Upload
susyapriyani
View
3.383
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI
CYBER CRIME DAN CYBER LAW
Disusun Oleh :
SUSI APRIYANI KHUMAEROH
NIM: 11112390
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
Bekasi
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kasih
sayang-Nya kepada setiap manusia. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman Kita semua.
Makalah ini berisikan pengertian tentang Cybercrime dan Cyber law serta
beberapa contoh tentang kasusnya dan juga tindakan hukum yang menyertainya.
Melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua
yang ingin mengetahui tentang kejahatan didunia teknologi serta hukum pidana
maupun hukum perdata yang bisa didapatkan seseorang atas perbuatannya.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi syarat nilai UAS untuk mata kuliah
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (EPTIK) . Saya menyadari
bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
syarat yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT selalui meridhoi
segala usah yang kita lakukan, Amin.
Cikarang, 27 April 2014
Susi Apriyani Khumaeroh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan tekonologi informasi, media serta komunikasi telah mengubah
perilaku serta pola hidup masyarakat secara cepat. Pekembangan teknologi
informasi yang begitu cepat juga telah membuat hubungan dunia menjadi tanpa
batas, dimana setiap orang bisa megetahui kapan, dimana dan apa yang sedang
kita lakukan saat ini dengan sangat mudah. Perkembangan teknologi ini memang
memberikan banyak manfaat bagi manusia tetapi perlu kita ingat juga bahwa
teknologi informasi saat ini memiliki dua sisi mata uang karena selain
memberikan peningkatan bagi kesejahteraan serta kemajuan bagi peradapan
manusia sekaligus menjadi sarana efektif untuk melakukan kejahatan yang
melawan hukum.
B. Metode Penelitian
Blog ini adalah salah satu tugas Mata kuliah Etika Profesi Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( EPTIK ). Penyusunan blog ini adalah hasil dari apa
yang telah saya pelajari dari kampus atau bantuan internet maupun dari buku-buku
yang telah saya pelajari sebelumya. Saya berharap dengan adanya blog ini dapat
memberikan manfaat tentang pengetahuan mengenai cybercrime dan cyberlaw
beserta aspek hukum yang menyertainya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menggunakan beberapa tahap. Pada tahap
awal yaitu pengumpulan data dan fakta saya lakukan secara parelel, kemudian
seluruh data dan fakta yang dapat dihimpun saya seleksi, mana yang akan dibahas
lebih lanjut dalam makalah saya. Kemudian, segala data dan fakta yang telah lolos
seleksi saya kelompokkan dan saya urutkan berdasarkan tema pembahasan,
kemudian penulisan makalah ini dilakukan dengan memperhatikan data dan fakta
yang saya peroleh sebagai bahan referensi penulisan.
BAB II
CYBERCRIME
A. Definisi Cybercrime
Cybercrime adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada
teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum didalam
cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. Secara teknik tindak pidana tersebut
dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line crime dan cybercrime.
Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama antara
ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (internet).
Cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan
teknologi komputer dan telekomunikasi.
The Prevention of Crime and the Treatment of Offlenderes di Havana, cuba
pada tahun 1999 dan di Wina, Austria tahun 2000, menyebutkan ada 2 istilah
ynag dikenal:
1. Cybercrime dalam arti sempit disebut Computer Crime , yaitu prilaku ilegal/
melanggar yang secara langsung menyerang sistem keamanan komputer
dan/ atau data yang diproses oleh komputer.
2. Cybercrime dalam arti luas disebut Computer Related Crime, yaitu perilaku
ilegal/ melanggar yang berkaitan dengan sistem komputer atau jaringan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Cybercrime adalah
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai jaringan
komputer sebagai sarana/ alat atau komputer sebagai objek, baik untuk
memperoleh keuntungan ataupun tidak dengan merugikan orang lain.
B. Motif Cybercrime
Motif kejahatan didunia maya (cybercrime) pada umumnya dapt
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Motif Intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan
pribadi dan menujukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan
mengimplementasikan bidang teknologi informasi. Kejahatan dengan motif
ini pada umumnya dilakukan oleh seseorang secara individual.
2. Motif Ekonomi, politik dan kriminal yaitu, kejahatan yang dilakukan untuk
keuntungan pribadi atau olongan tertentu yang berdampak pada kerugian
secara ekonomi dan politik pada pihak lain, karena memiliki tujuan yang
dapat berdampak besar. Kejahatan dengan motif ini pada umumnya
dilakukan oleh sebuah korporasi.
C. FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA CYBERCRIME
Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya
kejahatan didunia maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu:
1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah negara
yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubung
antara jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan pelaku kejahatan
untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak meratanya penyebaran teknologi
menjadikan pihak yang satu lebih kuat dibangkan yang lain.
2. Faktor Sosial Ekonomi
Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang kemudian
dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan. Keamanan
jaringan merupakan isu global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai
komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan keamanan
jaringan. Melihat kenyataan seperti itu, cybercrime berada dalam skenario besar
dari kegiatan ekonomi dunia.
D. JENIS-JENIS CYBERCRIME
Jenis-jenis Cybercrime dapat dikelompokkan dalam banyak kategori. Salah satu
pemisahan jenis cybercrime yang umum dikenal adalah kategori berdasarkan
motif pelakunya.
1. Sebagai tindakan kejahatan murni
Kejahatan sengaja terjadi dan terencana untuk melakukan perusakan,
pencurian dan tindakan anarkis terhadap sistem informasi atau sistem
komputer. Tindakan kriminal dan memiliki motif kriminalitas dan biasanya
menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan.
2. Sebagai Tindakan Abu-Abu (tidak jelas)
Kejahatan terjadi terhadap sistem komputer tetapi tidak melakukan
perusakan, pencurian dan tindakan anarkis terhadap sistem informasi atau
sistem komputer. Contoh tindak pidana yang berkaitan dengan pelanggaran
hak cipta dan hak-hak terkait.
E. CYBERCRIME INDONESIA
Ada beberapa fakta kasus cybercrime yang sering terjadi di Indonesia,
diantaranya adalah:
1. Pencurian Account User Internet
Merupakan salah satu dari kategori Identity Thef and fraud (pencurian
identitas dan penipuan), hal ini dapat terjadi karena pemilik user kurang
aware terhadap keamanan didunia maya, dengan membuat user dan
password yang identik atau gampang ditebak dan memudahkan para pelaku
kejahatan dunia maya ini melakukan aksinya.
2. Deface (Membajak Situs Web)
Metode kejahatan deface adalah mengubah tampilan website menjadi sesuai
keinginan pelaku kejahatan. Bisa menampilkan tulisan-tulisan provokatif
atau gambar-gambar lucu. Deface juga merupakan salah satu jenis kejahatan
dunia maya yang paling favorit karena hasil kejahatan dapat dilihat secara
langsung oleh masyarakat.
3. Virus dan Trojan
Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan
atau menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan menyisipkan salinan
dirinya kedalam program atau dokumen lain. Trojan adalah sebuah bentuk
perangkat lunak yang mencurigakan yang dapat merusak sistem atau
jaringan. Tujuan dari tojan adalah memperoleh informasi dari target
(password, kebiasaan user yang tercatat dalam system log,data dan lain-lain)
dan mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target.
F. PENANGANAN CYBERCRIME
Cybercrime adalah masalah dalam dunia internet yang arus ditangani secara
serius. Sebagai kejahatan, penganan terhadap cubercrime dapat dianalogikan
sama dengan dunia nyata, harus dengan hukum legal yang mengatur. Berikut ini
ada beberapa cara penganan cybercrime:
1. Dengan Upaya Non Hukum
Adalah segala upaya yang lebih bersifat preventif dan persuasif terhadap
para pelaku, korban dan semua pihak yang berpotensi terkait dengan
kejahatan dunia maya.
2. Dengan Upaya Hukum (Cyberlaw)
Adalah segala upaya yang bersifat mengikat, lebih banyak memberikan
informasi mengenai hukuman dan jenis pelanggaran/kejahatan dunia maya
secara spesifik.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan terkait dengan cara pencegahan
cybercrime adalah sebagai berikut:
1. Untuk menanggulangi masalah Virus pada sistem dapat dilakukan dengan
memeasang anti virus dan anti spy ware dengan upgrading dan updating
secara periodik.
2. Untuk menaggulangi pencurian password dilakukan proteksi security
system terhadap password dan/ atau perubahan password secara berkala.
G. PERANGKAT ANTI CYBER
Beberapa hal ynag perlu dilakukan dalam menangani cybercrime adalah
memperkuat aspek hukum dan aspek non hukum, sehingga meskipun tidak dapat
direduksi sampai titik nol paling tidak terjadinya cybercrime dapat ditekan lebih
rendah.
