Upload
apriliaelokaena
View
993
Download
38
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
adalah suatu kegiatan praktik mengajar di sekolah-
sekolah, yang dalam hal ini dilakukan sebagai salah satu
bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Melalui kegiatan Pelatihan praktik
pengalaman lapangan ini, calon Guru MI akan semakin
berkompeten dan dapat menunjukkan
keprofesionalitasan diri, sehingga dapat bersain dengan
Negara-negara lain. Dalam meningkatkan kualitas
pendidikan, maka keberhasilannya tidak hanya
ditentukan oleh kurikulum sekolah maupun sarana-
prasarana. Akan tetapi, seorang Guru dalam hal ini juga
1
sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi, tetapi
seorang Guru juga harus bisa bersikap professional
dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pembelajaran. Seorang Guru harus pandai dalam
memilih strategi yang tepat yang digunakan untuk
mencapai indikator kompetensi. Peningkatan kualitas
pendidikan juga tidak terlepas dari kesadaran tiap
warganya tentang pentingnya pendidikan bagi generasi
muda sebagai penerus bangsa.
Pada era sekarang ini, seiring dengan
berkembangnya zaman dan dengan adanya MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan banyak
membawa dampak bagi pendidikan Indonesia sendiri.
Dengan adanya MEA maka akan terjadi persaingan
bebas dalam Negara-negara di ASEAN khususnya dalam
2
hal ini adalah di dunia pendidikan. Tidak menutup
kemungkinan, peluang calon Guru di Indonesia akan
semakin sempit karena Guru dari Luar Negeri juga akan
berkiprah di Indonesia secara bebas. Jika calon Guru di
Indonesia tidak mempunyai cukup pengalaman untuk
mengajar dan tidak mempunyai cukup ilmu
keprofesionalan sebagai calon Guru, maka tentu akan
tertinggal oleh Negara lain. Selain itu, kredibilitas calon
Guru MI dalam masyarakat juga sangat mempengaruhi.
Kepercayaan masyarakat terhadap calon Guru MI di
Indonesia yang rendah akan mempengaruhi kualitas
calon Guru MI di Indonesia. Di lapangan, banyak
ditemukan Guru yang mengajar hanya menuntut
ketuntasan indikator kompetensi dari kurikulum
pemerintah, dibanding dengan ketercapaian indikator
kompetensi. Seorang Guru tidak hanya dituntut untuk
3
menguasai materi saja, namun seperti yang telah
disebutkan di awal bahwa guru harus peka terhadap
permasalahan-permasalahan di lapangan yang
berhubungan dengan pembelajaran.
Program pembelajaran adalah rencana proses
belajar mengajar yang didasarkan pada pertimbangan
kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, materi,
metode, alat atau media, alokasi waktu, sumber belajar,
serta sistem evaluasi. Dengan tujuan agar dapat
menguasai proses belajar dan hasil belajar yang optimal.
Untuk menghadapi semua permasalahan di atas
maka dalam hal ini, dalam rangka melatih calon-calon
pendidik yang diharapkan seperti tersebut di atas, maka
diadakanlah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), bagi
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Ampel Surabaya.
4
PPL merupakan bagian dari pengabdian kepada
masyarakat dan perguruan tinggi sekaligus merupakan
rangkaian kegiatan untuk menerapkan berbagai disiplin
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. Melalui PPL
mahasiswa dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya berdasarkan pengamatan nyata untuk
membantu pemecahan masalah yang dihadapi sekolah
dan masyarakat.
Dengan diadakannya kegiatan PPL maka
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
kepada Mahasiswa bagaimana cara mengelola kegiatan
pembelajaran di sekolah yang baik. Dan menjadi calon
Guru yang professional. Program PPL II bertujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi orang yang
bertanggung jawab, berdedikasi dan memiliki kepedulian
sosial yang tinggi khususnya di bidang pendidikan.
5
Berbagai pengetahuan yang sudah mereka kuasai melalui
program perkuliahan akan berkembang setelah
dihadapkan pada kenyataan di lingkungan sekolah dan
juga akan menambah wawasan mahasiswa yang dalam
hal ini adalah sebagai calon pendidikan akan
berwawasan luas sehingga akan meningkatkan
kredibilitas calon Guru MI di masyarakat Indonesia
sendiri. Dengan demikian calon pendidik dari Indonesia
akan mempunyai nilai jual dan daya saing yang tinggi
sehingga tidak akan timbul adanya kekhawatiran karena
diberlakukannya MEA.
