27
PENELUSURAN DAN PENGUMPULAN SUMBER SEJARAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pergerakan Nasional Dosen pengampu : Bpk. Ibnu Sodiq Disusun Oleh : Ali Sodikin (3101412109) Ahmad Ulinnuha (3101412110) Eko Nur Aviatmi (3101412111) Muhammad Eko Aris M (3101412112) Ninit Indah Sari (3101412113) Muhammad Arif Muntaha (3101412114)

Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

PENELUSURAN DAN PENGUMPULAN SUMBER SEJARAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pergerakan Nasional

Dosen pengampu : Bpk. Ibnu Sodiq

Disusun Oleh :

Ali Sodikin (3101412109)

Ahmad Ulinnuha (3101412110)

Eko Nur Aviatmi (3101412111)

Muhammad Eko Aris M (3101412112)

Ninit Indah Sari (3101412113)

Muhammad Arif Muntaha (3101412114)

SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Rabb semesta alam atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “

Penelusuran dan Pengumpulan Sumber Sejarah ” tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosul Allah Muhammad SAW yang

telah membawa kita dari kegelapan kepada cahaya Rabbi, semoga tercurahkan juga kepada

keluarga Beliau, sahabat dan semoga safa’at dapat kita terima di akhirat kelak. Amin.

Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak, Ibu dosen, dan teman-teman

satu team yang telah mendukung penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa penyajian ini jauh dari tingkat kesempurnaan, maka dari itu

kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Mudah-mudahan bantuan dan dukungan yang diberikan Bapak atau semua pihak

dapat menjadi amal jariyah yang bermanfaat.

Dengan segala keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulis semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Semarang, 19 April 2014

PENULIS

Page 3: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Prakata............................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah................................................................................. 4

Rumusan Masalah........................................................................................... 5

Tujuan............................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

Metode Archive Research (Penelitian Arsip).................................................... 6

Metode Library research (Studi Kepustakaan).................................................. 7

Sumber Lisan..................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan................................................................................................... 16

3.2 Saran......................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sumber sejarah disebut juga data sejarah yang dikumpulkan harus sesuai

dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Kita umpamakan kita sedang melakukan

penelitian sejarah sebuah keluarga. Keluarga pedagang yang pada Januari 1946

membangun rumah dinas pada waktu pemerintahan pindah dari Jakarta ke

Yogyakarta, yang sekarang seolah-olah dilupakan sejarah. Sumber apa yang harus

kita kumpulkan? Sumber itu, menurut bahannya, dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artefak. Selain itu karena kita akan

menulis hal-hal yang baru, pastilah ingatan orang akan peristiwa-peristiwa tahun 1946

masih dapat direkam. Apalagi kita meneliti masaah- masalah sekarang, sumber lisan

itu bukan saja ada, tetapi harus dicari dengan sejarah lisan. (pengantar ilmu sejarah,

kuntowijoyo,1995:hal. 95).

Sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat dipakai mengumpulkan

informasi subjek. Usaha memilih subjek dan mengumpulkan informasi mengenai

subjek itu menjadi tugas sejarawan. Kegiatan ini dalam ilmu sejarah disebut heuristik,

dari asal katanya heuriscein yang berarti mencari. Heuristik merupakan pengetahuan

yang bertugas menyelidiki sumber sejarah. (membangun kesadaran sejarah hal. 85, th.

2011).

Dalam mengumpulkan dan menelusuri sumber sejarah, kita bisa

menemukannya dibeberapa tempat yaitu, museum merupakan tempat menyimpan

benda-benda kuno untuk bahan-bahan yang tidak terdapat dalam buku bahan ajar

ataupun bacaan yang. Kemudian bisa ditemukan di perpustakaan merupakan tempat

meyimpan bacaan buku-bukuusaha-usaha mendapatkan keterangan mengenai sumber

sejarah. Lalu di arsip negara aitu tempat menyimpan dokumen-dokumen resmi seperti

dokumen-dokumen pribadi, kartor-kantor pemerintahan, perusahaan dll.

