View
119
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kelompok 4 :
1. AFRISYA YATIKASARI
2. ANDIKA PUTRA B.P
3. ELIANA CAROLINA S
4. EVIE YUNITA N
5. KARINA KHAJAR S
STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan
lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.,sehingga makalah selesai tepat
pada waktunya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Purwokerto, 09 Desember 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Awal................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN.................................................................. 3
A. SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
(SISHANKAMRATA)........................................................................... 3
B. POLA-POLA OPERASI SISTEM PERTAHANAN KEAMAN RAKYAT
SEMESTA (SISHANKAMRATA)........................................................ 8
C. SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA
BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
(HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945............................................ 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................ 10
B. Saran ......................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bela Negara adalah tekat, sikap, semangat, serta tindakan warga Negara
dalam upaya menjaga, memelihara, serta mempertahankan kelangsungan
hidup Bangsa dan Negara. Tekat upaya yang tidak hanya terbatas dalam wujud
perjuangan senjata dan berperang melawan ketidakadilan, melainkan
mencakup semua wujud gagasan, sikap serta perbuatan untuk
mempertahankan keamanan melalui bidang masing-masing dalam kehidupan
berbangasa dan Negara dalam mencapai tujuan nasional yaitu
mensejahterakan rakyat semesta tanpa harus memilah dan membedakan setiap
tingkatan dalam bernegara.
Yang menjadi latar belakang dalam judul makalah “Sistem Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)” ialah untuk mengetahui
bagaimana suatu Negara mempertahankan keamanan rakyat semestanya,
karena kita ketahui system keamanan Negara kita saat ini sangat jauh dari
kenyataan dan harapan rakyat semesta, seperti banyaknya terjadi
ketimpangan-ketimpangan baik di dalam atau pun di luar aparatur Negara kita.
Banyak yang tidak bertindak sesuai fungsinya masing-masing, yang
seharusnya dipertahankan dan diamankan malah dibebaskan dan dibiarkan
merajarela dan memporak-porandakan rakyat jelata yang tidak berdosa.
Inilah yang membuat penulis menjadikan latar belakang dari pada judul
makalah yang akan dibahas lebih mendasar mengenai “HANKAMRATA”.
Demikianlah yang menjadi latar belakang makalah ini untuk lebih
sempurnanya diharapkan juga bagi para pembaca memberikan sumbangsih
pemikiran agar kedepannya makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat
Semesta (Sishankamrata)?
2. Apa Yang Menjadi Pola-Pola Operasi (Sishankamrata)?
3. Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Khususnya Bidang
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata) Sejak Tahun 1945
C. Tujuan
1. Memberi pengetahuan tentang apa itu Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta.
2. Menambah wawasan mengenai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta
3. Sebagai referensi belajar mata kuliah kewarganegaraan
4. Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kewarganegaraan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
(SISHANKAMRATA)
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system pertahanan
keamanan dengan komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan,
dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta berlanjut
untuk mewujudkan kemempuan dalam upaya pertahanan keamanan Negara.
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata) bersifat
semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.(Zainal
Ittihad Amin,(2007)).
Dari pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan Zailal Ittihad Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta, merupakan suatu system pertahan yang memiliki
potensi, kemampuan dan kekuatan nasional, yang tidak alin hanya utnuk
mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan keamanan Negara.
Yang menjadi komponen-komponen dalam Sistem Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta menurut (Zainal Ittihad Amin, 2007 )yaitu :
1. Komponen Kekuatan Dalam Sishankamrata
Hankamrata sebagai suatu system pada hakikatnya ialah jalinan dari
semua komponen Hankamrata dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari sifat kesemestaannya.
Komponen diatas sudah jelas menyebutkan bahwa kekuatan
ditentukan oleh tingkat potensi serta kekuatan yang secara nyata terdapat
dalam wilayah. Apabila dilihat dari pendekatan system menyabutkan
bahwa system dalam Hankamrata “(systems approach), komponen
dasarnya adalah rakyat yang terlatih berfungsi untuk ketertiban umum,
perlindungan, keamanan, dan perlawanan rakyat yang diupayakan melalui
mobilisasi.
3
Komponen utamanya adalah ABRI dan TNI yang berfungsi sebagai
subyek kekuatan pertahanan keamanan Negara dan kekuatan sosial.
Komponen khusus yaitu perlindungan masyarakat (Linmas) yang
berfungsi menanggulangi akibat bencana perang, alam, atau bencana
lainnya. Dan yang menjadi komponen pendukung yaitu : sumberdaya dan
prasarana nasional yang berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan
Negara dalam meniadakan ancaman setiap ancaman dari luar negeri dan
dalam negeri.
Jika dilihat dari kekuatan perlawanan yang ada maka dalam
Sishankamrata terdapat dua kekuatan perlawanan yaitu :
a. Kekuatan Perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta. TNI yang terdiri
dari :
1) Bela Negara
• ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI) merupakan kekuatan
pertahanan dan keamanan Negara
• Cadangan: AD, AU, AL
b. Bela Potensial yaitu rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum,
baik keamanan, perlawanan, dan perlindungan rakyat.
Kekuatan perlawanan yang dilakukan oleh anggota,atau oknum
yang terdapat dalam bela Negara diatas mampu menjadi kekuatan
dalam mempertahankan dan mengamankan Negara.
c. Kekuatan Perlawanan Tidak Besenjata yaitu rakyat di luar Bela
Semesta yang berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam
menanggulangi akibat bencana perang.
Berdasarkan UU RI No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara,
komponen kekutan pertahanan dibagi menjadi 3 komponen yaitu :
“TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
pertahanan. Jadi komponen kekuatan pertahanan dan keamanan yang
diasarkan pada UU No. 20 tahun 1982 diintegrasikan ke dalam UU
No. 3 tentang pertahanan Negara”.
4
Dengan demikian TNI menjadi komponen utama, kepolisian,
ratih,dan komponen khusus perlindungan masyarakat melalui suatu
system.
Telah banyak dipaparkan mengenai kekuatan-kekuatan dalam
mempertahankan keamanan Negara dan menyebutkan anggota-anggota
yang memiliki tugas untuk menjaga dan mengamankan Negara
ataupun wilayah, karena dengan adanya angota atau oknum tersebut
masyarakat dalat hidup aman dan jauh dari ancaman Negara musuh
atau penjajah.
2. Doktrin penyelenggaraan pertahanan dan keamanan rakyat semesta
Penyelengaraan system prtahanan dan keamanan mengalami
perkembangan dilihat dari perjuangan yang telah dilakukan dalam masa
perang yaitu:
a. Perang gerilya rakyat semesta
Konsep ini memperoleh bentuknya setelah adanya kenyataan
pengalaman pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang sudah
sebagian menduduki wilayah rakyat Indonesia. Pokok pemikiran yang
dituangkan oleh Zainal Ittahid Amin,kedalam konsep perang gerilia
rakyat semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut :
Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran :
1) Menghambat selama mungkin serangan tentara penjajah sehingga
diperoleh waktu untuk menempati daerah grilya.
2) Dalam daerah yang diduduki tentara penjajah mengadakan
serangan untuk menghancurkan pos yang terpencil letaknya.
• Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah. Mamfaat ini
bertujuan menguasai suatu wilayah tempat pemerintah RI dapat
berjalan lancar untuk dijadikan daerah pangkal (basis) untuk
pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.
• Pola perebutan kembali daerah yang diduduki lawan,pola
perebutan tersbut maka perebutan-perebutan daerah tersebut
5
didahului oleh serangan pisik sehingga lambat laun daerah yang
dikuasai semakin meluas.
Dalam perang grilya yang dilakukan oleh oknum bela Negara,
upaya yang dilakukan yaitu mempertahankan pertempuran dengan
pihak tentara penjajah agar tentara penjajah yang sudah memiliki
tempat sebagian kecil di Indonesia, dapat dimiliki kembali oleh
rakyat bangsa Indonesia.
b. Perang wilayah, sejak tahun 1950 setuasi dan kondisi yang
mempengaruhi system pertahanan keamanan rakyat semesta.
Perlengkapan angkatan perang mulai di perbaiki mutunya, pendidikan
Kemiliteran mulai di adakan dan organisasi pertahanan keamanan
disempurnakan.
c. Perang rakyat semesta, didalam konsep perang wilayah ternyata masih
terdapat beberapa masalah yang belum dimuat dalam pelaksanaannya
antara lain bagai mana menghadapi subversi dan pemberontakan dalam
negeri.
Penjelasan poin b dan c meberi gambaran bahwa segala yang
menjadi penunjang dalam perang harus segera di perbaiki dan di
lengkapi demi mencapai apa yang menjadi tujuan dalam peperangan
agar dapat terhindar dari serangan musuh.
Pokok-pokok doktrin perang rakyat semesta meliputi:
1) perang rakyat semesta(perata)merupakan bagian mutlak dan tidak
terpisahkan pertahanan keamanan nasional(hamkamnas).
2) Perata adalah yang bersifat semesta,yang menggunakan seluruh
kekuatan nasional secara total dan integral,dengan menggunakan
militasi rakyat sebagai unsur kekuatannya untuk mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara Reublik Indonesia dan
mengamankan jalannya pembangunan Nasional.
3) Perang rakyat semesta mempunyai pola operasi:
6
• pola operasi keamanan dalam negeri(opersi kamdagri),yang
bertujuan untuk memelihara dan mengembalikan kekuasaan
pemerintah /Negara RI dan mengunakan jenis-jenis operasi
intelijen tempur dan territorial.
• Pola operasi pertahanan yang bertujuan untuk menggagalkan
serangan dan ancaman dari kekuatan perang musuh.
d. Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang
perlu di perbaiki antara lain:
1) Bagaimana usah-usaha kita untuk mencegah terjadinya
pemberontakan
2) Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah adanya serangan
mendadak dari luar.
3) Bagaimana usaha-usaha kita untuk mengamankan pendekatan ke
wilayah Indonesia dengan mengadakan kerja sama pertahanan
keamanan di wilayah asia tenggara.
Pada tanggal 17 sampai dengan 28 november 1967 telah dapat
dirumuskan pengaruh (doktrin) Hubungan Kemasyarakatan Nasional
(Hankamnas) yang selanjutnya kita kenal dengan System Pertahan
Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Doktrin itu berisikan
beberapa hal:
1) Sasaran Operasi Hankamnas
• mencegah dan menghancurkan serangan terbuka terhadap
kedaulatan nasional Negara RI.
• Menjamin pengusaan dan pembinaan wilayah nasional RI.
• Ikut serta dalam pemeliharaan kemampuan Hankam di Asia
Tenggara oleh Negara Asia Tenggara, bebas dari campur tangan
asing.
7
B. POLA-POLA OPERASI SISTEM PERTAHANAN KEAMAN RAKYAT
SEMESTA (SISHANKAMRATA)
1. Pola Operasi Pertahanan, bertujuan untuk menggaglkan serangan dan
acaman dari kekuatan perang musuh,dengan jenis-jenis perlawanan rakyat
dan pertahanan sipil merupakan unsur yang penting dalam kekuatan perang
dengan angkatan bersenjata sebagai intinya.
Tahap-tahap operasi pertahanan:
a. tahap operasi defensif strategis digunakan apabila perbandingan
kekuatan perang antar musuh dengan kita.sehinga tidak
memungkinkan bagi kita melakukan operasai ofensif strategis yang
diselengarakan berlandaskan:
1) keharusan untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Negara
RI.
2) Tujuan untuk menjamin terselenggaranya garis- garis komunikasi
antar pulau.
b. Tahap operai ofensif strategi beertujuan untuk menghancurkan
kekuatan perang musuh atau memaksanya menyerah baik dalam
bentuk ofensif awal atau ofensif balas.Operasi efensif strategis
digunaksuhan apabila perbandingan antara kekuatan perang musuh
dangan kita adalah sedemikian rupa,sehingga meenguntungkan kita.
2. Pola opeerasi keamanan dalam negeri.
Pola opersi keamanan dalam negeri,ialah kerangka tetap dalam
mengunakan segala unsure kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk
memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah Negara RI
terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
a. Tujuan:memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah RI .
b. Sifat:melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang
teerganggu keamanan atau kestabilannya.
8
3. Pola operasi intelijen strategis.
Operasi intelijen strategis adalah semua oprasi untuk menjalankan
kegiatan intelijen,dan perang urat syaraf di tingkat strategis.tujuan
intelijensi yaitu:
a. Memperoleh informasi yang di perlukan untuk pelaksanaan strategi
nasional pada umumnya dan operasi hankamnas pada khususnya.
b. Menghancurkan sumber yang mengancam keamanan dalam kawasan
wilayah musuh.
c. Mengadakan perang urat saraf dan kegiatan tertutup lainnya untuk
mewujudkan kondisi strategis yang menguntungkan.
Sifat operasi intelejensi strategis yaitu menyesuaikan dengan keadaan
politik nasional, dilakukan diluar wilayah nasional, dan pada dasarnya
bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.
4. Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara
Pola operasi kerja sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara
merupakan salah satu pola utama sishankamrata. Agar dalam melaksanakan
pembangunan dapat berhasil dengan baik, diperlukan adanya stabilitas dan
perdamaian, yang berarti bahwa kekacoan dan gangguan keamanan harus
dicegah.
Kerja sama hankam adalah usaha bersama dalam menghadapi
kemungkinan gangguan seperti (keamanan, stabilitas nasional, dan
perdamaian). Kerjasama hankam justru melihat kedalam untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi dikawasan tersebut. Kerjasama
ini ingin menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh
Negara-negara lain.Bentuk-bentuk kerja sama ini dapat berupa tindakan-
tindakan bersama mengenai bagaimana mewujudkan daerah damai.
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Khususnya di bidang
Pertahanan Keaman Penentuan system Pertahanan-Keamanan suatu Negara
dilakukan berdasarkan 3 kmungkinan/cara:
a. Peniruan dari system pertahanan kamanan bangsa lain. Cara ini biasana
dilakukan oleh Negara-negara yang menerima kemeedekaannya dari
9
Negara-negara ang telah menjajahnya dan al ini mungkin kurang
sesuai dengan situasi dan kndisi negra-negara yang bersangkutan.
b. Pemlihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang
sesuai dengan keadaan sebenrnya dari Negara dan bangsa yang
memilihnya. Usaha suatu bangsa di bidang pertahanan keamanan
brdasarkanfalsah, identitas,kondisi lingkungan, dan kemungkinan-
kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatanbdan kelngungan
hidup angsa tersebut. Penentuan system ini yang dapat dikatakan yang
paling tepat,karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi bangsa yang
bersangkutan.
C. SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA
BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
(HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945
Sejarah pertahanan keamananbangsa Indonesia sejak tahun 1945
memberikan banyak pengalaman dan data untuk menyusunsistem pertahanan
eamanan yang mampu menanggulangisetiap ancaman, tantangan, hambatan,
serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara berdasarkan
falsafah Pancasila dan UUD 1945.pengalaman-pengalaman tersebut dapat
dikelopokkan ke dalam 2 jenis pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut
invasi,ialah ancaman dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia
kkembali Pengalaman itu yang diperoleh dari dua kurun waktu:
a. kurun waktu 1945-1947
pada bulan September –oktober 1945 berdasarkan civil affair
Agreement,Tentara Penduduk Sekutu (Inggris)mendaratkan pasukan-
pasukanya di Kota-kota besar seluruh Indonesia(Banjarmasin ,Ujung
pandang ,Jakarta,Semarang,Surabaya, Medan).
Tugas penduduk tentara sekutu tersebut ialah:
1) melucuti bala tentara Jepang yang telah kala perang dan telah
menyerah;
10
2) mengurus pengembalian tawanan perang sekutu yang ditawan oleh
tentara Jepang (RAPWI-repatriation Allied Prisoners of War and
Internees).
3) Mengamankan pelaksanaan kedua tugas tersebut diatas.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk
menyeludupkan unsur-unsur alat penjajah Belanda (NICA:Netherland
Indies Civil Affairs) dan akirnya mendapatkan perlawanan patriotis dari
bangsa Indonesia.
Untuk menghadapi serangan –serangan dari pihak Belanda ,semula
perlawanan bersenjata Indonesia mempergunakan bentuk-bentuk
serangan maupun pertahanan lini.pada waktu itu kita mengenal dengan
istilah pertahanan lini kesatu,lini kedua,dan daerah belakang.
Karma perlawanan yang begitu sengit dari bangsa Indonesia,maka
tentara Belanda mengusulkan untuk mengadakan perundingan dan
gencatan senjata yang selanjutnya menghasilkan Persetujuan
Linggarjati(Kota kecil di dekat Cirebon)pada tanggal 15 nopember
1946.Persetujuan ini di tandatangani oleh Sultan Syahril (RI)dan
Scherinerhorn (Belanda).Kesempatan ini di pergunakan ole pihak
Belanda untuk mengadakan konsilidasi.
Pada tanggal 21 juli1947 tentara Belanda mengadakan serangan
terhadap Jawa Barat dan menduduki Kota-kota besar di aiandonesia
(Semarang, Surabaya, Medan,Palembang).Sersngan tersebut
selanjutnya di tetapkan sebagai Perang Kemerdekaan ,meskipun bagin
pihak Belanda hal ini hanya merupakan aksi polisional(karna bangsa
Indionesia di anggap belum merdeka dan yang melawannya ialah para
pemberontak).
Di dalam perlawanan terhadap serangan Belanda ini kita terapkan
perang gerilya dibawa pembinaan pemerintah darurat militer .Dengan
dilaksanakannya perang gerilya rakyat semesta ini,maka pasukan-
pasukan Indonesia segar kembali.
11
Dengan Perlawanan-perlawanan yang tidak kenal menyerah dari
pihak Indonesia,maka akhirnya serangan pihak Belanda mengalami
kegagalan dan sekali lagi mengusulkan untuk mengadakan gencatan
senjata dan perundingan.Perundingan ini kita kenal dengan hasil
persetujuan Renville(nama kapal perang USA yang berlabuh di Teluk
Jakarta ).Persetujuan itu di tandai pada tanggal 17 Januari 19489(pihak
RI oleh Amir Syarifudin,pihak Belanda oleh Abdul Kadir).Persetujuan
Renville ini merupakan kekalahan bagi RI,baik di tinjau dari segi
Militer, ekonomi, maupun psikologi.
Kurun waktu 1948-1949, dengan adanya persetujuan Renvile,maka
sekali lagi pihak Belanda mendapat kesempatan untuk berkonsilidasi
dan menyusun kembli kekuatannya.berdasarkan pada pengalaman pada
serangan Belanda lyang lalu, maka Indonesia pun mengadakan
persiapan-persiapan menghadapi segala kemungkinan,antara lain di
suaun kesatuan-kesatuan Mobil dan kesatuan-kesatuan territorial.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda mengadakan serangan
terehadap ibu kota RI yang selanjutnya kita kenal dengan perang
kemerdekaan II.
Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menawan presiden
,wakil presiden dan beberapa mentri.Bertepatan dengan penyerangan
Belanda tersebut,Presiden RI telah memerintahkan kepada
Mr.Syarifudin Prawira Negara untuk menyusun pemerintah Darurat RI
berkedudukan di Bukitinggi(Sumatra Barat) dan menunjuk duta besar
RI di New Nelhi(India) untuk membentuk pemerintah RI diluar
negeri.sedangkan Panglima Besar Jendral Sudirman secara konsekuen
meninggalkan Yogyakarta untuk bersama-sama dengan tentara RI
mengadakan perlawanan dari luar kota terhadap kesatuan-kesatuan
Belanda.
Dengan adanya Perang Kemerdekaan II ini ,pimpinan tentara
Belanda,Jendral Spoor,beranggapan bahwa di dalam waktu 2-3 bulan
Republik Indonesia akan lenyap.
12
Puncak serangan-serangan kita terhadap tentara Belanda yang
terkenal dengan sebutan SU/Serangan umum tunggal 1 Maret 1949 atau
juga kita kenal dengan Peristiwa Enam Jam di Yogya yang telah di buat
film dengan judul “ Janur Kuning”.Pimpinan Serangan Umum adalah
Letnan Kolonel Suharto,Komandan Wehrkreise Yogyakarta.Dalam hal
ini peranan Sultan Hamengku Buwono IX cukup besar dalam
pelaksanaan maupun persiapan.Sasaran-sasaran yang telah di capai di
dalam SU ialah:
a) politik,memberi dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di
Dewan Keamanan PBB/dunia internasional
b) Militer,menimbulkan kerugian/mematahkan moral pasukan
Belanda.
c) Psikologi,rakyat daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa
ibu kota RI masih tetap di peretahankan semangat yang lebih
tinggi kepada semua pasukan.pemberontakan atau subversi.
Jenis ancaman ini diawali dengan pemberontakan PKI/Muso atau
peristiwa Madiun Tanggal 18 September 1948 pada waktu Indonesia
sedang menghadapi Belanda.Kemudian menyusul peristiwa Darul
Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1949 di bawa
pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat,Kahar Muzakar (1958)di
Sulawesi Selatan dan Daud Beureu di Aceh (1952),peristiwa Andi
Aziz di Ujung Pandang, Republik Maluku Selatan(RMS)di
Ambon/Ceram.Selanjutnya Pemerintah Repolisioner RI/Perjuangan
Semesta (PRRI di Sumatra dan permesta di Sulawesi tahun 2957),dan
Pemberontakan G30S/PKI(1965).
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas dapat di kelompokkan menjadi
dua kelompok:
a) Kelompok yang hanya mengandalkan perlawanannya kepada
kemampuan/persenjataan.Kelompok ini di hadapi dengan
mengunakan peralatan teknologi disertai pemantapan/kosolidasi
aparatur pemerintahan dan rehabilitasi daerah-daeerah yang
13
mengalami kerusakan akibat pemberontakan.Dengan demikian
dapat di batasi atau dihilangkan kerawanan-kerawanan yang
mungkin menimbulkan peluang-peluang bagi tumbunya kembali
pemberontakan.
b) Kelompok yang selain mempergunakan peralatan teknologi,juga
mempergunakan cara-cara penguasaan Wilaya .pengaruh musuh
di wilayah tersebut demikian besarnya,sehingga rakyat yang
berada diwilayah itu bersimpati kepadanya dan bersedia
membantunya di bawa terror.
Operasi-operasi menghadapi kedua kelompok tersebut di atas
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan teknologi,di samping
operasi penguasan wilayah,untuk mempersempi wilayah pengaruh
lawan dan ruangan geraknya serta akirnya dapat dihancurkan sama
sekali.
2. Pelajaran-pelajaran yang dapat di tarik dari pengalaman-pengalaman
perjuangan bersenjata
a. keteguhan hati rakyat untuk mempertaruhkan Negara dan bahasa srta
melawan musuh di mana-mana. Pada perag kemardekaan kita pernah
mengalami keadan yang sangat parah, namun kita tidak pernah patah
semangat berjuag.
b. kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang
konvensional ( sesuai dengan konvensi jenewa ) dan tidak konvensional
serta kemapuan mengutamakan keadaan wilayah dan medan sebaik-
baiknya.
c. persatuan dan kerja sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan
angkatan bersenjata yang sekarang kita kenal dengan manunggalnya
ABRI dan rakyat. Potensi rakyat selalu merupkan kekuatan yang nyata
dalam pelaksanaan fungsi-fungsi Hankamrata.
d. kepemimpinan yang ulet dan tahan semua diuji di semua tingkatan,
yang tau mmberi insfirasi serta motivasi dan pimpinan kepada rakyat
serta sekaligus mahir mengelolah sumber-sumber kekuatan.
14
Faktor Linkungan yang Mempunyai Sistem Pertahan-Keamanan
1) Faktor Geografis Indonesia
Dipandang dari segi letaknya Indonesia berada dalam posisi silang
yang sangat unik,ialah diantara dua samudra dan dua benua,serta di
antara dua tata susunan dalam aspek-aspek kehidupan bangsa yang
berlainan,bahkan yang sering bertentangan.
Posisi tersebut menempatkan Inonesia pada posisi yang
rawan,karna memberikan tiga kemungkinan sebagai berikut:
a) Memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk tetap dalam
posisi tidak memihak kepada salah satu kekuatan.
b) Menarik Indonesia kedalam salah satu pihak
c) Salah satu kekuatan dunia tersebut menduduki Indonesia secara
terbatas terhadap beberapa wilayah /kota yang di anggap sangat
srategis untuk dapat menguasai jalur-jalur batas laut maupun
darat.Hal ini sangat di perlukan untuk jalur komunikasi dan
logistic
2) Faktor sumber kekayaan alam
Bangsa Indonesia telah di karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa
sumber kekayaan alam yang cukup,baik yang masi merupakan suatu
potensi yang terpendam,maupun yang sudah di manfaatkan(potensial
dan efektif)Di antara jenis-jenis sumber kekayaan alam yang terdapat
di Indonesia.banak Negara yang bersangkutan.
Keadaan ini memberikan kepada Indonesia dua
kemkungkinan,iakah:
a) Memberikan kekuatan pada perundingan-perundingan
Internasional,tegasnya merupakanposisi penawaran(bargaining
position)dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan
nasional.
15
b) Mengandung ancaman atau campur tangan Negara-negara asing
yang membutuhkan ssumber kekayaan alam tersebut.hal ini akan
mereka laksanakan,apabila bangsa Indonesia tidak memiliki
ketahanan nasional yang mantap/cukup ampuh untuk menghadapi
ancaman tersebut.
3) Faktor demografi
Dilihat dari jumlah penduduknya,Indonesia menempati tempat
kelima di dunia.penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar,akan
tetapi karena penyebarannya kurang merata,maka terdapat di satu
pihak daerah-daerah yang amat langka akan tenaga manusia(pulau-
pulau di luar pulau Jawa)dan di pihak lain terdapat daeerah-daerah
yang kelebihan tenaga manusia(pulau Jawa,Madura,dan Bali).
Disamping penyebarannya,perlu di perhatikan pula
komposisinya,yaitu:
a) antara kelompok “angkatan kerja”dan “bukan angkatan
kerja”harus ada keserasian dan kesimbangan;
b) antra tingkat kemampuan daerah-daerah;
c) antara tingkat pendidikan masyarakat yang mampu menunjang
pembangunan daarah-daerah.
3. Beberapa Istilah di Dalam Sishankamrata
1) System pertahanan-keamanan rakyat semesta,disingkat
Sishankamrata ,adalah suatau sistem pertahanan keamanan dengan
komponen-komponen yang terdiri dari seluruh potensi,kemampuan,dan
kekuatan nasional yang bekerja secara total,integral serta berlanjut
dalam rangka mencapai ketahanan nasional.Sishankamrata bersifat
semesta dalam konsep,semesta dalam ruang lingkup,dan semesta dalam
pelaksanaan dengan mempergunakan dua cara pendekatan,ialah
pendekatan system senjata teknologi (sistek)dan system senjata sosial
secara serasi.
2) Pola Operasi pertahanan,ialah kerangka yang tetap dalam
menggunakan segala unsur,kekuatan,yang berfungsi sebagai alat untuk
16
menjamin kemerdekaan,kedaulatan Negara dan keutuhan bangsa
Indonesia terhadap serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang
negera lain.
3) Pola operasi keamanan dalam negeri ,ialah kerangka tetap dalam
menggunakan segala unsur kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk
memelihara atau mengembalikan kekusaan peemerintah Negara RI
terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
4) Pola Operasi Ientelijen Strategik (intelstrat), adalah smua operasi untuk
menjalankan kegiatan intelijen dan perang urat saraf ditingkat strategic.
5) Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan-Keamanan Asia Tenggara,
merupakan salah satu pola utama system hankamrata, dalam suasana
pembangunan, karena untuk melaksanankan pembangunan dengan baik
sangat diperlukan adanya stabilitas dan perdamaian, yang berarti bahwa
kekacoan dan gangguan harus diceagah.
6) Operasi Tempur, adalah segala kegiatan, tindakan dan usaha secara
berencana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sestem pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)
adalah suatu system pertahanan dan keamanan yang komponenya terdiri dari
17
seluruh potensi, kemampuan dan kekuatan nasional untuk mewujudkan
kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan Negara dalam pencapaian
tujuan.
Sishankamrata bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang
lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri
dari :
1. Komponen dasar yaitu rakyat terlatih
2. Komponen utama yaitu ABRI dan cadangan TNI
3. Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas)
4. Komponen pendukung yaitu sumber daya dan perasaan nasional.
Pengalaman penyelenggaraan hankam menghasilkan berbagai doktrin
terhadap pertahanan dan keamanan yaitu doktrin prang griliya rakyat semesta,
doktrin perang wilayah, doktrin perang rakyat semesta dan doktrin pertahanan
dan keamanan rakyat semesta.
Sasaran operasi hankamnas yaitu mencegah dan menghancurkan
serangan terbuka, menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah nasional RI
dan ikut serta memilahara kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari
campurtangan asing.
Pola operasi hankamrata yaitu operasi pertahanan, operasi keamanan
dalam negeri, operasi intelijen strategis an pola operasi kerja sama pertahanan
dan keamanan Asia Tenggara. Pola operasi pertahanan bertujuan bertujuan
untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang
musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri bertujuan untuk memelihara atau
mengembalikan kekuatan pemerintah/Negara RI paa salah satu atau beberapa
daerah (bagian wilayah) Negara yang terganggu keamanannya.
Pola operasi intelijen strategis bertujuan untuk memperoleh informasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan strategis nasional dan oprerasi-operasi
Hankam, menghancurkan sumber-sumber infiltrasi, subversi dan spionase
yang terdapat di wilayah musuh dan mengadakan perang urat saraf dan
kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan kondisi strategis yang
menguntungkan.
18
Pola operasi kerja sama yaitu usaha bersama kemungkinan gangguan
keamanan stabilitas nasional dan perdamaian khususnya di Asia Tenggara.
19