6
SENI MUSIK Jazz Septian Pangestu

Materi Musik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Materi Musik

SENI MUSIKJazz

Septian Pangestu

Page 2: Materi Musik

Banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite dan mapan. Namun bila kita menegok ke akar jazz boleh dibilang justru bertolak belakang. Jazz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik. Jazz disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia dan cara mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz berkembang dari gaya hidup masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Awalnya, pengaruh dari tribal drums dan musik gospel, blues serta field hollers (teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan bahwa musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.

Pengaruh dan perkembangan musik blues tidak dapat ditinggalkan saat membahas musik jazz di tahun-tahun awal perkembangannya. Ekspresi yang memancar saat memainkan musik blues sangat sesuai dengan gaya musik jazz. Kemampuan untuk memainkan musik blues menjadi standar bagi semua musisi jazz, terutama untuk digunakan dalam berimprovisasi dan ber-jam session. Musik blues sendiri, yang berasal dari daerah Selatan, memiliki sejarah yang sangat luas. Pemain musik blues biasanya menggunakan gitar, piano, harmonika, atau bermain bersama dalam kelompok yang memainkan alat-alat musik buatan sendiri.

Page 3: Materi Musik
Page 4: Materi Musik

SEJARAH JAZZ DI DUNIA

Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.

Musik jazz pertama dari Amerika adalah benar-benar asli kontribusi kepada dunia seni masyarakat. Periode 1930an dan pada tahun 1940-an sampai sekarang adalah satu-satunya dalam sejarah ketika usia popularitas jazz lainnya hilang cahayanya semua genre musik di AS Adalah suatu masa yang dikenal sebagai era Big Band, dan selama itu ayunan musik adalah raja.

Popularitas jazz, dan cara bermain dalam perubahan gaya musik, waned setelah WWII. Namun band besar dari orang-orang seperti Duke Ellington, Woody Herman, Count Basie dan lain-lain upheld tradisi di tahun 1970-an dan seterusnya. Selain itu jazz kelompok kecil, terdiri dari kedua mantan band besar era soloists musisi muda baru dan sama-sama, ada lanjutan untuk memanfaatkan paralel distinctions banyak dari bahasa yang mereka bermain di ayunan dan rekaman sejak jatuhnya band yang besar. Demikian pula yang besar, pop jazz dan vocalists dari tahun 1950-an dan 1960-an yang digunakan oleh aturan dan instrumentasi arrangers dan musisi yang berkaitan dengan sebelumnya, dan pemahaman, maka kata-kata dari Big Band era.

Bahasa ayun masih hari ini diucapkan oleh sejumlah berbakat sekarang ini modern dan musisi jazz band ayunan. Pertengahan tahun 1990-an memperbaharuinya dalam ayunan musik adalah fueled by a swing dance kebangkitan dari Lindy-hop jitterbug swing dan tarian. Hari ini sukses dan sesi band-pemimpin yang acquiesce untuk merekam dan memutar musik jazz yang swings melakukannya dengan pengetahuan yang menarik perhatian adalah penggemar baru jazz agak mirip dengan rasa yang memuaskan dari ayunan penari; besar bermain lebih mudah untuk memahami dan berhubungan dengan ketika mengalir seperti itu didukung oleh halus, stabil, dan lancar yang rhythms, banyak seperti yang populer di pertengahan 1930an.

Page 5: Materi Musik
Page 6: Materi Musik

SEJARAH MUSIK JAZZ DI INDONESIA

Musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.

Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.

Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.

Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival.