122
1

Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

1

Page 2: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Alhamdulillah, buku berjudul Non Muslim belum tentu Kafir dan Tidak Masuk

Syurga ini dapat kami terbitkan dan sudah ada ditangan sobat pembaca. Secara teknis

penulisan buku ini masih menyalahi metode ilmiah, tentang cara penyaduran khususnya

dan masih utuhnya tulisan-tulisan orang dan sumber di luar penulis yang sengaja

dimasukkan dalam buku ini. Sehingga buku ini masih bersifat bunga rampai dan penulis

mohon maaf dan mohon keikhlasan penulis dan sumber lain yang sengaja kami sadur dan

kutip di dalam buku ini. Buku ini merupakan wujud perenungan penulis selama kurang

lebih sejak tahun 2000, dengan berdiskusi lintas agama lewat internet dan browsing

dalam mempelajari tema ini kita dapatkan beberapa sumber internet yang menguatkan

hipotesa saya dalam masalah ini.

Buku ini dapat penulis pastikan akan mengundang kontroversi, sebab pemikiran

bahwa non muslim belum tentu kafir dan tidak masuk syurga secara umum dianggap

tidak benar baik oleh umat Islam kebanyakan maupun sebaliknya oleh umat non muslim

sendiri. Namun, penulis akan dapat membuktikan berdasarkan argument yang benar,

bahwa pendapat umum yang menyatakan bahwa non muslim itu semua kafir dan tidak

selamat adalah pendapat yang tidak tepat. Mayoritas non muslim itu berkeyakinan dan

mengimani agamanya adalah disebabkan oleh keturunan agama orangtuanya. Dan

mayoritas non muslim itu tidak tahu dan belum mengerti dan memahami kebenaran

ajaran agama Islam. Artinya, mayoritas non muslim itu tidak kafir dalam artian kata kafir

yang sebenarnya.

Page 3: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

3

Ternyata, mayoritas ulama muslim menyatakan bahwa kafir karena ketidaktahuan

(kebodohan) adalah kafir yang dimaafkan. Orang yang tidaktahu, tidak mengerti dan

orang yang tahu dan mengerti hukum yang dikenakan pada mereka sangat berbeda. Hal

inilah yang penulis ketengahkan dan penulis sengaja publikasikan karena wacana atau

ilmu ini sangat jarang dibahas dan dibicarakan para dai dan ulama dalam pendidikan dan

syiarnya.

Sebagai penutup, Islam adalah rahmatan lil alamin. Ajaran Islam yang penuh

rahmat kepada seluruh alam mestinya dapat membahagiakan seluruh alam semesta. Islam

yang rahmat akan terkotori oleh cara-cara berpikir dan tindakan yang sama sekali jauh

dari rahmat, contohnya anarki, kebencian, dan pengkafiran orang secara sembarangan.

Dengan memahami bahwa mayoritas nonmuslim belum tentu kafir, atau sebaliknya bagi

agama Kristen misalnya memandang mayoritas non kristiani belum tentu kafir, maka

stigma bahwa agama-agama itu saling mencurigai akan sirna menjadi kehidupan

bermasyarakat yang sejuk, saling kenal mengenal secara utuh.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.49:13)

Page 4: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

4

DAFTAR ISI

BAB I IDE PEMIKIRAN (Muhammad diutus Allah tidak untuk menghakimi hati seseorang) ……………….…………………….. 3

BAB II Konsep Wahdat al-Adyan; ANTARA MONO DAN MULTI sebuah renungan kritis………………………………………… 11

BAB III NON MUSLIM JUGA BISA MASUK SURGA?...................... 14

BAB IV HUKUM ORANG AWAM (bodoh) “TIDAK TAHU” DALAM KEISLAMAN ………………………………………………… 18

BAB V BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG HUKUM KEYAKINAN DALAM ISLAM………………………………………………… 21

BAB VI Konsili Vatikan II (DALAM AGAMA KATHOLIK) PERNYATAAN TENTANG HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA BUKAN KRISTIANI ……………………… 25

BAB VII Untaian Mutiara Dalam Memahami Ayat Hukum…………… 30

BAB VIII PERDEBATAN TENTANG KESELAMATAN DI LUAR GEREJA KATHOLIK …………………………………………. 42

BAB IX KESELAMATAN BAGI GOLONGAN ORANG AWAM YANG “TIDAK TAHU” ……………………………………….. 60

BAB X ISLAM ETIC IS UNIVERSAL RELIGION (Katolik Islami, Kristen Islami, Budha Islami, Hindu Islami dll.) 86

BAB XI PROTOTIPE MANUSIA BERKEYAKINAN………………… 106

BAB XII ISLAM TIDAK MENGENAL JIHAD OFENSIF ……………. 111

Page 5: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

5

BAB I

IDE PEMIKIRAN

Muhammad diutus Allah tidak untuk menghakimi hati seseorang

DE PEMIKIRANMuhammad diutus Allah tidak untuk menghakimi hati seseorang

Landasan dalam Qur’an:Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani danorang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepadaAllah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhanmereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. 2 : 62)

Riwayat Asbabun nuzul ayat Qur’an tersebut (terjemahan bebas) sbb:” ada seorang sahabat nabi Muhammad (fulan) bertanya kepada nabi, “Bagaimana nasibsahabatnya yang beragama yahudi, nasrani, shabiin kelak di hari pembalasan? Nabi padaawal menjawab, “mereka semua tidak akan selamat.” Mendengar sabda nabi itu si fulanbermuram durja mukanya. Kemudian turunlah ayat (QS. 2: 62) tersebut untukmengingatkan kepada nabi Muhammad bahwa hanya Allah-lah yang berhak mengklaimkeselamatan seseorang di hari pembalasan kelak. selanjutnya kala menerima ayat ituMuhammad segera sadar dan meralat sabdanya kepada fulan dengan membacakan ayatitu. Maka, sahabat tersebut langsung berwajah cerah dan berbahagia.

Tafsir ayat ini, mayoritas ulama tafsir memang menyatakan bahwa yang dimaksud “mukmin, yahudi, nasrani. shabiin itu adalah mereka yg hidup sebelum Muhammad datanglah yang akan selamat. Bukan setelahnya. Tapi bagi penulis setelah mendalami kajian tentang HUKUM ORANG AWAM (bodoh) “TIDAK TAHU” DALAMKEISLAMAN, yang mayoritas ulama menyatakan KESELAMATAN BAGI GOLONGAN ORANG AWAM

YANG “TIDAK TAHU” dan setelah mendalami dan menyaksikan khusuknya umat agama2 menyembah Tuhannya masing2 dan beramal sholeh, maka ayat tersebut masih berlaku bagi mereka yang tergolong orang awam karena ketidaktahuannya dan ketidakmengertiannya akan kebenaran Islam (baik dari yahudi, Nasrani, Shabiin, Majusi, Hindu, Budha dll).

Page 6: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

6

Penulis juga mencoba membuat prototipe MANUSIA BERKEYAKINAN sbb:

PROTOTIPE MANUSIA BERKEYAKINAN

1. Beriman : Orang yang Iman kepada Allah YME dan beramal sholeh =(selamat)

2. Kafir : Orang yang ingkar kepada Allah YME = (tidak selamat)3. Munafik : Orang yang bermuka dua (ingkar dan iman) = (selamat dan tidak

selamat dengan syarat)4. Dholim : Orang yang banyak berdosa = (selamat dengan syarat)5. Awam : Orang yang beriman tapi bodoh (selamat dengan syarat)

Tingkat Keselamatan Berdasarkan Pengetahuan, Keimanan dan Amal(Tahu dan mengerti Islam, Iman kepada Allah YME dan beramal baik)

1. Orang yang Tahu, Mengerti, Iman dan Beramal baik (taqwa)2. Orang yang Tahu, Mengerti, Iman tapi tidak beramal baik (dholim)3. Orang yang Tahu, Mengerti , Tidak Iman tapi beramal baik (kufur)4. Orang yang Tahu, Mengerti , Tidak Iman dan tidak beramal baik (kufur)5. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti , Iman dan Beramal baik (awam)6. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti , Iman dan Tidak Beramal baik (dholim)7. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman tapi Beramal baik (kufur)8. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman dan Tidak Beramal baik

(kufur)9. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Iman dan Beramal baik (awam)10. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Iman dan Tidak Beramal baik

(dholim)11. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman tapi Beramal baik

(kufur)12. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman dan Tidak Beramal baik

(kufur)

ADA sebuah hadist driwayatkan:“Dari Miqdad bin ‘Amr ; ia pernah bertanya kepada Nabi : Bagaimana jika ia berperangdengan kaum kafir, lalu berkelahi dengan seorang diantaranya hingga tangannya terputusdan dalam satu kesempatan sang musuh berhasil dijatuhkan lalu saat akan dibunuhnya diaberseru “Aslamtu lillah” – aku Islam kepada Allah – namun masih dibunuhnya, apajawab Nabi ?- Jangan kau bunuh dia, jika kau bunuh dia maka sesungguhnya dia sudah berada dalamkedudukanmu sebelum engkau membunuhnya, yaitu seorang Muslim, sedangkan kamuberada dalam posisinya sebelum dia mengucapkan kalimat itu (yaitu kafir).; lalu dijawaboleh Miqdad bahwa pernyataan orang itu hanya untuk menghindari pembunuhan saja,jawab Nabi lagi, bahwa dirinya diutus Allah tidak untuk menghakimi hati seseorang.”

Page 7: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

7

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-in, orangorangNasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberikeputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segalasesuatu. (QS. 22:17)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. :Bahwa Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka ia mengikuti sembahannya itu. Orang yang menyembah matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala mengikuti berhala. Tinggallah umat ini, termasuk di antaranya yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk-Nya yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka (umat ini) berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat kami, sampai Tuhan kami dating kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu mengenal-Nya. Lalu Allah Taala dating kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah mereka kenal. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka pun berkata: Engkau Tuhan kami. Mereka mengikuti-Nya.Dan Allah membentangkan jembatan di atas neraka Jahanam. Aku (Rasulullah saw.) danumatkulah yang pertama kali melintas. Pada saat itu, yang berbicara hanyalah para rasul.Doa para rasul saat itu adalah: Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Di dalam nerakaJahanam terdapat besi berkait seperti duri Sakdan (nama tumbuhan yang berduri besar disetiap sisinya). Pernahkah kalian melihat Sakdan? Para sahabat menjawab: Ya, wahaiRasulullah. Rasulullah saw. melanjutkan: Besi berkait itu seperti duri Sakdan, tetapihanya Allah yang tahu seberapa besarnya. Besi berkait itu merenggut manusia denganamal-amal mereka. Di antara mereka ada orang yang beriman, maka tetaplah amalnya.Dan di antara mereka ada yang dapat melintas, hingga selamat. Setelah Allah selesaimemberikan keputusan untuk para hamba dan dengan rahmat-Nya Dia inginmengeluarkan orang-orang di antara ahli neraka yang Dia kehendaki, maka Diamemerintah para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang tidak pernahmenyekutukan Allah. Itulah orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkanrahmat-Nya, yang mengucap: “Laa ilaaha illallah”. Para malaikat mengenali mereka dineraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan Adam,kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud. Mereka dikeluarkandari neraka, dalam keadaan hangus. Lalu mereka disiram dengan air kehidupan, sehinggamereka menjadi tumbuh seperti biji-bijian tumbuh dalam kandungan banjir (lumpur).Kemudian selesailah Allah Ta’ala memberi keputusan di antara para hamba. Tinggalseorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka. Dia adalah ahli surga yangterakhir masuk. Dia berkata: Ya Tuhanku, palingkanlah wajahku dari neraka, anginnyabenar-benar menamparku dan nyala apinya membakarku. Dia terus memohon apa yang

Page 8: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

8

dibolehkan kepada Allah. Kemudian Allah Taala berfirman: Mungkin, jika Akumengabulkan permintaanmu, engkau akan meminta yang lain. Orang itu menjawab: Akutidak akan minta yang lain kepada-Mu. Maka ia pun berjanji kepada Allah. Lalu Allahmemalingkan wajahnya dari neraka. Ketika ia telah menghadap dan melihat surga, ia pundiam tertegun, kemudian berkata: Ya Tuhanku, majukanlah aku ke pintu surga. Allahberkata: Bukankah engkau telah berjanji untuk tidak meminta kepada-Ku selain apa yangsudah Kuberikan, celaka engkau, hai anak-cucu Adam, ternyata engkau tidak menepatijanji. Orang itu berkata: Ya Tuhanku! Dia memohon terus kepada Allah, hingga Allahberfirman kepadanya: Mungkin jika Aku memberimu apa yang engkau pinta, engkauakan meminta yang lain lagi. Orang itu berkata: Tidak, demi Keagungan-Mu. Dan iaberjanji lagi kepada Tuhannya. Lalu Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah iaberdiri di ambang pintu surga, ternyata pintu surga terbuka lebar baginya, sehingga iadapat melihat dengan jelas keindahan dan kesenangan yang ada di dalamnya. Dia pundiam tertegun. Kemudian berkata: Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga. AllahTaala berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta selainapa yang telah Aku berikan? Celaka engkau, hai anak cucu Adam, betapa engkau tidakdapat menepati janji! Orang itu berkata: Ya Tuhanku, aku tidak ingin menjadi makhluk-Mu yang paling malang. Dia terus memohon kepada Allah, sehingga membuat AllahTaala tertawa (rida). Ketika Allah Taala tertawa Dia berfirman: Masuklah engkau kesurga. Setelah orang itu masuk surga, Allah berfirman kepadanya: Inginkanlah sesuatu!Orang itu meminta kepada Tuhannya, sampai Allah mengingatkannya tentang ini dan itu.Ketika telah habis keinginan-keinginannya, Allah Taala berfirman: Itu semua untukmu,begitu pula yang semisalnya. (Shahih Muslim No.267)

Titik Temu (kalimat Sawa’)“Katakanlah olehmu (Muhammad): wahai Ahli Kitab! Marilah menuju ke titikpertemuan (kalimah sawa’) antara kami dan kamu: yaitu bahwa kita tidak menyembahselain Allah dan tidak memperserikatkan-Nya kepada apa pun, dan bahwa sebagian darikita tidak mengangkat sebagian yang lain sebagai “tuhan-tuhan ” selain Allah. “(QS.3:64)

Budi Munawar Rachman dalam artikelnya yang berjudul Filsafat Perennial dan Masalah Klaim Kebenaran berpendapat; Salah satu kesadaran yang sangat berakar dalam pandangan seorang Muslim: Agama Islam adalah sebuah agama universal untuk sekalian umat manusia. Landasan prinsip-prinsip tersebut adalah Tunggal, meskipun ada berbagai manifestasi lahiriahnya yang beraneka ragam. Ini juga yang telah menghasilkan pandangan antropologis bahwa pada mulanya umat manusia adalah Tunggal, karena berpegang kepada Kebenaran Tunggal (Tuhan). Tapi kemudian manusia berselisih paham, justru setelah penjelasan tentang Kebenaran itu datang, dan mereka berusaha memahami Kebenaran itu, setaraf dengan kemampuan atau sesuai dengan keterbatasan mereka. Sehingga di sinilah mulai terjadi perbedaan penafsiran terhadap kebenaran Yang Tunggal itu. Perbedaan itu itu kemudian dipertajam oleh kepentingan pribadi dan kelompok (vested interest).

Kesatuan asal umat manusia itu dilukiskan Alqur’an, “…adalah manusia itu melainkan semvia merupakan umat yang tunggal, kemudian mereka berselisih.” (QS.10:19)

Page 9: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

9

Pokok pangkal kebenaran universal yang tunggal itu ialah paham Ketuhanan Yang Maha Esa, atau Tauhid. Tugas para rasul adalah menyampaikan ajaran tentang Tauhid ini, serta ajaran tentang keharusan manusia tunduk patuh hanya kepada-Nya saja (Islam).Dan, justru berdasarkan paham ketauhidan inilah, Alqur’an mengajarkan paham kemajemukan keagamaan (religious plurality). “Tidak ada paksaan untuk beragama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah), dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amatkuat yang tidak akan putus.”(QS. 2:256)

Dalam pandangan teologi Islam, sikap ini dapat ditafsirkan sebagai suatu harapan kepada semua agama yang ada: Bahwa semua agama itu pada mulanya menganut prinsip yang sama. Karena alasan inilah Alqur’an mengajak kepada “titik pertemuan” atau dalam istilah Alqur’annya adalah: kalimatun Sawa’. “Katakanlah olehmu (Muhammad): wahai Ahli Kitab! Marilah menuju ke titik pertemuan (kalimah sawa’) antara kami dan kamu: yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak memeperserikatkan-Nya kepada apa pun, dan bahwa sebagian dari kita tidak mengangkat sebagian yang lain sebagai “tuhan-tuhan ” selain Allah. “(QS. 3:64)

Implikasi dari kalimah sawa’ ini adalah: siapa pun dapat memperoleh “keselamatan” asalkan dia beriman kepada Allah, kepada hari kemudian, dan berbuat baik. Pandangan ini akan mendorong umat Islam secara normatif untuk menghargai kemajemukan keagamaan lewat sikap-sikap toleransi, dan keterbukaan seperti dicerminkan dalam konsep tentang siapa yang digolongkan sebagai Ahli Kitab.

Page 10: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

10

Sketsa gambar itu adalah hasil renungan saya yang dapat diartikan sebagai berikut:

Islam adalah Dinullah (Agama Allah yg Real) diberikan kepada manusia lewat seluruh para nabi dan rasul. Islam-lah yg dibawa Adam, Ibrahim, Musa, Nuh, Isa sampai Muhammad. Bukti mudahnya adalah arti kata Islam itu sendiri adalah Islam mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kepatuhan dan ketundukkan kepada Allah itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama manusia dan lingkungannya. Silahkan artikan kata Agama yang lain, tidak sedalam dan sejalan dgn substansi ajaran Allah. Jadi, secara substansi (esoteris) Non-Muslim adalah masih mempunyai sifat Islami dan beragama Islam kalau mereka masih sepakat kepada Kalimat Kalimatun Sawa’= kalimat titik temu yaitu IMAN KEPADA ALLAH YANG ESA. ALLAH artinya TUHAN secara Dzat maupun sifatNYA.

dari landasan Qur’an dan Hadist dan Ijtihad di atas Islam mengajarkan dengan pasti bahwa:

1. Muhammad diutus Allah tidak untuk menghakimi hati seseorang.2. Keselamatan seseorang di akherat kelak adalah mutlak hak Allah semata.3. Islam melarang meng”kafir”kan secara sembarangan seseorang (non muslim).

Syiar yang Rahmatan lil alamin tidak mengenal slogan pengkafiran yang sembarangan. Jangan sebut mereka (non muslim itu kafir), sebut saja mereka ahli kitab dari Nasrani, Yahudi, Budhis, Hinduis dll.

4. Orang mukmin, yahudi, nasrani, shabiin, majusi dll sebagai seorang manusiamempunyai derajat yang sama di mata Tuhan.

5. Titik temu (kalimat Sawa’) : kita tidak menyembah selain Allah dan tidakmemperserikatkan-Nya kepada apa pun, dan bahwa sebagian dari kita tidakmengangkat sebagian yang lain sebagai “tuhan-tuhan ” selain Allah.

Page 11: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

11

BAB II

Konsep Wahdat al-Adyan;ANTARA MONO DAN MULTI

sebuah renungan nakal

Pandangan beberapa ulama Islam popular yang kontroversial, seperti al-Hallaj, al-Rumi, dan ibn Arabi tentang konsep wahdat al-adyan, yaitu konsep yang menyatakan bahwa pada dasarnya sumber agama adalah satu, yaitu Tuhan yang sama, yang juga menghadirkan polemik kontroversi antara monotheisme dan politheisme paling tidak cukup menarik untuk disimak dan direnungi.

Al-Hallaj pernah mengatakan: “Kufur dan iman hanya berbeda dari segi nama, bukan dari segi hakikat, karena keduanya tidak ada perbedaan.” Oleh karena itu, maka al-Hallaj menyalahkan orang yang menyalahkan agama orang lain (Abd al-Hakim Hasan. 1954: 375). Barang siapa mencaci maki orang dengan mengatakan agamanya batal, maka berarti ia telah menghukumi agamanya sendiri. Lebih ekstrim lagi ia mengatakan: “Ketahuilah bahwa Yahudi, Nasrani, Islam dan sebagainya adalah julukan yang berbeda-beda”. Hal ini tersirat dalam syairnya:

“Aku memikirkan agama-agama dengan sungguh-sungguh. Kemudian sampailah pada kesimpulan bahwa ia mempunyai banyak sekali cabang. Maka jangan sekali-kali mengajak seorang terhadap suatu agama, karena sesungguhnya akan menghalangi untuk sampai pada tujuan yang kokoh. Tetapi ajaklah mereka melihat asal/sumber segala kemuliaan dan makna, maka dia akan memahaminya.” (Abd. al-Hafidz bin Muhammad Madani Hasyim, t.th. : 39).

Demikianlah, konsep wahdat al-adyan yang memandang bahwa sumber agama adalah satu, yakni Tuhan yang sama, memandang bahwa wujud agama hanyalah bungkus lahirnya saja.

Selanjutnya al-Hallaj juga berpendapat:

“If the well-Guided was pleased with indirect information how searches the route not suffice himself whit an indirect race. From the Burning Bush on the side of Sinai What he heard speak from the Bush was not the Bush nor its seed, but Allah. And my role is like this Bush.” (al-Hallaj, 1974 : 28 ).

Pandangan ini merupakan konsekuensi dari kesadaran diri atas “kehadiran” Tuhan di setiap tempat, dalam semua agama. Karena pada dasarnya agama yang dipeluk oleh seseorang secara tidak langsung merupakan “bukan hasil pilihan sendiri” (Abu al-Wafa al-Ghanami al-Taftazani, 1983 : 132). Senada dengan itu John Hock berpendapat bahwa 99% keyakinan agama tergantung kepada tempat di mana seseorang dilahirkan. Seseorang yang lahir di Thailand sangat mungkin beragama Budha, yang lahir di Saudi Arabia sangat mungkin beragama Islam dan sebagainya (John Hick t.th. : 1-2)

Menurut Louis Massignon, faham wahdat al-adyan-nya al-Hallaj ini dilandaskan pada pandangan tauhidnya. Banyak orang sulit memahami pemikiran ini, karena

Page 12: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

12

nampaknya ada sesuatu yang kontradiktif. Bagaimana mungkin dapat terjadi, tauhid menghendaki konsep keesaan Tuhan secara mutlak, sementara wahdat al-adyanmempersilahkan kehadiran konsep ketuhanan vang bagaimanapun bentuknya (Louis Lassignon, t.th. : 316). Bagi al-Hallaj, Tuhan itu satu, unik, sendiri, dan terbukti satu. Dalam sya'irnya al-Hallaj menulis :

“He is Allah the living. Allah is One. Unique, Alone and testifid as One. Both the One and the progession of Unity of the One are in Him and form Him. From Him comes the distance that separates others From His Unity. The knowledge if Tawhid is an autonomous abstract cognizance.” (al-Hallaj, 1974 : 52-53).

Baginya, Tuhan tidak bisa disifati apapun. Pensifatan pada-Nya hanya akan membatasi-Nya (Louis Lassignon, t.th. :.319). Maka konsep Tuhan yang satu harus pula dipahami secara unik, karena Tuhan adalah kesatuan yang mutlak dari keseluruhannya. Menurut al-Hallaj, penyembahan melalui konsep monotheisme, ataupun politheisme, tak masalah bagi Tuhan. Pada dasarnya keduanya hanya berkaitan dengan logika, yakni antara yang satu dan yang banyak. Dari situ juga ditelusuri akan dijumpai kepercayaan-kepercayaan yang apabila ditafsirkan akan mengarah kepada satu Tuhan (Kautsar Azhar Noer, t.th. : 321).

Konsep wahdat al-adyan ini juga dikembangkan oleh Ibn Arabi dengan agama universalnya, yaitu suatu agama yang mistikal dan bukan sekedar theistikal, yakni suatu faham bahwa Tuhan tidak dapat disifati dan dibatasi oleh suatu apapun. Ibnu Arabi mengatakan :

“Sungguh hatiku telah menerima berbagai bentuk. Tempat pengembalaan bagi kijang dan biara bagi pendeta, rumah bagi berhala dan ka'bah bagi yang thawaf, sabak bagi taurat dan cinta… cinta itulah agama dan imanku.” (Ibnu Arabi, 1980: 77-78 ).

Pemikiran Ibn Arabi mengenai wahdat al-adyan ini dapat kita lacak dari pemahaman logikanya mengenai makna yang satu (al-wahid) dan yang banyak (al-katsir), di sini Ibn Arabi memulainya dengan konsep wahdat al-wujud, dasar filosofis dalam memahami Tuhan dalam hubungan-Nya dengan alam. Tuhan tidak bisa dipahami kecuali dengan memadukan dua sifat yang berlawanan padanya. Bahwa wujud hakiki hanyalah satu, yakni Tuhan, Al-Hallaq. Meski wujud-Nya hanya satu, Tuhan menampakkan dirinya [tajjala] dalam banyak bentuk yang tidak terbatas pada alam. (Kautsar Azhari Noer, 1995 : 74)

Lebih lanjut ia berpendapat, hubungan ontologis antara yang satu dan yang banyak menggunakan penjelasan matematis. Bilangan-bilangan berasal dari yang satu (dari pengulangannya) menurut pengelompokkan yang telah diketahui. Yang satu mewujudkan satu bilangan. Sedang bilangan menyebarkan yang satu. Hukum bilangan hanya ada karena adanya yang dibilang, dihitung. Setiap unit bilangan adalah realitas seperti sembilan dan sepuluh sampai kepada yang terkecil dan yang tertinggi hingga tanpa batas. Tak satupun dari unit itu yang merupakan kumpulan (dari satu-satu) semata, namun pada pihak lain, masing-masing unit merupakan kumpulan satu-satu (Ibnu Arabi, 1980 : 77-78)

Bagi al-Rumi, ia dengan ekstrimnya pernah menyatakan :

Page 13: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

13

“Aku seorang Muslim, tetapi aku juga seorang Nasrani, Brahmanisme, dan Zaratustraisme. Aku pasrah kepada-Mu wahai al-Haqq yang Mulia ... aku hanya mempunyai satu tempat ibadah masjid atau gereja atau rumah berhala. Tujuanku hanya pada Dzat Yang Mulia. (Ahmad Amin, 1993 : xi-xix).

Sisa hidupnya sebagaimana digambarkan oleh anaknya (Sultan Walad) ditandai oleh keintiman mistik untuk mencapai tingkat “manusia sempurna” yaitu seorang dari orang-orang vang mencerminkan sifat-sifat Illahi (Ahmad Amin, 1993 : x1 - xix).

Filsafat al-Rumi diilhami oleh gagasan monistik. Dia mengatakan “Matsnawi” adalah kedai kesatuan (wahdah) : setiap sesuatu yang engkau lihat dari sana selain yang Esa adalah berhala. Mengenai medan pertempuran dalam kehidupan, ia pahami bahwa seluruh pertentangan dan perselisihan itu hanya berperan melaksanakan tugasnya dalam menjaga fungsi keharmonisan alam semesta yang hanya disadari oleh para sufi (Ahmad Amin, 1993 : xi-xix).

Beberapa pernyataan al-Hallaj, ibn-Arabi dan Rumi di atas memang mengandung pengertian yang saling bertolak belakang. Namun kebertolak-belakangannya bukannya tidak mungkin mengandung pengertian hakekat kebenaran. Puncak-puncak pikiran orang-orang unik yang didapat dari hasil pengembaraan pengalaman keagamaannya patut menjadi sebuah harapan hakiki. Paling tidak, dalam merenungi kenyataan diciptakannya perbedaan di muka bumi ini oleh Allah, dapat kita dapati hakekat tujuan dan maknanya.

Perbedaan multikultural adalah rahmat Allah. Di mana dalam perbedaan itu kita diwajibkan saling kenal-mengenal, bukannya saling menghujat dan menyalahkan. Apalagi untuk bermusuhan dan saling membunuh. Setelah kita saling kenal maka kita akan bisa saling mengetahui, memahami dan mengasihi satu sama lainnya tanpa syarat. Hanya keimanan yang terwujud dalam kepatuhan dan kepasrahan serta amalan kita saja yang nanti akan dinilai oleh Allah. Dan Kalimatun Sawa yang mengandung kembalinya segala perbedaan itu ke asalnya yang Hakiki adalah wujud puncak dari kepatuhan atas segala perbedaan yang diharapkan.

Persepsi kebenaran manusia adalah nisbih. Kebenaran adalah hanya Haq Allah. Dan penulis mengakhiri kolom ini dengan pernyataan;

“Kepada orang-orang yang sholeh, baik itu beragama Kristen, Katholik, Islam, Hindu, Budha, Khonghucu, Santho, Yahudi, Kejawen, aliran dinamisme maupun animisme, dll di segenap penjuru bumi dan di dalam ruang waktu kapan pun, smoga mereka mendapat curahan kebahagiaan dan keselamatan Tuhan di hari akhir kelak. Sebab, mereka semua secara tulus telah berusaha beribadah dan menggapai wajah Tuhan dengan mengharap kasih, cinta, dan ridho-Nya. Apakah orang-orang yang begitu tulus dan sholeh tersebut tidak terselamatkan, gara-gara klaim setiap agama yang mengaku bahwa golongan mereka sendirilah yang terselamatkan? Apakah Allah yang katanya Maha Adil dan Maha Kasih akan bertindak demikian, menghukum orang-orang yang sedemikian tulus mengharapkan Kasih dan sayang-Nya?”

Waallahu ‘alam bi shawab.Awan Lembayung

Page 14: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

14

BAB III

NON MUSLIM JUGA BISA MASUK SURGA?Aug 20, '07 3:33 AMfor everyone

Siapakah mereka yang Masuk Surga!

Selama ini kita umat Islam mengenal kafir sebagai orang yang bukan beragama Islam, dan seperti diketahui kata kafir berarti suatu cap kalau orang itu bakal dipastikan masuk neraka! Artinya jika seseorang terlahir dari keluarga Islam dan tercetak kata Islam di KTP-nya karcis untuk masuk surga sudah di tangan. Tapi apa benar demikian? Coba lihat ayat ini..

