37
MAKALAH ALAT TANGKAP GILL NET KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP GILL NET SEBAGAI PENUNJANG PENANGKAPAN IKAN MATA KULIAH : Eksploitasi Sumberdaya Kelautan dan perikanan Disusun Oleh : Randianus Mema (42.11.0911) PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI 2013 BAB I PENDAHULUAN

Makalah alat tangkap gill net

  • Upload
    pt-sasa

  • View
    708

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah alat tangkap gill net

MAKALAH ALAT TANGKAP GILL NET

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP GILL NET SEBAGAI PENUNJANG PENANGKAPAN IKAN

MATA KULIAH : Eksploitasi Sumberdaya Kelautan dan perikanan

Disusun Oleh :Randianus Mema (42.11.0911)

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI2013

  

BAB IPENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Page 2: Makalah alat tangkap gill net

   Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan makalah ini dengan baik.    Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembutan dan penyusunan laporan ini.   Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada

sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami, maka kami mengucapkan maaf yang sebesar-besar, apabila baik dalam penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Banyuwangi, 06 April 2013

Penulis

Page 3: Makalah alat tangkap gill net

1.  LATAR  BELAKANG

       Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang  telah lama dilakukan oleh

manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal

man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange andlundbeck,1991),  dengan

menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang secara perlahan dengan menggunakan

alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman

mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang   dapat  menyokong pengetahuan

teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat

menunjang keberlangsungan penangkapan, yang disebut dengan Manajemen Operasi

Penangkapan Ikan.   

        Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia

umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak

semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah

banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain

itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan

kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun

akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan perkembangan peradaban

manusia dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

    Gill Net  sering diterjemahkan sebagai ³jaring insang´, ³jaring rahang´, dan lain

sebagainya. Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata

jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan

dengan panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan  tertangkap

gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis ikan yang umumnya

tertangkap dengan gill net ialah jenis ikan yang berenang  pada permukaan laut

(cakalang,  tuna, saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal ( flat fish,katamba, sea

bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain.

Page 4: Makalah alat tangkap gill net

Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978), Gill net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.    Surface gill net

2.    Bottom gill net

3.    Drift gill net

4.    Encricling gill net atau surrounding gill net

  Menurut Anonim ( 1975), Gill net  dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1.      Surface gill net

2.      Mid water gill net

3.      Bottom gill net

       Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di

tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada

yang memberi nama sesuai  jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai

dengan letak fihing ground.

2.  TUJUAN

     Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :1.      Memberikan pengetahuan tentang  Manajemen Operasi Penangkapan Ikan

di Indonesia dengan menggunakan alat tangkap gill net2.      Mengenal alat  tangkap gill net serta teknik penangkapan menggunakan gill

net3.      Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat tangkap gill net.

3. MANFAT

     Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, informasi dan  pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi dan juga mengetahui, memahami pengertian dari  alat tangkap gill net itu sendiri.

Page 5: Makalah alat tangkap gill net

BAB IIPEMBAHASAN

2.1  Tinjauan Pustaka      Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah sasi ami´,

yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada jaring-ami´. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkannya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsbnya), ada pula yang  disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

2.2.  Pengertian Gill  Net    Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan

jarring insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jarring (mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring kearah panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring kearah vertical atau kearah dalam (Mesh Depth/ MD).Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung( float Mts) dan

dibagian bawahnya  dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.     Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring

yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(setgillnet), jaring insang lingkar (encircling

Page 6: Makalah alat tangkap gill net

gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),dan trammel net. Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif.

2.3. Klasifikasi Gill Net berdasarkan letak alat tangkap diperairanA.     Jaring insang pemukaanB.     Jaring insang pertengahan, danC.     Jaring insang dasar                    

                             Gambar 1 : gill net berdasarkan letak

                                                                                     2.4. Berdasarkan kedudukan alat saat dioperasikan:

1.      Jaring insang hanyut (drift gillnet), yaitu jaring dibiarkan hanyut terbawah arus setelah disetting.

2.      Jaring insang tetap (fixed gillnet), yaitu jarring insang yang di pasang menetap pada suatu perairan maksudnya jarring diberi jangkar sehingga tidak hanyut.BAB IIIBAHAN DAN METHODE

3.1.  TEKNIK OPERASI GILL NET

v Setting     Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan

pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal ( ABK). Jaring

Page 7: Makalah alat tangkap gill net

bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadanggerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan

ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian operculum (penutup insang) atau dengan caraterpuntal.v Holling    Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup

banyak, maka dilkukan holling dengan menarik jaring botol gill net dari dasar perairan kepermukaan ( jaring di tarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

v Persiapan     Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus

dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gill net diatas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill netdapat disusun di atas kapal pada :a. buritan kapal b.samping kiri kapalc. samping kanan kapalv Waktu Penangkapan      Penanagkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap gill net umumnya

dilakukan pada waktu malam hari  terutama pada saat gelap bulan.   Dalam satu malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan aatau

penurunan alat dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.

v Daerah Penangkapan (Fishing Ground)   Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju

kedaerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :Ø bukan daerah alur pelayaran umum danØ arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knotsØ dasar perairan tidak berkarang

v Penurunan Alat       Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat

dimulai.1.     mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin

datangnyadari tempat penurunan alat

Page 8: Makalah alat tangkap gill net

2.     setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar  pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampungtanda.3.      pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.

Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 45-90.

v Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan     Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat

diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yangtertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan yang lebih besar. Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada mata jarring agar ikan dilepas tidak sampai luka/rusak. Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur pecahan es atau garam secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk

3.2.            Metode pen a n g kpan surface gill net (  jarring insang  permukaan)  -    Setelah tiba pada suatu fishing ground: Yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda

dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling, jarring diatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan.

 Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan. -     jaring ditebar melintang melawan arus - Surface gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan

pertengahan perairan      seperti yang ditunjukan gambar berikut:

Page 9: Makalah alat tangkap gill net

Daerah pen a n g kapan:-         Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan

mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-      Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gill net adalah perairan luas tak Berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk mancari makan ataupun untuk baerpijah-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam

usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon.

Kemungkinan hasil:      Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran

mesh size jaring itu sendiri.3.3.   Metode pen a n gkapan Midwater gill net( jarring insane

pertengahan):Hampir sama seperti surface gill net, yang  berbeda hanyalah posisi di dalam

lapisan perairannya. Midwater gill net , atau biasa disebut juga dengan floating net inikarena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan oleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapat terapung.

        Setelah di setup, Akan tampak seperti gambar dibawah ini:

Page 10: Makalah alat tangkap gill net

Daerah pen a n g kapan:   Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti

keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan  penangkapan ini.Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan

proses penangkapan tersebut    Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan

luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah.

Kemungkinan hasil:   Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran

meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea bream, dan lain-lain)

3.4.  Metode pen a n g kapan bottom gill net( jaring insang dasar) :  Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam

lapisan perairannya. Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga gill net dapat tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas gill net.-Setelah di setup.Akan tampak seperti gambar dibawah ini:

Page 11: Makalah alat tangkap gill net

      Daerah pen a n g kapan:-         Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan

mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian  diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut. -         Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan

luas tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah -         Daerah perikanan Indonesia yang banyak menggunakan gill net dalam

usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon

Kemungkinan hasil:-         Jenis- jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-

lain). Jenis-jenis lobster dan lain sebagainya.

3.5. konstruksi alat tangkap (bottom gill net)

v Konstruksi umum      Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jarring dengan

bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jikan di bandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah

dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terang.

v Detail Konstruksi       Pada kedua ujung jarring  diikatkan  jangkar, yang dengan demikian letak

jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut ,maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah  ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan  pada float berbendera atau bertanda

Page 12: Makalah alat tangkap gill net

yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri

v Karakteristik ·        Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi tujuan

penangkapan adalah ikan-ikan damersal.·        Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan

pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar·        Besarnya mata jaring bervariasi tergantung  sasaran yang akan ditangkap

baik udang maupun ikan.·        Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada

kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.

v Bahan Dan Spesifikasinya      Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang

perkembangan  pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efesiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13kali lebih tinggi pada Pamonofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami halus.1.      Persyaratan    Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya daya

rangsang alat untuk organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.  Bahan dari gill net hars mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air,

terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya pengindera dengan organ side line. Serat  jaring  yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas  yang  tepat untuk  menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

2.      Macam dan Ukuran benangdalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih

terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan

Page 13: Makalah alat tangkap gill net

komersial.Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran,ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan,  dll

3.      Warna Jaring   Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan,mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak  hati, yang  dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain,warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy,sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat terlihat oleh ikan- ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghalang,sekecil mungkin.

v Berdasarkan bentuk  alat waktu dioperasikan1.       Gillnet melingkar (encirling gillnet)   Yaitu gillnet yang cara pemasanggannya denganmelingkarkan jaring pada

gerombolan ikan.  Setelah jarring  melingkar dan mengurung gerombolan ikan, maka ikan

dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring.2.  Gillnet mendatar (drift net)    Seperti yang dijelaskan diatas

v Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang          1.  Gill  net hanyut ( drift gill net)   yaitu jaring insang yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus.

Salah satu ujung tali risnya diikatkan pada perahu/kapal         2.Gillnet tetap (set gillnet)yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu

dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat  yang  tetap.

Page 14: Makalah alat tangkap gill net

BAB III                                                      PENUTUPKESIMPULAN

   Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk area fishing ground yang sempit. Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap.  Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.    Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring

yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, pada umumnya metode dioperasikan gill net  dengan  dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :v Settingv Hollingv Persiapan Alat v Waktu Penangkapan v Daerah Penangkapan (Fishing Ground)v Penurunan Alatv Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang

berenang  dekat permukaan  laut,  dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine,  salmon,  layang,  tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerobolan (shoal) dan ikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama.  Jenis ikan yangseperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar  tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar,  sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).

Page 15: Makalah alat tangkap gill net

REFERENSI

Rasdani, M, dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI Semarang.Anonymous, 1981. Buku Pintar PPL Perikanan. Dinas Perikanan Propinsi Dati 1   Jawa   Timur,Surabaya.Subani, W,1972. Alat Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI,

JakartaUmali, A. F, 1950. Guido To The Classification Of Fishing Gear In The

Philippnes.Illustrations by S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17): 165 p.Anonymous,1981. Meningkatkan Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi

Bertahap Penangkapan ikan. Correspondence Couse DITJENIKAN, 1981.Barus, HR,1983. Penelitian Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’ Dan

Aspeknya Di Perairan Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 25 tahun 1983,BPPL, Jakarta

Page 16: Makalah alat tangkap gill net

MAKALAH GILL NET DAN SEINE NET

BAB. 1 PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

      Bumi tempat tinggal yang kita diami ini wilayah yang paling besar adalah perairan, disbanding dengan daratan. Perairan yang paling besar adalah laut.

     Di Indonesia, sumber daya alam yang paling besar potensinya adalah sumber daya laut. Namun, sampai sekarang proses pemanfaatan sumberdaya laut Indobesia belum maksimal, karena kurangnya pengetahuan dan alat untuk menangkap ikan. Oleh karena itu, disini di berikan cara untuk membuat alat tangkap dan pengoperasianya alat tangkap jarring insang (gill net), dan pukat kantong (seine net).

