Upload
yulitri0507
View
3.239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KOPERASI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ekonomi
Disusun Oleh:
Nama :
No :
Kelas :
SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata pelajaran ekonomi. Tidak lupa, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sumber pengetahuan
bagi para pembaca.
ii
Karanggede, 30 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN KATA PENGANTAR .........................................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. POKOK PEMBAHASAN ................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA ...... 3
B. PENGERTIAN, ASAS, DAN PRINSIP KOPERASI ..................... 5
C. MANFAAT DAN PENGGOLONGAN KOPERASI ..................... 8
D. PERMODALAN KOPERASI .......................................................... 12
E. UKURAN KEBERHASILAN KOPERASI ..................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
A. KESIMPULAN .................................................................................17
B. SARAN .............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bersama bahwa koperasi mulai tumbuh dan
berkembang di Inggris pada pertengahan abad XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang
dipelopori oleh Charles Howard di Kampung Rochdale. Namun sebelum koperasi
mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya inspirasi gerakan koperasi sudah
mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi industri dan penerapan
sistem ekonomi kapitalis.
Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai Negara
baik di Eropa daratan, Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia. Pada dasarnya
koperasi digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan persoalan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Koperasi sebenarnya sudak masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX
yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara
resmi gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada
kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Pada umumnya orang menganggap koperasi adalah sebagai organisasi
sosial, yaitu melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan. Ada
juga yang mengatakan bahwa koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya saja. Dan yang lebih ekstrim mengatakan bahwa koperasi itu hanya
kemakmuran pengurusnya saja. Kami kira ini anggapan atau pemikiran yang
keliru. Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling
ideal di mana anggotanya, juga bertindak sebagai produsen, sebagai konsumen,
dan sekaligus sebagai pemilik. Dalam kontenks Indonesia, koperasi merupakan
bentuk usaha yang syah, yang keberadaannya diakui dalam UUD-1945.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan
pokok para anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single
purpose. Namun dalam perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-
macam antara lain sebagai tolak ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru,
dan sebagai alternatif kegiatan usaha.
1
B. POKOK PEMBAHASAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah
yang berhubungan dengan pembahasan antara lain:
1. Sejarah Perkembangan Koperasi
2. Pengertian, Asas, dan Prinsip Ekonomi
3. Manfaat dan Penggolongan Koperasi
4. Pemodalan Koperasi
5. Ukuran Keberhasilan Koperasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
kehadiran pedagang-pedagang bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Namun
dengan keserakahan pedagang-pedagang Eropa untuk meraih keuntungan yang
sebesar-besarnya, maka hubungan dagang menjadi ingin menguasai mata rantai
perdagangan.
Akibatnya terjadi penindasan (menjajah) oleh pedagang-pedagang bangsa
Eropa terhadap bangsa Indonesia. Dari penderitaan inilah yang mengunggah
pemuka-pemuka bangsa Indonesia berjuang untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat, salah satunya dengan mendirikan koperasi.
1. Zaman Belanda
R. aria wiraatmaja seorang patih di Purwekerto, mempelopori
berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para pegawai agar tidak
terjerat oleh lintah darat. Usaha ini mendapat dukungan residen Purwekerto
E.Sieburg.badan usaha yang dipilih untuk bank yang diberi nama Bank
penolong dan tabunggan (Help en Spaar Bank), ialah koperasi.
Pada tahun 1898, atas bantuan E.Sieburg dan De Woolfvan
Westerrode, jangkauan perlayanan bank diperluas ke sektor pertanian
(HulpSpaar en Lanbouwweredit Bank), yaitu meniru pola koperasi pertanian
yang dikembangkan di Jerman (Raiffeisen). Upaya yang ditempuh pemerintah
kolonial belanda ialah merintangi perkembangan yang dirintis oleh R. Aria
Wiraatmaja.