Sedangkan sumber sejarah sendiri dapat dibagi menjadi 3 yaitu sumber lisan,

sumber tuliasan dan sumber visual. Sumber lisan merupakan sumber yang didapat

dari sejarah lisan, sejarah lisan sendiri adalah metode pengumpulan dan penyimpanan

informasi sejarah termasuk didalamnya hasil wawancara dari orang-orang dikejadian

dan peristwa masa lalu. Sumber tulisan adalah sumber sejarah yang berupa tulisan

yang berupa buku-buku sejarah, catatan peristiwa buku-buku peringatan, buku-buku

Page 5: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

harian, prasaati, daftar kepegawaian, arsip-arsip pemerintahan, dokumen-dokumen.

Sumber visual adalah sumber sejarah yang didapat dari warisan masa lalu yang

berupa barang-barang atau benda-benda, seperti candi, menhir, sarkofagus.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiman prosedur penulusuran arsip ?

2. Apa saja persiapan yang dilakukan dalam menelurusi arsip ?

3. Bagaimana mencari sumber sejarah melalui perpustakaan ?

4. Peranan sejarah lisan dalam pengumpulan sumber sejarah ?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat betujuan unuk memahami bagaimana cara menulusuri dan

mengumpulkan sumber sejarah, yang meliputi :

1. Untuk mengetahui prosedur penulusuran arsip.

2. Untuk mengetahui persiapan dalam melakukan penelusuran arsip.

3. Untuk mengetahui cara mencari sumber sejarah melalui perpustakaan.

4. Untuk mengetahui peran sejarah lisan dalam mengumpulkan sumber sejarah.

Page 6: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Archive Research (Penelitian Arsip)

a) Pengertian Arsip

Arsip berasal dari istilah records. Menurut Peter Walne dalam Dictionary of

Archival Terminology arsip adalah informasi yang direkam dalam media apapun,

diciptakan/dibuat, diterima dan dipelihara oleh organisasi/institusi/orang dalam

rangka pelaksanaan kegiatan (Peter Walne,ed., 1986). Pengertian arsip menurut UU

no. 7/1971 adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara,

badan pemerintahan, badan lembaga swasta dan perorangan dalam bentuk corak

apapun dalam keadaan tunggal/berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan

pemerintahan dan kehidupan kebangsaan.

Berkaitan dengan penelitian sejarah, maka arsip digolongan sebagai salah satu

sumber primer (primary sources) merupakan bagian dari bukti masa lampau yang

menjadi bahan sumber kajian, yang menjadi tumpuan apakah suatu peristiwa,

kejadian, atau gejala sejarah dapat dikonstruksikan. Tentang bukti masa lampau, ilmu

sejarah tidak berarti apa-apa, bahkan tuntutan keilmuan tidak akan mungkin dapat

dipenuhi. Dari primary sources sejarawan memperoleh dukungan bukti tentang apa

yang sedang dikajinya, dan dari telaah sumber ditemukan sejumlah fakta bersama data

pendukungnya (Mona Lohanda, 1990: 132).

Namun demikian perlu diketahui bahwa arsip dibuat bukan untuk memberikan

informasi kepada ilmu sejarah. Arsip dibuat untuk kepentingan administrasi negara,

daerah, instansi, organisasi, atau pribadi. Jadi, arsip diciptakan bukan untuk bahan

penelitian. Baru sesudah nilai guna arsip itu menurun atau berkurang, dapat dipakai

sebagai bahan penelitian. Melalui arsip dapat diketahui berbagai hal yang sangat

menarik, terutama watak yang tersembunyi dalam naskah itu yang sekaligus

mencerminkan pengetahuan akan situasi saat arsip diciptakan (Darmiati, 1990: 144).

Menurut fungsinya arsip dibedakan menjadi dua, yaitu arsip dinamis dan arsip statis.

Arsip dinamis adalah arsip yang masih sangat relevan penggunaannya dalam birokrasi

pemerintah, sedangkan arsip statis adalah arsip yang sudah tidak digunakan dalam

birokrasi. Arsip statis mempunyai sifat historis, permanen, sekunder, dan sudah

Page 7: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

terbuka untuk umum. Pusat penyimpanan arsip statis di Indonesia ada di Arsip

Nasional Republik Indonesia.

