40
Nailul Himmi Hasibuan DAFTAR ISI DAFTAR ISI........................................... i BAB I : PENDAHULUAN ..........................1 1.1 Latar Belakang Masalah......................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................ 2 1.3 Tujuan......................................... 2 BAB II .........................................: PEMBAHASAN .........................................3 2.1 Pengertian Belajar............................. 3 2.2 Psikologi Pembelajaran Matematika.............. 4 2.3 Teori Pembelajaran Ausubel..................... 6 a. Pengertian Belajar Menurut Ausubel............. 6 b. Prinsip dan Karakteristik belajar Menurut Ausubel 7 c. Langkah-langkah Pembelajaran................... 7 d. Kegiatan Pembelajaran.......................... 7 e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Bermakna 8 f. Kelebihan dari Belajar menurut Teori Ausubel... 8

Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Psikologi Pembelajaran Ausuble, Bandura,

Citation preview

Page 1: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Nailul Himmi Hasibuan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I : PENDAHULUAN............................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................. 3

2.1 Pengertian Belajar................................................................................... 3

2.2 Psikologi Pembelajaran Matematika....................................................... 4

2.3 Teori Pembelajaran Ausubel................................................................... 6

a. Pengertian Belajar Menurut Ausubel...................................................... 6

b. Prinsip dan Karakteristik belajar Menurut Ausubel................................ 7

c. Langkah-langkah Pembelajaran.............................................................. 7

d. Kegiatan Pembelajaran............................................................................ 7

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Bermakna.......................... 8

f. Kelebihan dari Belajar menurut Teori Ausubel...................................... 8

2.4 Teori Pembelajaran Gagne...................................................................... 9

a. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne................................................ 9

b. Sistematika Delapan Tipe Belajar........................................................... 9

c. Sistimatika Lima Jenis Belajar................................................................ 10

d. Fase-fase Belajar..................................................................................... 10

e. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran........................................... 11

2.5 Teori Pembelajaran Bandura................................................................... 10

a. Teori Belajar Sosial................................................................................. 11

b. Teori Peniruan......................................................................................... 12

c. Unsur utama dalam peniruan................................................................... 12

d. Ciri-ciri Teori Pemodelan Bandura......................................................... 12

e. Eksperimen Alberl Bandura.................................................................... 13

Page 2: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

f. Jenis-jenis Peniruan................................................................................. 13

g. Aplikasi Teori Belajar Bandura dalam Pembelajaran............................. 14

h. Kelemahan Teori Bandura...................................................................... 14

i. Kelebihan Teori Bandura........................................................................ 14

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

Lampiran ................................................................................................... 17

ii | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 3: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidik yang pertama dan yang paling utama adalah orang tua berupaya

maksimal memberikan yang terbaik terhadap perkembangan anak, sehingga dapat

bertumbuh mengikuti norma-norma kehidupan yang tidak bertentangan dengan ajaran

agama norma-norma kesusilaan, harapan maupun kaidah-kaidah hukum. Dalam tahap

proses belajar yang di utamakan adalah kematangan terhadapa diri anak, karena

bagaimanapun juga bahwa hasil yang di capai tidak akan memberikan hasil yang

memuaskan.   

Belajar merupakan pembahasan menarik yang menjadi pusat perhatian para

ahli psikologi pendidikan untuk mengungkap rahasia dibalik belajar tersebut. Kaitannya

dengan hal tersebut, beberapa ahli psikologi dari berbagai aliran mendefinisikan istilah

belajar, seperti Kimble (1961) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif

permanen di dalam behavioral potentiality (potensi behavioral) yang terjadi sebagai

akibat dari praktik yang diperkuat.

Definisi tersebut di atas tidak serta merta diterima secara universal, beberapa

ahli psikologi tidak menerima definisi tersebut. Terlepas dari perbedaan pendefinisian

istilah belajar, hal menarik yang penting untuk diketahui adalah teori belajar dari

beberapa tokoh (ahli) yang menjadi sumber untuk pengembangan belajar maupun

pembelajaran di dunia pendidikan.

Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik

dan peserta didik (katakan sebagai siswa). Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

maka seorang pendidik (katakana sebagai guru) seharusnya menyiapkan berbagai

kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan setelah mengajar. Merancang,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang

dilakukan guru sehingga perlu untuk mempelajari teori-teori belajar walaupun

implikasinya tak semanis teorinya. Dengan demikian guru dapat berkreasi dan

berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses pembelajaran tersebut.

Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa

diantaranya yaitu teori Ausubel, teori Gagne dan teori Bandura. Teori belajar Ausubel

1 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 4: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi dalam dua

dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori belajar Gagne yang

menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri

dan keduanya saling berinteraksi, serta teori belajar Bandura dapat dikatakan

sebagai social learning (belajar sosial), anak belajar dari meniru hal-hal yang dilakukan

oleh orang lain sehingga lingkungan adalah faktor penting yang mempengaruhi

perilaku, meskipun proses kognitif juga tidak kalah pentingnya manusia memiliki

kemampuan untuk mengendalikan polanya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian belajar bagi seorang anak didik?

2. Bagaimana teori-teori pembelajaran menurut Ausuble, Gagne dan Bandura?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian belajar bagi seorang anak didik.

2. Mengetahui teori-teori psikologi pembelajaran menurut Ausuble, Gagne dan

Bandura.

                                                     

2 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 5: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting

dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005)

menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui

kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu ?

Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli : 

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya”. 

Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,

kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. 

Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,

pengetahuan dan sikap baru”. 

Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku

muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi” 

Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang

relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. 

Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang

muncul karena pengalaman”

Ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian

sebagai berikut:

1)    Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas

pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh

yang bersangkutan yang  dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa

sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

3 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 6: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

2)    Perubahan Perilaku

Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang

belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan,

ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.

3)    Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara

individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik,

misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa

pustakawan, dan Kepala Sekolah.

Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak

langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan

melakukan sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung,

misalnya mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar

dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih

memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih

bermakna.

2.2 Psikologi Pembelajaran Matematika

Pendidikan sering di artikan sebagai bimbingan kepada anak untuk mencapai

kedewasaan yang kelak mampu berdiri sendiri dan mengejar cita-cita. Untuk dapat

tercapainya manusia yang dewasa, sesuai dengan tujuan pendidikan, maka perlu dicegah

dari pengaruh negatif dan timbulnya gangguan dalam perkembangan anak. Salah satu

usaha mencegah gangguan perkembangan kepribadian anak adalah memberikan

bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu “upaya

nyata” dan telah banyak peranannya dalam ikut membentuk manusia dan masyarakat

yang sehat mental. Para ahli di bidangnya memberikan batasan mengenai bimbingan

yaitu pelayanan yang terorganisir dengan maksud memberi bantuuan secara teratur pada

anak didik (peserta didik) dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi

dan dalam membina penyesuaian diri terhadap berbagai situasi yang harus ia hadapi.

Dengan batasan bimbingan oleh ahlinya maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbingan pada umunya untuk membantu individu melalui penyuluhan jiwa, dapat

membuat pilihan yang bijaksana, penyesuaian diri, dan penafsiran situasi yang krisis

4 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 7: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

dalam hidupnya sedemikian rupa untuk menjamin perkembangan kemampuan

pengarahan diri sendiri (John KJ, 1945). Sesuai dengan sasaran yang ingin di capai

yaitu bimbingan dalam belajar, maka pengenalan pembahasan di tujukan pada :

a. Kemampuan berprestasi di sekolah

b. Pemahaman tentang kesulitan di sekolah

c. Penyelesaian kesulitan dalam belajar

d. Upaya mengatasi kesulitan  anak

e. Pengamalan sila dari pancasila yaitu sikap menghormati kepentingan dan

harga diri orang lain.

Menurut MORRIS KLINE (1961) bahwa jatuh bangunnya suatu negara

dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika. Dan Slamet Santoso

mengemukakan bahwa fungsi matematika merupakan ketahanan Indonesia dalam abad

20 di jalan raya dan bangsa-bangsa. Untuk suatu negara penting karena jatuh bangunnya

suatu negara tergantung dari kemajuan di bidang matematikanya.  Oleh karena itu

sebagai langkah awal untuk mengarah pada tujuan yang di harapkan adalah mendorong

atau memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat khususnya bagi anak-anak

atau peserta didik. Keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas dari

persiapan peserta didik dan persiapan dari para tenaga pendidik di bidangnya dan bagi

para peserta didik yang sudah mampunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan

merasa senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut, oleh karena itu para

pendidik harus berupaya untuk memelihara maupun mengembangkan minat atau

kesiapan belajar anak didiknya atau dengan kata lain bahwa “teori belajar mengajar

matematika harus di pahami” betul-betul oleh para pengelola pendidikan. 

Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia sehari-hari

telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi disain ilmu teknik misalnya

perhitungan untuk pembangunan antariksa dan di samping dasar disain ilmu teknik

metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan

ekonomi dan dapat memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur dan musik.

Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang

memberikan ilmu bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa matematika merupakan

salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan

manusia dalam kehidupannya.

5 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 8: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya di

dasari oleh teori psikologi pembelajaran yang pada saat ini sedang popular dibicarakan

oleh para pakar pendidikan. Pembicaraan mengenai pembelajaran matematika di

sekolah, tidak akan pernah bisa terlepas dari teori psikologi yang mendasarinya. Ya,

mungkin dapat diibaratkan seperti rasa manis yang melekat pada gula. Jika sifat

manisnya hilang, bukan lagi gula namanya. Sebaliknya, kita melepaskan psikologi

pembelajaran, maka segala aktifitas yang kita lakukan bukan lagi sebagai proses

pembelajaran. Tidak hanya tingkat kedalaman konsep dan keluasan materi yang akan

diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkat kemampuannya, cara

penyampaian pun demikian juga seharusnya. Guru harus mampu mengetahui tingkat

perkembangan mental siswa dan bagaimana pembelajaran yang harus dilaksanakan

sesuai dengan tahapan perkembangan tersebut. Pembelajaran yang tidak memperhatikan

tahap perkembangan mental siswa, kemungkinan besar akan menyebabkan siswa

merasa kesulitan, karena apa yang disajikan tidak sesuai dengan kemampuannya

menyerap bahan ajar.

2.3 Teori Belajar Ausubel

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

A. Pengertian Belajar Menurut AusubelMenurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi

pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna.

6 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 9: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

B. Prinsip dan Karakteristik belajar Menurut Ausubel

1.       Belajar BermaknaInti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 1996).

Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi, dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsume-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif.

2.       Belajar HafalanBila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan atau

subsumer-subsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan.

.C. Langkah-langkah Pembelajaran

Sebelum dimulainya suatu proses belajar, maka penting untuk memperhatikan apa-apa saja yang telah diketahui siswa, sebab ini merupakan faktor dalam mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu perlu dibuat langkah-langkah pembelajaran agar tidak terjadi kerancuan dalam kegiatan belajar. Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran menurut teori Ausubel:

1. Menentukan tujuan pembelajaran.2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awwal, motivasi, gaya

belajar, dan sebagainya)3.  Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya

dalam bentuk konsep-konsep inti.4.  Menentukan topik-topik dan menampilkanya dalam bentuk advance organizer

yang akan dipelajari siswa.5.  Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk

nyata/konkret.6.  Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

D. Kegiatan PembelajaranHakikat belajar merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan penataan

informasi, reorganisasi, perceptual, dan proses internal. Berikut merupakan bentuk kegiatan kegiatan pembelajaran:

7 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 10: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,

terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya

dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si pelajar.

5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dan sederhana ke kompleks.

6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

E. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Belajar BermaknaFaktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel

(1963), ialah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu.Prasyarat-prasyarat dari belajar bermakna adalah sebagai berikut:1. Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial2. Anak yang akan belajar atau siswa harus bertujuan untuk melaksanakan belajar

bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermaknaTujuan siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Banyak siswa

mengikuti pelejaran – pelajaran yang kelihatannya tidak relevan dengan kebutuhan mereka pada saat itu.

