Upload
rubby-putra
View
3.196
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Bakteri dan Jamur
Citation preview
1
MAKALAH
BAKTERI DAN JAMUR
Disusun Oleh :
1. Dian Zuliana
2. Diana Sofwatun . N
3. Essil Mey. H
4. Heny Titiek. I
5. Umi Kulsum
6. Desliya R
7. Dwi Noveranti
8. Nur Aeni
SMA NEGERI 1 WANASARI
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ BAKTERI DAN
JAMUR “ tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi. selama penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa arahan atau bimbingan.
Untuk itu, ucapan terimakaih tak lupa kami sampaika kepada semua pihak terutama
pada guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi dan teman-teman sekelompok.
Yang dalam hal ini telah memberi mutivasi dalam bentuk materi maupun pemikiran
sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan dengan lancar. Semoga makalah ini
dapat bermafaat bagi semua pihak khusnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah
ini.
Wanasari, Oktober 2014
Penyusun
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................. 1
BAB II BAKTERI DAN JAMUR ..................................................................... 2
A. Bakteri ......................................................................................... 2
B. Jamur ......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
A. Simpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri dan Jamur adalah merupakan mikroorganisme atau merupakan jasad
hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil,
maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan
akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara
umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal antara lain :
1. Apa itu bakteri dan Jamur?
2. Apa saja manfaat dan kerugian Jamur dan Bakteri bagi manusia?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pebuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada para pembaca, agar mereka mengetahui apa
manfaat, bagaimana pemanfaatan bakteri tersebut dan pentingnya bakteri bagi
kehidupan manusia.
5
BAB II
BAKTERI DAN JAMUR
A. BAKTERI
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domainprokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran
besar dalam kehidupan di bumi.Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
sepertimitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara
sel prokariotdengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosisdengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi
dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Struktur sel
Seperti prokariot (organisme yang
tidak memiliki membran inti) pada
umumnya, semua bakteri memiliki
struktur sel yang relatif sederhana.
Sehubungan dengan ketiadaan
membran inti, meteri genetik (DNA
dan RNA) bakteri melayang-layang
di daerah sitoplasma yang bernamanukleoid. Salah satu struktur bakteri yang
penting adalah dinding sel. Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
6
besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri
gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan
peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat,
sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan
mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang digunakan untuk
membedakan kedua jenis kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan
Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.
Morfologi bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,
dan mempunyai variasi sebagai berikut :
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap
7
merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari
koloninya
Alat gerak
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.Bakteri yang
tidak memiliki alat gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media
pertumbuhannya atau lingkungan tempat bakteri tersebut berada. Sama seperti
struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa
8
spesies bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi
menjadi lima golongan, yaitu:
Atrik, tidak mempunyai flagel.
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.Secara
umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan
sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal,
mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi
semua makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih
tinggi dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan
komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati.
Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity,
RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban relatif dapat didefinisikan
sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatanmetabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan
mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan
kurang dari 84%. Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan
perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer
9
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan
baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas
sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Teknik
penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu
lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi
yang mulai berkembang sejak awal abad ke-20.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan
dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada
manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan
bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu
bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar
dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. [Sebagai
perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi
lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam
kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.
Peranan Di Bidang Kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga dapat
memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan
suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin
Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline
Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol
Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
10
Peranan Di Bidang Pangan
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses
fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis
makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki
masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan
cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi
dan mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau
makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus danStreptococcus
thermophilus
2. Mentega susu Streptococcus lactis
3. Terasi ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae
6. Kefir susu Lactobacillus bulgaricus danStreptococcus
lactis
B. JAMUR / FUNGI
Morfologi dan Fisiologi Fungi
Sebagian besar fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang
dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa. Disamping itu juga
terdapat fungi asepta, yaitu hifanya tidak dibagi sel-selnya oleh septum.
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler yang
mengelilingi membran plasma dan sitoplasma. Jamur sederhana berupa sel tunggal
atau benang-banang hifa saja.Jamur bertingkat tinggi terdiri dari anyaman hifa yang
disebut posenim atau pseudoparenkim.Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor
dan pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.
11
Pada khamir ukurannya sangat beragam 1 sampai 5 µm lebarnya dan
panjangnya 5 sampai 10 µm atau lebih. Bisanya berbentuk bulat telur, tetapi ada
yang memanjang atau berbentuk bola dan khamir tidak dilengkapi dengan flagelum
sebagai alat bergerak. Sedangkan kapang, tubuh atau talusnya terdiri dari 2 bagian
yaitu: miselium dan spora.
Sebagian besar jamur / fungi membentuk dinding selnya terutama dari kitin,
suatu polisakarida yang mengandung pigemen-pigmen yang kuat namun fleksibel
dan pautan di antara gula-gula seperti yang terdapat pada selulosa dan peptidoglikan.
Jamur atau Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu
substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat
pertumbuhan kebanyakan bakteri. Khamir merupakan mikroorganisme fakultatif,
artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun anaerobik.