Pada tahun 1908 Raden Soetomo melalui Budi Utomo berusaha
mengembangkan koperasi rumah tangga tetapi kurang berhasil karena
dukungan dari masyarakat sangat rendah. Hal ini disebabkan kesadaran
masyarakat akan manfaat koperasi sangat rendah. Tahun 1913, serikat Dagang
Islam yang kemudian menjadi Sarekat Islam, memelopori berdirinya beberapa
jenis Industri Koperasi Kecil dan kerajinan. Hambatan formal dari
pemerintahan belanda adalah diterapkannya peraturan koperasi No.44431
tahun 1915, dimana persyaratan Administrasi, yang menyangkut masalah
perizinan, pembiayaan dan masalah-masalah teknis pendirian yang kegiatan
3
usaha koperasi dibuat sangat berat. Pada tahun1939, koperasi di Indosesia
tumbuh pesat, mencapai 1712 buah, dan terdaftar sebanyak 172 buah dengan
anggota sekitar 144.134 orang.
2. Zaman Jepang
Pada masa ini usaha-usaha perkembangan koperasi di Indonesia
disesuaikan dengan asas-asas kemiliteran. Pada zaman Jepang ini
dikembangkan model koperasi yang terkenal dengan sebuatan kumiai. Dengan
propaganda untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga mendapat
simpatiyang luas dari masyarakat. Siasat pemerintah jepang melalui
pembentukan Kumiai sebenarnya untuk memenuhi kepentingan perang.
Fungsi koperasi dalam periode ini benar-benar hanya sebagai alat
untuk mendistribusikan bahan - bahan kebutuhan pokok untuk kepentingan
perang Jepang, dan bukan untuk kepentingan rakyat.
3. Periode 1945-1967
Dikeluarkannya dekrit presiden pada tanggal 15 juli 1959. Keberadaan
koperasi disesuaikan dengan perkembangan kebijaksanaan politik pada saat
itu. UU Koperasi No.79/1958 misalnya, disyahkan berdasarkan ketentuan
UUDS 1950. Pemerintah kemudian memberlakukan PP Noo. 60/1959,
sebagai pengganti UU No. 79/1958.
Pada tahun 1965 pemerintah mencabut PP No. 60/1959, dan
memberlakukan UU koperasi No. 14/1965. Pengganti UU ini menyebabkan
memburuknya perkembangan koperasi.
4. Periode 1967-1992
Pemerintah orde baru memberlakukan UU No. 12/1967 sebagai
pengganti UU No. 14/1965, disusul dengan melalukan rehabilitas koperasi
yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan UU No. 12/1967 terpaksa
membubarakan diri.
Diberlakukan UU No. 12/1967 koperasi mulai berkembang kembali.
Salah satu yang menonjol ialah pembinaan dan pengembangan KUD (Inpres
No.4/1984).Anggota koperasi pada Pelita 1 berjumlah 2,5 juta dan pada Pelita
V meningkat menjadi 19 juta, volume usaha meningkat dari Rpp 88,5 miliar
menjadi Rp 44,9 triliyun.
4
Dalam menghadapi hal-hal tersebut pemerintah mengambil langkah-
langkah strategis yang dengan memacu perkembangan koperasi secara
kualitatif dengan mengganti UU No.12/1967 dengan UU Nomor 25/1992
tentang Perkoperasian.
5. Periode 1992-2005
Dengan diberlakukannya UU nomor 25/1992 tentang perkoperasian
maka terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam pergerakan koperasi di
Indonesia. Dengan diberlakukannya UU No.12/1992 maka gerak langkah
koperasi menjadi lebih leluasa karena perkumpulan koperasi dianggap sama
dengan bentuk badan usaha lain. Sehingga dalam hal-hal tertentu kegiatan
usaha koperasi mampu bersaing dengan kegiatan usaha badan badan usaha
lainnya.
B. PENGERTIAN, ASAS, DAN PRINSIP EKONOMI
1. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang
berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi.
