132
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN I (KKL I) PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA Disusun oleh: Nama : Machfud Albachtiar NIM : 3201413067 Kelompok : Gunung Kelimutu Prodi : Pendidikan Geografi Angkatan : 2013 Jurusan : Geografi Fakultas : Ilmu Sosial Dosen pembimbing : 1. Drs. Sunarko, M.Pd. 2. Drs. Abraham Palangan 3. Dr. Eva Banowati, M.Si. 4. Dr. Purwadi Suhandini, S.U. 5. Drs. Sunardi, M.M. i

Laporan studi fenomena geografi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian fenomena-fenomena alam dipandang dari kacamata geografi berlokasi di yogyakarta-wonogiri

Citation preview

Page 1: Laporan studi fenomena geografi 1

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN I (KKL I)

PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA

Disusun oleh:

Nama : Machfud Albachtiar

NIM : 3201413067

Kelompok : Gunung Kelimutu

Prodi : Pendidikan Geografi

Angkatan : 2013

Jurusan : Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Dosen pembimbing : 1. Drs. Sunarko, M.Pd.

2. Drs. Abraham Palangan

3. Dr. Eva Banowati, M.Si.

4. Dr. Purwadi Suhandini, S.U.

5. Drs. Sunardi, M.M.

6. Drs. Sutardji

7. Andi Irwan B, S.Pd.M.Pd

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

i

Page 2: Laporan studi fenomena geografi 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

karunia serta inayahnya yang telah diberikan, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan hasil Kuliah Kerja Lapangan satu (KKL 1) dengan

tema“Studi Fenomena Geografi I” ini dengan tepat waktu dan tanpa suatu

halangan apapun yang berarti.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih atas segala peran serta dan

bantuan dari berbagai pihak atas terselesaikannya laporan ini,antara lain:

Bapak Ibu dosen pembimbing yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu, yang telah dengan sabar membimbing saya dengan penuh keikhlasan

dalam kegiatan Studi Fenomena Geografi I.

Keluarga khususnya kedua Orang Tua saya yang tak henti-hentinya

memberikan motivasi,do’a dan bantuan baik materi maupun non-materi

secara langsung maupun secara spiritual.

Kawan-kawanku panitia KKL yang telah merancang, menyiapkan

mendukung dan membantu terlaksanakannya kegiatan ini serta sahabat-

sahabatku yang secara sukarela membantu menyusun laporan ini hingga

waktu yang dibutuhkan sampai selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharpkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sehingga dapat melengkapi serta

menyempurnakan laporan ini demi memberi manfaat serta dapat digunaka

sebagai referensi dalam memahami materi-materi perkuliahan yang

bersangkutan.

Semarang, 22 Mei 2014

Machfud Albachtiar

ii

Page 3: Laporan studi fenomena geografi 1

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................2

1.3 Manfaat...............................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA

2.1 Geomorfologi.....................................................................................4

2.2 Geografi sosial...................................................................................8

2.3 Biogeografi......................................................................................13

2.4 Geology of indonesia.......................................................................18

2.5 Geografi pariwisata..........................................................................24

2.6 Meteorologi dan klimatologi...........................................................25

2.7 Geografi tanah.................................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN/ TINJAUAN LAPANGAN

3.1 Tempat dan waktu............................................................................28

3.2 Objek kajian.....................................................................................28

3.3 Variabel............................................................................................29

3.4 Metode dan alat pengumpulan data.................................................32

3.5 Analisis data ....................................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desa Kinahrejo / Kawasan Gunung Merapi....................................44

4.2 Objek Wisata Kaliurang..................................................................50

4.3 Pantai Parangkusumo.......................................................................55

4.4 Bukit Sanduness..............................................................................60

iii

Page 4: Laporan studi fenomena geografi 1

4.5 Pantai Depok....................................................................................65

4.6 Museum Geospasial.........................................................................72

4.7 Gua Pindul.......................................................................................76

4.8 Pantai Slili........................................................................................79

4.9 Museum Karst..................................................................................83

4.10 Waduk Gajah Mungkur.................................................................84

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan..........................................................................................87

5.2 Saran................................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

Page 5: Laporan studi fenomena geografi 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSebagai seorang geograf harus berfikir geografi (Geographical

Thinking) dalam mempelajari fenomena-fenomena geosfer, proses belajar

yang meliputi cara berfikir dalam faktor, proses dan relasi terhadap

fenomena geosfera (fenomena-fenomena antroposfer, hidrosfer, litosfer, dan

biosfer) secara komperhensif dan integral melalui pendekatan keruangan.

Cara berfikir ini tentulah sangat di perlukan oleh mahasiswa geografi sebagai

calon-calon guru geografi, dalam rangka pembelajaran secara kontekstual

(Contextual Teaching and learning) dilapangan.

Masyarakat manusia berusaha mengolah dan memanipulasi

lingkungan alam sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhannya. Namun

sebenarnya masyarakat manusia tersebut dipengaruhi juga oleh alam

sekitarnya untuk menyesuaikan langkah usahanya, yang di cerminkan melalui

budayanya dalam hal cara bertahan hidup sebagai “Geographical

Adaptation”.

Lingkungan alam sebagai laboratorium geografi yang hidup dan

dinamis dalam prosesnya, namun bersifat pasif dalam menawarkan

kemungkinan-kemungkinan kepada masyarakat manusia yang menempatinya.

Oleh sebab itu, lingkungan alami dan lingkungan sosial yang saling

berpengaruh tersebut, memegang peranan penting sebagai wahana atau

tempat melatih, membimbing mahasiswa untuk melengkapi dan menguji

konsep-konsep geografi melalui “Indoor Geography”.

.

1

Page 6: Laporan studi fenomena geografi 1

1.2 TujuanDari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Memahami persamaan maupun perbedaan fenomena-fenomena geosfera di

tempat kajian;

2. Memahami sepuluh konsep esensial yang dipelajari dalam Geografi;

3. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengkaji

fenomena-fenomena geosfera;

4. Menerapkan salah satu pendekatan dalam geografi untuk mengkaji salah

satu fenomena yang dikaji;

5. Memadukan antara konsep-konsep yang dipelajari didalam kelas dengan

kenyataan yang ada dilapangan;

6. Melakukan pengukuran terhadap fenomena fisik yang ada di daerah kajian

dengan menggunakan alat-alat geografi;

7. Memperoleh data sosial dari proses wawancara dan observasi terhadap

masyarakat di daerah yang dikaji;

8. Melakukan tabulasi data sosial yang telah diperoleh melalui proses

wawancara dan observasi;

9. Menganalisis hasil tabulasi data yang telah dilakukan;

10. Menyeimbangkan antara pengetahuan geografi fisik dan geografi sosial;

11. Mencari pengalaman belajar yang dapat digunakan sebagai bekal ketika

menjadi guru;

12. Memunculkan persepsi keruangan didalam benak mahasiswa.

2

Page 7: Laporan studi fenomena geografi 1

1.3 Manfaat Manfaat dari kuliah kerja lapangan adalah:

1. Dapat memberikan pemahaman mengenai persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer;

2. Menciptakan wawasan keruangan, dimana mahasiswa mampu

memproyeksikan diri dalam ruang yang mencakup sepuluh konsep dasar

esensial geografi dalam gambaran atau deskripsi geografis;

3. Memunculkan persepsi relasi antar fenomena, dimana mahasiswa mampu

memberikan persepsi tentang adanya relasi fenomena-fenomena geosfer

secara timbal balik yang menimbulkan adaptasi geografis pada

masyarakat;

4. Mahasiswa dengan kemampuan akademis dan panca indra mampu

menangkap rasa keindahan melalui penghayatan untuk menikmati

lingkungan fisik sosial yang ada;

5. Menumbuhkan kecintaan tanah air,dimana mahasiswa diajak menyadari

kekayaan maupun kemiskinan alam kita serta kemampuan maupun

kekurangan bangsanya dalam relasi dengan lingkungan.

3

Page 8: Laporan studi fenomena geografi 1

BAB II

LANDASAN TEORI /KAJIAN PUSTAKA

2.1 Geomorfologi

Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang

roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya termasuk

deskripsi, klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah permukaan bumi.

Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri

dari tiga kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), logos

(knowledge atau ilmu pengetahuan).

Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi

merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Worcester

(1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran dari

bentuk roman muka bumi.

a. Konsep Dasar Geomorfologi

Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang

baik dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika

dan kimia yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka

bumi. Secara garis besar proses pembentukan muka bumi menganut azas

berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles), yang

meliputi pembentukan daratan oleh gaya dari dalam bumi (endogen), proses

penghancuran/pelapukan karena pengaruh luar atau gaya eksogen, proses

pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi (agradasi), dan kembali

terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus

geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat lama.

b. Relief Bumi

Relief bumi yang dimaksudkan disini adalah mencakup pengertian yang

sangat luas, baik yang terdapat pada benua-benua ataupun yang terdapat

didasar lautan. Berdasarkan atas pengertian yang luas tersebut, maka relief

bumi dapat dikelompokkan atas 3 golongan besar, yaitu :

4

Page 9: Laporan studi fenomena geografi 1

1. Relief Orde I (Relief of the first order)

2. Relief Orde II (Relief of the second order)

3. Relief Orde III (Relief of the third order)

Pengelompokan atas ketiga jenis relief diatas didasarkan pula atas

kejadiannya masing-masing. Karena itu pula didalamnya terkandung unsur

waktu relatif.

c. Macam-macam bentuk lahan

Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi

akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka

bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan

proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan

lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah

menyebabkan kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain

umumnya berbeda.

Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat

dibedakan menjadi :

1. Bentuk Lahan Asal Struktural

Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau

proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya

(tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir

semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.

Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan

structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural

masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat

dicerminkan dari penyebaran reliefnya.

2. Bentuk Lahan Asal Vulkanik

Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan

magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi

berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.

5

Page 10: Laporan studi fenomena geografi 1

Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung

api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian,

seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya.

Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks

gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.

3. Bentuk Lahan Asal Fluvial

Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air

permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada

daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.

Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga

umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar.

Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan

daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar,

yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan

litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih

ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni

erosi, pengangkutan, dan penimbunan.

4. Bentuk Lahan Asal Marine

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut,

dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas

marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai.

Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi

terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses

abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung

dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan

pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan

muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.

5. Bentuk Lahan Asal Pelarutan (Karst)

6

Page 11: Laporan studi fenomena geografi 1

Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang

mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang

mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan

keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada

Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh

batugamping.

6. Bentuk Lahan Asal Glasial

Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini,

kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal

glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang

alam.

7. Bentuk Lahan Asal Aeolean (Angin)

Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan

berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh

pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin.

Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan

debu(LOESS).

Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:

a. tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah

banyak;

b. adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu

mengangkut dan mengendapkan pasir tersebut;

c. gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.

8. Bentuk Lahan Asal Denudasional

Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses

pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan.

Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi

sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk

7

Page 12: Laporan studi fenomena geografi 1

menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan

abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian

terendapkan.

Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi

atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan

relief. 

2.2 Geografi Sosial

Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai

bagian geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia dengan

lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial (Hasil Seminar

Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai ilmu spesifik

tentang geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih menekankan kegiatan

manusia sebagai aspek pokoknya tidak dapat dilepaskan dari aspek

lingkungan alam. Konsep tersebut sesuai dengan geografi yang menekankan

“antropocentris” (Sumaatmaja, 1988).

a. Kedudukan dan Kajian Geografi Sosial

Kedudukan geografi sosial dalam studi geografi nonfisik disebut

antropogeografi, berfokus sebagai studi sosial memepelajari bagaiman

manusia beradaptasi dengan wilayhnya dan manusia lainnnya. Geografi sosial

memiliki dua penegrtian yaitu dalam arti luas merupakan bagian studi yang

mengkaji masyarakat dalam ruang permukaan bumi, sedangkan dalam arti

sempit kedudukannya sama/setara dengan geografi ekonomi, geografi

penduduk, dan geografi politik.

Berangkat dari pemikiran Phal(1965) pada tahun 1074 Eyles

menganalisis pola dan proses sosial yang timbul dari persebaraan dan

keterjangkauan sumber daya yang langka. Beroriantasi pada masalah, artinya

geografi sosial harus menangani hasil keruangan sosial (socio spatial) dari

kelangkaan dan persebaran sumber yang dapat dimanfaatkan (barang,

pelayanan, dan fasilitas dimasyarakat). Demikan halnya pemikiran Jones

8

Page 13: Laporan studi fenomena geografi 1

(1975), geograf bidang sosial bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari

kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses

pembentukan dan proses perubahan pola-pola tersebut yang dipengaruhi oleh

eksistensi kelompok masyarakat. Pemikiran lebih kompleks dri Bintarto

(1968), dikatakannya geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan

dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta

aktivitas dan usaha dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi

kemakmuran dan kesejahteraan. Konsekuensi tindakan diawali masa

beradaptasi, memanfaatkan, dan menguasai. Struktur keilmuan dan

kedudukannya menurut (Sumaatmadja,1981), geografi sosial merupakan

cabang geografi manusia yang mempelajari aspek keruangan dari

karakteristik penduduk organisasi sosial dan unsur kebudayaan serta

kemasyarakatan.

Berdasarkan definisi para ahli geograf diatas menyatakan bahwa

bidang sosial mengkaji antroposfer sebagai bagian fenomena geosfer dalam

astu kesatuan yang tidak terpisahkan dari objek material geografi. Sehingga

kajian tersebut sampai saat ini penekanannya pada aktivitas manusia dalam

ruang melalui relasi, interelasi, dan interaksi yang menghaslkan karakteristik

tertentu. Ruang atau space dalam geografi sosial memiliki unsur-unsur :

jarak/panjang, lebar, dan tinggi yang artinya ruang memiliki dimensi.

Dalam geografi sosial, perlu diketahui bahwa runag sosial dapat

berarti sebagai tempat atau wadah dari benda-benda atau perilaku;sebagai

tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha; dan

merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dimanfaatkan untuk manusia. Oleh

karena itu ruang sosial merupakan tema sentral dalam geografi sosial.

