Upload
indoamaterasu
View
2.691
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan SM3T Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Citation preview
PROGRAM SARJANA MENDIDIK
DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (SM-3T)
Laporan Akhir Tahun
Oleh :
VARIZAL AMIR, S.Pd
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
2012
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAPORAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Peserta : Varizal Amir, S.Pd
Bidang Ilmu : Bimbingan dan Konseling
LPTK Penyelenggara : UM (Universitas Negeri Malang)
Daerah Sasaran : Satarmese Barat, Manggarai
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tengah tahun ”Program Sarjana Mendidik
di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T)”, yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Narang, 07 Oktober 2012
Yang membuat pernyataan,
Varizal Amir, S.Pd
i
Halaman Pengesahan
Laporan kegiatan “Maju Bersama Mencerdasakan Indonesia” melalui program
Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) disahkan
pada:
Hari : .............................................
Tanggal : ..............................................
Tempat : 1. SMP Negeri 7 Satarmese
2. Kecamatan Satarmese Barat
Peserta SM-3T
Varizal Amir, S. Pd
Mengetahui,
……………, …………………… ………….., ……………….
Camat Satarmese Barat Kepala SMPN 7 Satarmese,
Drs. Karolus Jun Aleksius S. Ombol, S.Pd
NIP.19650216 199303 1 008 NIP. 19650413 200501 1 008
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatan yang berjudul “Program Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal (SM-3T)”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari
Program “Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Dan
Tertinggal (SM-3T)”. Namun, tanpa adanya bantuan serta motivasi dari berbagai
pihak, laporan ini tidak akan bisa terselesaikan. Sehingga, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Edy Sutadji, M.Pd, selaku ketua pelaksana SM-3T LPTK Universitas
Negeri Malang yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
pelaksanaan program ini
2. Panitia-panitia penyelenggara SM-3T LPTK Universitas Negeri Malang
yang tidak saya sebutkan satu persatu, terimakaih atas pantauan dan
monitoring selama saya ada di Manggarai
3. Bpk/ Ibu dosen BK Universitas Negeri Malang dan teman-teman
pendidikan BK offering C yang telah memberikan dukungan dan motivasi,
semoga kalian mengikuti jejak saya
4. Bapak dan Ibuku , serta kakakku, dan adikku yang dengan tulus ikhlas
memberikan do’a dan motivasi terus menerus dalam pelaksanaan program
SM-3T ini
5. Dini Prihartini, terimakasih atas motivasi dan bantuannya sehingga saya
merasa betah mengikuti program ini
6. Bayu, Hendra, Riska, Irsyad, Elvis, Virgin, Nurkamin, Niken, Iyan,
Cahyo, Imam, dan yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, kalian adalah
teman terbaikku.
iii
Penulis menyadari bahwa laporan yang tersusun ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi seluruh pembaca pada umumnya, dan semoga segala bantuan dan bimbingan
yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Penulis
iv
Motto
”HIDUP ADALAH PERJUANGAN”
v
Daftar Isi
Halaman Pengesahan .................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Motto ............................................................................................................. iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Tabel .................................................................................................. vii
Daftar Gambar ................................................................................................ viii
Daftar Lampiran........................................................................................... ix
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Pengertian ........................................................................................... 2
C. Tujuan… ............................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup SM-3T ...................................................................... 2
E. Landasan Yuridis ............................................................................... 3
F. Waktu Pelaksanaan ............................................................................. 4
Bab II Kondisi Objejktif Daerah Sasaran
A. Kondisi Geografis .............................................................................. 8
B. Kondisi Demografis ........................................................................... 18
C. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya ................................................ 19
D. Kondisi Pendidikan ............................................................................ 21
Bab III Program Kerja
A. Bidang Kependidikan .......................................................................... 30
B. Bidang Kemasyarakatan ...................................................................... 34
Bab IV Pelaksanaan
A. Bidang Kependidikan .......................................................................... 37
B. Bidang Kemasyarakatan ...................................................................... 40
C. Faktor Pendukung ................................................................................ 43
vi
D. Kendala Yang Dihadapi ...................................................................... 43
E. Solusi Yang Ditempuh ......................................................................... 44
F. Nilai-Nilai Positif yang dapat dipetik (Lesson Learn) ......................... 45
Bab V Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................... 47
B. Saran/Rekomendasi ............................................................................. 47
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program SM-3T
tahun 2011-2012……………………………….…. 4
Tabel 2.1 Luas Daerah Nusa Tenggara Timur Menurut
Kabupaten Tahun 2006…………………………… 10
Tabel 2.2 Luas Wilayah NTT berdasarkan kemiringan
Lahan…………………………………………….... 10
Tabel 2.3 Keadaan Iklim di NTT (Nusa Tenggara Timur)…... 12
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
Penduduk di Provinsi NTT Tahun 2006…………. 18
Tabel 2.5 Jumlah Guru Bidang Studi dan Jumlah Jam Ajar
Semester II Tahun Ajaran 201-2012 ....................... 22
Tabel 2.6 Jumlah Guru Bidang Studi dan Jumlah Jam Ajar
Semester I Tahun Ajaran 2012-2013...................... 24
Tabel 2.7 Jumlah Siswa Perkelas SMP Negeri 7 Satarmese
Tahun Ajaran 2011-2012........................................ 26
Tabel 2.8 Jumlah Siswa Perkelas SMP Negeri 7 Satarmese
Tahun Ajaran 2012-2013........................................ 27
Tabel 2.9 Data penerimaan siswa baru (PSB)......................... 28
Tabel 2.10 Statistik kelulusan SMP Negeri 7 Satarmese........... 28
Tabel 3.1 Program Kegiatan Bidang Kependidikan
Semester II Tahun Ajaran 2011-2012 .........……… 31
Tabel 3.2 Program Kegiatan Bidang Kependidikan
Semester I Tahun Ajaran 2012-2013....................... 33
Tabel 3.3 Program Kemasyarakatan Semester II
Tahun Ajaran 2011-2013…………………………. 35
Tabel 3.4 Program Kemasyarakatan Semester I
Tahun Ajaran 2012-2013......................................... 35
viii
DAFTAR GAMBAR
Gamabar Halaman
Gambar 2.1 Peta NTT (Nusa Tenggara Timur)………………… 8
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Manggarai………………………… 13
Gambar 2.3 Perjalanan Siswa Menju Sekolah………………….. 17
Gambar 2.4 Perjalanan Siswa Menju Sekolah………………….. 17
Gambar 2.5 Keadaan SMPN 7 Satarmese……………………… 17
Gambar 2.5 Rumah Adat Desa Hilihintir……………………….. 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I (Semester II Tahun Ajaran 2011/ 2012
Rincian minnggu efektif dan jam tatap muka
Kalender pendidikan tahun ajaran 2011/ 2012
Program kerja bimbingan dan konseling semester II tahun ajaran 2011/
2012
RPBK Kls VII, VIII, dan IX
Daftar Konseli
Lampiran II (Semester I Tahun Ajaran 2012/ 2013
Rencana pekan efektif dan jam tatap muka
Program pendidikan tahun ajaran 2012/ 2013
Silabus dan RPBK Kls VII, VIII, dan Kls IX
Laporan tes kebiasaan belajar
Daftar konseli
Lampiran III Proposal Kegiatan
Lampiran IV Surat Menyurat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara
geografis maupun sosiokultural sangat heterogen, pada beberapa wilayah
peyelenggaraan pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada
daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).
Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah
3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah
(Shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di
bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta
ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu
(mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan adalah
angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, sementara angka partisipasi sekolah
masih rendah. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan
sungguh-sungguh, utamanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain.
Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan Nasional, mengingat
daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka percepatan
pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi
Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana
Mendidik di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja Nyata di Daerah 3T-
dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Program Pendidikan Profesi Guru
Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif), (5) Program S-1 Kependidikan
dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Program-program tersebut
merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah
2
3T. Program SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan
Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai
guru, untuk ditugaskan selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T
dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus
mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap
peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa,
agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh
para pendiri bangsa Indonesia.
B. Pengertian
Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk
berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama
satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan
Program Pendidikan Profesi Guru.
C. Tujuan
1. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama
kekurangan tenaga pendidik.
2. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga
terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati,
terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab
terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam
mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.
3. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk
mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.
4. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG).
D. Ruang Lingkup SM- 3T
1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan
bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
3
3. Melakukan kegiatan ekstra kurikuler.
4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di
sekolah.
5. Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program
pembangunan pendidikan di daerah 3T.
6. Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan.
E. Landasan Yuridis
1. UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor.
7. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan.
8. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi
Guru bagi Guru Dalam Jabatan.
9. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara
PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011
tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi
(Berkewenangan Ganda).
11. Keputusan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Nomor 2788/E4.6/2011 tentang Penetapan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Sarjana Mendidik
di Daerah 3T (SM-3T).
4
F. Waktu Pelaksanaan
Program SM-3T merupakan program pengabdian sarjana pendidikan untuk
melaksanakan tugas mendidik selama satu tahun di daerah 3T, dilanjutkan dengan
Program PPG selama satu sampai dua semester di LPTK penyelenggara.
Implementasi Program SM-3T pada tahun 2011, direncanakan dimulai Nopember
2011 sampai dengan Nopember 2012, sedangkan untuk pelaksanaan Program
PPG direncanakan dimulai Januari 2013. Sebelum peserta diberangkatkan ke
daerah sasaran wajib mengikuti serangkaian kegiatan prakondisi yang
dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara dengan Pola 120 JP (lebih kurang 12
hari) untuk membekali kesiapan akademik, mental, fisik, dan survival
(ketahanmalangan) mereka.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program SM-3T tahun 2011-2012
Pendaftaran 24 Oktober s.d 5 November 2011
Seleksi 7-8 November 2011
Pengumuan dan pemanggilan 22 November 2011
Prakondisi pelaksanaan 25 November-6 Desember 2011
Pemberangkatan ke daerah tujuan 8-13 Desember 2011
Pelaksanaan di daerah sasaran Desember 2011-November 2012
Monitoring dan evaluasi 3 kali kegiatan
Penarikan peserta 30 November 2012
Pelaksanaan Program PPG Januari 2013-November 2013
G. Calon Peserta, LPTK Penyelenggara, dan Daerah Sasaran
1. Calon Peserta
Calon peserta Program SM-3T tahun 2011 ditetapkan dengan persyaratan
sebagai berikut.
1. Lulusan S-1 Kependidikan 4 tahun terakhir (2008, 2009, 2010, 2011) dari
program studi yang terakreditasi, dan memiliki bidang keahlian sesuai dengan
mata pelajaran yang dibutuhkan.
2. IPK minimal 2,75.
3. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
4. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan dengan
surat dari pejabat yang berwenang.
5
5. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepolisian.
6. Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah selama mengikuti Program
SM-3T.
