32
Makalah Tinjauan Tentang Pelindungan Cagar Budaya Sebagai Identitas Nasional di Indonesia Diajukan sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Disusun oleh: Agustina Aryanti (061130330957) Anggun Pebi Parizka (061130330959) Ardian Paspal (061130330960) Kelas : 2 ETA Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Makalah kewarganegaraan (repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Makalah

Tinjauan Tentang Pelindungan Cagar Budaya Sebagai Identitas Nasional di

Indonesia

Diajukan sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:

Agustina Aryanti (061130330957)

Anggun Pebi Parizka (061130330959)

Ardian Paspal (061130330960)

Kelas : 2 ETA

Program Studi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

2012

DAFTAR ISI

Page 2: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Kata Pengantar ................................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN MASALAH

A. Cagar Budaya .................................................................................................................... 4

B. Identitas Nasional ........................................................................................................... 4

C. Candi Borobudur ............................................................................................................. 5

BAB III. PEMBAHASAN

A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia.....12

B. Faktor- Faktor Penghambat Perlindungan Cagara Budaya ..........................15

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................17

B. Saran .....................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................19

Page 3: Makalah kewarganegaraan (repaired)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai

manfaat kepada kita nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan, serta tidak

lupa kita hanturkan shalawat serta salam kepada sang revornis sejati yakni

baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada ruangan

indahnya Islam hingga saat ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen

pembimbing yang telah memberikan saran-saran yang mendukung dalam

proses pembuatan makalah yang berjudul “Tinjauan Tentang Perlindungan

Terhadap Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun, guna lebih

baiknya lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.

Palembang, 7 Juni 2012

Penulis

Page 4: Makalah kewarganegaraan (repaired)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembanga zaman berjalan sangat cepat. Perkembangan

yang demikian cepat ini bersifat global atau mendunia. Hal ini berpengaruh

terhadap masyarakat pertama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi

tersebut telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian atau

jati diri mereka sebagai bangsa Indonseia. Contohnya saja generasi muda

tidak lagi menghargai dan melestarikan peninggalan-peninggalan nenek

moyang, salah satu contohnya dalah peninggalan candi-candi. Itu telah

menunjukkan bahwa jati diri mereka yang merupakan identitas nasional

telah terkikis oleh perkembangan jaman.

Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki kekayaan yang

sangat melimpah, kekayaan melimpah yang dimiliki bangsa ini tidak hanya

terletak pada Sumber Daya Manusia yang potensial, akan tetapi juga pada

Sumber Daya Alam dan Sosial budayanya yang beraneaka ragam. Sumber

daya alam yang ada di Indonesia memang sangat melimpah, akan tetapi

kekayaan budayanya pun tidak kalah di banding dengan kekayaan alam yang

ada. Sebagai contoh kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini ialah adanya

benda-benda atau situs-situs purbakala sebagai peninggalan masa kerajaan-

kerajaan di nusantara, misalnya candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit

atau kerajaan Sriwijaya ataupun kerajaan Mataram. Bahkan tidak hanya

benda saja yang masih terjaga, namun adat-istiadatnya pun masih ada yang

tetap utuh terjaga sampai sekarang ini.

Kekayaan alam dan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa

ini merupakan suatu kesatuan atau integral kekayaan yang tidak bisa

diabaikan salah satunya oleh pemerintah ataupun masyarakat, sehingga

Page 5: Makalah kewarganegaraan (repaired)

pemerintah atau masyarakat mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga

dan melestarikannya.

Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang

penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan

demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional, dalam

rangka usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya diperlukan

langkah pengaturan bagi penguasaan, pemilikan, penemuan, pencarian,

perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan

benda cagar budaya.

Usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya dengan langkah

pengaturan masih dirasakan kurang efektif tanpa diikuti dengan upaya

kongkrit yang dilakukan oleh pemerintah, seperti misalnya melakukan upaya

untuk meningkatkan kesadaran hukum pihak swasta ataupun masyarakat

pada umumnya untuk melestarikan keberadaan benda-benda cagar budaya.

