31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip metode fenat adalah ammonia (NH 3 ) bereaksi dengan hipoklorit (OCl - ) dan fenol (C 6 H 5 OH) yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida (C 5 FeN 6 Na 2 O 2 ) membentuk senyawa biru indofenol. Ammonia (NH 3 ) dapat di analisa dengan metode titrasi bila kadarnya tinggi. Bila kadarnya rendah seperti 0,1 mg/L hingga 0,6 mg/L dapat mempergunakan metode spektrofotometer fenat pada panjang gelombang 640 nm. Salah satu senyawa yang dapat mengganggu dalam budidaya pada air tambak adalah ammonia (NH 3 ). Kehadirannya dapat menunjukkan bahwa proses oksidasi ammonia (NH 3 ) menjadi nitrit dan nitrat tidak berjalan baik atau mengalami penghambatan, sehingga ammonia (NH 3 ) hasil proses dekomposisi bahan organik terus menumpuk. 1 Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. 1 Wage Komarawidjaja, “ Pengaruh Aplikasi Konsorsium Mikroba Penitrifikasi Terhadap Konsentrasi Amonia (NH 3 ) pada Air Tambak” J.Tek.Ling. P3TL-BPPT 4, No.2 (2003). Http:// 365-2596-1-PB.pdf (Diakses 19 November 2014), h. 62.

Loporan amoniak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Loporan amoniak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip metode fenat adalah ammonia (NH3) bereaksi dengan hipoklorit

(OCl-) dan fenol (C6H5OH) yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida

(C5FeN6Na2O2) membentuk senyawa biru indofenol. Ammonia (NH3) dapat di

analisa dengan metode titrasi bila kadarnya tinggi. Bila kadarnya rendah seperti

0,1 mg/L hingga 0,6 mg/L dapat mempergunakan metode spektrofotometer fenat

pada panjang gelombang 640 nm.

Salah satu senyawa yang dapat mengganggu dalam budidaya pada air

tambak adalah ammonia (NH3). Kehadirannya dapat menunjukkan bahwa proses

oksidasi ammonia (NH3) menjadi nitrit dan nitrat tidak berjalan baik atau

mengalami penghambatan, sehingga ammonia (NH3) hasil proses dekomposisi

bahan organik terus menumpuk.1

Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele

mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta

memiliki kumis yang panjang yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk

mengetahui kadar amonia dengan spektrofotometer ultra violet visibel secara fenat

pada air tambak ikan lele.

B. Rumusan Masalah

1Wage Komarawidjaja, “ Pengaruh Aplikasi Konsorsium Mikroba Penitrifikasi Terhadap Konsentrasi Amonia (NH3) pada Air Tambak” J.Tek.Ling. P3TL-BPPT 4, No.2 (2003). Http:// 365-2596-1-PB.pdf (Diakses 19 November 2014), h. 62.

1

Page 2: Loporan amoniak

2

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapa kadar ammonia (NH3)

dalam air tambak ikan lele dengan menggunakan Spektrofotometer ultra violet

visibel secara fenat?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui berapa kadar ammonia

(NH3) dalam air tambak ikan lele dengan menggunakan Spektrofotometer ultra

violet visibel secara fenat.

BAB II

1

Page 3: Loporan amoniak

3

TINJAUAN PUSTAKA

A. Spektrofotometer UV-Vis

Metode spektrofotometri ultra violet dan sinar tampak telah banyak

diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya

dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil

Penggunaan spektrofotometer ultra violet dan sinar tampak bisa untuk contoh

cairan maupun padatan, seperti air laut, lumpur atau sedimen dan batuan, oleh

karena prinsip kerja spektrofotometer ultra violet dan sinar tampak berdasarkan

penyerapan cahaya oleh suatu larutan, maka semua contoh yang akan diperiksa

harus diubah terlebih dahulu menjadi bentuk larutan, untuk pemakaian

spektrofotometer sinar tampak larutan tersebut harus berwarna, hal ini bisa

dikerjakan dengan menambahkan pereaksi tertentu pada contoh yang diperiksa.

