Click here to load reader
Upload
dedy-wiranto
View
426
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
i
MAKALAH KEGIATAN INTRUKSIONAL SEBAGAI SISTEM DILIHAT DARI SUDUT
PANDANG TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Desain Instruksional
Dosen Pengampu Dr. Kustiono, M.Pd
Anggota :
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kegiatan Instruksional
sebagai sistem dilihat dari sudut pandang Teknologi Pendidikan ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu penulis dalam memperdalam mata kuliah
Desain Instruksional kegiatan belajar. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi
bacaan para pembaca agar bisa menjadi seorang pendidik yang professional, baik dan
bertanggung jawab karena materi ini disajikan mengarah pada terbentuknya pola pengajaran
yang baik dalam pembelajaran.
Kami menyadari masih banyak sekali terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Kami mengharapkan saran dan kritikan terhadap makalah ini yang bersifat membangun agar
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Semarang, Maret 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengertian Kegiatan Instruksional ...............................................................................................2
B. Komponen Standard dan Komponen Pendukung Sistem Instruksional ...........................................3
C. Kegiatan Instruksional sebagai Suatu Sistem yang dilihat dari sudut pandang TP ............................7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha
sadar dan terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sehingga dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam
ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku.
Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki
kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat dilakukan
perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan
sesuatu cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh karena hal itu desain
pembelajaran tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat berkaitan
dengan keberagaman peserta didik dan sangat berpengaruh terhadapat proses
pembelajaran yang dilakukan nantinya antara pengajar dengan peserta didik. Hal inilah
yang menuntut designer pembelajaran untuk dapat memunculkan bermacam-macam
desain-desain pembelajaran yang bervariasi agar mampu menciptakan kenyamanan bagi
murid sebagai peserta didik maupun bagi guru sebagai pengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kegiatan instruksional ?
2. Apa saja komponen dasar dan komponen pendukung system instruksional ?
3. Bagaimana kegiatan instruksional sebagai suatu sistem yang dilihat dari sudut
pandang Teknologi Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian kegiatan instruksional.
2. Memahami komponen dasar dan komponen pendukung system instruksional.
3. Memahami kegiatan instruksional sebagai suatu sistem yang dilihat dari sudut
pandang Teknologi Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegiatan Instruksional
Kegiatan Instruksional adalah pendekatan menyeluruh atas proses belajar dan
mengajar dalam system instruksional yakni merupakan perencanaan penuh perhitungan
yang kemungkinan-kemungkinan kegiatannya yang bakal ditempuh dalam pelaksanaan
nanti dirinci dengan sadar dan seksama. Upaya-upaya / kegiatan lanjut dari strategi ini
adalah metode, teknik dan taktik. Ketiga istilah terakhir ini mempunyai arti penjabaran
yang lebih operasional daripada strategi, bahkan dapat dikatakan metode, teknik dan
taktik yang merupakan kelanjutan kegiatan strategi secara operasional, langsung dan
praktis. Konsep Instruksional adalah proses dalam pengelolaan belajar dan mengajar
yang didalamnya terdapat komponen dan aspek lainnya seperti manusia dan pesan yang
saling berhubungan satu sama lain dan membentuk hubungan yang bersifat sistematik.
1. Macam kegiatan instruksional
Terdapat tiga macam atau pendekatan kegiatan instruksional
a. Sistem Pembelajaran Mandiri
Dalam belajar mandiri mahasiswa menggunakan bahan belajar yang didesain
secara khusus misalnya modul. Bahan tersebut ia pelajari tanpa tergantung pada
pengajar. Jenis bahan belajar dapat berupa salah satu kombinasi dari program
media, bahan cetak, film, kaset audio, program radio, slide, program video,
televise, computer dan lain-lain. Pengajar bertindak sebagai fasilitator untuk
mengontrol kemajuan mahasiswa/ peserta didik, memberi motivasi, petunjuk dan
memecahkan kesulitan mahasiswa dan melaksanakan test. Kegiatan instruksional
seperti ini biasanya dalam system pendidikan jarak jauh namun dapat pula
digunakan dalam kelas biasa. Namun untuk kelas biasa pengajar sebagai
fasilitator/tutor haruslah melaksanakan kegiatan pengajaran lebih intensif dan
individual, jika tidak penggunaan bahan ajar mandiri di dalam kelas biasa akan
kehilangan makna.
b. Sistem Pembelajaran Tatap Muka
Bentuk kegiatan instruksional yang menjadikan pengajar sebagai sumber
tunggal disebut Pengajaran Konvensional. Pengajar dalam hal ini satu-satunya
sumber dan penyaji isi pelajaran. Pengajaran ini tidak menggunakan bahan belajar
apapun kecuali garis-garis besar isi dan jadwal pelajaran yang disampaikan pada
3
permulaan pelajaran, beberapa transparansi, lembaran kertas yang berisi gambar,
bagan dan formulir-formulir isian untuk digunakan dalam latihan selama proses
pengajaran. Sistem ini banyak digunakan pada sekolah-sekolah umumnya.
c. Sistem Pembelajaran Kombinasi
Kegiatan instruksional kombinasi menggunakan bahan belajar yang telah
disediakan dan menggunakan beberapa sumber yang bermacam-macam bentuknya.