Pemerintah daerah belum melakukan pemeliharaan yang optimal. Benda

bersejarah itu dibiarkan tergeletak begitu saja hingga banyak bahan materi

yang diambil penduduk setempat untuk keperluan pondasi rumah, dapur,

atau mistik bahkan banyak peninggalan bangunan kuno terlihat kotor akibat

ulah tangan jahil masyarakat yang mencoret-coret bangunan tersebut dan

karena minimnya perhatian terhadap benda-benda cagar budaya, tidak

sedikit candi warisan masa lalu dibiarkan tak terurus, bahkan banyak arca

peninggalan sejarah Indonesia dijual dan kini berada di luar negeri.

Oleh sebab. itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan

benda cagar budaya agar negara Indonesia dapat dipandang layak oleh

negara lainnya sebagai negara yang berbudidaya akan pelestarian cagar

budayanya. Contohnya saja, Candi Borobudur pernah menjadi salah satu

keajaiban dunia.

Page 6: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Dari uraian masalah yang telah tertera diatas, maka penulis

mengangkat judul “Tinjauan Tentang Perlindungan Cagar Budaya Sebagai

Identitas Nasioanal”

B. Perumusan Masalah

Peninggalan cagar budaya tersebar diseluruh Indonesia. Oleh karena

itu, diperlukannya upaya perlindungan dan pengamanan. Pengertian

pengamanan di sini tidak dapat dipisahkan dengan masalah pemeliharaan,

perlindungan, pemugaran, pendokumentasian dan penelitian terhadap benda

budaya itu sendiri. Sebagai bangsa Indonesia sudah selayaknya kita dapat

melestarikan benda cagar budaya yang merupakan warisan budaya yang

tidak bernilai harganya. Pelestarian ini berwujjud jika semua komponen

menyadari betapa pentingnya nilai benda cagar budaya bagi bangsa

Indonesia. Kenyataannya, peninggalan nenek moyang kita banyak mengalami

tantangan dari kepunahan dan kerusakan. Dari deskripsi diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perlindung cagar budaya sebagai identitas nasional

Indonesia?

2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam perlindungan terhadap cagar

budaya Indonesia?

Page 7: Makalah kewarganegaraan (repaired)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Cagar Budaya

Cagar Budaya adalah kegiatan untuk menjaga atau melakukan

konservasi terhadap benda-benda alam atau buatan manusia yang dianggap

memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi

terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya.1 Pada

UU. NO. 5 Tahun 1992, cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa

yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan, serta perlu dilindungi dan dilestarikan demi

pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional.

Cagar budaya merupakan barang-barang kuno warisan nenek moyang

kita yang nilainya berharga, benda buatan manusia yang telah berumur 50

tahun dan memiliki nilai sejarah atau kesenian. Cagar budaya dapat berupa

candi, masjid, gereja, gedung, senjata, pakaian, prasasti, dan lain-lain. Benda

yang belum berumur 50 tahun dapat dikatakan cagar budaya bila memiliki

nilai tersendiri.2

B. Identitas Nasional

Identitas Nasional terdiri dari istilah identitas yang berasal dari istilah

identity dan nasional dari istilah nation, yang berarti identitas (identity)

sebagai karakter diri, tanda, jati diri ataupun sifat khas, sedangkan nasional

(nation) yang berarti bangsa maka identitas nasional itu merupakan sifat

khas yang melekat pada satu bangsa atau yang lebih dikenal sebagai

kepribadian atau karakter suatu bangsa.3 .

(1). http://id.m.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya(2). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cagar Budaya. A87, Jayakarta Agung Offset, Jakarta, 1984, halaman 4-53). Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2010, halaman 41

Page 8: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Identitas nasional juga berarti jati diri yang membentuk bangsa yaitu

berbagai suku bangsa, agama, bahasa indonesia, budaya nasional, wilayah

nusantara, ideologi pancasila. Identitas nasional tidak terlepas dari

nasinalisme yang berhubungan dengan jati diri bangsa. 4

C. Candi BorobudurCandi Borobudur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Candi

Borobudur memiliki luas 123x123 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu

terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Dinding-dinding Candi Borobudur

dikelilingi oleh gambar-gambar panel masing-masing 2 meter jadi kalau

rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief

seluruhnya 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk

bujur sangkar sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat

diseluruh bangunan candi berjumlah 504 buah sedangkan tinggi candi dari

permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42m namun sekarang

tinggal 34,5m setelah tersambar petir. Bagian paling atas ditingkat kesepuluh

terdapat stupa besar berdiameter 9,9m dengan tingga 7m. Borobudur berdiri

dari 1460 panel dan 504 stupa. Namun panel yang selama ini terlihat belum

lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya

dianggap pugar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah,

berisi adegan sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat).5

Sebagai bangunan Candi Borobudur dapat dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu bagian kaki candi (Kamadhatu), bagian tubuh candi (Rupadhatu) dan

bagian atas candi (Arupadhatu). Kamadhatu atau buana hasra dimana

manusia dikuasai oleh nafsu dan karenanya terikat pada hukum karma,

jumlah panel ada 160 buah dan denahnya bujur sangkar.

4) Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa, Gr asindo, Depok,2007,halaman 565).http://oldlook.indonesia.travel/id/destinasi/233/borobudur

Page 9: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Tingkat kedua adalah Rupadhatu atau buana rupa, dimana manusia telah

bebas dari nafsu tetapi masih terikat kepada nama dan rupa. Semua

dindingnya penuh dengan cerita dan relief hias. Denahnya bujur sangkar.

Yang ketiga adalah Arupadhatu, dimana manusia telah sempurna mutlak dan

memasuki Alam Tiada. Tidak ada ukiran atau hiasan. Denahnya berupa

lingkaran.6

Borobudur berasal dari gabungan kata bara dan budur. Bara berasal

dari bahasa sansekerta “vihara” yang berarti kompleks candi dan bihara atau

asrama (Prof. Dr. Poerbacaraka dan Stuterheim). Sedangkan kata budur

mengingatkan kita pada bahasa Bali, Beduhur yang artinya diatas. Jadi, nama

Borobudur kira-kira berarti asrama atau bihara (kelompok candi) yang

terletak diatas bukit. Pendapat lain dikemukakan oleh J.G. Casparis,

berdasarkan prasasti Cri Kahuluan (842M). Di dalam prasasti tersebut

terdapat sebuah kuil bernama “Bhumisembhara”, yang menurut pendapat

beliau nama itu tidak lengkap. Agaknya masih ada sepatah kata lagi untuk

“gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumi

Sambharabhudira”. Dari kata inilah, akhirnya menjadi nama Borobudur.7

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi

Borobudur dibangun oleh penganut agama Budha Mahayana pada masa

pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan

dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan

selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan

Ratu Pramudawardhani yang adalah puteri dari Samaratungga. Sedangkan

arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun

bernama Gunadharma.8

6). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman) 7). Soetarno, Aneka Candi Kuno di Indonesia, Dahara Prize, Semarang, 1997, halaman 798).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-

borobudur.html

Page 10: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Candi Borobudur rupanya dikenal sebagai tempat yang dapat