B. Pengertian PPL
Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel
Surabaya adalah suatu rangkaian kegiatan untuk
menerapkan berbagai teori kependidikan yang berupa
6
latihan-latihan pembelajaran di Sekolah dan Madrasah.
Bentuk kegiatan PPL II merupakan tahap latihan
mengajar yang dihadapkan pada siswa sesungguhnya,
yang dikenal dengan real classroom teaching dan latihan
tugas-tugas kependidikan dan pembelajaran lainnya.
Bobot mata kuliah yang berupa praktik ini adalah 4 sks.
Kegiatan ini merupakan tahapan praktik mengajar yang
kedua setelah mahasiswa-mahasiswi melakukan PPL 1.
C. Landasan Kegiatan PPL II
1. Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2012, tentang
pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014,
tentang penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi
7
4. Peraturan Pemerintah nomor 74 tehun 2008 tentang
Guru.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
6. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
7. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Penilaian
Pendidikan
9. Permenag nomor 16 tahun 2010 tentang pengelolaan
pendidikan Agama Islam di sekolah
10. Peraturan Presiden RI Nomor 65 tahun 2013 tentang
perubahan Institut Agama Islam Negeri Sunan
8
Ampel menjadi Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2014,
tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Sunan Ampel
Surabaya
12. Keputusan Rektor UIN Sunan Ampel nomor Un.
08/1 / PP.00.9/ P/ 2014 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pendidikan Program Strata Satu
(S1) Tahun 2014.
13. Surat pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Badan Layanan Umum Tahun
Anggaran 2015 Nomor Dipa-025.04.2.423770/ 2015
tanggal 14 Nopember 2014
14. Keputusan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya Nomor: Un.07/1 /
PP.00.9/ 1418/ III/ 2015 tentang Penyusunan Buku
9
Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan(PPL)
Program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Semester
Genap Tahun Akademik 2014/ 2015.
D. Tujuan PPL
Praktek Pengalaman Lapangan bertujuan untuk :
1. Terbentuknya kompetensi pedagogik dengan
indikator:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual.
b. Menguasai tori belajar dan prinsip – prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran yang diampu.
10
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan tehnologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang
dimiliki
g. Berkomukasi secara efekti, empatik, dan santun,
dengan peserta didik.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
11
2. Terbentuknya Kompetensi Kepribadian Dengan
Indikator:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi Guru dan rasa percaya
diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi Guru
3. Terbentuknya kompetensi sosial dengan indikator:
12
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang
tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah
republik, indonesia, yang memiliki sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri
dan profesi lai secara lisan dan tulisan maupun
bentuk lain.
4. Terbentuknya kompetensi profesiaonal dengan
indikator:
13
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan, yang mendukung mata pelajaran yang
diampu.
b. Menguasai stardar kompetensi dasar dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
e. Memanfaatkan tehnologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri.
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat
14
Praktek Pengalaman Lapangan II (PPL II)
dilaksanakan di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
2. Waktu Pelaksanaan PPL
PPL dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan
mulai tanggal 27 Juli sampai dengan 28 September
2015, secara magang. Yaitu seorang calon guru
(Mahasiswa) di tempatkan dan dipercayakan
pembinaannya kepada kepala sekolah tempat PPL
beserta Guru pamong, sedang calon Guru
(mahasiswa) diberikan peranan oleh guru pamongnya
dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan
pengajaran sebagaimana layaknya seorang guru.
15
BAB II
LAPORAN
PELAKSANAAN LATIHAN PEMBELAJARAN
A. Perangkat Pembelajaran Sebelum Mengajar
Perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang
harus dipersiapkan seorang Guru sebelum melaksanakan
pembelajaran. Sama halnya dengan seorang Guru, calon
Guru atau mahasiswa PPL juga harus terlebih dahulu
merencanakan dan mempersiapkan hal-hal yang akan
dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.
Adapun persiapan dan perencanaannya meliputi:
1. Kalender Pendidikan
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
waktu jam efektif yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, termasuk waktu libur dan lain-lain.
16
Fungsinya untuk menghitung pekan efektif,
menyusun program tahunan dan menyusun program
semester.