Bahan belajar itu dipilih oleh pengajar atas dasar kesesuaiannya dengan strategi
instruksional yang telah disusunnya. Kegiatan ini banyak digunakan di perguruan
tinggi. Para dosen menggunakan buku atau bagian-bagian tertentu dari berbagai buku
yang telah diramunya sendiri.
B. Komponen Standard dan Komponen Pendukung Sistem Instruksional
Sekolah adalah lembaga formal yang diakui di Indonesia dimana didalamnya
terdapat hal-hal yang memenuhi kriteria. Diantaranya ada pendidik dan peserta didik juga
pendukungnya yakni media pembelajaran, bangunan tempat berlangsungnya
pembelajaran, dll. Berikut akan lebih jelas dipaparkan mengenai komponen standard an
komponen pendukung system instruksional.
1. Peserta Didik
Berbicara peserta didik, tentu tidak terlepas dari karakteristik dan perilaku awal.
Dimana terdiri dari 3 aspek yakni sikap, pengetahuan, dan ketermapilan yang
dimiliki atau yang ada dalam dirinya.
Terdapat 9 hal yang harus diketahui mengenai peserta didik, yakni :
a) Latar belakang pendidikan dan pengalaman
Dengan mengetahui latar belakang pendidikan dan pengalaman peserta didik
tentu akan memudahkan memetakan dan membuat strategi ke depan. Hal ini
berkaitan dengan proses instruksional yang akan dihadapi dan dilaluinya kelak.
b) Motivasi belajar
Secara umum motivasi terdiri dari 2 yaitu internal dan eksternal. Motivasi
internal adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Motivasi eksternal adalah motif-motif yang aktif dan
ebrfungsi karena adanya peransang dari luar.
4
c) Akses terhadap sumber belajar
Bagaimana peserta didik akan mencapai tujuan instruksional yang berkaitan
dengan materi yang tengah dipelajari jika sumber belajar tidak tersedia atau
mendukung tentu akan menghambat proses pembelajaran. Yang termasuk dalam
sumber belajar adalah berbagi informasi, data-data, ilmu pengetahuan, gagasan,
baik dalam bentuk bahan tercetak maupun dalam bentuk non cetak.
d) Kebiasaan belajar
Dengan mengetahui kebiasaan belajar peserta didik baik dengan tatap muka atau
mandiri, diharapkan akan membantu dalam proses intruksional. Kebiasaan
peserta didik belajar dengan mandiri misalnya, tentu akan memiliki efek positif
bagi dirinya, karena ia sadar dengan atau tanpa pendidik ia akan terus belajar.
e) Tempat tinggal
Jarak tempuh dari rumah ke sekolah misalnya akan memengaruhi intensitas
mereka terhadap kegiatan intruksional, dengan catatan memiliki motivasi yang
sama besar baik jauh maupun dekat. Keberadaan jarak yang dekat dengan
lembaga pendidikan tentu akan memudahkan baginya untuk mendapatkan
pengetahuan.
f) Akses terhadap saluran komunikasi dan media intruksional
Ketersediaan saluran komunikasi baik berupa telepon, laptop, computer, buku,
atau media cetak lainnya, yang akan mendorong keinginan untuk
menggunakannya dalam kegiatan instruksional.
g) Kebiasaan dan disiplin dalam mengatur waktu belajar
Kebiasaan mengatur waktu belajar dengan memiliki jadwal belajar misalnya akan
memengaruhi peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
h) Kebiasaan belajar secara sistematik (secara teratur)
Kebiasaan ini akan memengaruhi penguasaan dalam bahan instruksional lebih
baik, cepat, dan tepat.
i) Kebiasaan belajar sambil berpikir
Hal ini akan meningkatkan motivasi belajar dalam dirinya.
5
2. Lulusan Yang Diharapkan
Lulusan yang dimaksud didukung oleh tiga pihak, yaitu masyarakat pengguna
lulusan, penyelenggara pendidikan termasuk pendidik serta peserta didik. Jika ketiga
pihak saling berkaitan dan dirumuskan dalam tujuan instruksional dipandang relevan
bagi pengguna lulusan dan peserta didik dalam mendapatkan materi sesuai
kebutuhan.
3. Proses Instruksional
Dasar dalam proses instruksional dibangun berdasarkan strategi instruksional.
Yakni system menerima masukan atau input dari lingkungannya dan output melalui
sebuah proses atau transformasi untuk mengubah input menjadi output.
4. Pengajar
Pengajar yang baik akan menggunakan kegiatan instruksional dengan sebaik-
baiknya secara kreatif dan inovatif. Disebut kreatif karena pengajar mampu memilih
metode dan alat instruksional sesuai kebutuhannya sesuai dengan tujuan
instruksional yang ada. Hal ini untuk menjaga rasa bosan peserta didik dalam proses
instruksional termasuk bagi dirinya, pengajar itu sendiri. Kegiatan instruksional yang
kreatif pandangan peserta didik merupakan suatu inovasi. Biasanya inovasi
cenderung kearah benda, gagasan atau prosedur baru dan itu diharapkan bagi peserta
didik.
5. Kurikulum
Dalam konteks sempit dimaknai bahwa kurikulum merupakan daftar materi
pelajaran yang terorganisasi (tersusun) dengan logis (masuk akal) untuk mencapai
tujuan instruksional yang ditetapkan. Dan perlu diingat bahwasanya pihak yang
ebrhak menentukan kurikulum adalah pengajar, penyelenggara, dan penanggung
jawab satuan pendidikan. Disisi lain pengembangan kurikulum yang terlibat yakni
peserta didik dan pengguna lulusan.
6. Bahan Instruksional
Bahan instruksional itu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik, dan strategi
instruksional untuk setiap tujuan instruksional.
Bahan instruksional terdiri dari tiga :
6
a) Bahan instruksional untuk tatap muka disebut bahan kompilasi. Peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan seperti tercantum dalam tujuan
instruksional melalui proses belajar yang aktif, dinamis, dan bermakna
b) Bahan instruksional mandiri, dimana sering digunakan pada pembelajaran jarak
jauh seperti di Universitas Terbuka. Modul adalah media yang tepat dan berisi
panduan lengkap, siapa melakukan apa, dll. Istilah modul sendiri berasal dari
teknologi pesawat luar angkasa Amerika Serikat dimana terdiri dari bagian dan
setiap bagian itu disebut modul.
c) Bahan instruksional kombinasi artinya oaduan keduanya. Contohnya
diperkuliahan pada umumnya atau sekolah paket A, B, dan C untuk kesetaraan.
7. Sitem Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan Suharsim Arikunto (2004:1) dalam Hamalik
(2014). Sedangkan Evaluasi pendidikan menurut Gronlund (1990:5) dalam Dimyati
(2009) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis, dan
menafsirkan informasi untuk menentukan sejauh mana tujuanpembelajaran telah
dicapai oleh siswa.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan system intruksional juga diperlukan komponen
pendukung, yakni :
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran dimaknai dengan semua alat dan bahan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran dalam rangkan meningkatkan hasil belajar siswa. Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara sumber pesan dengan penerima
pesan. Guru dapat berperan sebagai sumber pesan. Sebagai sumber pesan, guru harus
menciptakan kondisi yang memungkinka proses komunikasi berjalan dengan baik.
Disisi lain, siswa sebagai penerima pesan harus memperhatikan dan mengambil
sepenuhnya semua pesan yang diberikan oleh guru. Diantara komunikasi antara
sumber dan penerima pesan, terdapat media yang menjadi perantara komunikasi.
Yakni agar sumber pesan yang disampaikan guru secara penuh tersampaikan kepada
penerima siswa dengan tanpa terdapat kesalahpahaman.
7
2. Bangunan sekolah
Bangunan sekolah merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
proses pembelajaran. Kondisi bangunan akan mempengaruhi proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Bangunan yang layak pakai akan menimbulkan suasana semangat
dan gairah belajara bagi siswa maupun pengajar. Begitupun sebaliknya, bangunan
sekolah yang tidak layak pakai atau hamper roboh juga akan mempengaruhi iklim
belajar didalamnya.
C. Kegiatan Instruksional sebagai Suatu Sistem yang dilihat dari sudut pandang
TP
Belajar menjadi ciri khas manusia sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi
harkatnya dibandingkan makhluk lain di muka bumi. Belajar tidak hanya merujuk pada
aktivitas organ berpikir, otak. Belajar bertujuan untuk meningkatkan kualitas seseorang.