menimbulkan malapetaka. Menurut kitab “Badad Tanah Jawi”, dalam tahun

1709 Masehi ada seorang tokoh bernama Ki Mas Dana menantu Ki Gede

Pacukilan, yang memberontak terhadap raja Amangkurat III yang bertakhta

di Kartasura. Pemberontak ini mengalami kekalahan, kemudian melarikan

diri ke Bukit Borobudur. Panglima kerajaan, Pangeran Pringgolaya,

mengadakan pengejaran. Bukit Borobudur dikurung, Ki Mas Dana ditangkap

dan dibawa ke Kartasura, untuk selanjutnya menjalani hukuman mati. Dalam

kitab “Babad Mataram” diceritakan bahwa dalam tahun 1757 Masehi putera

mahkota kesultanan Yogyakarta yang bernama Pangeran Mancanegara

mengalami nasib buruk pula di Borobudur. Baginya berlaku pantangan untuk

melihat “arca seribu” disana, sebab salah satu dari arca-arca itu

menggambarkan seorang satria terkurung dalam sangkar. Sebaliknya sang

pangeran justru hendak bertemu dengan satria malang itu, akibatnya ialah

bahwa putera mahkota sepulangnya, di istana jatuh sakit dan muntah darah

sampai menemui ajalnya. Demikianlah maka selama sembilan abad, yaitu

sejak berdirinya sekitar tahun 800 sampai lebih kurang tahun 1700, Candi

Borobudur diselubungi tabir kegelapan belaka.9

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena

letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup

tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan

semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai

terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.10

9) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 9-1110).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-borobudur.html

Dalam abad ke-18 tabir itu sedikit terkuakkan, tetapi candinya belum

juga menampakkan dirinya secara wajar. Kabut ketakhyulan masih

meliputinya. Baru pada abad yang lalu selubung dan kabut itu mulai menipis,

dan cuaca menjadi semakin cerah.11

Page 11: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Pada tahun 1814, berkat kegiatan Sir Thomas Stamford Raffles yang

waktu itu menjabat Letnan Gubernur Jendral sebagai wakil pemerintah

Inggris yang menguasai negara kita. Raffles itu sangat besar minatnya

terhadap sejarah pulau Jawa. Maka itu banyak melakukan perjalanan

diberbagai daerah sambil mengumpulkan segala macam keterangan

mengenai sejarah dan kebudayaan dari pejabat-pejabat yang ia temui. Dalam

tahun 1814 itu Raffles sedang melakukan perjalanan di Semarang, ketika ia

diberitahu tentang adanya sebuah candi besar yang disebut Candi Borobudur

dan yang terletak di desa Bumisegoro dekat Magelang. Ia tidak sempat

menyaksikan sendiri candi itu, maka ia mengirimkan seorang utusan ke sana

untuk mengadakan peninjauan. Utusan itu adalah seorang Belanda bernama

Cornelius yang sudah banyak pengalamannya dalam masalah percandian di

Jawa. 12

Segera setelah datang di Borobudur, Cornelius mempekerjakan

sekitar 200 orang desa untuk menebangi pohon-pohon dan membakar

semak-semak yang tumbuh dengan subur diatas candi. Para pekerja itu

disuruh juga menggali dan menyingkirkan tanah serta puing yang telah

berabad-abad lamanya menutupi sebagian besar bangunannya.

11). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 1112). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman) Dalam waktu dua bulan pekerjaan pembersiahan telah selesai. Namun

berbagai bagian dari lorong-lorong candinya belum juga dapat dibersihkan

karena dikhawatirkan akan runtuh. Pengetahuaanya tentang sejarah pulau

Jawa dituangkan oleh Raffles dalam bukunya “History of Java” yang terbit

pada tahun 1817. Maka berjasalah Raffles bahwa melalui buku itu Candi

Borobudur terkenal dikalangan masyarakat luas, terutama di Eropa.13

Page 12: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Pada tahun 1825 diadakan pemugaran kembali pada bangunan candi

sehingga bentuknya menjadi semakin jelas. Sembilan tahun kemudian, saat

Belanda berkuasa, residen Kedu yang bernama Hatmann membersihkan

candi ini lagi. Setelah diadakan tinjauan untuk penelitian lebih lanjut pada

tahun 1842, maka pada tahun 1873 monografi pertama tentang Candi

Borobudur diterbitkan.14

Sangat disayangkan, karena kurangnya pengertian dari para pejabat

pemerintah pada waktu itu, tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang

karena perbuatan tangan-tangan jahil. Tidak kurang dari delapan cikar,

penuh dengan arca-arca dan batu-batu terukir dari bangunan Borobudur

(tentunya dipilih yang baik), telah diangkut ke Thailand sebagai hadiah atas

kunjungan raja Chulalangkon di Indonesia dalam tahun 1896. Residen kedua

yang ditugaskan untuk memberikan hadiah tersebut, rupa yang baik, antara

lain lima Dhyani-Buddha, tiga di antaranya diambilkan dari tempat-tempat

aslinya di relung-relung, dua arca singa, satu diantaranya adalah satu-

satunya arca singa yang tidak ada cacatnya, sebuah pancuran makara, kepala-

kepala singa dari sayap-sayap tangga. Kepala-kepala penghias relung-relung

serta gapura-gapura dan masih banyak lagi yang lain. 15 Benda-benda tersebut

saat ini tersimpan di Museum Bangkok, Thailand.

13) Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman)14).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa - tengah.html15) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 85-87

Pada tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah

panitia pemugaran dan perawatan Candi Borobudur. Setelah panitia

terbentuk, pada tahun 1907 hingga 1911 Borobudur direstorasi besar-

besaran. Pimpinan restorasi tersebut adalah Ir. Theodorus van Erp, seorang

ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu yang

kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi

Page 13: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Borobudur, mulai dari bentuk bangunan hingga falsafah dan ajaran-ajaran

yang dikandungnya. Bahkan, ia sempat melakukan studi banding selama

beberapa tahun di India dan Sri Lanka untuk melihat susunan bangunan

stupa Sanchi di Kandy dan membandingkannya dengan Borobudur. Hasil

kerja panitia yang dipimpin oleh Theodorus van Erp sebenarnya memuaskan,

namun karena proses alam yang tidak bisa dicegah (hujan ;dan panas), maka

bangunan candi menjadi rusak kembali dan bahkan ada beberapa bagiannya

yang mulai miring, renggang dan amblas. Untuk itu, pada tahun 1926

pemerintah Hindia Belanda memugarnya kembali. Sayangnya, pada

tahun1940 terjadi krisis malaise dan Perang Dunia II sehingga proses

pemugaran Borobudur terpaksa dihentikan.16

Pada tahun 1956, atas permintaan pemerintah Republik Indonesia

kepada UNESCO, datanglah Prof. Dr.C. Coremans dari Belgia ke Indonesia

untuk mengadakan penelitian sebab-sebab kerusakan batu-batu candi,

khususnya Candi Borobudur. Sebagai hasilnya, ia berkesimpulan bahwa air

merupakan penyebab utama dari semua kerusakan-kerusakan itu. Air hujan

meresap kedalam tanah dasar bangunan candi dan melalui celah-celah batu,

telah mengikis permukaan tanah dasarnya sehingga memperlemah daya

tahan tanah yang berfungsi sebagai fondasi bangunan. Lama-kelamaan tanah

dasar menjadi jenuh, air terkumpul di tempat-tempat tertentu dan

membentuk kantong-kantong air. Hal ini menyebabkan tanah pada akhirnya

menjadi lunak. 17

16).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa- tengah.html 17). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 87-88

Mengingat begitu kompleks masalah Borobudur ini, maka untuk

menangani kesemuanya itu diperlukan suatu organisasi yang teratur dan

terkordinasi. Akhirnya pada tahun 1971 Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan membentuk “Badan Pemugaran Candi Borobudur“ (BPC) yang

diketuai oleh Prof. Ir. Rooseno, sebagai sekretaris diangkat Prof. R.