“Sesungguhnya orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabiin, dan orang-orang Nasrani; barangsiapa yang beriman kepada Allah, kepada Hari Kemudian, dan berbuat kebaikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya dan tidak perlu bersedih hati.” (5:69/2:62)

“Ahli Kitab ada yang baik, mereka mengagungkan wahyu Allah sepanjang malam, mereka ada yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh berbuat baik, dan mereka adalah orang saleh! Apa saja kebaikan mereka maka tidak diingkari pahalanya” (3:113-115)

“Orang-orang yang telah kami beri kitab mereka baca sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman” (2:121)

Page 15: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

15

“Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada umat Islam dan kepada mereka, mereka rendah hati dan tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah!” (3:199)

Melihat dalil diatas berarti dapat juga orang yang berlabel agama non muslim dapat diridhoi atau diberkati oleh Allah. Memang betul ada ayat Qur'an yang mengatakan bahwa Islam diakui sebagai agama yang diridhoi, “Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam” (3:18)

Saya sebagai muslim meyakini itu...namun Islam disini saya lebih melihatnya sebagai institusi yang diridhoi. Sekarang pertanyaannya kalau begitu apa sudah terjamin sekedar memasuki institusinya saja kita manusia bakal selamat ke surga? coba lihat apa yang dikatakan oleh Allah saat bicara tentang siapa-siapa saja yang masuk surga...

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Tuhan yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Q.S. Maryam:96)

“Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, bahwasanya mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalirlah beberapa sungai.” (Q.S. Al-Baqarah:25)

Terlihat dari banyaknya ayat-ayat Qur'an, syarat pertama masuk surga adalah mereka yang disebut ‘beriman’ dan bukan mereka yang berlabel ‘agama Islam’. Syarat kedua adalah beramal saleh atau berbuat kebaikan.

Artinya apa? Dari atas saya bisa menyimpulkan Allah memang memberi sebuah institusi yang diridhoiNya yakni Islam, tapi siapa saja yang bisa masuk surga bukanlah dinilai dari institusinya tapi dari hatinya. Syarat surga adalah kesempurnaan kondisi hati manusia.

Ada orang yang label KTP-nya Islam tapi tetap saja hatinya mengakui tuhan yang lain...dari bentuknya yang memberi sesembahan buat Wali Songo, Nyai Roro Kidul hingga pengagungan nafsunya, yang bisa buat orang berperilaku tidak jauh beda dengan perilakunya Robot Gedek...yaa ini sama saja dengan neraka juga jatuhnya...

Ada umat non muslim tapi dia menyadari keEsaan Allah dengan benar (tidak memperanakannya, tidak berasal dari ibu atau bapak, atau tidak menyamakannya dengan manusia, hewan atau benda). Namun dia bertahan di dalam institusi agamanya, hanya karena tidak ada sesuatu atau seseorangpun yang mampu memperkenalkan dan mengajaknya ke dalam institusi Islam dengan benar, maka akhirnya dia bertahan di agamanya, apalagi ditambah selama di dunia hidupnya diisi penuh dengan tindakan kebaikan....maka orang seperti ini menurut saya tidak akan dirugikan oleh Allah!

Di ayat lain Allahpun mengakui keimanan mereka yang 'non muslim' dan berada dalam institusi agama lain adalah karena dipaksa!

Page 16: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

16

“Barangsiapa kafir kepada Allah setelah beriman, kecuali mereka yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman, namun orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah akan menimpanya!” (16:106)

Kesimpulannya bagi saya adalah bahwa agama Islam bukanlah agama simbol dan ritual. Simbol dan ritual dalam institusi agama Islam adalah alat untuk menyempurnakan hati dan bukan jadi tujuan utamanya. Dengan kata lain, agama Islam adalah agama yang tujuan utamanya mengukir hati manusia menjadi baik dan mulia, bukan mengukir simbol dan ritual menjadi agung! Siapa yang Kafir?

Pertanyaannya sekarang siapakah orang kafir kalau gitu? Penelusuran saya terhadap Qur'an, malah didapat makna kafir yang lain, penjelasan umumnya bukannya ditekankan pada label ‘non islam’ tetapi lebih banyak ditekankan kepada kondisi hati manusia yang sengaja dibuat buruk atau digelapkan terhadap kebenaran!

“Mereka menentang untuk mentaati lalu diresapi ke Hati mereka karena kekafiran” (2:93)

“Orang yang dalam Hatinya ada penyakit, maka akan menambah kekafiran yang telah ada dan mereka akan mati dalam kekafiran!” (9:125)

Mereka ini dipertegas lagi oleh Al Qur’an memakai kata ‘kaum penyangkal’, bukan dengan kata ‘non muslim’! “Perumpamaan orang kafir adalah seperti mengajak bicara orang yang Buta dan Tuli “ (11:24)

“Kaum penyangkal diberi peringatan atau tidak sama saja!” (2:6-7)

“Perumpamaan menyeru orang kafir adalah seperti memanggil yang tidak mendengar selain panggilan dan seruannya saja. Mereka, tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak mengerti” (2:171)

“Sama saja bagi mereka engkau memperingati atau tidak memperingati, mereka tidakberiman juga.” (36:10)

Kalau mau dibuat perumpamaan, kafir mungkin bisa saya artikan dalam kisah berikut...kalo di depan ada jalan rusak berat, lalu kita diperingati...tapi karena hati kita ngotot dan benci sama itu orang yang memperingati, maka saya gak mau dengar apalagi nurut...ya karena itu, saya jalan terus aja, cuek...lalu BRUUKK! yaa jeblos deh...Intinya hati yang kafir menyebabkan kita buta sama kebenaran, menyangkalnya hanya karena kita sombong dan penuh kebencian.

Yang perlu diwaspadai menurut gue adalah bahwa orang yang memakai label agama Islam pun menurut saya bisa kafir! Seperti kesaksian seorang mantan aktivis Negara Islam, Matahari Timoer dalam bukunya Jihad Terlarang (www.mataharitimoer.blogsome.com). Mereka bicara untuk menegakkan Kalimatullah, menyeru orang untuk masuk berjuang dalam menegakkan negara Islam…tapi ujung-ujungnya kelompok persaudaraan tersebut tidak lebih dari sarana untuk menarik infak

Page 17: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

17

(baca:pajak!) bagi kepentingan hidup dan eksistensi para elit di organisasi perjuangan tersebut! Orang-orang seperti ini biasa shalat, puasa atau naik haji tetapi mereka biasa menzalimi manusia lain untuk kepentingan dirinya sendiri, membenarkan dan memanipulasi dalil-dalil untuk kepentingan diri sendiri...mereka menutup diri dari nasihat dan pertimbangan orang, gampang menghina dan mengecilkan manusia lain...dan yang mereka ingin dengar adalah apa yang sesuai dengan keyakinan dirinya sendiri..bukankah ini ciri-cirinya orang kafir juga...?

Sumber: http://refleksiman.multiply.com/journal/item/11/NON_MUSLIM_JUGA_BISA_MASUK_SURGA

Page 18: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

18

BAB IV

HUKUM ORANG AWAM (bodoh) “TIDAK TAHU” DALAM KEISLAMAN

Kebodohan bukan sifat yang selalu melekat pada manusia dalam tiap kondisinya. Tetapi ada bentuk kebodohan yang melekat pada manusia sebagai akibat dari perbuatannya sendiri yaitu kelalaiannya dalam upaya menghilangkan kebodohan tersebut dengan cara belajar. Oleh karena itu hukum kebodohan dalam masalah agama berubah sesuai denganperubahan hukum kebodohan yang dapat dimaafkan karena sebab-sebab syariat; pertama,adalah sebab kesulitan untuk melepaskan diri dari kebodohan tersebut. Kedua, adalahtidak adanya kelalaian mukallaf dalam tindakannya yang muncul dari kebodohan yang dimaafkan tersebut. Jadi kebodohan tidak dapat dijadikan alasan kecuali jika ada kesulitan dan kendala untuk menghindarinya jika kesulitan dan kendala itu hilang dan ia dapat mengetahui hukum agama tetapi ia lalai maka kebodohannya tidak dapat dimaafkan.

Syekh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Orang yang meninggalkan kewajiban dan melanggar larangan bukan berdasarkan keyakinan dan bukan pula karena kebodohan yang dapat dimaafkan, tetapi karena kebodohan dan berpaling dari kewajibannya mencari ilmu dengan kemampuan yang ada pada dirinya atau ia telah mendengar diwajibkannya hal ini dan diharamkannya hal itu dan ia tidak melaksanakannya karena ia berpaling dan bukan karena keingkarannya pada kerasulan. Kedua bentuk penyimpangan ini banyak terjadi karena meninggalkan kewajiban mencari ilmu yang diperintahkan kepadanya hingga ia meninggalkan kewajiban dan melakukan larangan tanpa mengetahui bahwa perbuatan itu telah diwajibkan dan yang lain diharamkan atau kabar telah sampai kepadanya dan ia tidak berusaha mengikutinya karena fanatik terhadap mazhabnya atau karena mengikuti hawa nafsunya maka tindakan ini telah meninggalkan keyakinan yangdiwajibkan tanpa alasan syar’i. Ibnu al-Luham mengatakan “Jika kami mengatakan bahwa orang bodoh dapat dimaafkan maka yang kami maksudkan dengan pernyataan ini adalah apabila ia tidak lalai dan tidak meremehkan dalam mempelajari hukum. Sedangkan apabila ia lalai maka ia tidak dimaafkan.” (Syadzarat adz-Dzahab juz 7 h. 31 dan Mu’jam al-Mu’allifin juz 2 h. 510).

Ibnu Qayyim Rahimahullah berbicara tentang orang-orang bodoh dari kalangan kaum kafir yang bertaklid pada pembesar dan pemimpin mereka dalam kekafiran ia mengatakan, “Dalam kondisi ini perlu ada penjelasan yang memadai yang dapat menghilangkan praduga macam-macam yaitu perbedaan antara mukallid (kebodohan)

Page 19: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

19

yang memungkinkan baginya utk mengetahui kebenaran dan ia berpaling darinya denganmukallaid (kebodohan) yang tidak memungkinkan baginya utk mengetahui kebenaran itu. Kedua bentuk taklid ini ada dalam realitanya maka seorang mukallid (bodoh) yangmemungkinkan baginya mengetahui kebenaran tetapi ia berpaling dan melalaikannya maka ia tidak dimaafkan di hadapan Allah..” Bentuk kebodohan ini adalah kebodohan yang terjadi akibat berpaling dari dan menghindari ilmu. Kebodohan bentuk ini merupakan kebodohan yang dapat dihindari dan dihilangkan; karena mukallaf yang tetap dalam kebodohan ini adalah pilihannya dan keberadaannya yang tanpa ilmu merupakan kehendaknya. Maka seseorang yang bodoh yang tidak mengetahui hukum agama karena ia berpaling dari ilmu yang memungkinkan baginya untuk memperolehnya sama denganorang yang ingkar yang melihat kebenaran tetapi ia tidak melaksanakannya. Berdasarkan analisis terhadap pendapat beberapa ulama dapat dilihat bahwa sebagian mereka berpendapat bahwa kebodohan yang dapat dihindari oleh mukallaf tidak dapat dijadikan alasan baik karena kelalaian si mukallaf sendiri dalam mencari ilmu dan ia lebih memilih tetap dalam kebodohan tersebut maupun karena kebodohan tersebut berkaitan denganmasalah-masalah yang hukumnya telah diketahui secara jelas dan umum di kalanganmasyarakat.

Imam Suyuthi Rahimahullah berkata, “Setiap orang yang tidak mengetahui mengenai sesuatu yang telah diharamkan dan diketahui oleh mayoritas masyarakat ia tidak dimaafkan kecuali orang tersebut baru mengenal Islam atau hidup di daerah terpencil yang sulit mengetahui hal tersebut.”

Imam al-Muqarri Rahimahullah mengatakan, “Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan kepada para ulama utk menjelaskan hukum-hukum, Maka tidaklah diterima kebodohan seseorang yang memungkinkan baginya untuk mempelajarinya.”

Imam Ibnu Rajab mengatakan, “Jika seseorang yang hidup di negara Islam dalam lingkungan kaum muslimin berbuat zina dan ia mengaku tidak mengetahui bahwa zina telah diharamkan, perkataannya tidak dapat diterima sebab kenyataannya ia telah mendustainya meskipun pada dasarnya ia tidak mengetahui hal itu.” Maksud dari perkataan Ibnu Rajab adalah bahwa hukum zina telah dikenal dan tersiar di negara Islam sehingga meskipun seseorang berbuat zina mengaku dirinya tidak mengetahui hukum zina maka ketidaktahuannya tidak dapat diterima karena kelalaiannya dalam upaya mengetahui hukum-hukum Islam yang merupakan ilmu agama yang sudah semestinya diketahui dan dikenal secara umum. Demikian juga karena kebodohannya tersebut bukan sesuatu yang sulit dihindari sehingga tidak dapat dijadikan alasan bagi orang yangmeninggalkan kewajiban atau melakukan perbuatan yang telah diharamkan yangmerupakan hukum agama yang sudah seharusnya diketahui dan telah dikenal secara umum kecuali orang tersebut baru mengenal Islam atau hidup di daerah terpencil yangjauh dari perkembangan ilmu sehingga hukum-hukum seperti ini kurang jelas baginya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan ini adalah bahwa kebodohan yang dapat dihindari oleh mukallaf dengan melihat tidak adanya kesulitan untuk melepaskan diri darinya menurut kebiasaan mengingat tidak adanya sebab-sebab kesulitan tersebut juga dengan melihat kemungkinan mukallaf untuk memperoleh ilmu.. maka kebodohan

Page 20: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

20

tersebut tidak dapat dijadikan alasan dan karena itu pula mukallaf akan menerima segala akibat sesuai dengan perbuatannya.. Allahu a’lam.

Sumber Al-Jahl bi Masail al-I’tiqad wa Hukmuhu Abdurrzzaq bin Thahir bn Ahmad Ma’asy Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesiasumber file al_islam.chm

Page 21: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

21

BAB V

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG

HUKUM KEYAKINAN DALAM ISLAM

Semua penjelasan yang dibutuhkan manusia untuk mengetahui, meyakini dan mempercayai masalah-masalah tauhid kenabian dan hari akhir, masalah halal dan haram telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya. Karena masalah-masalah tersebut merupakan masalah-masalah yang paling penting yang harus disampaikan oleh Rasulullah saw dengan jelas dan beliau telah menjelaskannya. Hal itu juga merupakan hujjah terbesar yang ditegakkan Allah bagi hamba-hamba-Nya melalui Rasul-Nya yang menyampaikan dan menjelaskannya kepada mereka. Kitab Allah yang diriwayatkan para sahabat dan tabi’in dari Rasulullah saw baik lafal maupun maknanya dan hikmah yang merupakan sunnah Rasulullah saw yang juga diriwayatkan dari nabi telah mencakup semua persoalan di atas. Dengan demikian jelaslah bahwa syar’i dalam hal ini adalah Rasulullah saw telah menjelaskan semua hal yang dapat menjaga manusia dari berbagai kerusakan dan tidak ada yang lebih merusak manusia selain kekafiran dan kemaksiatan. Rasul telah memberikan penjelasan tersebut yang menggugurkan alasan untuk tidak mempercayai nya. Allah SWT berfirman:

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum sesudah Allah memberikan petunjuk kepada mereka hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang mereka harus jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” .

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan utk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepada ni’mat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.”

“selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

“Katakanlah ‘Ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul hanyalah apa yang dibebankan kepadanya kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya niscaya kamu mendapatkan petunjuk. Dan tiada lain kewajiban Rasul hanya menyampaikan .”

Abu Dzarr berkata “Rasulullah saw telah wafat dan tidak ada seekor burung pun yang mengepakkan sayapnya dan tidak menyampaikan ilmu kepada kita.” Di dalam shahih Muslim dikatakan, “Sebagian orang-orang musyrik berkata kepada Salman, “Nabi kamu telah mengajarkan kepadamu segala sesuatu hingga persoalan buang air.” Salman

Page 22: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

22

menjawab Betul demikian..” Berdasarkan hal di atas maka masalah-masalah tersebut adalah pengetahuan-pengetahuan dan petunjuk-petunjuk yang pasti. Oleh karena itu orang yang hidup di Daar al-Islam dan dalam lingkungan keimanan ia tidak mempunyai alasan untuk tidak mengetahui dan menentang perintah-perintah Allah tersebut.

Imam as-Syafi’i mengatakan, “Ilmu itu terdiri dari dua macam; pertama ilmu umum yaitu ilmu yang pasti diketahui oleh seorang yang sudah baligh yang tidak hilang akalnya .. seperti salat lima waktu, kewajiban puasa Ramadhan, haji bagi orang yangmampu, zakat harta, diharamkannya zina, pembunuhan, pencurian dan khamr serta persoalan-persoalan lain yang masuk dalam pengertian ini yang telah diperintahkan kepada hamba-hamba Allah untuk mengetahuinya dan mengamalkannya, mentaatinya dengan jiwanya dan hartanya dan mencegah dari hal-hal yang telah diharamkan bagi mereka.” “Bentuk pengetahuan ini secara keseluruhan terdapat dalam kitab Allah dan diketahui secara umum di kalangan kaum muslimin. Orang-orang awam sekarang mengetahuinya dari orang-orang terdahulu, mereka meriwayatkan dari Rasulullah saw dan tidak ada pertentangan dalam cerita mereka dan tidak pula dalam hal kewajiban yang diperintahkan kepada mereka. Ilmu umum ini merupakan ilmu yang tidak mungkin salah dalam pemberitaannya dengan penafsirannya dan tidak boleh bertentangan dalam kasus ini..”

Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan, “Secara umum Allah dan Rasul-Nya tidak meninggalkan masalah halal dan haram tanpa menjelaskan keduanya. Akan tetapi sebagiannya lebih jelas dari sebagian yang lain. Maka masalah yang keterangannya telah jelas terkenal di kalangan masyarakat dan diketahui secara umum sebagai ajaran agama sesuai kebutuhan tidak ada keraguan di dalamnya sehingga tidak ada pula alasan bagi siapapun yang hidup di negeri Islam untuk tidak mengetahuinya.” Oleh karena itu ketika para ulama ushul memperbincangkan masalah ‘kebodohan’ yang dapat dijadikan alasan dan yang tidak, mereka mengatakan bahwa kebodohan akan Pencipta Yang Maha Tinggi dan kenabian Muhammad saw merupakan kebodohan yang bathil yang tidak dapat dijadikan alasan berpaling dari Islam. Ketentuan-ketentuan syariat yang tidak mungkin menjadikan kebodohan terhadapnya dipandang sebagai alasan untuk mengingkarinya secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian.

Pertama, kebodohan dalam masalah pokok-pokok agama dan masalah-masalah akidah yang global seperti kebodohan orang kafir terhadap Dzat Allah SWT dan sifat-sifat kesempunaan-Nya serta kenabian Muhammad saw. Kedua, masalah agama yang secara niscaya diketahui, diikuti selanjutnya seluruh hukum syari’at yang telah diketahui dan tersebar di negara-negara Islam seperti salat, zakat, puasa, haji, haramnya zina, pembunuhan, khamr dan pencurian. Beberapa pejelasan mengenai masalah ini 1. Tidak ada alasan bagi kebodohan dalam pengakuan keislaman secara global dan

kebebasan yang umum dari tiap agama yang ditentangnya. Maka tiap orang yang tidak memeluk agama Islam adalah kafir baik sebagai pengingkaran maupun kebodohan. Ibnu Qayyim ra menjelaskan “Islam adalah agama tauhid Allah, ibadah hanya kepada-Nya yang tidak ada sekutu bagi-Nya iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengikuti ajarannya. Maka seorang hamba yang tidak melaksanakan hal itu bukanlah muslim jika ia bukan kafir karena ingkar maka ia adalah kafir karena kebodohannya.” Tingkat tertinggi dari golongan ini adalah orang-orang kafir yang bodoh yang tidak ingkar tetapi tidak adanya pengingkaran dari mereka tidak lantas mengeluarkan mereka dari kekafiran. Sebab orang yang kafir adalah orang yang

Page 23: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

23

mengingkari keesaan Allah dan mendustakan Rasul-Nya baik karena keingkarannya maupun karena kebodohannya dan taklidnya kepada orang-orang yang mengingkarinya.

2. Kebodohan yang tidak dapat dijadikan alasan dalam masalah ini mensyaratkan adanya penegakan hujjah dan penyampaiannya seperti terwujudnya bentuk konkret secara syar’i dari penegakan hujjah seperti Daar Islam dan lingkungan ilmu dan iman tempat terdapat para da’i dari kalangan para ahli yang mengetahui Alquran dan sunnah sehingga masalah-masalah tersebut menjadi umum dan dikenal di kalangan kaum muslimin. Mengenai syarat ini banyak dalil-dalil Alquran dan sunnah yang menjelaskannya dan karena alasan kebodohan tetap berlaku bagi seorang hamba hingga hujjah Allah ditegakkan dan orang yang meninggalkannya akan dihukum sesuai dengan pelanggarannya. Allah SWT berfirman, ” selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.” . Firman-Nya yang lain, “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” Pendapat yang mengatakan bahwa kebodohan dalam masalah-masalah yang besar ini yang dalil-dalilnya telah jelas tidak dapat dimaafkan secara mutlak meskipun belum ditegakkan hujjah adalah tidak benar. Dalil-dalil Alquran maupun sunnah juga menolak pendapat tersebut. Ini merupakan mazhab imam-imam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Syekh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan “Pokok-pokok agama yang telah dijelaskan oleh Allah dan ditetapkan dalam kitab-Nya adalah hujjah dan karena itulah hujjah Allah adalah Alquran. Maka orang yang telah mengetahui Alquran ia telah mengetahui hujjah.” Syekh Hamad bin Mu’ammar ra berkata “Setiap orang yang sampai kepadanya Alquran tidak ada alasan baginya untuk meninggalkannya. Karena pokok-pokok besar yang merupakan pokok agama Islam telah dijelaskan oleh Allah di dalam kitab-Nya dan dengannya Allah menegakkan hujjah bagi hamba-hamba-Nya.”

3. Kebodohan orang-orang awam yang mengikuti dan bergabung dengan beberapa golongan yang sesat seperti golongan sufi yang sesat yang pada hakikatnya mazhab mereka adalah kafir dan mengingkari pokok-pokok agama Islam yang sudah jelas. Golongan sufi yang sesat meyakini bahwa sampainya pada derajat keyakinan menjadikan kewajiban-kewajiban mereka gugur dan larangan-larangan dibolehkan bagi mereka. Mereka juga berpendapat bahwa mereka tidak wajib mengikuti Nabi Muhammad saw. Imam al-Asy’ari di dalam ‘Maqaalat’nya mengatakan “Ada segolongan kaum yang berkeyakinan bahwa ibadah mereka telah sampai pada satu tingkatan yang menjadikan mereka tidak wajib menjalankan ibadah-ibadah yang lain dan perkara-perkara yang dilarang bagi orang lain seperti zina dan lain-lain dibolehkan untuk mereka. Abu Muhammad bin Hazm mengatakan “Suatu golongan dari kaum Sufi menganggap bahwa di antara wali-wali Allah terdapat seseorang yang lebih utama daripada nabi-nabi dan rasul-rasul secara keseluruhan. Mereka mengatakan orang yang sudah mencapai puncak kewalian maka gugurlah semua kewajibannya seperti salat, puasa, zakat, dan lain-lain dan dihalalkan untuknya perkara-perkara yang diharamkan seperti zina, khamr dan lain-lain dan dengan alasan ini pula mereka membolehkan berhubungan dengan istri-istri orang lain. Dan mereka mengatakan “Kami melihat Allah dan berbicara dengan-Nya dan segala sesuatu yang kamu ucapkan dari hati kami adalah benar.” Tidak diragukan lagi keyakinan seperti

Page 24: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

24

ini sangat bertentangan dengan syariat dan merupakan kekafiran terhadap Allah SWT.

4. Kebodohan orang-orang yang hidup di daerah terpencil mengenai sebagian amalan yang bercampur dengan ibadah selain kepada Allah. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penjelasan di atas adalah bahwa kebodohan atau ketidaktahuan dalam masalah agama dan orang bersangkutan tidak dapat menghindarinya maka kebodohan itu dapat dijadikan alasan dan dimaafkan sampai datang penjelasan agama baginya. Dalam konteks ini tidak dapat dibedakan apakah kebodohan itu mengenai masalah-masalah agama yang sudah jelas dalil-dalilnya ataupun masalah-masalah lain yang tidak dikenal secara umum . Arus utama dalam pembicaraan di sini adalah tentang tegaknya hujjah syar’iyyah dan kemungkinan mendapatkan ilmu tentang agama dan mencapai pemahaman terhadapnya. Syekh Muhammad Shalih al-Utsaimin mengatakan “Kebodohan sebagai alasan telah ditetapkan bagi hamba Allah karena Allah telah befirman ‘Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu’. “ . Rasulullah saw bersabda “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya tidak ada seorang pun dari umat ini yang mendengar tentang diriku baik yahudi maupun Nashrani kemudian ia tidak beriman kepada apa yang aku bawa tidak lain ia adalah termasuk penghuni neraka.” Nash-nash yang menjelaskan masalah ini banyak kita temukan. Dengan demikian orang yang tidak mengetahui agama ia tidak akan disiksa karena kebodohannya dalam masalah apa pun dari agama ini.

==============Sumber Al-Jahlu bi Masa’il al-I’tiqaad wa Hukmuhu Abdur Razzaq bin Thahir bin Ahmad Ma’asy Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia dan dalam sumber file al_islam.chm.

Page 25: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

25

BAB VI

Konsili Vatikan II (DALAM AGAMA KATHOLIK)

PERNYATAAN TENTANG HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA BUKAN KRISTIANI

1. (Pendahuluan)PADA ZAMAN KITA bangsa manusia semakin erat bersatu dan hubungan-hubungan antara pelbagai bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan dengan lebih cermat, manakah hubungannya dengan agama-agama bukan kristiani. Dalam tugasnya mengembangkan kesatuan dan cinta kasih antar manusia, bahkan antar bangsa, gereja disini terutama mempertimbangkan manakah hal-hal yang pada umumnya terdapat pada bangsa manusia, dan yang mendorong semua untuk bersama-sama menghadapi situasi sekarang.

Sebab semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia mendiami seluruh muka bumi[[1]]. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya meliputi semua orang[[2]], sampai para terpilih dipersatukan dalam Kota suci, yang akan diterangi oleh kemuliaan Allah; di sana bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahaya-Nya[[3]].

Dari pelbagai agama manusia mengharapkan jawaban tentang teka-teki keadaan manusiawi yang tersembunyi, yang seperti di masa silam, begitu pula sekarang menyentuh hati manusia secara mendalam: apakah manusia itu? Manakah makna dan tujuan hidup kita? Manakah yang baik dan apakah dosa itu? Dari manakah asal penderitaan dan manakah tujuannya? Manakah jalan untuk memperoleh kebahagiaan yang sejati? Apakah arti maut, pengadilan dan pembalasan sesudah mati? Akhirnya apakah Misteri terakhir dan tak terperikan itu, yang merangkum keberadaan kita, dan menjadi asal serta tujuan kita?

2. (Berbagai agama bukan kristen)

Sudah sejak dahulu kala hingga sekarang ini diantara pelbagai bangsa terdapat suatu kesadaran tentang daya-kekuatan yang gaib, yang hadir pada perjalanan sejarah dan

Page 26: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

26

peristiwa-peristiwa hidup manusia; bahkan kadang-kadang ada pengakuan terhadap Kuasa ilahi yang tertinggi atau pun Bapa. Kesadaran dan pengakuan tadi meresapi kehidupan bangsa-bangsa itu dengan semangat religius yang mendalam. Adapun agama-agama, yang terikat pada perkembangan kebudayaan, berusaha menanggapi masalah-masalah tadi dengan faham-faham yang lebih rumit dan bahasa yang lebih terkembangkan. Demikianlah dalam hinduisme manusia menyelidiki misteri ilahi dan mengungkapkannya dengan kesuburan mitos-mitos yang melimpah serta dengan usaha-usaha filsafah yang mendalam. Hinduisme mencari pembebasan dari kesesakan keadaan kita entah melalui bentuk-bentuk hidup berulah-tapa atau melalui permenungan yang mendalam, atau dengan mengungsi kepada Allah penuh kasih dan kepercayaan. Buddhisme dalam pelbagai alirannya mengakui, bahwa dunia yang serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi, dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna, atau –entah dengan usaha sendiri entah berkat bantuan dari atas – mencapai penerangan yang tertinggi. Demikian pula agama-agama lain, yang terdapat diseluruh dunia, dengan pelbagai cara berusaha menanggapi kegelisahan hati manusia, dengan menunjukkan berbagai jalan, yakni ajaran-ajaran serta kaidah-kaidah hidup maupun upacara-upacara suci.

Gereja katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, Tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya[[4]].

Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.

3. (Agama Islam)

Gereja juga menghargai umat Islam, yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belaskasihan dan mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat manusia. Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan segenap hati kepada ketetapan-ketetetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti dahulu Abraham – iman Islam dengan sukarela mengacu kepadanya – telah menyerahkan diri kepada Allah. Memang mereka tidak mengakui Yesus sebagai Allah, melainkan menghormati-Nya sebagai Nabi. Mereka juga menghormati Maria Bunda-Nya yang tetap perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain itu mereka mendambakan hari pengadilan, bila Allah akan mengganjar semua orang yang

Page 27: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

27

telah bangkit. Maka mereka juga menjunjung tinggi kehidupan susila, dan berbakti kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah dan berpuasa.Memang benar, disepanjang zaman cukup sering timbul pertikaian dan permusuhan antara umat Kristiani dan kaum Muslimin. Konsili suci mendorong mereka semua, supaya melupakan yang sudah-sudah, dan dengan tulus hati melatih diri untuk saling memahami, dan supaya bersama-sama membela serta mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan.