Kemudian hasil pengukuran dari spektrofotometer dimasukkan ke dalam rumus

Lamber-Beer, maka akan didapatkan kadar zat yang dicari.2

Sebuah spektrofotometer dirancang sekitar tiga bagian dasar yaitu sumber

cahaya, sistem dispersi (digabung dalam sebuah monokromator) yang merupakan

bagian optik dan sistem deteksi. Komponen-komponen ini biasanya terintegrasi

dalam kerangka yang unik untuk membuat spektrometer. Kompertemen sampel

berada di dalam jalur optik baik sebelum atau dsesudah sistem dispersi tergantung

pada dasain instrumen. Instrumen yang digunakan untuk analisis rutin tidak

memerlukan resolusi yang tinggi. Banyak senyawa dalam larutan menghasilkan

pita spektrum yang kurang baik. Namun yang penting adalah bahwa instrumen

2Etty Triyati, “Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam Oseanologi” Oseana X, No. 1 (1985). Http://www.oseanografi.lipi.go.id/ publikasi/oseana-47.pdf (Diakses 19 November 2014), h. 40 dan 47.

3

Page 4: Loporan amoniak

4

UV-Vis mampu memeberi hasil kuantitatif yang tepat dalam beberapa unit

absorbansi.3

Gambar II. 1. Bagan susunan alat Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak.

Keterangan:

A = sumber cahaya.

B = monokromator.

C = sel absorpsi (tempat larutan).

C1 = contoh.

C2 = pelarut.

D = detektor.

E = meter atau rekorder.

K = konstanta yang bergantu pada kondisi percobaan.4

Pengukuran absorbansi atau transmitansi dalam spektrofotometer

ultraviolet dan daerah tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif

spesies kimia. Absorbansi spesies ini berlangsung dalam dua tahap yang pertama

yaitu M + hv = M* merupakan eksitasi spesias akibat absorbansi foton (hv)

dengan waktu hidup terbatas (10-8 – 10-9 detik). Tahap kedua adalah relaksasi

dengan berubahnya M* menjadi spesies baru dengan reaksi fotokimia. Absorbansi

3Hamzah Nursalam, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 15.

4Etty Triyati, “Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam Oseanologi” Oseana X, No. 1 (1985), h. 43-44.

Page 5: Loporan amoniak

5

dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron

ikatan.5

Metode spektrofotometer visibel berdasarkan atas absorban sinar

tampakm oleh suatu larutan berwarna, oleh karena itu, metode ini dikenal sebagai

metode kalorimetri. Hanya larutan senyawa berwarna saja yang dapat ditentukan

dengan metode ini. Kalorimeter dilakaukan dengan membandingkan larutan

standar dengan sampel yang dibuat pada kondisi yang sama dalam tabung Nessler

atau kalorimeter Dubosq, dengan kalorimeter elektronik, jumlah cahaya yang

diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Sedangkan pada ultra

violet yang diabsorpsi adalah cahaya ultraviolet, sehingga larutan yang tidak

berwarna dapat diukur.6

B. Metode Fenat

Prinsip metode fenat adalah larutan sampel yang mengandung ammonium

diubah menjadi amonia dengan penambahan larutan natrium hidroksida (NaOH),

kemudian amonia yang telah dibebaskan ditangkap dengan kertas yang telah

dibasahi dengan reagen fenat yaitu : natrium hipoklorit (NaOCl), asam klorida

(HCl), mangan sulfat (MnSO4) dan fenat (fenol dalam suasana basa). Fenat

berfungsi untuk membentuk kloroamin (NH2Cl) menjadi p-quinion-kloramin

selanjutnya bereaksi dengan fenol sisa membentuk senyawa indofenol.7

C. Teknik Sampling

5 S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 211.

6Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 194.7Hermin Sulistyarti, “Pembuatan Tes Kit Kertas Nitrogen-Amonia Berdasarkan

Pembentukan Senyawa Indofenol Biru” Jurnal Kimia, FMIPA V 7, No.1 (2014). Http:// 4850-9347-1-S.pdf (Diakses 19 November 2014), h. 21.

Page 6: Loporan amoniak

6

Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel, contoh atau cuplikan

dari bahan ruah atau lapangan yang menjadi objek analisis. Sampel yang diambil

harus menggambarkan komposisi dari objek analisis agar diperoleh hasil yang

representatif maka pengambilan sampel harus sistemaris, mengikuti langkagh atau

tahapan sampling.8

Tahapan pengambilan sampel dapat digambarkan sebagai berikut:9

1. Pengumpulan sampel lapangan dari unit-unit pengambilan sampel di

lapangan.

2. Pengukuran jumlah dan ukuran sampel lapangan menjadi partikel-partikel,

menjadi sampel laboratorium.

3. Pengurangan sampel laboratorium menjadi sampel yang siap dianalisis

yang dikenal sebagai sampel analitik.

4. Penyiapan sampel analitik dengan cara tertentu sesuai dengan sampel

analitk.

D. Ammonia (NH3)

Ammonia merupakan senyawaan anorganik yang diperlukan sebagai

sumber energi dalam proses nitrifikasi bakteri aerobik, di dalam air ammonia

berada dalam dua bentuk yaitu ammonia tidak terionisasi yang bersifat racun dan

ammonia terionisasi yang daya racunnya lebih rendah. Daya racun ammonia

dalam air akan meningkat saat kelarutan oksigen rendah. Keberadaan bakteri

pengurai sangat berpengaruh terhadap persediaan oksigen yang secara alami

terlarut dalam air tambak.10

8Sitti Chadijah, Dasar-Dasar Kimia Analitik (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 10.

9Sitti Chadijah, Dasar-Dasar Kimia Analitik, h. 10.10 Wage Komarawidjaja, “ Pengaruh Aplikasi Konsorsium Mikroba Penitrifikasi

Terhadap Konsentrasi Amonia (NH3) pada Air Tambak” J.Tek.Ling. P3TL-BPPT 4, No.2 (2003), h. 65-66.

Page 7: Loporan amoniak

7

Amonia berada di dalam air dalam dua bentuk yaitu berupa ion amonium

(NH4+) atau non-ion amonium (NH3

+), keseimbangan amonium dalam larutan

sangat dipengaruhi oleh pH, hal ini menunjukkan bahwa hanya dalam bentuk

ionnya amonium dapat dihilangkan dari larutan dengan pertukaran ion.11

Meningkatnya senyawa Amonia, akan meningkatkan pertumbuhan dan

kepadatan fitoplankton. Kepadatan fitoplankton yang tinggi menimbulkan

peristiwa ledakan populasi (blooming), yang diikuti oleh kematian masal (die

off) fitoplankton. Peristiwa ledakan populasi dan kematian masal fitoplankton

akan memperburuk kualitas air tambak, sehingga produksi udang windu

menurun. Penurunan kualitas air tambak dapat pula memacu timbulnya

penyakit pada ikan. Pencegahannya terjadinya peningkatan Amonia pada air

tambak salah satunya dengan melakukan pembatasan jumlah pakan yang

diberikan atau dengan pengendalian pH pada kondisi alkalis, karena amonia

mudah menguap pada kondisi ini.12

E. Tambak

Tambak merupakan suatu bangunan berupa kolam didaerah pantai yang

dapat dimanfaatkan untuk budidaya biota laut yang bernilai ekonomis. Sumber air

pada tambak merupakan campuran dari air laut dan air tawar. Oleh karena itu,

kadar garamnya jauh lebih rendah dibandingkan air laut. Selain itu, jenis airnya

mempunyai sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda dengan air laut maupun air

tawar. Lokasi tambak yang baik terletak di daerah pantai atau tempat yang masih

11Rihastiwi Setiya Murti, Christiana Maria Herry Purwanti dan Suyatini, “Adsorpsi Amonia dari Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Abu Terbang Bagas” Majalah Kulit, Karet dan Plastik 29, No.2 (2013). Http://2013-292-41.pdf (Diakses 19 Novenber 2014), h. 87.

12Hendrawati, Tri Heru Prihadi dan Nuni Nurbani Rohmah, “Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur” Jurnal Kelautan dan Perikanan (2010). Http://id.wikipedia.org/wiki (Diakses 19 November 2014), h. 139-140.

Page 8: Loporan amoniak

8

dipengaruhi oleh lingkungan pantai agar mudah untuk mendapatkan air laut dan

air tawar.13

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Jumat/ 21 November 2014

Pukul : 13.00 -17.30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Instrumen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu rangkaian alat

Spektrofotometer UV-Vis Varian Cary 50 cone, neraca analitik, hotplate,

pipet volume 25 mL, pipet skala 1 mL, pipet skala 5 mL, pipet tetes 3 mL,

labu takar 50 mL, labu takar 100 mL, gelas kimia 100 mL, gelas kimia

1000 mL, erlenmeyer 100 mL, spatula, corong, bulp, batang pengaduk dan

labu semprot.