1. Modernisasi hukum pidana Nasional. Sejalan dengan perkembangan
teknologi, cybercrime juga mengalami perubahan signifikan. Saat kini kita
mengenal ratusan jenis Virus dengan dampak tingkat kerusakan yang
semakin rumit.
2. Meningkatkan Sistem Pengamanan Jaringan Komputer. Jaringan komputer
merupakan gerbang penghubung antara satu sistem komputer ke sistem
yang lain. Gerbang ini sangat rentan terhadap serangan, baik berupa denial
of service attack atau virus.
3. Meningkatkan pemahaman dan keahlian Aparatur Penegak hukum.
Aparatur penegak hukum adalah sisi brainware yang memgang peran
penting dalam penegakan cyberlaw. Dengan kualitas tingkat pemahaman
aparat yang baik terhadap cybercrime diharapkan kejahatan dapat ditekan.
4. Meningkatkan kesadaran warga mengenai masalah cybercrime. Warga
negara merupakan konsumen terbesar dalam dunia maya. Warga negara
memiliki petensi yang sama besar untuk menjadi pelaku cybercrime atau
korban cybercrime. Maka dari itu kesadaran warga negara sangat penting.
BAB III
CYBERLAW
A. DEFINISI CYBERLAW
Cyberlaw dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan hukum yang
diberlakukan untuk menanggulangi perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi internet (Cybercrime).
B. JENIS-JENIS KEJAHATAN CYBER
Joy Computing adalah pemakaian komputer orang lain tanpa izin. Hal ini
termasuk pencurian waktu opersi komputer.
Hacking adalah mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu
terminal.
The Trojan Horse Adalah manipulasi data atau program dengan jalan
mengubah satu intruksi dalam sebuah program, menghapus, menambah,
menjadikan tidak terjangkau dengan tujuan untuk kepentingan pribadi atau
orang lain.
C. RUANG LINGKUP CYBERLAW
Pembahasan mengenai ruang lingkup cyberlaw dimaksudkan sebagai
inventarisasi atas persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang
diperkirakan berkaitan dengan pemanfaatan internet. Secara garis besar ruang
lingkup cyberlaw ini berkaitan dengan persoalan-persoalan atau aspek hukum
dari:
●E-commerce
●Trademark/Domain Names
●Privacy and Security on the internet
●Copyright
●Defamation, dan sebagainya.
D. TOPIK-TOPIK CYBERLAW
Secara garis besar ada lima topik dari cyberlaw disetiap negara yaitu:
1. Information Security, Menyangkut masalah keontetikan pengirim atau
penerima dan integritas dari pesan yang mengalir melalui internet.Dalam hal
ini diatur masalah keabsahan dan kerahasiaan tanda tangan elektronik.
2. On-line Transaction, meliputi penawaran, jual-beli, pembayaran sampai
pengiriman barang melalui internet.
3. Right in Electronic Information, Soal hak cipta dan hak-hak yang muncul
bagi pengguna maupun penyedia konten.
4. Regulation Information Content, Sejauh mana perangkat hukum mengatur
content yang dialirkan malalui internet.
5. Regulation On-line Contact, Tatakrama dalam berkomunikasi dan berbisnis
melalui internet termasuk perpajakan, retriksi eksport-import, kriminalitas
dan yurisdiksi hukum.
E. ASPEK HUKUM TERHADAP KEJAHATAN CYBER
Dalam kaitannya dengan penentuan hokum yang berlaku dikenal beberapa asas yang
biasa digunakan, yaitu :
1. Azas Subjective Territoriality Azas yang menekankan bahwa keberlakuan
hukum ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian
tindak pidananya dilakukan dinegara lain
2. Azas Objective Territoriality Azas yang menyatakan bahwa hukum yang
berlaku adalah hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan
dampak yang sangat merugikan bagi Negara yang bersangkutan.
3. Azas Nasionality, Azas yang menentukan bahwa Negara mempunyai
jurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku.
4. Azas Protective Principle, Azas yang menekankan jurisdiksi berdasarkan
kewarganegaraan korban
5. Azas Universality, Azas ini menentukan bahwa setiap Negara berhak untuk
menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan.
