27
MAKALAH AYAT DAN HADITS EKONOMI “Harta dan Hak Kepemilikan” Dosen Pengampu : Muhammad Izza, MSI. Disusun oleh : 1. Moch. Ari Wibowo (2013002003) 2. Miftahuddin (2013002009) 3. Tri Hadi Susanto (2013002005)

Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

harta dan hak kepemilikan

Citation preview

Page 1: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

MAKALAH AYAT DAN HADITS

EKONOMI

“Harta dan Hak Kepemilikan”

Dosen Pengampu : Muhammad Izza, MSI.

Disusun oleh :

1. Moch. Ari Wibowo (2013002003)

2. Miftahuddin (2013002009)

3. Tri Hadi Susanto (2013002005)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

2014/2015

Page 2: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta

Hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah Ayat dan Hadits

Ekonomi yang berjudul “Harta dan Hak kepemilikan” yang mana pembahasannya

meliputi : Pengertian Harta, Kedudukan dan Fungsi Harta, Pengertian Hak dan

Milik, Sebab-sebab Kepemilikan dan Macam-macam Kepemilikan itu sendiri.

Makalah ini dapat kami susun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi

nilai Mata Kuliah Ayat dan Hadits Ekonomi pada salah satu Mata Kuliah Program

Studi Ekonomi Islam di STIE Muhammadiyah Pekalongan. Tak Luput makalah

ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dorongan dari Orangtua, Dosen

Pengampu dan Teman-teman seperjuangan, Dalam Penyusunan Makalah kami

mengambil referensi dari buku-buku Karya Muhammad Abu Zahrah, Wahab Al

Zuhaily, Rahmat Syafe’i, Hendi Suhendi, Harun Nasroen, Mohammad Hidayat,

dll.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat kekurangan, Oleh karena itu

semua kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Kami harapkan guna

perbaikan selanjutnya. Akhirnya Penyusun berharap kiranya makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,

Pekalongan, 25 Oktober 2014

Penyusun

ii

Page 3: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3. Tujuan Masalah.........................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................3

PEMBHASAN.....................................................................................................................3

2.1. Pengertian Harta........................................................................................................3

2.2. Harta Menurut Imam Madzab...................................................................................4

2.3. Kedudukan dan Fungsi Harta....................................................................................5

2.4. Pengertian Hak dan Milik.........................................................................................8

2.5. Sebab-Sebab Kepemilikan......................................................................................10

2.6. Macam-macam Kepemilikan..................................................................................13

BAB III..............................................................................................................................15

PENUTUP..........................................................................................................................15

3.1. Kesimpulan.............................................................................................................15

3.2. Saran........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

iii

Page 4: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan dimana manusia tidak

akan bisa terpisah darinya.  Secara umum, harta merupakan sesuatu yang disukai

manusia, seperti hasil pertanian, perak dan emas, ternak atau barang-barang lain

yang termasuk perhiasan dunia.

Manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksistensinya dan

demi menambah kenikmatan materi dan religi, dia tidak boleh berdiri sebagai

penghalang antara dirinya dengan harta. Namun, semua motivasi ini dibatasi

dengan tiga syarat, yaitu harta dikumpulkannya dengan cara yang halal,

dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta ini harus dikeluarkan hak

Allah dan masyarakat tempat dia hidup.

Harta yang dimiliki setiap individu selain didapatkan dan digunakan juga

harus dijaga. Menjaga harta berhubungan dengan menjaga jiwa, karena harta akan

menjaga jiwa agar jauh dari bencana dan mengupayakan kesempurnaan

kehormatan jiwa tersebut. Menjaga jiwa menuntut adanya perlindungan dari

segala bentuk penganiayaan, baik pembunuhan, pemotongan anggota badan atau

tindak melukai fisik.

Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.

kemudian Allah  telah menyerahkannya kepada manusia untuk menguasai harta

tersebut melalui izin-Nya  sehingga orang tersebut sah memiliki harta tersebut.

Adanya pemilikan seseorang atas  harta kepemilikian individu tertentu mencakup

juga kegiatan memanfaatkan dan mengembangkan kepemilikan harta yang telah

dimilikinya tersebut. Setiap muslim yang telah secara sah memiliki harta tertentu

maka ia berhak memanfaatkan dan mengembangkan hartanya. Hanya saja dalam

memanfaatkan dan mengembangkan harta yang telah dimilikinya tersebut ia tetap

1

Page 5: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

wajib terikat dengan ketentuan-ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan

pemanfaatan dan pengembangan harta.