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua faktor :1.      Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis2.      Gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.

Materi yang memiliki kebermaknaan logis merupakan materi yang nonarbitrer ( materi yang konsisten dengan apa yang telah diketahui) dan substantif ( materi itu dapat dinyatakan dalam berbagai cara tanpa mengubah arti

F. Kelebihan dari belajar menurut teori AusubelMenurut Ausubel dan juga Novak (1997), ada tiga kebaikan dari belajar

bermakna,yaitu:1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.2. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari

subsumer-subsumer,             jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

8 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 11: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

3. Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif, meninggalkan efek residual pada      subsume, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.

2.4 Teori Belajar Gagne

A. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi

B. Sistematika ”Delapan Tipe Belajar”Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:

1. Tipe belajar tanda (Signal learning)

Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal.2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)

Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)

Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)

Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.5. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)

Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalam lingkungan fisik.6. Tipe belajar konsep (Concept Learning)

9 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 12: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.7. Tipe belajar kaidah (RuleLearning)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.

C. Sistematika “Lima Jenis Belajar”Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar,

dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar.Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran

intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.1. Informasi verbal (Verbal information)

 Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis.

2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan

hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).

3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan

berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.

4. Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

5. Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

D. Fase-Fase BelajarFase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4

buah fase dalam proses belajar, yaitu:1. Fase penerimaan (apprehending phase)

Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah.2. Fase penguasaan (Acquisition phase)

Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum3. Fase pengendapan (Storage phase)

10 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 13: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan.

4. Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan.

E. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran1. Mengontrol perhatian siswa.

2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan

guru.

3. Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.

4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.

5. Memberikan bimbingan belajar.

6. Memberikan umpan balik.

7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah

dicapainya.

8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

9. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan

kemampuan yang baru diberikan.

2.4 Teori Belajar Bandura

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.

A. Teori Pembelajaran SosialTeori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku

yang tradisional (behavioristik). Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.

Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh

11 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 14: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.

B. Teori Peniruan ( Modeling )Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui

peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.

Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri(kognitif) dan lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah mengemukakan teori pembelajaran peniruan, Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruanmelalui contoh tingkah laku.. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain.

C. Unsur Utama dalam Peniruan (Proses Modeling/Permodelan)Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran

kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , yaitu : perhatian / atensi, mengingat / retensi, reproduksi gerak , dan motivasi.

1) Perhatian (’Attention’)Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki.

2) Mengingat (’Retention’)Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya.

3) Reproduksi gerak (’Reproduction’)Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.

4) MotivasiMotivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.

D. Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru

sebagai model4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang

positif5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku

atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif

12 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 15: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

E. Eksperimen Albert BanduraEksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Eksperimen Pemodelan Bandura :Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul,

menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif

Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar BoboHasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A

Rumusan :Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil dari penguatan.

Hasil Keseluruhan Eksperimen :Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa. Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif

F. Jenis – jenis Peniruan (modelling)Jenis – jenis Peniruan (modeling):

1. Peniruan LangsungCiri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.

2. Peniruan Tak LangsungPeniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung.

3. Peniruan GabunganPeniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.

4. Peniruan Sesaat / seketika.Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.

5. Peniruan BerkelanjutanTingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya

13 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 16: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang

dimilikinya.3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan

dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

G. Aplikasi Teori Belajar Bandura dalam PembelajaranProses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya.

H. Kelemahan Teori Albert BanduraTeknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan

adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

I. Kelebihan Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,

karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

14 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 17: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori belajar mengajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam belajar matematika guru dapat memulai pengajaran dengan memperoleh

perhatian siswa, kemudian menyampaikan tujuan, mengingatkan materi yang telah

dipelajari, memberikan stimulus, menyediakan bimbingan belajar, memperlihatkan

penampilan, memberikan umpan balik, evaluasi, dan meningkatkan retensi serta

melancarkan transfer belajar.

Definisi dikalangan tokoh pendidikan memiliki perbedaan pendapat, akan

tetapi beberapa tokoh lebih menfokuskan pada teori belajar sebagai dasar teori untuk

pengembangan sebuah pendekatan dalam pembelajaran. David Ausubel menekankan

pada belajar bermakna yang mana belajar tidak hanya proses hafalan saja, akan tetapi

lebih kepada pemaknaan dalam belajar. Gagne lebih menekankan pada pengkondisian

belajar yang melahirkan taksonomi dalam belajar sedangkan bandura lebih

menfokuskan pada belajar meniru yang mana siswa belajar dengan meniru orang lain

terlebih gurunya

15 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 18: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

DAFTAR PUSTAKA

Bell, Frederick H. (1981). Teaching and Learning Mathematics (in Secondary

School) IOWA: WnC Brown Comp. Publisher.

Richard I. Arends, (2008), learning to teach: belajar untuk mengajar, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta

Dahar, Ratna W, (2006), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga,

Jakarta

Qalbu, Himitsu, (2014), Teori Belajar, (online. http://himitshu-qalbu.blogspot.com/2010/12/teori-belajar.html), 24 Agustus 2014

Tanti, (2014), Teori belajar Bandura, Ausable, gagne, (Online:

http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-bandura-ausable-dan-gagne.html),

24 Agustus 2014

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

16 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 19: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib

Kelas/ Semester : X/1

Materi Pokok : Barisan Aritmetika

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. KompetensiInti:

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisispengalaman factual, konseptual,

procedural berdasarkan rasa ingintahunyatentangilmupengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

danmampumenggunakanmetodasesuaikaidahkeilmuan.

B. Kompetensi Dasar:

2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin,

rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam

memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.

Indikator:

17 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 20: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

- Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

- Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

3.8 Memprediksi pola barisan dan deret aitmatika dan geometri atau barisan

lainnya melalui pengamatan dan memberikan alasannya.

Indukator :

- Dapat menentukan pola barisan aritmetika

- Dapat menentukan beda suatu barisan aritmetika

- Dapat menentukan suku ke-n suatu barisan aritmetika

4.8 Menyajikan hasil menemukan pola barisan dan deret dan penerapannya.dalam

penyelesaian masalah sederhana.

Indikator :

- Menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan

menggunakan konsep barisan aritmatika

C. Tujuan Pembelajaran:

Dengan pendekatan scientific melalui model pembelajaran Problem Based

Learning, siswa dapat :

1. Terlibat aktif dalam pembelajaran Barisan Aritmetika.

2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

4. Menentukan pola barisanaritmatika.

5. Menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan

menggunakan konsep barisan aritmatika.

D. Materi Pembelajaran:

Barisan Aritmetika

E. Metode Pembelajaran:

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik (Scientific) :

Model Pembelajaran : Problem-Based Learning (PBL)

Metode Pembelajaran : Penemuan Terbimbing, Penggabungan antara metode

Ausubel, Bandura dan Gagne.

18 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 21: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

F. Langkah-Langkah Pembelajaran:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami barisan aritmetika.

2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan aritmatika dalam kehidupan sehari,

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu memprediksi, menyajikan dan menemukan pola barisan aritmatika.

4. Guru mengingatkan kembali cara penyelesaian SPLDV

±10

menit

Inti 1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah:

(a) Siswa membaca buku Matematika X halaman 198-203

(b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan.

(c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan secara klasikal.

(d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.

2. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar

( TEORI GAGNE )

(a) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan oleh guru.

(b) Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisikan masalah dan langkah-langkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.

±70

menit

19 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 22: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

( TEORI BANDURA )

(c) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

(d) Guru memberi bantuan berkaitan kesulitan yang dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.

(e) Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun berbagai konsep dan aturan matematika yang sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat strategi pemecahan yang berguna untuk pemecahan masalah.

(f) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok.

3. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

( TEORI AUSUBEL )

(a) Meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan informasi/data terkait

(b) Guru meminta siswa melakukan eksperimen dengan media yang disediakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam lembar kegiatan siswa.

(c) Guru meminta siswa mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan dari masalah yang ada dalam lembar kegiatan siswa. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi bantuan dengan mengingatkan siswa mengenai cara mereka menentukan penyelesaiannya.

4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

(a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.

20 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 23: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

(b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.

(c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.

5. Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

(a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.

(b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.

(c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.

(d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.

(e) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian.

(f) Guru mengumpulkan semua hasuil diskusi tiap kelompok.

(g) Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang rumus umum suku ke-n dari barisan aritmatika.

2. Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan

±10

21 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 24: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

disimpulkan mengenai langkah- langkah menentukan rumus umum suku ke-n dari barisan aritmatika.

3. Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai barisan aritmatika.

4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

G. Media / alat dan sumber Pembelajaran:

1. Laptop

2. LCD proyektor

3. LKS.

Sumber Belajar:

1. Buku matematika pegangan siswa kl X, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia 2014 (EdisiRevisi).

H. Penilaian Hasil Pembelajaran:

1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis

2. Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam pembelajaran.

b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi

2. Pengetahuan

a. Menentukan pola barisan dan deret aritmatika

b. Menyajikan hasil

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu dan kelompok

22 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 25: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

menemukan pola barisan aritmatika.

3. Keterampilan

a. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan dengan konsep barisan aritmetika

Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

J. Instrumen Penilaian

Tes Tertulis

No Soal Kunci jawaban Skor

1 Seorang anak bermain mengelompokan kelereng menurut susunan sbb :

2, 4, 6, 8, 10, ...

Tentukan pola barisan tersebut ?

Berapa banyak kelereng pada urutan ke-10 ?

a. U1 = 2

U2 = 4 = 2 + 2

U3 = 6 = 2 + 2.2

U4 = 8 = 2 + 2.3

..........

..........

Un = 2 + 2.(n-1)

= 2 + 2n – 2

= 2n

b. U10 = 2.10

= 20

5

5

5

23 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 26: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

2 Diketahui barisan 5, 9, 13, 17, ...

Tentukan :

a. Rumus suku ke-n

b. suku ke- 13

a. U1 = 5

U2 = 9 = 5 + 4 = 5 + 4.1

U3 = 13 = 5 + 9 = 5 + 4.2

U4 = 17 = 5 + 13= 5 +4.3

.........

Un = 5 + 4(n-1)

= 5 + 4n – 4

= 4n + 1

b. U13 = 4.13 + 1 =53

5

5

5

Skor maksimum 30

Medan, ___________ 2014

Diketahui

Kepala ______________ Guru Mata Pelajaran Matematika

24 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Page 27: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS )

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Matematika

MateriPokok : BarisanAritmetika

Waktu : 20 menit

Petunjuk :

Diskusikan dengan teman dalam kelompokmu !

Memprediksi Pola Barisan

Masalah 1

Beberapa batu bata disusun sehingga setiap kelompok tersusun sepeti gambar di bawah ini

Buatlah prediksi dua susunan bata berikutnya !

Penyelesaian :

25 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Kump bata ke- Jumlah bata Pola

1 ..... ......

2 ..... ......

3 ...... ......

4 ....... .......

n ....... ...

Page 28: Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura

Masalah 2

Dari gambar di bawah , tentukan pola suku ke – n !

Bagaimana selisih antara jumlah segitiga dengan segitiga sebelumnya?

Penyelesaian :

Masalah 3

Pak Ali adalah seorang pemilik konveksi. Konveksi tersebut dapat membuat 10 baju pada bulan pertama. Permintaan baju semakin bertambah sehingga konveksinya harus menyelesaikan 15 baju pada bulan kedua, dan 20 baju pada bulan ke tiga.Dia menduga jumlah baju yang harus diselesaikan untuk bulan berikutnya akan 5 lebih banyak dari bulan sebelumnya. Dengan pola tersebut, pada bulan ke berapa konveksi pak Ali dapat menyelesaikan 100 buah baju dalam satu bulan?

26 | T e o r i B e l a j a r M e n u r u t A u s u b l e , G a g n e , B a n d u r a

Kump. segitiga ke-

Jumlah segitiga

Pola

1 1 1

2 3 2+1

3 5 3+2

4 7 4+3

N ....... ...