2. Rencana Pekan Efektif
merupakan suatu penjabaran dari kalender
pendidikan yang berupa pengalokasian waktu dan
pekan efektif. Kegunaannya yaitu untuk mengetahui
distribusi alokasi waktu tatap muka, ulangan harian,
ujuan tengah semester, ujian akhir, dan lain-lain.
3. Program Tahunan
Merupakan suatu program yang memuat
alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam
suatu pelajaran. Program tahunan ini berfungsi
sebagai acuan untuk membuat program semester
karena di dalamnya terdapat pokok bahasan.
17
4. Program Semester
Adalah program pengajaran yang memuat
alokasi waktu setiap pokok bahasan dan sub pokok
bahasan pada setiap semester, program ini dapat
disusun dengan menyesuaikan hari efektif belajar
yang ada pada kalender pendidikan
Adapun fungsi dari program semester adalah:
a. Acuan menyusun program
b. Acuan menyusun kalender pendidikan
c. Efisiensi dan efektifitas waktu yang tersedia
5. Pemetaan Program Semester
Pemetaan program semester ini setiap minggu
pada minggu efektif, guru-guru bersepakat
menentukan tema yang digunakan dalam jangka
minggu tertentu sesuai dengan momen dan kondisi.
18
6. Pengembangan Silabus
Adalah suatu pengembangan kurikulum
tingkat bidang studi. Pada tingkat ini dilakukan
pengembangan silabus untuk setiap bidang study pada
berbagai jenis lembaga pendidikan.
Adapun kegunaannya antara lain:
a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis
kompetensi dan tujuan setiap bidang studi
b. Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok
bahasan, serta mengelompokkannya sesuai dengan
ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan
(keterampilan), nilai dan sikap.
c. Mendeskripsikan kompetensi serta
mengelompokkannya sesuai dengan skor dan
frekuensi.
19
d. Mengembangkan indikator untuk setiap
kompetensi serta kriteria pencapaiannya.
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Adalah pengembangan kurikulum tingkat
satuan bahasan yang berdasarkan kompetensi-
kompetensi yang telah diidentifikasi dan diurutkan
sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap
bidang studi, selanjutnya diprogram pengembangan-
pengembangan pembelajaran.
Kegunaan dari rencana pembelajaran tersebut
yaitu:
a. Untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta
didik,
b. Uuntuk memberikan umpan balik bagi peserta
didik dalam mencapai ketuntasan belajar.
20
c. Selain itu yaitu untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan pembelajaran agar PBM berjalan
secara terarah. Serta agar lebih siap dan jelas lagi
dalam proses pembelajaran.
8. Analisa Materi Pelajaran
Merupakan persiapan guru dalam mengajar
untuk setiap pertemuan sehingga proses pembelajaran
dikelas dapat berjalan dengan kondusif dan efektif.
9. Pembuatan Hasil Penilaian Kurikulum
Penilaian dilakukan terhadap tiga aspek yaitu:
kognitif, afektif dan psikomotorik.
B. Pelaksanaan Latihan Proses Pembelajaran
1. Membuka Pelajaran
21
Dalam kegiatan membuka pelajaran terdapat
komponen-komponen yang dilakukan oleh seorang
guru, meliputi:
a. Membagikan perhatian kepada siswa dengan cara:
1) Variasi sikap dan gaya mengajar guru, seperti:
variasi dalam tata cara posisi guru ketika masuk
kelas, suara dan lainnya.
2) Menggunakan alat bantu mengajar, seperti:
gambar, LCD dan proyektor, skema dan lainnya.
3) Variasi dalam berinteraksi
b. Menumbuhkan motivasi dengan cara:
1) Selalu bersemangat dan antusias
22
2) Menimbulkan rasa ingin tahu, seperti dengan
menunjukkan gambar, memberikan pertanyaan
yang dapat merangsang cara berpikir siswa.
3) Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang
menjadi perhatian siswa terhadap suatu
peristiwa yang terjadi.
c. Memberi acuan
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari
2) Memberi petunjuk tentang langkah-langkah
kegiatan, mengajukan pertanyaan dan arahan.
3) Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.
d. Menunjukkan kaitan
23
1) Melakukan apersepsi, yaitu mengulang dan
mengaitkan pelajaran yang lalu dengan
pelajaran selanjutnya.
2) Memberikan pertanyaan sesuai dengan materi.
