9
Agresi Agresivitas menurut Baron berkowitz maupun Aronson, adalah tingkah laku individu yang ditunjukan untuk melukai atau mencelakakan individu yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Schneiders mendefinisikan agresi sebagai suatu bentuk respon yang mencari pengurangan ketegangan dan frustasi melalui perilaku yang banyak menuntut, memaksa dan mengusai orang lain. Menurut Berkowitz dalam Wastson, agresivitas didefinisikan sebagai perilaku yang diarahkan untuk melukai orang lain. Hal ini berarti perilaku melukai orang lain karena kecelakaan atau ketidaksengajaan tidak dapat dikategorikan sebagai agresivitas apabila bertujuan melukai orang lain dan berusaha untuk melakukan hal ini walaupun usahanya tidak berhasil. Pendapat lain mengatakan bahwa agresivitas adalah perilaku yang memiliki potensi untuk melukai orang lain atau benda yang berupa serangan fisik (memukul, menendang, mengigit), serangan verbal (membentak, menghina) dan melanggar hak orang lain (mengambil dengan paksa). Berdasarkan defnisi itu, maka agresivitas pada remaja dapat diartikan sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal yang dilakukan secara sengaja terhadap individu lain ataupun terhadap objek-objek dengan maksud untuk melukai, menyakiti ataupun merusak yang mana orang yang dilukai tersebut berusaha untuk menghidarinya. Byrne membedakan bentuk agresivitas menjadi dua yaitu agrsivitas fisik yang dilakukan dengan cara melikai atau menyakiti badan dan agresivitas verbal yaitu agresi yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata kotor atau kasar. Buss mengklasifikasikan agesivitas yaitu agresivitas secara fisik dan verbal, secara aktif maupun pasif, secara langsung maupun tidak langsung. Tiga klasifikasi tersebut masing-masing saling berinteraksi, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk agresivitas. Pendapat ini dikemukakan oleh Buss. menurutnya ada 8 agresivitas yaitu; 1. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara langsung misalnya menusuk, memukul, mencubit. 2. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya menjebak untuk mencelakakn orang lain. 3. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara langsung misalnya memberikan jalan untuk orang lain. 4. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya menolak melakukan sesuatu.

MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

AgresiAgresivitas menurut Baron berkowitz maupun Aronson, adalah tingkah laku individu yang ditunjukan untuk melukai atau mencelakakan individu yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Schneiders mendefinisikan agresi sebagai suatu bentuk respon yang mencari pengurangan ketegangan dan frustasi melalui perilaku yang banyak menuntut, memaksa dan mengusai orang lain.

Menurut Berkowitz dalam Wastson, agresivitas didefinisikan sebagai perilaku yang diarahkan untuk melukai orang lain. Hal ini berarti perilaku melukai orang lain karena kecelakaan atau ketidaksengajaan tidak dapat dikategorikan sebagai agresivitas apabila bertujuan melukai orang lain dan berusaha untuk melakukan hal ini walaupun usahanya tidak berhasil. Pendapat lain mengatakan bahwa agresivitas adalah perilaku yang memiliki potensi untuk melukai orang lain atau benda yang berupa serangan fisik (memukul, menendang, mengigit), serangan verbal (membentak, menghina) dan melanggar hak orang lain (mengambil dengan paksa).

Berdasarkan defnisi itu, maka agresivitas pada remaja dapat diartikan sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal yang dilakukan secara sengaja terhadap individu lain ataupun terhadap objek-objek dengan maksud untuk melukai, menyakiti ataupun merusak yang mana orang yang dilukai tersebut berusaha untuk menghidarinya.

Byrne membedakan bentuk agresivitas menjadi dua yaitu agrsivitas fisik yang dilakukan dengan cara melikai atau menyakiti badan dan agresivitas verbal yaitu agresi yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata kotor atau kasar. Buss mengklasifikasikan agesivitas yaitu agresivitas secara fisik dan verbal, secara aktif maupun pasif, secara langsung maupun tidak langsung. Tiga klasifikasi tersebut masing-masing saling berinteraksi, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk agresivitas.

Pendapat ini dikemukakan oleh Buss. menurutnya ada 8 agresivitas yaitu;

1. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara langsung misalnya menusuk, memukul, mencubit.

2. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya menjebak untuk mencelakakn orang lain.

3. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara langsung misalnya memberikan jalan untuk orang lain.

4. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya menolak melakukan sesuatu.

5. Agresivitas verbal aktif secara langsung misalnya mencaci maki orang lain menusuk, memukul.

6. Agresivitas verbal aktif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya menyebarkan gosip yang tidak benar kepada orang lain.

7. Agresivitas verbal pasif yang dilakukan secara langsung misalnya tidak mau berbicara pada orang lain.

8. Agresivitas verbal pasif fisik aktif yang dilakukan secar tidak langsung misalnya diam saja meskipun tidak setuju.

Referensi Makalah®

Kepustakaan:

Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma’ Al-Husna Solusi Problem Agresivitas Remaja, (Semarang: Syiar MediaPublishing, 2008). Fedela Herviantini, Skripsi Agresivitas Pada Remaja Ditinjau Dari Intensitas Menonton Film Kekerasan Di Televisi, (Semarang, Fakultas Psikologi, UNIKA, 2007).

Page 2: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

AGRESI

A. Teori-Teori Agresi

Banyak ahli yang mengemukakan teori tentang agresi. Teori agresi, menurut para ahli ada

yang berpendapat bahwa agresi adalah sebuah perilaku yang diturunkan (biologis), agresi adalah

sebuah perilaku yang di pelajari (lingkungan) ataupun perilaku agresi karena hasil dari sebuah

keputusan (kognitif). Teori agresi terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

Teori Bawaan

Teori Bawaan atau bakat ini terdiri atas teori Psikoanalisa dan teori Biologi.

1. Teori Naluri, Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi

adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan

pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan

keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri

tersebut berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang

disebut Id yang pada prinsipnya selalu ingin agar kemauannya dituruti (prinsip

kesenangan atau Pleasure Principle) dan terletak pada bagian lain dari kepribadian yang

dinamakan Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam masyarakat dan Ego

yang berhadapan dengan kenyataan.

2. Teori Biologi, teori biologi ini menjelaskan perilaku agresi, baik dari proses faal maupun

teori genetika (illmu keturunan). Proses faal adalah proses tertentu yang terjadi otak dan

susunan saraf pusat. Menurut tim American Psychological Association (1993), kenakalan

remaja lebih banyak terdapat pada remaja pria, karena jumlah testosteron meningkat

sejak usia 25 tahun. Produksi testosteron yang lebih besar ditemukan pada remaja dan

dewasa yang nakal, terlibat kejahatan, peminum, dan penyalah guna obat dibanding pada

remaja dan dewasa biasa.

Teori Lingkungan

Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau

stimulus yang terjadi di lingkungan.

1. Teori Frustrasi-Agresi Klasik, yaitu agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah

hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresi

merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.

Page 3: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

2. Teori Frustrasi-Agresi Baru, yaitu frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi

marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai

alternatif perilaku lain daripada yang menimbulkan frustrasi itu.

3. Teori Belajar Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura

menekankan kenyataan bahwa perilaku agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan

yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial.

Bandura menerangkan agresi dapat dipelajari dan terbentuk pada individu- individu

hanya dengan meniru atau mencontoh agresi yang dilakukan oleh orang lain atau model

yang diamatinya, walaupun hanya sepintas dan tanpa penguatan.

Teori Kognitif

Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat

penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan

keputusan.

B.Konsep Agresi

Agresi mempunyai 3 perbedaan definisi, diantaranya:

1.      Pendekatan behavioristik

Agresi merupakan perilaku yang melukai orang lain. Suatu tindakan jika didasari atau bertujuan

untuk melukai orang lain, maka bukan dikatakan sebagai agresi. Sebab, agresi adalah suatu

bentuk tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain.

2.      Agresi prososial dan antisosial

Artinya bahwa tidak semua agresi berupa suatu tindakan yang akan berakibat buruk, akan tetapi

agresi juga merupakan suatu bentuk tindakan yang baik dan disetujui oleh norma sosial.

3.      Perilaku agresif dan perasaan agresif

Artinya bahwa tidak semua perilaku yang nampak pada diri seseorang merupakan cerminan dari

isi hati. Perasaan marah dalam diri seseorang sekalipun tidak terlampiaskan dalam bentuk

tindakan termasuk dalam perasaan agresi.

C. Macam-Macam Agresi

Berikut ini adalah beberapa macam-macam agresi, antara lain:

1.      Agresi emosi, merupakan ungkapan kemarahan dan ditandai oleh emosi yang tinggi. Agresi

emosi ini bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Tujuan dari agresi ini adalah untuk

melampiaskan emosi yang bergejolak dalam diri seseorang dan dapat berakibat sangat fatal,

apabila emosinya tidak terkendali.

2.      Agresi instrumental, agresi instrumental adalah suatu tindakan agresi yang tidak disertai

emosi.

3.      Perilaku melukai dan maksud melukai, hal ini dapat dikatakan jenis agresi karena agresi

merupakan suatu tindakan yang melukai dan memang bermaksud untuk melukai.

Page 4: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

4.      Perilaku agresif antisosial dan prososial, suatu perilaku agresif yang sesuai dengan norma

sosial dan suatu perilaku yang tidak semudah dengan membalikkan telapak tangan.

5.      Perilaku dan perasaan agresif, suatu perilaku agresif dapat dilihat dari perilaku yang nampak

dan juga pada perilaku yang tersembunyi.

D. Mengurangi Perilaku Agresif

Sears menyatakan bahwa perilaku agresif dapat dikurangi melalui beberapa hal sebagai

berikut:

1.      Hukuman dan pembalasan, suatu hukuman atau pembalasan atas perbuatan agresif yang

telah dilakukan orang lain itu dapat mengurangi perilaku agresif pada seseorang. Dengan

adanya hukuman dan pembalasan, maka secara tidak langsung orang akan merasa takut untuk

melakukan perilaku agresif.

2.      Mengurangi frustasi, frustasi merupakan suatu perilaku dimana seseorang sudah merasa

tidak mampu untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Frustasi yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan perilaku agresi. Orang yang frustasi

maka akan mudah sekali marah, sehingga ia akan mudah sekali melakukan agresi terhadap

orang lain di sekitar mereka dan bisa melukai orang lain di sekitarnya. Maka, kejadian frustasi

yang dialami oleh seseorang perlu dikurangi agar perilaku agresi juga dapat berkurang

intensitasnya.

3.      Hambatan yang dipelajari, belajar mengendalikan perilaku agresif pada diri sendiri, bukan

karena takut untuk dihukum atau karena ancaman. Seseorang harus mampu memilah perilaku

agresi yang akan dikeluarkan atau yang akan ditekan kemunculannya, sesuai dengan situasi

dan kondisinya.

4.      Pengalihan, pemindahan agresi pada sasaran pengganti. Maksudnya, perilkau agresi perlu

dialihkan kepada suatu hal, misalnya benda mati, agar nantinya perilaku agresi tidak akan

melukai fisik orang lain.

5.      Katarsis, jika seseorang merasa marah dan ingin melampiaskannya maka tindakan yang

dilakukan selanjutnya akan mengurangi intensitas

perasaannya.

E. Bentuk Agresi

Bentuk Agresi Contoh

Fisik, aktif, langsung Menikam, memukul, atau menembak orang lainFisik, aktif, tak langsung Membuat perangkap untuk orang lain, menyewa

seorang pembunuh untuk membunuh.Fisik, pasif, langsung Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan

atau tindakan yang diinginkan (seperti aksi duduk dalam demonstrasi)

Fisik, pasif, tak langsung Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnyaVerbal, aktif, langsung Menghina orang lainVerbal, aktif, tak langsung Menyebarkan gossip atau rumor jahat tentang orang

lain

Page 5: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

Verbal, pasif, langsung Menolak berbicara kepada orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll

Verbal, pasif, tak langsung Tidak mau membuat komentar verbal (misal:menolak berbicara ke orang yang menyerang dirinya bila dia dikritik secara tidak fair)

F. Penyebab Perilaku Agresi

1.      Frustrasi

Frustrasi adalah terhalangnya seseorang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan,

kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Teori hipotesis frustrasi-agresi

dipelopori oleh lima orang ahli yaitu Dollard, Doob, Miller, Mowrer, dan Sears pada tahun

1939. Pada mulanya mereka menyatakan bahwa dalam setiap frustrasi selalu menimbulkan

perilaku agresi.Pada tahun 1941, Miller menyatakan bahwa frustrasi menimbulkan sejumlah

respon yang berbeda dan tidak selalu menimbulkan perilaku agresi, perilaku agresi hanya salah

satu bentuk respon yang muncul.Watson, Kulik dan Brown (dalam Soedardjo dan Helmi)

menyatakan bahwa frustrasi yang muncul akibat faktor luar menimbulkan perilaku agresi yang

lebih besar dibandingkan dengan halangan yang disebabkan diri sendiri. Hasil penelitian

Burnstein dan Worchel menyatakan bahwa frustasi yang menetap akan mendorong perilaku

agresi. Dalam hal ini, orang siap melakukan perilaku agresi karena orang menahan ekspresi

agresi. Frustasi yang disebabkan situasi yang tidak menentu (uncertaint) akan memicu perilaku

agresi lebih besar dibandingkan dengan frustasi karena situasi yang menentu.

2.      Faktor Biologis

Beberapa faktor biologis yang bisa mempengaruhi perilaku agresi adalah gen, aktivitas otak,

hormon, dan abnormalitas. Penelitian menunjukkan bahwa gen berpengaruh pada pembentukan

sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Menurut perspektif biologis, perilaku agresi

disebabkan oleh meningkatnya hormon testosteron, 17-estradiol dan estrone. Peningkatan

hormon testosteron saja ternyata tidak mampu memunculkan perilaku agresi secara langsung.

Hormon testosteron dalam hal ini bertindak sebagai anteseden, sehingga perlu ada pemicu dari

luar. Hasil penelitian mengenai peningkatan hormon testosteron terhadap meningkatnya

perilaku agresi ini tidak konsisten. Pada anak laki-laki memang meningkat perilaku agresinya,

hal ini tidak ditemukan pada anak perempuan.

3.      Kesenjangan Generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanya dapat

terlihat dalam bentuk kegagalan hubungan komunikasi. Hal ini diyakini sebagai salah satu

penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.

4.      Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan seperti kemiskinan, anonimitas dan suhu udara yang terlalu panas

juga berperan dalam pembentukan perilaku agresi. Bila seorang anak dibesarkan dalam

lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan.

Page 6: MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA

5.      Proses Pendisiplinan yang Keliru

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama yang dilakukan

dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh buruk bagi remaja.

Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah

dengan orang lain, dan membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta

inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang

lain.

6.      Insting

Menurut Sigmund Freud, setiap orang mempunyai insting bawaan untuk berperilaku agresi.

Agresi merupakan derivasi insting mati (thanatos) yang harus disalurkan untuk

menyeimbangkannya dengan insting hidup (eros). Eros dan thanatos ini harus diseimbangkan

untuk menstabilkan mental.

7.      Penilaian Kognitif

Teori ini menjelaskan bahwa reaksi individu terhadap stimulus agresi sangat bergantung pada

cara stimulus itu diinterpretasi oleh individu. Sebagai contoh, frustrasi dapat menyebabkan

timbulnya perilaku agresi jika frustrasi itu diinterpretasi oleh individu sebagai gangguan

terhadap aktivitas yang ingin dicapainya.

8.      Kompetisi Sosial

Menurut perspektif sosiobiologi, perilaku agresi berkembang karena adanya kompetisi sosial

yaitu kompetisi terhadap sumber daya. Dalam hal ini satu macam sumber daya yang dipandang

terbatas, diperebutkan oleh dua belah pihak. Perilaku agresi menurut perspektif ini merupakan

sesuatu yang fundamental karena merupakan strategi adaptasi dalam kehidupannya. Dalam

pandangan ini manusia diharapkan bertindak agresif ketika sumber daya yang penting itu

terbatas, ketika mengalami ketidaknyamanan, ketika sistem sosial tidak berjalan dengan baik,

dan ketika ada ancaman dari pihak luar. Hal ini dilakukan dalam rangka mempertahankan

kelangsungan hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang.http://zakirputrasadani.wordpress.com/2012/01/17/psikologi-sosial-terhadap-perilaku-agresi/n

(diunduh pada tanggal 19 November 2012 pukul 09.30 WIB)

http://www.psychologymania.com/2012/06/teori-teori-agresi.html (diunduh pada tanggal 24

November 2012 pukul 14.30 WIB)