Namun demikian yang dimaksud dengan Koperasi di sini adalah suatu bentuk
peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-
orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan para
ahli Definisi Koperasi:
a. Muhammad Hatta (1994): Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum
lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya
dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan keperluan bersama bukan keuntungan.
b. ILO (dikutip oleh Edilius & Sudarsono, 1993): Koperasi ialah suatu
kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas,
yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang di awasi secara
demokratis.
c. Dr. G. Mladenata, didalam bukunya “Histoire Desdactrines Cooperative”
mengemukakan bahwa koperasi terdiri atas produsen-produsen yang
bergabung secara sukarelauntuk mencapai tujuan bersama, dengan saling
5
bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan
mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.
d. H.E. Erdman, dalam bukunya “Passing Monopoly as an aim of
Cooperatif” ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan
mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota
sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi.
Pengertian Koperasi di Indonesia. Dasar hukum keberadaan
koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 antara
lain dikemukakan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa
“perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan”, sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992, yang dimaksud
dengan koperasi di Indonesia adalah: “Badan usaha yang beranggotakan
orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
Dalam tujuan tersebut dapat dimengerti bahwa koperasi adalah sebagai
satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai
dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia.
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 33 ayat (4) UUD 1945.
2. LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN KOPERASI
Landasan dan asas koperasi umumnya terdiri dari tiga hal sebagai berikut:
a. Pandangan hidup dan cita-cita moral yang ingin dicapai suatu bangsa.
Unsur ini lazimnya disebut sebagai landasan cita-cita atau landasan idiil
yang menentukan arah perjalanan usaha koperasi.
b. Semua ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur agar falsafah
bangsa, sebagai cita-cita moral bangsa benar-benar dihayati dan
diamalkan. Unsur landasan koperasi yang kedua ini disebut sebagai
landasan struktural.
6
c. Adanya rasa karsa untuk hidup dangan mengutamakan tindakan saling
tolong menolong diantara sesama manusia berdasarkan ketinggian budi
dan harga diri, serta dengan kesadaran sebagai makhluk pribadi yang
harus bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. Sikap dasar yang
demikian ini dikenal sebagai asas koperasi.
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992,
yang berbunyi: “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945”.
Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya
meliputi 3 hal yaitu:
a. Memajukan kesejahteraan anggotanya;
b. Memajukan kesejahteraan masyarakat;
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
3. Prinsip-prinsip Koperasi
Perbedaan koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya, tidak
hanya terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi dan usaha yang dilakukan. Prinsip pengelolaan
organisasi dan usaha koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan
yang dianut oleh koperasi.
Prinsip koperasi atau juga disebut sebagai sendi-sendi dasar koperasi
ialah pedoman pokok yang menjiwai setiap gerak langkah pengelolaan dan
usaha koperasi.
Penyusunan prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
perkembangan koperasi secara internasional. Dalam mempelajari prinsip
koperasi internasional, disadari bahwa penyusunan prinsip koperasi Indonesia
harus sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangan koperasi di Indonesia.
Sebagai dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU No. 25/1992, Koperasi
Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut.
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
7
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan sacara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pembagian balas jasa yang terbatas pada modal;
e. Kamandirian.
C. MANFAAT DAN PENGGOLONGAN KOPERASI
1. Manfaat Koperasi
Manfaat Koperasi dijelaskan dalam tata perekonomian Indonesia,
Pasal 4 tentang Perkoperasian, yakni:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi
Pendiri koperasi pada mulanya di maksudkan untuk menolong para
petani dari permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak. Hal ini terjadi
pada awal Revolusi Industri Eropa, dimana harga barang-barang hasil
pertanian di permainkan oleh para tengkulak, di samping itu juga kaum buruh
yang diabaikan oleh kaum kapitalis.
Ketergantungan ini terutama disebabkan oleh keadaaan ekonomi
petani dan kaum buruh yang masih bersifat sub sistem (tidak menentu). Untuk
mengatasikeadaan ini petani meminjam kepada tengkulak dengan menjamin
hasil pertaniannya, sedangkan kaum buruh mendapat tekanan kuat dari kaum
kapitalis, dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk itu saya akan
menjelaskan bagaimana manfaat koperasi dari berbagai pandangan beberapa
aliran pemikiran dalam masyarakat.