5. (Agama Yahudi)

Sementara menyelami Misteri gereja, Konsili suci ini mengenangkan ikatan rohani antara Umat perjanjian Baru dan keturunan Abraham. Sebab Gereja Kristus mengakui bahwa –menurut rencana ilahi penyelamatan yang bersifat rahasia – awal mula iman serta pemilihannya sudah terdapat pada para Bapa Bangsa, Musa dan para Nabi. Gereja mengakui, bahwa semua orang beriman kristiani, putera-putera abraham dalam iman[[5]], terangkum dalam panggilan Bapa bangsa itu, dan bahwa keselamatan Gereja dipralambangkan secara misterius dalam keluarnya bangsa yang terpilih dari tanah perbudakan. Oleh karena itu Gereja tidak dapat melupakan, bahwa ia telah menerima Wahyu Perjanjian Lama melalui bangsa itu, dan bahwa karena belas-kasihan-Nya yang tak terhingga Allah telah berkenan mengadakan Perjanjian Lama dengannya. Gereja tetap ingat, bahwa ia menerima santapannya dari akar zaitun yang baik, dan bahwa cabang-cabang zaitun yang liar, yakni kaum kafir, telah dicangkokkan pada pohon zaitun itu[[6]]. Sebab Gereja mengimani, bahwa Kristus, Damai kita, melalui salib telah mendamaikan bangsa Yahudi dan kaum Kafir dan telah menyatukan keduanya dalam diri-Nya[[7]].

Selalu pula Gereja mengenangkan kata-kata rasul paulus tentang sesama sukunya: “mereka telah diangkat menjadi anak, dan telah menerima kemuliaan, dan perjanjian, dan hukum Taurat dan ibadah dan janji-janji; mereka keturunan para bapa leluhur, yang menurunkan Kristus menurut daging” (Rom 9:4-5), Putera Perawan Maria. Gereja mengingat juga, bahwa dari bangsa Yahudi lahirlah para Rasul, dasar dan saka guru Gereja, begitu pula amat banyak murid pertama, yang mewartakan Injil Kristus kepada dunia.

Menurut Kitab suci Yerusalem tidak mengenal saat Allah melawatnya[[8]], dan sebagian besar orang-orang Yahudi tidak menerima Injil; bahkan banyak juga yang menentang penyebarannya[[9]]. Tetapi, menurut Rasul, orang-orang Yahudi tetap masih dicintai oleh Allah demi para leluhur, sebab Allah tidak menyesalkan kurnia-kurnia serta panggilan-Nya[[10]]. Bersama dengan para nabi dan Rasul itu juga Gereja mendambakan hari yang hanya diketahui oleh Allah, saatnya semua bangsa serentak akan menyerukan Tuhan, dan “mengabdi-Nya bahu-membahu” (Zef 3:9)[[11]].

Maka karena sebesar itulah pusaka rohani yang diwariskan bersama oleh umat Kristiani dan bangsa Yahudi, Konsili suci ini bermaksud mendukung dan menganjurkan saling pengertian dan saling penghargaan antara keduanya, dan itu terwujud terutama melalui studi Kitab suci dan teologi serta dialog persaudaraan.

Page 28: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

28

Meskipun para pemuka bangsa Yahudi beserta para penganut mereka mendesak kematian Kristus[[12]], namun apa yang telah dijalankan selama Ia menderita sengsara tidak begitu saja dapat dibebankan sebagai kesalahan pada semua orang Yahudi yang hidup ketika itu atau kepada orang Yahudi zaman sekarang. Walaupun Gereja itu umat Allah yang baru, namun hendaknya orang-orang Yahudi jangan digambarkan seolah-olah dibuang oleh Allah atau terkutuk, seakan-akan itu dapat disimpulkan dari Kitab suci. Maka hendaknya semua berusaha, supaya dalam berkatekese dan mewartakan Sabda Allah jangan mengajarkan apa pun, yang tidak selaras dengan kebenaran Injil dan semangat Kistus.

Selain itu Gereja, yang mengecam segala penganiayaan terhadap siapapun juga, mengingat pusaka warisannya bersama bangsa Yahudi. Gereja masih menyesalkan kebencian, penganiayaan, pun juga unjuk-unjuk rasa antisemitisme terhadap bangsa Yahudi, kapan pun dan oleh siapa pun itu dijalankan, terdorong bukan karena motivasi-motivasi politik, melainkan karena cinta kasih keagamaan menurut Injil.

Kecuali itu Kristus, seperti selalu telah dan tetap masih diyakini oleh gereja, demi dosa-dosa semua orang telah menanggung sengsara dan wafat-Nya dengan sukarela, karena cinta kasih-Nya yang tiada taranya, supaya semua orang memperoleh keselamatan. Maka merupakan tugas Gereja pewarta: memberitakan salib Kristus sebagai lambang cinta kasih Allah terhadap semua orang dan sebagai sumber segala rahmat.

6. (Persaudaraan semesta tanpa diskriminasi)

Tetapi kita tidak dapat menyerukan nama Allah Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu, yang diciptakan menurut citra kesamaan Allah, kita tidak mau bersikap sebagai saudara. Hubungan manusia dengan Allah Bapa dan hubungannya dengan sesama manusia saudaranya begitu erat, sehingga Alkitab berkata: “Barang siapa tidak mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1Yoh 4:8).

Jadi tiadalah dasar bagi setiap teori atau praktik, yang mengadakan pembedaan mengenai martabat manusia serta hak-hak yang bersumber padanya antara manusia dan manusia, antara bangsa dan bangsa.

Maka Gereja mengecam setiap diskriminasi antara orang-orang atau penganiayaan berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama, sebagai berlawanan dengan semangat kristus. Oleh karena itu Konsili suci, mengikuti jejak para Rasul kudus Petrus dan Paulus, meminta dengan sangat kepada Umat beriman kristiani, supaya bila ini mungkin “memelihara cara hidup yang baik diantara bangsa-bangsa bukan Yahudi” (1Ptr 2:12), dan sejauh tergantung dari mereka hidup dalam damai dengan semua orang[[13]], sehingga mereka sungguh-sungguh menjadi putera Bapa di sorga[[14]].

Semua itu dan setiap hal yang diungkapkan dalam pernyataan ini telah berkenan kepada para Bapa Konsili suci. Adapun kami, dengan kuasa kerasulan yang diserahkan kristus kepada Kami, bersama para Bapa yang terhormat, mengesahkan, menetapkan serta

Page 29: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

29

mengundangkannya dalam roh Kudus. Dan kami memerintahkan, agar apa yang telah ditetapkan bersama dalam Konsili ini diumumkan demi kemuliaan Allah.

Roma, di gereja Santo Petrus, tanggal 28 bulan Oktober tahun 1965.

Page 30: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

30

BAB VII

Untaian Mutiara Dalam Memahami Ayat Hukum

Muhaddits Abad Ini Al Allamah Muhammad Nashiruddin Al Albani(wafat tahun 1421 H)

Beliau berkata dalam At Tahdzir min Fitnatit Takfir (hal. 56):

؟ةلمال نع جورخال وه لھ ؟اھیف رفكالب دارمال امف ؛﴾ نورفاكال مھ كئـلوأف ھلال لزنأ امب مكحي مل نمو ﴿ … ” وهو ؛يلمعلا رفكلا ينعت دق اهنإف ؛ةيآلا مهف يف ةقدلا نم دب ال :لوقأف ،؟كلذ ريغ هنأ وأاعدنا في ھذا الفھم حبر األمة، وترجمان القرآن عبد اهللا بن سيو .مالسإلا ماكحأ ضعب نع لامعألاب جورخلاعلى أنھ إمام فرید في –إال من كان من الفرق الضالة –عباس رضي اهللا عنھما، الذي أجمع المسلمون جمیعا یا، من غیر ما نسمعھ الیوم تماما من أن ھناك أناسا یفھمون ھذه األیة فھما سطح –یومئذ –فكأنھ طرق سمعھ .التفسیر نود رفك وه”:و ،”أنھ لیس كفرا ینقل عن الملة”:و ،”لیس الكفر الذي تذھبون إلیھ“ :تفصیل، فقال رضي اهللا عنھ مث ،هنع هللا يضر يلع نينمؤملا ريمأ ىلع اوجرخ نيذلا جراوخلا كلذب :ينعي هلعلو ،”رفك :لاقف ،نيكرشملاب اولعفي مل ام مهيف اولعفو ،نينمؤملا ءامد اوكفس مهنأ كلذ بقاوع نم ناك.”…رفك نود رفك :وه امنإ !اونظ امك وأ !اولاق امك رمألا سيل

“……Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Kekufuran apakah yang dimaksud dalam ayat ini? Apakah kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari Islam ataukah tidak? Aku berkata, (kita) harus teliti dalam memahami ayat ini. Dan terkadang yang dimaksud oleh ayat adalah kufur amali, yaitu melakukan beberapa perbuatan yang mengeluarkan pelakunya dari sebagian hukum-hukum Islam.

Pemahaman kita ini didukung oleh Habrul Ummah dan Penafsir al-Qur’an Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, yang telah disepakati oleh seluruh kaum muslimin -kecuali kelompok-kelompok sesat- bahwa beliau adalah seorang imam yang tiada bandingnya dalam tafsir al-Qur’an. (dengan penafsiran beliau terhadap ayat ini -pent) seakan-akan beliau ketika itu telah mendengar apa yang kita dengar pada hari ini bahwa di sana ada sekelompok orang yang memahami ayat ini dengan pemahaman yang dangkal tanpa perincian.

Beliau berkata (tentang tafsir ayat ini -pent): “(Kekufuran yang dimaksud -pent) bukan seperti yang kalian duga, bukan kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari agama”. (Akan tetapi yang dimaksud -pent) adalah kufrun duna kufrin.”

Page 31: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

31

Mungkin yang beliau maksudkan dengan hal itu adalah kaum Khawarij yang memberontak terhadap Amirul Mukminin Ali radhiyallahu ‘anhu, dan termasuk akibat dari perbuatan mereka adalah tertumpahnya darah kaum mukminin, mereka melakukan perbuatan keji terhadap kaum mukminin yang tidak mereka lakukan kepada kaum musyrikin, maka beliau berkata terhadap mereka, “Bukanlah perkara itu sebagaimana yang mereka katakan dan mereka duga, akan tetapi yang dimaksud adalah kufrun duna kufrin (kekafiran yang tidak mengeluarkan dari islam).”

Samahatusy Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Baaz (wafat tahun 1420 H)

Beliau berkata dalam surat kabar Asy Syarq Al Ausath nomor 6156 tanggal 12/5/1416, beliau berkata di dalamnya:

– ينابلألا نيدلا رصان دماطلعت على الجواب المفید القیم الذي تفضل بھ صاحب الفضیلة الشیخ مح هقفو– هللا هتليضف هب باجأ يذلا ”نوملسملا“ ةفيحصو ”طسوألا قرشلا“ ةديرج يف روشنملا– هللا لزنأ ام ريغب مكح نم ريفكت نع هلأس نم ةميق ةملك اهتيفلأف ،- ليصفت ريغ نم– حضوأو ،نينمؤملا ليبس اهيف كلسو ،قحلا هيف باصأ دق – هللا هقفو یجوز ألحد من ال هنأمن دون أن یعلم أنھ استحل ذلك بقلبھ، واحتج بما جاء في –بمجرد الفعل –الناس أن یكفر من حكم بغیر ما أنزل اهللا :وال شك أن ما ذكره في جوابھ في تفسیر قولھ تعالى .وغیره من سلف األمة –رضي اهللا عنھما –ذلك عن ابن عباس الفاسقون ﴾، ھو الصواب، وقد أوضح …الظالمون ﴾، ﴿ …زل اللھ فأولـئك ھم الكافرون ﴾، ﴿نأ امب مكحي مل نمو ﴿– – هللا هقفو :ناقسف قسفلا اذكهو ،ناملظ ملظلا نأ امك ،رغصأو ربكأ :نارفك رفكلا نأیرھما من المحرمات غ وأ ابرلا وأ انزلا وأ هللا لزنأ ام ريغب مكحلا لحتسا نمف ،رغصأو ربكأالمجمع على تحریمھا فقد كفر كفرا أكبر، ومن فعلھا بدون استحالل كان كفره كفرا أصغر وظلمھ ظلما أصغر وھكذا .”هقسف

“Aku telah meneliti jawaban yang sangat bermanfaat yang diberikan oleh shohibul fadlilah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani -semoga Allah memberikan taufik padanya- yang beredar pada surat kabar Asy Syarq Al Ausath dan Al Muslimun sebagai jawaban atas seseorang yang telah bertanya kepada beliau tentang pengkafiran terhadap orang yang tidak berhukum kepada hukum Allah secara mutlak tanpa perincian. Maka aku temukan jawaban yang berharga di dalamnya, sesuai dengan kebenaran dan hal tersebut merupakan jalannya orang-orang mukmin.

Beliau (Syaikh Al Albani -pent) menjelaskan bahwa tidak boleh bagi siapapun mengkafirkan seseorang yang tidak berhukum kepada hukum Allah dengan hanya melihat perbuatannya semata tanpa mengetahui apakah dia menghalalkan perbuatan tersebut dengan hatinya, dan beliau beralasan dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan imam-imam salaf selain beliau.

Dan tidak diragukan lagi, apa yang beliau sebutkan dalam jawaban tentang tafsir firman Allah pada surat Al Maidah ayat 44, 45 dan ayat 47 adalah benar. Beliau telah menjelaskan bahwa kekufuran itu ada 2 jenis, yakni kufur akbar dan asghar demikian pula kezaliman dan kefasikan. Maka barang siapa menghalalkan untuk berhukum dengan hukum selain Allah, menghalalkan zina, riba atau perbuatan-perbuatan yang telah disepakati keharamannya maka sungguh dia telah kafir dengan kekufuran akbar. Akan tetapi barang siapa yang melakukan perbuatan tersebut tanpa menghalalkannya maka

Page 32: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

32

kekufuran yang dilakukannya merupakan kekufuran ashghar dan demikian pula kezaliman dan kefasikan yang dia lakukan.”

Faqihuz Zaman, Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

(wafat tahun 1421 H)

Dalam sebuah kaset berjudul At Tahrir fii Mas’alatit Takfir pada tanggal 22/4/1420 beliau ditanya:

ة للكتاب والسنة مع اعترافھ بأن الحق ما في الكتاب والسنة لكنھ یرى فلاخم ةعيرشب سانلا مكاحلا مزلأ اذإإلزام الناس بھذا الشریعة شھوة أو العتبارات أخرى، ھل یكون بفعلھ ھذا كافرا أم البد أن ینظر في اعتقاده في ھذه ؟ةلأسملا

“Apabila seorang hakim mewajibkan manusia untuk mengikuti aturan yang menyelisihi al-Qur’an dan as-Sunnah padahal dia mengetahui kebenaran adalah segala yang berada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah akan tetapi dia memaksa manusia untuk mengikuti aturan ini karena itulah yang sesuai dengan keinginannya atau pertimbangan yang lain, maka apakah dengan perbuatannya tersebut dia kafir atau harus meneliti keyakinannya dalam masalah tersebut?”

كفر، وظلم، :أما في ما یتعلق بالحكم بغیر ما أنزل اهللا؛ فھو كما في كتابھ العزیز، ینقسم إلى ثالثة أقسام …“ :فأجابوفسق، على حسب األسباب التي بني علیھا ھذا الحكم، فإذا كان الرجل یحكم بغیر ما أنزل اهللا تبعا لھواه مع علمھ أن یكفر لكنھ بین فاسق وظالم، وأما إذا كان یشرع حكما عاما تمشي ال اذهف ؛ هب هللا ىضق اميف قحلا نأبعلیھ األمة یرى أن ذلك من المصلحة وقد لبس علیھ فیھ فال یكفر أیضا، ألن كثیرا من الحكام عندھم جھل بعلم یعلم الشرع الشریعة ویتصل بمن ال یعرف الحكم الشرعي، وھم یرونھ عالما كبیرا، فیحصل بذلك مخالفة، وإذا كانولكنھ حكم بھذا أو شرع ھذا وجعلھ دستورا یمشي الناس علیھ؛ نعتقد أنھ ظالم في ذلك وللحق الذي جاء في الكتاب نأ ىلوأ هللا لزنأ ام ريغب مكحلا نأ ىري نم رفكن امنإو ،اذه رفكن نأ عيطتسن ال اننأ ةنسلاو سیلأ ﴿ :ألنھ یكذب بقول اهللا تعالى رفاك اذه نإف لجو زع هللا مكح لثم وأ ،هيلع سانلا نوكي ھلال.﴾ نونقوي موقل امكح ھلال نم نسحأ نمو نوغبي ةیلھاجال مكحفأ ﴿ :بأحكم الحاكمین ﴾ وقولھ تعالى

Maka beliau menjawab: “Adapun permasalahan yang berkaitan dengan berhukum kepada selain hukum Allah, maka sebagaimana dalam al-Qur’an pelakunya terbagi menjadi 3 jenis, yaitu kafir, zalim, dan fasik, tergantung sebab-sebab yang mendasari (perbuatan)nya. Apabila seseorang berhukum kepada selain hukum Allah karena mengikuti hawa nafsunya sedangkan dia mengetahui bahwa kebenaran itu terletak pada putusan Allah, maka dia tidak kafir akan tetapi dia seorang yang fasik atau zalim.

Jika dia membuat suatu aturan umum yang harus dilakukan oleh umat karena dia (hakim -pent) memandang bahwa hal itu termasuk hal yang bermanfaat dikarenakan ada orang yang membuat kerancuan padanya, maka dia tidak kafir, karena sebagian besar penguasa itu bodoh terhadap ilmu syariat dan berhubungan dengan orang-orang yang tidak

Page 33: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

33

mengetahui hukum syar’i namun mereka menganggap sebagai seorang yang sangat alim. Oleh karena itu penguasa tadi terjerumus dalam kesalahan.

Apabila penguasa itu mengetahui syariat akan tetapi dia berhukum dengan aturan yang menyelisihi aturan Allah yang menyelisihi al-Qur’an dan as-Sunnah kemudian menjadikannya pedoman/undang-undang agar manusia melaksanakannya, kami berkeyakinan bahwa dia adalah seorang yang zalim dalam perbuatannya dan zalim terhadap apa yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, sesungguhnya kami tidak mampu untuk mengkafirkan pelaku perbuatan tadi, hanya saja yang kami kafirkan adalah orang yang menganggap manusia itu lebih baik berhukum dengan selain hukum Allah atau menganggap hukum Allah ‘azza wa Jalla itu sama dengan hukum manusia maka dia kafir karena mendustakan firman Allah ta’ala,

ألیس اللھ بأحكم الحاكمین

“Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”

Dan firman-Nya:

جاھلیة یبغون ومن أحسن من اللھ حكما لقوم یوقنونأفحكم ال

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?.”

Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab saudi

الف ،اهنالطب ملعي وهو ،ةيعضولا نيناوقلا ىلإ مكاحتي نم مكح ام :س :(6310) مقر ىوتفلا هلآو ،هلوسر ىلع مالسلاو ةالصلاو ،هدحو هلل دمحلا“ :ج ؟اهتلازإ ىلع لمعي الو ،اهبراحيعند ملسو هيلع هللا ىلص هلوسر ةنسو هللا باتك ىلإ مكاحتلا بجاولا :دعبو ؛هبحصو رخآال مویالو ھلالب نونمؤت متنك نإ لوسرالو ھلال ىلإ ھودرف ءیش یف متعزانت نإف ﴿ :االختالف، قال تعالىما شجر بینھم ثم لا يجدوا یف كومكحي ىتح نونمؤي ال كبرو الف ﴿ :ذلك خیر وأحسن تأویال ﴾، وقال تعالىوالتحاكم یكون إلى كتاب اهللا تعالى وإلى سنة الرسول صلى اهللا علیھ .في أنفسھم حرجا مما قضیت ویسلموا تسلیما ﴾افع طمع في مال أو منصب؛ فھو وسلم، فإن لم یكن یتحاكم إلیھا مستحال التحاكم إلى غیرھما من القوانین الوضعیھ بد.”مرتكب معصیة، وفاسق فسقا دون فسق، وال یخرج من دائرة اإلیمان

Fatwa nomor 6310:

Soal:

“Apakah hukum seseorang yang meminta untuk dihukumi dengan undang-undang positif padahal dia mengetahui kebatilannya, namun dia tidak memerangi dan tidak berusaha untuk menghapusnya?”

Jawab:

Page 34: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

34

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya dan para sahabatnya, wa ba’du.

Wajib bagi setiap muslim untuk meminta dihukumi dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala terjadi perselisihan.

Allah ta’ala berfiman:

ك خیر وأحسن تأویالفإن تنازعتم في شيء فردوه إلى اللھ والرسول إن كنتم تؤمنون باللھ والیوم اآلخر ذل

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Dan juga Allah ta’ala berfirman:

ینھم ثم ال یجدوا في أنفسھم حرجا مما قضیت ویسلموا تسلفال وربك ال یؤمنون حتى یحكموك فیما شجر ب

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

Maka hanya boleh meminta dihukumi dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila seseorang tidak minta dihukumi dengan keduanya tanpa menganggap boleh karena dorongan rakus harta dan kedudukan, maka dia pelaku kemaksiatan, seorang yang fasik akan tetapi tidak keluar dari keimanan.

Al Allamah Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr hafizhahullah

: 16/11/1420 :سئل في المسجد النبوي في درس شرح سنن أبي داود بتاریخ

ھل استبدال الشریعة اإلسالمیة بالقوانین الوضعیة كفر في ذاتھ؟ أم یحتاج إلى االستحالل القلبي واالعتقاد بجواز ذلك؟ ؟كلذ زاوج مدع داقتوھل ھناك فرق في الحكم مرة بغیر ما أنزل اهللا، وجعل القوانین تشریعا عاما مع اع

– فلأ وأ ،ةئم وأ ،ةرشع وأ ،ةلأسم يف مكحلا نيب قرف ال هنأ ودبي“ :باجأف رثكأ وأ لقأ وأ

ال فرق؛ ما دام اإلنسان یعتبر نفسھ أنھ مخطئ، وأنھ فعل أمرا منكرا، وأنھ فعل معصیة، وانھ خائف من الذنب، فھذا –.رفك نود رفك

– لالحتسالا عم امأو ؛ فإنھ -ي مسألة واحدة، یستحل فیھا الحكم بغیر ما أنزل اهللا، یعتبر نفسھ حالالف ناك ولویكون كافرا “.

Beliau ditanya di Masjid Nabawi pada saat pelajaran Syarah Sunan Abu Dawud tanggal 16/11/1420, “Apakah perbuatan mengganti syariat Islam dengan undang-undang positif

Page 35: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

35

merupakan perbuatan kekufuran tanpa melihat orangnya? Atau membutuhkan penghalalan dari hati dan adanya keyakinan bolehnya hal tersebut? Apakah terdapat perbedaan dalam berhukum dengan selain hukum Allah dalam kasus tertentu, dengan menetapkan undang-undang positif sebagai aturan secara umum diiringi keyakinan tidak bolehnya hal tersebut?”

Maka beliau menjawab:

Tidak ada perbedaan seseorang itu berhukum dengan selain hukum Allah sekali, sepuluh kali, seratus kali atau seribu kali, baik kurang dari itu atau lebih banyak dari itu. Selama seseorang menganggap dirinya salah, melakukan perbuatan mungkar dan maksiat serta dia takut akan dosa dari perbuatannya tersebut, maka perbuatannya ini adalah kufur duna kufrin (kufur yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam -pent)

Namun jika diiringi dengan penghalalan, yaitu menghalalkan berhukum dengan selain hukum Allah dan dirinya menganggap hal itu halal maka dia telah kafir (keluar dari Islam -pent) meski dia melakukannya hanya dalam satu kasus.

Segala puji bagi Allah ta’ala.

Selesai diterjemahkan secara bebas tanggal 3 Jumadil Awal 1427 H.

***

Penerjemah: Muhammad Nur Ichwan Muslim Muroja’ah: Ustadz Aris MunandarArtikel www.muslim.or.id

Page 36: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

36

Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Oleh Ust. Abu Muawiah Senin, 10 November 2009

Berikut penyebutan nama beserta perkataan para ulama yang menyebutkan adanya rincian dalam masalah hukum orang yang berhukum dengan selain hukum Allah. Pada artikel yang telah berlalu (di sini) kami telah menyebutkan ucapan ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, Ibnu Jarir Ath-Thobary, Asy-Syaikh Al-Albany dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahumullah, dan berikut ucapan selain mereka:

1. Imam Ibnul Jauzy rahimahullah. Beliau berkata dalam Zadul Masir (2/366), “Pemutus perkara dalam masalah ini adalah bahwa barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan karena juhud terhadapnya padahal dia mengetahui bahwa Allah menurunkannya, seperti yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi maka dia kafir. Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengannya karena condong kepada hawa nafsu tanpa juhud maka dia adalah orang yang zholim lagi fasik”.

2. Imam Al-Qurthuby rahimahullah. Beliau berkata, “Dan penjelasan hal ini adalah bahwa seorang muslim jika dia mengetahui hukum Allah -Ta’ala- pada suatu perkara lalu dia tidak berhukum dengannya maka : kalau perbuatan dia ini karena juhud maka dia kafir tanpa ada perselisihan, dan jika bukan karena juhud maka dia adalah pelaku maksiat dan dosa besar karena dia masih membenarkan asal hukum tersebut dan masih meyakini wajibnya penerapan hukum tersebut atas perkara itu, akan tetapi dia berbuat maksiat dengan meninggalkan beramal dengannya”. Lihat Al-Mufhim (5/117)

3. Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Beliau berkata dalam Minhajus Sunnah (5/130) setelah menyebutkan firman Allah -Ta’ala- dalam surah An-Nisa` ayat 65, “Maka barangsiapa yang tidak komitmen dalam menerapkan hukum Allah dan RasulNya pada perkara yang mereka perselisihkan maka sungguh Allah telah bersumpah dengan diriNya bahwa orang itu tidak beriman, dan barangsiapa yang komitmen kepada hukum Allah dan RasulNya secara bathin dan zhohir akan tetapi dia berbuat maksiat dan mengikuti hawa nafsunya (dengan meninggalkan hukum Allah-pent.) maka yang seperti ini kedudukannya seperti para pelaku maksiat lainnya (yakni masih beriman-pent.)”. Lihat juga Majmu’ Al-Fatawa (3/267) dan (7/312)

4. Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziah rahimahullah. Beliau menyatakan dalam Madarijus Salikin (1/336), “Dan yang benarnya bahwa berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan (hukumnya) mencakup dua kekafiran: ashghar (kecil) dan akbar (besar) disesuaikan dengan keadaan orang yang berhukum tersebut.

Page 37: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

37

Jika dia meyakini wajibnya berhukum dengan apa yang Allah turunkan dalam kejadian itu tapi dia berpaling darinya (hukum Allah) karena maksiat dan mengakui bahwa dirinya berhak mendapatkan siksaan, maka ini adalah kafir ashghar. Dan jika dia meyakini bahwa dia (berhukum dengan hukum Allah-pent.) tidak wajib dan bahwa dia diberikan pilihan dalam hal itu (maksudnya dia meyakini bahwa boleh memilih antara menerapkan hukum Allah ataumenerapkan hukum selainnya, pent.) padahal dia tahu bahwa itu adalah hukum Allah, maka ini adalah kafir akbar. Dan jika dia tidak mengetahuinya (hukum Allah) dan tersalah di dalamnya (memberi keputusan) maka ini (hukumnya) adalah orang yang tidak sengaja, baginya hukum orang-orang yang tidak sengaja”.

5. Imam Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafy rahimahullah. Setelah menjelaskan pembagian kekafiran seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Qoyyim di atas, beliau dalam Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thohawiyah hal. 323-324 berkata, “… dan hal ini disesuaikan dengan keadaan orang yang berhukun tersebut : Jika dia meyakini bahwa berhukum dengan apa yang diturunkan Allah tidaklah wajib dan bahwa dia diberikan pilihan dalam hal itu atau karena dia menghinakannya (hukum Allah) dalam keadaan dia tetap meyakini bahwa hal itu adalah hukum Allah, maka ini adalah (kekafiran) akbar. Dan jika dia meyakini wajibnya berhukum dengan apa yang Allah turunkan dan dia mengetahui hal itu (hukum Allah) dalam perkara ini, tapi dia berpaling darinya bersamaan dengan itu dia mengakui bahwa dirinya berhak mendapatkan siksaan maka dia adalah pelaku maksiat dan dikatakan kafir secara majaz (ungkapan) atau kufur ashghar. Dan jika dia tidak mengetahui hukum Allah di dalamnya (perkara tersebut) padahal dia telah mengerahkan seluruh usaha dan kemampuannya untuk mengetahui hukum perkara itu tapi dia salah, maka dia adalah orang yang tidak sengaja bersalah, baginya satu pahala atas ijtihadnya dan kesalahannya dimaafkan”.

6. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy rahimahullah. Beliau berkata, “Maka berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan adalah termasuk amalan orang-orang kafir. Kadang mengeluarkan pelakunya dari agama jika dia meyakini halal dan bolehnya hal tersebut, dan kadang hanya merupakan dosa dari dosa-dosa besar dan termasuk perbuatan kekafiran (kufur ‘amaly/kecil-pent.) dan berhak mendapatkan siksaan –lalu beliau membawakan ayat ke 44 surah Al-Ma`idah di atas-. Ibnu ‘Abbas berkata : “Kekafiran di bawah kekafiran, kefasikan di bawah kefasikan dan kezholiman di bawah kezholiman”. Maka dia (berhukum dengan selain hukum Allah) adalah kezholiman besar jika menghalalkannya dan merupakan dosa yang sangat besar ketika mengerjakannya tapi tidak menghalalkannya”. Taysirul Karimir Rahman (2/296-297).

7. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah. Dalam Majmu’ Fatawa beliau (1/80) beliau berkata, “Dan demikian pula penerapan makna (syahadat) ‘Muhammad Rasulullah’ berupa (wajibnya) menerapkan syari’at beliau dan terikat dengannya serta membuang semua yang menyelisihinya berupa undang-undang, aturan-aturan dan yang lainnya yang Allah tidak pernah menurunkan hujjah atasnya. Dan orang yang berhukum dengannya (undang-undang buatan) atau berhukum kepadanya dalam keadaan meyakini benar dan bolehnya hal itu maka dia adalah kafir dengan kekafiran yang mengeluarkan dari

Page 38: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

38

agama, dan jika dia melakukannya tanpa meyakini (benar) dan bolehnya hal itu maka dia kafir dengan kekafiran ‘amaly yang tidak mengeluarkan dari agama”.

8. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithy rahimahullah. Beliau berkata dalam Adhwa`ul Bayan (2/104), “… Dan barangsiapa yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan karena menentang para rasul sebagai pembatalan atas hukum-hukum Allah. maka kezholimannya, kefasikannya dan kekafirannya mengeluarkan dari agama. Dan barangsiapa yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan dalam keadaan meyakini bahwa dia mengerjakan suatu perkara yang haram dan perbuatan yang keji, maka kekafirannya, kezholimannya dan kefasikannya tidak mengeluarkan dia dari agama”. Lihat juga pada (2/109).

9. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah. Beliau berkata, “Barangsiapa yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, maka diatidak lepas dari empat keadaan: 1. Siapa yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena dia lebih afdhol daripada syari’at Islam”, maka dia kafir dengan kekafiran akbar.2. Siapa yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena dia sama/setara dengan syari’at Islam, maka berhukum dengannya boleh dan berhukum dengan syari’at (Islam) juga boleh”, maka dia kafir dengan kekafiran akbar. 3. Siapa yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya sedangkan berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol, akan tetapi berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan adalah boleh”, maka dia kafir dengan kekafiran akbar. 4. Dan siapa yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya” tapi dia meyakini bahwa tidak boleh berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, dan dia menyatakan bahwa berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol serta tidak boleh berhukum dengan selainnya, akan tetapi dia bergampangan (dalam melakukan maksiat) atau dia melakukannya karena perintah dari pemerintahnya, maka dia kafir dengan kekafiran ashghar yang tidak mengeluarkan dari agama dan tergolong ke dalam dosa besar yang paling besar”. Qodhiyatut Takfir Baina Ahlis Sunnah wal Firoq Adh-Dhulal hal. 72.

10. Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr hafizhohullah. Beliau ditanya di Mesjid Nabawy dalam pelajaran Syarh Sunan Abi Daud pada tanggal 16 Dzul Qo’dah 1420 H, “Apakah mengganti syariat Islam dengan undang-undang buatan adalah perbuatan kekafiran pada dzatnya ataukah (pengkafirannya) butuh kepada penghalalan (perbuatan itu) dengan hati dan keyakinan akan bolehnya hal itu? Dan apakah ada perbedaan antara berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan sebanyak satu kali dengan menjadikan undang-undang (buatan) sebagai syari’at umum dalam keadaan meyakini tidak bolehnya hal perbuatan itu?” Maka beliau menjawab, “Yang nampak bahwa tidak ada perbedaan antara berhukum (dengan selain hukum Allah-pent.) dalam satu masalah atau sepuluh masalah atau seratus atau seribu –atau kurang atau lebih dari itu-, tidak ada perbedaan, selama seseorang itu masih menganggap dirinya bersalah dan bahwa dirinya telah melakukan perkara yang mungkar dan bahwa dirinya melakukan maksiat dan dia takut terhadap dosanya, maka ini kekafiran di bawah kekafiran. Adapun jika dia menghalalkan –walaupun dalam satu masalah, dia menghalalkan di dalamnya berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, dia menganggapnya halal- maka dia kafir (keluar dari Islam-pent.)”.

Page 39: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

39

11. Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah. Beliau berkata dalam kitab Al-Makhroj minal Fitnah hal. 82, “Jika seseorang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, maka dia tidak boleh dihukumi kafir kecuali dengan beberapa syarat: 1. Dia tidak terpaksa. 2. Dia mengetahui bahwa hukum tersebut tidak termasuk dari apa yang Allah turunkan. 3. Dia beranggapan bahwa hukum tersebut sama atau (bahkan) lebih baik daripada hukum Allah”.

12. Syaikh Sholeh bin Sa’ad As-Suhaimy hafizhohullah. Beliau berbicara panjang lebar tentang masalah ini dalam sebuah kaset yang berjudul Ajwibah ‘Ala As`ilatin Muhimmah yang kesimpulannya bahwa manusia dalam menghukumi suatu kejadian ada beberapa macam: 1. Seseorang yang mengetahui kebenaran (hukum Allah) dan dalilnya lalu dia berhukum dengannya, maka orang inii mendapatkan 2 pahala, sebagaimana yang ma’ruf dalam sebuah hadits. 2. Seseorang yang berijtihad untuk mencari kebenaran dan dia memang pantas untuk berijtihad lalau dia salah dalam hukumnya, maka juga tetap mendapatkan satu pahala. 3. Seseorang yang berijtihad untuk mencari kebenaran padahal dia belum pantas untuk berijtihad karena kurangnya ilmu yang ada pada dirinya, maka orang ini berdosa dan berbuat maksiat walaupun ternyata hukumnya benar dan sesuai dengan kebenaran. 4. Seseorang yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan karena terpaksa atau di bawah tekanan, maka orang ini diberikan udzur dan tidak berdosa kecuali jika penerapan hukum selain Allah itu mengakibatkan terbunuhnya seseorang atau yang semisalnya. Jika mengakibatkan hal ini lalu dia tetap melakukannya maka dia berdosa akan tetapi tidak sampai kepada jenjang kekafiran, maka yang wajib baginya tidak melaksanakan hukum itu walaupun dirinya akan tertimpa sesuatu yang jelek. 5. Seseorang yang mengetahui hukum Allah lalu dia tidak berhukum dengannya karena dikuasai oleh hawa nafsu atau karena mengharapkan sesuatu dari dunia atau atau untuk mencari perhatian pimpinannya atau karena meremehkan dan bergampang-gampangan dalam maksiat dan semacamnya akan tetapi dia tetap meyakini wajibnya berhukum dengan hukum Allah dan bahwa dirinya sedang melakukan maksiat, maka orang ini berdosa besar walaupun ternyata keputusannya benar akan tetapi tidak mengeluarkannya dari Islam. 6. Seseorang yang mengetahui hukum Allah dan mengetahui kebenarannya akan tetapi dia mendahulukan hukum selain Allah dan menyatakan bahwa sesungguhnya penerapan undang-undang buatan lebih afdhol atau setara dengan hukum Allah atau dia menghalalkan berhukum dengan selain hukum Allah dengan menyatakan bahwa hukum Allah sudah tidak pantas untuk diterapkan di zaman ini atau dia menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara menerapkan hukum Allah atau hukum selainNya. Maka orang seperti inilah yang dikafirkan dan keluar dari Islam. Lalu beliau ditanya, “Sebagian manusia berkata : Saya akan menerapkan dan merinci seperti rincian di atas, akan tetapi pemerintah yang mengganti semua syari’at Allah, tidak mungkin dia mengganti semuanya kecuali karena dia meyakini kekurangan (syari’at Allah) atau (hukum selain Allah) lebih afdhol”? Jawab: “Kita tidak bisa mengharuskan yang demikian kecuali jika dia sendiri yang menegaskannya dengan ucapannya”. Penanya: “Sampai walaupun dia merubah semua syari’at Allah?” Jawab: “Demi Allah, kita tidak bisa mengharuskan hal itu, demi Allah, kita tidak bisa mengharuskan hal itu kecuali jika dia mengatakan bahwa penerapan syari’at

Page 40: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

40

(Islam) sudah tidak pantas atau meyakini kesetaraan (antara kedua hukum) atau menyatakan bolehnya berhukum dengan selain hukum Allah, maka orang ini dikafirkan”. –selesai secara ringkas-

13. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Ar-Rojihy hafizhohullah. Soal: “Apa hukum syari’at kepada seorang hakim yang berhukum dengan hukum buatan Prancis (masuk di dalamnya semua undang-undang dan aturan-aturan yang dibuat oleh tangan-tangan makhluk), padahal diketahui dia masih mengaku muslim, sholat, berpuasa dan mengerjakan haji. Apa yang dikatakan terhadap (baca : hukum) orang yang seperti ini?”. Jawab: “Jika dia meyakini bolehnya berhukum dengan undang-undang Prancis maka dia kafir jika meyakini bolehnya, adapun jika dia tidak meyakini hal itu atau dia terkena suatu syubhat maka harus ditegakkan hujjah atasnya terlebih dahulu”. Dari kaset Syarh Nawaqidhul Islam.

14. Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmy hafizhohullah. Beliau menyatakan, “Dan (ketiga) ayat ini dibawa (pengertiannya) berdasarkan jeis-jenis manusia dalam berhukum dengan selain hukum Allah. Maka di antara mereka ada yang mengakui bahwa yang wajib adalah menerapkan hukum Allah akan tetapi kecintaan terhadap harta atau takut tekanan atau sentimen terhadap terdakwa atau karena hubungan baik dengan terdakwa atau karena menerima sogokan mendorong dirinya untuk berhukum dengan selain hukum Allah maka dia tidaklah kafir, dia hanyalah seorang yang fasik. Yang kafir hanyalah orang yang meyakini bahwa hukum selain Allah ‘Azza wa Jalla lebih baik dari hukum Allah, maka barangsiapa yang meyakini hal ini atau meyakini hukum selain Allah setara dengan hukum Allah maka dia dihukumi kafir keluar dari Islam”. -Selesai dengan ringkasan dari kaset yang berjudul Taujihat fil ‘Aqidah wal Manhaj wad Da’wah.

15. Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Nashir Alu ‘Ubaikan hafizhohullah. Beliau berkata, “Maka orang yang berhukum dengan undang-undang buatan dan tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan tidak boleh bagi kita untuk mengkafirkannya dan mengeluarkannya dari Islam kecuali jika kita memeriksa keadaannya terlebih dahulu, apakah dia meyakini bahwa hukum selain Allah lebih baik dari hukum Allah? Ataukah dia tidak mengakui hukum Allah? Karena hal ini (kalau dia yakini-pent.) membuat dia kafir tanpa ada keraguan. Akan tetapi jika dia berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan karena syahwat dirinya atau untuk mendapatkan maslahat keduniaan atau takut akan (kehilangan) kedudukannya atau hukumnya tidak diterima (jika berhukum dengan hukum Allah-pent.), sedangkan dia tetap meyakini di dalam hatinya bahwa hukum Allah itu lebih baik, jika ada seseorang yang bersifat seperti ini maka kita tidak mengatakan dirinya kafir keluar dari Islam. Perumpamaannya seperti seorang hakim yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan karena sogokan, maka kaum muslimin telah bersepakat bahwa hakim yang seperti ini tidaklah kafir tapi pelaku dosa besar. Inilah pendapat yang paling benar di antara pendapat-pendapat ulama, seandainya tidak ada (penghalang kekafiran-pent.) kecuali sekedar adanya syubhat dalam pengkafirannya maka sungguh itu sudah cukup (untuk tidak mengkafirkanya-pent.)”. Dari kitab Al-Khawarij wal Fikrul Mutajaddid hal. 46.

16. Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah Al-Jabiry hafizhohullah. Belia menyatakan, “Para ulama dan imam kaum muslimin telah menetapkan bahwa orang berhukum

Page 41: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

41

dengan selain apa yang Allah turunkan mempunyai beberapa keadaan : 1. Meyakini bahwa hukum undang-undang lebih baik daripada hukum Allah. 2. Meyakini bahwa hukum undang-undang setara dengan hukum Allah. 3. Meyakini bahwa hukum Allah sudah tidak pantas untuk manusia. Pada ketiga keadaan ini, jika dia mengetahui rusaknya ucapan ini (akan tetapi dia tetap melaksanakannya-pent.) maka dia dikafirkan. 4. Tersisa keadaan yang keempat yaitu orang berhukum dengan selain hukum Allah, baik dia adalah orang yang bodoh yang menyangka urusan itu hanya semata-mata berhukum di antara manusia, maupun dia mengetahui tidak bolehnya tapi meyakini dirinya bersalah dan berdosa ataukah orang itu menta’wi, maka orang yang seperti ini tidak dihukumi kafir tapi dihukumi sebagai pelaku maksiat. Dan wajib atas manusia untuk tetap di berada di bawah kepemimpinan dan bai’atnya agar kalimat kaum muslimin tidak terpecah belah”. –Selesai secara ringkas dari kaset Jalsatun fii Yanba’i Ash-Shona`iyyah-

17. Syaikh Robi’ bin Hady Al-Madkhaly hafizhohullah. Soal: “Apakah batasan syar’iy dalam mengkafirkan orang yang berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan?” Jawab: “… Jika dia tidak menghalalkannya maka sungguh dia telah terjatuh ke dalam kekafiran, akan tetapi kekafiran yang di bawah kekafiran (besar). Dan jika dia menghalalkannya maka sungguh dia telah terjatuh ke dalam kekafiran besar yang mengeluarkannya dari Islam. Inilah kesimpulan yang dikatakan oleh para ulama dalam masalah ini”. Dari kaset yang berjudul Ad-Duror As-Salafiyah fii Musyabahatir Rofidhoh Al-Quthbiyah [Lihat perkataan para ulama lainnya dalam Aqwalul ‘Ulama` As-Salafiyyin Al-Qo`ilina bit Tafshil fii Hukmi man Hakkamal Qowanin dan Aqwalul ‘Ulama` Al-Mu’tabarin fii Tahkimil Qowanin]

Inilah sebagian dari perkataan para ulama salaf yang mereka ini merupakan tempat rujukan dalam memecahkan setiap permasalahan kaum muslimin, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, wallahu yahdis sabil.

Sumber : http://al-atsariyyah.com/?p=1135#more-1135

Page 42: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

42

BAB VIII

PERDEBATAN TENTANG

KESELAMATAN DI LUAR GEREJA KATHOLIK

(sumber ekaristi.org)

arema jaya

Joined: 19 May 2004Posts: 314

Posted: Wed, 27-10-2004 12:30 am Post subject: Re: Sekilas Keselamatan di Luar Gereja

bonthot wrote:

Sekilas Keselamatan di Luar Gereja

AMDG

Kesesatan muncul dengan mengubah arti dokumen konsili vatikan II yaitu bahwa agama-agama itu mempunyai unsur-unsur kebenaran. Ini ajaran konsili tetapi dirubah sedikit demi sedikit yaitu menjadi bahwa agama itu mempunyai unsur keselamatan, dan ini kemudian dirubah sedikit lagi bahwa semua agama mempunyai keselamatan. Kesimpulan terakhir jelas semua agama menyelamatkan entah agama itu bikinan oomnya atau menantunya pokoknya agama. Tetapi ini bukan ajaran Tuhan dan bukan konsili tetapi ajaran pemalsu. Dan bapaknya pemalsu itu Mr Lucifer ulat tua pemalsu sejagad dari Adam sampai manusia terakhir. Semoga jelas.

MGBU, Rm Petrus Santoso B, CM

Bisakah Rm. Santoso memberi penjelasan beberapa hal sbb: 1. Kesesatan post-Konsili: Siapakah yg mengatakan bhw itu sesat? Adakah dokumen

Page 43: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

43

resmi yg menyatakannya? 2. Dikatakan bhw ajaran "agama2 lain mempunyai unsur2 kebenaran" itu sesat. Bisakah Rm. Santoso menunjukkan bukti tesis anda bhw "agama2 lain tidak mempunyai atau tidak memiliki unsur2 keselamatan". 3. Ajaran konsili dirubah. Oleh siapa? Buktikan mana2 saja yg dirubah. 4. Mr. Lucifer itu siapa? Manakah dokumen gereja yang mengatakan bahwa teologi post-konsili adalah buah hasil Mr. Lucifer? 5. Bagaimana pendapat Rm Santoso ttg perubahan kata kerja "est" dengan "subsistit in" dlm konteks Extra Ecclesiam Nulla Salus?

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Wed, 27-10-2004 1:34 am Post subject: Re: Sekilas Keselamatan di Luar Gereja

arema jaya wrote:

Bisakah Rm. Santoso memberi penjelasan beberapa hal sbb: 1. Kesesatan post-Konsili: Siapakah yg mengatakan bhw itu sesat? Adakah dokumen resmi yg menyatakannya?

Yang dikatakan Rm Santoso:

Kesesatan muncul dengan mengubah arti dokumen konsili vatikan II

Yang mengubah artilah yang sesat.

Quote:

2. Dikatakan bhw ajaran "agama2 lain mempunyai unsur2 kebenaran" itu sesat. Bisakah Rm. Santoso menunjukkan bukti tesis anda bhw "agama2 lain tidak mempunyai atau tidak memiliki unsur2 keselamatan".

Yang dikatakan Rm Santoso:

agama-agama itu mempunyai unsur-unsur kebenaran. Ini ajaran konsili tetapi dirubah sedikit demi sedikit yaitu menjadi bahwa agama itu mempunyai unsur keselamatan

Aku rasa yang dimaksudkan Rm Santoso adalah unsur keselamatan yang bisa membawa keselamatan.

Page 44: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

44

Agama yang BISA mempunyai unsur keselamatan cuma Protestant dan Orthodox, yang paling nyata adalah Orthodox. Dua agama ini BISA memberikan keselamatan secara tekhnis, meskipun keselamatan itupun juga dari Gereja Katolik.

Sakramen bekerjanya adalah Ex Opere Operato. Jadi meskipun yang melakukan sakramen itu adalah seorang penghujat namun sakramen tetaplah tindakan Allah yang dilakukan dengan tangan manusia (tangan manusia digerakkan Allah). Jadi kalaupun yang membaptis kamu adalah Adolf Hitler maupun Yudas, maka baptisan kamu berasal dari Allah dan tetap memberikan tanda tak terhapuskan.

Nah, bayi Protestant (sebagian Protestant membaptis bayi) dan Orthodox yang telah dibaptis dan belum memasuki age of reason (secara standard ditetapkan 7 tahun meskipun ini bukan patokan pasti) maka kalau dia dibaptis dia adalah anggota dari Gereja Katolik. Dan karena itu, kalaupun bayi tersebut mati, maka bayi tersebut akan masuk surga.

Inilah bekerjanya sakramen diluar Gereja, meskipun sakramen itu mendapatkan kuasanya dari Gereja dan merupakan hak Gereja. dari sinilah BISA dikatakan bahwa "ada unsur keselamatan di agama lain."

Lumen Gentium

8. ...Walaupun diluar persekutuan itupun terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran, yang merupakan karunia-karunia khas bagi Gereja Kristus dan mendorong ke arah kesatuan katolik.

Jelas sekali bahwa unsur keselamtan ini tidak akan ada di agama non-Kristen. Sementara bagi non-Kristen disebutkan:

Lumen Gentium

16. ... Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, Gereja dipandang sebagai persiapan Injil

Quote:

3. Ajaran konsili dirubah. Oleh siapa? Buktikan mana2 saja yg dirubah.

Oh banyak sekali. Yang paling terkenal sekarang adalah kandidat calon Presiden Amerika John Kerry. Lalu ada Rm. Hans Kung, Rm. Andrew Greeley (yang sudah dikecam oleh TIGA uskup) dan banyak sekali awam, theologian, Romo ataupun Uskup yang mengkorupsi arti dari Vatikan 2.

Yang terkorupsi biasanya adalah:

Page 45: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

45

1. Bahwa keselamatan bisa didapatkan di agama lain 2. Bahwa suara hati yang tidak sesuai dengan ajaran konstan Gereja harus diikuti. 3. dll

Quote:

4. Mr. Lucifer itu siapa? Manakah dokumen gereja yang mengatakan bahwa teologi post-konsili adalah buah hasil Mr. Lucifer?

Yang dikatakan Rm. Santoso adalah:

bukan ajaran Tuhan dan bukan konsili tetapi ajaran pemalsu. Dan bapaknya pemalsu itu Mr Lucifer ulat tua pemalsu sejagad dari Adam sampai manusia terakhir.

Jadi Rm Santoso mengecam ajaran yang mengkorupsi makna ajaran yang sesungguhnya dari Vatikan 2 bukan ajaran Vatikan 2-nya sendiri._________________

donjuanqt

Joined: 01 Aug 2004Posts: 143Location: Germany

Posted: Tue, 02-11-2004 1:42 am Post subject:

Hmmm... Ummmmmm.... Ummmmmmmmmm.....

Jadi maksud Romo agama lainpun (tepatnya orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan tetapi karena bukan kesalahannya tidak sampai mengenal Yesus) bisa diselamatkan, karena kebaikan hati Yesus dan Yesus sendiri merupakan Tuhan dan sekaligus Kepala Gereja Katolik.. Begitukah?!

Kalo begitu artinya; Pasca Konsili Vatikan II Gereja Katolik sekarang dipandang sebagai Gereja Universal dengan Kristus sebagai Kepala Gereja Universal dan INSTITUSI Gereja Katolik dipandang sebagai Sakramen Keselamatan yang memimpin dan menghantarkan semua umat manusia yang tidak dibatasi oleh golongan, suku, ras, maupun agama (Orang-orang yang sungguh mencari Tuhan, atau disebut sebagai People of God) untuk menerima janji keselamatan..

Dengan kata lain, (dalam bahasa bodoh kaum awam) di luar INSTITUSI Gereja Katolik ada keselamatan...

Mohon bimbingan Romo Petrus..

NB: Romo kalo boleh tahu waktu dulu TOP nya dimana?!

Page 46: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

46

Terima kasih...

God Bless Us

Oh ya Mo Petrus, silahkan buka disini nih... http://www.ekaristi.org/phpbb/viewtopic.php?p=7581#7581

mending kita bercakap-cakap di dalam aja yaa

arema jaya

Joined: 19 May 2004Posts: 314

Posted: Thu, 04-11-2004 1:36 am Post subject:

Ajaran Extra Ecclesiam Nulla Salus bisa diibaratkan sbb (Ini hanya pendapat imajiner):

1. Gereja Katolik adalah sebuah mobil yg dilengkapi dg peralatan2 secara lengkap tanpa kekurangan apapun. Pilotnya adalah Paus. Dia bertugas mengendalikan dan menjaga kesehatan mobil dan kesatuan arah perjalanan. Para uskup bertugas sbg co-pilot dan sekaligus mengatur dan menjaga kesehatan dan ketekadan hati semua penumpang. Mereka yg ada di mobil adalah seluruh umat katolik yang ada di dunia ini maupun yang masih ada di purgatory. Tujuh sakramen dan ajaran2 gereja adalah perlengkapan2 esensial mobil tsb, spt alat kemudi (steering wheel), bensin/gas, rem, kunci, ACCU, mesin dsb. Sedang sakramentali adalah aksesori2 yg mempercantik dan membuat nyaman mobil dan perjalanan. Tujuan mobil sudah bisa diprediksi yi pasti ke surga krn sang sopir sudah mendapat licence dari Presiden Surga sendiri. Dan itupun dijamin oleh peralatan2 mobil yg baik dan lengkap.

2. Gereja Ortodoks juga seperti mobil tsb di atas, hanya saja tidak mempunyai pilot utama (Paus) yg menjaga persatuan seluruh penumpang. Mereka hanya mempunyai beberapa co-pilot yg mewakili berbagai kelompok penumpang.

3. Gereja2 non-katolik lainnya juga seperti mobil gereja katolik di atas namun punya banyak kekurangan sana-sini yg fundamental misalnya pilot yg punya license, alat kemudi, bensin, rem dsb. Hal ini dengan sendirinya akan mengakibatkan bukan hanya bahwa mobil tsb mungkin tidak bisa jalan atau rusak tetapi juga perjalanan itu sendiri bisa nyasar kemana-mana. Malah bisa-bisa masuk jurang….

Page 47: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

47

4. Islam/Hindu/Buda/Animis dsb bukanlah mobil seperti dalam gereja katolik, tetapi pejalan kaki. Mungkin saja mereka memiliki peta yg menunjukkan tujuan perjalanan namun siapa bisa tahu bhw mereka akan sampai ke tujuan?

5. Atheisme bukan mobil tapi pejalan kaki yang tidak tahu mau kemana dan untuk apa berjalan.

Maxine

Joined: 01 Nov 2004Posts: 95Location: Jakarta

Posted: Wed, 01-03-2006 7:28 pm Post subject:

shalom all, permisi mau ikutan yah... aku baca2 Vatikan II dan menemukan ini:

KONSTITUSI DOGMATIS TENTANG GEREJA

16. (Umat bukan-kristiani)

Akhirnya .... Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; diantara mereka terdapat terutama kaum muslimin, yang menyatakan bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat. Pun dari umat lain,yang mencari Allah yang tak mereka kenal dalam bayangan dan gambaran, tidak jauhlah Allah, karena Ia memberi semua kehidupan dan nafas dan segalanya (lih. Kis 17:25-28), dan sebagai Penyelamat menhendaki keselamatan semua orang (lih. 1Tim 2:4). Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal([33]). Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, Gereja dipandang sebagai persiapan Injil([34]), dan sebagai kurnia Dia, yang

Page 48: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

48

menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan...

sumber; http://www.ekaristi.org/vat_ii/Konstitu ..entang_Gereja.php

selanjutnya kita lihat keterangan DV dari :

PERNYATAAN TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA

TENTANG HAK PRIBADI DAN MASYARAKAT ATAS KEBEBASAN SOSIAL DAN SIPIL DALAM HAL KEAGAMAAN

1. MARTABAT PRIBADI MANUSIA .... Dengan saksama Konsili Vatikan ini mempertimbangkan aspirasi-aspirasi itu, dan bermaksud menyatakan betapa keinginan-keinginan itu selaras dengan kebenaran dan keadilan. Maka Konsili ini meneliti Tradisi serta ajaran suci Gereja, dan dari situ menggali harta baru, yang selalu serasi dengan khazanah yang sudah lama.

Oleh karena itu Konsili suci pertama-tama menyatakan, bahwa Allah sendiri telah menunjukkan jalan kepada umat manusia untuk mengabdi kepada-Nya, dan dengan demikian memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dalam Kristus.

=> Kita percaya, bahwa satu-satunya Agama yang benar itu berada dalam Gereja katolik dan apostolik, <=

yang oleh Tuhan Yesus diserahi tugas untuk menyebarluaskannya kepada semua orang, ketika bersabda kepada para Rasul: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20). Adapun semua orang wajib mencari kebenaran, terutama dalam apa yang menyangkut Allah dan Gereja-Nya. Sesudah mereka mengenal kebenaran itu, mereka wajib memeluk dan mengamalkannya....

maksud jelasnya bagaimana ya, mohon penjelasan,

AthanasiosPenghuni Ekaristi

Joined: 12 Feb 2004Posts: 4039

Posted: Wed, 01-03-2006 8:40 pm Post subject:

Page 49: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

49

Quote:

Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; diantara mereka terdapat terutama kaum muslimin, yang menyatakan bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat. Pun dari umat lain,

Artinya ialah bahwa dalam agama Islam pun ada nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebenaran yang ada dalam agama Islam serta agama-agama lainnya tidak lah kita tolak, malahan harus kita akui kebenarannya .

Dalam artikel 16 disebut bahwa agama Islam memiliki kebenaran dalam hal:

1. Mengakui Sang Pencipta 2. Mengakui Iman Abrahama 3. Menyembah Allah 4. Mengakui serta menantikan adanya hari kiamat

Perhatikanlah bahwa dokumen ini tidak sedikit pun menyinggung (alias bungkam) dalm poin-poin dimana terjadi pertentangan antara iman Islam dan iman Kristen (cth; mengenai apakkah Yesus itu Tuhan atau bukan, mengenai Ishak atau Ismail yang dikorbankan, etc..etc) dan juga bungkam mengenai Al-Qur'an dan Nabi Muhammad dua hal yang bagi umat Islam sangat penting keberadaannya.

Tidak lain sikap bungkam ini disebabkan karena Gereja tidak mengakui kebenaran dari hal-hal tersebut.

Secara kasar Gereja hanya ingin berkata bahwa dalam agama Islam ada hal-hal yang benar dan kebenaran dalam Islam bisa dikatakan lebih banyak dibandingan dengan kebenaran yang dimiliki oleh agama-agama pagan lain (seperti Hinduisme, Buddhisme, dll). Tapi juga bahwa dalam agama Islam terdapat sejumlah kesalahan (bahkan kesalahan fatal) dalam pengenalan akan Allah. Ini nyata sekali dalam kalimat-kalimat terakhir dari LG 16

Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, Gereja dipandang sebagai persiapan Injil([34]), dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan. Tetapi sering orang-orang, karena ditipu oleh si Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, yang mengubah kebenaran Allah menjadi dusta, dengan lebih mengabdi kepada ciptaan daripada Sang Pencipta (lih. Rom 1:21 dan 25). Atau mereka hidup dan mati tanpa Allah di dunia ini dan menghadapi bahaya putus asa yang amat berat. Maka dari itu, dengan mengingat perintah Tuhan: “Wartakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15), Gereja dengan sungguh-sungguh berusaha mendukung misi-misi, untuk memajukan kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang itu.

Page 50: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

50

Dalam baris sebelumnya (yang sudah kamu kutip juga) kamu akan menemukan kalimat ini

Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal([33]). Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, Gereja dipandang sebagai persiapan Injil([34]), dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan...

Yang aku bold adalah doktrin mengenai invincible ignorance (kristen anonim) dimana mereka yang memenuhi kriteria yang aku bold dapat diselamatkan. LG 16 tidak menyebut bagaimana "dapat"-nya mereka memperoleh keselamatan dan berdasarkan Tradisi kita meyakini bahwa "dapat"-nya itu terjadi bila mereka pada akhir hidupnya dipersatukan oleh Allah ke dalam Kristus melalui Gereja-Nya.

Dalm membaca ini hendaknya juga diperhatikan apa yang dikatakan oleh LG art 14 Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan.

Pada bagian yang di-italic dijelaskan bahwa dalam setiap kebenaran (parsial/sebagian) yang dimiliki oleh agama-agama lain sebenarnya Allah sedang mempersiapkan mereka untuk menerima Injil. Jadi melalui kebenaran (parsial) yang dimiliki oleh agama Islam sebenarnya umat Islam dipersiapkan oleh Allah untuk menerima kebenaran yang penuh yaitu Injil yang diimani dan diwartakan oleh Gereja Katolik. Gagasan ini dinyatakan juga oleh LG 17

Dengan mewartakan Injil Gereja mengundang mereka yang mendengarnya kepada iman dan pengakuan iman, menyiapkan mereka untuk menerima babtis, membebaskan mereka dari perbudakan kesesatan, dan menyaturagakan mereka kedalam Kristus, supaya karena cinta kasih mereka bertumbuh ke arah Dia hingga kepenuhannya. Dengan usaha-usahanya Gereja menyebabkan, bahwa segala kebaikan yang tertaburkan dalam hati serta budi orang-orang, atau dalam upacara-upacara dan kebudayaan para bangsa sendiri, bukan saja tidak hilang, melainkan disehatkan, diangkat dan disempurnakan demi kemuliaan Allah, demi tersipu-sipunya setan dan kebahagiaan manusia. Setiap murid Kristus mengemban beban untuk menyiarkan iman sekadar kemampuannya([35]). Setiap orang dapat membabtis orang beriman. Tetapi tugas imamlah melaksanakan pembangunan Tubuh Kristus dengan mempersembahkan korban Ekaristi. Dengan demikian terpenuhilah sabda Allah melalui

Page 51: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

51

nabi: “Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya besarlah nama-Ku diantara para bangsa, dan disetiap tempat dikorbankan dan dipersembahkanlah persembahan murni kepada nama-Ku” (Mal 1:11)([36]). Begitulah Gereja sekaligus berdoa dan berkarya, agar kepenuhan dunia seluruhnya beralih menjadi Umat Allah, Tubuh Tuhan dan Kenisah Roh Kudus, dan supaya dalam Kristus, Kepala semua orang, di persembahkan kepada Sang Pencipta dan Bapa semesta alam segala hormat dan kemuliaan.

dan juga dalam LG art 13

Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya dibawah kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya([24])...........