7. Memiliki motivasi dan semangat pengabdian yang tinggi.
8. Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat di daerah sasaran.
9. Diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi kemahasiswaan/UKM.
2. LPTK Penyelenggara
Pendaftaran calon peserta dapat dilakukan secara online melalui tautan berikut
1. Universitas Negeri Medan (Unimed)
2. Universitas Negeri Padang (UNP)
3. Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
4. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
5. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
6. Universitas Negeri Malang (Unnes)
7. Universitas Negera Surabaya (Unesa)
8. Universitas Negeri Malang (UM)
9. Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja
10. Universitas Negeri Makassar (UNM)
11. Universitas Negeri Manado (Unima)
12. Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
3. Daerah Sasaran
Daerah Sasaran program ini adalah kabupaten yang termasuk kategori
daerah 3T di empat provinsi, yaitu Provinsi Aceh, NTT, Sulawesi Utara, dan
Provinsi Papua. Kabupaten yang ditetapkan sebagai sasaran Program SM-3T
adalah kabupaten yang telah memberikan respon terhadap Program Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia.
I. Provinsi Aceh
1. Kabupaten Simeulue
2. Kabupaten Aceh Singkil
3. Kabupaten Aceh Selatan
6
4. Kabupaten Aceh Timur
5. Kabupaten Aceh Besar
6. Kabupaten Aceh Barat
7. Kabupaten Gayo Lues
8. Kabupaten Pidie Jaya
II. Nusa Tenggara Timur
1. Kabupaten Sumba Timur
2. Kabupaten Kupang
3. Kabupaten Alor
4. Kabupaten Lembata
5. Kabupaten Flores Timut
6. Kabupaten Ende
7. Kabupaten Ngada
8. Kabupaten Manggarai
9. Kabupaten Rote Ndao
10. Kabupaten Manggarai Timur
III. Sulawesi Utara: Kabupaten Talaud
IV. Papua:
1. Kabupaten Asmat
2. Kabupaten Biak Numfor
3. Kabupaten Boven Digoel
4. Kabupaten Deiyai
5. Kabupaten Dogiyai
6. Kabupaten Intan Jaya
7. Kabupaten Jayapura
8. Kabupaten Jayawijaya
9. Kabupaten Keerom
10. Kabupaten Kepulauan Yapen
11. Kabupaten Lanny Jaya
12. Kabupaten Mamberamo Raya
13. Kabupaten Mamberamo Tengah
14. Kabupaten Mappi
7
15. Kabupaten Merauke
16. Kabupaten Mimika
17. Kabupaten Nabire
18. Kabupaten Nduga
19. Kabupaten Paniai
20. Kabupaten Pegunungan Bintang
21. Kabupaten Puncak
22. Kabupaten Puncak Jaya
23. Kabupaten Sarmi
24. Kabupaten Supiori
25. Kabupaten Tolikara
26. Kabupaten Waropen
27. Kabupaten Yahukimo
28. Kabupaten Yalimo
29. Kota Jayapura
V. Papua Barat:
1. Kabupaten Fakfak
2. Kabupaten Kaimana
3. Kabupaten Manokwari
4. Kabupaten Maybrat
5. Kabupaten Raja Ampat
6. Kabupaten Sorong
7. Kabupaten Sorong Selatan
8. Kabupaten Tambrauw
9. Kabupaten Teluk Bintuni
10. Kabupaten Teluk Wondama
11. Kota Sorong
Di luar daerah tersebut di atas dimungkinkan untuk menjadi daerah
sasaran Program ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagai daerah 3T.
8
BAB II
KONDISI OBJEKTIF DAERAH SASARAN
Selama bertugas peserta SM-3T tidak terlepas dari pengaruh lingkungan
sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap kelancaran menjalankan
tugas di daerah sasaran. Berikut ini dijelaskan kondisi objektif daerah sasaran
yang terbagi menjadi 2 (dua) hal yaitu 1) Kondisi Umum dan 2) Kondisi Sekolah.
Daerah sasaran yang dimaksud yaitu SMPN 7 Satarmese yang terletak di Desa
Hilir Hintir Kecamatan Satarmese Barat Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Berikut ini dijelaskan kondisi objektif daerah sasaran:
A. Kondisi Geografis
1. Kondisi Geografis Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur)
Kondisi geografis Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) terletak pada
posisi 80-
120 Lintang Selatan dan 118
0-125
0 Bujur Timur. Luas wilayah
daratan 47.349,9 km2 dan luas wilayah perairan ± 200.000 km
2 diluar
perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI).
Gambar 2.1 Peta NTT (Nusa Tenggara Timur)
Secara geografis, batas-batas wilayah Nusa Tenggara Timur, di
sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Samudra
Indonesia, sebelah timur dengan bekas Provinsi Timor Timur dan di sebelah
barat dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Provinsi Nusa Tenggara Timur
9
berbatasan langsung dengan 2 (dua) Negara yaitu Timor Leste dan Australia,
oleh karena itu ada 4 (empat) pulau terluar yaitu Pulau Batek, Pulau Dana
Sabu, Pulau Ndana Rote dan Pulau Manggudu. Provinsi Nusa Tenggara
Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 674 pulau, 473 pulau
diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum
mempunyai nama. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat tiga pulau
besar yaitu Flores, Sumba dan Timor, selebihnya adalah pulau-pulau kecil
yang letaknya tersebar, komoditas yang dimiliki sangat terbatas dan sangat
dipengaruhi oleh iklim.
Sistem perhubungan yang belum memadai mengakibatkan masih
adanya keterisolasian, baik fisik, ekonomi maupun sosial. Permasalahan-
permasalahan yang masih sering terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
antara lain masalah kemiskinan, bencana alam, kelaparan dan serangan hama.
Wilayah NTT beriklim kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan
(April sampai dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan
(Desember sampai dengan Maret). Curah hujan tertinggi di wilayah Flores
bagian barat, Sumba bagian barat dan Timor bagian tengah (2000-3000 mm/
thn). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Selain kering topografi Nusa Tenggara
Timur juga terdiri dari bukit dan gunung. Namun yang membanggakan
Provinsi ini memiliki hamparan perairan yang sangat luas dan juga kekayaan
biota laut yang sangat menjanjikan.
Kondisi geografi sebagaimana yang digambarkan di atas, ternyata
menimbulkan high cost economy dan social cost dalam kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di daerah.
Karenanya setiap kebijakan publik yang diambil dibutuhkan kearifan lokal,
kesepakatan etis yang disesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat,
tingkah laku masyarakat dan keinginan masyarakat. Berikut ini disajikan
secara rinci luas wilayah menurut Kabupaten/Kota pada tabel 1 yaitu sebagai
berikut:
10
Tabel 2.1 Luas Daerah Nusa Tenggara Timur Menurut Kabupaten
Tahun 2006
No Kabupaten Luas Daerah
1 Kupang 5.898,26
2 Timor Tengah Selatan 3.947,00
3 Timor Tengah Utara 2.669,66
4 Belu 2.445,57
5 Alor 2.864,60
6 Flores Timur 1.812,85
7 Sikka 1.731,92
8 Ende 2.046,62
9 Ngada 3.037,88
10 Manggarai 4.188,90
11 Sumba Timur 7.000,50
12 Sumba Barat 4.051,92
13 Kota Kupang 160,34
14 Lembata 1.266,38
15 Rote Ndao 1.280,00
16 Manggarai Barat 1.280,00
17 Sumba Tengah 1.868,74
18 Sumba Barat Daya 1.445,32
19 Negekeo 1.386,63
20 Manggarai Timur 2.642,93
NTT 51.759,64
(Sumber:http://nttprov.go.id/provntt/index.php?option=com_content&task=view&
id=9&Itemid=5)
Topografi daerah Nusa Tenggara Timur dapat digambarkan dengan
melihat data sebagai berikut:
Tabel 2.2 Luas Wilayah NTT berdasarkan kemiringan Lahan
Kemiringan Lahan Luas (Ha)
Datar (0-2%) 458.821
Bergelombang (2-15%) 748.602
Curam (15-40%) 1.724.010
Sangat Curam(>40%) 1.803.558
Sumber : Database Profil Daerah NTT
Lebih dari 2/3 wilayah Nusa Tenggara Timur tergolong daerah curam
dan sangat curam. Hal ini juga nampak dalam konsentrasi penduduk dan
sentra ekonomi masyrakat, sehingga walaupun secara rata-rata luas wilayah
terhadap jumlah penduduk sebenarnya cukup besar, namun dengan kondisi
11
topografi wilayah yang ada, penduduk cenderung terkonsentrasi pada daerah-
daerah tertentu dalam wilayah NTT.
Ciri topografi wilayah NTT ini juga menyebabkan daerah ini rawan
bencana longsoran dan banjir terutama di Flores, dan Timor. Ketika musim
hujan tiba, walaupun musim hujan di NTT hanya berkisar rata-rata 4 bulan,
namun yang terjadi tiap tahun adalah bencana longsoran dan berdampak pada
putusnya jalur transportasi darat akibat longsoran. Bencana Banjir dan
Longsoran ini yang hampir tiap tahun menjadi permasalahan yang dihadapi
pemerintah Provinsi NTT, terutama ketika musim hujan tiba.
Provinsi Nusa Tenggara Timur juga merupakan daerah dengan jumlah
Gunung Api yang cukup banyak yakni 11 Gunung Berapi. Diantara 11
gunung berapi ini beberapanya masih tergolong gunung api aktif, seperti
gunung api Lewo Tobi (Laki-laki dan perempuan), Gunung Iya, juga Gunung
Egon yang beberapa waktu lalu menunjukkan aktivitasnya.
Tipologi
Provinsi Nusa Tenggara Timur tergolong beriklim kering, yang
antara lain ditandai dengan jumlah curah hujan yang sedikit, dan tidak terbagi
merata. Selain itu pada daerah dengan iklim kering ditandai dengan luasnya
padang rumput.
Pada Bulan Juni – September arus angin yang berasal dari Australia
dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Sebaliknya pada Bulan Desember–Maret arus angin banyak
mengandung uap iar yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga
terjadi musim hujan.
Minimnya curah hujan di NTT dipengaruhi oleh posisi NTT yang dekat
dengan Australia, dimana arus angin yang banyak mengandung uap air dari
Asia dan Samudera Pasifik ketika sampai di wilayah NTT kandungan uap
airnya sudah berkurang, akibatnya hari hujan di NTT berkurang. Keadaan ini
menjadikan NTT sebagai wilayah kering dimana hanya 4 bulan (Januari s/d
Maret dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan lainnya
relatif kering.