Pengertian arsip, sebagai salah satu sumber sejarah, adalah catatan atau

dokumen. Dokumen sendiri mengandung pengertian sebagai sesuatu yang tertulis atau

tercetak. Dokumen digunakan dalam arti sumber tertulis sebagai informasi sejarah

adalah kebalikan dari kesaksian lisan, artifak, dan peninggalan arkeologis. Jadi,

pengertian arsip mencakup pengertian dokumen yang tersimpan (Suhartono, t.th).

b) Arti Penting Arsip sebagai Sumber Sejarah

Menurut Lohanda, dari segi kedudukan sebagai sumber sejarah, yaitu sebagai

bahan yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan sejarah, arsip memperoleh

tempatnya yang pertama. Pertimbangannya adalah arsip diciptakan dalam suasana

yang sezaman, dekat dengan kejadiannya sehingga subjektivitas berkadar kecil,

berarti sebagai “firsthand knowledge” kredibiitasnya dapat diandalkan, meskipun di

dalam historiografi hal ini pun masih diperdebatkan dan juga dipertanyakan (Mona

Lohanda, 1998: 4).

Data-data verbaal atau sering disebut dengan dokumen tertulis, seperti yang

terdapat dalam surat-surat, catatan harian (journaal), kenang-kenangan (memoirs),

daftar, laporan-laporan penting artinya dalam penelitian sejarah. Adapun dalam arti

yang luas dokumen juga meliputi monumen, artifact, foto-foto, dan sebagainya.

Sementara itu, sifat istimewa dari data verbaal ini ialah bahwa data itu mengatasi

ruang dan waktu, sehingga membuka kemungkinan bagi kita untuk memperoleh

pengetahuan tentang fenomena sosial yang telah musnah. Potensialitas bahan

dokumenter untuk mengungkapkan fenomena sosial dalam masa lampau tergantung

dari volume data yang relevant bagi analisis sosial. Dibanding dengan observasi

langsung, bahan dokumenter sering kali mencakup detail dan hal-hal yang khusus

tentang hubungan sosial dalam operasi yang sukar atau mustahil dapat ditangkap

dengan observasi langsung (Sartono Kartodirdjo, 1982: 98).

Dokumen sebagai bahan klasik untuk menyelidiki perkembangan historis yang

khusus biasanya digunakan untyuk menjawab persoalan-persoalan tentang apa, kapan,

dan di mana. Dalam proses penelitian sosial, maka hubungan antara data dan teori

dapat dinyatakan secar mudah sebagai berikut, data tanpa teori adalah diibaratkan

sebagai orang buta, teori tanpa data sebagai orang lumpuh. Adapun tujuan dari

penggunaan bahan dokumenter dalam ilmu kemasyarakatan terutama ditentukan oleh

sifatnya yang lazim disebut nomotetis, artinya menentukan yang umum. Perhatian

Page 8: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

ilmu kemasyarakatan terutama dipusatkan kepada pengumpulan dokumen untuk

digunakan secara komparatif, agar dihasilkan generalisasi. Untuk studi nomotetis,

maka bahan dokumenter, seperti dalam keadaan dokumentasi hingga kini di Indonesia

dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu otobiografi, suratkabar, dokumen-dokumen

pemerintah, dan cerita roman (Sartono Kartodirdjo, 1982: 101).

c) MACAM-MACAM ARSIP DAN PROSES PENELUSURAN ARSIP

Arsip Indonesia

Ada beberapa kelompok koleksi arsip Indonesia. Koleksi arsip tersebut

meliputi:

1. Koleksi Arsip Pemerintah (Gouvernements Papieren atau Algemeene

Secretarie archieven) yang meliputi beberapa periode pemerintahan:

a. Arsip zaman Kongsi Dagang Belanda di Hindia Timur (VOC).