Ada beberapa pandang mengenai manfaat koperasi yang dikemukakan
oleh Casselman pada tahun 1989 ada 3 aliran mengenai manfaat koperasi :
8
a. Aliran Yardstick
Menurut pandangan aliran ini hanya berfungsi sebagai tolak ukur
dalam arti sebagai penetralisir keburukan yang timbul oleh sistem
perekonomian kapitalis.
Sasaran gerakan koperasi hanya terbatasi pada segi menghilangkan
praktek-praktek persaingan yang tidak sehat pada sistem perekonomian
kapitalis.
b. Aliran Sosialis
Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi
berbeda dengan pandangan aliran Yardstick .Aliran ini memandang sistem
perekonomian kapitalis sebagai asal mula penindasan terhadap rakyat
banyak.
Maka kehadiran koperasi di dalam masyarakat kapitalis harus
difungsikan sebagai kekuatan untuk mengganti sistem perekonomian
kapitalis tersebut.
c. Aliran Persemakmuran
Aliran ini dapat dikategorikan aliran tengah. Di satu pihak
sebagaimana aliran yardstick, aliran ini memandang sistem perekonomian
kapitalis sebagai suatu sistem perekonomian yang harus di hancurkan,
tetapi sebagaimana aliran sosialis, sepakat harus sistem perekonomian
kapitalis pernah dikoreksi, namun tidak di seradikal aliran sosial.
Menurut aliran ini fungsi dan peran koperasi didalam masyarakat
kapitalis tidak sekedar sebagai tolak ukur alat penawar, tetapi sebagai
alternatif dari bentuk kerusakan kapitalis. Sebagai bentuk perusahaan
alternatif, maka peranan koperasi harus terus ditingkatkan dan
dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat koperasi.
Apabila di lihat dari bidang ekonomi manfaat koperasi adalah
sebagai berikut ini:
1) Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berkeprimanusiaan
2) Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil
3) Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk permodalan lainnya
4) Menawarkan barang-barang dan jasa dengan harga yang lebih murah
5) Meningkatkan penghasilan anggota
9
6) Menyederhanakan dan mengefisienkan tata niaga
7) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan
perusahaan
8) Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, antara
kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan
9) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara aktif
Akan tetapi di dilihat dari bidang sosial maka manfaat berkoperasi
adalah sebagai berikut:
a. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama, baik
dalam menyelesaikan mereka, maupun dalam membangun tatanan sosial
masyarakat yang lebih baik
b. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat berkorban, sesuai
dengan kemampuannya masing-masing, demi terwujudnya tatanan sosial
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan beradab
c. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
menjamin dan melindungi hak dan kewajiban setiap orang
d. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan
damai
2. PENGGOLONGAN KOPERASI
Penggolongan koperasi ialah pengelompokan koperasi kedalam
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik yang
tertentu pula.
Dalam perkembangannya, jenis koperasi yang berkembang cenderung
bervariasi. Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang
pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi.
Koperasi kemudian dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok besar
berdasarkan pendekatan . Dan dalam masing-masing kelompok besar dapat
digolong-golongkan kedalam kelompok-kelompok yang kecil lebih khusus.
Koperasi berdasarkan bidang usaha, dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang
penyedian barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para
anggotanya.
10
b. Koperasi produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan baku
menjadi bahan jadi/setengah jadi.
c. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang
dihasilkannya.
d. Koperasi kredit/simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
penumpukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali
kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya.
Koperasi berdasarkan jenis komoditi, dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa
atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat seumber alam itu.
b. Koperasi pertanian dan peternakan koperasi-koperasi pertanian adalah
koperasi yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian
tertentu. Kegiatan koperasi pertanian biasanya meliputi:
1) Pengusaha bibit, semprotan dan peralatan pertanian lainnya.
2) Mengolah hasil pertanian.
3) Memasarkan hasil-hasil olahan komoditi pertanian.
4) Menyediakan modal bagi para petani.
5) Mengembangkan keterampilan koperasi.
6) Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan
dengan peternakan tertentu.
7) Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha
di bidang industry dan kerajinan tertentu.
8) Koperasi jasa-jasa hampir sama dengan koperasi industri lainnya, yang
membedakan ialah bahwa koperasi jasa mengkhususkan usahanya
dalam memproduksi dan memasukkan kegiatan-kegiatan tertentu.