Soekmono, disamping tugasnya selaku pimpinan proyek, Kepala Lembaga

Page 14: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN). Badan inilah yang akan

menangani semua masalah Borobudur, baik yang bersifat Nasional maupun

Internasional. Juga dibantu oleh staf ahli dari berbagai bidang ilmu

pengetahuan, antara lain ahli dari LPPN, mikrobologi, dan mekanika tanah

dari Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, ahli geologi dari ITB, dan ahli

beton dari Universitas Saraswati. Sebagai konsultan ialah Nedeco

(Netherlands Engineering Consultants). 18

Selanjutnya, pada tahun 1972 UNESCO mengucurkan dana sebesar 5

juta dollar Amerika sebagai biaya pemugaran Borobudur. Sisanya sebanyak

2,750 juta dollar lagi berasal dari pemerinah Indonesia. Pemugaran Candi

Borobudur dimulai pada tanggal 10 Agustus 1973 yang peresmian

pemugarannya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pemugaran tersebut

berlangsung hingga tahun 1984 dengan hasil yang hampir sempurna. Namun,

satu tahun kemudian terjadi serangan bom yang dilakukan oleh kelompok

Islam ekstrem yang dipimpin oleh Habib Husein Ali Alhabsyi. Serangan itu

membuat beberapa stupa pada candi harus diperbaiki. Dan, pada tahun 1991

Candi Borobudur ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia.19

18). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 8919).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa-tengah.ht m l

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional

Cagar budaya merupakan warisan budaya bangsa yang harus

dipelihara, dilindungi, dan dimanfaatkan untuk kejayaan bangsa. Oleh sebab

itu, pemerintah sedang giatnya memugar cagar budaya nasional, salah satu

Page 15: Makalah kewarganegaraan (repaired)

ialah Candi Borobudur. Candi Borobudur tidak dirawat dengan baik, akan

mengalami kerusakan.

Adapun penyebab dari kerusakan Candi Borobudur ataupun candi

lainnya :

1. Keadaan iklim yang panas maupun lembab

2. Tumbuhnya tumbuhan liar dan lumut

3. Gangguan dari pengunjung

4. Bencana alam

5. Pencurian

6. Perkembangan industri-industri.1

Melindungi dan memelihara nilai sejarah dan keaslian bentuk serta

pengamanan dari benda cagar budaya merupakan suatu kewajiban bagi

semua orang yang memiliki dan menguasainya.2 Apabila orang tersebut tidak

dapat melaksanakan kewajibannya maka pemerintah akan memberikan

teguran bahkan pemerintah akan menahan dan memindahkan benda cagar

budaya tersebut ke tempat asalnya.3

1). Departemen Pendidikan Kebudayaan, Cagar Budaya, A87, PT. Jayakarta Agung Offset,

Jakarta, 1984, halaman 28-29.

2). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)

3). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 14 ayat (1) dan pasal 16

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan

benda cagar budaya Indonesia. Jika kita menemukan benda cagar budaya,

kita harus segera melaporkannya kepada yang berwajib, polisi ataupun

melalui Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Setiap orang dialrang merusak benda cagar budaya tanpa izin dari

pemerintah. Larangan tersebut antara lain.

1. Membawa benda cagar budaya ke luar wilayah RI

Page 16: Makalah kewarganegaraan (repaired)

2. Memindahkan benda cagar budaya dari daerah satu ke daerah lainnya

3. Mengambil atau memindahkan benda cagar budaya baik sebagian

maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat

4. Mengubah bentuk atau warna serta memugar benda cagar budaya

5. Memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesatuaannya. 4

Sebagai warga Negara Indonesia, kita harus bangga terhadap

kekayaan budaya bangsa yang beranekaragam. Beraneka ragam budaya

Indonesia tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang diyakini dapat

membentuk kepribadian bangsanya, sehingga merupakan salah satu cara

untuk menunjukkan jati diirinya. Ini merupakan salah satu cara untuk

menangkal unsur-unsur budaya luar yang sengaja atau tidak sengaja akan

merusak bahkan memusnahkan ragam budaya Indonesia.