Namun sebaliknya kondisi saat ini khususnya di Indonesia ada batas-batas

kepemilikan harta yang sebenarnya dapat dimiliki untuk umum. Bahkan banyak

intervensi Negara asing yang ingin menguasai kepemilikan umum menjadi milik

pribadi.

Berangkat dari permasalahan diatas, maka makalah ini akan menguraikan 

Makna harta dalam pandangan Islam, Kedudukan dan Fungsi Harta, Makna dari

Hak dan Kepemilikan, Sebab-sebab Kepemilikan dan Macam-macam

kepemilikan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Harta atau Mal ?

2. Bagaimanakah kedudukan dan fungsi Harta atau Mal ?

3. Apakah yang dimaksud dengan Hak dan Milik ?

4. Apa Saja Sebab-sebab Kepemilikan itu ?

5. Apa Saja Macam-macam Kepemilikan itu ?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian Harta atau Mal.

2. Untuk Mengetahui kedudukan dan fungsi Harta atau Mal.

3. Untuk Mengetahui Makna dari Hak dan Milik.

4. Untuk Mengetahui Sebab-sebab Kepemilikan.

5. Untuk Mengetahui Macam-macam Kepemilikan.

6.

2

Page 6: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

BAB II

PEMBHASAN

2.1. Pengertian Harta

Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal, berasal dari kata - ميال- بميل مال

yang menurut bahasa berarti condong, cenderung, atau miring. Al-mal juga

diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan mereka

pelihara, baik dalam bentuk materi, maupun manfaat.

Menurut bahasa umum, arti mal ialah uang atau harta. Adapun menurut

istilah, ialah “segala benda yang berharga dan bersifat materi serta beredar di

antara manusia”1

Menurut ulama Hanafiyah yang dikutip oleh Nasrun Haroen,2 al-mal

(harta) yaitu:

أو الحاجة وقت الى إدخاره ويمكن االنسان طبع إليه يميل ما

به وينتفع واحرازه حيازتة يمكن ما كان

“Segala yang diminati manusia dan dapat dihadirkan ketika diperlukan, atau

segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan.”

Menurut jumhur ulama (selain ulama Hanafiyah) yang juga dikutip oleh

Nasroen Haroen, al-mal (harta) yaitu:

بضمانه متلفها يلزم قيمة له ما كل

"segala sesuatu yang mempunyai nilai, dan dikenal ganti rugi bagi orang

yang merusak atau melenyapkannya."

1 Wahab al-Zuhaily, Al Fiqh al-Islami wa Adillatuh, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2005), juz 4, hlm.8.2 Muhammad Abu Zahrah, Al-Milkiyah wa Nazhariyah al-‘aqad fi al-syari’ah al-Islamiyah, (Mesir; Dar al-Fikr al-Arabi, 1962), hlm. 15.

3

Page 7: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Harta tidak saja bersifat materi melainkan juga termasuk manfaat dari

suatu benda. Akan tetapi, ulama Hanafiyah berpendirian bahwa yang dimaksud

dengan harta itu hanya bersifat materi.

Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak

dicampuri penggunaannya oleh orang lain. Adapun harta adalah sesuatu yang

dapat disimpan untuk digunakan ketika dibutuhkan. Dalam penggunaannya, harta

dapat dicampuri oleh orang lain. Jadi, menurut ulama Hanafiyah, yang dimaksud

harta hanyalah sesuatu yang berwujud (a’yan).

2.2. Harta Menurut Imam Madzab

a) Madzab Hanafi

Dalam pandangan ulama hanafiyah yang dimaksud dengan mal ialah

membedakan antara hak milik dengan harta. Sementara jumhur ulama tidak

membedakannya. Ulama hanafiyah membedakan antara Hak milik dengan Harta :

a) Hak Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak

dicampuri penggunaannya oleh orang lain.

b) Harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika

dibutuhkan, dalam penggunaannya bisa dicampuri orang lain. sesuatu yang

digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga

dibutuhkan atau bisa juga harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan untuk

digunakan ketika dibutuhkan, dalam penggunaannya bisa dicampuri oleh orang

lain, maka menurut Hanafiah yang dimaksud harta hanyalah sesuatu yang

berwujud (a’yan).

b) Madzab Maliki

4

Page 8: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Mendefinisikan hak milik menjadi dua macam. Pertama, adalah hak yang

melekat pada seseorang yang menghalangi orang lain untuk menguasainya.