B.     TUJUAN

  Untuk mengetahui cara pembuatan jaring insang (gill net)

  Untuk mengetahui cara pengoperasian gill net

  Untuk mengetahui cara pembuatan pukat kantong (seine net)

  Untuk mengetahui cara pengoperasian seine net

BAB 2. PEMBAHASAN

Page 17: Makalah alat tangkap gill net

1.      GILL NET (Jaring Insang)

A.    Umum

Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring ingsang” istilah gill net didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gill net” terjerat di sekitar oper culumnya pada mata jarring. Di Indonesia, penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring koro, jarring udang, dan sebagainya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhya, 1981 ).

      Gill net disebut jarring insang karena yang menjadi sasaran penangkapan ikan adalah insangnya. Sebab insang dapat terjerat (gilled) pada mata jaring ketika ikan menerobos jaring supaya ikan mau menerobos jarring, jarring yang digunakan dari nilon sehingga ikan tidak dapat melihatnya.

     Menurut Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan, Gill net atau jaring insang adalah alat penangkapan ikan yang berupa selembar jaring berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang sama atau seragam di seluruh bagian jaring. Pada atas bagian jaring, pelampung-pelampung yang di lalui tali pelampung diikatkan pada tali ris atas, sedangkan pada bagian bawahnya adalah pemberat yang dilekatkan pada tali ris bawah. Fungsi dari pelampung dan pemberat ini agar jaring dapat terbentang sempurna di dalam air (2009 : 61).

     Jenis ikan yang tertangkap dengan gill net adalah ikan-ikan dasar dan ikan damersal seperti laying cakalng, kembung, dan lain lain. Selain ikan dasar dan ikan damersal, ikan sauri, tuna, salmon, mackarel juga menjadi tujuan penangkapan gill net. Tidak hanya ikan itu saja udang, lobster, kepiting juga terjerat oleh gill net.

      Untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak diperlukan cara pengoprasian yang benar. Gill net dioperasikan di suatu perairan laut dengan menggunakan sebuah kapal motor. Dalam pengoprasian gill net yang dilakukan pertama kali adalah menentukan daerah penangkapannya. Setelah itu, jaringan direntangkan menghadap arah renang ikan, sehingga ikan-ikan dapat tertangkap dengan terjeratnya insang pada mata jaring operasi penangkapan ikan dapat dilakukan pada malam hari maupun pagi hari. Yang penting warna jaring tidak terlihat oleh ikan.

B.     Jenis-jenis Gill Net

     Menurut Martasuganda (2002), jaring insang dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pengoperasiannya menjadi lima jenis, yaitu :

1)      jaring insang tetap (fixed gillnet atau set gillnet),

2)      jaring insang hanyut (drift gillnet),

3)      jaring insang lingkar (encircling gillnet),

4)      jaring insang giring (frightening gillnet atau drive gillnet),

Page 18: Makalah alat tangkap gill net

5)      jaring insang sapu (rowed gillnet).

      Menurut Ayodhyoa (1979) vide Walus (2001),

berdasarkan lapisan jaring yang membentuk dinding jaring dibedakan menjadi :

  jaring insang berdinding tunggal dan berdinding tiga (trammel net),

Sedangkan berdasarkan lapisan kedalaman air tempat dioperasikannya alat ini dapat dibedakan menjadi :

a.       jaring insang permukaan (surface gillnet),

b.      jaring insang lapisan air tengah (midwater gillnet), dan

c.       jaring insang dasar (bottom gillnet).

     Sedangkan, menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia (2005), jaring insang dibedakan menjadi: 

         Jaring insang hanyut (Drift Gillnet), dimana jaring ini dipasang dengan cara terbentang dan dihanyutkan untuk menghadap sekumpulan ikan.

         Jaring insang lingkar (Encircling Gillnet), dimana jaring ini dipasang melingkari sekumpulan ikan dan saat ikan bergerak ke segala arah maka akan terjerat pada jaring.

         Jaring insang tetap (Set Gillnet), dimana jaring insang ini umumnya dipasang dengan menggunakan pemberat atau diikatkan pada sesuatu hingga tidak hanyut terbawa arus.