Proses, pada ruang terjadi kehidupan atau proses sosial, yaitu tindakan

manusia dalam beradaptasi dan memanfatkan lingkungannya, kaitannya

dengan relasi, interelasi, dan interaksi. Proses tersebut bisa secara mikro atau

makro. Proses sosial yang bersifat mikro menekankan pada kegiatan individu

dan kelompok kecil masyarakat. Misalnya, kepindahan rumah seseorang dari

9

Page 14: Laporan studi fenomena geografi 1

tempat satu ketempat lain, sedangkan migrasi, transmigrasi merupakan proses

sosial yang bersifat makro yang menekankan pada masyrakat secara umum.

Proses yang terjadi secara berulang-ulang, maka akan terbentuk pola

(pattern) yaitu pola kehidupan dan penghidupan atau pola sosial. Pola

tersebut berbeda-beda, hal ini mencerminkan perbedaan sifat daerah dan

penduduknya terwujud adanya bentang sosial yang berbeda-beda (different

sosial landscape). Bentang sosial dapat diartikan sebagai sekelompok

penduduk serta beberapa kelompok penduduk hidup dalam suatu wilayah atau

tempat tertentu dan mempunyai gagasan sama terhadap lingkungannya.

Dalam wilayah yang luas, dengan kondisi geogarfi yang berbeda terjadilah

bermacam-macam kegiatan baik sosial ekonomi maupun sosiokultur,

sehingga terbentukklah struktur kegiatan atau pekerjaan. Struktur pekerjaan

ini mencerminkan nilai-nilai sosial. Sebaliknya nilai-nilai sosial atau

kelompok pekerjaan dapat merupakan kekuatan manjadi unsur peubah yang

dapat menimbulkan diferensiasi bantang darat. Kondisi demikian berpontensi

memunculkan bentang budaya (cultural landscape) seperti pemukiman,

persawahan, perkebunan, pemukiman tertata, ruko, dan lain-lain yang

mencerminkan tingkat kemajuan (development stage) dari penduduk.

b. Unsur-Unsur Geografi Sosial

Unsur-unsur geografi sosial yaitu: manusia, lingkungan alam, relasi

dan interelasi serta interaksi antara manusia manusia dan lingkungan hidup.

1. Manusia

Manusia menggunakan daya atau kemampuan yang dimilikinya yakni

kemampuan penyesuaian, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan

lingkungan alam untuk kepentingan hidupnya dalam mencapai kemakmuran.

Manusia dapat melengkapi satu sama lain, karena dalam kenyataannya

individu dipengaruhi oleh masyarakat dalam pembentukan pribadinya dan

individu mempengaruhi masyrakat bahkan dapat menyebabkan perubahan

masyarakat. Jadi, manusia sebagai individu adalh bagian dari

10

Page 15: Laporan studi fenomena geografi 1

kelompok/masyarakat karena secara kodrati manusia mempunyai sifat

dinamis dan sebagi makhluk sosial.

Manusia dapat berwujud masyarakat (society) atau komunitas

(community). Masyarakat, mengkaji hubungan manusia dengan manusia lain.

Masyarakat disini berarti kumpulan manusia yang hidup bersama, dan

sebagai anggota masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan individu dan

terbagi dalam kelompok-kelompok, yang berarti individu sebagai anggota

masyarakat, yang sadar bahwa dirinya sebagai bagian dari kelompok; saling

berhubungan satu dengan yang lain; secara bersama memiliki faktor yang

sama; dan mempunyai kaidah yang disepakati bersama.

Sedangkan komunitas merupakan paguyuban, artinya kebersamaa

serta adanya rasa sentimental dan dibatasi oleh adanya lokalitas atau

lokalisasi yang berkaitan dengan runag atau lingkungan. Misalnya masyarakat

desa, masyarakat kota, masyarakat Tengger, dan lain-lain. Jadi komunitas

atau masyarakat setempat adalah istilah yang merujuk pada warga desa,

warga kota, atau warga negara (bangsa).

Komunitas dapat diklasifikasikan dengan kriteria antara lain: jumlah

penduduk, luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, fungsi-fungsi khusus

masyarakat tertentu dapat untuk membedakan bermacam-macam jenis

komunitas, misalnya masyarakat sedrehana, masyarakat pedesaan, perkotaan,

bahkan kini terdapat sebutan sosialita yakni kelompok orang yang memang

berasal dari keluarga kaya atau seseorang yang berpengaruh dan punya

kemampuan.

2. Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan tempat kediaman dan hidup manusia,

alam menyediakan berbagai kemungkinan bagi kehidupan manusia. Pada

skala tertentu alam mempunyai sifat yang relatif statis karena perubahan alam

terjadi dalam waktu yang lama. Lingkungan alam tersebut mencakup lokasi

geografis, topografi atau relief, struktur geologi, iklim, tanah, tumbuhan, dan

hewan.

11

Page 16: Laporan studi fenomena geografi 1

Lokasi geografi dibedakan atas lokasi absolut yang ditentukan oleh

garis lintang bujur; dan loksi relatif yang bertalian dengan bentuk daratan atau

perairan lain, atau posisi suau tempat terhadap kondisi wilayah yang ada

disekitarnya.

Topografi/relief adalah keadaan tinggi/rendah lahan atau permukaan

bumi beserta kemiringannya. Topografi lahan bisa berupa datarn

rendah/tinggi, bergelombang dan sebagainya. Kondisi topografi setempat

berpengaruh pada kativitas manusianya yang ditimbulkan karena adanay

usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manuisa dalam

mempertahankan hidupnya.

Struktur geologis pada permukaan bumi mempengaruhikeadaan

geomorfologi suatu wilayah yang berpengaruh terhadap berbagai kegitan

ekonomi penduduk.

Iklim adalah faktor lingkungan yang paling penting berpengaruh pada

kegiatan manusia, misalnya berpengaruh pada pertanian, transportasi,

perdagangan, komunikasi dan sebagainya. Selain berpengaruh pada budaya

manusia berpengaruh juga terhadap bentuk ruah, pakaian, makanan dan lain-

lain.

Tanah merupakan lapisan paling atas dari oermukaan bumi yang

diasilakn oleh kombinasi lima foktor pembentuknya (batuan induk, iklim

setempat, vegetasi diatasnya, kegiatan biologis secara fisis dan kimiawi, dan

faktor waktu). Tanah sangat penting bagi manusia untuk berbagai kegiatan

agraris.

3.Relasi, Interelasi, dan Interaksi antara Manusia dan Alam

Relasi, interelasi, dan interaksi antara manusia dan lingkungan alam

dapat menimbulkan gejala akibat. Gejala akibat ini merupakan rangkaian

peristiwa satu dengan lainnya, saling menerangkan yang didalmnya terdapat

unsur sebab akibat (unsur kausalitas). Beberapa akibat antara lain:

a. terjadinya gerakan penduduk (population movement);

12

Page 17: Laporan studi fenomena geografi 1

b. adanya daerah-daerah yang dihuni dan tidak dihuni manusia;

c. adanya aneka kegiatan penduduk.

2.3 Biogeografi

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di

muka bumi. Biogeografi terdiri dari:

1. Zoografi (biogeografi hewan)

2. Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)

Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies

berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.

Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies

baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.

Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan

dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau.

Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang

pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan

daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.

Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola

penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6

wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan

hewan yang khas dam unik.

a.Zoografi

Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater

(1858) dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951),

dan Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang

lebih modern.Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena

adanya berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman

dahulu. Satuan tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan.

Wilayah persebaran hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut,

13

Page 18: Laporan studi fenomena geografi 1

gunung, padang pasir, dan iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya

pada abad 18 menyimpulkan bahwa pada masa silam telah terbentuk pola

penyebaran hewan dalam 6 kelompok daerah yang disebut zoografi dunia.

Daerah Zoografi

Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah

sebagai berikut :

1. Australian

Wilayah ini meliputi: Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-

pulau lain di sekitarnya.

Contoh hewannya adalah: Kanguru,  trenggiling, koala, kasuari, burung

cendrawasih, kiwi, kura-kura, kucing, buaya, ikan paru-paru.

2. Oriental

Wilayah ini meliputi    : Filipina, Kepualaun Formosa, Ceylon, dan Benua

Asia berikut kepulauan-kepulauannya yang dekat seperti Sumatra, Jawa,

Sulawesi, dan Kalimantan.

Contoh hewannya adalah : Gajah, orangutan, harimau, kera, badak, burung

merak, siamang, gibon, unggas hutan.

3. Ethiopia 

Meliputi wilayah :Afrika sebelah selatan Gunung Sahara, Madagasar, Arab

bagian selatan.

Hewan khas :Gorilla, simpanse, badak Afrika, zebra, jerapah, kucing,

anjing, antelope, unta, ayam mutiara, singa, kuda nil.

4. Neartik

Meliputi wilayah:Amerika Utara, seluruh daerah Greenland.

Hewan khas :Bison, caribou, kalkun, musk-ox, salamander, mockingbird,

tikus air, anjing prairi.

14

Page 19: Laporan studi fenomena geografi 1

5. Neotropik

Meliputi wilayah :Amerika bagian tengah dan selatan, dataran rendah

Meksiko dan Hindia Barat.

Hewan khas:Tapir, burung kolibri, kelelawar penghisap darah, orangutan,

kuda sejenis babi.

6. Paleartik

Meliputi wilayah : Pegunungan Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika,

Inggris dan Jepang.

Hewan khas :Bison, landak, babi hutan, sapi, domba, rusa kecil, keledai,

burung rabin, dan sejenis burung magpie.

b.Fitografi

Persebaran tumbuhan ditentukan oleh letak geologis, geografis, dan

faktor fisik yang lain misalnya ketinggian, letak garis lintang, serta curah

hujan. Sistem bioma merupakan salah satu sistem untuk mempelajari

persebaran tumbuhan dan sistem bioma menekankan dinamika komunitas

yang berhubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya.

Bioma

Berbagai macam bioma yang ada di dunia, antara lain :

1. Tundra

Artinya daratan tanpa pohon. Terdapat di wilayah paling utara

Skandinavia, Rusia, Siberia, dan Kanada.

Ciri-ciri lingkungan :

a. Dingin, kering

b. Penetrasi sinar matahari sedikit atau tidak ada pada musim-musim

tertentu

c. Suhu rendah –400 (tanah beku)

d. Pada musim panas salju meleleh, hanya pada lapisan tanah sebelah atas

menjadi cair sedang lapisan bawah tetap beku dan dinamakan

permafrost.

15

Page 20: Laporan studi fenomena geografi 1

Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini adalah lumut sphagnum,

lumut kerak, dan berbagai jenis rumput. Terdapat pula tanaman berbiji

semusim, yaitu musim pertumbuhannya pendek (sekitar 60 hari) dan berbunga

serempak. Selain itu juga terdapat tumbuhan bunga seperti strawberry.

2. Taiga

Terdapat di belahan bumi sebelah utara, misalnya di Rusia, dan Eropa

Utara, serta Kanada dan Alaska.

Ciri-ciri lingkungannya adalah:

a. musim dinginnya panjang disertai dengan salju;

b. penetrasi sinar matahari lebih tinggi daripada di Tundra;

c. musim panas lebih panjang dan lebih panas daripada di Tundra,

salju di lapisan atas tanah pada musim ini mencair sehingga dapat

ditumbuhi pohon;

d. curah hujan rata-rata 400 –  600 mm/tahun;

e. suhu  sangat rendah mencapai –60 0C;

f. tanah asam dan pedrolid (kurang subur).

Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini terdiri atas anggota-

anggota kelompok pohon jarum, seperti cemara, pinus, pohon spruce,

alder, dan bir. Selain itu terdapat herba semak.

3. Hutan Gugur ( Hutan Desidua)

Terdapat di Amerika Serikat bagian Timur, Eropa Barat, dan beberapa di

Asia seperti Korea dan Jepang Utara.

Ciri-ciri lingkungannya adalah:

a. memiliki empat musim (panas, dingin, semi, dan musim gugur);

b. curah hujan merata sepanjang tahun (75 – 100 cm/tahun);

c. suhu udaranya :

1. dingin pada musim dingin,

2. panas pada musim panas panjang,

3. sejuk pada musim semi dan gugur.

Pohon-pohonnya tidak begitu rapat dan jumlah spesiesnya antara 10 – 20

spesies. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, elu, hikori,

16

Page 21: Laporan studi fenomena geografi 1

sikamor, dan elm yang selalu meranggas (menggugurkan daun-daunnya)

selama musim dingin.

4. Padang Rumput

Terdapat di Eropa (Hongaria, Rusia Selatan), Asia, Amerika Utara dan

Selatan, Afrika Tengah dan Selatan.

Ciri-ciri lingkungannya adalah:

a. curah hujan rendah (25 – 30 cm/tahun);

b. suhu udara 100 – 30 derajat celcius;

c. porositasnya rendah sehingga tidak mampu menyimpan air.

Vegetasi klimaks yang dominan adalah jenis rumput yang diselingi oleh

tumbuhan perdu. Padang rumput tersebut mempunyai nama yang berbeda-

beda di beberapa tempat antara lain:

a. Stepa (di Rusia Selatan);

b. Puzta (di Hongaria);

c. Prairi (Amerika Utara);

d. Pampa (Argentina / Amerika Selatan);

e. Savana (Afrika).

5. Hutan Hujan Tropis

Terdapat di Indonesia, Costa Rica, Amazon, Kongo.

Ciri-ciri lingkungannya adalah:

a. curah hujan paling tinggi (200 – 225 cm/tahun);

b. suhu rata-rata mencapai 25 derajat celcius;

c. musim hujan dan musim kemarau merata sepanjang tahun;

d. intensitas penyinaran tinggi;

e. siang dan malam sama panjang.

Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat

kompleks.Tumbuhan tumbuh dengan subur, rapat, tinggi serta banyak cabang

dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan

khas adalah kelompok liana, anggrek, rotan, dan pasir.

17

Page 22: Laporan studi fenomena geografi 1

6. Padang Pasir ( Gurun)

Terdapat di Asia Kecil, Afrika Utara dan Selatan, Amerika Selatan dan Barat,

China dan Mongolia.

Ciri-ciri lingkungannya adalah:

a. Curah hujan rendah (25 cm/tahun) dan mempunyai kecepatan evaporasi

yang tinggi.

b. Suhu udara mencapai 0 derajat celcius sampai 40 derajat C, gersang,

panas, sangat terik, dan penguapan tinggi.

c. Diberi nama yang berbeda-beda seperti :

1. Gurun atau setengah gurun (RRC, Arab, Australia)

2. Sahara (Afrika Utara)

3. Kalahari (Afrika Selatan)

4. Atakama (Amerika Selatan)

Tumbuhan yang hidup seperti kaktus, tumbuhan Xerofita (jenis tumbuhan

yang tahan pada kondisi kurang air), dan tumbuhan Efemera (tumbuhan yang

pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga, dan memiliki biji yang

dorman). Umumnya tumbuhan yang hidup di padang pasir mempunyai ciri-

ciri seperti memiliki daun berduri atau tidak berdaun sama sekali, memiliki

jaringan batang yang menyimpan air dan perakaran yang panjang dan lebat.

2.4 Geology of Indonesia

Wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis dan merupakan

kesatuan wilayah laut yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh

Barat – Timur 5.110 km dan jarat terjauh Utara Selatan 1.118 Km. ini berarti

panjang kepulauan Indonesia menduduki + 1/8 equator.

Secara geotektonik Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga

Lempeng benua yaitu antara pertemuan Lempeng Australia, Pasifik dan

Lempeng Eurasia. Pada daerah pertemuan ketiga Lempeng Benua inilah

muncul jalur Mediteran, jalur pasifik (sircum pasifik) dan jalur Australia.

Ketiga jalur ini bersifat vulkanis seismis, oleh karena itu Kepulauan Indonesia

memiliki sifat vulkanis dan sifat seismis. Sebagai akibat kondisi tersebut

maka Kepulauan Indonesia memiliki keadaan geologis yang komplek dan

18

Page 23: Laporan studi fenomena geografi 1

ditunjang oleh kondisi iklim yang basah, menyebabkan dan rumit serta variasi

geomorfik. Ditunjang oleh kondisi iklim yang basah, menyebabkan jenis

tanah yang ada di Kepulauan Indonesia bervariasi.

Secara Geotektonik, wilayah Indonesia berada pada daerah pertemuan

tiga lempeng benua yaitu Lempeng Benua Eurasia, Pasifik dan Lempeng

Australia (Subyoto, 1977, 11a). Ketiga lempeng benua tersebut bergerak

kearah yang tidak sejalan. Lempeng Australia bergerak kearah Utara,

Lempeng Pasifik bergerak kearah Barat Laut. Akibat gerakan ini tepi

lempeng benua satu dengan lainnya berbenturan dengan menghasilkan

temperatur yan tinggi sehingga melelehkan masa batuan disekitarnya dan

terbentuklah kantong-kantong magma. Kantong-kantong magma inilah yang

kemudian menghasilkan jalur-jalur pegunungan, diantaranya Jalur Mediteran,

Sirkum Pasifik dan Jalur Australia.

Geologi Pulau Jawa

Menurut Van Bemmelen, secara fisiografis Pulau Jawa dapat dibagi ke

dalam 7 kondisi geomorfik sebagai berikut :

a. Vulkan-vulkan berusia kuarter (Volcanoes-volcanoes);

b. Dataran Alluvial Jawa Utara (Alluvial plains nothern Java);

c. Antiklinorium Rembang – Madura (Rembang – Madura Anticlinorium);

d. Antiklinorium Bogor, Serayu Utara dan Antiklinorium Kendeng (Bogor,

North–Serayu, and Kendeng – Anticlinorium);

e. Dome dan Igir di Zona Depresi Sentral (Dome and ridges in the central

depretion zone);

f. Zona Depresi Sentral Jawa dan Zone Randublatung (Central depression

zone of java, and Randublatung zona);

g. Pegunungan Selatan (Southern Mountains).

Kondisi fisiografis Jawa, dari Selatan ke Utara dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Pengunungan Selatan (Southern Mountains) (Legenda 7 )

19

Page 24: Laporan studi fenomena geografi 1

Pegunungan selatan sebagai hasil pelipatan pada Maosen dan

berlanjut

kearah Timur yaitu ke Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

(Umbgrove,1949, 41). Pegunungan selatan Jawa merupakan pegunungan

kapur dengan gejala karet dan dibeberapa tempat bagian bawah dari formasi

kapur ini didasari oleh endapan vulkanik andesit tua seperti dapat dilihat di

Batur Angung (Formasi Nglanggran) dan di Merawan.

Pegunungan Selatan Jawa memanjang arah Barat-Timur yang dimulai

dari bagian Timur Teluk Tjiletuh di Jawa Barat sampai ke bagian Barat

Segara Anakan.Dari Segara Anakan sampai ke Parangtritis, Zona Selatan

(Pegunungan Selatan)mengalami penenggelaman dengan sisa-sisa dibeberapa

tempat yang masih beradadi beberapa di atas permukaan air laut yaitu di

Pulau Nusakambangan danKarangbolong. Pada bagian yang mengalami

penenggelaman ini untuk JawaTengah terisi oleh endapan-endapan yang

berasal dari pengunungan SerayuSelatan.

Di bagian Jawa Timur, pegunungan ini dimulai dari parangtritis

sampai ke Blambangan. Nusa Barung adalah bagian pegunungan Selatan

yang berada diatas permukaan laut, sedangkan di Utara Nusa Barung yaitu

dari Pasisiran sampai ke Puger pegunungan Selatan tertutup oleh endapan

yang berasal dari Komplek Ijang.

b. Dome dan Igir-igir di Zona Depresi Sentral (Dome and ridges in the

central

Depression Zone)

Daerah ini berupa pegunungan. Di Jawa Barat adalah pegunungan

Bajah yang memanjang dari Ujung Kulon sampai di Selatan Sukabumi.

Bagian tepi Selatan Pegunungan Bajah ini menyentuh Laut. Di Jawa Tengah,

berupa pegunungan Serayu Selatan yang memanjang dari Majenang sampai

ke pegunungan Kulonprogo.

c. Zone Depresi Jawa Bagian Tengah

Di Jawa Barat zona ini diduduki oleh vulkan-vulkan dalam posisi

melingkar (G.Patuhi, G. Tilu, G. Malabar, G. Mandalawangi, G.

20

Page 25: Laporan studi fenomena geografi 1

Talangabodas, G.Bukittunggal, G. Burangrang dan G. Tangkuban Perahu). Di

Jawa Tengah vulkanvulkannyaposisi yang lurus mengarah Barat Timur.

Sedangkan untuk daerah Jawa Timur di duduki oleh deretan kompleks

vulkan seperti kompleks Lamongan, Kompleks Tengger-Semere, Komplek

Ijang dan Komplek Ijen. Kalau dilihat secara keseluruhan maka deretan

vulkan ini mengarah Barat-Timur dengan posisi agak ke Selatan apabila

dibandingkan dengan deretan di bagian Baratnya (Jawa Tengah). Pada batas

Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat vulkan yang mengarah Utara – Selatan

yaitu vulkan Merapi dan Merbabu. Vulkan-vulkan ini tumbuh pada

pertemuan sesaran antar Zone Ngawi- Kendeng Rodge dengan sesaran

perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

d. Antiklinorium Bogor, Serayu Utara dan Kendeng (Bogor-North Serayu

and

Kendeng Anticlinorium)

Di Jawa Barat Zona Bogor ini di antaranya diduduki oleh Tambakan

Ridges. Sedangkan untuk Jawa Tengah antiklinorium ini berupa pegunungan

Serayu Utara yang membentang dari sebelah Utara Bumiayu sampai ke Barat

Ambarawa. Di Jawa Timur adalah pegunungunan Kendeng yang

membentangi dari sebelah Timur Ambarawa sampai ke sebelah Barat

Wonokromo.

e. Daratan Alluvial Jawa Utara (Alluvial Palin of Northern Java) (Legenda 2)

Tidak semua pantai Utara Jawa berupa dataran Alluvial. di Jawa Barat

dataran Alluvial ini (Dataran pantai Jakarta) membentang dari sekitar Teluk

Bantam sampai ke Cirebon. Sedangkan untuk Jawa Tengah relatif lebih

sempit dibanding dengan dataran Alluvial Jawa Barat bagian Utara. Dataran

alluvial diJawa Tengah membentang dari Timur Cirebon sampai ke

Pekalongan. Kemudian dimulai lagi dari sekitar Kendal sampai Semarang dan

dari Semarang dataran alluvial ini melebar sampai di daerah sekitar Gunung

21

Page 26: Laporan studi fenomena geografi 1

Muria. Di Jawa Timur Bagian Utara tidak diduduki oleh dataran alluvial

melainkan oleh perbukitan yang memanjang dari Barat Purwodadi sampai ke

Utara Gresik (Antiklinorium Rembang). Antiklinorium ini berlanjut ke

Madura, yang terpisahkan oleh Selat Madura. Di Jawa Timur Dataran

Alluvial yang relatif agak luas terdapat segitiga Jombang - Wonokromo –

Bangil dan diantaranya Bojonegoro – Sirabaya berbentuk memanjang.

22

Page 27: Laporan studi fenomena geografi 1

Gambar 1. Peta Fisiografis Pulau Jawa

23

Page 28: Laporan studi fenomena geografi 1

2.5 Geografi Pariwisata

a. Pengertian dan Konsep Geografi Pariwisata

Geografi adalah ilmu yang menguraikan dan menganalisis variasi

keruangan keadaan permukaan bumi serta umat manusia yang menempatinya.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan pemerintah daerah.

Jadi Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu

geografi yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan

wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai

fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu

daerah (wilayah).

Menurut Heru Pramono (2012: 2), geografi pariwisata adalahstudi

terapan dari konsep-konsep, teori-teori, dan pendekatanpendekatangeografi

terhadap aspek-aspek pariwisata pada wilayahpermukaan bumi. Menurut

Pearce (dalam Heru Pramono, 2012: 2)

Terdapat enam wilayah topik yang menyusun komponen geografi pariwisata

yaitu:

a. pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply);

b. pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand);

c. geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort);

d. geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows);

e. dampak priwisata (the impact of tourism);

f. model-model keruangan pariwisata (models tourism space).

b. Analisis daerah (wilayah) Pariwisata yang dapat dilakukan oleh geografi

meliputi:

1. analisis sistem perwilayahan;

2. analisis sosial kemasyarakatan;

3. analisis geografi;

4. analisis ekonomi;

24

Page 29: Laporan studi fenomena geografi 1

5. analisis fisik/daya dukung lingkungan;

6. analisis kondisi sarana dan prasarana;

7. analisis struktur dan pola masyarakat;

8. analisis potensi dansumber daya alam, buatan manusia.

Dalam melaksanakan kegiatan analisis dapat menerapkan rumus-

rumus, statistik, analisis peta dan hasi linterpretasi citra serta pengolahan data

spasial denganSIG.

2.6 Meteorologi Dan Klimatologi

a. Pengertian Meteorologi dan Klimatologi

            Meteorologi  adalahilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala

cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer)

           Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat

iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas  manusia.

Unsur- Unsur Cuaca Dan Iklim

a. Penyinaran matahari

Matahari merupakan sumber energi yang penting bagi berlangsungnya

kehidupan di bumi. Energi sinar Matahari sebagian digunakan untuk

memanaskan atmosfer. Proses pemanasan ini dapat berlangsung secara

langsung maupun tidak langsung.

b. Suhu udara

Akibat penyinaran matahari, permukaan bumi menerima panas. Udara

akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali setelah

diubah dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi yang dipancarkan oleh

matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi akan menyerap radiasi

sebesar 51%, selebihnya dipantulkan kembali oleh awan 20%, oleh bumi 4%,

dan oleh atmosfer 6%, serta dibaurkan oleh molekul udara dan debu atmosfer

sebesar 19% .

c. Tekanan udara

25

Page 30: Laporan studi fenomena geografi 1

Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah. Perbedaan

pemanasan matahari mengakibatkan tekanan udara pada daerah satu dengan

daerah yang lain berbeda. Hal ini karena pemanasan udara paling banyak

terjadi pada atmosfer bagian bawah. Jadi, semakin ke atas atau tinggi suatu

tempat semakin rendah tekanan udaranya.

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat

dinamakan Barometer, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg),

milibar (mb), atau atmosfer (atm).

d. Angin

Perbedaan tekanan udara di permukaan bumi mengakibatkan terjadinya

perpindahan massa udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke

daerah yang bertekanan rendah sehingga menimbulkan aliran udara. Udara

yang mengalir ini kita namakan angin.

Arah dan kecepatan angin diukur dengan alat yang

disebut anemometer mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.

Adapun satuan yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin

adalah kilometer per jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det = 1,854 km/jam).

e. Kelembaban udara

Kelembaban/kelengasan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung

dalam sejumlah massa udara. Untuk mengukur kelembaban udara digunakan

alat Higrometer atau Psycometer Asmann.

f. Awan

Awan merupakan kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang

terjadi karena adanya proses kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat

dalam udara. Nah, awan yang menempel di permukaan bumi lebih dikenal

dengan sebutan kabut.

g. Curah hujan

Titik-titik air yang terkandung di dalam awan semakin banyak dan awan

sudah tidak mampu lagi untuk menampung titik-titik air tersebut, maka akan

dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau

presipitasi.Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakanlah alat

yakni fluviograf atau rain gauge yang biasanya menggunakan skala milimeter.

26

Page 31: Laporan studi fenomena geografi 1

2.7 Geografi Tanah

Geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari sebaran jenis tanah di muka

daratan dan faktor yang menentukan sebaran teresbut. Secara sederhana dapat

dinyatakan sebagai ilmu tanah yang dikaji dari sudut pandang geografi. Kata

geografi dalam geografi tanah merupakan konteks sistem atau metode telaah,

bukan konotasi ilmu (Notohadiprawiro, 1994). Geografi tanah merupakan

cabang ilmu geografi yang mengkaji persebaran satuan-satuan tanah di

permukaan bumi, sifat, dan karakteristik satuan-satuan tanah yang menyelimuti

permukaan bumi, dan pemanfaatan tanah untuk kehidupan (Sartohadi dkk.,

2012)

Sebaran tanah yang membentuk hamparan di muka daratan disebut

pedosfer. Setiap wilayah memiliki mosaik tanah tersendiri karena keragaman

faktor penentunya. Hamparan tanah di muka daratan mencitrakan bentangtanah

yang menjadi salah satu elemen bentanglahan. Mosaik tanah sebagai fakta

kewilayahan dapat diungkap lewat peta tanah. Peta tanah memuat informasi

mengenai nama-nama satuan tanah melalui sistem klasifikasi tertentu secara

konsisten mulai dari skala global hingga detail.

Untuk mengetahui sebaran tanah di muka bumi perlu dipahami terlebih

dulu definisi tanah dan faktor pembentuk tanah. Tanah adalah tubuh alam

(natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-

gaya alam (natural forces) berupa kombinasi dari iklim dan jasad hidup terhadap

bahan-bahan alam (natural material) yang terletak dan dikendalikan relief di

permukaan bumi dalam rentang waktu tertentu(Notohadiprawiro & Supranowo,

1978; Sartohadi dkk,2012).

Tanah terbentuk oleh kerja beberapa faktor alam yaitu:

a. iklim;

b. jasad hidup meliputi vegetasi organime manusia; 

c. relief (topografi);

d. bahan induk;

e. waktu. 

27

Page 32: Laporan studi fenomena geografi 1

BAB III

METODELOGI TINJAUAN LAPANGAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Istimewa Jogjakarta dan

sekitarnya serta daerah Kabupaten Wonogiri dari tanggal 5 Mei 2014 sampai

dengan 8 Mei 2014. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi

geografis masing-masing objek penelitian yaitu meliputi:

a. Desa Kinahrejo atau kawasan Gunung Merapi pada tanggal 5 Mei 2014;

b. Objek Wisata Kaliurang pada tanggal 5 Mei 2014;

c. Pantai Parangkusumo pada tanggal 6 Mei 2014;

d. Sandunes pada tanggal 6 Mei 2014;

e. Museum Geospasial UGM pada tanggal 6 Mei 2014;

f. Pantai Depok pada tanggal 6 Mei 2014;

g. Kandang Bebek/ Pantai Parangtritis pada tanggal 6 Mei 2014;

h. Gua Pindul sebagai kawasan karst pada tanggal 7 Mei 2014;

i. Pantai Slili pada tanggal 7 Mei 2014;

j. Museum Karst di Pracimantoro pada tanggal 8 Mei 2014;

k. Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri pada tanggal 8 Mei 2014.

3.2 Objek Kajian

Objek kajian dalam kajian Studi Fenomena Geografi I ini meliputi

objek kajian geografi pada umumnya yang terbagi menjadi dua kelompok

besar objek kajian yaitu Geografi Fisik dan Geografi Sosial.

a. Geografi Fisik

Geografi fisik ialah geografi yang lebih menekankan pada kajian-

kajian fisik di bumi ini. Dimana kajian geografi fisik meliputi litosfer

(geologi, geomorfologi, dan tanah), atmosfer (meteorologi dan

klimatologi), hidrosfer (hidrologi dan oceanografi), dan biosfer

(biogeografi). Dalam geografi fisik lebih condong pada pengamatan

fenomena alam yang terjadi secara sendirinya. Dalam geografi fisik perlu

28

Page 33: Laporan studi fenomena geografi 1

diadakan pengamatan keadaan alam secara seksama, pengukuran secara

cermat dan mengumpulkan fakta sebanyak mungkin untuk dapat sampai

pada generalisasi yang menghasilkan konsep, prinsip atau teori yang

sifatnya abstark.

Dalam studi fenomena geografi ini yang termasuk dalam kajian

geografi fisik adalah kajian Geologi, Geomorfologi, Meteorologi dan

Klimatologi, Hidrologi dan Biogeografi.

b. Geografi Sosial

Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai

bagian geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia

dengan lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial

(Hasil Seminar Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai

ilmu spesifik tentang geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih

menekankan kegiatan manusia sebagai aspek pokoknya tidak dapat

dilepaskan dari aspek lingkungan alam. Konsep tersebut sesuai dengan

geografi yang menekankan antropocentris (Sumaatmaja, 1988).

Geografi sosial menekankan studi pada aspek antroposfer.

Geografi Sosial secara spesifik memiliki objek kajian tentang tindakan

manusia dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungannya baik lingkungan alamiah dan lingkungan

manusia. Segala aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

merupakan pokok kajian geografi sosial.

3.3 Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di

dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah

konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-

macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara

memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.

Dalam Penelitian Studi Fenomena Geografi I ini, yang menjadi

variabel penelitian meliputi:

a. Geomorfologi

29

Page 34: Laporan studi fenomena geografi 1

Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentukan lahan di

muka bumi dan bagaimana proses terbentuknya bentukan lahan tersebut.

Materi kajian geomorfologi yang dikaji dalam Kuliah Kerja Lapangan

meliputi bentukan lahan diantaranya:

1. Bentukan Lahan Vulkanik

Bentukan asal lahan vulkanik merupakan bentukan lahan yang terjadi

karena aktivitas magma dalam bumi. Bentukan lahan vulkanik ini dikaji

di Desa Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman,

Jogjakarta yang merupakan salah satu desa dilereng gunung Merapi.

Dimana Gunung Merapi merupakan vulkan teraktif didunia. Di desa

tersebut diamati bagaimana kondisi morfologi dari lereng gunung

tersebut dan dijelaskan bagaimana proses dari aktivitas erupsi Gunung

Merapi. Dengan mendatangi desa ini maka pemahaman mengenai

bentukan lahan vulkanik menjadi lebih mendalam.

2. Bentukan Lahan Marine

Bentukan lahan marine atau pantai merupakan bentuk lahan

yang terjadi didaerah pantai yang melibatkan aktivitas arus dan ombak.

Bentukan lahan marine dikaji di daerah Pantai Parangtritis,

Parangkusumo, Depok, Baron, serta Sili. Dari banyak pantai yang dikaji

kita akan dapat membandingkan antara pantai yang satu dengan yang

lainnya. Membandingkan pantai selatan bagian timur dengan pantai

selatan bagian barat. Kita juga dapat menjelaskan mana pantai terangkat

dan mana pantai yang tenggelam.

3. Bentukan Lahan Aeolin

Bentukan lahan aeolin merupakan bentukan lahan yang terjadi

karena aktivitas angin dan interksinya dengan pasir. Bentukan lahan

aeolin ini dapat dilihat di daerah Sanddunes disekitar Parangtritis yang

merupakan satu-satunya situs aeolin di Asia Tenggara. Di sanddunes

tersebut dikaji lebih mendalam bagaimana proses terbentuknya gumuk

pasir dan dilihat secara nyata bagaimana tipe gumuk pasir barchan.

30

Page 35: Laporan studi fenomena geografi 1

4. Bentuk Lahan Karts

Bentuk lahan karst merupakan bentukan lahan dari aktivitas batuan

kapur yang terlarut oleh air. Bentukan lahan ini dikaji diderah Gua

Pindul yang terletak di Desa Pijingharjo, Kecamatan Karangmojo

Kabupaten Gunung Kidul. Disini ditunjukan secara nyata bagian-bagian

dari bentukan lahan asal karst. Kemudian penjelasan secara umum dari

lahan asal karst dijelaskan di Museum Karst di Pracimantoro ,

Wonogiri.

b. Geografi Sosial

Secara geografi sosial hal-hal yang dibahas dalam KKL I ini adalah

unsur-unsur geografi sosial yang meliputi manusia, lingkungan alam, dan

interaksi yang terjadi diantara keduanya. Disetiap objek penelitian dapat

dikaji bagaimana aktivitas manusianya yang meliputi aktivitas

sosial,ekonomi maupaun aktivitas politik. Dan dari pola aktivitas tersebut

dapat dipahami bagaimana hubungan interaksi, maupun interelasi bahkan

interpendensi antara manusia dan lingkungannya.

c. Geologi

Dilihat dari ilmu geologi maka materi yang menjadi kajian adalah

jenis batuan penyusun yang terdapat disetiap objek kajian. Kemudian

penjelasan secara geologi bagaimana terbentuknya daerah tersebut.

Geologi yang didalami adalah geologi Indonesia khususnya geologi daerah

Jawa Tengah dan DIY.

d. Biogeografi

Biogeografi merupakan ilmu yang memepelajari persebaran tumbuhan

dan hewan dimuka bumi. Materi yang dikaji adalah persebaran tumbuhan

di daerah objek yang dikaji. Apa saja jenis tumbuhan yang ada di tempat

kajian dan faktor apa saja yang mempengaruhi.

e. Hidrografi

Hidrografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai air dimuka bumi.

Dalam objek kajian ini hidrografi dikaitkan dengan jenis air yang ada di

setiap objek kajian dan pengukuran tingkat salinitas air di masing-masing

31

Page 36: Laporan studi fenomena geografi 1

objek. Dengan mempelajari hal itu maka kita akan tahu bagaimana jenis

air di daerah kajian dan bagaimana pola alirannya.

f. Meteorologi dan Klimatologi

Dalam hal meteorologi dan klimatologi hal yang dikaji adalah

mengenai unsur-unsur cuaca dan iklim seperti halnya angin, suhu udara,

kelembaban udara dan lain sebagainya.

g. Geografi Pariwisata

Dalam geografi pariwisata ini yang dikaji adalah bagaimana

pengembangan wisata didaerah kajian. Dengan metode observasi dan

wawancara dengan masyarakat sekitar daerah kajian.

h. Geografi Tanah

Dalam geografi tanah kajiannya adalah jenis tanah apa yang terdapat di

objek kajian dan bagaimana faktor iklim dan lainnya mempengaruhi jenis

tanah tersebut serta bagaimana dampaknya bagi tanaman yang ditanam

disekitarnya.

3.4 Metode Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam kuliah kerja lapangan/ studi fenomena geografi ini terdapat

beberapa data yang diperlukan untuk nantinya diolah menjadi data yang dapat

dibaca dan dianalisis. Untuk itu perlu adanya metode pengumpulan data dan

alat-alat yang digunakan didalamnya. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam KKL I ini adalah sebagai berikut:

a. Metode wawancara

Wawancara merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian. Menurut

A. Muri Yusuf dalam bukunya Metodologi Penelitian Wawancara (2005:140)

menjelaskan bahwa:

Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang

diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga

dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to face) antara

interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya langsung

tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya.

32

Page 37: Laporan studi fenomena geografi 1

Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang

pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang

yang diwawancarai. Jenis wawancara yang dilakukan peneliti adalah

wawancara langsung. Dalam wawancara ini peneliti bertanya langsung pada

narasumber yang terbagi manjadi beberapa narasumber yaitu penduduk

setempat, para pedagang dan nelayan jika objek tersebut adalah pantai.

Alat-alat yang peneliti gunakan dalam metode wawancara adalah:

1. Instrumen Wawancara

Instrumen ini telah dipersiapkan sebelum kegiatan wawancara

berlangsung. Dan peneliti harus memahami apa yang menjadi topik

dalam wawancara tersebut.

2. Alat tulis

alat tulis digunakan untuk mencatat hasl wawancara dengan

narasumber.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan ataupun

mengumpulkan data-data penelitian secara langsung mengenai hal-hal

yang akan diteliti. Anas Sugiono (1998:76) menyatakan secara umum

pengartian observasi adalah cara menghimpung bahan-bahan keterangan

(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

sasaran pengamatan.

Dalam observasi ini yang diamati adalah bagaimana kondisi jalan

didaerah kajian, apa saja tumbuhan yang terdapat didaerah kajian serta

bagaimana pola pertaniannya. Hal-hal tersebut cukup didapatkan dari

pengamatan secara individu.

Oleh karena hal tersebut dilakukan secara individu melalui

pengamatannya sendiri maka alat yang digunakan cukup instrumen dan

alat tulis serta pengamaatan yang dilakukan secara baik dan benar.

33

Page 38: Laporan studi fenomena geografi 1

c. Metode Pengukuran

Metode pengukuran merupakan metode khas yang dilakukan

geograf untuk mengetahui ukuran dari objek kajian geografi fisik. Hal-hal

yang diukur pada KKL I ini meliputi: letak objek kajian, ketinggian

tempat, panjang lereng, hadap lereng, deep/strike, PH tanah, daya dukung

tanah, suhu tanah,kandungan garam air/salinitas, suhu, kecepatan angin

kelembaban udara dan kelembaban udara.

Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. GPS

Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk

menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan

penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini

menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang

mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di

permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan,

arah, dan waktu. 

GPS ini digunakan untuk pengukuran letak astronomis dan

letak secara UTM. Selain itu GPS juga digunakan untuk mengukur

ketinggian tempat, tekanan udara dan kelembaban udara.

Gambar 2. GPS

34

Page 39: Laporan studi fenomena geografi 1

2. Kompas Geologi

Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari

arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas

menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara

akurat. Kompas geologi selain dapat dipakai untuk

mengukur komponen arah, juga besar sudut.

Pada KKL I ini kompas geologi digunakan untuk

mengukur Deep dan Strike suatu lereng. Strike atau jurus

adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang

planar dengan bidang horisontal ditinjau dari arah utara.

Sedangkan Deep adalah derajat yang dibentuk antara

bidang palanar den bidang horisontal yang arahnya tegak

lurus dengan strike.

Gambar 3. Kompas Geologi

3. Soil Tester

Soil tester adalah alat untuk mengukur pH dan kelembapan

tanah. Seperti telah disebutkan, maka alat ini digunakan untuk

mengukur Ph tanah dan juga kelembaban tanah di objek kajian.

35

Page 40: Laporan studi fenomena geografi 1

Gambar 4. Soil tester

4. Pnetrometer

Penetrometer adalah alat untuk mengukur sifat fisik tanah

yang disebabkan karena adanya tahanan penetrasi tanah. Tahanan

penetrasi tanah dapat mengetahui kepadatan tanah dan nilai

tahanan tanah. Pegukuran tanah dengan menggunakan

penetrometer sangat mudah untuk memperoleh data dukung tanah.

Gambar 5. Pnertometer

5. Soil teskit

Soil teskit ini terdiri dari tiga macam cairan yang kegunaannya

berbeda, antara lain:

36

Page 41: Laporan studi fenomena geografi 1

a. H2O2 cairan ini berfungsi untuk mengetahui kandungan

kapur tanah;

b. Hcl berfungsi untuk mengetahui kandungan bahan organik

dalam tanah;

c. αα bifiridil berfungsi untuk mengetahui tingkat drainase

tanah

6. Termometer Tanah

Termometer tanah adalah alat yang digunakan untuk mengukur

secara khusus suhu didalam tanah. Perlunya pengukuran suhu

didalam tanah adalah untuk mengetahui suhu yang cocok untuk

jenis tanaman yang akan ditanam.

7. Hand level

Hand level atau disebut juga Teropong pendatar tangan yaitu

alat digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar atau titik-

titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong, menentukan

beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan

atau lereng antara dua titik tempat.

Dalam objek kajian hand level digunkan untuk mengukur

besar sudut suatu kemiringan lereng.

Gambar 8. Hand level

37

Page 42: Laporan studi fenomena geografi 1

8. Anemometer

Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang

banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau

stasiun prakiraan cuaca.

Gambar 9. Anemometer

9. Palu geologi

Palu geologi adalah sebuah palu khusus yang digunkan untuk

menggali bagian dari batuan untuk mengetahui jenis batuan apa

yang terkandung didalamnya.

Gambar 10. Palu geologi

38

Page 43: Laporan studi fenomena geografi 1

10. Peta RBI

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang

menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di

wilayah NKRI. Dalam KKL I ini yang digunakan adalah peta RBI

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Wonogiri. Tujuan

penggunaan peta RBI adalah untuk mengetahui letak administratif

objek kajian.

Gambar 11. Peta RBI

11. Peta Geologi

Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu

wilayah. Yang meliputi susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan

bentuk-bentuk ( struktur ) dari masing-masing satuan batuan tersebut.

Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain :

jenis-jenis batuan, ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan atau

urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta

proses yang pernah terjadi di suatu daerah kajian.

39

Page 44: Laporan studi fenomena geografi 1

Gambar 12. Peta geologi

12. Peta geomorfologi

Peta geomorfologi pada hakekatnya adalah suatu gambaran

dari suatu bentangalam(landscape) yang merekam proses-proses

geologi yang terjadi di permukaan bumi. Pada petasatuan

geomorfologi sungai (fluvial), proses-proses geologi seperti erosi

dan pengendapansedimen termasuk di dalamnya. Satuan

geomorfologi seperti teras sungai (stream terrace) dan kipas

aluvial (alluvial fans) merupakan representasi dari proses-proses

pengendapan padasuatu sistem sungai dan menjadi dasar dalam

penarikan batas pada peta geomorfologi.

Gambar 13. Peta geomorfologi

40

Page 45: Laporan studi fenomena geografi 1

13. Higrometer digital

Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban udara dan

suhu udara sekaligus dalam satu alat. Alat ini pula dapat mengukur

suhu maksimum dan minimum. Di objek kajian agar tidak repot

membawa beberapa alat yang fungsinya berbeda dalam

pengukuran suhu, maka untuk lebih praktisnya menggunakan

higrometer digital dianggap lebih baik.

Gambar 14. Higrometer digital

14. IC meter

IC meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur

kadar salinitas atau kandungan garam dalam air dan juga

digunakan untuk mengukur kandungan mineral dalam air. Karena

objek kajian KKL I ini kebanyakan adalah pantai maka,

pengukuran menggunakan IC Meter bertujuan untuk

membandingkan tingkat kandungan garam dari beberapa pantai

yang telah dikunjungi.

41

Page 46: Laporan studi fenomena geografi 1

Gambar 15. IC meter

3.5 Analisis Data

Diliht dari cara memperoleh data dapat di pastikan bahwa, data yang

di peroleh merupakan data yang sangat akurat, dimana hal itu di lakukan

melalui 3 metode yaitu wawancara, obserfasi, dan pengukuran dengan

menggunakan alat-alat pengukur. Dari metode ini sehingga dapat diperoleh

data, baik data fisik maupun sosial.

Penggunaan metode wawancara dapat di gunakan untuk memperoleh

informasi mengenai fenomena sosial budaya masyarakat. Informasi-informasi

tersebut seperti, pendapatan, mata pencaharian, pola hubungan antar

masyarakat, dan sebagainya. Selain itu metode wawancara juga dapat

digunakan untuk memperoleh informasi dasar mengenai fenomena fisik atau

lingkungan yang ada di sekitarnya.

Metode obserfasi, sangat perlu di gunakan untuk memperoleh data

tentang suatu fenomena yang pernah/sedang terjadi pada suatu tempat.

Dengan metode obserfasi data yang di peroleh akan sangat akurat dimana

peneliti melihat secara langsung objek kajian atau fenomena yang terjadi di

suatu daerah.

Metode pengukuran, merupakan cara memperoleh data dengan

menggnakan alat ukur, seperti peta geologi, kompas azimuth, GPS dan

lainnya. Oleh karena iti metode ini sangat tepat untuk mengetahui kondisi

42

Page 47: Laporan studi fenomena geografi 1

fisik suatu daerah, dengan melakukan pengukuran data akan semakin

menunjukan tingkat keakuratanya.

Oleh karena itu data atau iformasi yang diperolehdari hasil Kuliah

Kerja Lapangan, merupakan data yang menunjukan tingkat keakuratan yang

tinggi. Oleh karena itu data ini dapat digunakan untuk berbagai kepentingn,

sehingga dapat digunakan oleh pemerintah untuk perencanaan pembangunan

suatu daerah. Selain itu data ini juga dapat dimanfaatkan oleh para akademisi

untuk memperdalam pengetahuan tentang fenomena yang terjadi pada suatu

daerah. Masyarakat juga dapat memanfaatkan data ini dalam pengembangan

usahanya.

43

Page 48: Laporan studi fenomena geografi 1

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Desa Kinahrejo/ Kawasan Gunung Merapi

a. Deskripsi hasil pengamatan

Di desa Kinahrejo ini mahasiswa melakukan pengukuran, observasi dan

wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah Desa Kinahrejo Kecamatan Cangkringan, Kabupaten

Sleman ini terletak pada 070 35’ 29’’ LS dan 110026’ 32’’ BT atau letak

secara UTM-nya adalah 0598777 mU dan 445152 mT. Kemudian letak desa

ini secara geografis berbatasan dengan puncak Gunung Merapi disebelah

Utara, Desa Pakem disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kaliurang dan

sebelah Timurnya berbatasan dengan objek wisata kaliadem. Desa ini

berjarak 24,4 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 40 menit.

Topografi didaerah ini adalah bergunung karena berada dilereng

Gunung Merapi dengan ketinggian 974 m dpl. Pada suatu lereng yang

dihitung panjangnya adalah 265 meter dengan hadap lereng menghadap barat.

Kemudian kemiringan lerengnya adalah 300/ 80 %. Dilihat dari geologinya

batuan penyusun desa ini adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, lava

vulkanik dan andesit. Pengukuran deep/strike menunjukan N 1500 E/ 310.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah vulkaik dengan Ph tanah sebesar 6,9 dan daya dukung tanah sebesar 84

kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 26,60 C. Untuk gerak massa didaerah ini

adalah sangat stabil artinya hampir tidak pernah terjadi pergerakan massa

tanah di daerah ini. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian

tanahnya tidak berkapur dan sedikit kandungan organik didalamnya.

44

Page 49: Laporan studi fenomena geografi 1

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah tanah dalam dengan

stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah sedikit.

Kedalaman air tanah kira-kira 265 m jenis alirannya adalah artesis.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 27,40 C, suhu maksimum 30,20 C ,suhu minimum

26,60C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 696 mmHg dengan kelembaban

udara 60%. Arah anginnya bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan

angin sebesar 0,7 knot.

Jika dilihat secara geomorfologi desa Kinahrejo dapat dideskripsikan

bahwa faktor erosi adalah faktor utama dalam pembentukan bentuk-bentuk

lahan yang ada disekitarnya. Faktor erosi sangat berpengaruh dalam

pembentukan lereng-lereng merapi. Akibat dari aliran piroklastik hasil letusan

merapi yang kemudian membentuk morfologi lereng yang dalam, runang, dan

tipis. Lembah yang dalam tererosi oleh vulkanisme oleh aliran piroklastik ini

dan juga terpengaruh dari gempa vulkanik yang terjadi di daerah itu.

Secara geologi penjelasan mengenai Desa Kinahrejo adalah sebagai

berikut. Vulkan merapi merupakan vulkan teraktif didunia dengan siklus

letusan empat sampai lima tahunan dengan skala besar dalam kurun waktu

limabelas tahunan. Keaktifan sebuah gunung dipengaruhi oleh letak dapur

magmanya dan tekanan-tekanan yang ada. Daerah merapi berada di zona

tengah atau daerah depresi yang banyak terdapat vulkan. Magma pada

Gunung Merapi lebih disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik lempeng

yang kemudian membentuk zona subduksi dimana energi yang dikeluarkan

menyebabkan retakan yang akhirnya disusupi oleh magama pada batuan

dengan struktur yang lemah.

Untuk bagian yang menggunakan metode observasi atau pengamaatn

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti jalan

dengan bentuk rumah yang campuran anatar tradisional dengan modern.

45

Page 50: Laporan studi fenomena geografi 1

Tegalan yang didominasi oleh bambu. Sawah yang terdapat di daerah ini

adalah sawah irigasi dan hutannya adalah hutan tropis heterogen. Bentuk

rumahnya dominan persegi panjang dengan kondisi yang sederhana.

Kebersihannya baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pertanian

dan kebun salak. Karena pertanian maka pekerjaan mayoritas penduduknya

adalah bertani.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu padi dan salak. Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis

tanaman kerasnya adalah pohon akasia dan usaha konservasi tanahnya dengan

menggunakan tanaman.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan sapi skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.

Bagian penunjang wisata meliputi adanya warung makan penyewaan mobil

jeep dan penampilan upacara adat atau upacara bersih desa.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Dari data wawancara mengenai penegtahuan masyarakat mengenai

kesiapan bencana adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi adalah

mengamati aktivitas gunung, menyipakan jalur evakuasi, alat

evakuasi dan tempat evakuasi serta sosialisasi jalur evakuasi.

b. Saat terjadi bencana adalah melakukan pengungsian yang

terkoordinasi .

46

Page 51: Laporan studi fenomena geografi 1

c. Pasca letusan maka dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah yang

bekerjasama dengan masyarakat.

Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan

wawancara kepada penduduk Desa Kinahrejo yang bernama Ibu Sakirah yang

berusia 65 tahun pekerjaannya adalah pedagang dengan pengasilan pokok

perminggu adalah Rp 350.000,00. Ibu Sakirah tidak pernah mengeyam

pendidikan sama sekali. Jumlah anggota keluarga Ibu Sakirah sebanyak 2

orang dengan kedua-duanya berjenis kelamin perempuan. Anak pertama

berusia 30 tahun dengan tingkat pendidikan terkhirnya hanya sampai tingkat

SD dan anak keduanya berumur 25 tahun dengan tingkat pendidikannya

adalah setingkat SD. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ibu Sakirah

mengeluarkan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 300.000,00 per

bulan dan biaya listrik sebesar Rp 20.000,00

Selain dimintai data sebagai penduduk Ibu Sakirah juga dimintai data

sebagi pedagang di Desa Kinahrejo dimana ibu Sakirah telah berdagang sejak

2010. Status tempat berdagangnya adalah hak milik dengan pendapatan

perbulan kurang lebih sekitar Rp 750.000,00. Jenis barang dagangannya

adalah:

No Jenis Makanan Jenis

Minuman

Jenis

Souvenir

Lain-

Lain

1 Nasi Pecel Aqua Baju kaos

2 Keripik tempe Coca-cola topi

3 Telur asin Minuman

ringan

4 Roti Kopi jahe

bubuk

5 Pop mie

6 Permen jahe

47

Page 52: Laporan studi fenomena geografi 1

b. Foto Kegiatan

Foto pengukuran

48

Page 53: Laporan studi fenomena geografi 1

Foto kegiatan deskripsi

Foto kegiatan wawancara

49

Page 54: Laporan studi fenomena geografi 1

4.2 Objek Wisata Kaliurang

a. Deskripsi hasil pengamatan

Di objek wisata kaliurang ini mahasiswa melakukan pengukuran,observasi

dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah objek wisata kaliurang terletak di Desa Kaliurang

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini terletak pada 070 35’ 29’’ LS

dan 110026’ 4’’ BT atau letak secara UTM-nya adalah 0597916 mU dan

445164 mT. Kemudian letak desa ini secara geografis berbatasan dengan

puncak Gunung Merapi disebelah Utara, DIY disebelah Selatan, sebelah

Barat dengan Kabupaten Magelang dan sebelah Timurnya berbatasan dengan

Kabupaten Klaten. Desa ini berjarak 24 km dari pusat kota dalam waktu

tempuh sekitar 40 menit.

Topografi didaerah ini adalah bergunung karena berada dilereng

Gunung Merapi dengan ketinggian 898 m dpl. Pada suatu lereng yang

dihitung panjangnya adalah 30 meter dengan hadap lereng menghadap

selatan. Kemudian kemiringan lerengnya adalah 370. Dilihat dari geologinya

batuan penyusun desa ini adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, lava

vulkanik dan andesit. Pengukuran deep/strike menunjukan N 950 E/ 690.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah vulkaik dengan Ph tanah sebesar 6,5dan daya dukung tanah sebesar 35

kg/cm2serta suhu tanahnya sebesar 25,20 C. Untuk gerak massa didaerah ini

adalah sangat stabil artinya hampir tidak pernah terjadi pergerakan massa

tanah di daerah ini. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian

tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya banyak.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah tanah dalam dengan

stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 0,07 ppm dan

kandungan mineralnya 49 ms/cm. Suhu air pada saat pengukuran adalah

21,60C Kedalaman air tanah kira-kira 265 m jenis alirannya adalah juvenil.

50

Page 55: Laporan studi fenomena geografi 1

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 26,70 C, suhu maksimum 27,50 C ,suhu minimum

25,10C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 696 mmHg dengan kelembaban

udara 60%. Arah anginnya bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan

angin sebesar 0,7 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 13.33

WIB.

Secara geomorfologi wisata kaliurang dapat dideskripsikan sebagi

lembah hasil dari proses vulkanik vulkan merapi yang kemudian dilalui oleh

air terjun. Air terjun ini berasal dari puncak atas dan mengalir secara periodik

hanya pada musin penghjan yang menjadikan aliran airnya deras.

Daerah ini masih termasuk stadium muda, lembah yang terdapat

disana terbentuk akibat adanya runtuhan yang diguncangkan oleh tenaga-

tenaga vulkanik (gempa vulkanik). Gempa ini menghasilakn gravitasi yaitu

suatu keadaan dimana runtuhan jatuh kebawah. Runtuhan meninggalkan

batuan andesit yang telah pecah yang pecahannya berbentuk kotak-kotak atau

kubus karena telah mengalami pengelupasan. Batuan tersebut hancur dan

terbawa oleh Sungai Opak dan akan menghasilkan sandunes di Parangtritis.

Secara geologi batuan-batuan yang ada dilembah objek wisata

kaliurang adalah batuan andesit dengan unsur mineral utamanya adalah

hornblenda, plagioklas, magnetit dan augit. Pembentukan semua batuan

tersebut adalah akibat dari akktivitas lempeng tektnik di Samudera Hindia

yang menunjam dan membentuk gunung berapi. Vulkan Merapi inilah yang

memunculkan batuan tersebut di daerah kaliurang.

Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti jalan

dengan bentuk rumah yang campuran antara tradisional dengan modern.

Tegalan yang didominasi oleh bambu. Sawah yang terdapat di daerah ini

adalah sawah irigasi dan hutannya adalah hutan tropis heterogen. Bentuk

rumahnya dominan persegi panjang dengan kondisi yang sederhana.

Kebersihannya baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pertanian

51

Page 56: Laporan studi fenomena geografi 1

dan kebun salak. Karena pertanian maka pekerjaan mayoritas penduduknya

adalah bertani.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara ketela pohon, talas, sipung dan alpukat.

Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah

pohon-pohon besar heterogen serta usaha konservasi tanahnya dengan

menggunakan tanaman dan terasering dengan media batu.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.

Bagian penunjang wisata meliputi adanya taman rekreas, peginapan, warung

makan,dan warung cinderamata dan penampilan kebudayaan wayang.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Dari data wawancara mengenai penegtahuan masyarakat mengenai

kesiapan bencana adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi adalah

mengamati aktivitas gunung, menyipakan jalur evakuasi, alat

evakuasi dan tempat evakuasi serta sosialisasi jalur evakuasi.

b. Saat terjadi bencana adalah melakukan pengungsian yang

terkoordinasi .

c. Pasca letusan maka dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah yang

bekerjasama dengan masyarakat.

52

Page 57: Laporan studi fenomena geografi 1

Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan

wawancara kepada penduduk di Daerah Kaliurang yang bernama Ibu Harti

berusia 55 tahun pekerjaannya adalah seorang cleaning service dengan

pengasilan pokok perbulan adalah Rp 600.000,00 dan pekerjaan

sampingannya adalah buruh serabutan dengan gaji perbulannya kurang lebih

Rp.400.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah SD. Jumlah anggota

keluarga Ibu Harti adalah dua orang dengan seorang anak laki-laki berusia 34

tahun dengan tingkat pendidikan terakhir adalah SLTA dan anak keduanya

berjenis kelamin perempuan dengan usia 32 tahun dengan tingkat pendidikan

terakhir adalah setingkat SLTA. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu

Harti menghabiskan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 700.000,00

per bulan, biaya listrik sebesar Rp 15.000,00-Rp. 20.000,00, pembayaran

PBB sebesar Rp 90.000,00 dan pengeluaran Rp. 18.000, 00 per hari untuk

keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya pengeluaran tak terduga sebesar

Rp. 500.000,00 perbulan.

Selain itu, ada pula seorang penduduk dimintai data sebagai seorang

pedagang yaitu penjual jajanan batagor keliling yaitu Bapak Nurahim. Beliau

ini berasal dari Purwodadi dan mulai berdagang sejak 2006. Status tempat

berdagangnya adalah hak milik dan pendapatnnya sebesar Rp. 3.000.000,00 –

Rp. 6.000.000,00 perbulannya. Pak Nurahim tidak menjual apa-apa selain

batagor.

b. Foto kegiatan

53

Page 58: Laporan studi fenomena geografi 1

Foto pengukuran oleh Dosen Pembimbing

54

Page 59: Laporan studi fenomena geografi 1

Foto kegiatan deskripsi

4.3 Pantai Parangkusumo

a. Deskripsi hasil pengamatan

Di objek kajian pantai Parangkusumo ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah objek wisata parangkusumo ini terletak di Kabupaten

bantul. Tempat ini terletak pada 080 01’ 18’’ LS dan 1100 19’ 30’’ BT atau

letak secara UTM-nya adalah 0585810 mU dan 397589 mT. Kemudian letak

desa ini secara geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera

Hindia disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kabupaten Kulonprogo dan

sebelah Timurnya berbatasan dengan Kabupaten Wonosari atau Pantai Baron.

Tempat ini berjarak 25,5 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30

menit.

55

Page 60: Laporan studi fenomena geografi 1

Topografi didaerah ini adalah datar dan landai dengan ketinggian 0 m

dpl. Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang

dapat dihitung disini.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah berpasir dengan Ph tanah sebesar 6,5 dan daya dukung tanah sebesar 68

kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 30,80 C. Untuk gerak massa didaerah ini

adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah sedang kemudian

tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena

letaknya dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 336

ppm. Kedalaman air tanah kira-kira 5-6 m pada musim penghujan dan 8-12 m

pada musim kemarau. Jenis alirannya adalah artesis.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 31,70 C, suhu maksimum 32,30 C ,suhu minimum

25,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 777 mmHg dengan kelembaban

udara 55 %. Arah anginnya bergerak dari baart ke timur dengan kecepatan

angin sebesar 1,7 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 08.33

WIB.

Secara geomorfologi pembentukan Pantai Parangkusumo dipengaruhi

oleh vulkan merapi lebih tepatnya adalah Vulkan Merapi Purba. Pasir yang

ada di pantai parangkusumo adalah pasir yang berasal dari Sungai Opak dan

Sungai Oyo.

Kemudian secara geologi Pantai Parangkusumo merupakan hasil dari

patahan yang mengakibatkan munculnya magma yang menjadi batuan yang

bersifat basaltis, batuan yang ada di Parangkusumo letaknya membentuk

segienam atau dapat dikatakan batuan basaltis yang ada di Parangkusumo

merupakan batuan beku yang telah mengalami pelapukan dikarenakan

terkena hujan dan panas serta ditumbuhi oleh tumbuhan yang akarnya

56

Page 61: Laporan studi fenomena geografi 1

menyusup kedalam batuan sehingga mudah dalam mengalami pelapukan

kimia, fisika, dan biologi.

Pola pemukiman di daerah ini adalah memusat disekitar tempat wisata

dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik. Tegalan

yang didominasi oleh pohon buah siwalan. Kebersihannya dirasa kurang baik

dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk kebun siwalan. pekerjaan

mayoritas penduduknya adalah bertani siwalan dan juga berdagang. Tidak

ada aktivitas nelayan disini.

Kondisi jalannya dapat dikatakan rusak ringan dengan sarana

transportasi yang sulit dan kondisi sanitasinya juga kurang baik. Hubungan

antar penduduk harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan

bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara kelapa, siwalan dan lain sebagainya. Pengolahan

tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon aksia

serta usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman

keras.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan kerbau skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara digembalakan. Tidak ada budidaya ikan disini.

Bagian penunjang wisata meliputi adanya peginapan, warung makan, dan

warung cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam

tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:

a. Kesiapan sebelum bencana

57

Page 62: Laporan studi fenomena geografi 1

1. persiapan tenda-tenda pengungsian;

2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;

3. dan adanya sosialisasi bencana.

b. Saat terjadinya bencana

1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;

2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.

c. Pasca bencana

1. perbaikan infrastruktur;

2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.

d. Penanggulangan bencana

1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;

2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.

Untuk wilayah Pantai Parangkusumo tidak dilakukan wawancara terhadap

penduduk maupaun pedagang yang ada di tempat tersebut karena terkendala

waktu dan lain sebagainya.

b. Foto Kegiatan

58

Page 63: Laporan studi fenomena geografi 1

Foto kegiatan deskripsi

Foto kegiatan pengukuran

59

Page 64: Laporan studi fenomena geografi 1

4.4 Sandunes

a. Deskripsi hasil pengamatan

Di objek kajian sandunes ini mahasiswa melakukan pengukuran,observasi

dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah sandunes ini terletak di Kabupaten bantul. Tempat ini

terletak pada 080 01’ 11’’ LS dan 1100 18’ 58’’ BT atau letak secara UTM-

nya adalah 0584839 mU dan 398103 mT. Kemudian letak desa ini secara

geografis berbatasan dengan bukit andesit purba disebelah Utara, Samudera

Hindia disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Pantai Depok dan sebelah

Timurnya berbatasan dengan Pantai Parngkusumo. Tempat ini berjarak 25,1

km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.

Topografi didaerah ini adalah bergelombangdengan ketinggian 0 m

dpl. Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang

dapat dihitung disini. Hasil dari pengukuran deep dan strikenya adalah N

1650E/120. Batuan penyusun dari sandunes sendiri adalah sedimen marine dan

pasir.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah berpasir dengan Ph tanah sebesar 7dan daya dukung tanah sebesar 41

kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 37,60 C. Untuk gerak massa didaerah ini

adalah labil. Drainase tanah didaerah ini adalah sedang kemudian tanahnya

sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran tidak ada dan tidak pernah terjadi banjir karena

letaknya dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 87 ppm.

Kedalaman air tanah kira-kira 3 m. Jenis alirannya adalah artesis.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 380 C, suhu maksimum 39,70 C ,suhu minimum

60

Page 65: Laporan studi fenomena geografi 1

25,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 773 mmHg dengan kelembaban

udara 41 %. Arah anginnya bergerak dari timur ke baratdengan kecepatan

angin sebesar 2,1 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 09.30

WIB.

Secara geomorfologi sandunes atau gumuk pasir terbentuk jika

memenuhi persyaratan sebagai berikut: ada pasir, ada tenaga pengangkut, dan

tidak ada penghalang. Pasir yang ada di sandunes ini berasal dari vulkan

merapi yang menjadi halus karena terbawa oleh arus sungai. Pasir ini terdapat

dari beberapa mineral antara lain adalah horenbelnda, augit, kuarsa, silika,

magnetit. Warna pasir berbeda karena perbedaan massa jenisnya. Di daerah

ini telah ditanami beberapa tanaman yang bertahan dengan keadaaan

kekeringan seperti akasia. Tumbuhan ini berfungsi sebagai pembentuk

sandunes dari pasir merapi yang terbawa oleh angin Pasat Tenggara.

Secara geologi dapat dideskripsikan sebagai berikut merupakan

batuan andesit yang berasal dari Gunung Merapi berupa horenbelnda, augit

dan magnetit.

Pola pemukiman di daerah ini adalah menyebar disekitar tempat

wisata dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang

kurang baik.. Kebersihannya dirasa kurang baik dan penggunaan lahannya

hanya pasir dan juga tumbuhan akasia. Pekerjaan mayoritas penduduknya

adalah berdagang..

Kondisi jalannya dapat dikatakan rusak ringan dengan sarana

transportasi yang sulit dan kondisi sanitasinya juga kurang baik. Hubungan

antar penduduk harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan

bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu akasia. Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman

kerasnya adalah pohon aksia serta usaha konservasi tanahnya dengan

menggunakan batu dan rumput gajah.

61

Page 66: Laporan studi fenomena geografi 1

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.

Bagian penunjang wisata hanya meliputi warung makan, dan warung

cinderamata.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam badai

pasir. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:

e. Kesiapan sebelum bencana

4. persiapan tenda-tenda pengungsian;

5. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;

6. dan adanya sosialisasi bencana.

f. Saat terjadinya bencana

3. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;

4. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.

g. Pasca bencana

3. perbaikan infrastruktur;

4. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.

h. Penanggulangan bencana

3. pemasangan alat kecepatan angin;

4. sosialisasi mitigasi bencana badai pasir.

Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan

wawancara kepada penduduk disekitar sandunes yang bernama Ibu Sumini

yang berusia 43 tahun pekerjaannya adalah berdagang disekitar sandunes

dengan pengasilan pokok perminggu adalah Rp 350.000,00 dan pekerjaan

sampingannya adalah tukang parkir gaji perminggunya sebesar

Rp.350.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah tidak sekolah. Jumlah

62

Page 67: Laporan studi fenomena geografi 1

anggota keluarga Ibu Sumini adalah sejumlah lima orang dengan tiga orang

anak yang pertama anak permpuan berusia 29 tahun dengan tingkat

pendidikan terakhir adalah SLTP dan anak keduanya berjenis kelamin

perempuan dengan usia 25 tahun dan tingkat pendidikan terakhirnya adalah

SLTP. Kemudian anak ketiganya yaitu anak laki-laki berusia 17 tahun dan

berpendidikan SLTA. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu Sumini

menghabiskan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 900.000,00 per

bulan, biaya listrik sebesar Rp 70.000,00, biaya sekolah Rp. 200.000,00 per

bulan, pembayaran PBB sebesar Rp 20.000,00 , pengeluaran untuk telepon

atau pulsa adalah Rp.10.000 per minggu dan pengeluaran Rp. 15.000,00 per

hari untuk keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya pengeluaran tak

terduga sebesar Rp. 50.000,00 perbulan.

Selain dimintai data sebagai penduduk ibu Sumini juga dimintai data

sebagai seorang pedagang. Ternyata Ibu Sumini ini berasal dari Bantul dan

mulai berdagang sejak tahun 2000. Status tempat berdagangnya adalah sewa

dan pendapatnnya sebesar Rp.1.500.000,00 perbulannya. Ibu Sumini menjual

minuman seperti es teh dan minuman isotonik serta menjual souvenir seperti

topi dan selendang.

b. Foto Kegiatan

63

Page 68: Laporan studi fenomena geografi 1

Foto kegiatan deskripsi

Foto kegiatan pengukuran

64

Page 69: Laporan studi fenomena geografi 1

4.5 Museum Geospasial

a. Deskripsi Objek

Museum geospasial adalah museum tentang gumuk pasir di sandunes.

Museum ini terletak di Dusun Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul.

Terletak di 080 06’ 33” LS dan 1100 18’ 09” BT atau 058333 Mu dan 398975

mT. Secara geografis museum ini dikelilingi oleh perkebunan jambu mete di

sebelah utara dan selatan serta pemukiman di sebelah barat dan timur.

Visi dari museum geospasial ini adalah menjadi pusat unggulan riset inovasi

bidang informasi geospasial untuk pengelolaan SDA kepesisiran secara

terpadu berbasis pendekatan geografi. Di museum ini terdapat lima bangunan

utama yaitu:

a. gedung geo camp untuk penginapan tamu yang biasanya mahasiswa;

b. gedung kerucut yang menyimbolkan Gunung Merapi;

c. lorong yang menyimbolkan Sungi Opak;

d. gedung display berisi alat-alat yang ada di museum;

e. kantor pusat.

Di museum tersebut kita juga disajikan video yang berisi mengenai

dinamika pantai selatan. Pantai selatan terbagi menjadi dua wilayah yaitu

Barat dan Timur. Sebelah barat untuk kehidupan sosial seperti kegiatan

nelayan yang terpusat di Pantai Depok dan sebelah timur itu untuk pusat

pariwisata seperti Pantai Parangtritis. Hubungan antara pantai selatan,

Gunung Merapi dan Sungai Opak adalah pembentukan sandunes yang kini

keberadaannya terancam. Untuk itu museum geospasial ini didirikan atas

kerjasama antara Badan Informasi Geospasial, Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada, dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Museum ini

bertujuan untuk mengonservasikan gumuk pasir Parangtritis yang

merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.

65

Page 70: Laporan studi fenomena geografi 1

b. Foto Kegiatan

Kegiatan menonton video

Foto kegiatan pengamatan

66

Page 71: Laporan studi fenomena geografi 1

4.6 Pantai Depok

a. Deskripsi Hasil Pengamatan

Di objek kajian Pantai Depok ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah Pantai Depok ini terletak di Kabupaten Bantul. Tempat ini

terletak pada 080 00’ 50” LS dan 1100 171’ 33” BT atau letak secara UTM-

nya adalah 058224 mU dan 398455 mT. Kemudian letak desa ini secara

geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera Hindia

disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kabupaten Kulonprogo dan sebelah

Timurnya berbatasan dengan Kabupaten Wonosari. Tempat ini berjarak 22,5

km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.

Topografi didaerah ini adalah datar landai dengan ketinggian 7 m dpl.

Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang dapat

dihitung disini. Hasil dari pengukuran deep dan strikenya adalah N 1160E/100.

Batuan penyusun dari sandunes sendiri adalah sedimen marine dan pasir.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah berpasir gelap dengan Ph tanah sebesar 6,7 dan daya dukung tanah

sebesar 43 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 35,80 C. Untuk gerak massa

didaerah ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah baik

kemudian tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya

sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 144 ppm.

Kedalaman air tanah kira-kira 5—8 m. Jenis alirannya adalah artesis.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 36,10 C, suhu maksimum 390 C ,suhu minimum

34,70C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 774 mmHg dengan kelembaban

67

Page 72: Laporan studi fenomena geografi 1

udara 47 %. Arah anginnya bergerak dari utara dengan kecepatan angin

sebesar 2,8 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 11.00 WIB.

Secara geomorfologi Pantai Depok yang mempunyai pantai yang

terjal terjadi karena adanya penggerusan oleh arus yang sangat kuat. Sehingga

pinggir pantai setiap saat akan semakin terjal karena sistem alam terjadi. Di

Pantai Depok arusnya semakin kencang dengan bertambahnya siang hal

tersebut dikarenakan anginnya juga semakin kuat.

Secara geologi Pantai Depok dapat dijelaskan sebagai berikut

kandungan mineral batuan yang ada di Pantai Depok lebih dominan mineral

batuan magnetit yang bercirikan hitam pekat karena dasarnya semakin ke

barat pasir pantainya berwarna hitam.

Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti pantai

dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik.

Kebersihannya dirasa baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk

pemukiman dab tempat berdagang. pekerjaan mayoritas penduduknya adalah

nelayan dan juga berdagang.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara cemara laut dan pandan. Pengolahan tanahnya

menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon akasia serta

usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman keras.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Disini ada budidya ikan dan juga

lobster skala kecil dan dengan cara tradisional . Bagian penunjang wisata

meliputi adanya pemandian, penginapan, warung makan, dan warung

cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.

68

Page 73: Laporan studi fenomena geografi 1

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam

tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:

a. Kesiapan sebelum bencana

1. persiapan tenda-tenda pengungsian;

2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;

3. dan adanya sosialisasi bencana.

b. Saat terjadinya bencana

1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;

2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.

c. Pasca bencana

1. perbaikan infrastruktur;

2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.

d. Penanggulangan bencana

1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;

2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.

Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan

wawancara kepada penduduk disekitar Pantai Depok yang bernama Ibu

Tukinah yang berusia 55 tahun pekerjaannya adalah sebagai pelayan di suatu

warung disekitar sandunes dengan pengasilan pokok perbulan adalah

Rp840.000,00 dan pekerjaan sampingannya adalah sebagai buruh dengan gaji

69

Page 74: Laporan studi fenomena geografi 1

perminggunya sebesar Rp.210.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah

SLTP. Jumlah anggota keluarga Ibu Tukinah adalah sejumlah dua orang

dengan seorang anak yang pertama anak laki-laki berusia 31 tahun dengan

tingkat pendidikan terakhir adalah SMK dan anak keduanya berjenis kelamin

laki-laki juga dengan usia 23 tahun dan tingkat pendidikan terakhirnya

adalah S1. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu Tukinah menghabiskan

biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 340.000,00 per bulan, biaya listrik

sebesar Rp 20.000,00, biaya sekolah Rp. 1.600.000,00 per bulan, pengeluaran

untuk telepon atau pulsa adalah Rp.30.000 per bulan dan pengeluaran Rp.

15.000,00 per hari untuk keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya

pengeluaran tak terduga sebesar Rp. 75.000,00 perbulan.

Selain dimintai data sebagai penduduk ibu Tukinah juga dimintai data

sebagai seorang pedagang. Ternyata Ibu Tukinah ini berasal dari Wonogiri

dan mulai berdagang sejak tahun 2007. Status tempat berdagangnya adalah

sewa dan pendapatnnya sebesar Rp.2.000.000,00—Rp. 3.000.000,00

perbulannya. Ibu Hartini menjual barang-barang seperti pada tabel berikut:

No Jenis Makanan Jenis

Minuman

Jenis

Souvenir

Lain-

Lain

1 Geplak Aqua Sendal Rokok

2 Jajanan ringan Isotonik Mainan

anak

Pop mie

3 Kerupuk Susu Plastik

6 Permen Sembako

7 Pulsa

Karena di Pantai Depok menjadi pusat nelayan maka dilakukan pula

wawancara terhadap nelayan di Pantai Depok. Kami melakukan wawancara

70

Page 75: Laporan studi fenomena geografi 1

dengan nelayan yang bernama Bapak Sambero berusia 25 tahun. Tingkat

pendidikan terakhir Pak Sambero adalah SLTP. Beliau berasal dari daerah

Gombong, Kebumen. Mulai menjadi nelayan sejak tahun 2000 dan berstatus

sebagai nelayan pemilik dengan penghasilan rata-rata Rp 2.500.000,00 per

bulan. Jika sedang musim ikan maka tangkapan bapak Sambero bisa

mencapai 50 kg dalam sekali melaut. Modal yang diperoleh bapak Sambero

berasal dari modal sendiri. Pemasaran ikannya lebih sering dijual ke TPI atau

Tempat Pelelangan Ikan. Kemudian dalam melaut para nelayan mendapati

hambatan seperti ombak besar dan angin.

b. Foto Kegiatan

4.7 Kandang Bebek/ Kawasan Parangtritis

a. Deskripsi Hasil Pengamatan

Di objek kajian Pantai Parangtritis ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah Pantai Parangtritis ini terletak di Kabupaten Bantul. Tempat

ini terletak pada 080 01’ 16” LS dan 1100 20’ 04” BT atau letak secara UTM-

nya adalah 0586861 mU dan 397642 mT. Kemudian letak desa ini secara

geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera Hindia

71

Page 76: Laporan studi fenomena geografi 1

disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Pantai Parangkusumo dan sebelah

Timurnya berbatasan dengan tebing Pantai Gunung Kidul. Tempat ini

berjarak 25,1 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.

Topografi didaerah ini adalah berbukit dengan ketinggian 80 m dpl.

Panjang lerengnya kira-kira 200 meter dan menghadap ke tenggara. Hasil dari

pengukuran deep dan strikenya adalah N 510E/290. Batuan penyusun

darikandang bebek sendiri adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, sedimen

marine, lava volkanik dan gamping.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah terarosa dengan Ph tanah sebesar 5,8dan daya dukung tanah sebesar

108 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 33,60 C. Untuk gerak massa didaerah

ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian

tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 251 ppm dengan

kandungan mineral sebesar 0,31 ms/cm. Kedalaman air tanah kira-kira 5—8

m. Jenis alirannya adalah artesis dan bersifat impermeable.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 30,90 C, suhu maksimum 31,70 C ,suhu minimum

29,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 750 mmHg dengan kelembaban

udara 61 %. Arah anginnya bergerak dari barat dengan kecepatan angin

sebesar 3,2 knot.

Secara geomorfologi kandang bebek ini merupakan perbukitan andesit

tua. Warna putih pada tebing merupakan bidang patahan yang berstruktur

batuan kapur denganstruktur perlapisan horisontal. Sifat dari batuan kapur

adalah masif(bercelah-celah) sehingga dapat dirembesi oleh air sehingga

melarutkan kapur tersebut. Oleh karena itu aliran air dari Gunung Kidul

mengalir ke Samudera Hindia.

72

Page 77: Laporan studi fenomena geografi 1

Secara Geologi cliff yang terlihat dari kandang bebek merupakan

bentuk batuan kapur yang berstruktur dolomit horisontal dan bersifat sangat

masif.

Pola pemukiman di daerah ini adalah memusat dengan bentuk rumah

yang persegi panjang dalam kondisi yang baik. Kebersihannya dirasa baik

dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pemukiman, persawahan,

perkebunan dan tempat berdagang. pekerjaan mayoritas penduduknya adalah

nelayan dan juga berdagang serta bertani.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara cemara laut dan pandan. Pengolahan tanahnya

menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon akasia serta

usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman keras.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Disini ada budidya ikan dan juga

lobster skala kecil dan dengan cara tradisional . Bagian penunjang wisata

meliputi adanya pemandian, penginapan, warung makan, dan warung

cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam

tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:

a. Kesiapan sebelum bencana

73

Page 78: Laporan studi fenomena geografi 1

1. persiapan tenda-tenda pengungsian;

2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;

3. dan adanya sosialisasi bencana.

b. Saat terjadinya bencana

1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;

2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.

c. Pasca bencana

1. perbaikan infrastruktur;

2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.

d. Penanggulangan bencana

1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;

2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.

Di kandang bebek ini tidak dilakukan wawancara kepada penduduk maupun

pedagang.

b. foto kegiatan

74

Page 79: Laporan studi fenomena geografi 1

75

Page 80: Laporan studi fenomena geografi 1

4.8 Goa Pindul

Di objek kajian Goa Pindul ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah Goa Pindul ini terletak di Desa Pejeharjo Kecamatan

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Tempat ini terletak pada 070 55’ 44”

LS dan 1100 39’ 15” BT atau letak secara UTM-nya adalah 0622112 mU dan

407811 mT. Kemudian letak desa ini secara geografis berbatasan dengan

Gunung Merapi Purba di Utara, Pantai Bron disebelah Selatan, sebelah Barat

dengan Gua Sriti dan sebelah Timurnya berbatasan dengan Sungai Bracang.

Tempat ini berjarak 34,7km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 60

menit.

Topografi didaerah ini adalah berbukit dengan ketinggian 177 m dpl.

Panjang lerengnya kira-kira 50 meter dan menghadap ke timur. Hasil dari

pengukuran deep dan strikenya adalah tidak ada. Batuan penyusun dari Goa

Pindul sendiri adalah gamping dan batuan kapur.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah kapur dengan Ph tanah sebesar 5,9 dan daya dukung tanah sebesar 67

kg/cm2. Untuk gerak massa didaerah ini adalah cukup stabil. Drainase tanah

didaerah ini adalah baik kemudian tanahnya banyak kandungan kapur dan

kandungan organik didalamnya juga banyak.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dalam

dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 279 ppm dengan

kandungan mineral sebesar 0,40 ms/cm. Kedalaman air tanah kira-kira 9 m.

Jenis alirannya adalah aliran baeah tanah.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 33,90 C, suhu maksimum 34,50 C ,suhu minimum

32,10C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 744 mmHg dengan kelembaban

76

Page 81: Laporan studi fenomena geografi 1

udara 64 %. Arah anginnya bergerak dari timur dengan kecepatan angin

sebesar 0,5 knot.

Secara geomorfologi goa pindul merupakan sungai bawah tanah yang

terbentuk oleh proses pelarutan di daerah kapur. Proses tersebut

menyebabkan sungai bertambah lebar karena proses pelarutan. Kemudian

karena atap gua semakin tipis oleh kikisan air maka runtuhlah atap gua

tersebut dan inilah yang disebut dengan window karst . melalui jendela karst

ini para turis dapat melihat sungai dari atas.

Secara geologi goa Pindul dapat dijelaskan sebagai daerah dengan

batuan penyusun kapur sehingga berkembang menjadi fenomena karst

topografi. Dipengaruhi oleh depresi atau cekungan Wonosari karena adanya

perlipatan horisontal atau vertikal.

Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti jalan

dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik.

Kebersihannya dirasa baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk

pemukiman, persawahan, perkebunan dan tempat berdagang. pekerjaan

mayoritas penduduknya adalah berdagang serta bertani dan juga sebagai

darmawisata.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara cemara laut dan pandan. Pengolahan tanahnya

menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon akasia serta

usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman keras.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Disini ada budidya ikan dan juga

lobster skala kecil dan dengan cara tradisional . Bagian penunjang wisata

77

Page 82: Laporan studi fenomena geografi 1

meliputi adanya pemandian, penginapan, warung makan, dan warung

cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana yang biasanya terjadi di daerah ini adalah gempa bumi dan

juga memungkinkan untuk terjadinya runtuhan gua. Kemudian kesiapan

warga mengenai bencana ini adalah sebagai berikut:

1. kesiapan sebelum bencana:

a. persiapan tenda pengungsian

b. sosialisasi jalur evakuasi

c. pemasanagn palana-palang jalur evakuasi

2. saat terjadi bencana

a. pengangkutan masyarakat ketempat evakuasi

b. pergi ke tanag lapang

c. menjauh dari gedung dan juga goa

3. pasca bencana

a. perbaikan infarstruktur

b. perbakan mental penduduk

4. penanggulangan bencana

a. pemasangan alat deteksi bencana

untuk memenuhi tugas wawancara maka dilakukan wawancara kepada

penduduk yang bernama Ibu Jumiati yang berumur 55 tahun. Pendidikan

terakhir ibu ini adalah SD. Pekerjaan utama sebagai pedagang dengan

penghasilan Rp. 1.900.000,00 per bulan dan pekerjaan sampingannya adalah

bertani dengan penghasilan sebesar Rp.400.000,00. Beliau mempunyai empat

orang anak. Untuk memnuhi kebutuhan hidupnya Ibu Jumiati menghabiskan

78

Page 83: Laporan studi fenomena geografi 1

sekitar Rp. 1.900.000,00 untuk keperluan makan dan listrik Rp. 120.000,00

per bulan.

Untuk data pedagang dilakukan wawancara dengan bapak Samun

yang berusia 40 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir SLTP. Asal beliau

dari Dusun Gunungbang. Bapak ini menjual siomay keliling dengan

penghasilan Rp.750.000,00 per bulan.

b. foto kegiatan

4.9 Pantai Slili

a. Deskripsi Hasil Pengamatan

Di objek kajian Pantai Slili ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah Pantai Slili ini terletak di desa Ngisdirejo, Kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini terletak pada 080 08’ 43” LS

dan 1100 36’ 9” BT atau letak secara UTM-nya adalah 0616382 mU dan

383890 mT. Kemudian letak desa ini secara geografis berbatasan dengan

pegunungan Sewu disebelah Utara, Samudera Hindia disebelah Selatan,

sebelah Barat dengan Pantai Krakal dan sebelah Timurnya berbatasan dengan

79

Page 84: Laporan studi fenomena geografi 1

Pantai Indrayanti. Tempat ini berjarak 46,5 km dari pusat kota dalam waktu

tempuh sekitar dua jam.

Topografi didaerah ini adalah datar landai dengan ketinggian 3 m dpl.

Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang dapat

dihitung disini. Hasil dari pengukuran deep dan strikenya adalah N 1020E/260.

Batuan penyusun dari sandunes sendiri adalah sedimen marine dan pasir.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah berpasir putihdan laterit menjadi terarosa dengan Ph tanah sebesar 5,2

dan daya dukung tanah sebesar 53 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 32,60C.

Untuk gerak massa didaerah ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah

ini adalah baik kemudian tanahnya sedikit berkapur namun kandungan

organik didalamnya sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 1500 ppm.

Kedalaman air tanah kira-kira 8—10 m. Jenis alirannya adalah inflitrasi.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 30,70 C, suhu maksimum 31,20 C ,suhu minimum

30,40C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 772 mmHg dengan kelembaban

udara 68 %. Arah anginnya bergerak dari utara dengan kecepatan angin

sebesar 1,3 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 15.37 WIB.

Secara geomorfologi Pantai Slili merupakan suatu teluk yang terjadi

karena abrasi sehingga terbentuk koral atau cliff yang jika terendapkan

disebut beak. Pasir di Pantai Slili berwarna putih karena bercampur dengan

batuan kapur.

Secara geologi pasir putih di Pantai Slili dihasilkan karena pecahan

karang yang terabrasi dan hancur kemudian menjadi pecahan yang halus.

Pasir ini tidak mengandung magnetit dan hanya berasal dari mineral karang

80

Page 85: Laporan studi fenomena geografi 1

Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang dengan bentuk

rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik. Kebersihannya dirasa

baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pemukiman, persawahan,

perkebunan dan tempat berdagang. pekerjaan mayoritas penduduknya adalah

nelayan dan juga berdagang serta bertani.

Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi

yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk

harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang

ada yaitu campuaran antara cemara laut dan pandan. Pengolahan tanahnya

menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon akasia serta

usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman keras.

Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan

intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Disini ada budidya ikan dan juga

lobster skala kecil dan dengan cara tradisional . Bagian penunjang wisata

meliputi adanya pemandian, penginapan, warung makan, dan warung

cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.

Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat

mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya

antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih

modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan

penjualan miras serta pencurian.

Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam

tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:

a. Kesiapan sebelum bencana

1. persiapan tenda-tenda pengungsian;

2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;

3. dan adanya sosialisasi bencana.

81

Page 86: Laporan studi fenomena geografi 1

b. Saat terjadinya bencana

1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;

2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.

c. Pasca bencana

1. perbaikan infrastruktur;

2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.

d. Penanggulangan bencana

1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;

2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.

Kemudian data penduduk yang diperoleh adalah Ibu Sukini yang

berusia 40 tahun dengan pendidikan terakhir SD dan pekerjaannya sebagai

seorang pedagang dengan penghasilan kurang lebih Rp. 3.000.000,00 per

bulan. Jumlah anggota keluarga hanya seorang anak laki-laki berumur 15

tahun dan baru mengeyam di tingkat SLTP dan untuk menghidupinya Ibu

Sukini menghabiskan biaya sekitar Rp. 1.500.000,00 perbulan untuk biaya

makan dan listrik sebesar Rp. 250.000,00.

Data pedagang yang diperoleh adalah data pedagang siomay yang

bernama Bapak Sariyanto berusia 38 tahun. Tingkat pendidikan terakhir

hanya sampai SLTP. Mulai berdagang sejak tahun 2000 dengan pengasilan

per bulan sekitar Rp. 300.000,00

b. foto kegiatan

82

Page 87: Laporan studi fenomena geografi 1

4.10 Museum Karst

a. Deskripsi Objek

Museum Karst Indonesia dibangun pada tahun 2008 dan diresmikan

oleh Presiden Indonesia,Bapak Susislo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni

2009 dengan kerjasama 3 instansi yaitu Kementrian ESDM, Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Museum Karst

Indonesia adalah museum tentang persebaran wilyah karst di Indonesia.

Museum ini terletak di Dusun Gebang Harjo, Kecamatan Pracimantoro,

Kabupaten Wonogiri. Terletak di 080 02’ 24” LS dan 1100 46’ 58” BT atau

0636320 Mu dan 395360 mT. Secara geografis museum ini berbatasan

dengan Pegunungan seribu di sebelah Utara, Selatan dengan Samudera

Hindia, Barat dengan goa dan sebelah timur dengan Luweng Sapen. Didalam

museumini terdapat berbagai miniatur yang menggambarkan kondisi

topografi dari bentang lahan karst baik yang ada di Indonesia maupun berada

diluar Indonesia, seperti di Amerika Serikat dan di Eropa.

83

Page 88: Laporan studi fenomena geografi 1

Visi dan misi museum karst adalah diharapkan mampu menjadi

fenomena yang memberikan pemahaman kepada mayarakat akan konservasi

wilayah karst

Di museum ini disajikan video mengenai persebaran kawasan karst di

dunia ,digambarkan mengenai potensi daerah karst yang dimanfaatkan dalam

bebrbagai bidang seperti pertambangan bahkan kesenian traditional serta

eksploitasi hasil alam karst yang berlebihan di Indonesia kini dalam kondisi

terancam.

b. foto kegiatan

4.11 Waduk Gajah Mungkur

a. Deskripsi Hasil Pengamatan

Di objek kajian Waduk Gajah Mungkur ini mahasiswa melakukan

pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:

Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang

dihasilkan adalah waduk ini ini terletak di desa Sendang , Kecamatan

84

Page 89: Laporan studi fenomena geografi 1

Wonogiri kota. Tempat ini terletak pada 070 51’ 25” LS dan 1100 54’ 44” BT

atau letak secara UTM-nya adalah 055055 mU dan 415691 mT. Kemudian

letak desa ini secara geografis berbatasan dengan pegunungan Lawu

disebelah Utara, Pegunungan Sewu disebelah Selatan, sebelah Barat dengan

Pegunungan Lawu dan sebelah Timurnya berbatasan dengan Pegunungan

Wilis. Tempat ini berjarak 7 km dari pusat kota dalam waktu tempuh

sekitar10 menit.

Topografi didaerah ini adalah berbulit dengan ketinggian 150 m dpl.

Panjang lereng 400 meter menghadap tenggara . Hasil dari pengukuran deep

dan strikenya adalah N 420E/490. Batuan penyusun dari sandunes sendiri

adalah sedimen marine dan pasir.

Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah

tanah laterit menjadi terarosa dengan Ph tanah sebesar 5,4 dan daya dukung

tanah sebesar 53 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 32,60 C. Untuk gerak

massa didaerah ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah

baik kemudian tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik

didalamnya sedikit.

Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal

dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya

dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 1500 ppm.

Kedalaman air tanah kira-kira 8—10 m. Jenis alirannya adalah inflitrasi.

Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah

suhu harian yang sebesar 31,50 C, suhu maksimum 32,90 C ,suhu minimum

31,20C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 761 mmHg dengan kelembaban

udara 60 %. Arah anginnya bergerak dari utara dengan kecepatan angin

sebesar 1,5 knot.

Secara geomorfologi Waduk Gajah Mungkur terletak di suatu depresi

yaitu depresi retno yang disebabkan oleh perlipatan baik secara melintang

maupun membujur.

85

Page 90: Laporan studi fenomena geografi 1

Secara geologi terbentuknya waduk ini karena daerha ini merupakan

daerah cekungan karst yang mudah tererosi.

Selain daripada data yang disebutkan tadi tidak ada data wawancara

maupun pengamatan karena terkendala waktu.

b. foto kegiatan

86

Page 91: Laporan studi fenomena geografi 1

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa seluruh

kegiatan tersebut berguna bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman belajar

yang nantinya dapat ditularkan kepada para muridnya dan ini adalah tujuan

jangka panjang. Untuk tujuan jangka pendeknya mahasiswa diharapakan

mampu:

Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. memahami persamaan maupun perbedaan fenomena-fenomena geosfera di

tempat kajian;

2. memahami sepuluh konsep esensial yang dipelajari dalam Geografi;

3. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengkaji

fenomena-fenomena geosfera;

4. menerapkan salah satu pendekatan dalam geografi untuk mengkaji salah

satu fenomena yang dikaji;

5. memadukan antara konsep-konsep yang dipelajari didalam kelas dengan

kenyataan yang ada dilapangan;

6. melakukan pengukuran terhadap fenomena fisik yang ada di daerah kajian

dengan menggunakan alat-alat geografi;

7. memperoleh data sosial dari proses wawancara dan observasi terhadap

masyarakat di daerah yang dikaji;

8. melakukan tabulasi data sosial yang telah diperoleh melalui proses

wawancara dan observasi;

9. menganalisis hasil tabulasi data yang telah dilakukan;

10. menyeimbangkan antara pengetahuan geografi fisik dan geografi sosial;

11. mencari pengalaman belajar yang dapat digunakan sebagai bekal ketika

menjadi guru;

12. memunculkan persepsi keruangan didalam benak mahasiswa.

87

Page 92: Laporan studi fenomena geografi 1

5.2 Saran

a. Sebaiknya kegiatan ini dapat diberlanjutkan agar mahasiswa dapat

memahami konsep geografi secara nyata.

b. Sebaiknya mahasiswa mampu mengikuti jalanya kegiatan secara baik dan

terstruktur dalammengerjakan instrumen yang telah ada.

c. Sebaiknya pihak-pihak terkait mampu memecahkan masalah yang di temui

selama KKL I ini.

88

Page 93: Laporan studi fenomena geografi 1

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay.2007. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Banowati, Eva.2013. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak

Palangan, Abraham dan Erni Suharini.2008. Geomorfologi, Gaya Proses Dan

Bentuk Lahan. Semarang: Unnes

Sriyono.2004. Geologi Umum.Semarang: Unnes

Suharyono Dan Moch Amien.2013. Pengantar Filsafat Geografi.

Yogyakarta: Ombak

Tukidi.2007. Buku Ajar Meteorologi Klimatologi.Semarang: Unnes

89