2. Bahan

13Chandra Tri Febriwahyudi dan Wahyono Hadi, “Resirkulasi Air Tambak Bandeng dengan Slow Sand Filter” Jurnal Teknik Pomits 1, No. 1 (2012). Http://ejurnal. bppt.go.id/index.php/JTL/ article/view/365/560.pdf (Diakses 19 November 2014), h.1.

Page 9: Loporan amoniak

9

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu akuabides

(H2O), aluminium foil, amonium klorida (NH4Cl), etanol (C2H5OH),

fenol (C6H5OH), kertas saring, natrium hidroksida (NaOH),

natrium hipoklorit (NaClO), natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O), natrium

sitrat (C6H5Na3O7) p.a, sampel air tambak ikan lele dan tissu.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan Larutan Alkalin Sitrat (C6H5Na3O7)

Menimbang trinatrium sitrat (C6H5Na3O7) sebanyak 10,0023 g ke dalam

gelas kimia 100 mL dan menambahkan natrium hidroksida (NaOH) sebanyak

0,2252 g. Menambahkan akuabides (H2O) untuk melarutkannya, setelah larut

kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 50 mL. Menambahkan

akuabides (H2O) hingga tanda batas dan menghomogenkannya. Larutan

alkalin sitrat (C6H5Na3O7) siap untuk analisis selanjutnya.

2. Pembuatan Larutan Pengoksidasi

Memipet larutan alkalin sitrat (C6H5Na3O7) sebanyak 100 mL dan

menambahkannya dengan natrium hipoklorit (NaClO) sebanyak 12,5 mL ke

dalam erlenmeyer 250 mL, menghomogenkannya. Larutan pengoksidasi siap

untuk analisis selanjutnya.

3. Pembuatan Larutan Fenol (C6H5OH)

Memipet larutan fenol (C6H5OH) sebanyak 5,55 mL ke dalam labu

takar 50 mL, kemudian menambahkannya dengan etanol (C2H5OH) hingga

Page 10: Loporan amoniak

10

tanda batas, menghomogenkannya. Larutan fenol (C6H5OH) siap untuk

analisis selanjutnya.

4. Pembuatan Larutan Natrium Nitroprusida (C5FeN6Na2O)

Menimbanga natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O) sebanyak 0,2500 g

ke dalam gelas kimia 100 mL, menambahkan akuabides (H2O) hingga tanda

batas kemudian menghomogenkannya. Larutan natrium nitroprusida

(C5FeN6Na2O) siap untuk analsis selanjutnya.

5. Pembuatan Larutan Induk Ammonia (NH3) 1000 ppm

Menimbang ammonium klorida sebanya 0,1914 g ke dalam gelas

kimia 100 mL kemudian melarutkannya dengan menggunakan akuabides

(H2O). memasukkannya ke dalam labu takar 50 mL, menambahkan akuabides

(H2O) hingga tanda batas, menghomogenkannya. Larutan induk ammonia

1000 ppm siap untuk analisis selanjutnya.

6. Pembuatan Larutan Baku Ammonia (NH3) 100 ppm

Memipet larutan induk ammonia sebanyak 5 mL ke dalam labu takar

50 mL, menambahkan akuabides (H2O) hingga tanda batas kemudian

menghomogenkannya. Larutan baku ammonia 100 ppm siap untuk analisis

selanjutnya.

7. Pembuatan Larutan Standar Ammonia (NH3)

Memipet larutan baku 100 ppm ke dalam labu takar 50 mL dengan

konsentrasi masing-masing 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm.

Mengimpitkannya dengan akuabides (H2O) hingga tanda batas, homogenkan.

Larutan standar amonia siap untuk analisis selanjutnya.

8. Preparasi Sampel

Page 11: Loporan amoniak

11

Menyaring sampel air tambak ikan lele ke dalam erlenmeyer 250

mL. Setelah di saring, memipetnya sebanyak 25 mL ke dalam erlenmeyer

250 mL. menambahkan larutan fenol (C6H5OH) sebanyak 1 mL kedalam

sampel, menambahkan larutan natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O) sebanyak

1 mL dan larutan pengoksidasi sebanyak 2,5 mL. Menutupnya dengan

aluminium foil, mendiamkannya selama 1 jam untuk pembentukan warna.