6. Azas Protective Principle, Azas yang menyatakan berlakunya hokum
didasarkan atas keinginan Negara untuk melindungi kepentingan Negara dari
kejahatan yang dilakukan diluar wilayahnya yang umumnya digunakan apabila
korban adalah Negara atau pemerintah.
F. KASUS-KASUS CYBERCRIME
Seiring dengan perkembangan teknologi Internet, menyebabkan
munculnya kejahatan yang disebut dengan “CyberCrime” atau kejahatan melalui
jaringan Internet. Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” di Indonesia, seperti
pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang
lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah
yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam
kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik
formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin,
sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi
orang lain. Adanya CyberCrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga
pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi
komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.
Berikut adalah salah satu kasus cybercrime tentang penipuan lowongan kerja
melalui media elektronik
Pada awal bulan Desember 2012 tersangka MUHAMMAD NURSIDI
Alias CIDING Alias ANDY HERMANSYAH Alias FIRMANSYAH Bin
MUHAMMAD NATSIR melalui alamat website http://lowongan-
kerja.tokobagus.com/hrd-rekrutmen/lowongan-kerja-adaro-
indonesia4669270.html mengiklankan lowongan pekerjaan yang isinya akan
menerima karyawan dalam sejumlah posisi termasuk HRGA (Human Resource-
General Affairs) Foreman dengan menggunakan nama PT. ADARO
INDONESIA.
Pada tanggal 22 Desember 2012 korban kemudian mengirim Surat
Lamaran Kerja, Biodata Diri (CV) dan pas Foto Warna terbaru ke email
[email protected] milik tersangka, setelah e-mail tersebut diterima oleh
tersangka selanjutnya tersangka membalas e-mail tersebut dengan mengirimkan
surat yang isinya panggilan seleksi rekruitmen karyawan yang seakan-akan benar
jika surat panggilan tersebut berasal dari PT. ADARO INDONESIA, di dalam
surat tersebut dicantumkan waktu tes, syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh
korban, tahapan dan jadwal seleksi dan juga nama-nama peserta yang berhak
untuk mengikuti tes wawancara PT. ADARO INDONESIA, selain itu untuk
konfirmasi korban diarahkan untuk menghubungi nomor HP. 085331541444 via
SMS untuk konfirmasi kehadiran dengan format
ADARO#NAMA#KOTA#HADIR/TIDAK dan dalam surat tersebut juga
dilampirkan nama Travel yakni OXI TOUR & TRAVEL untuk melakukan
reservasi pemesanan tiket serta mobilisasi (penjemputan peserta di bandara
menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan) dengan penanggung jawab
FIRMANSYAH, Contact Person 082 341 055 575.
Korban kemudian menghubungi nomor HP. 082 341 055 575 dan diangkat
oleh tersangka yang mengaku Lk. FIRMANSYAH selaku karyawan OXI TOUR
& TRAVEL yang mengurus masalah tiket maupun mobilisasi (penjemputan
peserta di bandara menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan) PT. ADARO
INDONESIA telah bekerja sama dengan OXI TOUR & TRAVEL dalam hal
transportasi terhadap peserta yang lulus seleksi penerimaan karyawan, korbanpun
kemudian mengirimkan nama lengkap untuk pemesanan tiket dan alamat email
untuk menerima lembar tiket melalui SMS ke nomor HP. 082 341 055 575 sesuai
dengan yang diminta oleh tersangka, adapun alamat e-mail korban yakni
Setelah korban mengirim nama lengkap dan alamat email pribadi, korban
kemudian mendapat balasan sms dari nomor yang sama yang berisi total biaya
dan nomor rekening. Isi smsnya adalah “Total biaya pembayaran IDR 2.000.00,-
Silakan transfer via BANK BNI no.rek:0272477663 a/n:MUHAMMAD FARID”
selanjutnya korbanpun kemudian mentransfer uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah) untuk pembelian tiket, setelah mentransfer uang korban kembali
menghubungi Lk. FIRMANSYAH untuk menanyakan kepastian pengiriman
tiketnya, namun dijawab oleh tersangka jika kode aktivasi tiket harus Kepala
Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi, Endi Sutendi mengatakan bahwa
dengan adanya kecurigaan setelah tahu jika aktivasinya dilakukan dengan menu
transfer. Sehingga pada hari itu juga Minggu tanggal 23 Desember 2012 korban
langsung melaporkan kejadian tersebut di SPKT Polda Sulsel. Dengan Laporan
Polisi Nomor : LP / 625 / XII / 2012 / SPKT, Tanggal 23 Desember 2012,
katanya.