Jadi kepada kesatuan katolik Umat Allah itulah, yang melambangkan dan memajukan perdamaian semesta, semua orang dipanggil. Mereka termasuk kesatuan itu atau terarahkan kepadanya dengan aneka cara, baik kaum beriman katolik, umat lainnya yang beriman akan Kristus, maupun semua orang tanpa kecuali, yang karena rahmat Allah dipanggil kepada keselamatan.

Quote:

Kita percaya, bahwa satu-satunya Agama yang benar itu berada dalam Gereja katolik dan apostolik, <=

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Gereja mengakui dalam agama-agama lain ada kebenaran parsial (sebagian). Namun pada dasarnya kebenaran parsial bukanlah kebenaran samasekali.

Sebab dalam kebenaran aprsial itu bercampur aduklah antara hal yang benar dan yang salah.

Dengan pernyataan ini mau dikatakan bahwa dalam iman Gereja hanya agama Katolik sajalah yang 100% benar tanpa ada kesesatan samasekali. Hal yang sama telah disinggung pula dalam LG art 8

Itulah satu-satunya Gereja Kristus yang dalam Syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik[[12]]. Sesudah kebangkitan-Nya Penebus kita menyerahkan Gereja kepada Petrus untuk digembalakan (lih. Yoh 21:17). Ia mempercayakannya kepada Petrus dan para rasul lainnya untuk diperluaskan dan dibimbing (lih. Mat 28:18 dsl), dan mendirikannya untuk selama-lamanya sebagai “tiang penopang dan dasar kebenaran” (lih. 1Tim 3:15). Gereja itu, yang didunia ini disusun dan diatur sebagai serikat, berada dalam Gereja katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya[[13]], walaupun diluar persekutuan itupun terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran, yang merupakan karunia-karunia khas bagi Gereja Kristus dan mendorong ke arah kesatuan katolik

Page 52: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

52

Juga dari Unitatis Redeintegratio (Dekrit tentang Ekumene) art 6

Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, Selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.

Dan dari Nostra Aetate (tentang hubungan dengan agama non-Kristen) art 3 Gereja katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, Tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya[[4]].

Mudah-mudahan jelas dan maaf kalau kurang sistematis, silahkan tanya kalau masih bingung atau malah tambah bingung...

Note: Maaf beberapa kali tulisan ini diedit, pengeditan hanya untuk memperbaiki tampilan serta memberi tekanan (bold, italic, underline) agar bagian-bagian yang aku anggap penting untuk diperhatikan secara khusus menjadi lebih jelas. Maaf kalau jadi terganggu_________________Sancta et catholica Ecclesia, quae est corpus Christi mysticum- Konsili Oikumenis Vatikan II Orientalum Ecclesiorum art.2

shmilyPenghuni Ekaristi

Joined: 26 Oct 2005Posts: 2799Location: Ekaristi.org

Page 53: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

53

Posted: Tue, 04-04-2006 3:52 pm Post subject:

Mumpung lagi hangat di bicarakan di Kelompok karyawan Muda Katolik.. (dan supaya tidak membuat topik baru). kebetulan saya undang mereka untuk masuk ke forum diskusi ini.. sehingga memudahkan mereka mencari dan mengerti.

saya butuh bantuan rekan-rekan moderator DV, Tony, Antha, dll untuk membuat kesimpulan dari diskusi ini (bila memungkinkan tolong diberikan referensi dari point2 di bawah ini).. 1. Apakah ada keselamatan di luar Gereja 2. Apa arti Invinsible Ignorance/Innocent Ignorance 3. Apa arti Sola Gracia dan bagaimana Gereja Katolik melihatnya 4. Apa arti Sola Fide dan bagaimana Gereja Katolik melihatnya 5. Bila ada seorang dilahirkan, dibesarkan dan dididik menjadi seorang beragama non Katolik atau tidak beragama, apakah ia memiliki kesempatan untuk diselamatkan ? (Jika ya, bagaimana. Jika tidak, mengapa). 6. Apakah mungkin hal no 5 bisa dikatakan Invinsible Ignorance ?

Thanks_________________Salam dan doaF A Q Belajar Bersama Kanon 7 Sakramen

Psalms 119:159 See how I love your precepts, LORD; in your kindness give me life.Back to top

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Tue, 04-04-2006 7:03 pm Post subject:

shmily wrote:

1. Apakah ada keselamatan di luar Gereja

Tidak.

The 17th Ecumenical Council of Florence (A.D. 1438 - 1445): "[The Holy Roman Church] firmly believes, professes, and proclaims that those not

Page 54: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

54

living within the Catholic Church, not only pagans, but also Jews and heretics and schismatics cannot become participants in eternal life, but will depart `into everlasting fire which was prepared for the devil and his angels' (Matt. 25:41), unless before the end of life the same have been added to the flock; and that the unity of the ecclesiastical body is so strong that only to those remaining in it are the sacraments of the Church of benefit for salvation, and do fastings, almsgiving, and other functions of piety and exercises of Christian service produce eternal reward, and that no one, whatever almsgiving he has practiced, even if he has shed blood for the name of Christ, can be saved, unless he has remained in the bosom and unity of the Catholic Church." -Bull Cantate Domino

"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, penganut ajaran sesat dan skismatik tidak bisa menjadi participant dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa, kemurahan dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun kemurahan yang dia lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja Katolik." Bulla - Cantate Domino

Pope John Paul II (A.D. 1978 - 2005)"We are the guardians of something given, and given to the Church universal; something which is not the result of reflection, however competent, on cultural and social questions of the day, and is not merely the best path among many, but the one and only path to salvation." (John Paul II, "I Confirm You to Truth," Address to Joint Assembly of the U. S. Archbishops and the Department Heads of the Roman Curia, March 11, 1989, The Pope Speaks, 34 (September/October, 1989)

"Kita adalah penjaga dari sesuatu yang diserahkan, dan diserahkan ke Gereja universal; sesuatu yang bukan dihasilkan dari refleksi, bagaimana kompletennya, atas pertanyaan kultural dan sosial akhir-akhir ini, dan bukan hanya jalan terbaik diantara banyak jalan, tapi satu-satunya jalan keselamatan."

Tentu masih banyak yang lain.

Quote:

2. Apa arti Invinsible Ignorance/Innocent Ignorance

Aku tidak pernah mendengar bahwa invincible ignorance mempunyai nama lain innocent ignorance.

Berikut adalah artikel dari Jimmy Akin yang merupakan Chief Apologist dari Catholic

Page 55: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

55

Answer (catholic.com). Artikel ini plaing gampang menjelaskan invincible ignorance (kalau mau yang mbulet, buka-buka Summa Theologica dan Catholic Encyclopedia)

Moral theology divides ignorance into a number of categories. The two I will consider here are invincible and vincible. Ignorance is invincible if a person could not remove it by applying reasonable diligence in determining the answer. Ignorance is vincible if a person could remove it by applying reasonable diligence. Reasonable diligence, in turn, is that diligence that a conscientious person would display in seeking the correct answer to a question given (a) the gravity of the question and (b) his particular resources.

The gravity of a question is determined by how great a need the person has to know the answer. The answers to fundamental questions (how to save one's soul, how to preserve one's life) have grave weight. The answers to minor questions (the solution to a crossword puzzle) have light weight.

The particular resources a person has include (a) the ease with which he can obtain the information necessary to determine the answer and (b) the ease with which he can make an accurate evaluation of the evidence once it is in his possession. The graver the question and the greater the resources available, the more diligence is needed to qualify as reasonable. The lighter the question and the fewer the resources available, the less diligence is needed to qualify as reasonable

Seperti kita tidak bisa menentukan siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka (Gereja bisa), kita tidak dapat menentukan secara pasti siapa yang invincible ignorancedan siapa yang vincible ignorance. Tapi baiklah kita coba memakai batasan2 yang dikemukakan Jimmy Akin untuk menebak secara inteligen.

Bila ada seorang Muslim di Jakarta, apakah dia invincible ignorance? Well, pertama kita harus lihat apakah si Muslim ini bisa menghilangkan ignorancenya dengan reasonable diligence (kalau dia tidak bisa berarti dia Invincible Ignorance tapi kalau dia bisa berarti Vincible Ignorance).

Seberapa keras upaya orang untuk melakukan reasonable diligence? Diatas tertulis bahwa ini tergantung dari dua hal, keseriusan pertanyaan (gravity of the question) dan sumber daya yang dia punya. Nah, masalah keselamatan jelas merupakan pertanyaan yang sangat serius. Jadi kita bisa mengatakan bahwa keseriusan dari pertanyaannya adalah paling serius dan tidak ada yang lebih serius. Hal ini menyebabkan naiknya upaya yang harus dilakukan si Muslim untuk melakukan reasonable diligence. Sekarang kita lihat mengenai masalah sumber daya yang dia punya. Di Jakarta tentu saja banyak sekali Gereja Katolik. Banyak sekali Romo yang bisa dia kunjungi. Di Jakarta juga ada beberapa Rumah Sakit Katolik dan Panti Katolik. Dan yang juga banyak sekali adalah Sekolah Katolik. Dari semua institusi Katolik tersebut sebenarnya si Muslim bisa tahu akan keberadaan Katolik dan dia bisa tanya atau pinjam buku di perpustakaan Gereja, sekolah etc. Bahkan, kalau dia ada akses internet dan dia bisa baca BHS Inggris, maka banyak sekali sumber pengetahuan akan Gereja Katolik. Dan perlu diingat bahwa Allah telah memberi rahmat yang cukup bagi SEMUA orang untuk bergabung dengan

Page 56: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

56

GerejaNya supaya selamat.

Dari sini kita bisa menebak bahwa kemungkinan seorang Muslim di Jakarta untuk berada dalam kondisi Invincible Ignorance, kecil sekali. Dan bila dia vincibly ignorant, maka kalau dia tidak bergabung dengan Gereja Katolik pada detik akhir kematiannya, dia tidak akan selamat.

Bagi Protestant maka kemungkinan Invincible Ignorant sangat kecil sekali. Kenapa? Karena mereka menerima dan diajari Kitab Suci. Dan iman yang diwahyukan di kitab Suci adalah Iman yang Katolik. Di Kitab suci dikatakan tentang Primacy Petrus (Mat 16:18). Di Kitab Suci dikatakan tentang Kehadiran Nyata Yesus dalam ekaristi (Yoh 6:28-69; 1Kor 10:16-17; 1Kor 11:23-34). Di Kitab Suci disebutkan bahwa Sola Fide adalah salah (Yak 2:24). Di Kitab Suci disebutkan pentingnya Tradisi (2Tes 2:15, 2Tes 3:6; 1Kor 11:2). Di Kitab Suci disebutkan akan adanya korban tahir yang dirayakan bangsa-bangsa dari pagi samapai malam terus menerus, ini merupakan nubuat untuk Misa Gereja Katolik (Mal 1:10-11) dan lain-lain

Bagi Orthodox kemungkinan Invincible Ignorant lebih kecil dari Protestant. Ini karena Orthodox seperti Gereja Katolik juga percaya akan Tradisi+Kitab Suci. Dari Tradisi itu mereka seharusnya bisa mengetahui bagaimana Gereja berfungsi di masa-masa awal Gereja. Dan dari kesaksian Bapa Gereja Awal dari Timur sendiri banyak sekali dari mereka yang menyatakan keutamaan Uskup Roma. Namun mereka tidak mendengarkan perkataan dari Bapa Gereja mereka sendiri.

Yang paling mungkin berada dalam keadaan Invincible Ignorance adalah orang Muslim di negeri seperti Afghanistan dimana pemerintahnya yang bertangan besi mencegah segala informasi non-muslim. Jadi mungkin sekali banyak orang di Afghanistan sebelum perang, berada dalam keadaan invincible Ignorance. Apakah mereka selamat? Tentu saja tidak, untuk selamat mereka harus mencari Tuhan dengan tulus dan mati dalam keadaan tidak berdosa besar.

Nah, kalau tiga syarat terpenuhi (Invincible Ignorance, mencari Allah dengan tulus, tidak mati dalam keadaan berdosa besar) apakah ini merupakan jaminan bahwa mereka akan disatukan dengan Gereja secara ajaib dan memperoleh keselamatan? TIDAK JUGA! Kenapa tidak? Sekali lagi kita ingat akan Katekismus No: 1261. Disini disebutkan bahwa bayi yang tidak berdosa dan tentu saja invincible ignorance pun oleh Gereja tidak dikatakan pasti masuk surga. Jadi meskipun tiga syarat itu terpenuhi BISA SAJA dengan ke Maha AdilanNya, Allah punya pikiran lain dan tidak menyatukan orang tersebut dalam GerejaNya (sehingga dia tidak selamat).

Maka dari itu sangat penting sekali bagi umat manusia yang ingin selamat untuk segera bergabing dengan Gereja secara normal di dunia. Janganlah kita berangan-angan untuk disatukan secara ajaib di detik terakhis saat kita mati. Bukannya itu tidak bsia terjadi, tapi kemungkinan terjadinya keajaiban tersebut tidak bisa diketahui. Lagipula untuk memenuhi 3 syarat tersebut sangat sulit, terutama tidak mati dalam keadaan berdosa besar.

Page 57: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

57

Dan sekali lagi patut ditekankan bahwa kita tidak bisa tahu apakah seseorang itu Invincible Ignorance atau tidak. Dan penilaian diatas tidaklah infallible, namun hanya dugaan menggunakan perhitungan yang cukup logis berdasarkan apa yang sudah kita tahu dan yang sudah diwahyukan Gereja.

Quote:

3. Apa arti Sola Gracia dan bagaimana Gereja Katolik melihatnya

Sola Gratia berarti Hanya Rahmat.

Pemahaman Sola Gratia banyak berbeda. Apa yang dipahami Protestant tertentu tentang Sola Gratia bisa tidak kompatibel dengan Ajaran Katolik. Misalnya pandangan yang mengatakan bahwa Sola Gratia berarti bahwa Kehendak Bebas manusia tidak berperan sama sekali.

Namun sepanjang Sola Gratia berarti bahwa "Tanpa rahmat, manusia tidak mampu untuk berbuat baik. Tanpa rahmat, manusia tidak bisa mengerahkan Kehendak Bebasnya untuk berbuat baik." maka Sola Gratia boleh diimani umat Katolik.

Terus terang, pertanyaan kamu yang ini aku paling sulit menjawabnya. Kenapa? Karena begitu banyak detail-detail yang harus dipertimbangkan karena memang begitu rumitnya ajaran mengenai "rahmat" di Gereja Katolik.

Untuk lebih lengkap sebaiknya baca Council of Orange (Local) dan juga baca Chapter 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 16 dan seluruh kanon Justifikasi dari Konsili Trent (klik yang "Sixth Session").

Quote:

4. Apa arti Sola Fide dan bagaimana Gereja Katolik melihatnya

Sebaiknya memang baca topik Apakah Sola Fide dan Sola Scriptura alkitabiah?.

Kutipan dari topik tesebut:

Sola FideSola Fide berarti "Hanya Iman", prinsip Protestantisme bahwa hanya iman yang membuat manusia benar. Ini tidak berarti Protestant menganggap perbuatan itu tidak penting, tapi mereka menganggap bahwa perbuatan itu hanyalah "tanda luar" dari iman. Prinsip Sola Fide ini juga membuat banyak Protestant berpendapat akan Sekali Selamat, Terus Selamat yang maksudnya, setelah orang itu diselamatkan maka meskipun dia berdosa, dosa tersebut tidak akan mempengaruhi keselamatan dia.

Page 58: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

58

Bila ditanya bagaimana Gereja Katolik melihatnya, maka Gereja hanya mengimani apa yang dikatakan Surat Yakobus bab 2 ayat 24 dan menyerukan, pada Konsili Ekumenis paling dahsyat yaitu Konsili Trente:

The 19th Ecumenical Council of Trent

Canon ON JUSTIFICATION

CANON IX.-If any one saith, that by faith alone the impious is justified; in such wise as to mean, that nothing else is required to co-operate in order to the obtaining the grace of Justification, and that it is not in any way necessary, that he be prepared and disposed by the movement of his own will; let him be anathema.

CANON XIV.-If any one saith, that man is truly absolved from his sins and justified, because that he assuredly believed himself absolved and justified; or, that no one is truly justified but he who believes himself justified; and that, by this faith alone, absolution and justification are effected; let him be anathema.

CANON XXIX.-If any one saith, that he, who has fallen after baptism, is not able by the grace of God to rise again; or, that he is able indeed to recover the justice which he has lost, but by faith alone without the sacrament of Penance, contrary to what the holy Roman and universal Church-instructed by Christ and his Apostles-has hitherto professed, observed, and taugh;let him be anathema.

Quote:

5. Bila ada seorang dilahirkan, dibesarkan dan dididik menjadi seorang beragama non Katolik atau tidak beragama, apakah ia memiliki kesempatan untuk diselamatkan ? (Jika ya, bagaimana. Jika tidak, mengapa).

Kesempatan akan ada selama dia masih hidup. Selama masih hidup kalau dia menjadi Katolik, maka dia akan selamat. Bila dia mati tanpa menjadi seorang Katolik, maka dia ke neraka.

Referensinya, lihat dekrit dari Konsili Ekumenis Florens diatas.

Quote:

6. Apakah mungkin hal no 5 bisa dikatakan Invinsible Ignorance ?

Pertama-tama, INVINCIBLE IGNORANCE TIDAK MENYELAMATKAN (lihat tulisanku tentang invincible ignorance). Bahkan invincible ignorance mempunyai karakter hukuman (Summa Thelogica: Question 10, Article 1, "Whether unbelief is a sin") karena invincible ignorance bukannya membantu keselamatan tapi merintangi keselamatan.

Page 59: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

59

Kedua, apakah si orang yang dilahirkan non-Katolik itu invincible ignorance, maka itu tergantung. Lihat apa yang aku tulis mengenai siapa yang paling mungkin menjadi seorang invincible ignorant diatas.

Namun mengenai atheist, sepertinya, meskipun dia seorang invincible ignorance, dia tidak akan selamat karena dia tidak mencari Tuhan dengan tulus.

Page 60: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

60

BAB IX

KESELAMATAN BAGI GOLONGAN

ORANG AWAM YANG “TIDAK TAHU”

(sumber ekaristi.org)

wen

Joined: 21 Apr 2004Posts: 30Location: Jakarta

Posted: Thu, 07-10-2004 9:53 am Post subject: Tidak setuju!

"Banyak jalan menuju Roma"

Saya rasa pepatah itu juga berlaku dalam hal memilih agama, aliran kepercayaan, dan lain sebagainya. Kalau keselamatan itu hanya ada dalam gereja atau keselamatan hanya diperoleh melalui gereja, wah.. wah.. wah.. ada banyak sekali manusia yang tak terhitung jumlahnya akan ditolak masuk surga oleh Tuhan dan diregistrasikan untuk menjadi calon penghuni neraka..

Mohon penjelasannya dari rekan-rekan semua.

Kalau memang benar apa yang saya katakan diatas, berarti Tuhan itu memang benar-benar tidak punya cinta kasih atau lebih tepatnya kurang kerjaan karena jelas-jelas dia sendiri yang katanya menciptakan manusia dan menentukan takdir dan jalan hidup manusia yang bersangkutan.

Perihal manusia itu akan memperoleh keselamatan melalui gereja atau tidak, berarti juga sudah ditentukan dan diketahui sebelumnya oleh "Makhluk Maha Sempurna" yang disebut Tuhan ini. Kalau begitu kenapa rancanganNya ini buruk sekali dan benar-benar tidak masuk akal???

- O -Penghuni Ekaristi

Joined: 21 Jan 2004Posts: 1859

Page 61: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

61

Posted: Thu, 07-10-2004 3:15 pm Post subject:

Aku rasa hanya ada 3 agama didunia ini, Islam, Kristen, Yahudi, yang mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan. Sehingga sifat ketiga agama ini akan berbeda sekali dibandingkan Budha, Hindu, Konfusius, dll.

Wahyu Tuhan yang disampaikan melalui Kristus adalah bahwa tidak akan ada yang selamat jika tidak melalui Kristus. Jadi disini sudah sangat amat jelas sekali. Penjelasan dari segi 'kepatutan'nya sudah ditulis oleh CA-tholic.

Sangat patut sekali, Tuhan dengan autoritasnya menentukan siapa yang akan selamat dan siapa yang tidak akan selamat. bahkan jalan yang mana yang ingin dia pakai.

Kesulitan kita biasanya karena kita masih menempatkan pikiran kita diatas Tuhan. Jadi dalam pikiran kita, Tuhan tidak mendapatkan autoritas yang sesungguhnya. Benar atau salah masih menurut pikiran kita sendiri. Perasaan tidak enak itu wajar sekali, tapi perlu segera dicarikan jawabannya. Tapi kalau sudah lama sekali digumuli ternyata tidak bisa hilang juga, kita perlu menanyakan pada diri kita sendiri, sebenarnya kita percaya atau tidak pada wahyu Tuhan yang disampaikan lewat Kristus.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Mon, 18-10-2004 3:18 pm Post subject:

Salam Manis Allah,

Quote:

"Banyak jalan menuju Roma"

Saya rasa pepatah itu juga berlaku dalam hal memilih agama, aliran kepercayaan, dan lain sebagainya. Kalau keselamatan itu hanya ada dalam gereja atau keselamatan hanya diperoleh melalui gereja, wah.. wah.. wah.. ada banyak sekali manusia yang tak terhitung jumlahnya akan ditolak masuk surga oleh Tuhan dan diregistrasikan untuk menjadi calon penghuni neraka..

Page 62: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

62

Mohon penjelasannya dari rekan-rekan semua.

Kalau memang benar apa yang saya katakan diatas, berarti Tuhan itu memang benar-benar tidak punya cinta kasih atau lebih tepatnya kurang kerjaan karena jelas-jelas dia sendiri yang katanya menciptakan manusia dan menentukan takdir dan jalan hidup manusia yang bersangkutan.

Perihal manusia itu akan memperoleh keselamatan melalui gereja atau tidak, berarti juga sudah ditentukan dan diketahui sebelumnya oleh "Makhluk Maha Sempurna" yang disebut Tuhan ini. Kalau begitu kenapa rancanganNya ini buruk sekali dan benar-benar tidak masuk akal???

Awan kog selalu surprise ama pikiran2 si WEN ya....?? hehe.... Apa yang Wen ungkap di atas adalah misi awan nongkrong di sini.

Wen dan rekan2 sudah mesti tahu persis kan pikiran2 Awan hehe....

Siapapun dari dimensi, ruang, waktu kapanpun dan dari golongan apapun baik itu agama, kepercayaan dll, entah itu Katolik, Protestan, Islam, Budha, Hindu, Khonghucu, dinamisme, animisme bahkan "ateisme"; barangsiapa mereka beriman kepada TUHAN sekecil apapun dan beramal baik, Awan yakin 100% mereka semua akan mendapat keselamatan kelak di hadapan Allah TUHAN Yang Maha Bijaksana, Adil dan Kasih.

Hehe..... bravo buat WEn. Piye yang lainnya? Konsili Vatikan udah mengakui hal itu dan secara legal formal sudah tercantum dan ditetapkan sebagai DOKTRIN Katolik..hehe WHAT Nect.......kenapa harus diingkari yah....hehe.... _________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

Belfry

Joined: 20 Sep 2004Posts: 489

Posted: Mon, 18-10-2004 6:10 pm Post subject:

Hallo. Awan…..

Dalam konteks itu, janganlah melihat/mempermasalahkan ingkar-mengingkari, akan tetapi makna arti dalam konteks tersebut……….jika cara memandangnya demikian ,

Page 63: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

63

selamanya akan buta, renungkanlah dulu….baru memberikan suatu tanggapan…..

Orang islam pengharapannya kepada nabi Muhammad sebagai rasulilahnya, Katolik dan Protestant pengharapannya kepada Yesus dan langsung sebagai Tuhannya, Yahudi pengharapannya ada yang kepada Musa dan ada yang pada Abraham,…..yang lain , ya urusannya mereka sendiri-sendiri….Tuhan yang lebih bijaksana….

Setiap pimpinan mempunyai kriteria masing-masing dan syarat-syarat yang harus ditempuh,oleh pengikutnya…….

Kita sekolah, mau masuk universitas , juga ada syarat-syaratnya, bayar spp, isi KHS, dan lain-lain…terserah dengan sekolah yang mana, tetapi syarat itu pasti ada dan semuanya tidak harus sama….Sekolahan favorit, beda dengan sekolah yang tidak favorit…..

Seperti yang Yesus katakan Yoh 5 : 45 “ Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu dihadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.

Mengenai adil dan tidak adil itu urusannya Tuhan, sedangkan Katolik dan Protestan langsung Tuhan, karena kami semua mengakui dan berharap pada Yesus yang adalah TUHAN….

Mengenai keTuhanan Yesus, janganlah dipermasalahkan, hal itu bukan urusanmu…apa yang diperbuat oleh seseorang, secara langsung saat ini,detik itu juga….posisi jiwanya ada pada status menimbun tanah/mengali lubang untuk dirinya sendiri….kami sadar akan apa yang kami pilih mengenai bahwa Yesus adalah TUHAN….

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Mon, 18-10-2004 8:32 pm Post subject:

awan lembayung wrote:

Siapapun dari dimensi, ruang, waktu kapanpun dan dari golongan apapun baik itu agama, kepercayaan dll, entah itu Katolik, Protestan, Islam, Budha, Hindu, Khonghucu, dinamisme, animisme bahkan "ateisme"; barangsiapa mereka beriman kepada TUHAN sekecil apapun dan beramal baik, Awan yakin 100% mereka semua akan mendapat keselamatan kelak di hadapan Allah TUHAN Yang Maha Bijaksana, Adil dan Kasih.

Page 64: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

64

Kalau memang ini benar, lalu kenapa Allah mengutus nabi, menurunkan Kitab Suci melalui nabi?

Semua yang dilakukan Allah adalah upayaNya untuk mengajarkan manusia bagaimana untuk mendapatkan kehidupan kekal bersama Dia.

Quote:

Hehe..... bravo buat WEn. Piye yang lainnya? Konsili Vatikan udah mengakui hal itu dan secara legal formal sudah terantum dan ditetapkan sebagai DOKTRIN Katolik..hehe WHAT Nect.......kenapa harus diingkari yah....hehe....

Sorry, sama sekali tidak ada di dokumen manapun di Konsili Vatikan II yang mengatakan bahwa orang bisa mendapatkankeselamatan di agama lain.

Silahkan kutip kalau perlu.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Tue, 19-10-2004 3:33 pm Post subject:

Salam Manis Allah,

Quote:

Hallo. Awan…..

Dalam konteks itu, janganlah melihat/mempermasalahkan ingkar-mengingkari, akan tetapi makna arti dalam konteks tersebut……….jika cara memandangnya demikian , selamanya akan buta, renungkanlah dulu….baru memberikan suatu tanggapan…..

Orang islam pengharapannya kepada nabi Muhammad sebagai rasulilahnya, Katolik dan Protestant pengharapannya kepada Yesus dan langsung sebagai Tuhannya, Yahudi pengharapannya ada yang kepada Musa dan ada yang pada Abraham,…..yang lain , ya urusannya mereka sendiri-sendiri….Tuhan yang lebih bijaksana….

Page 65: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

65

Setiap pimpinan mempunyai kriteria masing-masing dan syarat-syarat yang harus ditempuh,oleh pengikutnya…….

Kita sekolah, mau masuk universitas , juga ada syarat-syaratnya, bayar spp, isi KHS, dan lain-lain…terserah dengan sekolah yang mana, tetapi syarat itu pasti ada dan semuanya tidak harus sama….Sekolahan favorit, beda dengan sekolah yang tidak favorit…..

Seperti yang Yesus katakan Yoh 5 : 45 “ Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu dihadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.

Mengenai adil dan tidak adil itu urusannya Tuhan, sedangkan Katolik dan Protestan langsung Tuhan, karena kami semua mengakui dan berharap pada Yesus yang adalah TUHAN….

Mengenai keTuhanan Yesus, janganlah dipermasalahkan, hal itu bukan urusanmu…apa yang diperbuat oleh seseorang, secara langsung saat ini,detik itu juga….posisi jiwanya ada pada status menimbun tanah/mengali lubang untuk dirinya sendiri….kami sadar akan apa yang kami pilih mengenai bahwa Yesus adalah TUHAN….

Intinya Belfry sudah menghamparkan sebuah cara pandang toleransi dan bagaimana mensikapi sebuah perbedaan. Awan pada dasarnya sangat menghargai dan menghormati setiap klaim kebenaran dari mana pun.

Mereka semua mempunyai latar belakang cara pandang dan cara pikir sendiri2 yang dihasilkan secara sadar menurut konteks pengalaman hidup masing-masing. Memang setiap ideologi, kepercayaan maupun agama mempunyai konsep ajarannya sendiri2 sesuai apa yang Awan bilang di atas.

Namun pada tataran hakekat kebenaran Tuhan di masing2 perbedaan itu terdapat TITIK TEMU, PESAN DASAR KESUCIAN TUHAN yang bersifat uniform dan suci bagi semuanya, yaitu; KEPERCAYAAN ADANYA TUHAN dan BERBUAT KEBAIKAN. Itulah INTI DASAR SEMUA AJARAN AGAMA.

Itulah dasar pikiran yang melandasi Awan berpendapat demikian. Awan sudah cukup berkelana dan ikut merasakan betapa bersungguh-sungguhnya setiap pemeluk sebuah agama itu berdoa, bertafakur dan berpeluh airmata mengharapkan kasih Tuhan. Ketika Awan bersama-sama mereka dan merasakan kerelaan dan keikhlasan mereka Awan dapat mengambil benang merah bahwa TUHAN PASTI TIDAK AKAN MENCAMPAKKAN MEREKA. MEREKA PASTI SELAMAT entah apa agamanya.

