23
MAKALALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelompok 4 : 1. AFRISYA YATIKASARI 2. ANDIKA PUTRA B.P 3. ELIANA CAROLINA S 4. EVIE YUNITA N 5. KARINA KHAJAR S STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014

Makalah pendidikan kewarganegaraan

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kelompok 4 :

1. AFRISYA YATIKASARI

2. ANDIKA PUTRA B.P

3. ELIANA CAROLINA S

4. EVIE YUNITA N

5. KARINA KHAJAR S

STIKES HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2014

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena

atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan

lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi

tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.,sehingga makalah selesai tepat

pada waktunya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Purwokerto, 09 Desember 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman Awal................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN.................................................................. 3

A. SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

(SISHANKAMRATA)........................................................................... 3

B. POLA-POLA OPERASI SISTEM PERTAHANAN KEAMAN RAKYAT

SEMESTA (SISHANKAMRATA)........................................................ 8

C. SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA

BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

(HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945............................................ 10

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11

A. Kesimpulan............................................................................................ 10

B. Saran ......................................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................... 11

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bela Negara adalah tekat, sikap, semangat, serta tindakan warga Negara

dalam upaya menjaga, memelihara, serta mempertahankan kelangsungan

hidup Bangsa dan Negara. Tekat upaya yang tidak hanya terbatas dalam wujud

perjuangan senjata dan berperang melawan ketidakadilan, melainkan

mencakup semua wujud gagasan, sikap serta perbuatan untuk

mempertahankan keamanan melalui bidang masing-masing dalam kehidupan

berbangasa dan Negara dalam mencapai tujuan nasional yaitu

mensejahterakan rakyat semesta tanpa harus memilah dan membedakan setiap

tingkatan dalam bernegara.

Yang menjadi latar belakang dalam judul makalah “Sistem Pertahanan

Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)” ialah untuk mengetahui

bagaimana suatu Negara mempertahankan keamanan rakyat semestanya,

karena kita ketahui system keamanan Negara kita saat ini sangat jauh dari

kenyataan dan harapan rakyat semesta, seperti banyaknya terjadi

ketimpangan-ketimpangan baik di dalam atau pun di luar aparatur Negara kita.

Banyak yang tidak bertindak sesuai fungsinya masing-masing, yang

seharusnya dipertahankan dan diamankan malah dibebaskan dan dibiarkan

merajarela dan memporak-porandakan rakyat jelata yang tidak berdosa.

Inilah yang membuat penulis menjadikan latar belakang dari pada judul

makalah yang akan dibahas lebih mendasar mengenai “HANKAMRATA”.

Demikianlah yang menjadi latar belakang makalah ini untuk lebih

sempurnanya diharapkan juga bagi para pembaca memberikan sumbangsih

pemikiran agar kedepannya makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.

1

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat

Semesta (Sishankamrata)?

2. Apa Yang Menjadi Pola-Pola Operasi (Sishankamrata)?

3. Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Khususnya Bidang

Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata) Sejak Tahun 1945

C. Tujuan

1. Memberi pengetahuan tentang apa itu Sistem Pertahanan Keamanan

Rakyat Semesta.

2. Menambah wawasan mengenai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat

Semesta

3. Sebagai referensi belajar mata kuliah kewarganegaraan

4. Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kewarganegaraan

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

(SISHANKAMRATA)

Sistem Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system pertahanan

keamanan dengan komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan,

dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta berlanjut

untuk mewujudkan kemempuan dalam upaya pertahanan keamanan Negara.

Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata) bersifat

semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.(Zainal

Ittihad Amin,(2007)).

Dari pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan

Kewarganegaraan Zailal Ittihad Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan

Keamanan Rakyat Semesta, merupakan suatu system pertahan yang memiliki

potensi, kemampuan dan kekuatan nasional, yang tidak alin hanya utnuk

mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan keamanan Negara.

Yang menjadi komponen-komponen dalam Sistem Pertahanan

Keamanan Rakyat Semesta menurut (Zainal Ittihad Amin, 2007 )yaitu :

1. Komponen Kekuatan Dalam Sishankamrata

Hankamrata sebagai suatu system pada hakikatnya ialah jalinan dari

semua komponen Hankamrata dan merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari sifat kesemestaannya.

Komponen diatas sudah jelas menyebutkan bahwa kekuatan

ditentukan oleh tingkat potensi serta kekuatan yang secara nyata terdapat

dalam wilayah. Apabila dilihat dari pendekatan system menyabutkan

bahwa system dalam Hankamrata “(systems approach), komponen

dasarnya adalah rakyat yang terlatih berfungsi untuk ketertiban umum,

perlindungan, keamanan, dan perlawanan rakyat yang diupayakan melalui

mobilisasi.

3

Komponen utamanya adalah ABRI dan TNI yang berfungsi sebagai

subyek kekuatan pertahanan keamanan Negara dan kekuatan sosial.

Komponen khusus yaitu perlindungan masyarakat (Linmas) yang

berfungsi menanggulangi akibat bencana perang, alam, atau bencana

lainnya. Dan yang menjadi komponen pendukung yaitu : sumberdaya dan

prasarana nasional yang berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan

Negara dalam meniadakan ancaman setiap ancaman dari luar negeri dan

dalam negeri.

Jika dilihat dari kekuatan perlawanan yang ada maka dalam

Sishankamrata terdapat dua kekuatan perlawanan yaitu :

a. Kekuatan Perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta. TNI yang terdiri

dari :

1) Bela Negara

• ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI) merupakan kekuatan

pertahanan dan keamanan Negara

• Cadangan: AD, AU, AL

b. Bela Potensial yaitu rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum,

baik keamanan, perlawanan, dan perlindungan rakyat.

Kekuatan perlawanan yang dilakukan oleh anggota,atau oknum

yang terdapat dalam bela Negara diatas mampu menjadi kekuatan

dalam mempertahankan dan mengamankan Negara.

c. Kekuatan Perlawanan Tidak Besenjata yaitu rakyat di luar Bela

Semesta yang berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam

menanggulangi akibat bencana perang.

Berdasarkan UU RI No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara,

komponen kekutan pertahanan dibagi menjadi 3 komponen yaitu :

“TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas

pertahanan. Jadi komponen kekuatan pertahanan dan keamanan yang

diasarkan pada UU No. 20 tahun 1982 diintegrasikan ke dalam UU

No. 3 tentang pertahanan Negara”.

4

Dengan demikian TNI menjadi komponen utama, kepolisian,

ratih,dan komponen khusus perlindungan masyarakat melalui suatu

system.

Telah banyak dipaparkan mengenai kekuatan-kekuatan dalam

mempertahankan keamanan Negara dan menyebutkan anggota-anggota

yang memiliki tugas untuk menjaga dan mengamankan Negara

ataupun wilayah, karena dengan adanya angota atau oknum tersebut

masyarakat dalat hidup aman dan jauh dari ancaman Negara musuh

atau penjajah.

2. Doktrin penyelenggaraan pertahanan dan keamanan rakyat semesta

Penyelengaraan system prtahanan dan keamanan mengalami

perkembangan dilihat dari perjuangan yang telah dilakukan dalam masa

perang yaitu:

a. Perang gerilya rakyat semesta

Konsep ini memperoleh bentuknya setelah adanya kenyataan

pengalaman pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang sudah

sebagian menduduki wilayah rakyat Indonesia. Pokok pemikiran yang

dituangkan oleh Zainal Ittahid Amin,kedalam konsep perang gerilia

rakyat semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut :

Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran :

1) Menghambat selama mungkin serangan tentara penjajah sehingga

diperoleh waktu untuk menempati daerah grilya.

2) Dalam daerah yang diduduki tentara penjajah mengadakan

serangan untuk menghancurkan pos yang terpencil letaknya.

• Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah. Mamfaat ini

bertujuan menguasai suatu wilayah tempat pemerintah RI dapat

berjalan lancar untuk dijadikan daerah pangkal (basis) untuk

pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.

• Pola perebutan kembali daerah yang diduduki lawan,pola

perebutan tersbut maka perebutan-perebutan daerah tersebut

5

didahului oleh serangan pisik sehingga lambat laun daerah yang

dikuasai semakin meluas.

Dalam perang grilya yang dilakukan oleh oknum bela Negara,

upaya yang dilakukan yaitu mempertahankan pertempuran dengan

pihak tentara penjajah agar tentara penjajah yang sudah memiliki

tempat sebagian kecil di Indonesia, dapat dimiliki kembali oleh

rakyat bangsa Indonesia.

b. Perang wilayah, sejak tahun 1950 setuasi dan kondisi yang

mempengaruhi system pertahanan keamanan rakyat semesta.

Perlengkapan angkatan perang mulai di perbaiki mutunya, pendidikan

Kemiliteran mulai di adakan dan organisasi pertahanan keamanan

disempurnakan.

c. Perang rakyat semesta, didalam konsep perang wilayah ternyata masih

terdapat beberapa masalah yang belum dimuat dalam pelaksanaannya

antara lain bagai mana menghadapi subversi dan pemberontakan dalam

negeri.

Penjelasan poin b dan c meberi gambaran bahwa segala yang

menjadi penunjang dalam perang harus segera di perbaiki dan di

lengkapi demi mencapai apa yang menjadi tujuan dalam peperangan

agar dapat terhindar dari serangan musuh.

Pokok-pokok doktrin perang rakyat semesta meliputi:

1) perang rakyat semesta(perata)merupakan bagian mutlak dan tidak

terpisahkan pertahanan keamanan nasional(hamkamnas).

2) Perata adalah yang bersifat semesta,yang menggunakan seluruh

kekuatan nasional secara total dan integral,dengan menggunakan

militasi rakyat sebagai unsur kekuatannya untuk mempertahankan

kemerdekaan dan kedaulatan Negara Reublik Indonesia dan

mengamankan jalannya pembangunan Nasional.

3) Perang rakyat semesta mempunyai pola operasi:

6

• pola operasi keamanan dalam negeri(opersi kamdagri),yang

bertujuan untuk memelihara dan mengembalikan kekuasaan

pemerintah /Negara RI dan mengunakan jenis-jenis operasi

intelijen tempur dan territorial.

• Pola operasi pertahanan yang bertujuan untuk menggagalkan

serangan dan ancaman dari kekuatan perang musuh.

d. Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang

perlu di perbaiki antara lain:

1) Bagaimana usah-usaha kita untuk mencegah terjadinya

pemberontakan

2) Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah adanya serangan

mendadak dari luar.

3) Bagaimana usaha-usaha kita untuk mengamankan pendekatan ke

wilayah Indonesia dengan mengadakan kerja sama pertahanan

keamanan di wilayah asia tenggara.

Pada tanggal 17 sampai dengan 28 november 1967 telah dapat

dirumuskan pengaruh (doktrin) Hubungan Kemasyarakatan Nasional

(Hankamnas) yang selanjutnya kita kenal dengan System Pertahan

Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Doktrin itu berisikan

beberapa hal:

1) Sasaran Operasi Hankamnas

• mencegah dan menghancurkan serangan terbuka terhadap

kedaulatan nasional Negara RI.

• Menjamin pengusaan dan pembinaan wilayah nasional RI.

• Ikut serta dalam pemeliharaan kemampuan Hankam di Asia

Tenggara oleh Negara Asia Tenggara, bebas dari campur tangan

asing.

7

B. POLA-POLA OPERASI SISTEM PERTAHANAN KEAMAN RAKYAT

SEMESTA (SISHANKAMRATA)

1. Pola Operasi Pertahanan, bertujuan untuk menggaglkan serangan dan

acaman dari kekuatan perang musuh,dengan jenis-jenis perlawanan rakyat

dan pertahanan sipil merupakan unsur yang penting dalam kekuatan perang

dengan angkatan bersenjata sebagai intinya.

Tahap-tahap operasi pertahanan:

a. tahap operasi defensif strategis digunakan apabila perbandingan

kekuatan perang antar musuh dengan kita.sehinga tidak

memungkinkan bagi kita melakukan operasai ofensif strategis yang

diselengarakan berlandaskan:

1) keharusan untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Negara

RI.

2) Tujuan untuk menjamin terselenggaranya garis- garis komunikasi

antar pulau.

b. Tahap operai ofensif strategi beertujuan untuk menghancurkan

kekuatan perang musuh atau memaksanya menyerah baik dalam

bentuk ofensif awal atau ofensif balas.Operasi efensif strategis

digunaksuhan apabila perbandingan antara kekuatan perang musuh

dangan kita adalah sedemikian rupa,sehingga meenguntungkan kita.

2. Pola opeerasi keamanan dalam negeri.

Pola opersi keamanan dalam negeri,ialah kerangka tetap dalam

mengunakan segala unsure kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk

memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah Negara RI

terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.

a. Tujuan:memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah RI .

b. Sifat:melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang

teerganggu keamanan atau kestabilannya.

8

3. Pola operasi intelijen strategis.

Operasi intelijen strategis adalah semua oprasi untuk menjalankan

kegiatan intelijen,dan perang urat syaraf di tingkat strategis.tujuan

intelijensi yaitu:

a. Memperoleh informasi yang di perlukan untuk pelaksanaan strategi

nasional pada umumnya dan operasi hankamnas pada khususnya.

b. Menghancurkan sumber yang mengancam keamanan dalam kawasan

wilayah musuh.

c. Mengadakan perang urat saraf dan kegiatan tertutup lainnya untuk

mewujudkan kondisi strategis yang menguntungkan.

Sifat operasi intelejensi strategis yaitu menyesuaikan dengan keadaan

politik nasional, dilakukan diluar wilayah nasional, dan pada dasarnya

bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.

4. Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara

Pola operasi kerja sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara

merupakan salah satu pola utama sishankamrata. Agar dalam melaksanakan

pembangunan dapat berhasil dengan baik, diperlukan adanya stabilitas dan

perdamaian, yang berarti bahwa kekacoan dan gangguan keamanan harus

dicegah.

Kerja sama hankam adalah usaha bersama dalam menghadapi

kemungkinan gangguan seperti (keamanan, stabilitas nasional, dan

perdamaian). Kerjasama hankam justru melihat kedalam untuk mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi dikawasan tersebut. Kerjasama

ini ingin menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh

Negara-negara lain.Bentuk-bentuk kerja sama ini dapat berupa tindakan-

tindakan bersama mengenai bagaimana mewujudkan daerah damai.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Khususnya di bidang

Pertahanan Keaman Penentuan system Pertahanan-Keamanan suatu Negara

dilakukan berdasarkan 3 kmungkinan/cara:

a. Peniruan dari system pertahanan kamanan bangsa lain. Cara ini biasana

dilakukan oleh Negara-negara yang menerima kemeedekaannya dari

9

Negara-negara ang telah menjajahnya dan al ini mungkin kurang

sesuai dengan situasi dan kndisi negra-negara yang bersangkutan.

b. Pemlihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang

sesuai dengan keadaan sebenrnya dari Negara dan bangsa yang

memilihnya. Usaha suatu bangsa di bidang pertahanan keamanan

brdasarkanfalsah, identitas,kondisi lingkungan, dan kemungkinan-

kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatanbdan kelngungan

hidup angsa tersebut. Penentuan system ini yang dapat dikatakan yang

paling tepat,karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi bangsa yang

bersangkutan.

C. SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA

BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

(HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945

Sejarah pertahanan keamananbangsa Indonesia sejak tahun 1945

memberikan banyak pengalaman dan data untuk menyusunsistem pertahanan

eamanan yang mampu menanggulangisetiap ancaman, tantangan, hambatan,

serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara berdasarkan

falsafah Pancasila dan UUD 1945.pengalaman-pengalaman tersebut dapat

dikelopokkan ke dalam 2 jenis pengalaman, yaitu:

1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut

invasi,ialah ancaman dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia

kkembali Pengalaman itu yang diperoleh dari dua kurun waktu:

a. kurun waktu 1945-1947

pada bulan September –oktober 1945 berdasarkan civil affair

Agreement,Tentara Penduduk Sekutu (Inggris)mendaratkan pasukan-

pasukanya di Kota-kota besar seluruh Indonesia(Banjarmasin ,Ujung

pandang ,Jakarta,Semarang,Surabaya, Medan).

Tugas penduduk tentara sekutu tersebut ialah:

1) melucuti bala tentara Jepang yang telah kala perang dan telah

menyerah;

10

2) mengurus pengembalian tawanan perang sekutu yang ditawan oleh

tentara Jepang (RAPWI-repatriation Allied Prisoners of War and

Internees).

3) Mengamankan pelaksanaan kedua tugas tersebut diatas.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk

menyeludupkan unsur-unsur alat penjajah Belanda (NICA:Netherland

Indies Civil Affairs) dan akirnya mendapatkan perlawanan patriotis dari

bangsa Indonesia.

Untuk menghadapi serangan –serangan dari pihak Belanda ,semula

perlawanan bersenjata Indonesia mempergunakan bentuk-bentuk

serangan maupun pertahanan lini.pada waktu itu kita mengenal dengan

istilah pertahanan lini kesatu,lini kedua,dan daerah belakang.

Karma perlawanan yang begitu sengit dari bangsa Indonesia,maka

tentara Belanda mengusulkan untuk mengadakan perundingan dan

gencatan senjata yang selanjutnya menghasilkan Persetujuan

Linggarjati(Kota kecil di dekat Cirebon)pada tanggal 15 nopember

1946.Persetujuan ini di tandatangani oleh Sultan Syahril (RI)dan

Scherinerhorn (Belanda).Kesempatan ini di pergunakan ole pihak

Belanda untuk mengadakan konsilidasi.

Pada tanggal 21 juli1947 tentara Belanda mengadakan serangan

terhadap Jawa Barat dan menduduki Kota-kota besar di aiandonesia

(Semarang, Surabaya, Medan,Palembang).Sersngan tersebut

selanjutnya di tetapkan sebagai Perang Kemerdekaan ,meskipun bagin

pihak Belanda hal ini hanya merupakan aksi polisional(karna bangsa

Indionesia di anggap belum merdeka dan yang melawannya ialah para

pemberontak).

Di dalam perlawanan terhadap serangan Belanda ini kita terapkan

perang gerilya dibawa pembinaan pemerintah darurat militer .Dengan

dilaksanakannya perang gerilya rakyat semesta ini,maka pasukan-

pasukan Indonesia segar kembali.

11

Dengan Perlawanan-perlawanan yang tidak kenal menyerah dari

pihak Indonesia,maka akhirnya serangan pihak Belanda mengalami

kegagalan dan sekali lagi mengusulkan untuk mengadakan gencatan

senjata dan perundingan.Perundingan ini kita kenal dengan hasil

persetujuan Renville(nama kapal perang USA yang berlabuh di Teluk

Jakarta ).Persetujuan itu di tandai pada tanggal 17 Januari 19489(pihak

RI oleh Amir Syarifudin,pihak Belanda oleh Abdul Kadir).Persetujuan

Renville ini merupakan kekalahan bagi RI,baik di tinjau dari segi

Militer, ekonomi, maupun psikologi.

Kurun waktu 1948-1949, dengan adanya persetujuan Renvile,maka

sekali lagi pihak Belanda mendapat kesempatan untuk berkonsilidasi

dan menyusun kembli kekuatannya.berdasarkan pada pengalaman pada

serangan Belanda lyang lalu, maka Indonesia pun mengadakan

persiapan-persiapan menghadapi segala kemungkinan,antara lain di

suaun kesatuan-kesatuan Mobil dan kesatuan-kesatuan territorial.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda mengadakan serangan

terehadap ibu kota RI yang selanjutnya kita kenal dengan perang

kemerdekaan II.

Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menawan presiden

,wakil presiden dan beberapa mentri.Bertepatan dengan penyerangan

Belanda tersebut,Presiden RI telah memerintahkan kepada

Mr.Syarifudin Prawira Negara untuk menyusun pemerintah Darurat RI

berkedudukan di Bukitinggi(Sumatra Barat) dan menunjuk duta besar

RI di New Nelhi(India) untuk membentuk pemerintah RI diluar

negeri.sedangkan Panglima Besar Jendral Sudirman secara konsekuen

meninggalkan Yogyakarta untuk bersama-sama dengan tentara RI

mengadakan perlawanan dari luar kota terhadap kesatuan-kesatuan

Belanda.

Dengan adanya Perang Kemerdekaan II ini ,pimpinan tentara

Belanda,Jendral Spoor,beranggapan bahwa di dalam waktu 2-3 bulan

Republik Indonesia akan lenyap.

12

Puncak serangan-serangan kita terhadap tentara Belanda yang

terkenal dengan sebutan SU/Serangan umum tunggal 1 Maret 1949 atau

juga kita kenal dengan Peristiwa Enam Jam di Yogya yang telah di buat

film dengan judul “ Janur Kuning”.Pimpinan Serangan Umum adalah

Letnan Kolonel Suharto,Komandan Wehrkreise Yogyakarta.Dalam hal

ini peranan Sultan Hamengku Buwono IX cukup besar dalam

pelaksanaan maupun persiapan.Sasaran-sasaran yang telah di capai di

dalam SU ialah:

a) politik,memberi dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di

Dewan Keamanan PBB/dunia internasional

b) Militer,menimbulkan kerugian/mematahkan moral pasukan

Belanda.

c) Psikologi,rakyat daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa

ibu kota RI masih tetap di peretahankan semangat yang lebih

tinggi kepada semua pasukan.pemberontakan atau subversi.

Jenis ancaman ini diawali dengan pemberontakan PKI/Muso atau

peristiwa Madiun Tanggal 18 September 1948 pada waktu Indonesia

sedang menghadapi Belanda.Kemudian menyusul peristiwa Darul

Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1949 di bawa

pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat,Kahar Muzakar (1958)di

Sulawesi Selatan dan Daud Beureu di Aceh (1952),peristiwa Andi

Aziz di Ujung Pandang, Republik Maluku Selatan(RMS)di

Ambon/Ceram.Selanjutnya Pemerintah Repolisioner RI/Perjuangan

Semesta (PRRI di Sumatra dan permesta di Sulawesi tahun 2957),dan

Pemberontakan G30S/PKI(1965).

Peristiwa-peristiwa tersebut di atas dapat di kelompokkan menjadi

dua kelompok:

a) Kelompok yang hanya mengandalkan perlawanannya kepada

kemampuan/persenjataan.Kelompok ini di hadapi dengan

mengunakan peralatan teknologi disertai pemantapan/kosolidasi

aparatur pemerintahan dan rehabilitasi daerah-daeerah yang

13

mengalami kerusakan akibat pemberontakan.Dengan demikian

dapat di batasi atau dihilangkan kerawanan-kerawanan yang

mungkin menimbulkan peluang-peluang bagi tumbunya kembali

pemberontakan.

b) Kelompok yang selain mempergunakan peralatan teknologi,juga

mempergunakan cara-cara penguasaan Wilaya .pengaruh musuh

di wilayah tersebut demikian besarnya,sehingga rakyat yang

berada diwilayah itu bersimpati kepadanya dan bersedia

membantunya di bawa terror.

Operasi-operasi menghadapi kedua kelompok tersebut di atas

dilaksanakan dengan menggunakan peralatan teknologi,di samping

operasi penguasan wilayah,untuk mempersempi wilayah pengaruh

lawan dan ruangan geraknya serta akirnya dapat dihancurkan sama

sekali.

2. Pelajaran-pelajaran yang dapat di tarik dari pengalaman-pengalaman

perjuangan bersenjata

a. keteguhan hati rakyat untuk mempertaruhkan Negara dan bahasa srta

melawan musuh di mana-mana. Pada perag kemardekaan kita pernah

mengalami keadan yang sangat parah, namun kita tidak pernah patah

semangat berjuag.

b. kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang

konvensional ( sesuai dengan konvensi jenewa ) dan tidak konvensional

serta kemapuan mengutamakan keadaan wilayah dan medan sebaik-

baiknya.

c. persatuan dan kerja sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan

angkatan bersenjata yang sekarang kita kenal dengan manunggalnya

ABRI dan rakyat. Potensi rakyat selalu merupkan kekuatan yang nyata

dalam pelaksanaan fungsi-fungsi Hankamrata.

d. kepemimpinan yang ulet dan tahan semua diuji di semua tingkatan,

yang tau mmberi insfirasi serta motivasi dan pimpinan kepada rakyat

serta sekaligus mahir mengelolah sumber-sumber kekuatan.

14

Faktor Linkungan yang Mempunyai Sistem Pertahan-Keamanan

1) Faktor Geografis Indonesia

Dipandang dari segi letaknya Indonesia berada dalam posisi silang

yang sangat unik,ialah diantara dua samudra dan dua benua,serta di

antara dua tata susunan dalam aspek-aspek kehidupan bangsa yang

berlainan,bahkan yang sering bertentangan.

Posisi tersebut menempatkan Inonesia pada posisi yang

rawan,karna memberikan tiga kemungkinan sebagai berikut:

a) Memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk tetap dalam

posisi tidak memihak kepada salah satu kekuatan.

b) Menarik Indonesia kedalam salah satu pihak

c) Salah satu kekuatan dunia tersebut menduduki Indonesia secara

terbatas terhadap beberapa wilayah /kota yang di anggap sangat

srategis untuk dapat menguasai jalur-jalur batas laut maupun

darat.Hal ini sangat di perlukan untuk jalur komunikasi dan

logistic

2) Faktor sumber kekayaan alam

Bangsa Indonesia telah di karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa

sumber kekayaan alam yang cukup,baik yang masi merupakan suatu

potensi yang terpendam,maupun yang sudah di manfaatkan(potensial

dan efektif)Di antara jenis-jenis sumber kekayaan alam yang terdapat

di Indonesia.banak Negara yang bersangkutan.

Keadaan ini memberikan kepada Indonesia dua

kemkungkinan,iakah:

a) Memberikan kekuatan pada perundingan-perundingan

Internasional,tegasnya merupakanposisi penawaran(bargaining

position)dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan

nasional.

15

b) Mengandung ancaman atau campur tangan Negara-negara asing

yang membutuhkan ssumber kekayaan alam tersebut.hal ini akan

mereka laksanakan,apabila bangsa Indonesia tidak memiliki

ketahanan nasional yang mantap/cukup ampuh untuk menghadapi

ancaman tersebut.

3) Faktor demografi

Dilihat dari jumlah penduduknya,Indonesia menempati tempat

kelima di dunia.penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar,akan

tetapi karena penyebarannya kurang merata,maka terdapat di satu

pihak daerah-daerah yang amat langka akan tenaga manusia(pulau-

pulau di luar pulau Jawa)dan di pihak lain terdapat daeerah-daerah

yang kelebihan tenaga manusia(pulau Jawa,Madura,dan Bali).

Disamping penyebarannya,perlu di perhatikan pula

komposisinya,yaitu:

a) antara kelompok “angkatan kerja”dan “bukan angkatan

kerja”harus ada keserasian dan kesimbangan;

b) antra tingkat kemampuan daerah-daerah;

c) antara tingkat pendidikan masyarakat yang mampu menunjang

pembangunan daarah-daerah.

3. Beberapa Istilah di Dalam Sishankamrata

1) System pertahanan-keamanan rakyat semesta,disingkat

Sishankamrata ,adalah suatau sistem pertahanan keamanan dengan

komponen-komponen yang terdiri dari seluruh potensi,kemampuan,dan

kekuatan nasional yang bekerja secara total,integral serta berlanjut

dalam rangka mencapai ketahanan nasional.Sishankamrata bersifat

semesta dalam konsep,semesta dalam ruang lingkup,dan semesta dalam

pelaksanaan dengan mempergunakan dua cara pendekatan,ialah

pendekatan system senjata teknologi (sistek)dan system senjata sosial

secara serasi.

2) Pola Operasi pertahanan,ialah kerangka yang tetap dalam

menggunakan segala unsur,kekuatan,yang berfungsi sebagai alat untuk

16

menjamin kemerdekaan,kedaulatan Negara dan keutuhan bangsa

Indonesia terhadap serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang

negera lain.

3) Pola operasi keamanan dalam negeri ,ialah kerangka tetap dalam

menggunakan segala unsur kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk

memelihara atau mengembalikan kekusaan peemerintah Negara RI

terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.

4) Pola Operasi Ientelijen Strategik (intelstrat), adalah smua operasi untuk

menjalankan kegiatan intelijen dan perang urat saraf ditingkat strategic.

5) Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan-Keamanan Asia Tenggara,

merupakan salah satu pola utama system hankamrata, dalam suasana

pembangunan, karena untuk melaksanankan pembangunan dengan baik

sangat diperlukan adanya stabilitas dan perdamaian, yang berarti bahwa

kekacoan dan gangguan harus diceagah.

6) Operasi Tempur, adalah segala kegiatan, tindakan dan usaha secara

berencana.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sestem pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)

adalah suatu system pertahanan dan keamanan yang komponenya terdiri dari

17

seluruh potensi, kemampuan dan kekuatan nasional untuk mewujudkan

kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan Negara dalam pencapaian

tujuan.

Sishankamrata bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang

lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri

dari :

1. Komponen dasar yaitu rakyat terlatih

2. Komponen utama yaitu ABRI dan cadangan TNI

3. Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas)

4. Komponen pendukung yaitu sumber daya dan perasaan nasional.

Pengalaman penyelenggaraan hankam menghasilkan berbagai doktrin

terhadap pertahanan dan keamanan yaitu doktrin prang griliya rakyat semesta,

doktrin perang wilayah, doktrin perang rakyat semesta dan doktrin pertahanan

dan keamanan rakyat semesta.

Sasaran operasi hankamnas yaitu mencegah dan menghancurkan

serangan terbuka, menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah nasional RI

dan ikut serta memilahara kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari

campurtangan asing.

Pola operasi hankamrata yaitu operasi pertahanan, operasi keamanan

dalam negeri, operasi intelijen strategis an pola operasi kerja sama pertahanan

dan keamanan Asia Tenggara. Pola operasi pertahanan bertujuan bertujuan

untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang

musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri bertujuan untuk memelihara atau

mengembalikan kekuatan pemerintah/Negara RI paa salah satu atau beberapa

daerah (bagian wilayah) Negara yang terganggu keamanannya.

Pola operasi intelijen strategis bertujuan untuk memperoleh informasi

yang diperlukan dalam pelaksanaan strategis nasional dan oprerasi-operasi

Hankam, menghancurkan sumber-sumber infiltrasi, subversi dan spionase

yang terdapat di wilayah musuh dan mengadakan perang urat saraf dan

kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan kondisi strategis yang

menguntungkan.

18

Pola operasi kerja sama yaitu usaha bersama kemungkinan gangguan

keamanan stabilitas nasional dan perdamaian khususnya di Asia Tenggara.

19

DAFTAR PUSTAKA

http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/sistem-pertahanan-dan-keamanan-

rakyat.html

20