Belajar adalah peningkatan kompetensi. Proses belajar disebut internal karena terjadi
dalam diri siswa. Sebagai suatu peristiwa internal, dalam diri peserta didik, pembelajaran
(instruction) adalah faktor eksternal yang dapat mendukung dan menghidupkan proses
belajar itu sendiri.
Pembelajaran sebagai suatu sistem, karena komponen-komponen pembelajaran
saling terkait dan terintegerasi menjadi satu fungsi dalam mencapai tujuannnya.
Komponen sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik (learner), proses pembelajaran,
dan lulusan dengan kompetensi yang diharapkan, pengajar, kurikulum, bahan
pembelajaran. Keenam komponen itu disebut komponen dasar. Menurut Suparman
(2012: 38) dalam Hamalik (2014) di luar komponen dasar ada tujuh komponen
pendukung, yaitu:
1. Peralatan
2. Perpustakaan
3. Laboratorium
4. Ruang pembelajaran
5. Tempat ibadah, sarana olahraga, sarana seni, dan budaya
6. Tenaga kependidikan, dan
7. Manajemen satuan pendidikan
8
Kegiatan pembelajaran didahului dengan proses desain pembelajaran. Keduanya
harus menggunakan prinsip-prinsip instruksional yang diangkat dari hasil-hasil penelitian
mengenai belajar dan pembelajaran agar efektif dalam mencapai tujuan instruksional.
Desain instruksional sebagai suatu proses sistematik untuk menghasilkan suatu sistem
instruksional yang siap digunakan merupakan proses yang panjang. Desain instruksional
dimaksudkan untuk membantu individu belajar lebih dari sekedar melaksanakan proses
pengajaran. Pengajar adalah pihak yang aktif memfasilitasi peserta didik. Suparman
(2012: 9) dalam Djamarah (2010). Pengertian yang lebih baru menghendaki lebih
pentingnya mengedepankan peran peserta didik yang lebih aktif daripada pengajar.
Pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang mempengaruhi peserta didik
atau pembelajar sedemikian rupa sehingga perubahan perilaku yang disebut hasil belajar
terfasilitasi. Sumber belajarnya dapat berupa bahan pembelajaran saja atau
dikombinasikan dengan kehadiran pengajar. Pembelajaran tidak terbatas pada proses
intelektual atau kognitif semata tetapi dapat juga berbentuk proses pembentukan sikap
perilaku atau afektif. Di samping kognitif dan afektif, pembelajaran dapat pula
melibatkan praktik fisik sebagai bentuk gerak jasmani. Baik pembelajaran afektif
maupun psikomotor hampir selalu didahului dan dikombinasikan dengan proses
pembelajaran kognitif. Desain instruksional adalah salah satu wujud penerapan
pendekatan sistem dalam kegiatan instruksional. Wujud yang lain yang setara dengannya
adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan
pengelolaan instruksional. Semuanya itu adalah bidang-bidang dalam teknologi
instruksional.
Penggunaan pendekatan sistem dalam kegiatan instruksional berkembang lebih
pesat setelah munculnya teknologi instruksional sejak awal tahun 1960-an. Kegiatan
insruksional dianalisis menjadi subsistem-subsistem sebagai berikut: tujuan instruksional,
tes, strategi instruksional, bahan instruksional dan evaluasi, di samping komponen
pengajar, mahasiswa, dan fasilitas. Sebagai suatu siklus dalam sistem instruksional
keseluruhan, letak desain instruksional berada paling awal. Proses tersebut disusul
dengan implementasi dan diakhiri dengan evaluasi. Dengan demikian, bagi seseorang
yang berdiri dalam suatu proses instruksional keseluruhan, desain instruksional itu
merupakan subsistem. Tetapi, bagi pendesain instruksional, desain instruksional itu
adalah suatu sistem, yaitu sistem desain instruksional. Hal ini sesuai dengan pengertian
tentang sistem yang menyatakan bahwa garis batas atau ruang lingkup suatu sistem itu
relatif bergantung pada tempat kedudukan orang yang memandangnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses dalam pengelolaan belajar dan mengajar yang didalamnya terdapat
komponen dan aspek lainnya seperti manusia dan pesan yang saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk hubungan yang bersifat sistematik disebut dengan system
instruksional. Didalamnya terdapat komponen standard an komponen pendukung system
instruksional. Yakni peserta didik, pengajar, lulusan yang diharapkan, bahan
instruksional, proses instruksional, kurikulum, dan system evaluasi. Sedangkan
komponen pendukung dalam sistem instruksional adalah media pembelajaran dan
bangunan sekolah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Damyati, d. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, d. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyana, C. (2005). Komponen Pembelajaran. Jurnal Pendidikan .