Jamur atau Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu
optimum bagi kebanyakan spesies saprofitik dari 22 sampai 300C, spesies patogenik
12
mempunyai suhu ptimum lebih tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Pada cendawan
akan tumbuh pada atau mendekati 0° C (Pelczar, 1986).
Reproduksi Jamur / Fungi
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan
secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler ,
tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa
yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang
cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal
spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut
berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai.
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan
dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa
cendawan melebur.
13
4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospor
Klasifikasi Jamur
Klasifikasi jamur terutama berdasakan pada cirri-ciri spora seksual dan tubuh
buah yang ada selama tahap – tahap seksual dalam daur hidupnya. Cendawan yang
diketahui tingkat seksualnya disbut cendawan perfek/sempurna. Cendawan yang
dbelum diktahui tingkat seksualnya dinamakan cendawan imperfek. Berdasarkan
pada cara dan ciri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan sejati atau
berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Phycomycetes
Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah.
Ciri yang umum pada spesies ini adalah tidak adanya septum di dalam hifa yang
membedakan dengan tiga anggota yang lain. Phycomycetes mempunyai talus
miselium yang berkembang dengan baik. Hifa fertile menghasikan sporangium pada
ujung sporangiospora. Pada talus Rhizopus, disamping hifa vegetatif dan sporangium
terdapat juga hifa seperti hifa pendek dan bercabang banyak yang disebut rizoid
(Pelczar, 1986).
Ascomycetes
Ascomycetes menghasilkan dua macam spora, yang terbentuk secara
aseksual disebut konidiam, berkembang di dalam rantai ujung hifa. Macam spora ke
dua dihasilkan sebagai akibat reproduksi seksual. Empat atau delapan spora ini
disebut askospora, terbentuk di dalam askus berupa kantung. Kebanyakan hidup
sebagai saprofit. Banyak khamir termasuk kelas Ascomycetes karena membentuk
askospora. Secara aseksual, genus khamir Schizosaccharomyces ini memperbanyak
diri dengan pembelahan diri melintang.
Basidiomycetes
14
Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan
yang lainnya. Kelompok ini dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk di
luar pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycetes yang banyak dikenal meliputi
jamur, cendawan papan pada pepohonan, dan cendawan karat serta cendawan gosong
yang menghancurkan serealia. Jamur adalah tubuh buah, atau Basidiokarp yang
mengandung basidia bersama basidiosporanya.
Deuteromycetes
Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksinya imperfek.
Sebagian besar cendawan yang patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes.
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di dalam spesies
yang sama. Di samping fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di
antaranya parasitik seperti khamir. Salah satu spesies yang patogen adalah
Histoplasma capsulatum.
Peranan Fungi / Jamur Dalam Lingkungan Akuatik.
Yang Menguntungkan
a. Banyak jenis fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad decomposer. Artinya
jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa
yang berada (masuk) ke dalam badan air. Sehingga kehadirannya telah
dimanfaatkan di dalam rangka pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
b. Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan fungi, ternyata digunakan atau
dimanfaatkan oleh jasad-jasad lain, antara lain oleh microalgae, oleh bakteri atau
fungi sendiri. Sehingga dalam masalah ini jasad-jasad pengguna tersebut
dinamakan consumer atau jasad pemakai. Yang Merugikan akibat kehadiran
kelompok jamur/ fungi dalam air, dapat mendatangkan kerugian. Kehadiran
kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan
terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri
besi dan belerang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah
terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada
di dalamnya, menjadi bau, berubah warna, dan sebagainya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel
terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam
(endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur
tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel,
membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid,
ribosom, dan endospora.
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat
oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang
dan spiral.
Jamur/ Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan
aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur
lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi
hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Jamur juga berperan dalam kehidupan yaitu sebagai pengurai atau
dekompuser jasad yang sudah mati dan membebaskan zat zat kimia kea lam selain
itu jamur juga berperan dalam kehidupan manusia seperti pembuatan temped an
sebagainya.
B. Saran
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang bakteri dan jamur
serta pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang
pembuatan makalah ini. Mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan
makalah ini. Tetapi, karena keterbatasan itulah penulis termotivasi untuk menjadi
lebih baik.
Maka dari itu penulis berharap agar lebih memahami tentang pembuatan
makalah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih diperpanjang lagi sehingga
dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/02/optimalisasi-peran-lactobacillus-
bulgaricus-dalam-proses-produksi-yogurt/ (diunduh 13 Desember 2011)
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/peranan-rhizopus-oryzae-pada-
industri-tempe-dalam-peranan-peningkatan-gizi-pangan/ (diunduh 4 Desember 2011)
http://books.google.co.id/books?id=OzMMylYcf0IC&pg=PA35&lpg=PA35&dq=meta
bolisme+saccharomyces+cerevisiae+menjadi+roti&source=bl&ots=n-
6oIJDhrF&sig=Kiuek79MBOwv0ZeyddVHD5xBhww&hl=id&ei=EVPITrXDAeuNm
QXV54QE&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CC0Q6AEwAw#v=o
nepage&q&f=false(diunduh 27 Oktober 2011)
http://gugusimam.wordpress.com/2010/10/17/proses-produksi-keju/ (diunduh 28
Oktober 2011)