Koperasi berdasarkan profesi anggotanya, dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Koperasi karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri Sipil
c. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri
11
d. Koperasi mahasiswa
e. Koperasi pedagang pasar
f. Koperasi veteran RI
g. Koperasi nelayan
h. Koperasi kerajinan dan sebagainya
Koperasi berdasarkan daerah kerjanya, dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang biasanya
didirikan dalam lingkup wilayah terkecil tertentu.
b. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi
primer biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi
primer dalam lingkup wilayah tertentu.
c. Koperasi gabungan koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi
pusat, koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan
beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari wilayah tertentu.
d. Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi
pusat atau koperasi-koperasi gabungan yang berkedudukan di ibukota
negara.
D. PEMODALAN KOPERASI
1. PENGERTIAN MODAL
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk
melaksanakan usaha- usaha koperasi. Oleh karena itu kehadiran modal dalam
koperasi ibarat pembuluh darah yang mensuplai darah (modal) bagi kegiatan-
kegiatan lainnya dalam koperasi. Ada tiga alasan dasar mengapa koperasi
membutuhkan modal, yaitu:
a. Untuk membiayai proses pendirian koperasi, lazimnya disebut sebagai
biaya pra organisasi
b. Untuk membeli barang-barang modal yang dalam perhitungan perusahaan
digolongkan menjadi harta tetap/ fixed assets
c. Untuk modal kerja/ working capital, biasanya digunakan untuk membiayai
biaya-biaya rutin dalam menjalankan usahanya.
12
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam
kaitannya dengan permodalan ini,yaitu sebagai berikut:
a. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan
anggota dan tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat
ditanamkan oleh seseorang anggota dalam koperasi dan berlaku ketentuan
satu anggota satu suara.
b. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha usaha yang bermanfaat dan
meningkatkan kesejahteraan bagi anggota.
c. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.
d. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai
usahanya secara efesien
e. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal
baru. Hal ini bisa dilakukan dengan menahan sebagian dari
keuntungan/sisa hasil usaha (SHU) dan tidak membagikan semua kepada
anggota.
Sumber sumber permodalan bagi koperasi. Menurut UU NO. 25
tentang perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi terdiri dari modal
sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal Sendiri, yang dimaksud modal sendiri dalam penjelasan pasal 1
ayat (2) UU 25/1992 adalah modal yang menanggung resiko atau di sebut
modal ekuiti.
1) Simpanan Pokok sejumlah uang yang sama banyaknya yang
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota.
2) Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama yang wajib di bayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu.
3) Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha,yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi bila di perlukan.
4) Hibah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.
b. Modal Pinjaman adalah modal yang koperasi pinjam dari pihak lain.
Modal pinjaman dapat berasal dari:
1) Anggota,yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk
calon anggota yang memenuhi syarat.
13
2) Koperasi lain/atau anggotanya, pinjaman dari koperasi dari atau
anggotanya didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi
3) Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dalam rangka mencari
tambahan modal, koperasi dapat mengeluarkan obligasi(surat
pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat.
5) Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.
E. UKURAN KEBERHASILAN KOPERASI
Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa yang
disebut kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur keberhasilan
koperasi secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua sudut, yaitu
sudut perusahaan dan sudut efek koperasi. Pendekatan dari sudut perusahaan:
1. Peningkatan Anggota Perorangan
Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada
jumlah koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi
bersumber dari anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu
diperhatikan, yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota.
2. Peningkatan Modal
Peningkatan modal terutama yang berasal dari koperasi sendiri.
Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama
dari kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti
kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang
lain adalah keberanian manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
3. Peningkatan Volume Usaha.
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume
usaha suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan,
sehingga dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para
anggota.