Page 66: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

66

To CA-tholic

Quote:

awan lembayung wrote:

Siapapun dari dimensi, ruang, waktu kapanpun dan dari golongan apapun baik itu agama, kepercayaan dll, entah itu Katolik, Protestan, Islam, Budha, Hindu, Khonghucu, dinamisme, animisme bahkan "ateisme"; barangsiapa mereka beriman kepada TUHAN sekecil apapun dan beramal baik, Awan yakin 100% mereka semua akan mendapat keselamatan kelak di hadapan Allah TUHAN Yang Maha Bijaksana, Adil dan Kasih.

Kalau memang ini benar, lalu kenapa Allah mengutus nabi, menurunkan Kitab Suci melalui nabi?

Apa hubungannya pemikiran Awan dengan pertanyaan ini? Tapi bolehlah Awan jawab pertanyaan itu hehe...

Manusia itu pada dasarnya lemah dan sombong dan lebih mengutamakan hawa nafsunya yang jahat. Itulah kenapa setiap saat dan di waktu-waktu tertentu Allah menurunkan Nabi dan Kitab SuciNYA, sebagai sebuah pengingat agar manusia itu dapat kembali ke jalan yang lurus dan benar.

Quote:

Semua yang dilakukan Allah adalah upayaNya untuk mengajarkan manusia bagaimana untuk mendapatkan kehidupan kekal bersama Dia

.

Sepakat, tapi kehidupan kekal di akherat kelak bukan di dunia fana ini._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Tue, 19-10-2004 8:21 pm Post subject:

Page 67: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

67

awan lembayung wrote:

To CA-tholic

Quote:

awan lembayung wrote:

Siapapun dari dimensi, ruang, waktu kapanpun dan dari golongan apapun baik itu agama, kepercayaan dll, entah itu Katolik, Protestan, Islam, Budha, Hindu, Khonghucu, dinamisme, animisme bahkan "ateisme"; barangsiapa mereka beriman kepada TUHAN sekecil apapun dan beramal baik, Awan yakin 100% mereka semua akan mendapat keselamatan kelak di hadapan Allah TUHAN Yang Maha Bijaksana, Adil dan Kasih.

Kalau memang ini benar, lalu kenapa Allah mengutus nabi, menurunkan Kitab Suci melalui nabi?

Apa hubungannya pemikiran Awan dengan pertanyaan ini? Tapi bolehlah Awan jawab pertanyaan itu hehe...

Manusia itu pada dasarnya lemah dan sombong dan lebih mengutamakan hawa nafsunya yang jahat. Itulah kenapa setiap saat dan di waktu-waktu tertentu Allah menurunkan Nabi dan Kitab SuciNYA, sebagai sebuah pengingat agar manusia itu dapat kembali ke jalan yang lurus dan benar.

Masalahnya, Nabi tidak hanya mengingatkan manusia akan kelemahan mereka yang menyebabkan mereka melakukan dosa. Nabi juga mewahyukan siapa itu Allah. Bagaimana harus bersikap didepan Allah, bagaimana harus beribadat didepan Allah. Nabi juga menuliskan kitab-kitab suci.

Dan apa yang ditulis nabi ini adalah benar karena berasal dari Allah. Jadi mereka yang menyimpang dari pesan nabi bukanlah berasal dari Allah karena Allah tidak bisa mengingkari apa yang diwahyukan.

Jadi hanya ada satu kebenaran.

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004

Page 68: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

68

Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Wed, 20-10-2004 1:49 am Post subject:

awan lembayung wrote:

Salam Manis Allah,

Intinya Belfry sudah menghamparkan sebuah cara pandang toleransi dan bagaimana mensikapi sebuah perbedaan. Awan pada dasarnya sangat menghargai dan menghormati setiap klaim kebenaran dari mana pun.

Jadi kalau ad pihak yang mengklaim bahwa Kebenaran adalah B lalu ada yang mengklaim bahwa kebenaran adalah A maka kamu anggap keduanya benar?

Terus terang sangat mengherankan kalau ada orang yang merasa dia itu "lebih bijaksana" karena dia itu " terlalu toleran" dan merangkul semua pihak. Ini tidak lebih adalah kekacauan dari pandangan relativist yang kurang paham akan adanya kebenaran absolut.

Quote:

Mereka semua mempunyai latar belakang cara pandang dan cara pikir sendiri2 yang dihasilkan secara sadar menurut konteks pengalaman hidup masing-masing. Memang setiap ideologi, kepercayaan maupun agama mempunyai konsep ajarannya sendiri2 sesuai apa yang Awan bilang di atas.

Namun pada tataran hakekat kebenaran Tuhan di masing2 perbedaan itu terdapat TITIK TEMU, PESAN DASAR KESUCIAN TUHAN yang bersifat uniform dan suci bagi semuanya, yaitu; KEPERCAYAAN ADANYA TUHAN dan BERBUAT KEBAIKAN. Itulah INTI DASAR SEMUA AJARAN AGAMA.

Penggampangan dan penyepelean ajaran Allah bukanlah sesuatu yang disabdakan Allah sendiri.

Quote:

Itulah dasar pikiran yang melandasi Awan berpendapat demikian. Awan sudah cukup berkelana dan ikut merasakan betapa bersungguh-sungguhnya setiap pemeluk sebuah agama itu berdoa, bertafakur dan berpeluh airmata mengharapkan kasih Tuhan. Ketika Awan bersama-sama mereka dan merasakan kerelaan dan keikhlasan mereka Awan dapat mengambil benang merah bahwa TUHAN PASTI TIDAK AKAN MENCAMPAKKAN MEREKA. MEREKA PASTI SELAMAT entah apa agamanya.

Page 69: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

69

Sayangnya pendapat kamu bukanlah kebenaran Allah.

Yang merupakan kebenaran Allah adalah apa yang diwahyukan. Jadi bagaimanapun menyentuhnya apa yang kamu katakan namun kebenaran tidak dapat diganti.

Kebenaran memang sering membawa ketidakpuasan sebab orang yang mendengarnya telah menciptakan kebenaran pribadi (relativism) dan tidak ingin berpisah dari kebenaran pribadinya.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Sat, 23-10-2004 4:00 pm Post subject:

Salam Manis Allah,

Quote:

Jadi kalau ad pihak yang mengklaim bahwa Kebenaran adalah B lalu ada yang mengklaim bahwa kebenaran adalah A maka kamu anggap keduanya benar?

Yang Awan benarkan adalah kebenaran yang didasari oleh keikhlasan, kejujuran dan pengharapan kasih Tuhan. Bukan kebenaran yang digunakan untuk menyalahkan dan mengutuk pihak lain.

Setiap perbedaan pasti mempunyai latar belakang yang perlu dibaca dengan welas asih hehe....

Orang yang celaka dan orang yang tidak selamat adalah orang yang tahu kebenaran Tuhan tapi karena sombong dia tidak mau mengakui kebenaran itu. Kafir adalah orang yang ingkar dan menutupi kebenaran Tuhan. Selain mereka (orang kafir itu) Awan yakin semuanya akan diperhitungkan keselamatannya oleh ALLAH TUHAN.

Quote:

Terus terang sangat mengherankan kalau ada orang yang merasa dia itu "lebih bijaksana" karena dia itu " terlalu toleran" dan merangkul semua pihak. Ini

Page 70: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

70

tidak lebih adalah kekacauan dari pandangan relativist yang kurang paham akan adanya kebenaran absolut.

Benarkah??? hehe..... Kebenaran absolut adalah cara pandang, cara pikir dan cara berbuat yang sesuai dengan ajaran berketuhanan, yang mengejawantahkan pengabdian kepada TUHAN.

Quote:

Quote: Mereka semua mempunyai latar belakang cara pandang dan cara pikir sendiri2 yang dihasilkan secara sadar menurut konteks pengalaman hidup masing-masing. Memang setiap ideologi, kepercayaan maupun agama mempunyai konsep ajarannya sendiri2 sesuai apa yang Awan bilang di atas.

Namun pada tataran hakekat kebenaran Tuhan di masing2 perbedaan itu terdapat TITIK TEMU, PESAN DASAR KESUCIAN TUHAN yang bersifat uniform dan suci bagi semuanya, yaitu; KEPERCAYAAN ADANYA TUHAN dan BERBUAT KEBAIKAN. Itulah INTI DASAR SEMUA AJARAN AGAMA.

Penggampangan dan penyepelean ajaran Allah bukanlah sesuatu yang disabdakan Allah sendiri.

Bukan sebuah "penggampangan dan penyepelean" ajaran Tuhan. Itu sebuah renungan dan pencarian kebenaran yang menjadi INTI DASAR SEMUA AJARAN TUHAN. Pada dasarnya Tuhan adalah Adil, Kasih dan Bijaksana kawan....hehe..

Quote:

Quote: Itulah dasar pikiran yang melandasi Awan berpendapat demikian. Awan sudah cukup berkelana dan ikut merasakan betapa bersungguh-sungguhnya setiap pemeluk sebuah agama itu berdoa, bertafakur dan berpeluh airmata mengharapkan kasih Tuhan. Ketika Awan bersama-sama mereka dan merasakan kerelaan dan keikhlasan mereka Awan dapat mengambil benang merah bahwa TUHAN PASTI TIDAK AKAN MENCAMPAKKAN MEREKA. MEREKA PASTI SELAMAT entah apa agamanya.

Sayangnya pendapat kamu bukanlah kebenaran Allah

Page 71: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

71

Quote:

Yang merupakan kebenaran Allah adalah apa yang diwahyukan. Jadi bagaimanapun menyentuhnya apa yang kamu katakan namun kebenaran tidak dapat diganti.

Hahahaha....... Jadi Awan lebih Adil, kasih dan bijaksana dari pada Tuhan ya hehehe....

Quote:

Kebenaran memang sering membawa ketidakpuasan sebab orang yang mendengarnya telah menciptakan kebenaran pribadi (relativism) dan tidak ingin berpisah dari kebenaran pribadinya.

Ups, smoga Awan tidak tergolong yang demikian. makasih. hehehe...._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

DeusVultEvangelos

Joined: 10 Feb 2004Posts: 6332Location: Orange County California

Posted: Sat, 23-10-2004 10:34 pm Post subject:

awan lembayung wrote:

Salam Manis Allah,

Quote:

Jadi kalau ad pihak yang mengklaim bahwa Kebenaran adalah B lalu ada yang mengklaim bahwa kebenaran adalah A maka kamu anggap keduanya benar?

Yang Awan benarkan adalah kebenaran yang didasari oleh keikhlasan, kejujuran dan pengharapan kasih Tuhan. Bukan kebenaran yang digunakan untuk menyalahkan dan mengutuk pihak lain.

Page 72: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

72

Kebenaran yang mana? Masalahnya adalah kamu harus memilih dan bukan bersikap apathis dan bilang, "yang benar adalah kebenaran". Sifat yang menunjukkan ketidak mampuan (atau mungkin ketidak mauan) ini sama sekali tidak berguna dalam pencarian kebenaran.

Quote:

Quote:

Terus terang sangat mengherankan kalau ada orang yang merasa dia itu "lebih bijaksana" karena dia itu " terlalu toleran" dan merangkul semua pihak. Ini tidak lebih adalah kekacauan dari pandangan relativist yang kurang paham akan adanya kebenaran absolut.

Benarkah??? hehe..... Kebenaran absolut adalah cara pandang, cara pikir dan cara berbuat yang sesuai dengan ajaran berketuhanan, yang mengejawantahkan pengabdian kepada TUHAN.

Kalimat diatas sama sekali tidak bisa dimengerti.

Quote:

Bukan sebuah "penggampangan dan penyepelean" ajaran Tuhan. Itu sebuah renungan dan pencarian kebenaran yang menjadi INTI DASAR SEMUA AJARAN TUHAN. Pada dasarnya Tuhan adalah Adil, Kasih dan Bijaksana kawan....hehe..

Penyepelean terjadi saat kita mencari the lowest common denominator. Istilah matematika dimana kita mencari penyebut yang terkecil (ex: jadi 20/6 menjadi 10/3. "3" adalah the lowest commmon denominator).

Karena Voodo dan Islam sama sama mengakui adanya mahkluk yang lebih tinggi (lowest common denominator) maka keduanya bisa kita golongkan menjadi satu agama yang sama.

Ini adalah hal yang absurd karena setiap agama tidak hanya mengajarkan the lowest common denominator tapi banyak sekali hal yang mereka anggap adalah penting. Islam menganggap bahwa Mohammad adalah penting diakui sebagai nabi. dan bila agama Voodo tidak merasa itu penting, apakah kita bisa menyamakan keduanya?

Page 73: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

73

Quote:

Quote:

Sayangnya pendapat kamu bukanlah kebenaran Allah

Quote:

Yang merupakan kebenaran Allah adalah apa yang diwahyukan. Jadi bagaimanapun menyentuhnya apa yang kamu katakan namun kebenaran tidak dapat diganti.

Hahahaha....... Jadi Awan lebih Adil, kasih dan bijaksana dari pada Tuhan ya hehehe....

Tidak. Kamu lebih tidak sempurna dari Allah. Itu saja.

Quote:

Quote:

Kebenaran memang sering membawa ketidakpuasan sebab orang yang mendengarnya telah menciptakan kebenaran pribadi (relativism) dan tidak ingin berpisah dari kebenaran pribadinya.

Ups, smoga Awan tidak tergolong yang demikian. makasih. hehehe....

Tampaknya kamu memasukkan diri kedalam golongan tersebut.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Mon, 06-12-2004 3:58 pm Post subject:

Quote:

Page 74: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

74

aku ambil kesimpulan logic saja deh:

I>JIKA MEMANG ADA KESELAMATAN DILUAR YESUS, BUAT APA YESUS CAPEK-CAPEK TURUN KEBUMI BUAT MENDERITA, DISIKSA, DISALIB? KAN SUDAH ADA "JALAN KESELAMATAN LAIN?"

II>KALAU ADA JALAN KESELAMATAN LAIN, AKU BUAT AJA AGAMA BUATANKU SENDIRI YANG JAUH LEBIH ENAK, DENGAN SISTEM PUNISHMENT-REWARD RATIO YANG JAUH LEBIH MUDAH, DAN AKU AKAN MENGATAKAN KITAB SUCINYA INI JATUH DARI LANGIT LANGSUNG JATUH KE KEPALAKU WAKTU AKU LAGI TERKENA EPILEPSI!! SEBAB KEPERCAYAAN LAIN ADALAH BUATAN MANUSIA JUGA, SAMA DENGAN PUNYAKU...

III>TUHAN TIDAK AKAN BERTENTANGAN DENGAN DIRINYA SENDIRI DENGAN CARA MEMBUAT KITAB LAIN YANG BERTENTANGAN DENGAN KITAB SEBELUMNYA. HANYA ADA 2 KEMUNGKINAN DALAM BERAGAMA: 1. SATU AGAMA BENAR, YANG LAIN SALAH 2.TIDAK ADA AGAMA YANG BENAR SAMA SEKALI 3. JIKA ADA 2 ATAU LEBIH AGAMA BENAR, BERARTI ALLAH BERTENTANGAN DENGAN DIRINYA SENDIRI

Hehehehe....... Awan kira ada satu lagi pilihan

Hanya ada SATU, AGAMA ALLAH. dan AGAMA2 lain yang terinspirasi dan terpersepsi dan dirumuskan oleh manusia yang kemudian menjadi agama manusia, seperti: nama2 agama sbb: 1. Budha agama yang disimpulkan oleh pengikutnya sebagai ajaran Budha. 2. Kristen agama yang disimpulkan oleh pengikutnya sebagai ajaran Kristus. 3. dll.

Agama2 yang diciptakan manusia itu semuanya pada hakekatnya benar2 dari ALLAH, sehingga di dalamnya mengandung kebenaran ALLAH yang SATU.

Jadi, ada HANYA SATU AGAMA ALLAH, dan AGAMA2 yang lain adalah Benar adanya dan membuktikan bahwa semuanya mengajarkan kesholehan, ibadah dan keabadian ALLAH TUHAN SATU UMAT MANUSIA dan seluruh alam semesta. yeah ahahahahaha.....

Page 75: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

75

Quote:

oh ya,

aku ga kaget melihat argumentasi2 ahli kitab model jam_r_ud dan awan_lembayung disini, dia itu mewakili kebanyakan (tidak semua) orang islam kalau berargumentasi. buat mbales dia susahnya bukan main!!! bukan karena dia itu pinter, tetapi dia itu bodoh!!!

jam, kalau kamu baca postingku, supaya kamu kamu tahu aku bilang kamu bodoh, lakukan seperti saranku: anggap saja cara semua orang2 kristen berdebat denganmu sama dengan cara mu berdebat denga kami, maka kamu akan ambil kesimpulan bahwa orang kristen yang berdebat dengan kamu itu bodoh (sayangnya, selalu orang islamlah yang melakukan kebodohan ini dalam perdebatan)

HAHAHAHAHAHAHAHAHA.............................

walah-walah-walah lucunya kamu mas hehehe...... Suka rock KLAIM bing yah....._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

arema jaya

Joined: 19 May 2004Posts: 314

Posted: Thu, 09-12-2004 7:10 am Post subject:

awan lembayung wrote:

Hehehehe....... Awan kira ada satu lagi pilihan

Hanya ada SATU, AGAMA ALLAH. dan AGAMA2 lain yang terinspirasi dan terpersepsi dan dirumuskan oleh manusia yang kemudian menjadi agama manusia, seperti: nama2 agama sbb:

Page 76: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

76

1. Budha agama yang disimpulkan oleh pengikutnya sebagai ajaran Budha. 2. Kristen agama yang disimpulkan oleh pengikutnya sebagai ajaran Kristus. 3. dll.

No.3 yi "dll" bisa diisi dengan Muhammedan, agama yg disimpulkan oleh pengikutnya sbg ajaran Muhammad.

Secara sosiologis memang bisa dikategorisasikan begitu; namun secara teologis sama sekali ada perbedaan yg sangat besar. Buddha = bukanlah agama tapi philosophy ala Spinoza. Deus sive natura Hindhu = campuran antara pantheism dan philosophy. Confucianism = melulu philosophy spt buddhism Islam = cuplikan2 agama Yahudi dan Kristen plus mitos2 Arab. Sola scriptura dan menolak ratio dalam beriman. Katolik/Kristen = agama yg mendapatkan garansi dari Allah sendiri (berkat Inkarnasi dan Paskah). Iman dan akal budi berjalan bersama-sama.

Quote:

Jadi, ada HANYA SATU AGAMA ALLAH, dan AGAMA2 yang lain adalah Benar adanya dan membuktikan bahwa semuanya mengajarkan kesholehan, ibadah dan keabadian ALLAH TUHAN SATU UMAT MANUSIA dan seluruh alam semesta. yeah ahahahahaha.....

Keliru..... Ada banyak agama.....tetapi hanya ada satu yang benar dan sempurna. Yaitu agama katolik.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Thu, 09-12-2004 9:21 am Post subject:

Salam manis Allah,

Page 77: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

77

Quote:

Secara sosiologis memang bisa dikategorisasikan begitu; namun secara teologis sama sekali ada perbedaan yg sangat besar. Buddha = bukanlah agama tapi philosophy ala Spinoza. Deus sive natura Hindhu = campuran antara pantheism dan philosophy. Confucianism = melulu philosophy spt buddhism Islam = cuplikan2 agama Yahudi dan Kristen plus mitos2 Arab. Sola scriptura dan menolak ratio dalam beriman. (hehehe.........) Katolik/Kristen = agama yg mendapatkan garansi dari Allah sendiri (berkat Inkarnasi dan Paskah). Iman dan akal budi berjalan bersama-sama.

Liat aja kata-kata:

1. Kristen = pengikut kristus 2. Budha = pengikut budha 3. Konfusianis = pengikut konfusius 4. Santois = pengikut Santo

Lalu.......

ISLAM = keselamatan, tunduk, patuh, berserah diri, damai, pasrah....dll kepada ALLAH YANG ESA, TUHAN KITA.

ISLAM = - Iman kepada ALLAH, - Iman kepada seluruh NABI, Rasul dan utusan Allah yang lain - Iman kepada seluruh KITAB Allah (Zabur, Taurat, Injil, Alqur'an, Veda dll) - Iman kepada Alam Ghaib - Iman kepada hari akhir_________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

Epick

Joined: 21 Feb 2006Posts: 71

Posted: Mon, 27-02-2006 8:37 pm Post subject: Setuju

Page 78: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

78

Dear all, Saya amat sgt setuju sm awan+wen,apa yg kita pikirkan blm tentu sama dengan "Pikiran" Tuhan, kita cm mampu berserah diri pasrah buar seluruh yg ada disinikebanyakan pasti beragama sm dgn ortunya. Iman daalam beragama lebih penting dari agama itu sendiri. Cth: Ada 2 org frater yang berdiri diatas loteng seminari karena kota sedang kebanjiran. Tiba2 mereka berdua mellllihat ada seoraang wanita terhanyut.2 frater tsb salling berpandaangan mereka teringat 2 pesan dari romo pengajarnya, yaitu 1. Jangan bersentuhan dengan wanita 2. Tolonglah sesamamu manusia Nah menurut anda yg mn yang bener, melanggar perintah 1 ato 2? Dan satu lagi g ada satupun agama yang merasa jelek,semua merasa plg bgs. Pdhl agama itu benda mati,diejek plg pengikutnya yg teriak2. Tuhan Maha Tahu Semoga Bapa memberkati

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Tue, 28-02-2006 8:57 am Post subject:

Salam Manis Allah,

Hehehe..... Ayat Qur'an dibawah lebih manis...... Allah memang sungguh manis... Keselamatan manusia bagi Allah hanya cukup BERIMAN KEPADANYA, BERIMAN PADA HARI AKHIR, dan BERAMAL SHOLEH....

bahkan cukup beriman kepada Allah saja manusia sudah dijamin keselamatannya diSyurga walaupun dosa2 nanti dicuci dulu di neraka hehe....

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.". QS 5/69._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

FRANK

Page 79: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

79

Joined: 29 Sep 2004Posts: 425

Posted: Tue, 28-02-2006 10:01 am Post subject:

awan lembayung wrote:

Salam Manis Allah,

Hehehe..... Ayat Qur'an dibawah lebih manis...... Allah memang sungguh manis... Keselamatan manusia bagi Allah hanya cukup BERIMAN KEPADANYA, BERIMAN PADA HARI AKHIR, dan BERAMAL SHOLEH....

bahkan cukup beriman kepada Allah saja manusia sudah dijamin keselamatannya diSyurga walaupun dosa2 nanti dicuci dulu di neraka hehe....

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.". QS 5/69.

ya deh ... amiiiiiinnnnnnn

Wong Jowo

Joined: 28 Nov 2004Posts: 566

Posted: Tue, 28-02-2006 11:12 am Post subject:

Quote:Hehehe..... Ayat Qur'an dibawah lebih manis...... Allah memang sungguh manis... Keselamatan manusia bagi Allah hanya cukup BERIMAN KEPADANYA, BERIMAN PADA HARI AKHIR, dan BERAMAL SHOLEH....

Masalahnya beriman ke pada siapa?

Page 80: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

80

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Tue, 28-02-2006 11:18 am Post subject:

Salam manis Allah,

Quote:

Masalahnya beriman ke pada siapa?

cukup beriman kepada "ADA"nya ALLAH.... Tuhan kita semua....

Tuhan kita yang sama..... Yang Esa.... mewahyukan agama yang sama...._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

Pieter

Joined: 09 Feb 2005Posts: 405

Posted: Tue, 28-02-2006 11:51 am Post subject:

awan lembayung wrote:

Salam manis Allah,

Quote:

Masalahnya beriman ke pada siapa?

cukup beriman kepada "ADA"nya ALLAH.... Tuhan kita semua....

Tuhan kita yang sama..... Yang Esa.... ....

Page 81: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

81

terus, Jesus juga termasuk Tuhan kamu gak??

Terus mau nanya lagi nih,

Kalau kami yang kristen percaya sama Tuhan yang Esa tapi dengar sadar sadarnya menolak muhamad, apakah kami di kasih jatah masuk surga atau gak??_______________________________________ Nasihat itu seperti salju, semakin lembut ia jatuh, semakin lama ia bertahan, dan semakin dalam merasuk kedalam pikiran. Samuel Taylor Coleridgwe.

awan lembayung

Joined: 10 Feb 2004Posts: 278

Posted: Wed, 01-03-2006 9:38 am Post subject:

Salam manis Allah,

Quote:

terus, Jesus juga termasuk Tuhan kamu gak??

Bagi andapun Yesus juga bukan Tuhan Allah khan hehe.... Yesus hanya salah satu persona Allah... Bagi kami Yesus itu bukan Allah.... cukup mengakui Allah yang Esa... Walau demikian umat Nasrani juga menimani Allah yang Esa... inilah yang dimaksud Allah Tuhan kita yang sama, dan Esa...

Terus mau nanya lagi nih,

Quote:

Kalau kami yang kristen percaya sama Tuhan yang Esa tapi dengar sadar sadarnya menolak muhamad, apakah kami di kasih jatah masuk surga atau gak??

Waallahu'alam... hanya Allah yang dapat kasih jatah siapa yang masuk surga dan tidak....

Page 82: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

82

namun Awan yakin walau cukup beriman kepada Allah semua manusia akan mendapat keselamatan....

Penolakan terhadap Muhammad sebagai nabi Allah.... mungkin termasuk dosa besartatkala anda tahu dan sadar bahwa Muhammad sebenarnya memang nabiyullah.... tapi anda ingkar karena kesombongan. Tapi bila penolakan anda karena tidak tahu dan belum terbuka kesadaran akan kebenarannya... pasti Allah akan bersikap adil.

Dosa manusia dapat dicuci di neraka... sehingga awan yakin siapapun yang cukup beriman kepada Allah akan dapat jatah surga walau kloter yang terakhir hehehehe ..._________________SAlam Manis Allah, Awan Lembayung (Pendekar mabuk Si pengembara kebenaran)

shmilyPenghuni Ekaristi

Joined: 26 Oct 2005Posts: 2799Location: Ekaristi.org

Posted: Wed, 01-03-2006 12:29 pm Post subject:

Quote:

Bagi andapun Yesus juga bukan Tuhan Allah khan hehe.... Yesus hanya salah satu persona Allah...

Anda tidak mengerti arti Tri Tunggal Maha Kudus dalam agama Katolik jadi jangan membuat kesimpulan sendiri..

Quote:

Bagi kami Yesus itu bukan Allah.... cukup mengakui Allah yang Esa...

hmm.. silahkan saja anda mengatakan demikian.. itu ajaran agamamu bukan ?

Quote:

Page 83: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

83

Walau demikian umat Nasrani juga menimani Allah yang Esa... inilah yang dimaksud Allah Tuhan kita yang sama, dan Esa...

Anda hanya mengakui agama anda paling benar.. tidak semua umat Islam sependapat dengan anda, sehingga menganggap umat Nasrani adalah kaum kafir..

Quote:

Waallahu'alam... hanya Allah yang dapat kasih jatah siapa yang masuk surga dan tidak....

Benar.. tetapi ketika Tuhan kembali ke dunia sebagai hakim, Ia akan mencari Iman yang benar..

Quote:

namun Awan yakin walau cukup beriman kepada Allah semua manusia akan mendapat keselamatan....

beriman seperti apa itu yang perlu kita ketahui..

Quote:

Penolakan terhadap Muhammad sebagai nabi Allah.... mungkin termasuk dosa besar tatkala anda tahu dan sadar bahwa Muhammad sebenarnya memang nabiyullah.... tapi anda ingkar karena kesombongan.

Anda juga menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat.... sayang sekali..

Menolak Muhammad sebagai nabi bukan kesombongan kami.. kami hanya tidak mengakuinya dan ajaran Quran-nya, karena kami sudah memilih untuk ber-Iman kepada Yesus Kristus dan gerejaNya..

Quote:

Tapi bila penolakan anda karena tidak tahu dan belum terbuka kesadaran akan kebenarannya... pasti Allah akan bersikap adil.

Page 84: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

84

Sebaliknya, anda sudah diperkenalkan secara sadar kepada Tuhan Yesus, namun anda masih tidak mengakuiNya sebagai kebenaran iman sejati dan satu-satunya jalan menuju ke keselamatan kekal..

Quote:

Dosa manusia dapat dicuci di neraka... sehingga awan yakin siapapun yang cukup beriman kepada Allah akan dapat jatah surga walau kloter yang terakhir hehehehe ...

cukup beriman ? beriman kepada Tuhan tidak boleh setengah-setengah.. jatah ? hanya mereka yang beriman kepadaNya dengan segenap hati dan segenap akal budinya yang kelak akan tinggal bersama-sama dengan Dia.. kamu sudah diberitahukan tetapi hatimu tidak mendengar.._________________

Salam dan doaF A Q Belajar Bersama Kanon 7 Sakramenmonang

Joined: 10 Jun 2005Posts: 136Location: Batam

Posted: Fri, 03-03-2006 7:35 pm Post subject: Re: Buat mas Awan Lembayung

Awan Wrote :

Penolakan terhadap Muhammad sebagai nabi Allah.... mungkin termasuk dosa besar tatkala anda tahu dan sadar bahwa Muhammad sebenarnya memang nabiyullah.... tapi anda ingkar karena kesombongan. Tapi bila penolakan anda karena tidak tahu dan belum terbuka kesadaran akan kebenarannya... pasti Allah akan bersikap adil.

Athanasios Wrote dalam : KONSTITUSI DOGMATIS TENTANG GEREJA

Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal([33]).

Page 85: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

85

Mas Awan bisa dapat kata2 begitu dari mana, kok tahu istilah itu, pasti telah membaca dokumen2 resmi gereja, dan menerapkan lagi dengan mengganti untuk kepentingan tertentu, mungkin begitu juga terjadinya Alquran pasti dari sumber yang ada, baik dari ajaran2 yang menentang Jesus dan Gereja, lalu merubah dan membalikan fakta/sejarah yang ada untuk dimasukan kedalam Alquran, ini kemungkinan lho, tapi apa yang aku baca di forum ini betul sih.

Semoga Mas Awan bisa membaca dokumen resmi Gereja Katolik yang berbobot, dan sadar apa yang di ajarkan oleh Gereja katolik itu benar.