Informasinya berkenaan dengan masalah perniagaan dan perdagangan

laut abad ke-17-18.

b. Arsip masa pemerintahan Inggris (Engelsche Tussenbestuur), tahun

1811-1816, yang banyak menyimpan informasi mengenai sistem pajak

tanah yang diprakarsai Raffles.

c. Arsip masa pemerintahan Hindia Belanda (1816-1942), sebagai koleksi

terbesar dalam bentuk keputusan dan resolusi, laporan, nota dan

korespondensi yang meliputi segala masalah yang menyangkut

hubungan kepemerintahan dan kemasyarakatan antara pemerintah dan

warga negara ataupun penduduk di wilayah Hindia Belanda waktu itu.

Unit penting yang menangani urusan surat-menyurat kepemerintahan

adalah Algemeene Secretarie dan Gouvernements Secretarie. Dalam

Algemeene Secretarie dapat dijumpai masalah kependudukan dan

wilayah, pemerintah pusat dan daerah, militer, kepolisian, kriminal,

kesehatan agama, pendidikan, seni, dan ilmu pengetahuan bengunan,

transportasi, pertanian dll.

2. Koleksi Arsip Daerah

Isi koleksi ini mencerminkan berbagai aspek kegiatan sosial politik di

daerah pada tingkatan yang paling dasar. Masalah yang dipaparkan meliputi

urusan politik dan militer, pola hidup sehari-hari, perniagaan, kesehatan

penduduk, kriminalitas, pertanian dan tanah, dan lain-lain.

Page 9: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

Adapun, beberapa koleksi arsip daerah, seperti Memorie van Overgave

merupakan dokumen yang paling umum yang memaparkan gambaran

menyeluruh dari suatu daerah. Pada umumnya berkaitan dengan masalah-

masalah sosial dan pemerintahan. Dokumen yang bersifat umum lainnya

adalah algemeen verslag (laporan umum) yang dibuat berkala setiap tahun.

Lampiran dari laporan umum merupakan perincian dalam bentuk statistik

mengenai jumlah penduduk, hasil tanaman, personalia pemerintah, kesehatan

penduduk, dan lain sebagainya. Kultuur verslag merupakan laporan mengenai

masalah penanaman dan produksi hasil pertanian. Politiek verslag merupakan

laporan yang dikeluarkan setiap tahun menyangkut persoalan politik, gerakan

anak negeri, aliran kepercayaan, dan agama dari setiap daerah.

3. Koleksi Arsip instansi/Departemen

Arsip instansi merupakan arsip-arsip yang dihasilkan oleh masing-

masing departemen, misalnya:

a. Amphioen Societeit, badan yang menangani masalah candu.

b. Onderwijs, yang menengani pendidikan.

c. Boschwezen, menyimpan informasi penting mengenai kehutanan

dengan segala aspeknya.

d. Raad ven Justitie, koleksi mengenai perkara pengadilan.

e. Cultures, tersimpan di dalamnya berkas mengenai penanaman untuk

pasar Eropa, seperti tebu, kopi, teh, kayu manis, tembakau, kapas, dan

sutra.

d). Proses Penelusuran Arsip

Kegiatan penelusuran arsip menuntut kesabaran dan memerlukan waktu yang

panjang, karena tidak setiap arsip yang ditemukan sesuai dengan kebutuhan dalam

penelitian. Terlebih lagi untuk penelusuran arsip kolonial maka diperlukan bekal-

bekal lain sebelum terjun ke lapangan. Peneliti harus menguasai bahasa yang

digunakan dalam penelitian arsip, entah itu bahasa Indonesia, bahasa Belanda, bahasa

Portugis, maupun bahasa-bahasa lainnya. Kerangka kerja diperlukan untuk melakukan

penyeleksian, hal-hal mana yang harus didahulukan. Selain itu peneliti harus

mempunyai sikap ulet karena tingkat kesulitan yang tinggi dalam penelusuran arsip.

Page 10: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

Untuk mengungkap arsip harus mempunyai komitmen pada ilmu pengetahuan

pada umumnya dan sejarah pada khususnya. Terhadap dokumen yang telah

ditemukan, ada bebrapa langkah yang harus dilakukan:

1. Membuat identifikasi dokumen, yaitu ciri-ciri khas yang membedakan dengan

yang lain yang ada pada dokumen itu. Mengapa dokumen itu dibuat, kapan, oleh

siapa, di mana, bagaimana, dan sebagainya.