2. Menjelaskan Materi Pelajaran
Keterampilan menjelaskan merupakan salah
satu keterampilan yang sangat signifikan karena
isinya berupa penjelasan dan uraian mengenai bahan
materi yang akan dipelajari.
Adapun komponennya adalah sebagai berikut:
a. Orientasi
Memberi arahan kepada siswa pada pokok
persoalan atau materi yang akan dipelajari.
b. Bahasa yang sederhana
24
Yaitu menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa.
c. Kemampuan mengaitkan materi
Menyampaikan materi secara konkrit sesuai
dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga
materi mudah mencapai tujuan pembelajaran.
d. Penggunaan contoh
1) Deduktif yaitu mengemukakan materi terlebih
dahulu kemudian baru memberikan contoh-
contoh.
2) Induktif yaitu: memberikan contoh-contoh
terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan.
e. Struktur
25
Menunjukkan langkah-langkah yang jelas
seperti pengerjaan tugas, penggunanan bagan,
skema, gambar atau media yang lain.
f. Variasi
Diperlukan variasi beragam dalam pengajaran
dengan tujuan agar siswa tidak bosan dan jenuh,
sehingga pelajaran dapat diterima dengan mudah.
g. Umpan Balik
Memberikan pertanyaan kepada siswa
dengan tujuan untuk mengukur kemampuan setiap
siswa.
2. Metode Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
26
Guru, Guru dalam hal ini tidak hanya dituntut untuk
menguasai materi saja, akan tetapi juga memiliki
banyak keterampilan dalam mengelola kelas. Dengan
Guru yang terampil dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran maka akan menciptakan suatu
pembelejaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan. Sehingga siswa tidak akan mengalami
kejenuhan atau kebosanaan dalam belajar di kelas.
Di samping itu, dengan metode yang tepat
akan menunjang keberhasilan Guru dalam mendidik
Siswanya dan Guru juga harus bisa melihat situasi dan
kondisi peserta didik. Metode yang digunakan
diantaranya: ceramah, diskusi, presentasi,
demonstrasi, tanya jawab, resitasi, dan lain-lain.
3. Variasi
27
Untuk melakukan variasi dalam
pemebelajaran harus diperhatikan komponen sebagai
berikut:
a. Variasi dalam mengajar
1) Suara guru harus jelas dan guru mampu
mengatur kapan digunakan nada alfa dan beta.
2) Memusatkan perhatian pada Siswa
3) Ekspresi wajah
4) Gerak-gerik tangan
5) Mengatur tatapan mata
6) Posisi guru dalam mengajar
b. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan Siswa
c. Variasi dalam menggunakan media
28
4. Menutup Pelajaran
a. Guru meninjau kembali pokok bahasan yang telah
diterangkan
b. Guru memberikan motivasi kepada Siswa.
c. Guru memberikan evaluasi dan penugasan.
C. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Sebagai seorang Guru maupun Guru pemula
(Mahasiswa) selain harus menyusun perangkat
pembelajaran, juga harus dapat menciptakan suasana
yang kondusif dan metode pembelajaran yang variatif,
efektif dan efisien. Karena seorang Guru harus
melakukan evaluasi pembelajaran kepada setiap Siswa.
Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan atau hasil
belajar Siswa dalam menerima materi pembelajaran.
29
Adapun komponen yang harus diperhatikan
seorang Guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
yaitu:
a. Bentuk Evaluasi: lembar performance, lembar
portofolio, tugas proyek, tugas produk, lembar kerja
siswa, materi, dan essay.
b. Jenis Evaluasi: tes (lisan dan tes tulis) atau non tes
c. Alat Tes:
1) Lisan seperti: Menjelaskan kembali apa yang telah
disampaikan Guru.
2) Tulis seperti: Mengerjakan soal atau latihan yang
ada di LKS, ulangan harian.
Adapun langkah-langkah mengevaluasi Siswa
adalah :
a. Menyusun Instrumen Penilaian
30
Merupakan sistem penilaian yang berfungsi
untuk menjabarkan proses penilaian yang dilakukan
oleh seorang guru yang meliputi struktur kisi- kisi
soal dan lembar soal uraian.
b. Analisa Hasil Evaluasi Belajar
Merupakan program evaluasi guru setelah
proses pembelajaran berlangsung dan berfungsi untuk
mengetahui sejauhmana tujuan yang telah dicapai.
c. Analisa Hasil Remidi
Merupakan program tindak lanjut evaluasi
setelah mengetahui ada beberapa siswa yang tidak
tuntas dalam evaluasi pembelajaran.