May GBU

Page 86: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

86

BAB X

ISLAM ETIC IS UNIVERSAL RELIGION (Katolik Islami, Kristen Islami, Budha Islami, Hindu Islami dll.)

Suryo Tanggono

Mangtab banget ......!!Itulah kehidupan......Namun persepsiku aku ringkas menjadi Mind, Soul, Body....Soul dalam pengertian "hati nurani"... ya Ruh Allah itu sendiri...saat kita 'hidup' memang 'nyawa' dan 'Ruh Allah" bukan sebuah kesatuan...... dalam perjalanan ' menyatukan Nyawa kita dengan Ruh Allah adalah proses spiritual dalam bingkai TAUHID..

Jadi saat kita 'berbicara' tentang ALLAH,dalam konteks spiritual dalam bingkai TAUHID maka kita memasuki wilayah 'sifat' dan 'perbuatan' ALLAH. dan kata "ALLAH" sudah tidak ada lagi.....sepertinya kita 'harus mati dulu' untuk mengetahui ALLAH yang sebenarnya..... kalau kita masih dalam 'hidup' maka "ALLAH" hanya simbol yang bernama.

Pengalaman "mati sak jeroning urip" itulah pemahaman nya...

Kita harus pisahkan ALLAH yang sebagai simbol / "mercusuar"

Page 87: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

87

atau ALLAH dalam pengertian sebagai nilai keILLAHIan

WAHYU, FIRMAN, atau apapun namanya yang terdengar maupun tertulis itu sebuah informasi, ke mana arah menuju ALLAH.... lalu perjalanannya yang kitya lakukan [tarekat] yang akan mengantarkan kita pada makna ALLAH itu.....

27 September jam 3:31 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

Kang suryo@ secara substansi pengertian yang kang suryo paparkan sudah kumengerti dan kupahami... dan sy spakat2 saja hehe....

berkenaan dgn gambar presentasi kala sy mengajar tentang APA itu manusia pengertiannya sekaligus pada jawaban pertanyaan APA dan BAGAIMANA.....

1. Pertanyaan Apa, jawabannya mesti mengarah kepada MATERI manusia. Dalam gambar itu tafsiran sy ada Body, Nyawa dan Ruhullah.Yang perlu sy garis bawahi pengertian Materi NYAWA dan RUHULLAH saya pisahkan hanya untuk sekedar menerangkan pra embrio (kurang lebih janin berumur 6-8 mingguan) dan pasca embrio.

NYAWA telah ada sebelum RUHULLAH ditiupkan ketika embrio telah sempurna (6-8 minggu umurnya). Sebelum ditiupkan Ruhullah manusia sudah hidup dan bernyawa tetapi belum "menjadi" manusia dalam hal ini tepatnya NAFS (jiwa). NAFS (jiwa) adalah cetak biru manusia yaitu gabungan antara body, nyawa dan ruhullah, dan NAFS inilah yg nanti dimintai tanggungjawab.

Kalimat kang suryo ini: (saat kita 'hidup' memang 'nyawa' dan 'Ruh Allah" bukan sebuah kesatuan) saya beda pendapat. Saat kita 'hidup' NYAWA dan RUHULLAH melebur bersama body menjadi sebuah satu kesatuan yg bernama JIWA (NAFS).

Proses spiritual menuju TAUHID merupakan substansi JIWA (NAFS) itu diciptakan. Dan kita tidak perlu 'mematikan dan memisahkan' ALLAH apalagi dengan dalih 'simbol'. Hidup ini nyata dan ALLAH itu juga nyata, bukan simbol. Tauhid adalah kepasrahan untuk menyatu dengan ALLAH secara 'NYATA'.

2. Pertanyaan BAGAIMANA, jawabannya adalah ada ayat Qur'an surat As-Sajadah 9 tersebut. AKAL dan Freewill diberikan kepada manusia sebagai pisau bedah untuk mengabdi dan senjata lulus ujian. Tugas manusia dihidupkan adalah sangat mulia yaitu menjadi khalifatu fil Ard (pengelola alam semesta tepatnya BUMI). Kalau manusia berhasil dalam mengelola dirinya dan semesta jadilah ia

Page 88: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

88

insan kamil (manusia yang berhasil dalam hidupnya).

itu dulu ya...

27 September jam 19:00 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...

Suryo Tanggono

aku setuju banget pada ...===NYAWA telah ada sebelum RUHULLAH ditiupkan ketika embrio telah sempurna (6-8 minggu umurnya).======...Kalimat kang suryo ini: (saat kita 'hidup' memang 'nyawa' dan 'Ruh Allah" bukan sebuah kesatuan) saya beda pendapat. Saat kita 'hidup' NYAWA dan RUHULLAH melebur bersama body menjadi sebuah satu kesatuan yg bernama JIWA (NAFS).===substansinya adalah pada kata HIDUP pada "MATERI"....ha ha ha..... Ingat Big Bang Theory..... terjadi karena hukum "materi" dan "anti-materi".... antara akibat yang disebabkan......???dan itulah hukum dasar.... maka jembatannya adalah proses religius spiritual yang membuat makna berbeda...===Hidup ini nyata dan ALLAH itu juga nyata, bukan simbol. Tauhid adalah kepasrahan untuk menyatu dengan ALLAH secara 'NYATA'.===dan bahkan lebih dari "pasrah" ..... saya ndak tahu, entah apa bahasanya / kata yang mewakilinya....[???]

dan "manunggal dengan sang 'Esa" dalam pemahaman "RUH".......Untuk membedah kemabali : [ayat Qur'an surat As-Sajadah 9 tersebut].... sejujuranya saya tidak ingin ada pemenggalan ayat yang tidak mewakili makna keutuhan dalam surat tsb... dan sejauh ini saya sepakat dan mungkin akan kita bedah lagi dengan paparan yang lebih lengkap dan lebih dalam... sehingga saat memasuki pada al-fath [48] sebagai "ukuruan" dalam menajamkan makna TAUHID.pada tingakatan bahwa kemenangan awalnya adalah menang atas orang lain, lalu

Page 89: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

89

menang atas diri sendiri [mengendalikan NAFS sebagai energi positif] lalu pada akhirnya kita juga akan kehilangan makna 'kemenangan" .... karena kita "SUDAH SAMPAI"...yaitu insan kamil.disitulah makna NOTHINGNESS, yang sudah tidak ada RIYA, tidak ada PAHALA dan DOSA , tidak lagi ber"pikir" pada SURGA dan NERAKA" sebagai harapan dan putus asa.... semua adalah NILAI PASRAH......

28 September jam 6:05 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggonohttp://www.facebook.com/profile.php?id=100000685757821&v=wall&story_fbid=161856213831364&ref=mf

28 September jam 6:11 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

Kang Suryo@ pertanyaan kang Suryo ini: dan bahkan lebih dari "pasrah" ..... saya ndak tahu, entah apa bahasanya / kata yang mewakilinya....[???]

kata yang sangat tepat menjawab pertanyaan kang Suryo dalam bahasa arabnya adalah: ISLAM...

...kata ISLAM hakekat artinya adalah:

Pertama, Islam dari kata asal aslama yang merupakan turunan (derivasi) dari kata assalmu, assalamu, assalamatu berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir batin. Dari asal kata ini dapat diartikan bahwa dalam Islam terkandung makna suci, bersih tanpa cacat atau sempuma.

Kedua, kata Islam juga dapat diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti perdamaian dan keamanan. Dari asal kata ini Islam mengandung makna perdamaian dan keselamatan, karena itu kalimat assalamu 'alaikum merupakan tanda kecintaan seorang muslim kepada orang lain yang selalu menebarkan doa dan kedamaian kepada sesama. Ketiga, dari asal kata assalamu, assalmu dan assilmu Islam berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat.

Page 90: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

90

Semua asal kata di atas berasal dari tiga huruf, yaitu: sin, lam dan mim (dibaca salima) yang artinya sejahtera, tidak tercela dan selamat.

Dari beberapa pengertian kata di atas dapat disimpulkan bahwa Islam mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kepatuhan dan ketundukkan kepada Allah itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama manusia dan lingkungannya.

yup.... selebihnya saya sepakat 100% dengan jenengan. hehe...Berbahagialah orang2 yang mempunyai spirit ISLAM.... dan menggunakannya sebagai identitas jiwanya....

28 September jam 18:52 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

Betul sekali Kang Wawan......saya sepakat sekali dengan :====kata yang sangat tepat menjawab pertanyaan kang Suryo dalam bahasa arabnya adalah: ISLAM...

......kata ISLAM hakekat artinya adalah:

....dst.....====

dan hendaknya itu sebagai intisari makna kehidupan bukan cuma 'slogan' yang menempel pada 'raga'....nah....saya ini dalam perjalanan sebagai manusia yang mendambakan sebagai yang berbusana katholik/nasrani yang 'islami'...buddhis yang 'islami'.... hindus yang 'islami' atau bahkan ahmadiyah yang 'islami'... bahkan seorang 'atheis' yang 'islami'......

he he he he....kang Wawan... kalau soal dogma dan doktrin sebuah hukum/syariat untuk menandai identitas bahwa saya berbusana 'tertentu'... itu masa lalu kang.... saya tidak mau mundur dan terjebak dalam 'ritual busana'... maka dari itu saya pun menelanjangi 'identitas' dan menanggalkan busana saya.....

agak sulit ataui bahkan terlalu sulit bagi sebagian orang....namun pada pencapaian yang saya dapatkan bukan lagi soal "syurga neraka" atau

Page 91: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

91

"pahala dan dosa"....

dan cita cita saya tetap sebagai manusia yang ISLAMI... dalam pengerian NILAI..... bukan sekedar busana.....dalam mengamalkan IBADAH yang sesungguhnya secara kafah.

29 September jam 3:24 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

kembali kang Suryo mengulangi lebih suka telanjang daripada berbusana bersih, suci, indah dan menenangkan hahaha......

apa yang kang Suryo yakini saat ini yang seperti ini:"saya ini dalam perjalanan sebagai manusia yang mendambakan sebagai y...ang berbusana katholik/nasrani yang 'islami'...buddhis yang 'islami'.... hindus yang 'islami' atau bahkan ahmadiyah yang 'islami'... bahkan seorang 'atheis' yang 'islami'......"

insyaallah didengar, dicintai dan diridhoi Tuhan.... saya hanya bisa mendoakan....

Kepada orang-orang yang sholeh, baik itu beragama Kristen, Katholik,Islam, Hindu, Budha, Khonghucu, Santho, Yahudi, Kejawen, alirandinamisme maupun animisme, dll di segenap penjuru bumi dandi dalam ruang waktu kapan pun, smoga mereka mendapat curahankebahagiaan dan keselamatan Tuhan di hari akhir kelak.Sebab, mereka semua secara tulus telah berusaha beribadah danmenggapai wajah Tuhan dengan mengharap kasih, cinta, dan ridho-Nya.Apakah orang-orang yang begitu tulus dan sholeh tersebuttidak terselamatkan, gara-gara klaim setiap agama yang mengakubahwa golongan mereka sendirilah yang terselamatkan?Apakah Allah yang katanya Maha Adil dan Maha Kasih akan bertindakdemikian, menghukum orang-orang yang sedemikian tulus mengharapkanKasih dan sayang-Nya?” (lihat: http://wawankardiyanto.wordpress.com/2008/11/20/antara-monoteisme-dan-multiisme/)

Harapan dan hampir menjadi keyakinan saya bahwa konsepsi seperti itu adalah "benar" khusus bagi yang disebut dalam konsili vatikan II sebagai orang Nasrani ANONIM.... yaitu orang non-nasrani yang sama sekali tidak "TAHU"... kabar Injil....

Dan dalam hasanah pemikiran ulama Islam orang tersebut di sebut: Kafir karena

Page 92: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

92

ketidaktahuan.... yaitu orang non-Muslim yang sama sekali tidak tahu kabar ajaran Islam karena tiada kabar Islam yang sampai kepadanya....

TAHU kadarnya beda dengan mengerti, memahami, dan meyakini.... sebuah KEBENARAN....

Konsep pikiran kita bisa bertingkat2 seperti itu dan ini sangat dipengaruhi oleh input pengetahuan yang hadir dalam rasio dan hati kita.

01 Oktober jam 17:59 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

hmmmm....aku mengenal diriku sendiri..... jauh lebih mengenal diri ku dibandingkan orang lain mengenal aku......

Ha ha ha ha.... ...sampai kapanpun diskusi kita kalau ranahnya hanya BUSANA [agama sebagai lembaga].... nggak akan sama-sama sepakat Monggo kalau sampean menganggap busana anda paling cocok....nggak usah membisarakan busana orang lain... itu soal selera ....

Namun Hati hati dengan memahami 'kafir'...

=====[40:10] Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): "Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir".[40:2] Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui,=====apakah saya menolak pemahaman 'al quran......??jawabannya Kang wawan tentu sudah tahu......

=====[25:3] Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.

Page 93: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

93

[25:5] Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."[25:6] Katakanlah: "Al Qur'an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.======

Kang saya memahami ISLAM sebagai NILAI..... sudah melebihi sekedar BUSANA....

Dan ISLAM itu sangat UNIVERSAL .....jalankan hidup kita menuju "NILAI-ISLAMI" ...Beruntunglah manusia yang menjalankan syareat dengan memahaminya secara UTUH...Dan BERBAHAGIALAH semua manusia yang mencapai NILAI KEHIDUPAN YANG ISLAMI....

BUSANA yang BERSIH dan SUCI.... menurut siapa....?APA ARTINYA KALAU BUSANA yang BERSIH dan SUCI itu pada akhirnya hanya untuk mengamini tindakan tidak terpuji....seperti PENJAHAT BERDASI....????

Kang Wawan.... Animisme dan Dinamisme itu biarlah sebagai "NILAI TAUHID" sendri yang diluar penalaran TAUHID menurut kita....itu cuma simbol.... mau banyak atau mau sedikit atau mau TUNGGAL "MANIFESTASI TUHAN" kita tidak perlu mengomentari 'mereka jelek' atau 'tidak berTAUHID'.....Biarlah KEPSRAHAN yang sudah kita tanamkan menjadi NILAI yang UTUH tanpa ada "RIYA" sekecil apapun....

Toh si sudut hati paling DALAM atau dalm "JIWA" kita semua tetap bersemayam TUHAN....

Kenalilah namaNya....Kenalilah sifatNya...Kenalilah perbuatanNya....Bersatulah denganNya....... dalam ibadah dalam kesadaran penuh KASIH dan CINTA TUHAN pada kita.... Janganlah kau lewatkan dalam ayunan nafasmuJanganlah kau lewatkan dalam setiap detak jantungmu....

sepeti Buddha bilang....Bawalah kebahagian kepada setiap manusia....

Page 94: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

94

seperti satu lilin yang menyalakan seribu lilin......

Ha ha ha... Kang Wawan..... itu dulu ya......

-------------------------I've added smileys to this comment. Wanna see them? Go to http://c.faci4smilesonline.com/.........................Lihat Selengkapnya

01 Oktober jam 18:46 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto dalam lubuk hati yang terdalam..... siapa yang tahu?? hanya diri kita sendiri dan Tuhan kita ALLAH SWT... hehehe.....

01 Oktober jam 18:51 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono itulah intinya.....

01 Oktober jam 19:19 · SukaTidak Suka

Submit

Wawan Kardiyanto ni serius kang... kang suryo sdh memilih bertelanjang berarti sdh melepas busana akang.. kang suryo memilih katolik yg islami, budha yg islami, hindu islami, bukan sebaliknya yakni islam yg kristiani, budha yg kristiani dstnya... artinya islam sbg nilai sudah mjd keyakinan dan iman sobat.. hy saja iman yg blom utuh, busana ritual bukan hal yg penting buat sobat... lalu 100/sen yakinkah kang suryo isi alquran itu sbuah kebenaran? yakinkah muhammad adalah nabi n rasulullah? jawab dgn tegas kang? hehehe...

04 Oktober jam 6:11 · SukaTidak Suka

Page 95: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

95

Suryo Tanggono

oo yang ini......????ha ha ha ha......bersyahadat.....???Hallah..... itu cuma ucapan bibir kang .....!!!Nggak Penting yang penting Hati..........saya jawab .... Ya....!!!Ya dengan Jujur dan Tulus...Lalu mau menayakan kapan saya melakukan shalat....???ha ha ha ha....Setiap ayunan nafas saya dan detakan jantung saya semaksimal mungkin saya maknakan sebagai dzikir saya....apakah saya masih harus shalat 5 x sehari.....saya sudah melakukan lebih dari itu kang......!

12 Oktober jam 7:55 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

surprise.....oke, jalur dan alur pikiran kang suryo sudah saya arahkan hahahaha.... sesuai dengan semestinya hehe....

skaarang kita tinggal diskusi mendalam tentang ritual ibadah dalam Islam sholat dll... begitu juga dengan agama lain....

...piye kang?? siap diskusi tentang mesti atau tidaknya ritual ibadah???Lihat Selengkapnya

12 Oktober jam 18:35 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto jangan lari kang... ritual ibadah kalau dianggap tidak penting, 1000% saya jamin kang suryo salah besar.... hehe

13 Oktober jam 21:00 · SukaTidak Suka

Page 96: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

96

Suryo Tanggono

wah....!!!1000 %....???nek iki sampean wis kemaki....!!!sok tahu tentang makna ibadah....!!!!

...ha ha ha ha....sori kang wawan....!!sampean sangat dangkal memaknai sebuah makna ibadah.menjebak dan mengurung makna ibadah hanya sebagai ritual...???jadi "budak syariat"....???

pemaknaan sampean tentang 'fiqih' hanya dibingkai dengan ritual..??itu cuma simbol kang....apa sih tujuan ritual.....??

maaf saya juga bisa kemaki...saya tidak membutuhkan itu...Tapi untuk sampean memang dibutuhkan... karena cara sampean memahaminya memang beru segitu....

Sampean baru maknai 'shalat' sebagai 'shalat'...saya sudah lebih kang....lebih dari sekedar bahasa dan ritual badani....jiwa dan ruh saya yang 'shalat', bukan badan saya....!!

persis seperti teman saya sekantor....persis seperti pastor di lingkungan saya....persis seperti saat seorang pendeta mengajakku "sembayang" di pura..persis seprti bante / biksu saat saya mulai berbicara makna keniscayaan....

sudahkah sampean mengenal Tuhan lebih dari sekedar asma...?sudahkah sampean mengenal Tuhan dalam sifat dan perbuatanNya?sudahkah sampean memasuki 'nothingness'... kekosongan yang kosong.....?Sampean sudah mempelajari Big Bang Theory, pelajarilah dengan seksama... antara materi dan anti-materi...?

Sudahkan sampean memahami "manusia" sebagai makhluk hayati dan sebagai makhluk imajener...?

ha ha ha ha.....kang wawan....

Page 97: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

97

pernah lihat Tuhan....?pernah lihat syurga....?

Saya pernah....!!baik secara fisik maupu secara 'rasa'...dalam manifestasiNya ...dalam sifat dan perbuatanNya....

Sori kang....sampean sudah tidak mempan membujuk rayu ...ibarat seorang 'sarjana' dicobai / ditest dengan materi anak kelas satu SD.....ha ha ha ha....sori banget kang.....

14 Oktober jam 7:33 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

aku ra kemaki mas, tapi yakin seyakin-yakinnya....and aku ra membujuk rayu....hanya sekedar kewajiban saling nasehat menasehati dalam kebenaran... (surat al ikhlas)

mas, yang namanya bumi dan matahari dan seluruh materi jagat raya semuanya s...ujud, patuh dan pasrah (islami) menjalani ritual ibadahnya...

matahari towaf berputar sendiri dan mengelilingi pusat bintang galaksi bimasakti....bumi towaf sendiri dan mengelilingi matahari begitu pula planet lainnya.... galaksi dan super cluster juga towaf...begitu pula makhluk Allah yg lain...

lha mas suryo dgn kemaki malah menolak ritual ibadah kpd Tuhan...ntar kualat lho hehehe.......

jenengan itu dihidupkan tidak hanya berbentuk ruh atau hati.... tapi ada badan.... badan dan jiwa ini perlu bukti ketaatan bakti kita kepada Tuhan.... itulah kemestian ritual....

kita ini hanya sekedar hamba Tuhan mas....kita bukan tuhan...seorang hamba mesti memperlihatkan aksi nyata kepasrahannya...

Page 98: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

98

bisakah mas suryo membayangkan saat anda ada di langit tepat di atas ka'bah...

sobat akan melihat pas haji, jutaan orang towaf mengelilingi ka'bah.... begitu indah dilihat....

jutaan orang sholat menghadap satu titik bersujud kepada Tuhan dalam satu titik kesatuan Tauhid....milyaran muslim sedunia sujud dalam satu titik kesatuan Tauhid berdoa, saling mendoakan antar kaum muslimin yang didengungkan setiap hari lima (5) kali....17 rokaat34 kali sujud....

kalau kita bisa melihat dan mendengarkan doa akbar di alam ini... sungguh sangat luar biasa dasyatnya mas.....

rugi mas.... kalau kita meremehkan nilai ritual ibadah...

15 Oktober jam 18:13 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...

Suryo Tanggono

kang wawan.....rugi sekalai kalo saya harus mundur.... dan menilai ritual ibadah sebagai sebuah keharusan.... buat samapean mungkin... dan harus...

Bukankah ritualmu... ritual mereka.... dan ritualku memiliki makna yang sama....???

...Hamba Tuhan....????ha ha ha ha ha....seberapa dalam makna mengHAMBA yang sampean pahami....??

Shalat saya bukan pada badan kang....bukan.... sama sekali bukan....!!Badan ini hanya 'hayati' hanya sebagai 'ALAT" untuk mempermudah pada penghayatan makna shalat...bukan di situ kang makna shalat... itu baru salah 'petujunjuk' untuk menuju pada DIA... dan banyak petujuk yang jauuuuhhh lebih memudahkahkan daripada sekedar 'shalat' yang kang wawan anjurkan pada saya...

pernahkah memahami bagaimana Ibrahim shalat?... Jesus atau Isa shalat...??....Musa shalat...??

Page 99: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

99

....Atau bahkan Sang Buddha shalat...??

ha ha ha...Islam sebagai lembaga beda dengan Islam sebagai nilai...saya memilih pada memahami Islam sebagai nilai....bukan sekedar lembaga yang militan dan dangkal....

Kang....terima kasih atas niat baik mu....

15 Oktober jam 19:12 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

Ini isi doanya Nabi Ibrahim (Bapaknya nabi2) dalam surat Ibrahim berikutini:

Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagianketurunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat...rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikianitu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagianmanusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.

Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kamisembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yangtersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada dilangit.

Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di haritua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Mahamendengar (memperkenankan) doa.

Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetapmendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalianorang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)?E[Ibrahim: 37-41)

Nabi Ibrahim dan seluruh nabi2 dan juga mungkin Budha dll mereka semua mengerjakan shalat mas....

Page 100: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

100

hanya bentuknya yang berbeda sesuai dengan petunjuk Tuhan pada jaman mereka masing2....

Shalat dlm bhs arab artinya= sebuah perbuatan tertentu yg bertujuan menyembah Tuhan..

jaman Ibrahim sampai Muhammad shalatnya hanya pagi dan petang. Caranya juga dengan bersuci dulu dan ada sujudnya...

Ritual ibadah nabi2 tidak hy shalat, tapi juga puasa dan ada "haji"...Haji adalah ritual warisan Ibrahim....

Ini perintah shalat di Injil mas:

Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembahPerjanjian Lama – Kitab Keluaran 34:8

Masuklah, marilah kita sujud menyembah,berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.Perjanjian Lama – Kitab Mazmur 95:6

Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembahPerjanjian Lama – Kitab Yosua 5:14

Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah,dengan mukanya di antara kedua lututnyaPerjanjian Lama – Kitab I Raja-raja 18:42

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan,lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.Perjanjian Lama – Kitab Bilangan 20:6

Kemudian ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya lalu ia berlutut dan berdoa – Perjanjian Baru – Injil Lukas 22:41

Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa- Perjanjian Baru – Injil Markus 14:35

monggo... kalau maunya tidak melakukan ritual ibadah.....tapi kenyataannya seluruh isi alam ini dan para nabi dan juga Sidarta gautama-pun pasti "shalat" ("laku").......

17 Oktober jam 18:42 · SukaTidak Suka

Page 101: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

101

Suzi Noor Wijaya maha suci Allah dengan segala firmanNya...

18 Oktober jam 4:14 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

Anda sudah jawab sendiri bukan...???terus maunya apa....??

Nah.....saya punya cara sendiri untuk "shalat" yang jauh lebih mudah dan lebih afdol... paling tidak untuk saya jalani.......ini soal selera...!!

18 Oktober jam 5:54 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

satu lagi....saya sudah jelaskan di komen sebelumnya... ====Sampean baru maknai 'shalat' sebagai 'shalat'...saya sudah lebih kang.......lebih dari sekedar bahasa dan ritual badani....jiwa dan ruh saya yang 'shalat', bukan badan saya....!!====Bisakah sampean memahaminya.....??

18 Oktober jam 5:56 · SukaTidak Suka

Page 102: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

102

Wawan Kardiyanto soal selera?? hahaha... janganlah gemede kang.. jenengan bukan nabi yg bawa wahyu...

18 Oktober jam 11:40 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

halah....emange shalate sampean wis bener...?secara gerakan....okelah... aturannya jelas...tapi apakah sampean sudah memaknai nya dengan benar...??...mekso aku kon shalat seperti sampean shalat....??hua ha ha ha ha ha...ngguyu aku kang....!!Lho kalau aku punya banyak pengikut dan banyak yang percaya dan direstui oleh Nya .... kenapa nggak aku akan jadi nabi....??ha ha ha ha... SEANDAINYA.... tapi kan itu bukan kemauan dan tujuanku....!

Kang... kang....!dewasalah mengetengahkan soal ini...sampean juga bukan siapa-siapa...paling buntutnya cuma MINTA PAHALA dari Dia.....nilainya kelihatan kok kang....ikhlas dan tidaknya....

Oalah.... Gusti....sampean kan sudah paham maknanya kok cara berpikirnya masih seperti "misionaris"....Lucu banget sampean ki...

ha ha ha ha ha ha ha......

19 Oktober jam 2:13 · SukaTidak Suka

Wawan Kardiyanto

sudahlah mas.. kewajiban saya hanya mengingatkan... dan jelas tidak memaksa.... bukti2 telah dihadapan mata hati jenengan, dan jenengan-pun tidak bisa menyangkal... Allah tidak suka orang yang ingkar.... dan suka ngeyel spt bani

Page 103: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

103

Israel....

u...p to U..lah, monggo kerso....

saya dan jenengan sudah sepakat dan sepaham tentang nilai-nilai substansi agama2... dan tujuannya...kita telah sepaham Islam secara nilai... (Katolik yg Islami, Kristen yg Islami, Budha yg Islami, dstnya....)

Kita saling menghormati "kebenaran"2 agama2 dan "keselamatan"2 pemeluknya....Dan saya sudah cukup bahagia jenengan sudah menganut nilai islami....

19 Oktober jam 18:22 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

mestinya dari awal sampean bilang begitu....jadi sampean nggak harus berpikir bahwa Allah kecewa dan tidak suka....he he he he he===Allah tidak suka orang yang ingkar.... dan suka ngeyel spt bani Israel.......====[maaf koyo cak cilik yang lagi belajar meminta sesuatu....]

matur nuwun.... kang niat baik sampean sangat mulia dan saya sangat menghargainya....dan teman-teman saya [ poro kyai, santri dan beberapa dari konco seminari....dan lain-lain....] membaca note sampean...ini

saya utarakan hal ini sebagai diskusi yang indah.... dan mereka juga berpendapat yang sama.....

salam mesra dalam kasih Allah....

20 Oktober jam 3:04 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono monggo kang.... menengok di sini:http://www.facebook.com/note.php?note_id=440558548457

Page 104: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

104

20 Oktober jam 3:06 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggonohttp://www.facebook.com/photo.php?fbid=147323045312331&set=a.147323018645667.24844.100001039095629&comments&alert

20 Oktober jam 3:16 · SukaTidak Suka

Suryo Tanggono

Kang Wawan....saya tegaskan ya.....Agama bukan lembaga,Agama bukan Kitab Suci.Agama bukan hukum, syri'at, dogma, dan doktrin saja...Agama juga tidak sekedar ritual badani...Agama bukan sebuah atau sesuatu untuk melebeli dirinya agar dikenali MANUSIA...tapi AGAMA nilai NILAINilai TauhidNilai IkhlasNilai Taqwa, tawasdu, dan tawasul...Nilai KesadaranNilai Kebahagiaan dan Kesejahteraan...Nilai Keselamatan bagi INDIVIDU....

ISLAM adalah NILAI yang sudah menjadi sebuah rumusan keseluruhan itu....Kelembagaan, Kitab Suci, Syari'at, Dogma & Doktrin, Ritual adalah CARA/RESEP untuk mendapatkan NILAI yang sesungguhnya.

Seperti seorang yang ingin mendapatkan Ilmu, tidak harus BERSEKOLAH... memang idealnya bersekolah.... tapi yang terpenting adalah proses belajar itu sendiri dan pencapaian ilmunya....Jalur formal dan informal gitulah....da saya pilih jalur informal....

04 November jam 17:11 · SukaTidak Suka

Page 105: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

105

Wawan Kardiyanto

banyak alasan.....

otak jenengan aja bersujud kepada Allah.... dan seluruh nabi, rasul juga bersujud, begitupun seluruh makhluk semesta alam juga bersujud kepadaNYA...