4) : UU.NO.5 Tahun 1992, BABIV Pasal 15 ayat (2)

Adapun upaya dalam perlindungan cagar budaya antara lain :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan berharganya benda cagar

budaya

2. Menugaskan beberapa personil dari masyarakat setempat untuk

menjadi juru kunci atau petugas yang mampu menjelaskan informasi

terkait dengan BCB tersebut. Petugas yang berasal dari lingkungan

Page 17: Makalah kewarganegaraan (repaired)

setempat ini mampu memberikan penjagaan keamanan BCB sehingga

mengurangi aksi vandalisme.

3. Mengenalkan BCB melalui paket pariwisata.5

4. membuat peraturan pengelolaan cagar budaya;

5. melakukan penyidikan kasus pelanggaran hukum;

6. memberikan penghargaan kepada setiap orang yang telah

melakukan Pelestarian Cagar Budaya;

7. memindahkan dan/atau menyimpan Cagar Budaya untuk

kepentingan pengamanan;

8. mengusulkan Cagar Budaya Nasional sebagai warisan dunia atau

Cagar Budaya bersifat internasional;

9. menetapkan batas situs dan kawasan; dan menghentikan proses

pemanfaatan ruang atau proses pembangunan yang dapat

menyebabkan rusak, hilang, atau musnahnya Cagar Budaya, baik

seluruh maupun bagian-bagiannya.6

5).http://forumgurusejarahkendal.blogspot.com/2009/08/upaya-dan-strategi-pelestarian- benda.html6).http://advokathandal.wordpress.com/perlindungan-hukum-dalam-aktivitas-pencarian- cagar-budaya/

B. Faktor-faktor Penghambat Perlindungan Cagar Budaya

Upaya pelestarian benda cagar budaya Indonesia bukanlah suatu

usaha yang mudah. Ada beberapa factor yang menjadi penghambat dalam

pelestarian benda cagar budaya antara lain :

1. Faktor alam dan faktor manusia.

Kerusakan karena factor alam dapat disebabkan oleh iklim dan bencana

alam. Sedangkan kerusakan karena ulah manusia seperti pencurian,

Page 18: Makalah kewarganegaraan (repaired)

pencemaran dan fandalisme (kegiatan manusia yang mencoret-coret,

pengrusakan dll)

2. Lemahnya aturan permerintah.

Harus adanya peraturan daerah atau perda yang mengatur secara teknis

tentang kualifikasi, konservasi dan tata cara pengelolaan bangunan

bersejarah

3. Pemahaman konsep tata kota moderen yang salah.

Akibatnya kepala daerah membangun hotel, mall, supermarket disetiap

sudut kota dan gedung-gedung pencakar langit lainnya sebagai tanda

berhasilnya pembangunan daerah tanpa memperhatikan keberadaan

benda cagar budaya. Sebaiknya konsep pembangunan harus bersifat

penyatuan peradaban masa lalu dengan masa kini untuk masa depan.

4. Kurangnya minat investor swasta dan kontraktor dalam melakukan

konservasi dan revialisasi benda cagar budaya. Dengan berbagai alasan

seperti tidak menguntungan dari segi bisnis, besarnya pajak, rumitnya

birokrasi dan masih dipercaya empat mitos pendaurulangan benda cagar

budaya yaitu :

a. Mitos bahwa biaya pendaurulangan lebih mahal disbanding

bangunan baru

b. Mitos bahwa bangunan kuno tidak efisien untuk fungsi baru

karena tata letak, ketinggian langit-langit yang tidak sesuai

dengan tuntunan mekanikal elektrikalnya

c. Mitos bahwa tingkat kekosongan untuk bangunan dan

perkantoran dibangunan dan kawasan kuno lebih tinggi

dibanding pada bangunan baru

d. Mitos bahwa bangunan kuno yang dimanjakan akan memiliki

umur yang pendek ketimbang bangunan lain.7

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia

6. Minimnya dana yang diberikan pemerintah sebagai alokasi pengembangan

objek wisata

Page 19: Makalah kewarganegaraan (repaired)