Sampel siap untuk analisis selanjutnya.

9. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Memipet ke dalam erlenmeyer untuk setiap konsentrasi,

menambahkan larutan fenol (C6H5OH) sebanyak 1 mL kedalam sampel,

menambahkan larutan natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O) sebanyak 1 mL

dan larutan pengoksidasi sebanyal 2,5 mL. Menutupnya dengan aluminium

foil, mendiamkannya selama 1 jam untuk pembentukan warna. Sampel siap

untuk analisis di Spektrofotometer UV-Vis secara fenat.

10. Pengoperasian Spektrofotometer UV-Vis

Nyalakan PC dan boot sistem operasi PC. Apabila printer telah

terhubung ke sistem, maka nyalakan printer. Nyalakan spektrofotometer dan

tunggu sampai cahaya indikator spektrofotometer berwarna hijau. Proses ini

meliputi pengujian spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.

Meletakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample

compartment. Sebelum sample di ukur, preparasi sample terlebih dahulu

disiapkan untuk menggunakan sistem. Lampu hijau akan berkedip, hal ini

bahwa menunjukkan pengukuran sedang berlangsung, jika spektrofotometer

berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran telah siap berlangsung.

Page 12: Loporan amoniak

12

Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang berbentuk

grafik hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel IV.1 pengukuran Absorbansi larutan Standar dan Sampel.

2. Reaksi

a. Penambahan Hipoklorit (OCl-) pada Air Tambak yang

Mengandung Ammonia (NH3) Menghasilkan Monokloroamina

(NH2Cl).

No. Larutan Konsetrasi (ppm) Absorbansi

1. Blanko 0 0,00032. Standar 1 2 0,00373. standar 2 4 0,01444. Standar 3 6 0,03035. Standar 4 8 0,04636. Standar 5 10 0,05987. Air tambak (I) UNCAL 0,28198. Air tambak (II) UNCAL 0,2960

Page 13: Loporan amoniak

13

b. Fenol (C5H6OH) Bereaksi dengan Monokloroamina (NH2Cl)

Membentuk Senyawa Biru Indofenol.

Gambar IV. I Mekanisme reaksi kimia pembentukan kompleks indofenol denganmetode fenat.

3. Grafik

a. Kurva Kalibrasi

Grafik VI. 2. Hubungan Konsentrasi terhadap Absorbansi Larutan Standar.

b. Grafik Sampel

0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.20

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Series2Linear (Series2)Series4Linear (Series4)

Konsentrasi (ppm)

Abs

orba

nsi

0 2 4 6 8 10 120

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

f(x) = 0.00630285714285715 x − 0.00571428571428573R² = 0.97057734804426

AbsorbansiLinear (Absorbansi)

Konsentrasi (ppm)

Abs

orba

nsi

13

Page 14: Loporan amoniak

14

Grafik VI. 3. Hubungan Konsentrasi terhadap Absorbansi Larutan Sampel..

c. Kurva Kalibrasi Manual

Grafik VI. 4. Hubungan Konsentrasi terhadap Absorbansi Larutan Standra.

d. Grafik Sampel Manual

Page 15: Loporan amoniak

15

Grafik VI. 5. Hubungan Konsentrasi terhadap Absorbansi Larutan Sampel.

B. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar ammonia

(NH3) yang terdapat pada air tambak. Air tambak yang akan diuji dengan metode

fenat. Pengukuran kandungan ammonia (NH3) dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis.

Pertama-tama membuat larutan standar dengan menimbang ammonium

klorida (NH4Cl), memipet larutan induk ammonia (NH3) 1000 ppm hingga ke

deraet standar dan diencerkan dalam labu takar. Deret standar yang digunakan

berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi dari setiap deret standar.

Pembuatan larutan pereaksi seperti fenol (C6H5OH), natrium nitroprusida

(C5FeN6Na2O) dan pengoksida yang dilakuakan dalam lemari asam karena

larutannya berbahaya.

Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menyaring air tambak

untuk memisahkan resedu dan filtratnya, memipet hasil penyaringan air tambak ke

dalam erlenmeyer. Menambahkan fenol (C6H5OH) untuk membebaskan ion

ammonium (NH4+)menjadi ammonia (NH3). Menambahkan natrium nitroprusid

(C5FeN6Na2O) sebagai katalis pembentukan biru indofenol. Menembahkan

pengoksida sebagai pengoksida atau senyawa yang akan mengoksidasi sampel.

Page 16: Loporan amoniak

16

Menutup dengan aluminium foil dan membiarkannya selama satu jam untuk

pembentukan warna pada larutan dari bening menjadi biru. Sementara itu dibuat

larutan untuk kurva kalibrasi untuk menentukan kurva kalibrasi. Menguji dengan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis secara fenat.

Panjang gelombang yang digunakan 640 nm, dari kurva kalibrasi

dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan

antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,006x - 0,005 dengan R²=

0,970. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva.

Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan

ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan

absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang

linier antara konsentrasi dan absorbansi dan hampir semua titik terletak

pada 1 garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak

pada kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.

 Nilai R2  kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah

0,970, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi

ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva

kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan

hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,006x - 0,005,

dalam hal ini y adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 0,006

menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai( -0,005) menunjukkan

intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y, dengan

mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel

didapatkan kadar ammonia (NH3) dalam sampel air tambak I sebesar 45,65

ppm dan sampel air tambak II sebesar 47,89 ppm.

Page 17: Loporan amoniak

17

Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) 2012 kandungan

ammonia (NH3) dalam air tambak yang tercemar sebesar 12,32 ppm dan

yang tidak tercemar sebesar 1,35 ppm sehingga dapat disimpulkan sampel

air tampak ikan lele tercemar dan berbahaya bagi kesehatan makhul hidup.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar ammonia (NH3)

dalam sampel air tambak I (simplo) sebesar 45,65 ppm dan sampel air tambak II

(duplo) sebesar 47,89 ppm dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis

secara fenat.

B. Saran

Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya

menguji kandungan ammonia (NH3) pada air sawah untuk mengetahui perbedaan

kandungan kadar ammonia (NH3) pada air sawah dan air tambak ikan lele.

Page 18: Loporan amoniak

18

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University

Press, 2012.Febriwahyudi , Chandra Tri dan Wahyono Hadi. “Resirkulasi Air Tambak

Bandeng dengan Slow Sand Filter” Jurnal Teknik Pomits 1, No. 1 (2012). Http://ejurnal. bppt.go.id/index.php/JTL/ article/view/365/560.pdf (Diakses 19 November 2014).

Hendrawati, Tri Heru Prihadi dan Nuni Nurbani Rohmah. “Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur” Jurnal Kelautan dan Perikanan (2010). Http://id.wikipedia.org/wiki (Diakses 19 November 2014).

Khopkar, S. M., Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.

Komarawidjaja, Wage. “ Pengaruh Aplikasi Konsorsium Mikroba Penitrifikasi Terhadap Konsentrasi Amonia (NH3) pada Air Tambak” J.Tek.Ling. P3TL-BPPT 4, No.2 (2003). Http://365-2596-1-PB.pdf (Diakses 19 November 2014).

Nursalam Hamzah. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer . Makassar: Alauddin University Press, 2013..

Setiya Rihastiwi Murti, Christiana Maria Herry Purwanti dan Suyatini, “Adsorpsi Amonia dari Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Abu

18

Page 19: Loporan amoniak

19

Terbang Bagas” Majalah Kulit, Karet dan Plastik 29, No.2 (2013). Http://2013-292-41.pdf (Diakses 19 Novenber 2014).

Sulistyarti, Hermin. “Pembuatan Tes Kit Kertas Nitrogen-Amonia Berdasarkan Pembentukan Senyawa Indofenol Biru” Jurnal Kimia, FMIPA V 7, No.1 (2014). Http:// 4850-9347-1-S.pdf (Diakses 19 November 2014).

Susiyanto, Moch. “Antisipasi PT. Pupuk Kaltim Terhadap Bahaya Kebocoran System Tanki Penyimpan Amoniak” Tesis (2007). Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki (Diakses 19 November 2014.

Triyati, Etti. “Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam Oseanologi” Jurnal Oseana X, No. 1 (1985). Http://www.oseanografi.lipi.go.id/ publikasi/oseana-47.pdf (Diakses 19 November 2014).