Kedua, sesuatu yang diakui sebagai hak milik secara ’urf (adat).

c) Madzab Syafi’i

Mendefinisikan hak milik juga menjadi dua macam. Pertama, adalah

sesuatu yang bermanfaat bagi pemiliknya; kedua, bernilai harta.

d) Madzab Hambali

Mendefinisikan hak milik menjadi dua macam. Pertama, sesuatu yang

mempunyai nilai ekonomi; kedua, dilindungi undang-undang

Dari 4 madzab tersebut dapat disimpulkan tentang pengertian harta atau hak milik:

1. Sesuatu itu dapat diambil manfaat

2. Sesuatu itu mempunyai nilai ekonomi

3. Sesuatu itu secara ’urf (adat yang benar) diakui sebagai hak milik

4. Adanya perlindungan undang-undang yang mengaturnya.

2.3. Kedudukan dan Fungsi Harta

Harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia dalam menjalani

kehidupan di dunia ini, sehingga oleh ulama ushul fiqh persoalan harta

dimasukkan ke dalam salah satu al-dharuriyyat al-khamsah (lima keperluan

pokok), yang terdiri atas: agama, jiwa, akal keturunan dan harta.

Selain merupakan salah satu keperluan hidup yang pokok bagi manusia,

harta juga merupakan perhiasan kehidupan dunia, sebagai cobaan (fitnah), sarana

untuk memenuhi kesenangan dan sarana untuk menghimpun bekal bagi kehidupan

akhirat.

Allah berfirman: Surat At-Taghaabun: 15

5

Page 9: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di

sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Harta sebagai sarana untuk memenuhi kesenangan, Allah berfirman: Surat

Ali-Imran: 14

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah

kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

(surga).”

Harta sebagai sarana untuk menghimpun bekal menuju kehidupan akhirat,

Allah berfirman: Surat Al-Baqarah: 262.

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka

tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut

pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka

memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap

mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Adapun fungsi harta dapat dijelaskan sebagai berikut :3

3 Lihat Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, hlm. 27-29. Lihat pula Rahmat Syafe’i. Fiqh Muamalah, hlm. 30-31.

6

Page 10: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Fungsi harta sangat banyak, baik kegunaan dalam hal yang baik maupun

kegunaan hal yang jelek. Di antara sekian banyak fungsi harta sebagai berikut :

1. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdhah),

sebab untuk beribadah diperlukan alat-alat, seperti kain untuk menutup aurat

dalam pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat,

sedekah dan hibah.

2. Untuk meningkatkan (ketakwaan) kepada Allah, sebab kekafiran cenderung

dekat kepada kekafiran, sehingga pemilikan harta dimaksudkan untuk

meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

3. Untuk meneruskan kehidupan dari suatu periode ke periode berikutnya,

sebagaimana firman Allah: Surat An-Nisa: 9.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah

dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”

4. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.

Nabi SAW bersabda:

يصيبا حتى لدنياة وآلخرة آلخرته الدنيا ترك من كم بخير ليس

) البخارى ( رواه اآلخرة الى بالغ الدن فإن جميعا

“Bukanlah orang yang baik yang meninggalkan masalah dunia untuk masalah

akhirat, dan yang meniggalkan masalah akhirat untuk urusan dunia, sehingga

seimbang di antara keduanya, karena masalah dunia adalah menyampaikan

manusia kepada masalah akhirat.”

7

Page 11: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

5. Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena menuntut ilmu

tanpa biaya akan terasa sulit, misalnya, seseorang tidak dapat kuliah di

perguruan tinggi, jika ia tidak memiliki biaya.

6. Untuk memutar (men-tasharruf) peran-peran kehidupan, yakni adanya

pembantu dan tuan, adanya orang kaya dan miskin yang saling membutuhkan,

sehingga tersusunlah masyarakat yang harmonis dan berkecukupan.

7. Untuk menumbuhkan silaturahmi, karena adanya perbedaan dan keperluan

antara satu sama lain. Firman Allah: Surat Al-Hasyr: 7.

“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara

kamu.”

Penggunaan harta dalam ajaran Islam harus senantiasa dalam pengabdian

kepada Allah dan dimanfaatkan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri)

kepada Allah. Pemanfaatan harta pribadi tidak boleh hanya untuk pribadi pemilik

harta, melainkan juga digunakan untuk fungsi sosial dalam rangka membantu

sesama manusia.

2.4. Pengertian Hak dan Milik

Kata hak berasal dari bahasa Arab al-haqq, yang secara etimologi

mempunyai beberapa pengertian yang berbeda, di antaranya berarti: milik,

ketetapan dan kepastian, menetapkan dan mejelaskan, bagian (kewajiban), dan

kebenaran.

