Click here to load reader
Upload
kel1psikosos
View
2.532
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fakultas Psikologi - Universitas Mercu Buana - PKK Menteng
Citation preview
PSIKOLOGI SOSIAL
MOTIVASI SOSIAL
1
Dosen Pengampu : Laila
Disusun oleh:
1. Bunga Fitri Apriani Latif (46112120011)
2. Dewi Puspita Sari (46112120014)
Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Hakikat manusia...................................................................................................................2
2.2 Pengertian Motivasi..............................................................................................................3
2.3 Asumsi Dasar Mengenai Motivasi.......................................................................................5
2.4 Pendekatan Dasar Motivasi..................................................................................................6
2.5 Teori-Teori Motivasi............................................................................................................8
2.6 Macam-Macam Motivasi.....................................................................................................9
2.7 Pendekatan Sistem Dalam Motivasi...................................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memahami hakekat manusia adalah dengan melakukannya pendekatan yang
mengarah kepada teori motivasi manusia dalam kehidupannya. Banyak para ahli yang
membuat dan menyusun teori-teori motivasi.
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya
dengan manusia lain. Dalam hal ini pun manusia selalu melakukan komunikasi atau
interaksi dengan sesama manusia yang terdiri dari 1 atau lebih. Karena manusia pun
memiliki akal, pikiran dan potensi untuk berkembang disetiap kehidupannya. Interaksi
dapat dimulai dari saat mereka bertemu, saling menegur, berjabat tangan, dan saling
berbicara bahkan berkelahi.
Dalam makalah ini mari kita bahas tentang hakikat manusia, pengertian motivasi,
pendekatan dasar pada motivasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia
Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, diciptakan dalam
bentuk paling sempurna. Ketika menjalani kehidupannya, manusia tidak selamanya dalam
kondisi bahagia dan sempurna. Namum terkadang mengalami banyak hal yang
mempengaruhi pola kehidupannya.
Manusia selalu memiliki keinginan untuk berkembang dan sukses. Akan tetapi
manusia pun harus usaha dan usaha itu pun didasari oleh kemauan dan motivasi dalam
kehidupannya.
Hakikat manusia menurut David Schneider (1976) digolongkan sebagai berikut:
1. Manusia sebagai hewan
Manusia mempunyai berbagai naluri dasar yang mengendalikan dan mengarahkan
perilakunya agar dapat bertahan dari segala ancaman, yaitu hubungan seks, makan,
pertahanan diri, dan pertahanan terhadap serangan dari luar.
2. Manusia sebagai pencari keuntungan
Doktrin bahwa manusia mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan, disebut
Hedonisme. Thibaut & Kelly (dalam Sarwono, 1995) adalah peneliti-peneliti
psikologi yang mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi.
Teori ini dinamakan teori timbal-balik (exchange theory) yang menjelaskan adanya
prinsip untung-rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi antarmanusia.
Misalnya, Agus bersahabat dengan Bobby. Agus adalah anak yang pandai di kelas,
sedangkan Bobby mempunyai mobil. Agus dapat mengharapkan jemputan mobil
dari Bobby, sedangkan Bobby berharap pekerjaan rumahnya dapat dibantu oleh
Agus. Selama kedua pihak merasa saling diuntungkan, persahabtan keduanya akan
bertahan terus.
3. Manusia sebagai salah satu unsur dalam lingkungan fisika
Beberapa teoritikus mulai tidak tertarik pada sumber motivasi, tetapi lebih berminat
untuk mempelajari perwujudan motivasi itu dalam bentuk perilaku fisik. Gejala ini
terjadi akibat pengaruh dari ahli fisika Galileo dan Newton terhadap Thomas
Hobbes.
Menurut pandangan ini, setiap gerak tubuh manusia merupakan refleksi dari operasi
gabungan berbagai daya yang ada di lapangan. Dengan demikian motivasi menurut
Hobbes adalah gerak miniature (miniature motion) di dalam tubuh.