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Kimia Instrumen dengan judul “Penentuan Kadar Ammonia dengan Spektrofotometer UV-Vis Secara Fenat” yang disusun oleh:

Nama : RiskayantiNim : 60500112028Kelompok : II (Dua)

telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan dapat diterima.

Samata, November 2014

Koordinator Asisten Asisten

Page 20: Loporan amoniak

20

Asrijal, S.Si. Asrijal, S.Si.

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Sappewali., S.Pd., M.Si.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

No. Larutan Konsetrasi (x)

Absorbansi (y)

x.y x2 y2

1 Blanko 0 0,0003 0 0 0,000000092 Standar 1 2 0,0037 0,0074 4 0,000013693 standar 2 4 0,0144 0,0576 16 0,000207364 Standar 3 6 0,0303 0,1818 36 0,000918095 Standar 4 8 0,0463 0,3704 64 0,002143696 Standar 5 10 0,0598 0,598 100 0,00357604

N= 6 Σx = 30 Σy = 0,1548 Σxy = 1,2152 Σx2 =220 Σy2=0,00685896

x rata-rata = 5

y rata-rata = 0,0258

Page 21: Loporan amoniak

21

N = 6

Σx = 30

Σy = 0,1548

Σxy = 1,2152

Σx2 = 220

Σ y2 = 0,00685896

Ditanyakan:

a. b = .............?

b. a = .............?

c. garis regresi y = a + bx

d. R2 = ...........?

Penyelesaian:

a. Persamaan garis linier (b)

b=Σ xy−

( Σ x )(Σ y)N

Σ x2−¿¿¿

¿1,2152−

(30 )(0,1548)6

220−(900)

6

¿1,2152− (4,644 )

6

220−(900)

6

Page 22: Loporan amoniak

22

¿ 1,2152−0,774220−150

¿ 0,441270

¿0,0063

b. Nilai a

a = y rata-rata – b (x rata-rata)

= 0,0258 – 0,0063 (5)

= 0,0258 – 0,0315

= -0,0057

c. Konsentrasi (x) ammonia (NH3) dalam air tambak

1. Konsentrasi (x) ammonia (NH3) dalam air tambak (simplo)

y = a + bx

0,2819 = (-0,0057) + 0,0063x

0,2819 + 0,0057= 0,0063x

0,2876 = 0,0063x

x=0,28760,0063

x = 45,65 ppm

2. Konsentrasi (x) ammonia (NH3) dalam air tambak (duplo)

Page 23: Loporan amoniak

23

y = a + bx

0,2960 = (-0,0057) + 0,0063x

0,2960 + 0,0057 = 0,0063x

0,3017 = 0,0063x

x=0,30170,0063

x= 47,89 ppm

d. Konsentrasi blanko

x= y−ab

x=0,0003 – (−0,0057)0,0063

x= 0,0060,0063

x=0,9524 ppm

e. konsentrasi deret standar

Standar 1 :

x= y−ab

x=0,0 037−(−0,0057)0,0063

x=0 ,00940,006 3

x=1,4921 ppm

Standar 2:

x= y−ab

Page 24: Loporan amoniak

24

x=0 ,0144−(−0,0057)0,0063

x= 0 , 02010,0 06 3

x=3,1905 ppm

Standar 3 :

x= y−ab

x=0 ,0303−(−0,0057)0,0 063

x= 0 ,0360,0 06 3

x=5,7143 ppm

Standar 4:

x= y−ab

x=0 ,0463−(−0,0057)0,0 063

x= 0 ,0520,0 06 3

x=8,2539 ppm

Standar 5:

x= y−ab

x=0 ,0598−(−0,0057)0,0 063

x= 0 , 06550,0 06 3

x=10,3968 ppm

f. Nilai regresi (R)

Page 25: Loporan amoniak

25

R2= nΣxy−ΣxΣy

√ ¿¿

R2= 6 x (1,2152 )−30 x (0,1548)

√ [(6 x 220 )−( 900 )]x [ (6 x 0,00685896 )−(0,02396304 )]

R2= 7,2912−4,644

√[ (1320 )−(900 ) ] x [( 0,04115376 )− (0,02396304 )]

R2= 2,6472

√ (420)(0,01719072)

R2= 2,6472

√ 7,2201024

R2= 2,6562

2,687024823

R2= 0,985