4. Peningkatan Pelayanan Kepada Anggota dan Masyarakat.
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara
kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan
14
sebelum dan sesudah ada koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam-
macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan
usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
1. TOLAK UKUR KEBERHASILAN KOPERASI SEBAGAI BADAN
USAHA
a. Jenis anggota, jumlah anggota, dan jumlah anggota yang aktif serta benar-
benar ikut memiliki koperasi (jumlah anggota yang berkualitas)
b. Jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, serta
kesadaran anggota untuk membayarnya. Simpanan-simpanan tersebut
merupakan komponen modal sendiri bagi koperasi.
c. Besarnya SHU dan distribusi SHU kepada anggota. Semakin adil
pendistribusian SHU kepada anggota berarti koperasi tersebut semakin
berhasil.
d. Besarnya modal, asal modal, dan jenis pemilik modal. Koperasi yang
memiliki modal besar tetapi jumlah anggotanya sedikit bisa dibilang
bukan koperasi.
2. TOLAK UKUR KEBERHASILAN KOPERASI SEBAGAI GERAKAN
EKONOMI
a. Jasa pelayanan yang diberikan koperasi, sehingga usaha koperasi lebih
maju.
b. Peningkatan kondisi sosial ekonomi anggota koperasi.
3. TOLAK UKUR KEBERHASILAN KOPERASI SEBAGAI SISTEM
EKONOMI
a. Kerja sama yang baik dengan organisasi-organisasi lain, tanpa persaingan
dalam melaksanakan usahanya.
b. Koperasi semakin dapat dipercaya, tanpa harus dikendalikan secara ketat
oleh pemerintah.
c. Peningkatan peran serta koperasi sejajar dengan BUMN dan perusahaan-
perusahaan swasta dalam kebijakan-kebijakan, termasuk kepemilikan
saham BUMN dan perusahaan swasta oleh koperasi.
15
Selanjutnya M.G. Suwarni menyatakan bahwa koperasi bisa berkembang
apabila koperasi tersebut baik dan sehat. Koperasi dikatakan baik apabila di
dalam koperasi tersebut tidak terjadi penyimpangan yang fatal, tidak ada
monopoli kekuasaan lain selain rapat anggota, dan semua unsur organisasi
koperasi memberi dukungan terhadap pelaksanaan program kerja/keputusan yang
telah disepakati. Sedangkan tingkat kesehatan koperasi diukur dari kesehatan
organisasinya, kesehatan mentalnya, dan kesehatan usahanya.
Organisasi koperasi dikatakan sehat apabila kesadaran anggota koperasi
tinggi, AD/ART dilaksanakan, rapat anggota/pengurus/badan pengawas dapat
berfungsi secara optimal. Kesehatan mental koperasi dapat dilihat dari besarnya
tanggung jawab rapat anggota/pengurus/badan pengawas, pengelolaan koperasi
berdasarkan kemanusiaan/kekeluargaan, keterbukaan, kejujuran, dan keadilan,
program-program pendidikan koperasi dilaksanakan secara rutin, konflik-konflik
disfungsional dapat diatasi, serta koperasi dapat hidup mandiri. Usaha koperasi
sehat apabila pengelolaanya didasarkan atas azas dan sendi dasar koperasi,
berjalan secara rutin, RAT dilaksanakan secara rutin, setiap RAT dibagikan SHU
secara adil, memberikan pelayan yang baik, dan usaha yang semakin meningkat.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam
bidang ekonomi yang berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya
pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Masing-masing
anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya
koperasi.
Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyat
yang bersifat sosial. Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang dapat
mensejahterakan rakyat. Koperasi pun memiliki peranan yang besar dalam
pembangunan nasional. Sebagai usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan,
koperasi haruslah dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen secara tepat.
B. SARAN
Pada pembahasan ini menjelaskan pengertian koperasi dari berbagai
pandangan para ahli dan dari undang-undang koperasi itu sendiri, termasuk juga
prinsip-prinsip dan asas koperasi. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya menjadi paham tentang bagaimana
melakukan kegiatan usaha dengan berkoperasi, dan dapat membandingkan
dengan kegiatan usaha yang bukan koperasi.
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis
mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Alfabeta, CV.
Indrawan Rully. 2004.Ekonomi Koperasi.Bandung.Lemlit Unpas.
Warta Warga. 2009, 18 Desember. Kriteria Keberhasilan Koperasi.
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id
18