dilaksanakan dengan baik di setiap sekolah. Segala pembiayaan yang digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional sekolahpun dirasa tidak ada perbedaan yang besar. Serta

sistem pelaporan pertanggung jawaban yang sama baik dari segi alur dan bantuk

pelaporannya.

Page 16: Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Cetak Ketiga. Bandung, PT.

Remaja Rosdakarya

Tim dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Pendidikan. 2007. Pengelolaan Pendidikan.

Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. UPI. Bandung.

Mustatofa. 2008. Konsep-konsep Dasar Pendidikan, pengelolaan Pendidikan. 2007.UPI

Bandung.