2. Eksplikasi, yaitu unsur-unsur yang membantu untuk menentukan sesuatu, misalnya

bagaimana bahasanya, pikirannya, dan kalimatnya.

3. Masalah atribusi, yaitu menetapkan kategori bahan.

4. Melakukan kolasi atau perbandingan dengan yang lain.

Selanjutnya untuk memudahkan kegiatan penelusuran arsip, hal pertama yang

harus dilakukan sebelum melakukan penelusuran arsip harus terlebih dulu

menentukan topik penelitian, selanjutnya sudah membaca karya-karya referensi yang

berguna. Untuk penelitian arsip perlu diketahui entry point (jalan masuk). Entry Point

antara lain dapat dimulai dari bacaan-bacaan sekunder. Bagi peneliti sejarah alat yang

paling berguna adalah bibliografi, misalnya bibliografi Raymond Kenedy, bibliografi

Peter Carey tentang arsip Yogyakarta, maupun bibliografi Robert van Niel mengenai

manuskrip Jawa dan Philiphina. Bacaan sumber-sumber sekunder sangat diperlukan

sebelum penelusuran arsip, dan sumber sekunder tersebut sebaiknya tidak hanya dari

bidang ilmu sejarah tetapi juga dari bidang ilmu lain seperti sosiologi, antropologi,dan

lain-lain.

Karya referensi lain yang dapat membantu peneliti sejarah adalah kamus dan

ensiklopedi. Seorang peneliti sejarah sebagai penafsir masa lampau sangat tergantung

pada penggunaan kata-kata secara benar dan akurat, tanpa kamus yang baik maka

tidak mungkin mengecek ejaan yang benar dan makna-makna yang dapat diterima.

Ensiklopaediae van Nederlandsch Indie banyak memberikan gambaran

mengenai berbagai hal di wilayah Hindia Belanda selama masa pemerintahan

kolonial. Jurnal, majalah, dan artikel-artikel koran juga sangat penting untuk

digunakan sebagai sumber sejarah.

Entry point penting lain dalam penelusuran arsip, khususnya arsip kolonial

adalah penggunakan klapper (semacam bibliografi karya-karya masa kolonial),

Staatsblad van Nederlandsch Indie (Lembaran Negara) sebagai penerbitan surat-surat

keputusan resmi pemerintah kolonial Hindia Belanda, Memorie van Overgave

(Memori Serah Terima Jabatan) yaitu laporan yang dibuat oleh residen yang telah

Page 11: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

habis masa jabatannya mengenai wilayah yang dibawahinya selama masa jabatannya,

maupun Kolonial Verslag dan Indisch Verslag, yaitu laporan tahunan yang diterbitkan

oleh pemerintah kolonial mengenai semua aspek pemerintahan dan kehidupan politik,

sosial, ekonomi, beserta statistiknya. Di samping itu banyak karya-karya sezaman

yang bisa dijadikan bahan acuan misalnya majalah Kolonial Tijdschrift, Kolonial

Studien.

B. Metode Library research atau studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat

ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat

memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya

dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan

melakukan studi kepustakaan,   peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-

pemikiran yang relevan denganpenelitiannya.

Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat

yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk

dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti

hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan

mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang

diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-

sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-

buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal,

ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh

informasi dan sumber  yang tepat dalam waktu yang singkat.

Empat ciri utama studi kepustakaan :

Setidaknya ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu

diperhatikan oleh mahasiswa atau calon peneliti dan keempat ciri itu akan

mempengaruhi sifat dan cara kera penelitian yaitu:

1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan

dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eye witness) berupa

kejadian, orang, atau benda lainnya. Teks memiliki sifat-sifatnya sendiri dan

memerlukan pendekatan tersendiri pula. kritik teks merupakan metode yang biasa

dikembangkan dalam studi fisiologi, dll. Jadi perpustakaan adalah laborat peniliti

Page 12: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

kepustakaan dan karena itu teknik membaca teks ( buku, artikel, dan dokumen)

menjadi bagian yang fundamental dalam penilitian kepustakaan.

2. Data pustaka bersifat siap pakai (ready mode): peneliti tidak kemana-mana kecuali

hanya berhadapan langsung de6ngan bahan sumber yang sudah tersedia di

perpustakaan.ibarat orang belajar naik sepeda, orang tak perlu membaca buku

artikel atau buku tentang bagaimana teori naik sepeda, begitu pula halnya dengan

riset pustaka. Untuk melakukan riset pustaka, orang tidak perlu menguasai ilmu

perpustakaan. Satu-satunya cara untuk belajar menggunakannya perpustakaan

dengan tepat ialah  langsung menggunakannya. Meskipun demikian, calon peneliti

yang ingin memanfaatkan jasa perpustakaan, tentu masih perlu mengenal seluk-

beluk studi perpustakaan untuk kepentingan penelitian  atau pembuatan makalah.

3. Data perpustakaan umummnya sumber sekunder artinya: bahwa peniliti

memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama

di lapangan.

4. Bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti

berhadapan dengan info statis: tetap artinya kapanpun Ia datang dan pergi data

tersebut tidak akan berubah karena ia sudah merupakan data “mati” yang

tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape atau film).

Sistematika dalam studi literature dimaksudkan sebagai proses penelitian

dengan menggunakan metode, pendekatan, cara, serta alat analisis dengan terancang

dan diterapkan dengan tepat.

Mengenai alat analisi yang harus digunakan tentu saja pendekatan dengan

studi kepustakaan ini berbeda pola kerjanya bila dibandingkan dengan studi Non

pustaka. Alat-alat analisis dalam studi kepustakaan adalah :

1. Analisi komparasi yaitu : dengan cara membandingkan objek penelitian dengan

konsep pembanding. Dalam penelitian ini akan dihasilkan 2 kemungkinan:

a. Simpulan menyatakan bahwa konsep yang diteliti sama dengan konsep

pembandingnya, dan

b. Simpulan yang diteliti menyatakan ketidaksamaan.Tujuan utama penelitian

semacam ini adalah membandingkan apakah kasus yang diteliti mempunyai

kesamaan dengan konsep pengujinya.

2. Analisis historis yaitu : dengan cara melakukan analisis kejadian-kejadian dimasa

yang lalu untuk mengetahui kenapa dan bagaimana suatu peristiwa itu telah

terjadi. Hasil yang ditemukan bermanfaat untuk menentukan apakah rentetan

Page 13: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

kejadian tersebut sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

Penggunaan metode pustaka semata-mata diakibatkan karena hakikat objek.

Dalam perpustakaan dapat ditemukan buku-buku sejarah penting, dokumen-dokumen,

arsip-arsip, dan berbagai karya sastra lainnya yang tidak dapat dilakukan jika

pengumpulan data menggunakan metode lapangan.

Kelemahan paling dasar dalam pengumpulan data menggunakan metode

pustaka adalah sulitnya memperoleh sumber-sumber yang asli. Kesulitan akan lebih

terasa saat kita melakukan penelusuran sumber-sumber yang lama yang termasuk

dalalam kategori anonim, seperti arsip, dokumen. Data yang diperoleh melalui arsip,

misalnya di dalamnya tidak terdapat penulis asli, maka yang dicari adalah siapa yang

menerbitkan, siapa yang menyimpan, untuk keperluan apa, dan sebagainya.

Selain adanya kelemahan diatas, pengumpulan data melalui metode pustaka

juga memiliki kesulitan, seperti kesulitan pada buku-buku teks. Di Indonesia kondisi

umum perpustakaannya adalah kurangnya buku- buku asli yang tersedia. Kemudian

mengingat bahwa teori-teori ilmu pengetahuan berasal dari Barat, maka kesulitan

yang dihadapi adalah memahami buku- buku sumber bahasa asing. Akibatnya adalah

kebanyakan peneliti mengutip dari sumber kedua, bahkan ketiga. Padahal dalaam

memperoleh data, seharusnya diusahakan melalui sumber pertama, melalui naskah

asli, baik dalam bentuk surat kabar, majalah, dan penerbitan lain maupun buku.

Masalah lain juga timbul dengan adanya buku-buku terjemahan. Buku- buku

terjemahan sering diartikan sebagai sumber pertama dengan alasan sulitnya

memperoleh sumber asli.