12
Tabel 2.3 Keadaan Iklim di NTT (Nusa Tenggara Timur)
Keadaan Iklim Rata-Rata
Suhu (ºC) 26,7
Kelembaban Udara (%) 77,3
Curah hujan (mm/th) 265,9
Kecepatan Angin (Knot) 3,6
Sumber : Data Base Profil NTT
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya sedikit lahan dimanfaatkan
untuk hutan maupun persawahan. Lahan yang rusak (tanah tandus dan yang
ditelantarkan) serta padang rumput mencapai 2.391.688 Ha, melebihi lahan
persawahan atau hutan. Hal ini disebabkan oleh keadaan iklim dan
kemiringan lahan yang ada di NTT seperti yang telah digambarkan di atas.
Sebenarnya keadaan tanah pada daerah yang banyak ditumbuhi rumput
seperti di NTT mempunyai humus tanah yang cukup tinggi, namun karena
iklimnya yang kering dan curah hujan yang kecil menyebabkan proses
pelapukan batuan berjalan lambat, dan akibatnya lapisan regolitnya tipis.
Keadaan ini ditambah lagi dengan keadaan kemiringan lahannya yang curam
menyebabkan mudahnya terjadi longsoran atau erosi, yang mengikis lapisan
tanah subur karena kaya akan humus tanah. Untuk itu di wilayah NTT hanya
sebagian kecil lahan yang dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
Keadaan topografi daerah NTT (Nusa Tenggara Timur) dapat dibagi
atas 5 bagian besar, yaitu :
1. Agak berombak dengan kemiringan 3-16%
2. Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26%
3. Bergelombang dengan kemiringan 27-50%
4. Berbukuti-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50%
5. Dataran banjir dengan kemiringan 0-30%.
Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap
pola kehidupan penduduk, antara lain pola pemukiman digunung-gunung,
sehingga terdapat variasi adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar
antara daerah satu dengan daerah yang lain.
13
2. Kondisi Geografis Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai merupakan salah satu dari 16 Kabupaten/Kota
yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis wilayah
Kabupaten Manggarai terletak diantara 80
LU-80.30 LS dan 119, 30
0 -12, 30
0
BT. Terletak di bagian barat pulau Flores, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1. Sebelah Barat dengan Kabupaten Manggarai Barat,
2. Sebelah Utara dengan Laut Flores,
3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Ngada, dan
4. Sebelah Selatan dengan Laut Sawu.
Luas wilayah Kabupaten Manggarai ialah 4.188,9 Km2. Secara
administratif, Kabupaten Manggarai terbagi menjadi 12 Kecamatan, 227
Desa dan 27 Kelurahan. Pusat pemerintahan kabupaten di Kota Ruteng-
Kecamatan Langke Rembong. Tahun 2004 jumlah penduduk mencapai
sebanyak 484.015 jiwa dan 103.861 KK, dan Tingkat Kepadatan penduduk
sebesar 115,55 jiwa/Km2.
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Manggarai (Sumber:http://www.manggarai.go.id/index.php?option=content&task=view&id=2
1&Itemid=39)
14
3. Kondisi Geografis Desa Hilirhintir
Kondisi desa tempat bertugas yaitu di Desa Hilirhintir Kecamatan
Satarmese Barat. Desa Hilirhintir merupakan gabungan atau peleburan dari
tiga desa gaya lama, dimana ketiga desa itu adalah desa Mukute’e, desa
Narang dan desa Nio. Setiap desa atau kampung kecil yaitu memiliki
pemimpin masing-masing.
a. Desa Mukute’e mencakup: kampung Lelit, Pulang, dan kampung
Mukute’e yang dipimpin oleh Alex Gabuk. Beliau memimpin desa kecil
ini hingga tahun 1956, kemudian dilanjutkan oleh Laurensius Tamat, serta
yang menjabat sebagai sekretaris umum yakni Dominikus Hel. Yang
menjabat sebagai wakil dari desa/kampung Lelit adalah Atung, sedangkan
desa Mukute’e mencakup Pulang diwakili oleh Geno
b. Desa Narang: meliputi kampung Narang dan Reda dengan kepala desanya
Katut, wakil kepala desa yaitu Mbi dan sekretaris desanya Mateus Dola
c. Desa Nio: mencakup Kampung Nio dengan kepala desanya adalah Dorteus
Hoal, wakilnya Toa dan sekretaris tidak ada.
Melalui Musyawarah Besar (MUBES) Desa pada tahun 1969, yang
mengacu pada permintaan pemerintah daerah tingkat II Kabupaten Manggarai
agar membentuk pemerintah gaya baru, maka MUBES yang dipimpin oleh
Lorens Tamat menghasilkan kesepakatan bahwa ketiga desa/kampung kecil
itu melebur menjadi satu desa saja, yakni desa Hilirhintir yang sekarang ini.
Melalui demokrasi langsung, maka terpilihlah kepala desa yang pertama
memimpin desa Hilirhintir yaitu bapak Mikael Kampung dengan Wakil
terpilih Lorens Tamat dan Sekretaris Frans Kema’u. Seiring waktu berjalan,
pada penghujung tahun 1969 terjadi skorsing atas Mikael Kampung oleh
Kepala Daerah dan ditunjuk Lorens Tamat untuk menjadi Kepala Desa
sampai tahun 1973. Melalui pemilihan langsungpada tahun 1973, maka
terpilihlah Lorens Tamat sebagai kepala desa Hilirhintir Kedua dan wakil
kepala desanya Rafael Darus serta sekretaris desanya Maksi Rasung. Lorens
Tamat memimpin desa Hilirhintir hingga tahun 1978. Kemudian pada akhir
tahun 1978 diadakan pemilihan langsung dan terpilihlah kepala desa yang
ketiga yaitu Philipus Ndarut dan wakil kepala desanya Daniel Maju serta
15
sekretatris desanya Tomas Kuru. Mereka memimpin desa Hilirhintir hingga
tahun 1987.
Pada pemilihan langsung akhir tahun 1987 terpilih kepala desa
keempat Daniel Maju dan yang menjabat sebagai sekretaris desa yaitu
Thomas Kuru. Mereka menjabat hingga tahun 1997. Kemudian pemilihan
langsung tahun 1997, terpilih kepala desa kelima Wilhemus Durman dan
sekretaris desanya Marselus Hadin hingga tahun 2007 dan pada periode 2008-
2013 yang menjabat sebagai kepala desa hilirhintir yaitu Anastasius Dato,
A.Md dengan Sekretaris desanya Marselus Hadin.
Batas Wilayah Desa Hilirhintir meliputi: sebelah timur berbatasan
dengan Desa Golo Ropong dan Desa TaI yang dipisahkan oleh kali Wae Mau
dan Kali Wae Mese, sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Terong
yang dipisahkan oleh Kali Wae Maras, sebelah utara berbatasan langsung
dengan Manggarai Barat yang dipisahkan oleh Hutan Negara, dan sebelah
selatan berbatasan dengan Laut Sawu. Untuk luas wilayah administrasi desa
Hilirhintir terdiri dari Dusun Nio, Dusun Mukute’e, Dusun Rotok, Dusun
Narang, Dusun Narang, Dusun Lelit, Dusun Reda, dan Dusun Golo Jambu
dengan jumlah RT ada 29 RT dan 10 RW.
Keadaan topografi desa Hilirhintir secara umum adalah merupakan
daerah rata dan sedikit berbukit. Dalam hal ini banyak tetangga kampung
yang sampai sekarang terisolasi/belum bisa dimasuki kendaraan baik roda dua
maupun roda empat misalnya kampung lelit dan kampung pulang serta
kampung ganggu yang sementara kampung tersebut di atas merupakan
wilayah kantong ekonomi dengan komoditi di dalamnya adalah kopi,vanili,
cengkeh maupun sumber sayuran bergizi dan lebih penting dari semua itu
adalah sumber mata air minum bersih maupun sumber air irigasi, tetapi
sayangnya belum dimaksimalkan penggunaannya karena masih terisolir. Desa
Hilirhintir memiliki hampir 20 anak kampung dengan variasi jumlah
penduduk maupun komoditi andalan yang bervariasi manakala masih belum
maksimal karena belum dibuka jalan antara dusun atau kampung yaitu
diantaranya adalah sebagai berikut:
16
a) Jalan antara kampung pongpahar menuju kampung nela serta jalan tani ke
lempa lajang maupun ke kembok
b) Jalan antara kampung redang menuju keli lintas luar belum dibuka.
c) Jalan gang nio menuju tuang dan keli
d) Jalan lintas luar kampung rotok dari perkuburan menuju bendung wae mau
II
e) Jalan reda menuju ganggu belum dibuka, dari ganggu menuju kampung
pulang terus menuju bendung ke wae mau I
f) Jalan dari wata menuju lelit lintas luar, dari liu lintas wae reko menuju
cangkar
g) Jalan pintas dari SMP N 7 Satarmese menuju soso terus ke SMA N 1
Satarmese belum dibuka
h) Dari mboung ke daleng belum dibuka
i) Jalan lintas luar jalan tani dari ikong golodopo menuju Liang Woang.
Desa Hilirhintir sebagai ibukota Satarmese Barat tentu merupakan
wilayah yang sangat strategis sebagai barometer pembangunan baik sumber
daya manusia maupun sumber daya alam dituntut maksimal, dimana untuk
mencapai semua itu desa Hilithintir harus dimekarkan menjadi 4 wilayah
namun keterbatasan dana daerah membuat desa Hilirhintir terpaksa
mengajukan mekar satu, itu berarti tidak menolong banyak dari aspek
efisiensi pembangunan di segala bidang. Dengan demikian, desa Hilirhintir ke
depan tetap mengajukan mekar sebagai program yang sangat mendesak.
d. Kondisi Geografis SMP Negeri 7 Satarmese
Sedangkan keadaan topografi di sekolah tempat bertugas yaitu SMP
Negeri 7 Satarmese merupakan daerah yang rata dan sedikit berbukit juga
karena terletak di atas hutan.
Rute perjalanan menuju SMP Negeri 7 Satarmese yang terletak di
desa Hilirhintir Kecamatan Satarmese Barat dari Kabupaten Manggarai
(Ruteng) yaitu dari Ruteng menggunakan kendaraan Bis Kayu (OTO) jurusan
Narang kemudian turun di Kelli (di kontrakan). Untuk menuju sekolah dari
17
Kelli kemudian harus berjalan melewati sungai, bukit dan hutan dimana dapat
ditempuh kira-kira 45menit.
Gambar 2.3 Perjalanan Siswa Menju Sekolah
Gambar 2.4 Perjalanan Siswa Menju Sekolah
Gambar 2.5 Keadaan SMPN 7 Satarmese
18
B. Kondisi Demografis
Demografis dapat diartikan dan proses penduduk di suatu wilayah.
Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk.
Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses
demografi yakni kelahiran, kematian dan juga adanya migrasi penduduk.