Contoh al-haqq diartikan dengan ketepatan dan kepastian terdapat dalam

surat Yasin ayat 7:

“Sesungguhnya telah pasti Berlaku Perkataan (ketentuan Allah) terhadap

kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.”

8

Page 12: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Dalam mitologi fiqh terdapat beberapa pengertian al-haqq yang

dikemukakan oleh para ulama fiqh, di antara menurut Wahbah al-Zuhaily4 :

Kata milik berasal dari bahasa Arab al-milk, yang secara etimologi berarti

penguasaan terhadap sesuatu. Al Milk juga berarti sesuatu yang dimilki (harta).

Milk juga merupakan hubungan seseorang dengan suatu harta yang diakui oleh

syara’, yang menjadikannya mempunyai kekuasaan khusus terhadap harta itu,

sehingga ia dapat melakukan tindakan hukum terhadap harta tersebut, kecuali

adanya kalangan syara’. Kata milik dalam bahasa Indonesia merupakan kata

serapan dari kata al-milk dalam bahasa Arab.

Secara mitologi, al-milk didefinisikan oleh Muhammad Abu Zahrah

sebagai berikut5 :

بالتصرف يستبد أن شرعا صاحبه يمكن إختصاص

الشرعي المانع عدم عند .واالنتفاع

“Pengkhususan seseorang terhadap pemilik sesuatu benda menurut syara’ untuk

bertindak secara bebas dan bertujuan mengambil manfaatnya selama tidak ada

penghalang yang bersifat syara.”

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dibedakan antara hak dan milik. Untuk

lebih jelasnya dicontohkan sebagai berikut: Seorang pengampu berhak

menggunakan harta orang yang berada di bawah ampuannya. Pengampu berhak

untuk membelanjakan harta itu dan pemiliknya adalah orang yang berada dibawah

ampuannya. Dengan kata lain, tidak semua yang memiliki benda berhak

menggunakan dan tidak semua yang punya hak penggunaan dapat memiliki.

4 M. Abdul Mujieb (et al), Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), cet.

Ke-1, hlm. 191.

5 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), cet. Ke-2, hlm.73.

9

Page 13: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Hak yang dijelaskan di atas adakalanya merupakan sulthah (kekuasaan)

adakalanya berupa taklif (tanggung jawab).

1. Sulthah terbagi dua, yaitu sulthah ‘ala al-nafsi dan ‘ala syaiin mu’ayyanin.

a) Sulthah ‘ala al-nafsi ialah hak seseorang terhadap jiwa, seperti hak

hadhanah (pemeliharaan anak).

b) Sulthah ‘ala syaiin mu’ayyanin ialah hak manusia untuk memiliki

sesuatu, seperti seseorang berhak memiliki mobil.

2. Taklif adalah orang yang bertanggung jawab. Taklif adakalanya

tanggungan pribadi (‘ahdah syakhshiyyah), seperti seorang buruh

menjalankan tugasnya, adakalanya tanggungan harta (‘ahdahmaliyah),

seperti membayar utang.

2.5. Sebab-Sebab Kepemilikan

Sebab-sebab Kepemilikan di antaranya6 :

1. Melalui Pewarisan

Allah Swt berfirman dalam Alqur’an surat An-Nisa ayat: 7

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan

kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan

ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah

ditetapkan.”

2. Melalui Akad

Kepemilikan yang dilakukan melalui akad (transaksi) yang dilakukannya

dengan orang lain atau suatu badan hukum, seperti jual beli, hibah dan wakaf.6 Mohammad Hidayat, The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), cet. Ke-1, hlm.125-128.

10

Page 14: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Dengan hibah, Allah Swt berfirman surat Al-Baqarah ayat 177 :

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,

akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari

Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang

dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir

(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan

orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang

sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah

orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang

bertakwa.”

3. Melalui Penggantian (Khalafiyah)

Kepemilikan yang diperoleh melalui penggantian dari seseorang kepada

orang lain (waris) seperti yang tercantum dalam An Nisa Ayat: 7

11

Page 15: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan

kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan

ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah

ditetapkan.”

4. Melalui tawallud bin mamluk

kepemilikan dari hasil harta yang telah dimiliki seseorang baik hasil itu

dating secara alami (seperti buah di kebun, anak kambing lahir dan bulu domba)

atau melalui usaha pemiliknya seperti hasil usaha sebagai pekerja atau keuntungan

yang diperoleh sebagai pedagang dengan usaha yang halal, artinya sah menurut

hukum dan benar menurut ukuran moral.

Allah Swt Berfirman surat An-Nisa’ Ayat 32 :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di

antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)

harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta

benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”.