          Jaring klitik (Shrimp EntanglingGillnet), dimana jaring insang ini pada umumnya dipasang pada daerah dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal dan udang.

         Jaring tiga lapis (Trammel Net), dimana jaring insang yang terdiri dari beberapa lapisan jaring agar ikan yang terjerat tidak mudah lepas kembali.

C.     Syarat-Syarat Gill Net

      Agar ikan-ikan mudah terjerat (gill net) pada mata jaring dan dapat terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring, maka baik material yang dipergunakan ataupun pada waktu pembuatan jaring hendaklah diperhatikan hal-hal antara lain seperti berikut (Nomura, 1978; Ayodhyoa, 1981).

Page 19: Makalah alat tangkap gill net

1)      Kekuatan dari Twine (Rigidity of Netting Twine)

     Twine yang dipergunakan hendaklah lembut tidak kaku,pliancy, suppeleness. Dengan demikian, twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nilon, kremona, dan lain-lain, dimana twine ini mempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami, dan lainnya yang fibresnya keras tidak digunakan.

Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh dengan cara memperkecil diameter twine atau jumlah pilin persatuan panjang dikurangi, atau bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.

2)      Ketegangan Rentangan Tubuh Jaring

    Yang dimaksud dengan keterangan rentangan disini ialah rentangan ke arah panjang jaring. Jaring mungkin direntangkan dengan tegang sekali, tetapi mungkin pula tidak terlalu tegang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension bail pada float line ataupun pada tubuh jaring, dan sedikit banyak berhubungan pula dengan jumlah tangkapan yang akan diperoleh.

Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali,sinking force dari sinker, dan juga shortening yang digunakan.

3)      Shortening atau Shrinkage

       Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) ataupun terbelit-belit pada mata jaring dan supaya ikan-ikan tersebut tidak mudah terlepas dari mata jaring, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup. Yang dimaksudkan shortening atau shrinkage adalah pengerutan, yaitu beda panjang tubuh jaring dalam keadaan tegang sempurna dengan panjang jaring setelah diletakkan padafloat line ataupun sinker line, disebutkan dalam persen.

Contoh : Panjang tubuh jarring (webbing) 100m, setelah ditata jarring menjadi 70m (panjang float line maupun sinker line),maka dikatakan shortening tersebut adalah :

            (100 – 70 x 100% = 30%

                 100

            (L0 – L1) x 100% = 30%

                 L0

4)      Tinggi Jaring

     Yang dimaksud dengan tinggi jaring ialah jarak antarafloat line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Untuk jaring insang tetap, akibat resistenceterhadap arus akan meyebabkan perubahan bentuk jaring, pertambahan lebar jaring (mesh depth) akan juga berarti pertambahan resistance terhadap arus. Biasanya lebar jaring insang tetap tidak melebihi dari sekitar 7 meter.

5)      Mesh Size dan Besar Ikan

Page 20: Makalah alat tangkap gill net

     Antara mesh size dari gill net dan besar ikan yang terjerat(gilled) terdapat hubungan yang erat sekali. Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh sizemempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan besifat selektif terhadap besar ukurancatch yang diperolehnya.

6)      Warna Jaring

      Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kedalaman dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan, dan faktor lainnya. Sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat terlihat oleh ikan-ikan yang berbeda-beda. Demikian pula hendaklah warna jaring sama dengan warna air diperairan tersebut, juga warna jaring jangan membuat yang sangat kontras, baik terhadap warna air juga terhadap warna dari dasar perairan tersebut.

Cara tertangkapnya ikan pada kedua jenis jaring ini, selain terjerat pada bagian belakang operculum atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum pada mata jaring bagian dalam, juga tertangkap secara terpuntal. Selain itu, ikan yang tertangkap dapat terjerat juga terpuntal pada jaring (Hadian, 2005).

Menurut Baranov (1999) vide Tibrizi (2003) menyatakan bahwa mekanisme tertangkapnya ikan dibedakan dalam tiga cara, yaitu:

  Gilled : Ikan terjerat mata jaring pada bagian operculum.