1. Kondisi Demografis NTT (termasuk Manggarai)
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur pada tahun 2007
4.448.873 jiwa, terdiri dari laki-laki 2.234.452 jiwa dan perempuan
2.214.421 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 1,79 % pertahun dan tingkat
kepadatan 91,98 jiwa per km2. Kabupaten yang paling banyak
penduduknya adalah Kabupaten Manggarai dengan jumlah penduduk
504.163 jiwa, disusul Kabupaten Sumba Barat dengan jumlah penduduk
419.308 jiwa, sedangkan Kabupaten yang paling sedikit penduduknya
adalah Kabupaten Lembata dengan jumlah penduduk 104.440 jiwa.
Perkembangan Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
Penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
di Provinsi NTT Tahun 2006
No Kab / Kota Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Penduduk
1. Sumba Barat 409.851 4.051,92 101,15
2. Sumba Timur 217.454 7.000,50 31,06
3. Kupang 362.790 5.898,26 61,51
4. Timor Tengah Selatan 412.353 3.947,00 104,47
5. Timor Tengah Utara 209.037 2.669,66 78,30
6. Belu 394.810 2.445,57 161,44
7. Alor 177.009 2.864,60 61,79
8. Flores Timur 225.268 1.812,85 124,26
9. Sikka 275.936 1.731,92 159,32
10. Ende 237.555 2.046,62 116,07
19
11. Ngada 250.305 3.037,88 82,39
12. Manggarai 495.136 4.188,90 118,20
13. Lembata 102.344 1.266,38 80,82
14. Rote Ndao 110.617 1.280,00 86,42
15. Manggarai Barat 195.532 2.947,50 66,34
16. Kota Kupang 279.124 160,34 1.740,83
J u m l a h 4.355.121 47.349,90 91,98
Sumber : BPS Provinsi NTT Tahun 2007
2. Kondisi Demografis Desa Hilirhintir
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk desa Hilirhintir keadaan sampai dengan tahun 2010
sebanyak 1012 KK atau dengan jumlah jiwa sebanyak 5351 jiwa.
b. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk desa hilirhintir keadaan sampai dengan 2010 adalah
laki-laki sebanyak 2714 jiwa dan perempuan sebanyak 2637 jiwa.
c. Sebaran Penduduk
Sebaran penduduk perdusun sampai tahun 2010 adalah Dusun Nio
sebanyak 728 jiwa, Dusun Mukute’e sebanyak 1592 jiwa, Dusun Rotok
sebanyak 764 jiwa, Dusun Narang sebanyak 961 jiwa, Dusun Lelit
sebanyak 584 jiwa, Dusun Reda sebanyak 257 jiwa dan Dusun Golo
Jambu sebanyak 465 jiwa.
C. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Desa Hilirhintir
1. Keadaan sosial
Tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Hilirhintir secara
sepintas tergambar dari keadaan keseharian mereka dalam memenuhi
kebutuhan hidup layak yang tergambar sesuai dengan 14 variabel
kemiskinan yakni dari aspek perumahan, pekerjaan maka kami
golongkan dalam tiga kategori yaitu:
a) Kategori ekonomi keluarga mampu, artinya bisa memenuhi
kebutuhan hidup layak yang baik di tingkat desa, mempunyai mata
20
pencaharian tetap, rumah permanen, sebagai petani yang
mempunyai lahan luas dan hasil yang produktif
b) Kategori ekonomi keluarga sedang, artinya bisa memenuhi
kebutuhan hidup layak yang cukup di tingkat desa, mempunyai
rumah semi permanen, sebagai petani yang punya lahan pertanian
cukup dengan hasil bisa mencukupi kebutuhan keluarga
c) Kategori ekonomi keluarga miskin, kelompok ini tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidup layak, mempunyai rumah darurat
(Atap seng, lantai tanah)
d) Tidak mempunyai lahan pertanian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup layak.
2. Keadaan ekonomi
Mata pencaharian masyarakat desa hilirhintir adalah mayoritas
bertani sawah. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan keseharian para kepala
keluarga (KK) dalam mencari nafkah, dimana kelompok terbesar adalah
petani sawah = 656 KK, nelayan = 63 KK, PNS = 226 KK, Pengusaha
= 67 KK, sementara beternak dan tanaman perdagangan hanya berupa
usaha sampingan.
Potensi Unggulan Desa
a) Pertanian Pangan
Jenis tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa Hilihintir
adalah tanaman padi untuk perswahan dan kacang-kacangan, jagung
serta umbi-umbian.
b) Perkebunan
Luas areal beberapa komoditi sekitar 211 ha dengan hasil komoditi
yang terbesar adalah kemiri, coklat dam mente.
c) Peternakan
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk desa Hilihintir
adalah 480 KK dengan jenis hewan ternak sebagai berikut: babi
3.017 ekor, sapi 467 ekor, kambing 311 ekor dan kerbau 269 ekor.
21
3. Keadaan budaya
Kehidupan adat istiadat masyarakat desa Hilirhintir terpelihara
dengan sangat bagus yang terlihat dari rutinitas ritual adat tahunan
yang merupakan potensi yang belum maksimal karena rumah adat dan
pembinaan belum memadai.
Gambar 2.6 Rumah Adat Desa Hilihintir
D. Kondisi Pendidikan
1. Pendidikan Desa Hilirhintir
Desa Hilirhintir mempunyai banyak sarana pendidikan sebagai
potensi yang sangat strategis yaitu: memiliki 5 Sekolah Dasar, PAUD, satu
sekolah menengah pertama dan satu sekolah menengah atas, namun
kapasitas gedung tidak memadai diantaranya tidak memiliki ruang guru,
ruang rapat, perpustakaan aupun kekurangan tenaga pengajar.
Rendahnya tingkat pendidikan terlihat dari latar belakang
pendidikan masyarakatnya dijelaskan sebagai berikut:
a. Tidak tamat SD sebanyak 1735 orang (termasuk yang belum/ tidak
sekolah)
b. Pendidikan PAUD sebanyak 33 orang
c. Tamat SD sebanyak 1658 orang
d. Tamat SMP sebanyak 962 orang
e. Tamat SMA sebanyak 749 orang
f. Tamat Perguruan Tinggi sebanyak 214 orang.
22
2. Kondisi Pendidikan SMP Negeri 7 Satarmese
a. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 7 Satarmese
No Statistik : 201241117088
Tahun Berdiri : 2008
Propinsi : Nusa Tenggara Timur
Pemeritah Kota/ Kabupaten : Manggarai
Kecamatan : Satarmese Barat
Desa/ Kelurahan : Hilihintir
Jalan dan Nomor :
Status Sekolah : Negeri
Bangunan Sekolah : Milik sendiri
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan siang
b. Jumlah tenaga guru:
SMP Negeri 7 Starmese bediri tahun 2008, dengan rincian tenaga
guru sebagai berikut:
Lampiran : SK Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan
Nomor : 148/I.24.29/SMPN.7/VIII/2011
Tanggal : 20 Juli 2011
Berikut ini adalah tabel jumlah guru bidang studi dan jumlah jam
ajar di SMP Negeri 7 Satarmese.
Tabel 2.5 Jumlah Guru Bidang Studi dan Jumlah Jam Ajar di SMP Negeri
7 Satarmese Semester II Tahun Ajaran 2011-1012
No Nama Guru Tugas
Tambahan Mengajar Kelas Jam
Total
Jam
01
Aleksius, S. Ombol, S.Pd
NIP 19670415200312 1
007
Kepala
Sekolah
PPKN
Sejarah
IX A,B,C
IX A,B,C
6
6 12
02 Marselina M. Tulus, S. Sos
NIP 198005 26003 2 007
Bendahara
Komite
PPKN
PPKN
SBD
VIII A,B,C,D
VII A,B,C,D
IX A,B,C
8
8
6 22
23
03 Merlinda Bian, S.Pd
NIP 198601092010012037
Wali Kelas
IX A
Agama
SBD
TIK
IX A,B,C
VIII A,B,C,D
VIII A,B,C,D
6
8
8 22
04 Herman Habu, S.Fil
Koordinator
Guru BK
Wali Kelas
VIIA
Agama
Agama
VII A,B,C,D,E
VIII A,B,C,D
10
8 18
05 Adrianus N.Lirik, S.Fil
NIP 1982052920093 1 005
Wakil
Kepala
Sekolah
B. Indonesia IX A,B,C 15 15
06 Yohanes Satem, S.PD Wali Kelas
VIII C
B. Indonesia
Sosiologi
VIII A,B,C,D
IX A,B,C
20
6 26
07 Skolastika A. Daulus, S.Pd
NIP 1986
Kepala
Perpustakaa
n
B.Indonesia VII A,B,C,D,E 25 25
08 Sebastianus Lampur, S.Pd
NIP 1986
Wali Kelas
IX B B.Inggris
IX A,B,C
VIII D,
15
5 20
09 Perimus Jehaur, S.s KAUR
Kurikulum B. Inggris VII A, B, C, D
20 20
10 Gregorius Ngganggung,
S.Pd
Wali Kelas
VIII A
B. Inggris
B. Inggris
VIII A, B, C ,
VII E
15
5 20
11
Maria D. Maila, S.Pd
NIP 19791209 201001 2
023
KAUR
Sarana
Prasarana
Fisika
Fisika
Kimia
VII A, B ,C, D
VIII A, B, C, D
VII A, B
8
8
4 20
12
Skolastika Irma, S.Pd
NIP 19800528 200903 2
007
Bendahara
BOS Fisika VII A, B, C, D, E 10 10
13 Veronicus C.A Littik, S.Pd
NIP 1986
Wali Kelas
VIII D
Biologi
Biologi
TIK
IX A, B, C
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
6
8
6 20
14 Niken Eka Priyani, S.Pd Kimia
TIK
VII A, B, C, D, E
VII A, B, C, D, E
10
10 20
15 Dorothea Lija, S.Pd Wali Kelas
VII C
Ekonomi
SBD
VII A, B, C, D, E
VII A, B, C, D, E
10
10 20
16 Fransiskus Jumiadin, S.E KAUR
Kesiswaan
Ekonomi
Ekonomi
Geografi
VII A, B, C
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
6
8
6 20
17 Bonifasius Herman, S.Fil Wali Kelas
VII E
Sosiologi
Sosiologi
VIII A, B, C, D
VII A, B, C, D, E
8
10 18
18
Felisita Tutu, S.Pd
NIP 19830104 201001 2
026
Wali Kelas
IX C
Matematika
Kimia
IX A, B, C
VIII C, D
15
4 19
19 Yuliana S. Taliana, S.Pd Matematika VII A, B, C 15 15
20 Aloysius Banggur, S.Pd Wali Kelas
VII D Matematika VII D, E
10 10
24
21 Silvester Sutardi, S.Tp KAUR
Humas
M. Pertanian
M. Pertanian
M. Pertanian
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
10
8
6 24
22 Arkadius Bampur, S.E Wali Kelas
VII B
PENJASKES
PENJASKES
PENJASKES
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B,C
10
8
6 24
23 Dini Prihartini, S.Pd Sejarah
Sejarah
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
10
8 18
24 M. Irsyadul I.N, S.Pd Geografi
Geografi
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
10
8 18
25 Varizal Amir, S.Pd
BK
BK
BK
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
5
4
3 12
26 Yosef K. Rahman, S.Pd Wali Kelas
VIIIB Matematika VIII A, B, C, D
20 20
27 Marieta Oliva Lestari, S.Pd Biologi VII A, B, C, D, E 10 10
Berdasarkan tabel di atas bisa dilihat bahwa jumlah guru PNS
sebanyak 9 orang, guru komite sebanyak 14 orang, dan guru SM-3T
sebanyak 4 orang. Dengan jumlah guru sebanyak 27, masih sangat
kurang bila dilihat dari jumlah siswa dan ada beberapa matapelajaran
yang belum diajarkan di SMP Negeri 7, sehingga guru bidang studi
merangkap untuk mengajar bidang studi lain.