Menurut Endi adapun Nomor HP. yang digunakan oleh tersangka adalah
082341055575 digunakan sebagai nomor Contact Person dan mengaku sebagai
penanggung jawab OXI TOUR & TRAVEL, 085331541444 digunakan untuk
SMS Konfirmasi bagi korban dan 02140826777 digunakan untuk mengaku
sebagai telepon kantor jika korban meminta nomor kantor PT. ADARO
INDONESIA ataupun OXI TOUR & TRAVEL, paparnya.
Sehingga Penyidik dari Polda Sulsel menetapkan tersangka yakni MUHAMMAD
NURSIDI Alias CIDING Alias ANDY HERMANSYAH Alias FIRMANSYAH
Bin MUHAMMAD NATSIR D, (29) warga Jl. Badak No. 3 A Pangkajene Kab.
Sidrap. dan Korban SUNARDI H Bin HAWI,(28)warga Jl. Dg. Ramang Permata
Sudiang Raya Blok K. 13 No. 7 Makassar. Dan menurut Endi pelaku dijerat
hukuman Pasal 28 ayat (1) Jo. Pasal 45 ayat (2) UU RI No. 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektonik (ITE) Subs. Pasal 378 KUHPidana.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didunia ini banyak hal yang memiliki dua sisi yang berlawanan, seperti
teknologi informasi dan komunikasi, maka hal ini diyakini hasil karya cipta
peradaban manusia tertinggi pada zaman ini. Namun karena keberadaannya yang
bagai memiliki dua mata pisau yang selalu berlawanan, dilain sisi dapat menjadi
manfaat bagi banyak orang, sedangkan disisi lainnya dapat menjadi sumber
kerugian bagi yang lain. Banyak pihak yang memilih untuk tidak berinteraksi
dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi itu sendiri saat ini telah dianalogikan sebagai bagian dari tubuh
manusia yang saling tergantung satu sama lain. namun semakin tekhnologi itu
semakin berkembang semakin besar juga ketergantungan manusia terhadap
penggunaan teknologi itu sendiri. Maka hal inilah yang mengakibatkan
munculnya kejahatan-kejahatan yang menggunakan perkembangan tehknologi ini
sebagai cara yang paling canggih dan paling mudah untuk melakukan aksinya.
Tanpa disadari bahwa perkembangan tehknologi itu sendiri telah
mengekang manusia itu sendiri dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan.
Semakin hari perkembangan tehknologi yang semakin pesat suatu saat akan
membawa kehancuran bagi umat manusia. Karena kemajuan tehknologi juga
diikuti dengan kemajuan kejahatan yang mengikutinya.
B. SARAN
Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita
berantas keberadaannya. Cyberlaw adalah salah satu perangkat yang dipakai oleh
suatu negara untuk melawan dan mengendalikan kejahatan dunia maya
(cybercrime) khususnya dalam hal kasus cybercrime yang sedang tumbuh
dinegara tersebut seperti layaknya pelanggar hukum dan penegak hukum.
Sebagai manusia yang beradab dalam menyikapi dan menggunakan
teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat
bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung mata rantai kabaikan
terhadap sesama. Kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan
bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya jika hal
itu ada dihadapan kita.
Demikian makalah ini kami susun dengan usaha yang maksimal dari saya,
Saya mengharapkan yang terbaik untuk Saya dalam penyusunan makalah ini
maupun bagi para pembaca semoga dapat mengambil manfaat dengan
bertambahnya wawasan dan pengetahuan baru setelah membaca tulisan yang ada
pada makalah ini. Namun demikian, sebagai manusia biasa Saya menyadari
keterbatasan Saya dalam segala hal termasuk dalam penyusunan makalah ini,
maka dari itu Saya mengharapkan kritik atau saran yang membangun demi
terciptanya penyusunan makalah yang lebih sempurna di masa yang akan datang.
Atas segala perhatiannya Saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
sumber ; http://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya
· http://en.wikipedia.org/wiki/Cyber_crime
· http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_perusak
· http://keamananinternet.tripod.com/pengertian-definisi- cybercrime.html
· Modul Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi Bina Sarana Informatika