15
LAPORAN PRAKTIKUM GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN ACARA III ASUPAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA / PRA SEKOLAH Disusun oleh : Kelompok 1 Asisten : Fathimah, S.Gz, MKM Shinta Mukti Permatasari, S.Gz,Dietisien, MPH PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2016 M/1438 H

Laporan praktikum GDDK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan praktikum GDDK

LAPORAN PRAKTIKUM

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

ACARA III

ASUPAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA / PRA SEKOLAH

Disusun oleh :

Kelompok 1

Asisten :

Fathimah, S.Gz, MKM

Shinta Mukti Permatasari, S.Gz,Dietisien, MPH

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

2016 M/1438 H

Page 2: Laporan praktikum GDDK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang

memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita

termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan

makanan yang dibutuhkan.

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena

faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga

sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal

adalah faktor yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema

makan pada anak.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi

mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena

itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan

makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Intake gizi yang baik berperan penting

didalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini

mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan

ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya

memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut

mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat

yang mengandung banyak gizi.

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Page 3: Laporan praktikum GDDK

a. Mahasiswi memahami kebutuhan gizi bayi dan balita / pra sekolah

b. Mahasiswi memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan, serta pengaruhnya

terhadap kebutuhan gizi dan tahap – tahap dalam pemberian makanan pada bayi dan

balita

c. Mahasiswi dapat melakukan penilaian status gizi bayi dan balita

d. Mahasiswi dapat membuat preskripsi diet bayi dan balita

Tujuan Khusus :

a. Mahasiswi dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial bagi bayi dan balita

b. Mahasiswi dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada bayi dan balita

c. Mahasiswi dapat menghitung kebutuhan gizi bayi dan balita

d. Mahasiswi dapat menyediakan susunan menu yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan balita

Page 4: Laporan praktikum GDDK

BAB II

DASAR TEORI

1. Bayi dan Balita a. energi perhitungan energi bayi

b. protein kebutuhan protein didefinisikan sebagai kebutuhan secara biologis, protein atau asam amino minimal yang secara individual dapat digunakan untuk mempertahankan kebutuhan fungsional individu. kebutuhan protein dari saat lahir hingga usia 1 tahun sangat tinggi sehubungan dengan kecepatan pertumbuhan anak. protein merupakan sumber asam amino esesnsial yang diperlukan sebagai zat pembangun. kebutuhan protein bagi bayi/anak adalah 10-15% dari total energi. BBI X Kebutuhan Protein (AKG)

Umur Protein (g/KgBB)

0 – 6 bulan 2

7 – 11 bulan 2

1 – 3 tahun 2

4 – 6 tahun 1,8

Umur (bulan) EER (kcal/hari)

0 – 3 (89 x BB) + 75

4 – 6 (89 x BB) – 44

7 – 12 (89 x BB) – 78

13 – 36 (89 x BB) – 80

Page 5: Laporan praktikum GDDK

c. lemak TEE = EER x PA Estimated Energy Requirement (EER)

lemak merupakan sumber energi paling besar selain karbohidrat. disamping itu lemak lemak juga dibutuhkan dalam penyerapan vitamin A,D,E dan K dan sumber asam lemak esensial. Kekurangan asam lemak esensial dapat mengakibatkan hambatan p e r k e m b a n g a n d a n pertumbuhan.

d. Cairan kebutuhan cairan kebutuhan cairan perlu diperhatikan terutama bagi bayi, karena bayi mudah mengalami dehidrasi. kebutuhan cairan berhubungan erat dengan asupan energi, sehingga kebutuhan cairan bayi dan anak relatif lebih besar. 2. MP-ASI MP-ASI adalah makanan dan minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi selama priode penyapihan (complementary feeding) yaitu saat makanan/ minuman lain diberikan bersamaan dengan pemberian ASI. Setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI karena setelah 6 bulan ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi akan energi protein dan beberapa mikronutrient penting. ASI hanya dapat memenuhi kenbutuh energi sekitar 65-80% dan sangat sedikit mikronutrien 3. Bentuk Makanan Bayi

Berat badan Kebutuhan cairan

0 – 10 kg 100 ml/kg

10 – 20 kg 1000 ml + 50 ml/kg

> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg

Umur 6-8 bulan : makanan utama : MP-ASI saring/lumat makanan selingan : buah, biskuit, bubur sum-sum Umur 9-11 bulan :makanan utama : MP-ASI kasar/ makanan keluarga yang dimodifikasi (lembik, berbumbu ringan, & tidak pedas) makanan selingan : biskuit, buah, puding, bubur sum-sum Umur 12-23 bulan :makanan utama : makanan keluarga berbumbu ringan & tidak pedas. makanan selingan : berbagai buah dan kue, biskuit, puding, kolak atau bubur kacang hijau (Nasar sri, dkk 2015)