31
BAB III
ANALISIS HASIL LATIHAN PEMBELAJARAN
A. Analisis Perangkat Pembelajaran
Setelah kami melakukan Praktik Pengalaman
Lapangan di MI Darul Ulum Gedongan selama kurang
lebih dua bulan dapat penulis simpulkan bahwa dalam
proses pembelajaran seorang Guru selain harus
menguasai materi yang akan disampaikan kepada Siswa,
Guru juga harus cakap dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran, membuat persiapan-persiapan terlebih
dahulu seperti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyusun RPE, PROTA,
PROMES, Silabus, analisis materi pelajaran dan
perangkat-perangkat pembelajaran lain yang diperlukan.
Hal tersebut merupakan salah satu faktor penunjang agar
32
proses pembelajaran di kelas bisa berjalan dengan efektif
dan efisien.
Seorang guru dituntut untuk mampu dan cakap
dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif
antara guru dan peserta didik yang mencakup tiga ranah
yaitu: kognitif (kecerdasan intelektual), afektif (sikap
atau moral), psikomotorik (keterampilan). Selain itu juga
seorang guru harus mampu melaksanakan proses belajar
mengajar dengan baik, aktif, kreatif dan inovatif,
sehingga siswa di kelas tidak mudah bosan dan suasana
kelas menjadi menyenangkan. Hal-hal yang harus
dilakukan Guru dalam mengajar, meliputi:
1. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Bila suatu kegiatan direncanakan terlebih
dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih
terarah dan lebih tepat, oleh karena itu Guru harus
33
memiliki kemampuan dalam merencanakan
pengajaran, yang meliputi:
a. Pembuatan Rincian Pekan Efektif dan Jam Efektif
Pada tahap ini penulis membuat Rincian
Pekan Efektif (RPE) berdasarkan kalender
pendidikan Madrasah yang bersangkutan dan
menghitung jumlah pekan yang efektif selama satu
semester. Misal dari perhitungan IPA Semester 1,
dari hitungan itu ditemukan 18 pekan efektif. Dari
18 pekan itu UTS 1 Pekan, UAS 1 Pekan.
Sehingga ditemukan ada 13 pekan yang tersisa
untuk tatap muka.
Selanjutnya untuk menentukan berapa
jumlah jam efektifnya, yaitu dengan mengalikan 13
pekan tadi dengan jumlah jam mengajar suatu mata
pelajaran tertentu dalam 1 pekan, jika ada lebihnya
34
dari pekan yang dialokasikan maka dipakai sebagai
reveiw atau cadangan apabila ada materi yang
belum terlaksanakan.
1) Untuk mata pelajaran IPA mendapat 2 jam
pelajaran dan 1 kali pertemuan dalam satu
pekan.
2) Untuk mata pelajaran PKn mendapat 2 jam
pelajaran dan 1 kali pertemuan dalam satu
pekan.
3) Untuk mata pelajaran SBK mendapat 2 jam
pelajaran dan 1 kali pertemuan dalam satu
pekan.
b. Pembuatan Program Tahunan (PROTA)
Pembuatan program tahunan ini
berdasarkan Kompetensi Dasar yang terdapat
dalam Standar Isi kurikulum KTSP. Dalam
35
pembagian jam pembelajaran penulis berpacu pada
RPE. Jam pelajaran pada tiap-tiap kompetensi
berbeda-beda berdasarkan keluasan cakupan atau
kedalaman materinya.
c. Pembuatan Program Semester
Pada tahap ini penulis membagi antara jam
pelajaran dengan waktu yang disediakan dengan
materi yang ada untuk setiap kali pokok bahasan.
Dengan adanya program semester ini dapat
diperkirakan tercapainya target materi dan
pembelajarannya karena sudah dapat diketahui
pada minggu keberapa materi itu akan diajarkan
atau disampaikan.
d. Pembuatan Silabus
36
Pada tahap pembuatan silabus, penulis
menuliskan SK, KD, Indikator, Materi, Kegiatan
pembelajaran secara singkat, Alokasi waktu dan
sumber belajar yang hal itu akan disesuaikan
dengan kemampuan belajar siswa dan waktu yang
dialokasikan.
e. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk memenuhi tata tertib pelaksanaan
PPL juga membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran. RPP dibuat untuk setiap pertemuan
dalam indikator yang akan dicapai pada pertemuan
tersebut. Dan dibuat per mata pelajaran yang
berbeda-beda. Dalam hal ini penulis membuat RPP
sesuai dengan jadwal PPL yang telah dibagi oleh
sekolah.