  Wedged : Ikan terjerat mata jaring pada bagian keliling tubuhnya.

  Tangled : Ikan terpuntal di jaring pada bagian gigi,maxillaria, sirip, apendik atau bagian tubuh ikan lainnya.

D.    Komponen Gill Net

         Tali pelampung (float line). Seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pelampung.

         Pelampung (float). Sesuatu benda yang mempunyai daya apung dan dipasang pada jaring bagian atas berfungsi sebagai pengapung jaring.

         Tali penguat atas (upper selvadge line). Seutas tali yang terletak di antara tali pelampung dengan tali ris atas berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian atas.

         Tali ris atas (head rope). Seutas tali yang dipergunakan untuk menggantungkan tubuh jaring.

         Serampat atas (upper selvadge). Serampat atas adalah lembaran jaring yang terpasang di atas tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian atas.

         Tubuh jaring (net body). Lembaran jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang merata atau sama/seragam.

Page 21: Makalah alat tangkap gill net

         Serampat bawah (lower selvadge). Lembaran jaring yang terpasang di bawah tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian bawah.

         Tali ris samping (side line). Seutas tali yang dipasang pada sisi-sisi tubuh jaring berfungsi sebagai pembatas tinggi jaring insang.

         Tali ris bawah (ground rope). Seutas tali yang dipergunakan untuk membatasi gerakan jaring ke arah samping.

         Tali penguat bawah (lower selvadge line). Seutas tali yang terletak di antara tali ris bawah dengan tali pemberat berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian bawah.

         Tali pemberat (sinker line). Seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat.

         Pemberat (sinker). Benda yang mempunyai daya tenggelam dan dipasang pada jaring bagian bawah, berfungsi sebagai penenggelam jaring.

E.     Pengoperasian Gill Net

      Secara umum pengoperasian gillnet dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang dilakukan secara semi aktif pada siang hari. Pengoperasian gillnet secara pasif umumnya dilakukan pada malam hari, dengan atau tanpa alat bantu cahaya. Kemudiangillnet dipasang di perairan yang diperkirakan akan dilewati ikan atau hewan lainnya dan dibiarkan beberapa lama sampai ikan menabrak dan terjerat memasuki mata jaring. Lama waktu pemasangan gillnet disesuaikan dengan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikan (Martasuganda, 2005).

      Metode pengoperasian alat tangkap gillnet pada umunya terdiri atas beberapa tahap, yaitu (Miranti, 2007):

a)      Persiapan Alat

     Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gillnet diatas kapal penangkapan ikan disesuaikan dengan susunan peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill net dapat disusun di atas kapal pada : 

1.      buritan kapal

2.      samping kiri kapal 

Page 22: Makalah alat tangkap gill net

3.      samping kanan kapal

b)      Waktu Penangkapan

      Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu malam bila bulan elap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.

c)      Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

     Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke daerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :

1.      bukan daerah alur pelayaran umum dan

2.      arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots

3.      dasar perairan tidak berkarang

d)     Penurunan Alat

Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, maka persiapan alat dimulai, yaitu :

1.      posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya dari tempat penurunan alat

2.      setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tanda ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampung tanda.

3.      pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900

e)      Penaikan Alat dan Pengambilan Ikan

       Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jaring dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kurang jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain yang lebih besar.

       Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali selambar muka dan terakhir pelampung tanda.

       Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati agar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.

Page 23: Makalah alat tangkap gill net

Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih dan langsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garam secukupnya agar iakn tidak lekas membusuk.

Ayodhyoa, A.U. 1983. Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan IPB: Bogor. Hal. 53-58Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan. 2009. Alat Penangkapan Ikan. Jakarta. Hal. 61Nautika-perikanan-laut.blogspot.com/2009/04/ jaring-insang-gillnet.htmlSamsudinpunya.blogspot.com /2011/13/jaring-insang-lingkar-encircling-gillnet.htmlSudirman, Mallawa Achmar. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta. Hal. 71

Laporan TPHP Dapus

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Adawyah. 2007. Teknologi Referigrasi Hasil Perikanan Jilid II Teknik Pembekuan Ikan. CV. Paripurna, Jakarta.