Tabel 2.6 Jumlah Guru Bidang Studi dan Jumlah Jam Ajar di SMP Negeri 7
Satarmese Semester I Tahun Ajaran 2012-2013
No Nama Guru Tugas
Tambahan Mengajar Kelas Jam
Total
Jam
01
Aleksius, S. Ombol, S.Pd
NIP 19670415200312 1
007
Kepala
Sekolah
PPKN
Sejarah
IX A,B,C
IX A,B,C
6
6 12
02 Marselina M. Tulus, S. Sos
NIP 198005 26003 2 007
Bendahara
Komite
PPKN
PPKN
SBD
VIII A,B,C,D
VII A,B,C,D
IX A,B,C
8
8
6 22
03 Merlinda Bian, S.Pd
NIP 198601092010012037
Wali Kelas
IX A
Agama
SBD
TIK
IX A,B,C
VIII A,B,C,D
VIII A,B,C,D
6
8
8 22
04 Herman Habu, S.Fil
Koordinator
Guru BK
Wali Kelas
VIIA
Agama
Agama
VII A,B,C,D,E
VIII A,B,C,D
10
8 18
25
05 Adrianus N.Lirik, S.Fil
NIP 1982052920093 1 005
Wakil
Kepala
Sekolah
B. Indonesia IX A,B,C 15 15
06 Yohanes Satem, S.PD Wali Kelas
VIII C
B. Indonesia
Sosiologi
VIII A,B,C,D
IX A,B,C
20
6 26
07 Skolastika A. Daulus, S.Pd
NIP 1986
Kepala
Perpustakaa
n
B.Indonesia VII A,B,C,D,E 25 25
08 Sebastianus Lampur, S.Pd
NIP 1986
Wali Kelas
IX B B.Inggris
IX A,B,C
VIII D,
15
5 20
09 Perimus Jehaur, S.s KAUR
Kurikulum B. Inggris VII A, B, C, D
20 20
10 Gregorius Ngganggung,
S.Pd
Wali Kelas
VIII A
B. Inggris
B. Inggris
VIII A, B, C ,
VII E
15
5 20
11
Maria D. Maila, S.Pd
NIP 19791209 201001 2
023
KAUR
Sarana
Prasarana
Fisika
Fisika
Kimia
VII A, B ,C, D
VIII A, B, C, D
VII A, B
8
8
4 20
12
Skolastika Irma, S.Pd
NIP 19800528 200903 2
007
Bendahara
BOS Fisika VII A, B, C, D, E 10 10
13 Veronicus C.A Littik, S.Pd
NIP 1986
Wali Kelas
VIII D
Biologi
Biologi
TIK
IX A, B, C
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
6
8
6 20
14 Niken Eka Priyani, S.Pd Kimia
TIK
VII A, B, C, D, E
VII A, B, C, D, E
10
10 20
15 Dorothea Lija, S.Pd Wali Kelas
VII C
Ekonomi
SBD
VII A, B, C, D, E
VII A, B, C, D, E
10
10 20
16 Fransiskus Jumiadin, S.E KAUR
Kesiswaan
Ekonomi
Ekonomi
Geografi
VII A, B, C
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
6
8
6 20
17 Bonifasius Herman, S.Fil Wali Kelas
VII E
Sosiologi
Sosiologi
VIII A, B, C, D
VII A, B, C, D, E
8
10 18
18
Felisita Tutu, S.Pd
NIP 19830104 201001 2
026
Wali Kelas
IX C
Matematika
Kimia
IX A, B, C
VIII C, D
15
4 19
19 Yuliana S. Taliana, S.Pd Matematika VII A, B, C 15 15
20 Aloysius Banggur, S.Pd Wali Kelas
VII D Matematika VII D, E
10 10
21 Silvester Sutardi, S.Tp KAUR
Humas
M. Pertanian
M. Pertanian
M. Pertanian
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
10
8
6 24
22 Arkadius Bampur, S.E Wali Kelas
VII B
PENJASKES
PENJASKES
PENJASKES
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B,C
10
8
6 24
26
23 Dini Prihartini, S.Pd Sejarah
Sejarah
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
10
8 18
24 M. Irsyadul I.N, S.Pd Geografi
Geografi
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
10
8 18
25 Varizal Amir, S.Pd
BK
BK
BK
VII A, B, C, D, E
VIII A, B, C, D
IX A, B, C
5
4
3 12
26 Yosef K. Rahman, S.Pd Wali Kelas
VIIIB Matematika VIII A, B, C, D
20 20
27 Marieta Oliva Lestari, S.Pd Biologi VII A, B, C, D, E 10 10
28 Maria Florin, S.Pd Wali Kelas
VII E H. Indonesia
29 Helena Kurniawati, S.Pd Agama
30 Yohana Namur Agama
31 Siska Jehira PKN
Berdasarkan tabel di atas bila dibandingkan dengan semester II tahun
ajaran 2012, dan semester I tahun ajaran 2012-1013 ini ada penambahan
4 guru bidang study, yaitu: (1) Maria Florin, S.Pd, (2) Helena Kurniawati
S.Pd, (3) Yohana Namur, dan (4) Sisaka Jehira. Kedua guru baru yang
belum ada gelarnya adalah guru PPL dari kampus STIPAS Ruteng,
Kabupaten Manggarai.
a. Jumlah Siswa/i SMP Negeri 7 Satamese
1. Jumlah Siswa Perkelas SMP Negeri 7 Satarmese Tahun Ajaran
2011/ 2012
Pada tahun ajaran 2011/ 2012 jumlah siswa di SMP Negeri 7
Starmese berjumlah 440 siswa, dengan rincian sebagai berikut (untuk
lebih detailnya bisa dilihat pada lampiran daftar konseli SMP Negeri 7
Satarmese kls VII, VIII, IX :
Tabel 2.7 Jumlah Siswa Perkelas SMP Negeri 7 Satarmese Tahun
Ajaran 2011/ 2012
NO
KELAS
JUMLAH SISWA
1 VII A 33
2 VII B 33
3 VII C 34
27
4 VII D 32
5 VII E 32
6 VIII A 35
7 VIII B 34
8 VIII C 34
9 VIII D 35
10 IX A 47
11 IX B 45
12 IX C 46
jumlah 440
Tabel 2.8 Jumlah Siswa Perkelas SMP Negeri 7 Satarmese Tahun
Ajaran 2012/ 2013
NO
KELAS
JUMLAH SISWA
1 VII A 29
2 VII B 29
3 VII C 28
4 VII D 28
5 VII E 26
6 VIII A 35
7 VIII B 38
8 VIII C 38
9 VIII D 38
10 IX A 42
11 IX B 39
12 IX C 43
jumlah 413
b. Data penerimaan siswa baru (PSB) mulai tahun 2008-211
Meskipun lokasi sekolah berada di atas bukit dan jauh dari
kampung halaman warga, murit di sekolah ini tergolong banyak.
Banyaknya SD pendukung disekitar SMP, para oarang tua banyak yang
menyekolahkan anaknya disini. Dari tahun 2008-210 jumlah pendaftar
di SMPNegeri 7 Starmese selalu mengalamai peningkatan, tetapi untuk
28
tahun 2011 mengalami sedikit penurunan. Untuk lebih jelsanya bisa
dilihat tabek di bawah ini
Tabel 2.9 Data Penerimaan Siswa Baru (PSB)
Tahun Jumlah
pendaftar
Diterima Jumlah siswa
diterima L P
2008/ 2009 123 63 60 123
2009/ 2010 137 66 71 137
2010/ 2011 186 79 57 186
2011/ 2012 165 81 84 165
2012/ 2013 140 47 93 140
c. Statistik kelulusan SMP Negeri 7 Satarmese
Meskipun sekolah ini baru berdiri tahun 2008, tetapi lulusan
pertama mendapatkan rangking tertinggi se-kabupaten Manggarai untuk
IPA dengan nilai 9,00. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 2.10 Statistik kelulusan SMP Negeri 7 Satarmese
Tahun Lulus
Jumlah
total Tidak lulus Jumlah
Presentase
Kelulusan
Rangking
Ujian Nasional
Jumlah nilai
tertinggi
L P L P
2008/ 2009
2009/ 2010
2010/ 2011 63 59 122 - - - 100% IPA 9,00
2011/ 2012 - - - 100% Bahasa Indonesia 9,20
d. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 7 Satarmese, adalah
sebagai berikut:
1. 1 Ruang perpustakaan
2. 2 Komputer dekstop
3. 4 Kamar mandi
4. 1 Ruang ganti baju
5. Lapangan voli sekaligus sebagai lapangan basket
6. 1 Meja tenis
7. Kantin.
Dilihat dari uraian di atas masih terasa sangat kurang untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar, seperti belum adanya tempat
ibadah, laboratorium komputer, laboratorium biologi, kimia, dan fisika.
29
e. Kegiatan ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMP Negeri 7 adalah
kegiatan pramuka dan pelatihan koor (menyanyi). Kegiatan pramuka
dibina oleh guru-guru yang ada di SMP Negeri 7, prestasi yang didapat
dari kegiatan ini boleh dibilang cukup membanggakan, dari bererapa
keikutsertaan program pramuka, seperti persami, jambore dalam kurun
waktu 4 tahun ini selalu mendapatakan juara tingkat kabupaten.
Sedangkan kegiatan koor dilatih dan diaplikasikan dalam acara
keagamaan, yaitu di gereja.
30
BAB III
PROGRAM KERJA
Pada bab III dijelaskan program-program yang telah dilaksanakan,
program ini akan dijelaskan secara rinci perbidang kegiatan. Pada bab ini juga
dijelaskan hambatan-hambatan yang ditemui di dalam kegiatan tersebut,
bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut, dan hasil yang dapat dicapai dari
program tersebut. Pemaparan hasil program dikelompokkan per bidang masing-
masing, mulai dari bidang pendidikan dan bidang kemasyarakatan, pemaparan
tersebut sebagai berikut:
A. Program Bidang Pendidikan
Program kerja SM-3T di bidang kependidikan meliputi program intra
dan ekstra kurikuler. Program intra kurikuler meliputi kegiatan administratif
sekolah dan pembelajaran. Program ekstra kurikuler meliputi program
aktivitas non akademik sebagai sarana penunjang kompetensi siswa dalam
pendidikan.
Perencanaan program merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta
SM-3T mulai dari persiapan dan rancangan dengan bimbingan kepala sekolah
mata pelajaran terkait di sekolah. Perencanaan terdiri dari administrasi
sekolah, upacara bendera rutin setiap hari senin dan hari besar, kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler sebagai penambah wawasan bagi guru.
Kegiatan peserta SM-3T sebelum memulai program pembelajaran yang
direncanakan yaitu dengan terlebih dahulu mengadakan pengamatan langsung
(observasi) di kelas dan dilanjutkan dengan membuat persiapan pelaksanaan
belajar mengajar. Persiapan tersebut meliputi materi ajar, satuan pelajaran,
rencana pengajaran, media dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam mengajar.
Program SM-3T dimulai bulan Desember 2011 dan mulai aktif bulan Januari
2012 (semester II) sampai bulan Oktober 2012 (semester I), maka dari itu
program kerja bidang pendidikan, dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu:
1 (program kerja smester II tahun ajaran 2011/ 2012, dan (2) program kerja
31
semester I tahun ajaran 2012/ 2013. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
lampiran dan table dibawah ini:
Tabel 3.1 Porogram Kegiaatan Bidang Kependidikan Semester II Tahun
Ajaran 2011/ 2012
No Kegiatan Hasil
1 Ananlisis kebutuhan Dihasilkannya beberapa kebutuhan utama
dalam pemberian layanan BK
2 Menyusun program kegiatan
Layanan BK Perkembangan
Program kerja BK Perkembangan Semester II
Tahun Ajaran 2011/ 2012
3
Menyusun RPBK (Rencana
pelayanan Bimbingan dan
Konseling)
RPBK KLS VII, VIII, IX
4 Menyususn daftar nama konseli/
siswa kls VII, VIII, IX Daftar nama konseli KLS VII, VIII, IX SMP
6 Menyusun kalender akademik
semester genap
Kalender Akademik Semester Genap SMPN
7 Satarmese Tahun Ajaran 2011/ 2012
7 Menyusun kalender pendidikan
selama 1 tahun 2011/ 2012 Kalender pendidikan 2012
8 Menyusun rincian minggu efektif Rincian Minggu Efektif (RPE) BK kls VII,
VIII, IX Semester Genap 2011/ 2012
9 Menyususn modul pemahaman
materi BK (untuk konselor)
Modul pemahaman materi BK (bimbingan
dan konseling
10 Menyusun lembar keaktifan
konseli Lembar keaktifan konseli KLS VII, VIII, IX
11 Menyusun lembar tugas nilai
konseli
Lembar tugas nilai konseli KLS VII, VIII, IX
SMP
12 Melaksanakan layanan BK
(Bimbingan dan Konseling)
Melaksanakan tugas layanan selama 40 menit
tiap pertemuan dengan jumlah konseli kls VII,
VIII, IX sebanyak 440 konseli
13 Melaksanakan layanan bimbingan
bagi siswa yang membutuhkan
Telah dilaksanakan bagi siswa yang
memerlukan bimbingan (misalnya bagi siswa
32
yang masih kesulitan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar, kesulitan menulis,
berhitung maupun dalam hal pelajaran)
14 Membantu administrasi
pendidikan di sekolah
Telah dilaksanakan misalnya membantu
pelaksanaan try out kelas IX mulai dari
penataan soal try out, pengawasan ujian
maupun analisis hasil try out, penataan buku-
buku di perpustakaan berdasarkan mapel
masing-masing, mengadakan papanisasi
(misal papan pengumuman, papan nama kelas
masing-masing dll)
15 Melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMP N
7 Satarmese antara lain: pramuka, koor
16
Membantu kepanitiaan
pelaksanaan try out kelas IX SMP
Negeri 7 Satarmese
Telah dilaksanakan dalam hal penataan soal,
pengawasan try out serta analisis butir soal try
out
17
Membuat rencana kegiatan
alokasi dana BOS untuk kegiatan
BK, Layanan Instrumen
(Inventory study habit)
Anggaran kegiatan Bimbingan dan Konseling
Tahun ajaran 2011/ 2012
18 Team analisis hasil UTS dan try
out Diketahuinya hasil nilai ujian siswa
19
Mendampingi siswa dalam
keikutsertaan olimpiade IPA dan
IPS
Siswa semangat mengikuti olimpiade
20
Membina dan mendampingi siswa
dalam keikutsertaan persami di
Wae Rebo
Mendapatakan pengalaman kepramukaan
33
Tabel 3.2 Porogram Kegiaatan Bidang Kependidikan Semester I Tahun
Ajaran 2012/ 2013
No Kegiatan Hasil
1
Membantu kepanitiaan
penerimaan siswa baru (PSB)
tahun ajaran 2012/ 2013
Terlaksananya penerimaan siswa baru dengan
lancar
2 Memberikan materi MOS, cara-
cara belajar efefktih
Siswa mengetahui bagaimana cara membagi
waktu untuk belajar, metode belajar yang
menyenangkan, dan belajar menurut
kemampuannya
3 Ananlisis kebutuhan Dihasilkannya beberapa kebutuhan utama
dalam pemberian layanan BK
4 Menyusun program kegiatan
Layanan BK Perkembangan
Program kerja BK Perkembangan Semester I
Tahun Ajaran 2013/ 2013
5
Menyusun RPBK (Rencana
pelayanan Bimbingan dan
Konseling)
RPBK KLS VII, VIII, IX
6 Menyususn daftar nama konseli/
siswa kls VII, VIII, IX Daftar nama konseli KLS VII, VIII, IX SMP
7 Menyusun kalender akademik
semester genap
Kalender Akademik Semester Ganjil SMPN
7 Satarmese Tahun Ajaran 2012/ 2013
8 Menyusun kalender pendidikan
selama 1 tahun 2012/ 2013 Kalender pendidikan 2013
9 Menyusun rincian minggu efektif Rincian Minggu Efektif (RPE) BK kls VII,
VIII, IX Semester Genap 2012/ 2013
10 Menyusun lembar tugas nilai
konseli
Lembar tugas nilai konseli KLS VII, VIII, IX
SMP
11 Melaksanakan layanan BK
(Bimbingan dan Konseling)
Melaksanakan tugas layanan selama 40 menit
tiap pertemuan dengan jumlah konseli kls VII,
VIII, IX sebanyak 413 siswa/ konseli
12 Melaksanakan layanan bimbingan
bagi siswa yang membutuhkan
Telah dilaksanakan bagi siswa yang
memerlukan bimbingan (misalnya bagi siswa
34
13yang masih kesulitan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar, kesulitan menulis,
berhitung maupun dalam hal pelajaran)
13 Membantu administrasi untuk
akreditasi sekolah
Persiapan pelaksanaan akreditasi di SMPN 7
Satarmese, membuat tatatertib sekolah baru,
menyusun 6K, 5T, dsb
14 Melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMPN
7 Satarmese antara lain: pramuka, koor
15 Melancarkan tes inventory study
habit atau kebiasaan belajar
Diketahuinya kebiasaan belajar siswa, apakah
kebiasaan belajarnya sudah sesuai dengan
hasil yang diharapkan atau tidak
16
Memberikan pelatihan siswa
untuk mengikuti lomba kreasi
majalah dinding
Siswa bisa menentukan judul dan tema lomba
kreasi majalah dinding, dan tahu bagaimana
cara menyusun artikel
17
Mengadakan lomba Tenis Meja
dengan perserta Siswa melawan
Guru-guru sekolah
Terciptanya sportifitas antara siswa dan guru
18
Membantu administrasi sekolah
memasukkan data formulir
sekolah, peserta didik, dan PTK
ke dalam software pendataan
secara terpusat
Semua data ter-input ke dalam applikasi
pendataan
19 Membantu pengetikan soal soal
MID Semester, dan pengepakan
Semua soal siap digunakan untuk ujian MID
Semester
20 Menjadi pengawas ujian MID
SEMESTER Ujian MID Semester terlaksana dengan lancar
B. Program Bidang Kemasyarakatan
Berikut ini dijabarkan program kemasyarakatan dalam bentuk tabel, sama
seperti program kerja bidang kependidikan dibagi dua kelompok, program kerja
35
bidang kemasyarakatan ini juga dikelompokan menjadi dua. Untuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Program Kemasyarakatan Semester II Tahun Ajaran 2011/ 2012
No Materi Kegiatan Hasil
1 Pemberdayaan masyarakat dan
keluarga yang diintegrasikan
dengan program POSDAYA
Pelaksanaannya dalam bentuk
melatih ibu-ibu PKK dalam
pembuatan makanan dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang
ada di sekitar (misalnya pembuatan
rolade, tape singkong, utri,
pembuatan serbuk jahe wangi,
permen jahe, lepet jagung dll),
pelatihan pemberian informasi
obat-obatan herbal yang berguna
yaitu dari tumbuh-tumbuhan yang
ada di sekitar/ lingkungan dll
3 Pembinaan kepemudaan (olahraga,
kesenian)
Pelaksanaannya dalam bentuk
kegiatan olahraga dengan pemuda
setempat misalnya sepakbola, bola
voli, bulutangkis dll serta bisa
dengan mengadakan lomba
keolahragaan antar dukuh
4 Peningkatan kesadaran kebersihan
dan pengelolaan lingkungan
Pelaksanaannya dengan melakukan
bersih lingkungan di Dukuh Narang
dan sekitarnya
6 Pengadaan tamanisasi (konservasi)
di lingkungan sekolah
Pelaksanaannya di SMP N 7
Satarmese dengan mengadakan
tamanisasi
Tabel 3.4 Program Kemasyarakatan Semester I Tahun Ajaran 2012/ 2013
No Materi Kegiatan Hasil
1 Lomba kreasi majalah dinding
dengan tema kebudayaan
Pelaksanaanya tgl 17 Agustus 2012
di SD Bangka Kelli, Dukuh
Narang, desa Hilir Hintir, dan
diadakan pameran Majalah dinding
untuk kalangan umum. Lomba ini
diikuti para peserta dari tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD),
dan Sekolah Lanjutan Menengah
Pertama (SLTP)
2 Pelatihan mengolah bahan tanam
pangan menjadi makanan alternatif
Bekerjasama dengan para ibu-ibu
PKK, untuk mengolah jahe menjadi
minuman serbuk jahe, daun
36
sembuk’an menjadi botok
sembuk;an, dan ketela pohon diolah
menjadi kue donut
37
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
Pada bab III dijelaskan program-program yang telah dilaksanakan,
program ini akan dijelaskan secara rinci perbidang kegiatan. Pada bab ini juga
dijelaskan hambatan-hambatan yang ditemui di dalam kegiatan tersebut,
bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut, dan hasil yang dapat dicapai
dari program tersebut. Pemaparan hasil program dikelompokkan per bidang
masing-masing, mulai dari bidang pendidikan dan bidang kemasyarakatan,
pemaparan tersebut sebagai berikut :
A. Bidang Kependidikan
Kegiatan Sarjana Mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal
(SM-3T) untuk bidang kependidikan mulai dilaksanakan pada bulan
Desember 2011. Program kegiatan kependidikan ini dikelompokkan
menjadi 2 macam, yaitu program kependidikan Bimbingan Konseling, dan
program kependidikan sekolah secara umum. Berikut ini dijelaskan secara
rinci program kegiatan di SMP Negeri 7 Satarmese:
f. Program Kependidikan Bimbingan Konseling
1. Analis kebutuhan/ need asessment
Sebelum membuat program Bimbingan Konseling
Perkembangan, maka terlebih dahulu perlu dianalisis kebutuhan-
kebutuhan apa yang kurang dan bahkan belum ada di SMP Negeri 7
Satarmese, setelah hasil analisis kebutuhan diketahui barulah
menyusun program Bimbingan Konseling Perkembangan.
Pelaksanaan analisis kebutuhan ini tidak menggunakan anket,
karena siswa sendiri masih belum paham apa itu BK, fungsi BK, dan
kedudukan BK di sekolah, jadi ini merupakan tahun pertama BK
masuk di SMP Negeri 7 Satarmese.
38
Analis kebutuhan dilaksanakan dengan wawancara kepala
sekolah, dan beberapa guru mata pelajaran, selain itu dengan
observasi/ pengamatan langsung.
Dari hasil wawancara dan observasi di sekolah, dapat diketahui
sebagai berikut:
1. Belum adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah
2. Pihak sekolah merasa terbantu dengan adanya BK, karena banyak
siswa yang bermasalah dan membutuhkan bimbingan
3. Pihak sekolah berharap dengan adanya BK, semua potensi-potensi
pada diri siwa dapat berkembang secara optimal.
2. Menyusun pogram kegiatan BK Perkembangan
Program BK Perkembangan di SMP Negeri 7 disusun tiap
semester, program ini merupakan bagian dari program yang memuat
alokasi waktu untuk setiap satuan pokok bahasan pada setiap semester.
Fungsi dari program semester adalah sebagai acuan dalam pemberian
layanan BK, untuk menetapkan secara hierarki setiap pokok bahasan
pemberian layanan pada tiap semester beserta alokasi waktunya
berdasarkan kalender pendidikan.
3. Menyusun RPBK/ Rencana Pelayanan Bimbimbingan Konseling
Rencana pelayanan Bimbimbingan Konseling adalah bahan acuan
yang dipergunkan oleh konselor untuk memberikan layanan bimbin
pada setiap kali pertemuan.
4. Pengembangan media dan atau modul
Pengembangan media atau modul, dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan kemampuan konselor/ atau guru BK dalam
mengembangkan media pembelajaran ataupun materi. Modul yang
diuat adalah pemahaman materi Bimbingan Konseling, untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada lampiran.
5. Penyelenggaraan kegiatan pendukung
Penyelenggaraan kegiatan pendukung ini terdiri dari beberapa
instrumen no-tes, seperti study habit, DCM, permainan Who Am I dan
39
instrumen Who’s Who. Tujuan daari pelaksanaan ini dalah untuk
mengumpulkan semua informasi tentang data siswa.
6. Pemberian layanan bimbingan siswa
Pemberian layanan bimbingan seperti cara-cara bergaul dengan
lawan jenis, cara-cara belajar efektif, informasi sekolah lanjutan, dan
lain sebagaianya, sangat penting untuk membantu perkembangan siswa
yang meliputi perkembangan avektif, kognitif, dan psikomotorik.
7. Pelaksanaan konseling
Pelaksanaan konseling ini wajib dilakukan di sekolah,
pelaksanaan konseling bukan hanya ditujukan untuk siswa-siswa yang
bermasalah saja tetapi untuk semua siswa yang ingin membutuhkan
bimbingan bantuan.
8. Evaluasi program
Evaluasi program dilaksanakan setelah semua program
terlaksana, yaitu dalam satu tahun. Dari hasil evaluasi tersebut dapat
diketahui hal-hal apa saja yang tidak terlaksana, serta hambatan-
hambatan dalam pelaksanaan program. Tujuan dari evalusai program
adalah untuk mervisi atau memperbaiki program sebelumnya.
g. Program Kependidikan Sekolah Secara Umum
1. Membantu administrasi pendidikan di sekolah
Selama melaksanakan tugas di sekolah sasaran, peserta diberi
beberapa tugas untuk melengkapi administrasi di sekolah. Misalnya
mengelola data yang berhubungan dengan upaya menjadikan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan menggandakan data yang
berhubungan dengan memperbanyak data yang diperlukan dengan
berbagai cara dan alat. Tugas yang diberikan misalnya membantu
mengetik jadwal pelajaran, menjadi tim analisis yang bertugas untuk
menganilis hasil try out maupun hasil ujian sekolah.
2. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler
Sedangkan untuk menampung bakat dan minat di bidang
olahraga, teknologi dan lain sebagainya diadakan kegiatan
40
ekstrakulikuler yaitu kegaitan diluar pelajaran yang utamanya
dilaksanakan pada waktu selesai pelajaran sekolah. Di SMP Negeri 7
Satarmese terdapat beberapa jenis ekstrakurikuler yang dilakukan oleh
siswa. Sebagai guru, peserta SM-3T berperan untuk mendampingi dan
mengarah siswa saat kegiatan ekstrakurikuler tersebut sedang
berlangsung. Misalnya pada saat kegiatan Pramuka atau latihan koor.
2. Melakukan bimbingan siswa di luar jam belajar.
Pemberian bimnbingan siswa dilakukan dalam rangka
mempersiapkan siswa menjelang diadakannya Olimpiade Sains
Nasional. Dimana mata pelajaran yang diujikan adalah Biologi,
Fisika, Matematika dan IPS. Pemberian bimbingan ini berupa cara
mengarahkan bagaimana nanti saat mengikuti olimpiade serta
memberikan semangat dan motivasi kepada siswa agar mental mereka
siap.
2. Pengadaan Majalah Dinding
Majalah dinding atau yang biasa diakronimkan menjadi mading
adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling
sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah
terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya
dipampang pada dinding atau yang sejenisnya.
B. Bidang Kemasyarakatan
Pelaksanaan program kerja Sarjana Mendidik di daerah terdepan,
terluar dan tertinggal terdiri dari empat rangkaian program. Masyarakat
dapat menerima dengan mengambil manfaat program yang disusun apabila
sebelum menyusun program dan kemudian melaksanakannya dibutuhkan
observasi, survei informasi, identifikasi masalah dan mengadakan
pendekatan sosial kepada masyarakat. Kriteria keberhasilan dari program
yang dilaksanakan pada saat penerjunanan SM-3T adalah keselarasan
kebutuhan masyarakat dengan program yang ada. Sehingga dalam
penyusunan program kerja bidang kemsyarakatan, peserta harus
41
menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat sebagai
sasaran program kerja.
Untuk menjalankan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat desa Hilir Hintir dibutuhkan partisipasi dari semua masyarakat
desa Hilir Hintir. Maka dari itu dibutuhkan pendekatan agar masyarakat
memahami dan mengerti akan program kerja bidang kemasyarakatan oleh
peserta SM-3T yang akan dijalankan agar program dapat berjalan secara
optimal. Program kerja ini harus dipahami dan diketahui oleh warga,
karena warga merupakan komponen penting di dalam suatu program kerja
SM-3T agar suatu program kerja dapat terlaksana dengan baik dan
mendapatkan apresiasi dan sambutan yang baik dari masyarakat. Apabila
masyarakat sudah berapresiasi maka program kerja apa saja yang akan
dilakukan dan direncanakan oleh peserta SM-3T akan mendapat dukungan
penuh dari masyarakat.
Langkah awal yang kami lakukan untuk menunjang kegiatan dalam
menyusun program kerja, kami melakukan kegiatan observasi di desa Hilir
Hintir. Pertama kali kami melakukan silaturahmi ke Kepala Desa dan
sekretaris desa di desa Hilir Hintir. Kami melakukan wawancara mengenai
keadaan desa, setelah itu melakukan observasi secara langsung tentang
keadaan sekitar. Untuk menunjang dalam penyusunan dan kelancaran
program kerja yang akan kami lakukan, maka kami lakukan pendekatan
sosial kepada orang-orang yang berpengaruh di masyarakat dengan
harapan program kerja yang akan kami susun dapat diterima oleh
masyarakat dan tentunya masyarakat dapat berpartisipasi di dalam
program kerja tersebut. Selain melakukan silaturahmi di rumah kepala
dusun dan tokoh agama, kami juga melakukan silaturahmi di rumah
perangkat desa yang ada di desa Hilir Hintir dengan tujuan untuk
memperkenalkan diri dan meminta bantuan tentang hal keadaan penduduk
di desa Hilir Hintir.
Selain itu, pendekatan sosial lain adalah dengan berkunjung ke
rumah-rumah penduduk setempat dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial
yang diadakan oleh masyarakat dengan harapan kami dapat mengetahui
42
apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sehingga
kami dapat menyusun program kerja yang lebih spesifik. Pendekatan
sosial lainnya yang dilakukan selain beberapa hal tersebut, kami juga
melakukan pendekatan dengan berkunjung ke Posyandu, ibu-ibu PKK,
kunjungan SD, perkumpulan warga dan berbaur dengan beliau-beliau
dengan harapan kami dapat memahami dan mengetahui apa yang
diinginkan dan diharapkan. Selanjutnya kami tindak lanjuti di dalam
susunan rancangan program kerja.
Adapun materi kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga yang diintregasikan dengan
Program POSDAYA
Mengikuti kegiatan PKK dengan mengisi materi tentang pemanfataan
bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar agar menjadi barang yang
lebih bernilai, diantaranya:
a. Pembuatan serbuk jahe
b. Pembuatan sale pisang
c. Pembuatan donut dari bahan dasar singkong
d. Pembuatan botok dari daun sembuk’an.
2. Pembinaan kepemudaan (olah raga, kesenian)
a. Kegiatan Olah Raga
Pelaksanaan lomba olahraga dilakukan pada tanggal 1 April 2012
sampai 8 April 2012 di lapangan dusun Bangka Keli, desa Hilir
Hintir. Lomba tersebut dilaksanakan bertepatan dengan libur Paskah.
Pertandingan yang diselenggarakan adalah permainan bola voley dan
juga sepak bola.
b. Kegiatan Kesenian
Melakukan pendampingan pada saat masyarakat desa latihan koor.
3. Pelaksanaan Lomba Majalah Dinding
Pelaksanaan lomba majalah dinding dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 2012, bertepatan dengan HUT RI ke-67. Lomba majalah
dinding diikuti oleh para siswa tingkat SD dan SLTP di Kecamatan
Satarmese Barat. Pelaksanaan program ini dilakukan bersama-sama
43
anggota SM-3T dari LPTK Universitas Negeri Malang, dan SM-3T
dari LPTK Universitas Negeri Semarang.
C. Faktor Pendukung
Dukungan terhadap pelaksanaan program Sarjana Mendidik di
daerah 3T diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dan kepala desa selalu siap membantu ketika peserta
memerlukan arahan mengenai kondisi yang ada di lingkungan desa dan
sekolah
2. Lokasi sekolah di tengah hutan sangat mendukung suasana belajar yang
tenang
3. Selama kegiatan SM-3T di Desa Hilir Hintir, banyak sekali dukungan
yang diberikan, baik oleh pemerintah desa maupun oleh warga. Dalam
rangka menyukseskan program di bidang kemsyarakatan di Desa Hilir
Hintir, pemerintah dan seluruh warga Desa Hilir Hintir memberikan
dukungan sepenuhnya, mulai dari proses persiapan sampai pelaksanaan
program kemsyarakatan
4. Masyarakat setempat sangat terbuka terhadap keberadaan peserta SM3T
di lingkungan mereka.
D. Kendala yang Dihadapi
Pada pelaksanaan kegiatan SM-3T di daerah sasaran yakni di SMP
Negeri 7 Satarmese yang berlokasi di desa Hilir Hintir kecamatan
Satarmese Barat, peserta menemui beberapa kesulitan. Baik kendala yang
ada di lingkungan sekolah atau kendala yang ditemui di desa lingkungan
tempat tinggal. Beberapa kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya listrik PLN di sekolah ataupun di lingkungan desa
tempat tinggal
2. Sulitnya memperoleh air bersih
3. Jalan yang harus dilalui untuk menuju sekolah masih sangat buruk
dengan jarak tempuh 20 menit berjalan kaki dengan kondisi jalan
setapak yang sangat memprihatinkan
44
4. Jarak rumah ke sekolah cukup jauh, sehingga menyebabkan siswa dan
guru sudah merasa lelah sebelum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
5. Sarana dan prasarana di SMP Negeri 7 Satarmese masih jauh dari kata
memadai. Fasilitas pembelajaran seperti papan tulis yang sudah mulai
rusak, kursi dan meja banyak yang patah. Ditambah lagi dengan
kurangnya ruang kelas. Di SMP Negeri 7 Satarmese Barat terdapat 12
rombongan belajar, akan tetapi ruang kelas yang ada hanya 7 ruangan.
Itupun sudah ditambah dengan menggunakan ruang ibadah dan kantor
guru. Sehingga yang terjadi, pelaksanaan pembelajaran dilakukan pagi
dan sore. Kegiatan pagi untuk siswa kelas VIII dan IX. Sedangkan kelas
sore untuk rombongan belajar kelas VII
6. Minimnya sumber belajar yang dimiliki siswa, sehingga pemahaman
siswa tidak mudah untuk diperoleh. Pengetahuan siswa tentang materi
pelajaran yang kurang karena sebagian besar siswa hanya menggunakan
buku paket perpustakaan sebagai sumber belajar
7. Pelaksanaan program desa di bidang kemasyarakatan dilakukan
bersamaan pada saat peserta melakukan kegiatan di sekolah. Dalam hal
ini yang menjadi kendala utama adalah masalah waktu, karena dalam
pelaksaan program bidang pendidikan di SMP Negeri 7 Satarmese
dilakukan pagi dan sore
8. Koordinasi dengan perangkat desa untuk membahas program kerja
cukup jarang dilakukan karena kantor desa hanya buka satu minggu
sekali.
E. Upaya yang Ditempuh
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut diatas antara lain :
1. Menggunakan variasi model pembelajaran. Tidak hanya ceramah saja
tapi juga diskusi, permainan, dan lain-lain
2. Guru membuat semacam pegangan materi pada siswa (hand out) dan
juga media pembelajaran yang sederhana namun menarik
45
3. Pembagian waktu untuk pelaksanaan program kerja
4. Mengatur jadwal kerja dibidang kemasyarakatan yang dikoordinasikan
dengan rekan SM-3T lainnya
5. Melakukan pendekatan dengan warga melalui kunjungan ke rumah–
rumah untuk bersilaturahmi
6. Ikut aktif dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat lebih
mengakrabkan diri pada masyarakat desa Hilir Hintir.
F. Nilai-nilai positif yang dapat dipetik (Lesson Learn)
Selama melaksanakan tugas sebagai peserta SM-3T di SMP Negeri 7
Satar mese dan di desa Hilir Hintir, baik saat menjalankan kegiatan di
bidang kependidikan ataupun kegiatan di bidang kemasyarakatan peserta
memperoleh begitu banyak nilai-nilai positif, hal-hal tersebut diantaranya
sebagai berikut:
1. Memperoleh pengalaman yang luar biasa dengan bisa melihat dan
merasakan hal-hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya
2. Peserta lebih dapat menghargai perbedaan. Selama penugasan di daerah
sasaran peserta tinggal disekitar orang-orang yang berbeda agama,
budaya dan juga adat istiadat. Disini bukan hanya ilmu dan pengalaman
yang bertambah, namun juga kebanggan terhadap bangsa Indonesia
yang memang memiliki Bhineka Tunggal Eka
3. Berkat SM-3T peserta menjadi sadar akan arti pentingnya bahasa
nasional kita, bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia
4. Indonesia bukan hanya Jakarta atau Surabaya saja, Manggarai
khususnya Satarmese Barat juga bagian dari Indonesia. Peserta
bersyukur bisa merasakan kehidupan dengan sudut pandang yang lain.
Di desa Hilir Hintir tempat peserta mengabdikan diri selama satu tahun
belum terdapat aliran listrik dari PLN, sulitnya mendapat air bersih dan
perjalanan panjang ke sekolah yang cukup melelahkan. Namun,
saudara-saudara kita disini mampu bertahan. Anak-anak sekolah kuat
melawan sulitnya jalan menuju ke sekolah. Mereka rela berpeluh untuk
menuntut ilmu. Semoga kelak setelah peserta pulang dari tempat
46
mengabdi peserta akan lebih menghargai segala sesuatu dan tidak
mudah menyerah
5. Menjadi seorang pendidik di daerah terpencil merupakan sebuah jalan
yang mengesankan. Kita bisa menularkan ilmu, pengetahuan dan
wawasan yang kita miliki kepada putra-putri bangsa yang ada di
wilayah terluar nusantara
6. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran yang dapat membantu kemajuan dan
kesempurnaan Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah sasaran.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang didapatkan antara lain:
1. Pelaksanaan SM-3T merupakan proses pencarian pengalaman yang
mutlak diperlukan bagi setiap pendidik
2. Pelaksanaan SM-3T di SMP Negeri 7 Satarmese, Desa Hilir Hintir
mendapat dukungan masyarakat secara penuh
3. Supaya mampu mengelola kelas dengan baik, seorang guru harus bisa
(a) menguasai bahan atau materi, (b) mampu menyesuaikan tujuan
khusus pembelajaran dengan materi yang disampaikan, (c) mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, (d) terampil memanfaatkan
media dan memilih sumber belajar
4. Dalam setiap pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus
senantiasa memberikan motivasi kepada siswanya
5. Dalam setiap permasalahan baik itu yang berhubungan dengan materi
maupun dengan anak didik, peserta SM-3T harus berkonsultasi dengan
kepala sekolah dan kepala desa
6. Hubungan yang harmonis antar warga sekolah dan warga masyarakat di
sekitar sekolah merupakan dukungan moral yang positif bagi
perkembangan sekolah
7. Kegiatan berorientasi pada optimalisasi potensi lokal dan bertujuan
jangka panjang
8. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh peserta SM-3T perlu ditinjak
lanjuti oleh warga masyarakat terutama yang berorientasi jangka
panjang.
B. Saran
Untuk meningkatkan perkembangan program SM-3T ke depan, terdapat
beberapa hal yang perlu direkomendasikan, diantaranya :
48
a. Bagi Pihak Sekolah
1. Selalu meningkatkan kedisiplinan, sehingga siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar
2. Meningkatkan kualitas kegiatan ekstra kulikuler dan kurikulum
dengan cara sering mengikuti dan mengadakan lomba di dalam
maupun diluar sekolah
3. Melengkapi sarana dan prasarana seperti melengkapi dan menambah
koleksi buku-buku, perlengkapan olah raga serta perlengkapan yang
dibutuhkan di dalam proses pembelajaran untuk memotivasi para
siswa sehingga lebih rajin belajar.
b. Bagi Pihak Desa
1. Masyarakat Desa Hilir Hintir lebih meningkatkan partisipasinya
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa,
termasuk program yang berhubungan dengan pendidikan dan
keterampilan
2. Lebih ditingkatkannya kerja sama antara masyarakat, dusun dan
pemerintah desa dalam hal pembangunan dan kemajuan Desa Hilir
Hintir.
c. Bagi LPTK Universitas Megeri Malang
1. Untuk proses rekruitmen SM-3T berikutnya, sebaiknya pihak
penyelenggara lebih memperhatikan identitas karena banyak
dijumpai para anggota SM-3T yang sudah punya anak, meskipun
mereka belum nikah secara gereja (bagi umat kristen)
2. Untuk panitia penyelenggara sebaiknya harus lebih terbuka dalam
segala hal, karena saya rasa masih banyak hal-hal yang masih
ditutup-tutupi oleh LPTK Universitas Negeri Malang
3. Mengenai penempatan SM-3T, untuk anggota pendaftar yang
kembali ke-daerah sasaran (pulang kampung), sebaikknya aturan ini
diganti dan harus ditempatkan di luar daerah asalnya. Tujuannya
agar sama-sama bisa mengenal dan mempelajari budaya lain.
Banyak juga dijumpai anggota yang asalnya dari Cancar, kembali ke
Cancar lagi, sepertinya ada konspirasi dengan pemerintah diknas.
49
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Negeri Malang. 2011. Panduan Program Sarjana Mendidik di
Daerah 3T (SM-3T). Malang. Universitas Negeri Malang
NTT. 2006 . Luas Daerah Nusa Tenggara Timur Menurut Kabupaten. (online),
(http://nttprov.go.id/provntt/index.php?option=com_content&task=vi
ew&id=9&Itemid=5), diakses tanggal 10 Maret 2012
Manggarai. 2010. Peta Kabupaten Manggarai. (online),
(http://www.manggarai.go.id/index.php?option=content&task=view&
id=21&Itemid=39), diakses tanggal 10 Maret 2012