37
2. Kemampuan Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Pada pelaksanaan latihan proses belajar
mengajar, calon guru diharapkan mampu berinteraksi
baik dengan guru maupun siswa itu sendiri, baik
dalam bentuk verbal maupun non verbal dalam
menyampaikan semua materi pelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Calon guru juga
dilatih untuk menjadi guru yang kreatif dalam
mengelola kelas dan membawa siswa ke dalam
suasana yang menyennagkan sehingga siswa tidak
mudah jenuh dan bosan dalam mengikuti proses
belajar mengajar di kelas.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
meliputi beberapa tahap yang harus dilalui oleh
seorang guru antara lain:
38
1. Tahap Pra Intruksional yaitu tahap yang ditempuh
pada saat memulai sebuah proses belajar.
2. Tahap Intruksional yaitu tahap pemberian bahan
pelajaran yang meliputi: menjelaskan inti materi,
membahas, memberi contoh-contoh yang konkrit,
penggunaan alat bantu pengajaran atau media
sampai dengan menyimpulkan hasil pembahasan
dari semua pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut yaitu bertujuan
untuk mengetahui keberhasilan tahap
instruksional. Kegiatan yang dapat dilakukan pada
tahap ini adalah mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa tentang materi yang telah
disampaikan atau beberapa pengulangan materi
sebelumnya. Pertanyaan ini digunakan untuk
menguji seberapa besar pemahaman siswa terhadap
39
materi yang telah disampaikan, kemudian dari hasil
tersebut Guru dapat memberi skor atau nilai guna
mengetahui tingkat prestasi yang diperoleh Siswa
dengan melaksanakan analisis hasil evaluasi.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar
penulis juga berusaha untuk terbuka dan
memberikan motivasi untuk meningkatkan
semangat belajar Siswa. Disamping itu penulis
juga melibatkan Siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan tujuan:
1. Mengukur kemampuan Siswa
2. Mengurangi kebosanan dalam belajar,
3. Dan meningkatkan konsentrasi Siswa
B. Analisis Proses Pembelajaran
40
Secara teoritis telah dijelaskan bahwa dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang
Guru dituntut untuk lebih profesional. Akan tetapi
progam yang direncanakan tidak akan berhasil apabila
Guru dan perancang kurikulum kurang memperhatikan
kendala-kendala di lapangan yang akan muncul.
Kendala-kendala itu sangat dipengaruhi oleh
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal itu
disebabkan oleh kurang adanya kedisplinan siswa
terhadap peraturan di sekolah, kurang minat dan motivasi
serta kemampuan siswa terhadap materi, kurang
profesionalnya Guru, kurang adanya manajemen yang
bagus, kurang adanya pengawasan dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal bisa disebabkan karena
lingkungan sekolah yang kurang kondusif bagi proses
belajar mengajar, sarana dan media pengajaran yang
41
kurang mendukung, lingkungan keluarga serta kurang
perhatian pemerintah dalam memberikan kesejahteraan
hidup.
Karena latihan mengajar merupakan bekal bagi
calon Guru guna mengetahui kondisi riil dalam proses
belajar mengajar, maka ada beberapa catatan yang perlu
diperhatikan guna memperbaiki pelaksanaan PPL yang
akan datang yaitu:
1. Perlu diadakannya tindak lanjut berupa forum dari
pihak akademik kampus setelah terlaksananya PPL II
untuk membahas permasalahan-permasalahan yang
ditemukan di sekolah.
2. Perlunya diadakan pembekalan bagi calon Guru
sebelum mereka mengetahui kondisi sekolah yang
42
mereka tempati agar mereka memiliki gambaran atau
kesiapan sebelum memulai mengajar.
3. Perlunya suplai dana dari universitas yang terkait
dengan pelaksanaan PPL ini, sehingga mahasiswa
mendapat keringanan dalam hal materi karena mereka
telah mencurahkan pikiran dan tenaga juga biaya
dalam pelaksanaan latihan pengajaran di lapangan.