7. Kurangnya kesadaran akan rasa memiliki dan melindungi baik para

pemilik, pemerintah, investor, maupun masyarakat. 8

7). http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html8). http://digilid.umm.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap warga Negara Indonesia terutama generasi penerus hendaknya

menyadari bahwa cagar budaya itu sangatlah berguna untuk memajukan

bangsa dan Negara Indonesia. Candi Borobudur merupakan salah satu benda

cagar budaya nasional dari prestasi nenek moyang kita. Dalam Candi

Page 20: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Borobudur tercerminkan kepribadian dan kebesaran bangsa kita. Dalam

Candi Borobudur juga terpancarkan inspirasi yang kita perlukan untuk

menggairahkan partisipasi kita dalam kegiatan membangun masa depan.

Maka sudah kewajiban kita untuk menghargai usaha budaya kita setinggi-

tingginya, memelihara sebaik mungkin dan menjadikannya landasan untuk

menggalang kesadaran nasional kita sebagai pangkal ketahanan nasional

bangsa. Menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita pula untuk meneruskan

keagungan Candi Borobudur itu kepada anak cucu kita, mewariskannya

dalam bentuk puing dan dengan demikian membiarkan lenyapnya nilai-nilai

luhur budaya bangsa kita adalah dosa yang tidak dapat ditebus.9 Dengan

lenyapnya Candi Borobudur ikut lenyap pulalah bagian dari sejarah suatu

tempat yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas tersendiri.

Generasi penerus tidak akan dapat lagi menyaksikan bukti-bukti sejarah dari

perjalanan hidup generasi sebelumnya.

Dalam upaya perlindungan dan pelestarian cagar budaya terdapat

beberapa factor penghambatnya antara lain kurangnya partisipasi dari

masyarakat, minimnya dana dari pemerintah maupun investor, kurangnya

sumber daya manusia karena ulah manusia.

9) Soekmono. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 60B. Saran

Sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya kita menjaga dan

melestarikan benda cagar budaya nasional dengan suatu tindakan yang

nyata. Semua pihak harus bersatu padu dalam upaya pelestarian benda cagar

budaya baik dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri.

Kiranya sudah saatnya dibentuk suatu kelompok atau oraganisasi yang

berminat kepada benda cagar budaya guna lebih terjaganya lagi benda cagar

budaya Indonesia.

Page 21: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Upaya pelestarian benda cagar budaya menghadapi berbagai

hambatan. Oleh sebab itu hambatan-hambatan tersebut harus bias

diminimaliskan. Pelestarian cagar budaya harus tetap dijaga, tidak rusak

ataupun lenyap agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial,

pariwisata, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Cagar Budaya A87.

Jakarta:P.T.Jayakarta Agung Offset.

Dwiyono, Agus. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta Timur:Yudisthira.

Page 22: Makalah kewarganegaraan (repaired)

Erwin, Muhamad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Bandung:P.T.Refika Aditama.

Rahayu, Minato. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi

Jati Diri Bangsa. Depok:Grasindo.

Soekmono. Tanpa Tahun. Candi Borobudur. Jawa Tengah:Buku Nusantara.

_______. 1973. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur.

Yogyakarta:Kanisius.

Soetarno. 1997. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang:Dahara Prize.

Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya.

Lain-lain :

http://id.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya, 2 Juni 2012.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/globalisasi, 2 Juni 2012.

http://oldlook.indonesia-travel/id/destinasi/233/borobudur, 3 Juni 2012.

http://kumpulan-info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-

borobudur.html, 3 Juni 2012.

http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-

jawa-tengah.html, 3 Juni 2012.

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html, 3 Juni 2012.

http://digilid.umm.ac.id, 5 Juni 2012