Afrianto, Eddy dan Evi, L. 2005. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Agustini, TW., Darmanto, YS., dan Putri, DPK. 2008. Evaluation On Utilization Of Small Marine Fish To Produce Surimi Using Different Cryoprotective Agents To Increase The Quality Of Surimi. Journal of Coastal Development Volume 11, Number 3. http://www.akademik.unsri.ac.id/ (01 Desember 2011, 21.10).

Berka, R. 19SG. The Transportation of Live Fish. A Riview. EUFAC Technology Paper, 48:l-52.

Page 24: Makalah alat tangkap gill net

Caggiano, M. 2009. Quality in harvesting and post harvesting procedures   influence on quality. Fish and freshness and quality assessment for sea bass and sea bream. Torre Canne di Fassano, Italy.

Darmanto. 1998. Pengaruh Pre Rigor, Rigor, Post Rigor terhadap Indeks Rigor      K-Value dan Kemunduran Mutu Pasta Ikan pada Berbagai Jenis Ikan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Edisi Maret 1998 [Jurnal]. UNDIP, Semarang.

Djazuli, N. dan T. Handayani 1992. Transportasi Ikan Hidup dan Olahan Hasil Laut. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Jakarta.

Eko, B. 2004. Akuarium Laut. Kanisius. Jogjakarta.

Feistel and Wagner. 2006. "A New Equation of State for H2O Ice Ih". J. Phys. Phys. Chem.Ref.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Hasil Perikanan. Jilid 1. Liberty. Yogyakarta.

Hari, I. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Hidayat, Nur dan Suhartini, S. 2005. Olahan Ikan Segar. Trubus Agrisarana. Surabaya.

Ilyas, S dan Yunizal. 1993. Teknik Refrigerasi Hasil-Hasil Perikanan. Lembaga Teknologi Perikanan. Jakarta.

Ilyas, S   . 1993. Teknologi Referigrasi Hasil Perikanan Jilid II Teknik Pembekuan Ikan. CV. Paripurna, Jakarta.

Page 25: Makalah alat tangkap gill net

Indra, J dan Dewi, K.R. 2006. Aplikasi Metode Akustik untuk Uji Kesegaran Ikan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol. IX  Nomor 2 Tahun 2006 [Jurnal].

Irianto, E. H. dan Soesilo. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. [Seminar]. Bogor. [Jurnal].

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Bandung.

Martyshev, F.G. 1983. Pond Fisheries. Ameerican Publishing Company. PVT Limited. New Delhi.

Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Murniyati, A.S. dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Anggota IKAPI. Bogor.

Saanin, H. 2001. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Bina Tjipta. Bogor.

Said, A. 1997. Budidaya Udang Windu. Azka Press. Jakarta.

Page 26: Makalah alat tangkap gill net

Shawyer, M. and Pizzali. 2003. The Use of Ice on Small Fishing Vessels. [Jurnal].

Sorensen, N.K., Brataas, Nyvold, T.E., dan Lauritzen. 1997. Influence of Early Processing (Pre-Rigor) on Fish Quality[Jurnal]. http://www.ub.uit.no  /munin/bitstream/10037/1819/5/paper_1.pdf (19 November 2011).

Suyanto, R.S. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tabrani. 1997. Teknologi Hasil Perairan. Universitas Islam Riau Press. Riau.

Wibowo, E. 2003. Modul Kuliah Budidaya Perairan. Universitas Diponegoro Semarang.

Yono, S. 2006. Teknologi Hasil Perikanan. Jilid 1. Liberty. Yogyakarta.

Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.          1981.Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah          BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.           1987.Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi         Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor