20
HAKIM HARUS ADIL DAN TERPERCAYA Makalah Disusun guna memenuhi tugas: Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I Oleh : KHUMAIROH 2021113138 Kelas : PAI F JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN

Makalah hadis tarbawi ii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah hadis tarbawi ii

HAKIM HARUS ADIL DAN TERPERCAYA

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II

Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I

Oleh :

KHUMAIROH

2021113138

Kelas : PAI F

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2015

Page 2: Makalah hadis tarbawi ii

KATA PENGANTAR

حيم الر حمن الر الله بسم

Segala puji dan syukur hanya milik Allah swt. Tuhan pencipta dan

pemelihara semesta alam. Yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-

Nya kepada kita semua. Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Hakim Harus Adil dan Terpercaya” tanpa rintangan yang berarti.

Tak lupa juga Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan

kepada Nabi Muhammad saw. Beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para

pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Amin..

Ucapan terima kasih saya persembahkan kepada dosen pengampu mata

kuliah Hadits Tarbawi II yang tidak henti selalu memberi bimbingan serta

pengarahannya. Serta terima kasih kepada kedua orang tua atas segala dukungan

baik moril maupun materil. Sehingga kami memperoleh kemudahan dalam

penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna yang

masih memerlukan kritik juga saran dari para pembaca guna pembenahan

makalah selanjutnya.

Pekalongan, Maret 2015

Penyusun

2

Page 3: Makalah hadis tarbawi ii

PENDAHULUAN

Dalam lingkup negara, Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi

wewenang oleh undang-undangan untuk mengadili suatu perkara yang

dihadapkan kepadanya. Dari pengertian tersebut maka dapat pula dikatakan

bahwa hakim adalah pemimpin dalam sebuah pengadilan yang menafsirkan norma

hukum yang bersifat general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi.

Keputusan yang diberikan seorang hakim sangatlah mempengaruhi nasib

dari seseorang yang dijatuhi hukuman. Selain itu keputusan hakim secara umum

dapat mengalihkan hak kepemilikan yang berada dalam seseorang, mencabut

kebebasan warga negara dan lain sebagainya. Sehingga dalam menyampaikan

suatu keputusan, seorang hakim harus mempertimbangkan segala aspek yang

bersifat yuridis, sosiologi, dan filosofis, sehingga keadilan yang hendak dicapai

dapat terealisasikan.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diketahui bagaimana seharusnya

seorang hakim itu bertindak. Agar apa yang diputuskannya itu merupakan sebuah

kebenaran.

3

Page 4: Makalah hadis tarbawi ii

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Hakim dalam bahasa Arab disebut dengan Qadhi yang berarti menetapkan

hukum, memisahkan, menghukumi, melewati, selesai dari sesuatu dan

menciptakan. Kemudian secara umum, hakim (Qadhi) itu mempunyai dua

pengertian, yaitu

Pertama, hakim adalah orang yang mengadili suatu perkara dipengadilan.

Kedua, hakim adalah orang yang bijak.1

Sedangkan Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hakim adalah pejabat peradilan negara yang

diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.2 Atau dengan kata

lain, hakim yaitu penafsir utama norma hukum yang general kedalam

peristiwa yang kongret (nyata) terjadi.

Dalam melaksanakan tugasnya, hakim dituntut untuk bekerja secara

profesional, bersih, arif dan bijaksana, serta mempunyai rasa kemanusiaan

yang tinggi, dan juga menguasai dengan baik teori-teori ilmu hukum.

Dalam diri hakim diemban suatu amanah agar peraturan perundang-

undangan diterapkan secara benar dan adil, dan apabila peraturan perundang-

undangan akan menimbulkan ketidak adilan, maka hakim wajib berpihak

pada keadilan (moral justice) dan mengenyampingkan hukum atau peraturan

perundang-undangan (legal justice). Keadilan yang dimaksud disini bukanlah

keadilan formil, tetapi keadilan yang bersifat materil / substansif yang sesuai

dengan hati nurani hakim.3

Mengenai syarat-syarat untuk menjadi seorang hakim yang berlaku bagi

semua orang yaitu tertera dalam pasal 13 UU Nomor 3 tahun 2006 tentang

peadilan agama, yaitu:

1 Achmad Rifa’i, Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progesif (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) hal. 2

2Boy Nurdin, Kedudukan dan Fungsi Hakim dalam Menegakan Hukum di Indonesia (bandung: Penerbit Alumni, 2012) hal. 118.

3Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 3

4

Page 5: Makalah hadis tarbawi ii

1. Warga negara Indonesia

2. Beragama Islam

3. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

4. Sarjanah syari’ah / Hukum yang menguasai Hukum Islam

5. Sehat Jasmani dan Rohani

6. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela

7. Bukan bekas anggota organisasi terlarang partai komunis Indonesia.

B. Teori Pendukung

Kedudukan seorang hakim lebih utama diisi oleh laki-laki. Pendapat

tersebut dikemukakan oleh para fuqaha, dengan berlandaskan pada QS An-

Nisa’ ayat 34 yang intinya bahwa kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi

kaum perempuan. Kemudian diperkuat oleh para ulama madzab yang sepakat

bahwa perempuan tidak dibenarkan memimpin seperti halnya larangan

menjadi Imam sholat.

Namun dizaman sekarang ini, kedudukan antara laki-laki dan perempuan

dianggap sama sehingga seorang perempuan pun diperbolehkan menjadi

seorang hakim. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Qoyyim al-

Jauziyyah bahwa perempuan dapat diterima sebagai hakim dan diakui

eksistensinya dikalangan masyarakat muslim. Hal tersebut sesuai dengan

bunyi kaidah hukum Islam yang menyatakan : berubahnya suatu hukum

hendaknya disuaikan dengan situasi, kondisi, waktu dan tempatnya serta

merujuk pada tujuan hukum Islam yang besifat umum yaitu meniadakan

kemadharatan dan mendahulukan kemaslahatan umum.4

Terlepas dari hakim laki-laki maupun hakim perempuan, yang perlu

diketahui yaitu, bahwa pada dasarnya tugas seorang hakim adalah memberi

keputusan dalam setiap perkara atau konflik yang dihadapkan kepadanya,

menetapkan hal-hal seperti hubungan hukum, nilai hukum dari perilaku, serta

kedudukan hukum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perkara, sehingga

4Djazimah Muqoddas, Kontroversi Hakim Perempuan pada Peradilan Islam di Negara-negara Muslim (Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2011) hal. 82-86.

5

Page 6: Makalah hadis tarbawi ii

untuk dapat menyelesaikan perselisihan atau konflik secara imparsial

berdasarkan hukum yang berlaku, maka hakim harus mandiri dan bebas dari

pihak manapun, terutama dalam mengambil suatu keputusan.5

Mengenai kewajiban-kewajiban hakim sebagaimana terlukis dalam

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu:6

1. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti

dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat (pasal 27

ayat 1)

2. Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib

memperhatikan pula sifat-sifat yang baik dan jahat dari tertuduh (pasal 27

ayat 2)

3. Hakim wajib mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara apabila terikat

hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga atau semenda dengan

hakim ketua, salah seorang hakim anggota, jaksa penasehat Hukum atau

Panitera (vide pasal 28 ayat 2).

4. Hakim ketua sidang, hakim anggota dan bahkan jaksa yang masih terikat

dalam hubungan keluarga sedarah sampai sederajat ketiga atau semenda

dengan yang diadili, wajib pula mengundurkan diri dari pemeriksaan

perkara itu ( vide pasal 28 ayat 3)

5. Sebelum memangku jabatannya Hakim diwajibkan bersumpah atau

berjanji menurut agamanya (vide pasal 29).

Kewajiban hakim sebagaimana dirumuskan pasal 27 ayat 1 UU Nomor 14

Tahun 1970 bertujuan agar hakim dapat memberikan keputusan yang sesuai

dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Hal tersebut mengharuskan agar

hakim terjun ketengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan

mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam

masyarakat. Jadi dalam memberikan keputusan, pendekatan yang harus

5 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 2 6 Bambang Waluyo, Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik Indonesia (Jakarta:

Sinar Grafika, 1992) hal. 11-12.

6

Page 7: Makalah hadis tarbawi ii

digunakan oleh hakim bukan saja yuridis formal akan tetapi perlu

dipertimbangkan pula segi sosio kultural.7

Dalam Risalatul Qodla, dikisahkan Khalifah Umar bin Khattab yang

memerintahkan kepada Abdullah bin Qais pada saat menjadi hakim: “apabila

suatu kasus belum jelas hukumnya dalam al Qur’an dan Hadis, maka putuslah

dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat,serta

menganalogikan dengan kasus-kasus lain yang telah diputuskan.8

Kemudian dalam pasal 14 ayat 1 menyebutkan “ Hakim sebagai organ

pengadilan dianggap memahami hukum. Pencari keadilan datang padanya

untuk mohon keadilan. Andaikata ia tidak menemukan hukum tertulis, ia

wajib menggali hukum tidak tertulis untuk memutus berdasarkan hukum

sebagai seorang yang bijaksana dan bertanggung jawab penuh kepada Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara”.9

C. Materi Hadits

عليه : الله صلى الله رسول قال قال عنه تعالى الله رضى بريدة عن

. , عرف : رجل ة الجن فى وواحد ار الن فى اثنان ثالثة القضاة م وسل

وجار , به يقض فلم الحق عرف ورجل ة الجن فى فهو به فقضى الحق

على , اس للن فقضى الحق يعرف لم ورجل ار الن فى فهو الحكم فى

الحاكم . , وصححه األربعة رواه ار الن فى فهو . جهل

Makna Mufrodat

القضاة Hakim, Orang yang mengadili

7Ibid. hal. 12 8 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 79 Bambang Waluyo, Op. Cit. Hal. 11

7

Page 8: Makalah hadis tarbawi ii

ة الجن Surga

ار الن Neraka

يعرف , عرف Mengetahui, memahami

الحق Kebenaran

جار Berlaku curang

جهل Kebodohan

Terjemah :

Dari Abu Buraidah dari ayahnya dari Nabi S.A.W. Beliau bersabda:”Hakim

itu tiga. Satu di surga,sedang yang dua di neraka. Hakim yang di surga

ialah:seseorang yang mengetahui kebenaran,lalu memutuskan hukum

dengan kebenaran itu. Sedang seorang hakim yang mengetahui

kebenaran.Lalu dia berlaku alim (menyimpang dari kebenaran), maka dia di

neraka. Demikian pula seorang yang menentukan hukum kepada

manusia,padahal dia adalah di dalam neraka.” (HR. Abu Dawud)10

D. Penjelasan Hadits

Hadis tersebut menjelaskan bahwa hakim itu ada 3, yaitu satu disurga dan

yang dua di neraka.

Pertama, hakim yang mengetahui kebenaran dan hukum syariat, lalu ia

menetapkan hukum dengannya, maka ia berarti sosok yang kuat yang dapat

dipercaya atas jabatan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Hakim

seperti ini termasuk ahli surga.

Kedua, hakim yang mengetahui kebenaran dan sangat memahami sekali

hukum syariat akan tetapi ia menetapkan hukum dengan tidak benar. Hakim

seperti ini termasuk penghuni neraka.

Ketiga, hakim yang tidak mengetahui kebenaran dan tidak memahami

hukum syariat, akan tetapi ia memberanikan diri dan menetapkan hukum

10 Kahar Masyhur, Bulughul Maram (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992) hal. 322.

8

Page 9: Makalah hadis tarbawi ii

dengan kebodohan. Hakim seperti ini termasuk penghuni neraka, baik hukum

yang ditetapkannya benar atau salah.

E. Refleksi Hadis dalam kehidupan

Diantara syarat yang membuat seseorang layak untuk menduduki jabatan

hakim adalah menguasai tentang hukum halal dan haram yang terdapat dalam

syari’at Allah, dia memiliki kemampuan untuk merujuk untuk sumber-sumber

(referensi) syari’at Islam, mengistimbat (menyimpulkan) hukum dari

peristiwa-peristiwa yang diajukan kepadanya. Kemudian dia diwajibkan untuk

berijtihad dan berusaha mencari yang benar serta memutuskan hukum

berdasarkan perkiraannya (dzan) bahwa itu yang benar.

Jika seorang hakim berani mengambil keputusan hukum tanpa

mempertimbangkan yang matang, belum mengarahkan seluruh kemampuan,

dan dia tidak mengetahui tentang syari’at Allah SWT, maka ia berdosa

walaupun keputusannya sesuai dengan kebenaran dan realita yang

sesungguhnya dengan kebenaran adalah suatu yang tidak disengaja. Jika pada

suatu kali dia benar, maka sesungguhnya dia telah berkali-kali berbuat salah.

Dan sungguh kecelakaan yang sangat besar bagi hakim yang mengetahui

kebenaran, namun ia memutuskan dengan yang sebaliknya karena

mengharapkan keuntungan duniawi yang sedikit atau terdorong oleh hawa

nafsu, dendam dan kezhaliman.11

Kewajiban seorang hakim adalah mencurahkan seluruh kemampuannya

untuk memahami dakwaan dari segala sisinya, lalu memutuskan berdasarkan

hasil ijtihadnya bahwa itulah kesimpulan yang benar, dan dia mengira

(dengan perkiraan yang didukung oleh dalil, penjelas) bahwa itulah yang

benar. Sesuai yang telah dijelaskan dalam sabdah Rasulullah SAW., yang

diriwayatkan Al-Bukhari dari Ummu Salamah ra, “Saya menebak dengan kuat

bahwa dia jujur, lalu saya memutuskan berdasarka itu”. Maka Hakim tersebut

telah berbuat adil, baik keputusan itu tepat atau salah. Karena dia telah berbuat

11Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syaikh Muhyiddin, AL-WAFI Syarah Hadits Arba’in Imam An-Nawawi ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002) hal. 314-315.