Yang harus dipahami untuk memperoleh data pustaka secara cepat dan efisien

yaitu petunjuk-petunjuk praktis dalam mengenali sistem pelayanan yang dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

No. Sistem terbuka Sistem tertutup

1 peneliti dapat secara langsung memilih

buku- buku yang diperlukan

pengambilan buku dilakukan oleh

pustakawan.

2 Peneliti secara langsung dapat masuk ke

dalam ruang penyimpanan buku

Hanya mengenal pengarang atau

judul buku, maka untuk

mempermudah pelayanan peneliti

Page 14: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

harus menelusurinya melalui

katalogus (kartu dengan ukuran

tertentu yang diukur secara alfabetis)

Buku- buku referensi dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Referensi yang memberika informasi langsung, seperti kamus, ensiklopedi, dan buku

tahunan (yearbook)

2. Referensi untuk menemukan informasi selanjutnya, seperti buku bibliografi, jurnal

indeks, dan jurnal abstrak.

C. SUMBER LISAN

Dalam mencari sumber sejarah dapat menggunakan teknik wawancara,

wawancara sendiri sebagai sebuah kecakapan dan tidak terlalu banyak kerumitan

dalam berfikir. Teknik ini dipakai hampir semua cabang ilmu sosial, termasuk

jurnalistik. Sebelum membahas sejarah lisan lebih dalam, perlu diketahui tentang

perbedaan antara sejarah lisan dan tradisi lisan. Dalam tradisi lisan idak terasuk

kesaksian mata yang merupakan data lisan, yang juga ditularkaan dari satu generasi

ke generasi berikutnya yang berupa sebuah cerita masyarakat pada masa lampau.

Dalam hal ini, tradisi lisan hanya sebatas kebudayaan lisan dari masyarakat yang

belum mengenal tulisan. Tradisi lisan juga merupakan sumber sejarah yang merekam

masa lampu namun hanya sebagian unsur kesejarahannya. Dalam tradisi lisan sendiri

mengandung kejadian nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, mitos, nyanyian-

nyanyian, mantra.

Sedangkan sejarah lisan harus dicari melalui teknik wawancara yang sudah

lama dikenal. Sejarah lisan mempunyai banyak keuntungan, sejarah lisan sebagai

metode dapat dipergunakan secara tunggal dan dapat pula sebagai bahan dokumenter.

Sebagai metode tunggal sejarah lisan tidak kurang pentingnya jika dilakukan dengan

cermat. Banyak sekali permasalahan sejarah bahkan dalam jaman modern ini tidak

tertangkap dalam dokumen-dokumen. Dokumen hanya menjadi saksi dari kejadian-

kejadian penting menurut kepentingan pembut dokumen dan jamannya, tetapi tidak

melestarikan kejadian-kejadian individual dan yang unik yang dialami oleh seseorang

atau segolongan. Apalagi minat dan perhatian sejarawan akan berbeda dengan minat

dan perhatian pembuat dokumen sehingga sejawan masih harus mencari sendiri cara

Page 15: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

untuk mendapatkan keterangan, dengan teknik awancara yang benar keabsahan

keterangan-keterangan lisan dapat dipertanggungjawakan. (metodologi

sejarah,kuntowijoyo, 1994, hal 22-23)

kegiatan mencari sejarah lisan itu sendiri dengan menggunakan teknik

wawancara. Pengumpulan sumber sejarah lisan mempunyai teknik-teknik daan

prasarana tersendiri. Pekerjaan yang terpenting yang langsung mengenai

pengumpulan sejarah lisan ialah wawancara, menyalin dan menyunting. Selanjutnya

sebagai sumber, sama halnya dengan arsip atau perpustakaan ialah sebagaimana dapat

memberikan pelayanan kepada peminat dan publik, dan mempermudah sejarawan

dalam penulisan sejarah.