4. Manusia sebagai ilmuwan
Pandangan lain berpendapat bahwa manusia cenderung ingin mengerti lingkungan
fisik dan sosialnya. Selain itu, ia ingin mengontrol lingkungannya. Jadi manusia
cenderung berpikir sebab-akibat dan cenderung menggolong-golongkan segala
sesuatu (baik-buruk, benar-salah, dan sebagainya) sebagaimana laykanya setiap
ilmuwan. Pandangan bahwa manusia itu bagaikan ilmuwan dikemukakan salah
satunya oleh aliran psikologi kognitif.
2.2 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa inggris “MOTIVATION” kata dasar “MOTIVE”
yang bermaksud tujuan. Menurut M. Sheriff & C.W. Sherif (1956) motif adalah istilah
generic yang meliputi semua faktor internal yang mengarah ke berbagai jenis perilaku
yang bertujuan, semua pengaruh internal seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari
fungsi-fungsi organism, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera social yang
bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.
Kemudian motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang sehingga menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan
tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi adalah suatu proses dimana tingkah laku bertindak dengan sangat dan terkendali serta mendorong keinginan individu untuk melakukan apa yang berguna untuk mencapai tujuan. Sedangkan memotivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai ‘apa yang membuat orang tergerak’. Motivasi sangat berguna untuk pekerjaan, belajar dsb.
Beberapa pengertian motivasi menurut para ahli:
Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif (Wexley & Yukl)
Motivasi adalah Proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan perilaku (Santrock,
2008:510)
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan (Tabrani Rusyan)
Dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi terettnu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Misalnya, tidak mustahil seorang mahasiswa sangat tekun membaca suatu novel yang dianggapnya menarik sampai ia selesai membaca buku tersebut. Akan tetapi segera merasa bosan atau mengantuk jika menghadapi ujian yang akan segera ditempuhnya di sekolah. Berarti apabila berbicara mengenai motivasi salah satu hal yang amat penting untuk di perhatikan ialah bahwa tingkat motivasi berbeda antara seorang dengan orang lain dalam diri masing-masing pada waktu yang berlainan.
Mengingat hal ini teramat penting karena jika dikaitkan dengan kehidupan organisasional, yang menjadi sasaran utama pemberian motivasi oleh para manajer kepada bawahannya adalah peningkatan prestasi kerja para bawahan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi. Akan tetapi prestasi kerja tidak dapat ditingkatkan hanya melalui pmeberian motivasi saja, karena ia merupakan perkalian antara kemampuann dan motivasi.
Yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabanya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari batasan pengertian di atas, terlihat bahwa berbicara mengenai motivasi mengandung tiga hal yang penting, yaitu :
1. Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasarn organisasional
2. Motivasi menrupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebu-tuhan tertentu. Dengan kata lain, motivasi merupakan kesediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi kesediaan itu sangat mtergantung pada kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebu-
tuhannya. Apabila seseorang termotivasi, yang bersangkutan akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu.
3. Dalam usaha pemahaman teori motivasi dan aplikasinya, yang dimaksud dngan kebutuhan ialahh keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usahan tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan mencip-takan “ketegangan” yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu dalam diri seseorang. Dengan dmeikian dapat dikatan bahwa seorang pekerja yang termoti-vasi berada pada susasana ketegangan.
Motivasi dapat bersumber dari 2 hal, yaitu Internal (diri sendiri) dan Eksternal (luar diri sendiri) :
1. Motivasi Internal
Motivasi internal bersumber dari dalam diri seseorang. Contoh faktor motivasi internal baik yang positif maupun negative :
Seseorang yang merasa berhasil menunaikan kewajibannya dengan sangat memauskan memperoleh dorongan positif untuk bekerja lebih keras lagi di masa yang akan dating, sehingga ia meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karirnya. Jelas terlihat bahwa motivassinya bersifat positif.
Akan tetapi sebaliknya, jika seseorang kurnag berhasil melakukan tugasnya sehingga mendapat teguran atasannya, ia akan menjadikannya dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga d masa depan situasi itu tidak terulang kembali.
2. Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal bersumber dari luar diri orang yang bersangkutan. Contoh faktor motivasi eksternal baik yang positif maupun negative :
Seorang manajer memberikan pujian kepada seorang bawahan yang berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik disertai dengan penghargaan dan hadiah berupa uang. Dalam hal ini seornag manajer memberikan dorongan kepada karyawan tersebut dan dengan hal tersebut diharapkan ia dapat lebih giat meningkatkan prestasi kerjanya.
2.3 Asumsi Dasar Mengenai Motivasi
1. Motivasi biasanya diasumsikan sebagai suatu hal yang baik
2. Motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja
seseorang
3. Manajer dan peneliti sama-sama mengasumsikan bahwa pasokan motivasi
kurang banyak dan perlu penggantian secara periodik
4. Motivasi merupakan peralatan yang dapat dipakai oleh manajer untuk
mengatur hubungan pekerjaan dan organisasi
2.4 Pendekatan Dasar Motivasi
Penelusuran S.S Sargent & R.C. Williamson (1966) mengenai berbagai pendekatan dan teori tentang motivasi, yaitu :
1. Teori Insting
Untuk menerangkan perilaku manusia, pada awalnya (hinggatahun 1920-an)
para pakar merujuk kepada insting (W.James, Ms Dougall, E.L. Thorndike). Pada
tahun 1924 sosiolog L.L. Bernard menemukan tidak kurang dari 400 teori tentang
insting dan hampir 6000 jenis aktivitas manusia disebut sebagai insting.
Akan tetapi, sejak tahun 1920-an teori ini mulai ditinggalkan orang karena
penelitian antropologi dan sosisologi membuktikan bahwa perilaku manusia sangat
bervariasi, tergantung dari lingkungan, sehingga tidak dapat dijelaskan dengan insting
(yang universal. Insting masih tetap dipakai untuk perilaku-perilaku jelas yang
diturunkan, tidak dipelajari dan universal bagi makhluk tertentu (misalnya seekor
laba-laba yang memasang jarring dan burung yang membuat sarang)
2. Konsep dorongan (drive)
Setelah meninggalkan teori insting, pakar psikologi mencari penyebab
perilaku pada “ketegangan” (tension) yang terjadi pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar
pada saat haus, lapar, dan sebagainya. Ketegangan ini menimbulkan dorongan untuk
berperilaku tertentu (mencari makan, minum dan lain-lain) sehingga dorongan
dianggap sebagai penyebab timbulnya perilaku.
Umumnya dorongan menyangkut perilaku yang bersifat biologik dan
fisiologik. Seperti misalnya makan, minum, tidur, seks, mencari temperature yang
konstan, dorongan keibuan, dorongan untuk bermain pada anak-anak, dan sebagainya.
3. Teori Libido dan ketidaksadaran dari Sigmund Freud
Inti dari teori ini adalah motif bersumber pada stress internal, yang terdiri atas
insting dan dorongan (drive) yang bekerja dalam alam ketidaksadaran manusia.
Dalam teori Freud yang sangat berorientasi biologik ini, semua insting dan
dorongan bermuara pada libido sexualis (dorongan seks) yang sebagian besar tidak
dapat dikendalikan oleh orang yang bersangkutan (karena bekerjanya dalam alam
ketidaksadaran).
Walaupun Freud banyak mendapat kritik (teorinya dianggap terlalu subjektif
dan terlalu spekulatif), ia berhasil membuka dua lapangan baru untuk penelitian, yaitu
seks dan ketidaksadaran sebagai sumber perilaku manusia.
4. Perilaku purposive dan konflik
Pengaruh psikologi Gestalt terhadap behaviorisme adalah bahwa orang mulai
lebih mementingkan perilaku molar (keseluruhan) daripada perilaku molecular
(bagian dari perilaku keseluruhan)
5. Otonomi Fungsional
Konsep ini dikemukakan oleh G.W. Allport pada tahun 1961, yaitu motif pada
orang dewasa yang tumbuh dari sistem-sistem yang mendahuluinya, tetapi berfungsi
lepas dari sistem-sistem pendahulu itu. Dengan kata lain, motif ini berfungsi sesuai
dengan tujuannya sendiri, terlepas dari motif asalnya.
6. Motif Sentral
Banyak pakar psikologi yang meragukan adanya satu motif sentral yang bisa
merangkum semua jenis motif manusia. Akan tetapi, beberapa peneliti tetap berusaha
mencari motif sentral tersebut. Goldstein misalnya, pada tahun 1939 mengemukakan
“aktualisasi diri” sebagai motif tunggal pada manusia. Menurut Goldstein, setiap
perilaku didasarkan pada kebutuhan untuk melindungi diri dan mengurangi
kecemasan serta mencari kemapanan bagi dirinya sendiri.
Pengembangan dari motif “aktualisasi diri” terdpaat dalam teori A.H. Maslow
yang dikenal luas sejak 1959. Maslow menempatkan “aktualisasi diri” sebagai motif
tertinggi di atas empat motif lainnya yang tersusun secara hierarkis, yaitu ; Motif
Primer atau fisiologik, Motif Rasa Aman, Motif Rasa Memiliki, dan Motif Harga
Diri)
2.5 Teori-Teori Motivasi
1. Teori Motivasi Maslow
Manusia akan memenuhi kebutuhannya secara hierarkis, kebutuhan tersebut
menurut teori ini antara lain :
Aktualisasi : kebutuhan untuk berkembang, kebutuhan untuk mewujudkan
potensi diri
Pengakuan: kebutuhan dihormati orang lain, kebutuhan mampu menyelesaikan
pekerjaan.
Sosial : kebutuhan akan cinta, perhatian, perasaan bersatu, dan kontak dengan
manusia lain.
Keamanan : kebutuhan akan keamanan dan bebas dari ketakutan akan
ancaman.
Fisiologis : kebutuhan akan udara, makan, minum, tempat tinggal, dan seks
2. Teori Motivasi Alderfer (ERG)
Teori ini beranggapan bahwa orang berusaha keras untuk memenuhi hierarki
kebutuhan tentang keberadaan yang berasal dari beberapa kebutuhan fisiologis,
hubungan (relatedness) berasal dari kebutuhan berhubungan dengan orang lain,
keluarga, atasan, bawahan, teman, atau bahkan musuh, dan pertumbuhan (growth)
mendorong seseorang untuk lebih kreatif atau lebih produktif.
3. Teori Motivasi David McClelland
Terdapat tiga macam dorongan mendasar dalam diri orang yang termotivasi,
antara lain :
a.Kebutuhan untuk Berprestasi
Orang tersebut menginginkan tantangan, suka bekerja lebih lama, dan ingin
menjalankan sendiri usahanya.
b. Kebutuhan Kekuatan
Orang menginginkan posisi kepemimpinan, agresif, menuntut banyak, dan
menyukai pembicaraan di depan publik.
c.Kebutuhan untuk Berafiliasi
Orang semacam ini menyukai hubungan yang akrab, saling memahami, bersedia
menolong orang lain, dan menyukai hubungan baik dengan orang lain.
4. Teori Motivasi Frederick Herzberg
Menurut Frederick Herzberg ada dua faktor yang menentukan motivasi
seseorang, yaitu :
a.Faktor Penyebab Ketidakpuasan (Dissatisfiers)
Yaitu semua yang mempengaruhi konteks tempat pekerjaan dilakukan. Tidak
ada kepuasan kerja dan motivasi.
b. Faktor Penyebab Kepuasan (Satisfiers)
Yaitu semua yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan imbalan prestasi kerja.
Ada kepuasan kerja dan motivasi terdorong.
5. Teori Motivasi Keadilan (Equity Approach)
Mengatakan bahwa motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja merupakan fungsi
dari persepsi keadilan yang dirasakan oleh karyawan terhadap balasan yang
diterimanya.
6. Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)
Memfokuskan pada penetapan tujuan tersendiri, jika tujuan cukup spesifik dan
menantang, tujuan dapat menjadi faktor pemotivasi yang efektif baik untuk individu
maupun kelompok.
7. Teori Reinforcement
Proses reinforcement berasal dari stimulus tertentu yang kemudian mendorong
perilaku tertentu, kemudian karena menjalankan perintah dengan baik sehingga
muncul konsekuensi tertentu. Karena balasan yang diterima orang tersebut
menyenangkan, maka di masa mendatang dia akan mengulangi respon yang sama,
yaitu apabila diperintah oleh atasan dia akan mengerjakan dengan baik.
2.6 Macam-Macam Motivasi
Menurut (Sardiman, 2001:83) motivasi belajar terdapat beberapa macam, yaitu:
1. Motivasi berdasarkan atas terbentuknya motif-motif:
a) Motif-motif bawaan : motif yang dibawa sejak lahir
Sebagai contoh dorongan untuk bekerja, dorongan untuk makan dan minum,
dorongan untuk bekerja, dorongan seksual.
b) Motif-motif yang dipelajari
Contohnya adalah dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat
2. Motivasi berdasarkan jalaran motif-motif
a) Motivasi Instrinsik : Hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar
b) Motivasi Ekstrinsik : Hal dan keadaan yang datang dari luar individu
3. Motivasi berdasarkan isi
a) Motivasi jasmani : seperti refleks, instink otomatis, nafsu
b) Motivasi rohani : seperti momen timbulnya alasan, momen pilih, momen putusan,
dan momen terbentuknya kemauan.
2.7 Pendekatan Sistem Dalam Motivasi
Variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi
1. Karakteristik Individu, meliputi ; minat, sikap (terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan
aspek dari situasi kerja), kebutuhan keamanan, kebutuhan social, dan prestasi
2. Karakteristik Pekerjaan
3. Karakteristik Situasi Kerja, meliputi ; lingkungan kerja langsung, organisasi, sistem
penggajian, budaya organisasi
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang sehingga menyebabkan, menyalurkan, dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Memotivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
berdasarkan pengetahuan mengenai ‘apa yang membuat orang tergerak’.
Asumsi Dasar Mengenai Motivasi dan Memotivasi
1. Motivasi biasanya diasumsikan sebagai suatu hal yang baik
2. Motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja
seseorang
3. Manajer dan peneliti sama-sama mengasumsikan bahwa pasokan motivasi
kurang banyak dan perlu penggantian secara periodik
4. Motivasi merupakan peralatan yang dapat dipakai oleh manajer untuk
mengatur hubungan pekerjaan dan organisasi
Pendekatan mengenai motivasi ada 3 macam, yaitu :
a. Pendekatan tradisional
b. Pendekatan hubungan manusiawi (human relation)
c. Pendekatan human resource management
Teori-teori dalam motivasi :
1. Teori isi motivasi
a) Teori motivasi maslow
b) Teori motivasi alderfer (ERG)
c) Teori motivasi David McClelland
d) Teori motivasi Herzberg
2. Teori proses
a) Teori pengharapan vroom
b) Model porter-lawler
c) Teori motivasi keadilan (equity approach)
d) Teori penentuan tujuan (goal setting theory)
3. Teori reinforcement
Pendekatan sistem dalam motivasi
Variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi :
a) Krakteristik Individu
b) Karakteristik Pekerjaan
c) Karakteristik Situasi Kerja
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press).
A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Morrison, Kimberly Rios, December 2007, “Significant Other Primes and Behavior: Motivation to Respond to Social Cues Moderates Pursuit of Prime-Induced Goals”, PSPB, Vol. 33, No. 12, http://psp.sagepub.com, August 5, 2008.
Lennon, Paul, September 1993, “The advanced learner: affective, social, and motiva-tional factors”, Languange Learning Journal No. 8, April 15, 2011.
Desmintari. 2004. Hubungan Kompensasi Dan Motivasi Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan (Suatu Kajian Teoritis). Jakarta: Bina Widya Vol. 15 No. 1 April 2004.
Sudrajat, Ahmad.2008.Teori-teori motivasi
Maslow,Abraham H.1984.Motivasi dan kepribadian.Jakarta:Pt.Gramedia
Sardiman AM.2004.Interaksi dan motivasi belajar mengajar.Jakarta: Rajawali Press