C. Analisis Evaluasi Pembelajaran
Setiap siswa di kelas tentunya memiliki
kemampuan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan
siswa lain. Sehubungan dengan adanya kemampuan yang
berbeda-beda tiap individu mulai dari kemampuan dalam
segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu,
banyak kekurangan atau kelebihan dalam segi penilaian.
43
Adapun penjelasan tentang kemampuan siswa tersebut
antara lain
1. Kognitif (pengetahuan)
Siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah
dijelaskan, siswa mampu menjawab pertanyaan baik
secara lisan maupun tulis.
2. Afektif (sikap)
a. Siswa mampu menunjukkan sikap disiplin, aktif,
sopan, teliti, perhatian dalam mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar (KBM).
b. Responsive (senang, serius dan bersungguh-
sungguh) dalam mengikuti KBM
c. Tuntas dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas
3. Psikomotorik (Keterampilan)
44
Siswa mampu menciptakan produk atau keterampilan
setelah menerima materi yang diajarkan oleh guru.
Siswa dapat mengaplikasikan, mempraktekkan materi
yang telah diajarkan.
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur
sejauh mana pembelajaran tersebut dalam mencapai
indikator kompetensi yang diharapkan. Dalam
melakukan evaluasi seorang Guru harus memperhatikan
tiga komponen yaitu:
1. Bentuk Evaluasi: lembar performance, lembar kerja,
materi, permainan, essay.
2. Jenis Evaluasi : Tes (Lisan atau tulisan) dan non Tes
3. Alat tes :
a. Lisan
45
Menyampaikan secara lisan materi yang telah
dipelajari di kelas.
b. Tulis :
1) Mengerjakan soal-soal atau latihan yang ada
dibuku
2) Ulangan harian
c. Non Tes
Memberikan tes berupa produk.
46
BAB IV
PENUTUP
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayahNYa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan PPL dengan tepat
pada waktunya dan tanpa halangan yang berarti.
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II
(PPL II) yang terlaksana di MI Darul Ulum Gedongan
penulis banyak sekali mendapat tambahan ilmu dan wawasan
yang luas sebagai calon pendidik.
Penulis menyusun laporan praktik pengalaman
lapangan berdasarkan realita sesuai dengan kondisi riil yang
ada di lapangan dalam hal ini yaitu MI Darul Ulum
Gedongan.. Dengan penulisan ini diharapkan ada konstribusi
positif dan komperehensif bagi sekolah yang dijadikan
47
tempat praktik mengajar dan terutama bagi penulis pribadi
yang telah melaksanakan praktik mengajar tersebut.
Laporan latihan mengajar ini tentunya sangat
berharga untuk memberikan rangsangan positif dan untuk
menambah keprofesionalan calon guru di masa mendatang.
Dengan diadakannya PPL II ini yang menghadapkan
mahasiswa PPL dengan siswa sebenarnya membuat
mahasiswa jadi tahu bagaimana kondisi yang ada di
lapangan, hal-hal apa saja yang harus disiapkan sebelum
pelaksanaan pembelajaran, dan bagaiamana cara mengelola
kelas yang baik, sehingga menjadikan mahasiswa sebagaia
guru yang professional. Setelah melaksanakan PPL II
mahasiswa menjadi tahu bahwa seorang guru tidak hanya
dituntut untuk mempunyai profesionalitas yang tidak
diragukan lagi dalam mengajar, namun juga professional
48
dalam hal pengelolaan dan sosialisasi di lembaga pendidikan
atau sekolah.
Penyusunan laporan latihan mengajar ini, didukung
dan dimonitor secara langsung oleh berbagai pihak.
Diantaranya Guru pamong, dosen pembimbing lapangan,
seluruh dewan guru dan segenap staf MI Darul Ulum
Gedongan sidoarjo terutama Ibu Hj. Masrifah selaku kepala
MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo yang mana beliau telah
memfasilitasi penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tanpa bantuan serta dorongan dari mereka, laporan ini tidak
akan dapat disusun. Oleh karenanya, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
“Tak ada gading yang tak retak” demikian pula
dengan penulis yang dalam melaksanakan PPL II ini tentu
tak luput dari kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja,
49
maka kami mohon maaf kepada semua pihak, terutama para
guru dan staf di MI Darul Ulum Gedongan Sidoarjo.
“Tak ada besi yang tak berkarat”, begitupun penulis
yang menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan tugas-tugas mendatang. Dan
pada akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Aamiin.
50
51