25
+ lesson learnt / best practice

Lesson Learnt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Environmental Services Program Lesson Learnt Presentation

Citation preview

Page 1: Lesson Learnt

+lesson learnt / best practice

Page 2: Lesson Learnt

HikmahTeknik dan metodologi dari pengalaman positif ESP yang dapat direplikasi atau yang negatif dan sebaiknya dihindari, yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan

/ lesson learnt

Page 3: Lesson Learnt

Praktik TerbaikTeknik dan metodologi terbaik dari pengalaman ESP yang terbukti memberikan manfaat dan dapat direplikasi oleh pemangku kepentingan

/ Best Practice

Page 4: Lesson Learnt

Dampak / impactTerpadu / integratedMenggugah / inspiringAlih Pengetahuan / Knowledge tranfersKeberlanjutan / sustainabilityPartisipatif / participatorySensitif gender / gender sensitifBermanfaat / benefit

Kriteria / THEMES

Page 5: Lesson Learnt

+ regional+ menunjuk pelaksana/koordinator (

+ mengidentifikasi, menentukan dan mengembangkan ide/cerita hikmah

+ mengumpulkan semua fakta dan data pendukung, dan memilih 10 cerita utama

+ mengumpulkan semua hasil pengumpulan kepada tim di tingkat nasional

nasional+ memastikan ide/cerita berdasarkan kriteria utama dan data/fakta nya lengkap

+ memilah ide/cerita hikmah berdasarkan komponen teknis, memilih 5 praktik terbaik

+ mengidentifikasi ide/cerita hikmah untuk issue lokal, nasional dan internasional

++

+ oUtpUt: Cerita/pUbliKasi popUler

+ publikasi berbentuk cerita bertutur (feature), berisi hikmah dan praktik terbaik ESP

+ ditujukan untuk audience nasional dan internasional

+ juga berisi suara-suara dan tulisan dari masyarakat langsung

+ dikemas secara populer, sederhana dan menyajikan banyak foto

Page 6: Lesson Learnt

+strategi KelUaran Utama / main oUtpUt strategy

+ publikasi (feature) untuk nasional dan internasional

+ direktori kontak pemangku kepentingan

+ festival/workshop/expo penutup dalam diskusi panel secara paralel

+ katalog kompilasi materi publikasi ESP (manual dan toolkit) dalam CD/flashdisk

+ transfer database publikasi secara online (DEC, Frameweb, Menkokesra, rMPortal, dll)

Page 7: Lesson Learnt

1717171717

Advokasi mitra MFP di Jawa Tengah berhasil mempromosikan

pengelolaan sumber daya hutan berbasis masyarakat.LALALALALAGU “WELGU “WEL

GU “WELGU “WELGU “WELCCCCCOMOMOMOMOME TE TE TE TE TO THO THO THO THO THE JUE JUE JUE JUE JUNGLE”NGLE”NGLE”NGLE”NGLE” yang dinyanyikan kelompok musik rock Guns n’

Roses menyembur dari tape mobil Toyota Kijang yang membawa kami memasuki Desa

Bogoran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, awal April lalu. Matahari terik dan debur

musik rock-metal tidak mampu mengalahkan udara sejuk dusun itu, yang terletak di kaki

Gunung Sumbing.Bogoran bukan jungle, atau belantara perawan. Tapi, terletak hampir di tengah Pulau

Jawa yang kian miskin hutan, Bogoran seperti oasis kecil kehijauan. Kemana mata

memandang, kita akan melihat barisan pohon sengon berkulit kayu putih dan berbatang

menjulang tinggi nyaris tanpa dahan. Dusun ini terletak di pinggir hutan pinus milik

Perhutani, perusahaan hutan negara.Berjarak dua jam bermobil dari Semarang, Ibukota Provinsi Jawa Tengah, Bogoran adalah

cerita tentang optimisme dan pesimisme sekaligus dalam pengelolaan hutan di Jawa,

pulau terpadat di Indonesia yang hutannya terus menipis bersama laju pertambahan

penduduk. Bogoran adalah cerita tentang konflik dan inisiatif masyarakat untuk ikut

terlibat dalam pengelolaan hutan.Sebentar setelah Reformasi 1997, banyak hutan milik Perhutani di Jawa

dijarah dan ditebang secara liar menyusul runtuhnya “hukum dan

tatanan” Orde Baru. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan

Perhutani, yang hidup dalam kemiskinan puluhan tahun,

sering menjadi sasaran tudingan utama penjarahan itu.

Tak terkecuali warga Desa Bogoran, yang sebaliknya

dari penjarah, telah jauh sebelumnya mengelola

hutan secara berkelanjutan dan mandiri.Desa Bogoran terbagi dalam tiga dusun: Bogoran,

Wadas, Kyuni. Masyarakatnya bertumpu hidup dari

pohon sengon. Mereka menanam di mana saja

tanaman itu bisa tumbuh; di ladang sepanjang

BaladaSengon Bogoran

1717171717

BATANG KAYU SENGON HASILHUTAN PEKARANGAN DI DESA

BOGORAN, WONOSOBO,JAWA TENGAH, SIAP DIJUAL.

+2525252525

Java Learning Centre (Javlec), mitra MFP di Jawa

Tengah, menghimpun petani hutan bertukar ilmu dan

bertukar informasi.

“““““ASSALASSALASSALASSALASSALAAAAAAMAMAMAMAMU’U’U’U’U’ALALALALALAIAIAIAIAIKUKUKUKUKUM WM WM WM WM WARARARARARAHAHAHAHAHMAMAMAMAMATUTUTUTUTULLLLLLLLLLAHAHAHAHAHI WI WI WI WI WABARABARABARABARABARAKAKAKAKAKAAAAAAAAAATUTUTUTUTUHHHHH. Perkenalkan, nama

saya Tumini, dari Kelompok Tani Mekar Sari, Dusun Kedawung, Desa Sambeng,

Kabupaten, Boyolali, Jawa Tengah.” Kalimat itu diucapkan seorang perempuan petani

berusia sekitar 40 tahun, dalam acara perkenalan di sela pembukaan Program

Belajar Antarpetani di Wonosobo, Jawa Tengah, awal April lalu.

Perempuan berkulit legam itu berhenti sejenak dan berusaha menemukan

sesuatu di dalam ingatannya, tapi gagal mengucapkannya dalam bahasa

Indonesia. “Kula tumut acara Belajar Antarpetani wonten ing ngriki supados

saget belajar sareng para petani. (Saya mengikuti Belajar Antarpetani di sini

agar bisa belajar dari sesama petani),” kata Tumini, yang disambut tawa serta

kerutan dahi para anggota panitia dan peserta yang datang dari berbagai

provinsi Indonesia.

Program Belajar Antar Petani adalah wahana menambah wawasan

dan pengetahuan bagi para petani dengan cara saling berbagi

persoalan dan pengalaman. Khususnya tentang kegiatan berbasis

hutan masyarakat. Para petani dari berbagai daerah di Indonesia

belajar bersama untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan

mengelola hutan secara lestari.

Menurut perkiraan Direktorat Perlindungan Hutan dan

Konservasi Alam, Departemen Kehutanan, sekitar 10,2 juta

orang miskin mukim dalam kawasan hutan seluruh Indonesia,

sekitar 6 juta di antaranya sepenuhnya hidup dari hasil hutan.

Masyarakat miskin ini menjadi sasaran manipulasi empuk para

cukong illegal logging yang menjadikan mereka kaki

tangan.

Program belajar bersama ini digulirkan jaringan kerja

lembaga swadaya masyarakat (LSM) Komunitas

TuminiNama Saya

2525252525

PROGRAM BELAJAR ANTAR

PETANI (BAP) 4 DI WONOSOBO

DAN BANYUMAS MENYERTAKAN

BEBERAPA PETANI PEREMPUAN.

11111

CERITADARI TEPIAN HUTANMULTISTAKEHOLDERFORESTRYPROGRAMME

publikasi

Page 8: Lesson Learnt

+direktori

Kategori:

kredit mikropemerintah

Dinas peKerJaan UmUm gunawan Kantor pusat Departemen pUJl. mawar 2 hulu - medan sumatera Utarat/ 061 . 30302922F/ 061. 93726362e/ [email protected]

pDam rahmat hidayatKantor pusat pDam tirta nadiJl. melati 5 hilir- medan sumatera Utarat/ 061 . 30302922F/ 061. 93726362e/ [email protected]

lembaga swaDaya masyaraKat

yayasan peDUli airalex setiawanJl. bunga 14- medan sumatera Utarat/ 061 . 30302922e/ [email protected] hal 1 dari 50

Page 9: Lesson Learnt

+expo

SC WSM

FN SD

SF

panggUng

Cross-CUtting

panel-

Diorama-

website-

sliDeshow

mUltimeDia sCreening/perForming arts

panel Display panel Display

pan

el D

ispl

ay

pan

el D

ispl

ay

pan

el D

ispl

ay manUal/

toolKit

Foto aKsi

Kliping

Page 10: Lesson Learnt

+katalog

Masyarakat Bersih, Sehat dan Hijau

Panduan PELaTIHan

September 2008

This publication was produced by development alternatives, Inc. for the united States agency for International development

under Contract no. 497-M-00-05-00005-00

PAKET PENJELASAN

SAMBUNGAN AIR

MIKROKREDIT

WATER FOR THE POOR TOOLKIT

Page 11: Lesson Learnt

+online

Page 12: Lesson Learnt

Kolaborasi antar Komponen:

ramuan manjur Keberhasilan program

Keterpaduan komponen teknis (SD, WSM, FN) dan non teknis (Stratcomm) mampu memberikan masukan/dukungan yang lebih baik kepada media yang ingin melakukan liputan terhadap program dan kegiatan ESP.