9

Page 10: Makalah hadis tarbawi ii

sekuat tenaga untuk mencari kebenaran, dia memutuskan apa yang yang

diwajibkan kepadanya, yaitu berdasarkan argumen yang tampak.

Hikmah dalam hal ini adalah sebagai tindakan preventif untuk

mengantisipasi terjadinya kezhaliman dan kerusakan, sehingga tidak

mendorong para hakim yang jahat untuk melakukan kejahatan dan

menghukum manusia berdasarkan prasangka, dengan dalih bahwa ia

mengetahui hakikat sebenarnya, juga sebagai antisipasi untuk menepis segala

tuduhan dan keraguan ketika keputusan hakim tidak sesuai dengan keinginan

orang-orang yang berperkara. Yaitu adanya tuduhan dari mereka bahwa hakim

tidak adil, condong kepada salah satu menerima suap dan lain sebagainya.12

F. Aspek Tarbawi

Dari penjelasan diatas, banyak pelajaran yang dapat diambil diantarnya

yaitu bahwa seorang hakim diharuskan memiliki ketaqwaan serta akhlak yang

mulia. Agar dalam menyelesaikan suatu masalah selalu didasarkan pada

hukum agama. Juga harus memiliki pengetahuan yang luas. Supaya mampu

menggali kebenaran yang sebenarnya dengan menggunakan ilmu yang

dimiliki tersebut.

Kemudian, seorang hakim dituntut untuk selalu berbuat adil, tidak

memihak salah satu pihak dalam setiap masalah, agar masalah tersebut dapat

terselesaikan sesuai dengan kebenaran yang ada. Sehingga keputusan yang

keluarkannya dapat diterima serta dipercaya kebenarannya oleh orang lain.

12 Ibid, hal. 313-314.

10

Page 11: Makalah hadis tarbawi ii

PENUTUP

Hakim dalam bahasa arab disebut dengan Qadhi yang memiliki arti

menetapkan suatu hukum. Disini, hakim merupakan penafsir utama norma hukum

yang general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi.

Mengingat begitu pentingnya menegakan keadilan menurut ajaran Islam,

maka seorang yang diangkat sebagai hakim haruslah benar-benar memiliki

pengetahuan yang luas, selain itu harus selalu bertakwa kepada Allah, mempunyai

akhlak mulia, terutama tentang kejujuran dan amanah.

Dalam pelaksanaanannya, Hakim dituntut untuk selalu menyampaikan

kebenaran dengan menunjukan bukti-bukti yang nyata. Serta dengan rasa keadilan

yang tinggi. Agar tercipta suatu kepercayaan dalam masyarakat tentang apa yang

telah diputuskannya tersebut. Seorang hakim juga dituntut untuk memiliki ilmu

pengetahuan yang tinggi sebagai bekal dalam memecahkan sebuah masalah.

Menjadi hakim memiliki tanggung jawab yang berat, ke dua tangannya

bagai surga dan neraka, akan kemana nantinya ia masuk hanya dia sendiri yang

bisa menetukan untuk itu menjadi hakim harus benar-benar adil.

11

Page 12: Makalah hadis tarbawi ii

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Achmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum

Progesif . Jakarta: Sinar Grafika.

Boy Nurdin. 2012. Kedudukan dan Fungsi Hakim dalam Menegakan Hukum di

Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.

Muqoddas, Djazimah. 2011. Kontroversi Hakim Perempuan pada Peradilan

Islam di Negara-negara Muslim. Yogyakarta: PT. LkiS Printing

Cemerlang.

Waluyo, Bambang. 1992. Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik

Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Mansyur, Kahar. 1992. Bulughul Maram. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Al-Bugha, Musthafa Dieb dan Syaikh Muhyiddin. 2002. AL-WAFI Syarah Hadits

Arba’in Imam An-Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

12

Page 13: Makalah hadis tarbawi ii

BIODATA PENULIS

Nama : Khumairoh

NIM : 20211131138

Alamat : Dk. Kentingan Rt. 12 / Rw. 006 ds. Pakumbulan kec. Buaran kab. Pekalongan.

Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 1 April 1994

Anak ke : 4 dari 4 Bersaudara

Cita-cita : Menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat.

Hobbi : Mencari pengalaman baru

Orang Tua

Ayah : Zamroni Ibu : Ukriyah

Riwayat pendidikan : MIS Pakumbulan 2005/2006

MTs S Simbang Kulon 2008/2009

MAS Simbang Kulon 2011/2012

Motto : Semua akan indah pada waktunya

13