Page 6: Laporan praktikum GDDK

BAB III

ISI

A. Deskripsi Kasus

Ny. AD telah melahirkan bayi laki-laki (An. A) 7 bulan yang lalu, dengan berat

lahir 3 kg. Karena Ny. AD berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif, An. A tidak

diberi apa-apa selama 2 hari paska kelahiran hingga kolostrum keluar.

An. A sering rewel dan terlihat seperti masih lapar. dalam satu hari, frekuensi

menyusui bisa mencapai 10 kali dengan durasi 5-8 menit tiap sesi. saat ini berat badan

An. A 6 kg dan panjang badan 62 cm. beberapa hari lalu An. A mengalami batuk-batuk

ringan, sehingga harus diberi obat oleh dokter.

B. Pengkajian Data Subjektif dan Objektif

Subjektif

Ditinjau dari kasus yang didapatkan,

Objektif

Berat Badan An. A saat lahir 3 kg, Berat badan saat ini 6 kg, Panjang Badan An. A 62 cm, umurnya 7 bulan

C. Penilaian Status Gizi

Status gizi masa lampau bayi dilihat dari segi BB/TB adalah normal, akan tetapi jika

dilihat dari segi TB/U adalah stunting. Sedangkan status gizi bayi saat ini adalah kurang.

BB/U : - 3 SD (Kurang)

BB/TB : - 1 SD (Normal)

TB/U : <- 3 SD (Stunting)

Page 7: Laporan praktikum GDDK

D. Permasalahan Gizi

Permasalahan gizi yang dihadapi adalah An. A mengalami gizi kurang, hal ini mungkin

terjadi karena kurangnya asupan ASI. Jika ditinjau dari asupannya, seumpama setiap

menit An. A menghisap 10 ml ASI, maka asupan bayi per hari adalah 10 X (10ml X 5

menit) = 10 X 50 ml = 500 ml sementara itu, kebutuhan cairan bayi umur 7 bulan adalah

100 ml x 6 kg = 600 ml. Keadaan An. A saat itu juga sedang sakit dengan batuk.

Sehingga kemungkinan menangis yang terus menurus juga dikarenakan tidak enak badan

yang sedang diderita An. A.

E. Rencana Diet

a. Tujuan, Prinsip dan Syarat

Tujuan :

- Bayi dapat terpenuhi asupan gizinya

- Bayi mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan umurnya

- Mengurangi permasalahan gizi pada bayi

Prinsip

Untuk memenuhi asupan gizi pada bayi sesuai dengan umurnya dan mengurangi permasalahn gizi yang dialami selama masa pertumbuhan

Syarat :

- Makanan harus sesuai dengan kebutuhan gizinya

- Makanan setidaknya dapat mengurangi permasalahan gizi bayi

b. Perhitungan Kebutuhan Gizi

EER = ( 89 x 8,3) - 78 = 660,7 x 1 = 660,7

Page 8: Laporan praktikum GDDK

P = 2 x 8,3 = 16,6 g

16,6 x 4 = 66,4 kkal

660,7 - 66,4 = 594,3

L = 45/100 x 660,7 = 297,315 kkal : 9 = 33,305 g

KH = 660,7- 66,4 - 297,315 = 296,985 kkal : 4 = 74,246 g

Kebutuhan Cairan = 100 ml x 6 kg = 600 ml

c. Perencanaan Menu

Waktu Menu Bahan Makanan Porsi TKPI Gram E P L KH P. MinyakPukul 06.00 ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

PagiBubur Jagung

Jagung Manis 0,5 50 17,5 1,1 0,05 3,7Bayam 0,1 10 1,6 0,09 0,04 0,29

minyak ikan 5 45,1 0 5 0ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

Selingan Pagi ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

SiangPure Alpukat Mangga

Alpukat 0,5 60 51 0,54 3,9 3,85Mangga 0,3 30 18,9 0,72 0,12 3,72

ASI 50 31 0,1 1,95 3,85Selingan Sore ASI 50 31 0,1 1,95 3,85Pukul 18.00 ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

MalamNasi Tim Saring Hati

Ayam

Beras Putih 0,2 20 70,8 1,56 0,08 15,98Hati Ayam 0,25 25 65,25 6,85 4,025 0,4

Tempe 0,25 25 50,25 5,2 2,2 3,375Tomat 0,25 25 6 0,5 0,125 1,175

ASI 50 31 0,1 1,95 3,85Pukul 22.00 ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

Tengah Malam ASI 50 31 0,1 1,95 3,85Sebelum Subuh ASI 50 31 0,1 1,95 3,85

Jumlah 605,4 17,46 33,09 67,14Kebutuhan 660,7 16,6 33,305 74,246presentase 92% 105% 99% 90%

Page 9: Laporan praktikum GDDK

BAB IV

Pembahasan

Setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, bayi harus diberi makanan pendamping

ASI karena setelah 6 bulan ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi akan energi,

protein dan beberapa mikronutrien penting. ASI hanya memenuhi kebutuhan energi sekitar 65 –

80 % dan sangat sedikit mengandung mikronutrien. Karena itu kebutuhan energi dan

mikronutrien terutama zat besidan seng harus didapat dari MP-ASI. Pemberian MP-ASI

merupakan proses transisi dari asupan yang semula hanya berupa susu ke makanan semi padat.

Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan

(weaning period), yang merupakan suatu pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap

jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan zat gizi

anak terpenuhi oleh makanan keluarga.

MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang

diberikan kepada bayi selama periode penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat

makanan atau minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.

Tujuan pemberian MP-ASI yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan gizi bayi.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan

berbagai rasa dan tekstur yang pada akhirnya mampu menerima makanan keluarga.

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan (keterampilan

oromotor).

Pada Global Strategy for infant and Young Child Feeding (GSIYCF,2002) dinyatakan

bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat berikut :

a. Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan zat gizi

melebihi yang didapat dari ASI.

Page 10: Laporan praktikum GDDK

b. Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan

mikronutrien.

c. Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus higienis.

d. Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan

ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai

dengan umur bayi.

MP-ASI ada 2 jenis yaitu yang disediakan secara khusus (buatan rumah tangga atau

pabrik) dan makanan yang biasa dimakan keluarga yang dimodifikasi sehingga mudah dimakan

bayi dan cukup memenuhi zat gizi. Tekstur makanan mulai dari yang halus/saring encer

(makanan lumat) bertahap menjadi lebih kasar (makanan lembik).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan bahan makanan untuk MP-ASI,

yaitu :

a. Mengingat zat besi (Fe) yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah 6 bulan

maka pilihan utama adalah memilih dan menggunakan bahan makanan yang kaya

akan zat besi.

b. Makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena beras

merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik. Gandum dan campuran

serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan.

c. Telur dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun karena tidak cukup bukti bahwa

penundaan pemberian telur, usia 1 tahun dapat menghindari reaksi alergi.

d. Tidak ada urutan tertentu tentang jenis / bahan makanan yang diberikan terlebih

dahulu kepada bayi.

Untuk melengkapi kebutuhan vitamin, mineral dan menambahkan energi, diantara waktu

makan dapat diberikan makanan selingan misalnya bubur kacang hijau, biskuit, buah-buahan

dengan frekuensi 2x sehari.

Page 11: Laporan praktikum GDDK

Pengenalan jenis, tekstur dan konsistensi makanan, frekuensi dan jumlah harus secara

bertahap. Beberapa hal penting yang berkaitan, antara lain :

a. Mencoba makanan pertama kali. Bubur tepung beras yang diperkaya zat besi

dianjurkan sebagai makanan pertama. Setelah bubur matang, diamkan sampai hangat

baru ditambahkan ASI perah atau susu formula yang biasa diminum bayi.

b. Berikan makanan 1-2 sendok teh sesudah bayi minum sejumlah ASI atau formula. Bila

bayi selalu menolak makanan baru, maka makanan diberikan sebelum ASI/formula.

c. Setiap jenis makanan diperkenalkan satu persatu dan pemberian diulang selama 2 hari

agar bayi dapat mengenal rasa, aroma jenis makanan tersebut.

d. Mengenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetapi bisa sampai 10 – 15 kali

sebelum dinyatakan memang tidak suka pada makanan tersebut.

e. Jumlah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang sesuai atau yang dapat

dihabiskan bayi.

Pada praktikum ini MP-ASI yang diberikan adalah puree hati ayam kentang. Pada proses

pemasakan untuk menghilangkan amis dari hati ayam menggunakan sedikit perasan jeruk nipis

dan dilakukan perebusan sampai matang sebelum penyaringan.

Page 12: Laporan praktikum GDDK

BAB V

KESIMPULAN

- Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan

proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan

perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan

kwalitas tinggi.

- Pada praktikum kali ini permasalahan yang ada sebagai berikut:

Ny. AD telah melahirkan bayi laki-laki (An. A) 7 bulan yang lalu, dengan berat

lahir 3 kg. Karena Ny. AD berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif, An. A

tidak diberi apa-apa selama 2 hari paska kelahiran hingga kolostrum keluar. An. A

sering rewel dan terlihat seperti masih lapar. dalam satu hari, frekuensi menyusui

bisa mencapai 10 kali dengan durasi 5-8 menit tiap sesi. saat ini berat badan An. A

6 kg dan panjang badan 62 cm. beberapa hari lalu An. A mengalami batuk-batuk

ringan, sehingga harus diberi obat oleh dokter.

- Sedangkan status gizi bayi saat ini adalah kurang.

BB/U : - 3 SD (Kurang)

BB/TB : - 1 SD (Normal)

TB/U : <- 3 SD (Stunting)

- Dari perhitungan terhadap An. A pada total kebutuhannya didapatkan:

P = 2 x 8,3 = 16,6 g

16,6 x 4 = 66,4 kkal

660,7 - 66,4 = 594,3

L = 45/100 x 660,7 = 297,315 kkal : 9 = 33,305 g

KH = 660,7- 66,4 - 297,315 = 296,985 kkal : 4 = 74,246 g

Kebutuhan Cairan = 100 ml x 6 kg = 600 ml

Page 13: Laporan praktikum GDDK

DAFTAR PUSTAKA

Nasar Sri, Djoko Suharti, dkk 2015, PENUNTUN DIET ANAK, Fk UI, Jakarta

LAMPIRAN

Resep Puree Hati Ayam Kentang

Bahan :

Hati Ayam

Kentang

Cara Membuat :

• Bersihkan hati ayam, rebus hingga matang dan tiriskan. Selanjutnya bersihkan kentang potong menjadi beberapa bagian lalu kukus hinggga matang. Pada hati ayam karena sedikit keras maka dapat dihancurkan dengan blender. Kentang yang telah matang dapat dihancurkan. Hati ayam yang telah sedikit hancur kemudian disaring hingga lembut. Begitupula dengan kentang saring hingga lembut lalu campurkan dengan hati ayam hingga merata. Hidangkan hangat.

Resep Nasi Tim Saring Hati Ayam

Bahan :

20 gram beras putih

25 gram hati ayam

25 gram tempe

25 gram tomat

Air secukupnya

Cara Membuat :

• Campurkan beras dengan air, masak hingga agak matang

• Masukkan hati ayam dan tempe. Rebus dan aduk hingga menjadi nasi tim.

Page 14: Laporan praktikum GDDK

• Kemudian masukan tomat hingga matang.

Resep Tumis Sayur Hati Ampela Kecap

Bahan :

150 g Hati ampela ayam

50 g Brokolo

50 g Wortel

3 siung Bawang Putih

5 siung Bawang Merah

½ buah Bawang Bombay

2 buah Cabai Hijau (dibuang bijinya)

2 buah Cabai Merah (dibuang bijinya)

1 batang Daun Bawang

3 cm Lengkuas

5 cm Jahe

1 lembar Daun Salam

1 buah Tomat

3 sdm Kecap Manis

Garam, Gula dan Lada secukupnya

Cara Membuat :

• Cuci bersih ati ampela kemudian rebus dalam air yg sudah mendidih selama 10 menit,

angkat, tiriskan dan potong kecil – kecil.

• Iris bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau, daun bawang dan bawang

bombay, daun bawang, dan tomat, lalu sisihkan.

• Potong brokoli kecil – kecil, lalu potong wortel seukuran korek api, sisihkan

Page 15: Laporan praktikum GDDK

• Tumis bawang bombay hingga layu kemudian masukan bawang merah dan bawang putih

sampai harum, kemudian masukan irisan cabai merah, cabai hijau, lengkuas, jahe, daun

salam dan potongan brokoli dan wortel

• Setelah wortel dan brokoli agak empuk, masukkan ati dan ampela ayam • Tambahkan kecap manis dan sedikit air, lalu masukan garam, gula dan lada sesuai selera

masak hingga matang baru masukan irisan tomat dan daun bawang, aduk hingga rata, lalu

sajikan

DOKUMENTASI