Dalam memperluas ruang lingkup teaah sejarah, sejarah lisan tidak berdiri

sendiri. Pendekatan-pendekatan baru dalam sejarah seperti sejarah kejiwaan, sejarah

keluarga, sejarah desa, sejarah kota, tentunya memerlukan sejarah lisan pada

waktunya. Dengan bekal kerangka teoritis, sejarawan dapat menggunakan wawancara

secara lebih sempurna. Daftar pertanyaan yang menjadi pegangan sejarawan

pewawancara dipersiapkan sesuai dengan kerangka. Tentu saja harus diingat

ketentuan-ketentua tentang yang benar. Disini wawancar dapat sebagi metode

tunggal, dapat pula sebagi metode tambahan. (kuntowijoyo,1994 hal 27)

Ada beberapa cara dalam melakukan teknik wawancara dalam mengumpulkan

sumber sejarah. Sebagai contoh wawancara akan dilakukan dalam keluarga pedagang.

Dapat dipastikan bahwa pohon silsilah itu setelah sampai generasi ketiga semakin

banyak dan beragam profesinya. Misalnya, pada generasi kedua dan ketiga apa saja

bisnisnya, dan secara fisik perubahan apa yang terjadi. Ini lebih baik ditanyakan,

sebab apa yang kita lihat belum tentu mewakili. Bagaimana anak-anak dibesarkan

ditengan keluarga pedagang, dulu dan sekarang? Pola makan, pola hiburan? Sebelum

kita bertanya sesuatu, ata baiknya ita sudah banyak membaca.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, harus dikuasai sungguh-

sungguh bagimana mengoprasikan tape recorder. Ada cara-cara tertentu bagaman

supaya suara-suara diluar tidak terdenga, bagaimana supaya suara lebih keras atau

lebih lunak, bagaimana interviuw didalam atau diluar, bagaimana mengatur suaya

tape tidak mengganggu, bagaimana mengatur interview bersama-sama. Ada interview

tunggal dan ada interview simultan; soal keluarga biasanya suami-istri menemuai

pewawancara bersama-sama, atau beberapa keluarga jadi satu. Akan sangat

memalukan kalau sekedar mengoperasiakan tape saja kita tidak bisa.

Page 16: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

Kedua, sebelumpergi belajarlah sebanyak-banyaknya. Itu akan membuat kita

percaya diri dan yakin. Jangan terlalu banyak bertanya, tetapi juga jangan kehilangan

bhan pertanyaan. Jangan ada kesan memaksa, kita harus siap menjadi pendengar. Kita

harus menyiapkan pertanyaan terurai, setidaknya ada daftar berupa cek list. Sampai

dirumah tape harus kita dengarkan kembali dan kita transkrip, lalu kita mintakan

tanda tangan.

Untuk menghormati hak interview, kita harus menanyakan apa semuanya bisa

didengar orang. Ada interview yang “rahasia” baru boleh dibuba setelah dia

meninggal. Interview semacam itu, yang sifatnya confidential, biasanya kita simpan

ditempat aman, misalnya arsip nasional. Masalah hukum juga penting diketahui

pewawancara. (hal 98-99)

Page 17: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suatu penelitian ada beberapa macam langkah yang harus dilakukan peneliti

dalam melakukan penelitian. Langkah-langkah tersebut salah satunya ialah langkah

mengumpulkan data. Dari hasil pengumpulan data ini melalui analisis data maka

peneliti akan mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukannya. Jadi,

mengumpulkan data mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dengan

langkah-lanngkah yang lain dalam proses penelitian.

Dalam Penelitian Sejarah Metode dalam Penelusuran dan Pengumpulan

Sumber Sejarah dibagi menjadi tiga metode, yaitu : metode archive research

(Penelitian Arsip), Metode library research (Penelitian Kepustakaan) dan metode

sumber lisan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini penulis berharap supaya pembaca dapat

mengetahui, tentang Penelusuran dan Pengumpulan Sumber Sejarah. Serta perlu

adanya sumber referensi lain supaya pengetahuan semakin luas. Semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat.

Page 18: Makalah penelusuran dan pengumpulan sumber sejarah

Daftar Pustaka

Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Pustaka

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada

Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Subagyo. 2011. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang: Widya Karya

Mona Lohanda. 1998. Sumber Sejarah dan Penelitian Sejarah. Jakarta: Pusat Penelitian

Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian UI