2.6. Macam-macam Kepemilikan

Macam-macam Kepemilikan ada 27 :

7 Mohammad Hidayat, The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), cet. Ke-1, hlm.133-134.

12

Page 16: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

1. Milik Sempurna (Al-Milk At-Tam)

Jika materi dan manfaat harta itu dimiliki sepenuhnya oleh seseorang sehingga

seluruh hak yang terkait dengan harta berada di bawah penguasaannya.

Kepemilikan seperti ini bersifat mutlak, tidak dibatasi masa dan tidak bisa

digugurkan oleh orang lain. Contoh kepemilikan seseorang atas sebuah rumah

membuat orang tersebut berkuasa terhadap rumah itu dan bisa

memenfaatkannya secara bebas.

2. Milik Tidak Sempurna (Al-Milk An-Naqish)

Apabila seseorang hanya menguasai materi harta tersebut tetapi manfaatnya

dikuasai oleh orang lain,

Ada 5 kepemilikan jenis ini:

a. I’arah (Pinjam-meminjam); akad terhadap kepemilikan manfaat tanpa ganti

rugi

b. Ijarah (Sewa-Menyewa); pemilikan manfaat dengan kewajiban membayar

ganti rugi atau sewa

c. Wakaf; akad pemilikan manfaat untuk kepentingan orang yang diberi wakaf

sehingga ia memanfaatkannya dan orang lain hanya boleh memanfaatkan

melalui izinnya.

d. Wasiat; akad yang bersifat pemberian sukarela dari pemilik harta kepada

orang lain tanpa ganti rugi yang berlaku setelah si pemberi wasiat wafat.

e. Ibahah; penyerahan manfaat hak milik seseorang kepada orang lain seperti;

mengizinkan seseorang untuk menimba air dari sumurnya dan menyediakan

harta untuk kepentingan umum.

13

Page 17: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal, berasal dari kata - ميال- بميل مال

yang menurut bahasa berarti condong, cenderung, atau miring. Al-mal juga

diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan mereka

pelihara, baik dalam bentuk materi, maupun manfaat.

Menurut bahasa umum, arti mal ialah uang atau harta. Adapun menurut istilah,

ialah “segala benda yang berharga dan bersifat materi serta beredar di antara

manusia”

14

Page 18: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

Harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia dalam menjalani

kehidupan di dunia ini, sehingga oleh ulama ushul fiqh persoalan harta

dimasukkan ke dalam salah satu al-dharuriyyat al-khamsah (lima keperluan

pokok), yang terdiri atas: agama, jiwa, akal keturunan dan harta.

Selain merupakan salah satu keperluan hidup yang pokok bagi manusia,

harta juga merupakan perhiasan kehidupan dunia, sebagai cobaan (fitnah), sarana

untuk memenuhi kesenangan dan sarana untuk menghimpun bekal bagi kehidupan

akhirat.

Kata hak berasal dari bahasa Arab al-haqq, yang secara etimologi

mempunyai beberapa pengertian yang berbeda, di antaranya berarti: milik,

ketetapan dan kepastian, menetapkan dan mejelaskan, bagian (kewajiban), dan

kebenaran.

Kata milik berasal dari bahasa Arab al-milk, yang secara etimologi berarti

penguasaan terhadap sesuatu. Al Milk juga berarti sesuatu yang dimilki (harta).

Milk juga merupakan hubungan seseorang dengan suatu harta yang diakui oleh

syara’, yang menjadikannya mempunyai kekuasaan khusus terhadap harta itu,

sehingga ia dapat melakukan tindakan hukum terhadap harta tersebut, kecuali

adanya kalangan syara’. Kata milik dalam bahasa Indonesia merupakan kata

serapan dari kata al-milk dalam bahasa Arab.

3.2. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca terutama pada Dosen Pengampu Mata Kuliah

Ayat dan Hadits Ekonomi, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi

lebih baik. Atas kritik dan saran Saudara, penulis mengucapkan terima kasih.

15

Page 19: Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Zuhaily, Wahab. 2005. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Damaskus : Dar Al-Fikr,

2005.

Haroen, Nasrun. 2007. Fiqh Muammalah. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007.

Hidayat, Mohammad. 2010. The Sharia Economic. Jakarta : Zikrul Hakim, 2010.

Mujieb, M. Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994.

Zahrah, Muhammad Abu. 1962. Al-Milkiyah wa Nazhariyah al-'aqad fi 'al-syari'ah

al;islamiyah. Mesir : Dar Al Fikral-Arabi, 1962.

16