/ judul

/ PikiranutamaPraktik Terbaik

/ best practice

Page 13: Lesson Learnt

Sejak awal ESP berpandangan bahwa keterlibatan komponen teknis dan non teknis dalam setiap kerja komunikasi sangat penting. Salah satu contoh adalah kegiatan Peringatan Hari Cuci Tangan pakai Sabun Sedunia pada tanggal XXX di Sekolah Dasar O2, Marunda Jakarta.

/ latar Belakang

Page 14: Lesson Learnt

Ide awal kegiatan berasal dari tim SD yang ingin melakukan sebuah kegiatan kolaboratif di sekolah binaan mereka. Momen yang dipilih adalah Hari Cuci Tangan pakai Sabun Sedunia. Pada pelaksanaanya, tidak hanya tim SD yang terlibat tapi tim Stratcom juga turut aktif, terutama dalam hal pemilihan pesan dan kemasan kegiatan serta liputan media.

/ contohsPesifik

Page 15: Lesson Learnt

Acara ini berhasil, terbukti dengan munculnya komitmen dari sekolah menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun, dan belasan liputan media tentang kegiatan ini.

Ibu Siti salah satu guru di SD Marunda mengatakan, ”Acara ini semakin memotivasi saya untuk mendorong anak-anak hidup sehat.” / testimoni &

suara masyarakat

/ contohsPesifik

Page 16: Lesson Learnt

Acara Marunda ini membuktikan bahwa keterpaduan antar komponen dalam sebuah kegiatan mampu membuat kegiatan tersebut memiliki jangkauan keberhasilan yang lebih luas. Pihak sekolah merasa mendapat dukungan untuk perbaikan kondisi sanitasi di lingkungannya, sementara pihak media juga berhasil mendapatkan liputan unik dan menarik mengenai peringatan Hari Cuci Tangan pakai Sabun Sedunia di sebuah sekolah terpencil.

/ kesimPulan

Page 17: Lesson Learnt

Pendekatan seperti ini dapat direplikasi di program-program yang ingin memperbaiki pendekatan komunikasi yang mereka miliki.

/ rekomendasi

Page 18: Lesson Learnt

“Acara ini semakin memotivasi saya untuk mendorong anak-anak hidup sehat.

sItI, guru SD NEgErI 01, MAruNDA

Motivasi

Page 19: Lesson Learnt

pengelolaan sampah berbasis masyaraKat

Dukungan penuh dari hulu hingga hilir

Lemahnya unsur pemasaran dalam pelatihan pengelolaan sampah padat berbasis masyarakat mengakibatkan produk-produk yang dihasilkan kurang dikenal luas oleh masyarakat karena tidak tersedia di pasaran.

/ judul

/ PikiranutamaHikmah

/ lesson learnt

Page 20: Lesson Learnt

Pengelolaan sampah padat berbasis masyarakat adalah salah satu pendekatan ESP untuk membantu masyarakat dampingan memperbaiki kondisi lingkungan dan kesejahteraan mereka. Pembuatan kompos dan kerajinan dari sampah plastik, memungkinkan masyarakat memanfaatkan sampah di sekitar mereka menjadi sesuatu yang berguna.

/ latar Belakang

Page 21: Lesson Learnt

Berkat dukungan ESP, masyarakat di daerah Jembatan Besi dan Petojo utara Jakarta, sekarang mampu memanfaatkan sampah di wilayah mereka menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti kompos, suvenir atau aksesoris. Sayangnya pemasaran produk tersebut masih lemah. Warga hanya bisa menjual produk tersebut jika ada tamu berkunjung atau ketika mengikuti pameran-pameran. Produk mereka tidak tersedia di pasaran luas.

/ cerita

Page 22: Lesson Learnt

Ibu Atun, warga Petojo mengatakan, ”Saya sekarang sudah bisa membuat sebuah tas berukuran sedang dari bungkus kopi instan, dalam waktu 2 minggu. Tapi sayangnya, saya tidak tahu bagaimana cara memasarkannya. Kalau ada tamu yang berkunjung, biasanya laku terjual, kalau tidak saya pakai sendiri.

/ testimoni

Page 23: Lesson Learnt

Di masa mendatang, setiap program pendampingan masyarakat harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keberlanjutan kegiatan, apa yang sudah dihasilkan tidak menjadi sia-sia.

/ kesimPulan& rekomendasi

Page 24: Lesson Learnt

“Saya sekarang sudah bisa membuat sebuah tas berukuran sedang dari bungkus kopi instan, dalam waktu 2 minggu. Tapi sayangnya, saya tidak tahu bagaimana cara memasarkannya. Kalau ada tamu yang berkunjung, biasanya laku terjual, kalau tidak saya pakai sendiri.

atun, IBu ruMAH TANggA, JAKArTA

Cara Memasarkan?

Page 25: Lesson Learnt

+