...saya kira sudah cukup bukti kebenaran yang disebut, terserah jenengan mau pilih yang mana.... yang BENAR atau yang anda "anggap benar".

sekitar satu menit yang lalu · Suka

Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1284923541768&set=a.1284922181734.39648.1790540000

Page 106: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

106

BAB XI

PROTOTIPE MANUSIA BERKEYAKINAN

1. Beriman : Orang yang Iman kepada Allah YME dan beramal sholeh = (selamat)

2. Kafir : Orang yang ingkar kepada Allah YME = (tidak selamat) 3. Munafik : Orang yang bermuka dua (ingkar dan iman) = (selamat dan tidak

selamat dengan syarat)

4. Dholim : Orang yang banyak berdosa = (selamat dengan syarat)5. Awam : Orang yang beriman tapi bodoh (selamat dengan syarat)

Tingkat Keselamatan Berdasarkan Pengetahuan, Keimanan dan Amal(Tahu dan mengerti Islam, Iman kepada Allah YME dan beramal baik)

1. Orang yang Tahu, Mengerti, Iman dan Beramal baik (taqwa)2. Orang yang Tahu, Mengerti, Iman tapi tidak beramal baik (dholim)3. Orang yang Tahu, Mengerti , Tidak Iman tapi beramal baik (kufur)4. Orang yang Tahu, Mengerti , Tidak Iman dan tidak beramal baik (kufur)

5. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti , Iman dan Beramal baik (awam)6. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti , Iman dan Tidak Beramal baik (dholim)7. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman tapi Beramal baik (kufur)8. Orang yang Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman dan Tidak Beramal baik (kufur)

9. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Iman dan Beramal baik (awam)10. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Iman dan Tidak Beramal baik (dholim)11. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman tapi Beramal baik (kufur)12. Orang yang Tidak Tahu, Tidak Mengerti, Tidak Iman dan Tidak Beramal baik

(kufur)

Page 107: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

107

Pembagian Orang Kafir dalam Islam

Orang kafir dalam pandangan ulama ada empat macam :

Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.

Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-‘Aziz Al-Hakim :

ال یدینون دین الحق من الذین قاتلوا الذین ال یؤمنون باللھ وال بالیوم الآخر وال یحرمون ما حرم اللھ ورسولھ ولجزیة عن ید وھم صاغرونأوتوا الكتاب حتى یعطوا ا

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh)”. (QS. At-Taubah : 29).

Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam bersabda :

إذا أمر أمیرا على جیش أو سریة أوصاه في خاصتھ بتقوى اهللا ومن معھ كان رسول اهللا صلى اهللا علیھ وآلھ وسلماتلوا من كفر باهللا أغزوا وال تغلوا وال تغدروا وال تمثلوا من المسلمین خیرا ثم قال أغزوا باسم اهللا في سبیل اهللا ق

كف عنھم ما أجابوك فاقبل منھم ووال تقتلوا ولیدا وإذا لقیت عدوك من المشركین فادعھم إلى ثالث خصال فأیتھن فإن ھم أبوا فسلھم الجزیة فإن ھم أجابوك فاقبل منھم ثم ادعھم إلى الإسالم فإن أجابوك فاقبل منھم وكف عنھم

لھموكف عنھم فإن ھم أبوا فاستعن باهللا وقات

“Adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa kepada Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian beliau berkata : “Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah, bunuhlah siapa yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan janganlah mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil (mencincang atau merusak mayat) dan janganlah membunuh anak kecil dan apabila engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum musyrikin dakwailah mereka kepada tiga perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga perkara itu maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah mereka kepada Islam apabila mereka menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka memberi maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka”.

Page 108: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

108

Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syu’bah riwayat Bukhary beliau berkata :

تؤدوا الجزیة أمرنا رسول ربنا صلى اهللا علیھ وآلھ وسلم أن نقاتلكم حتى تعبدوا اهللا وحده أو

“Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam untuk memerangi kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar Jizyah”.

Kedua : Kafir Mu’ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.

Allah Jalla Dzikruhu berfirman :

فما استقاموا لكم فاستقیموا لھم إن اللھ یحب المتقین

“Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku istiqomah (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah : 7).

Dan Allah berfirman :

موا إلیھم عھدھم إلى مدتھم إن اللھ إال الذین عاھدتم من المشركین ثم لم ینقصوكم شیئا ولم یظاھروا علیكم أحدا فأتیحب المتقین

“Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah : 4).

dan Allah Jallat ‘Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya :

أیمان لھم لعلھم ینتھونوإن نكثوا أیمانھم من بعد عھدھم وطعنوا في دینكم فقاتلوا أئمة الكفر إنھم ال

“Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”. (QS. At-Taubah : 12).

Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr riwayat Bukhary :

من قتل معاھدا لم یرح رائحة الجنة وإن ریحھا توجد من مسیرة أربعین عاما

Page 109: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

109

“Siapa yang membunuh kafir Mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”.

Ketiga : Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

أنھم قوم ال یعلمونإن أحد من المشركین استجارك فأجره حتى یسمع كالم اللھ ثم أبلغھ مأمنھ ذلك بو

“Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (QS. At-Taubah : 6).

Dan dalam hadits ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihiwa alihi wa sallam menegaskan :

ذمة المسلمین واحدة یسعى بھا أدناھم

“Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu, diusahakan oleh orang yang paling bawah (sekalipun)”. (HSR. Bukhary-Muslim).

Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : “Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini adalah Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada orang kafir itu adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari seorang muslim maka haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia masih berada dalam Amannya”.

Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata :

صلى اهللا علیھ وآلھ وسلم قد یا رسول اهللا زعم ابن أمي أنھ قاتل رجال قد أجرتھ فالن بن ھبیرة فقال رسول اهللاأجرنا من أجرت یا أم ھانئ

“Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu ‘Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa salllam bersabda : “Kami telah lindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani`”.

Keempat : Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari’atkan untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam.

Demikianlah pembagian orang kafir oleh para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy, syeikh Ibnu ‘Utsaimin, ‘Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Dan bagi yang

Page 110: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

110

menelaah buku-buku fiqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya pembagian ini. Wallahul Musta’an.

Page 111: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

111

BAB XII

ISLAM TIDAK MENGENAL JIHAD OFENSIF

Mukadimah

Telah terjadi perselisihan para ulama tentang masalah ini, apakah sebab peperangan kita dengan orang kafir; apakah karena kekafiran mereka semata, atau karena sikap permusuhan mereka terhadap kaum muslimin. Namun, sayang perselisihan ini oleh sebagian orang dijadikan sebagai ajang untuk memusuhi dan memfitnah sesama muslim dan ulama. Syaikh Hasan Al Banna dan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi yang memandang bahwa peperangan dengan Yahudi adalah karena sikap mereka yang memusuhi, mengusir, dan memerangi umat Islam. Fatwa ini disebut oleh Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali sebagai pendapat dan fatwa yang jahat. Lalu, diaminkan oleh yang sepemikirann dengannya. Masih bagus seandainya dikatakan, “ Ada dua pendapat dalam masalah ini, pendapat yang kuat adalah ini dan yang itu lemah.” Apa perlunya dibubuhi dengan istilah ‘fatwa yang jahat’? bukankah itu juga difatwakan oleh para imam seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahmengatakan inilah pendapat yang benar. Maka, jahatkah fatwa para imam ini?

Ada sebagian kaum muslimin, meyakini bahwa memerangi orang kafir adalah karena kekafirannya, bukan karena permusuhan mereka terhadap kita. Inilah pandangan Imam Asy Syafi’i Radhiallahu ‘Anhu, dan Syaikh Sayyid Quthb Rahimahullah. Sikap ini tentu membawa konsekuensi bahwa orang kafir di muka bumi ini harus binasa tanpa sisa. Namun, kadang terjadi sikap yang kontradiksi, ketika mereka meyakini bahwa orang kafir harus diperangi karena faktor aqidah mereka yang kafir, namun dalam kehidupan keseharian, orang-orang ini justru jauh dari sikap keras terhadap orang kafir.

Ketika para ulama, seperti Syaikh Farid Washil, Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Syaikh Sayyid Ath Thanthawi, Syaikh Ali Jum’ah, Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, dan lain-lain, memfatwakan boikot produk Yahudi dan Amerika, justru mereka melecehkan fatwa ini, dan ‘melawan’ fatwa tersebut dengan fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin tentang hukum jual beli dengan orang kafir (Yahudi), yang pada dasarnya adalah mubah. Lucunya, mereka bersemangat menghajr (boikot) sesama muslim, bahkan sesama mereka sendiri, hanya karena berbeda pendapat dengan mereka, hanya karena berhubungan dengan organisasi dakwah Islam atau yayasan Islam tertentu. Sementara memboikot penjajah kafir mereka tidak mau. Wallahul Musta’an!

Ketika ramai segenap umat Islam mengecam Yahudi, atas serangannya ke Jalur Gaza, dan memberikan dukungan moril dan materil terhadap pejuang Palestina,

Page 112: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

112

khususnya HAMAS, justru anehnya sebagian dari mereka menyalahkan HAMAS. Bahkan menyebarkan tulisan di internet tentang kesesatan HAMAS yang ditulis oleh beberapa masyayikh mereka, serta ada beberapa SMS gelap yang diterima beberapa ikhwah bahwa menurut mereka HAMAS lebih Yahudi dibanding Yahudi!. Walau ini hanyalah oknum, tetapi ada apa sebenarnya ini?

Maka, inilah kenyataan, sedangkan sebelumnya hanyalah teori belaka. Dan Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shaff (61): 2-3)

Peperangan Terjadi Karena Adanya Permusuhan

Inilah pendapat yang benar. Berdasarkan nash-nash yang jelas, dan dikuatkan oleh pemahaman para ulama, dan didukung sejarah Islam dalam pensyariatan jihad.

Allah Ta’ala berfirman:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah (60): 8-9)

Dua ayat yang mulia ini, menerangkan bahwa tidak ada larangan berbuat baik dan adil kepada: orang kafir yang tidak memerangi dan mengusir kaum muslimin.

Sedangkan Allah Ta’ala melarang berkawan dengan: orang kafir yang memerangi dan mengusir kaum muslimin, dan pihak membantu pengusiran kaum muslimin. Bahkan Allah Ta’ala menyebut sebagai perbuatan zalim jika kita berkawan dengan orang kafir seperti ini.

Ada sebagian orang membantah ayat ini dijadikan sebagai dalil, alasan mereka karena ayat ini (ayat 8) hanya berlaku ketika awal Islam saja, dan telah di nasakh(dihapus) dengan ayat: faqtuluu musyrikina haitsu wajadtumuuhum .. “bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana saja kalian bertemu dengan mereka ...” . Demikianlah pendapat Ibnu Zaid dan Qatadah.

Sedangkan Imam Al Qurthubi mengatakan, ayat ini merupakan rukhshah dari Allah Ta’ala bagi orang kafir yang tidak memusuhi dan memerangi orang beriman. Ada juga yang mengatakan, ayat ini berlaku karena adanya ‘illah (alasan) yakni perjanjian

Page 113: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

113

damai, maka ketika perjanjian damai sudah tidak berlaku dengan adanya penaklukan kota Mekkah, maka ayat ini tinggal tulisannya saja. Ada pula yang mengatakan ayat ini khusus orang kafir dari kalangan wanita dan anak-anak, karena mereka tidak memerangi kaum beriman. Namun kebanyakan ahli tafsir mengatakan, hukum ayat ini masih berlaku, dengan alasan kisah Asma binti Abu Bakar yang diizinkan Rasulullah untuk bergaul dengan baik dengan ibunya yang masih musyrik. (Imam Al Qurthubi, Jami’ Li Ahkamil Quran, Juz. 18, Hal. 15)

Benarkah ayat ini telah mansukh? Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari menyebutkan ada tiga tafsir para ulama terhadap ayat ini.

Pertama, ayat ini bercerita tentang orang-orang beriman di Mekkah dan tidak berhijrah, maka Allah Ta’ala izinkan mereka untuk berbuat baik dan ihsan kepada orang kafir. Inilah pendapat Mujahid.

Kedua, ayat ini bercerita tentang orang-orang beriman di luar Mekkah dan tidak berhijrah, maka Allah Ta’a izinkan mereka berbuat baik dan ihsan kepada orang kafir.

Ketiga, ayat ini bercerita tentang orang musyrik yang tidak memerangi orang-orang beriman, dan mereka juga tidak mengusir orang beriman dari negerinya, namun ayat ini telah di nasakh setelah itu, dengan ayat perintah memerangi orang musyrik. Inilah pendapat Ibnu Zaid dan Qatadah. Ibnu Zaid berkata: “Ayat ini telah di nasakh, dengan perintah berperang dan kembali dengan pedang-pedang mereka, berjihad melawan mereka dengannya, dan memenggal mereka.

Imam Ibnu Jarir mengatakan, yang benar adalah pendapat yang pertama. Tidak benar dikatakan bahwa ayat ini telah mansukh. Kaum beriman tidak dilarang untuk berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi dan mengusir mereka, apa pun millah dan agama mereka, tetap dibolehkan berbuat baik (Al Birr), berhubungan, dan berbuat adil kepada mereka. Hal ini dikuatkan dengan riwayat Ibnu Zubeir tentang Asma’ bin Abu Bakar yang ingin menemui ibunya yang masih jahiliyah (musyrik), dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengizinkan Asma untuk menemuinya dan berbuat baik kepadanya. (Imam Abu Ja’far Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, Juz. 23, Hal. 322-323)

Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak melarang berbuat baik dan adil kepada orang kafir yang telah membuat perjanjian (damai) dengan orang beriman untuk meninggalkan perang. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, Juz. 7, Hal. 205. Al Maktabah Asy Syamilah) Artinya, perang baru ada lagi setelah mereka melanggar perjanjian dengan menyerang kaum muslimin.

Asbabun Nuzul ayat di atas pun, menolak pemahaman mereka. Ayat ini turun karena Asma binti Abu Bakar ingin memberikan hadiah kepada ibunya yang masih musyrik, tetapi dia tidak berani melakukannya sebelum ada izin dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hal itu diadukan kepada ‘Aisyah, lalu turunlah ayat di atas: ““Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-

Page 114: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

114

orang yang tiada memerangimu ..dst.” Lalu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallammemerintahkan Asma untuk memberikan hadiah kepada ibunya dan masuk ke rumahnya.(Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, Juz. 23, Hal. 322. Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, Juz. 8, Hal. 90)

Dari keterangan ini, menunjukkan bahwa peperangan kita melawan orang kafir, bukan karena semata-mata kekafiran mereka, melainkan karena perbuatan jahat mereka seperti yang diterangkan dalam ayat 9. Jika mereka berbuat baik, mau berdamai, tidak mengajak berperang, tidak mengusir, maka ada tidak larangan berbuat baik dan adil terhadap mereka. Namun, jika mereka memerangi dan mengusir orang beriman –seperti yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap umat Islam Palestina- maka tidak boleh berbuat baik dengan mereka, apa lagi kerja sama dengan mereka, dan tetap membeli produk-produk mereka dengan alasan jual beli dengan orang hukumnya mubah!

Jika benar bahwa memerangi orang kafir adalah karena kekafirannya, maka tidak akan ada izin dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berbuat baik kepada orang tua yang masih musyrik. Bahkan Allah Ta’ala tetap memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, walau mereka kafir, selama tidak diperintah dalam maksiat dan kekafiran. Jika benar bahwa memerangi orang kafir adalah karena kekafirannya, maka tidak akan ada izin dari Allah Ta’ala atas pembolehan kaum laki-laki beriman menikahi dengan wanita ahli kitab, dan dalam pandangan kita, ahli kitab juga kafir bukan? Seharusnya mereka pun juga diperangi bukan dinikahi, karena mereka kafir.

Maka, bagaimana mungkin memerangi orang kafir beralasan karena kekafirannya, padahal Allah Ta’ala tetap mengizinkan berbuat baik (Al Birr) kepada orang tua walau pun kafir? Seharusnya – jika konsisten dengan pendapat mereka- maka konsekuensinya orang tua pun harus diperangi karena kekafirannya itu. Ternyata Allah Ta’ala tetap mengizinkan berbuat baik kepada mereka.

Akhirnya, tidak ada manfaatnya pula para ulama membagi-bagi orang kafir menjadi kafir dzimmi dan kafir harbi, sebab baik itu dzimmi atau harbi, keduanyatetaplah beraqidah kafir yang harus diperangi.

Selain ayat di atas, ayat-ayat berikut ini pun menunjukkan bahwa peperangan terjadi karena penyerangan orang kafir terhadap umat Islam, yakni:

“Dan perangilah fisabilillah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas” (QS. Al Baqarah (22):190)

Ada dua pendapat dalam memahami ayat ini, sebagian ahli tafsir mengatakan surat Al Baqarah ayat 190 ini telah di nasakh oleh surat Al Bara’ah (At Taubah). Inilah pendapat Ar Rabi’ dan Ibnu Zaid. Namun yang lain mengatakan ayat ini tidak di nasakholeh ayat mana pun. Peperangan dibolehkan untuk yang memerangi saja, bagi yang tidak ikut memerangi kita, seperti anak-anak, wanita, orang tua, dan rahib, orang yang tidak ikut memerangi, tidak boleh diperangi, jika diperangi juga maka itu melampaui batas. inilah hukum yang berlaku hingga hari ini. Perang terjadi karena adanya penyerangan,

Page 115: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

115

jika mereka diam kita pun diam. Demikianlah pendapat Ibnu Abbas, Umar bin Abdul Aziz, dan Imam Ibnu Jarir mengatakan inilah pendapat yang benar. (Jami’ Al Bayan, Juz. 3, Hal. 361-363)

Lebih jelasnya, saya kutip ucapan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma:

، فإن فعلتم ھذا فقد وكف یدهال تقتلوا النساء وال الصبیان وال الشیخ الكبیر وال من ألقى إلیكم السلم .اعتدیتم

“Jangan kalian memerangi kaum wanita, anak-anak, orang tua, orang yang menemuimu dengan salam, dan orang yang menahan tangannya (dari memerangimu,pen). Jika kalian melakukan itu, maka kalian telah melampaui batas.” (Ibid, Juz. 3, Hal. 563)

Adapun ayat tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir, tidak mengharamkan apa-apa yang Allah dan RasulNya haramkan, serta tidak beragama dengan agama yang haq dari kalangan yang telah diberikan kepada mereka Al Kitab” ..dst (QS. At Taubah: 29) oleh Syaikh Muhammad Abduh dan Syaikh Rasyid Ridha dikatakan bukan memerangi semua Ahli Kitab, melainkan mereka yang memerangi kaum muslimin saja.

Selanjutnya, pada ayat lainnya:

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya” (QS. Al Hajj (22):39)

Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa, izin perang melawan orang musyrik baru ada karena kaum beriman dizalimi dan diperangi. Imam Ibnu Jarir Rahimahullahberkata:

.أذن اهللا للمؤمنین الذین یقاتلون المشركین في سبیلھ بأن المشركین ظلموھم بقتالھم

“Allah Ta’ala mengizinkan orang-orang beriman untuk berperang fisabilillah terhadap orang-orang musyrik, lantaran orang-orang musyrik telah menzalimi mereka dengan memerangi mereka.” (Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, Juz. 18, Hal. 642)

Hal ini juga di tegaskan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu setelah ayat ini turun, katanya:

فعرفت أنھ سیكون قتال

“Maka, aku tahu bahwa akan terjadi perang.” (Ibid, Juz. 18, Hal. 644)

Sementara Mujahid Radhiallahu ‘Anhu berkata:

Page 116: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

116

أناس مؤمنون خرجوا مھاجرین من مكة إلى المدینة، فكانوا یمنعون، فأذن اهللا للمؤمنین بقتال الكفار، .فقاتلوھم

“Orang-orang beriman keluar untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah, tetapi orang-orang kafir mencegahnya, maka Allah Ta’ala mengizinkan bagi orang-orang beriman untuk memerangi orang kafir, maka mereka pun memeranginya.” (Ibid, Juz. 18, Hal. 645)

Sekali lagi apa yang dikatakan oleh Imam Mujahid – juga Imam Ibnu Jarir-menunjukkan bahwa orang beriman memerangi orang kafir karena dilatarbelakangi permusuhan, kezaliman, dan penyerangan mereka terhadap kaum mukminin. Maka kaum mukminin pun membalasnya, bukan karena faktor kekafiran mereka semata-mata. Betul, bahwa orang-orang kafir membenci, menganiaya, mengusir dan memerangi kaum mukmimin karena faktor agama (lihat Al Mumatahanah ayat 9), tetapi tidak sebaliknya kita terhadap mereka. Ini menunjukkan keluhuran agama Islam dan keunggulan Islam dibanding mereka.

Namun pada kenyataannya nanti, peperangan tersebut pun berimplikasi pada perang agama, sebab pada akhirnya simbolisasi dan syiar agama tidak bisa dielakkan, seperti yang terjadi antara mujahidin Palestina melawan Zionis Yahudi. Tujuan peperangan pun bukan karena semata-mata faktor sebidang tanah yang bernama Palestina, atau karena membela sebuah bangsa dan ras, tetapi lebih dari itu adalah mempertahankan eksistensi umat Islam, meninggikan kalimat Allah Ta’ala di sana, dan inilah yang fisabilillah.

Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

عز وجلفھو في سبیل اللھ من قاتل لتكون كلمة اللھ ھي العلیا

“Barangsiapa yang berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Allah, maka itulah yang fisabilillah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Bukhari, Kitab Al ‘Ilmu Bab Man Sa’alawa Huwa Qa’imun ‘Aliman Jalisan, Juz. 1, Hal. 209, No. 120. Muslim, Kitab Al Imarah Bab Man Qaatala Litakuna Kalimatallah Hiyal ‘ulya Fahuwa fi sabilillah, Juz. 10, Hal. 6, No. 3525)

Ayat yang paling tegas dan jelas dalam menguatkan pendapat ini adalah sebagai berikut:

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannyaterhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.” (QS. Al Maidah (5): 82)

Page 117: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

117

Lihat, perangnya kita dengan orang kafir Yahudi, adalah karena kerasnya permusuhan mereka terhadap orang-orang beriman. Karena inilah kita memerangi mereka. Kita tidak memerangi mereka dengan alasan mereka menyembah sapi betina, tidak memerangi mereka dengan alasan mereka membunuh para nabi, tidak memerangi mereka dengan alasan mereka telah merubah taurat, tetapi memerangi mereka dengan alasan kerasnya permusuhan mereka terhadap kaum muslimin.

Bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah

Diantara ulama Ahlus Sunnah yang berpendapat bahwa memerangi orang kafir adalah disebabkan permusuhan dan penindasan mereka terhadap kaum muslimin, adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, dalam dalam buku kecil Risalah Al Qital,pada kompilasi Majmu’ Ar Rasail An Najdiyyah.

Imam Ibnu Taimiyah membahas masalah ini bahwa asal diwajibkannya perang dan apa yang menjadi menyebabnya. Dia menegaskan bahwa secara realitas pendapat yang mengatakan kewajiban perang adalah disebabkan adanya tindakan orang kafir yang melakukan tindakan permusuhan keras terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Mereka dikeluarkan dari negeri dan tempat tinggal mereka. Lalu apakah yang menjadi penyebab peperangan itu? Apakah karena mereka itu orang kafir atau karena mereka melakukan permusuhan? Jika jawabannya yang pertama, maka boleh saja memerangi orang kafir kapan saja dan di mana saja. Jika jawabannya yang kedua, maka sesungguhnya tidak boleh bagi siapa pun untuk memerangi orang kafir kecuali jika dia melakukan permusuhan. Sebab tidak semua orang kafir bisa diperangi. Jika sebab perang karena seseorang statusnya yang kafir, maka hubungan antara kaum muslimin dan orang kafir adalah hubungan perang hingga ada satu perjanjian dan kesepakatan. Dan tentu saja setiap negeri yang tidak beragama Islam adalah negeri perang (Darul Harb) sebelum adanya kesepakatan.

Namun jika sebab perang adalah karena permusuhan mereka terhadap kaum muslimin, maka dasar hubungan kaum muslimin dan non muslim adalah damai, hingga adanya hal-hal yang mendorong terjadinya perang. Dan jika dasar hubungan kaum muslimin dan non muslim adalah damai, maka boleh saja melakukan perjanjian yang sifatnya abadi. Sebab, makna kesepakatan tersebut adalah kesepakatan untuk tidak saling mengganggu. Jika asal hubungan kaum mslimin dan non muslim adalah perang, maka tidak boleh mengadakan suatu perjanjian kecuali dalam batas tertentu.

Dengan demikian ada tiga masalah yang saling berhubungan. Pertama, masalah perang, apakah karena kekafiran atau karena permusuhan mereka. Kedua, dasar hubungan antara kaum muslimin dan non muslim, apakah damai atau perang. Ketiga, boleh tidaknya mengadakan perjanjian damai yang permanen.

Kita akan membahas masalah pertama saja. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan ada dua pendapat tentang apakah peperangan kita dengan orang kafir karena kekafiran mereka, atau karena mereka memusuhi kaum muslimin.

Page 118: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

118

Pertama, pendapat jumhur seperti Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah dan yang lainnya yang mengadakan bahwa asal diperangi orang kafir adalah karena mereka melakukan permusuhan. Konsekuensi dari pendapat ini adalah bahwa tidak ada perang jika tidak ada permusuhan. Sebab perang itu hanyalah untuk membela diri dan bukan untuk melakukan sergapan dan penyerangan. Dan jika perang bergolak maka tidak boleh ada pembunuhan kecuali terhadap orang-orang yang ikut berperang dan para ahli strategi mereka. Tidak diperkenankan membunuh para wanita, pendeta ahli ibadah, orang jompo, dan yang berpenyakit parah karena mereka tidak ikut memerangi kaum muslimin dan tidak memiliki pengalaman perang yang bisa diambil manfaatnya oleh mereka sendiri. Ringkasnya adalah, orang-orang yang tidak ikut berperang dan tidak memerintahkan orang lain untuk berperang, serta tidak bisa diambil manfaatnya dalam perang, mereka tidak boleh dibunuh.

Kedua, sesungguhnya yang membolehkan seseorang itu diperangi adalah karena dia memiliki sifat kafir dan bukan karena mereka melakukan tindakan permusuhan. Inilah pendapat Imam Asy Syafi’i. Dengan demikian, maka setiap orang kafir yang telah baligh boleh diperangi, baik yang mampu berperang atau tidak, baik dia seorang yang terlibat perang atau tidak, baik yang membantu atau tidak.

Imam Ibnu Tamiyah mengatakan pendapat jumhur adalah pendapat yang benar, yang memiliki dasar dan sandaran kuat dari Al Quran dan As Sunnah. Beliau berkata, “Perkataan jumhur ulama dalah pendapat yang ditetapkan oleh Al Quran dan As Sunnah.” (Risalah Al Qital, Hal. 116)

Imam Ibnu Taimiyah memaparkan beberapa dalil Al Quran, di antaranya:

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. Bulan Haram dengan bulan haram , dan pada sesuatu yang patut dihormati , Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah (2): 191-194)

Beliau membahas, bahwa ayat ini menunjukkan atas disyariatkannya perang untuk membela diri bisa dilihat dari beberapa sisi.

Pertama: sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Dan perangilah di jalan Allahterhadap orang-orang yang memerangi kamu,” dengan demikian kebolehan berperang

Page 119: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

119

untuk kaum muslimin adalah karena adanya serangan dari pihak lain. Inilah alasan dibolehkannya perang itu.

Kedua: firman Allah Ta’ala dalam ayat itu yang mengatakan, “dan janganlah kamu melampaui batas ,” ayat ini menerangkan bahwa memerangi orang yang tidak memerangi kita, atau orang-orang yang tidak pantas diperangi, adalah tindakan permusuhan yang terlarang.

Ketiga: seseungguhnya Allah Ta’ala menjadikan puncak dari perang adalah mencegah fitnah. Allah Ta’ala berfirman, “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” Dengan demikian, jelas bagi kita semua, tentang pendorong dan tujuan akhir dari perang. Pendorongnya adalah permusuhan yang menimbulkan fitnah, sedangkan tujuan akhirnya adalah penghentian fitnah. Demikian.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membantah pihak yang menilai bahwa ayat initelah di nasakh (dihapus hukumnya dan telah diganti dengan hukum lain), beliau membantah satu persatu alasan mereka, hingga akhirnya dia mengatakan bahwa pendapat yang mengatakan ayat ini telah di nasakh adalah pendapat yang lemah. Beliau berkata:“Sesungguhnya anggapan bahwa ayat ini mansukh adalah perkataan yang membutuhkan dalil. Sebab di dalam Al Quran tidak ada satu ayat pun yang bertentangan dengan ayat ini. Semua ayatnya sepakat dengan ayat ini. Lalu manakah ayat yang menghapusnya (nasikh)?” (Ibid, Hal. 118)

Menurutnya adalah hal yang aneh, jika larangan ‘jangan melampaui batas’ di hapus, tetapi mereka justru mengatakan, “Sesungguhnya melampaui batas itu adalah satu kezaliman dan Allah tidak menyukai kezaliman.”

Imam Ibnu Taimiyah juga berdalil dengan ayat lain, yakni:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. “ (QS. Al Baqarah (2): 256)

Ayat ini bersifat umum. Seandainya perang itu adalah karena kekafiran seseorang, maka pastilah perang merupakan paksaan untuk masuk Islam. Imam Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya kami tidak pernah memaksa orang lain untuk masuk Islam. andai seseorang diperangi agar dia masuk Islam, maka hal itu merupakan pemaksaan paling besar terhadap orang lain untuk masuk Islam.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membantah pihak yang mengatakan bahwa ayat ini telah di nasakh. Beliau mengatakan: “Semua ulama salaf mengatakan bahwa ayat ini tidak bersifat khusus dan tidak pula mansukh. Bahkan mereka mengatakan bahwa kami tidak pernah melakukan pemaksaan kepada orang lain untuk masuk ke dalam Islam. Kami akan memerangi orang-orang yang memerangi kami, dan jika mereka masuk Islam, maka darah dan harta mereka terlindungi. Jika dia bukan dari orang yang pantas untuk

Page 120: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

120

diperangi, maka kami tidak akan memeranginya dan kami tidak akan memaksakannya untuk masuk ke dalam Islam.” (Ibid, Hal. 123)

Syaikhul Islam juga memaparkan dalil-dalil dari As Sunnah. Dikisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam penah melewati seorang wanita yang terbunuh. Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak sepantasnya wanita ini diperangi dan dibunuh.” Dari sini jelaslah bahwa sebab larangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membunuh wanita itu adalah karena dia tidak ikut perang. Dengan demikian, perang yang mereka lakukanlah sebagai pendorong bagi kita untuk memerangi mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu memperingatkan kepada tentaranya yang akan berangkat perang agar tidak membunuh siapa pun kecuali mereka yang ikut berperang. Beliau bersabda: “Berangkatlah kalian dengan menyebut nama Allah, bersama Allah dan selalu tetap di atas agama Rasulullah. Jangan membunuh orang jompo, anak-anak, dan wanita. Janganlah kalian melampaui batas, kumpulkanlah harta rampasan kalian, berbuat baiklah sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik.”

Nabi juga pernah menawan laki-laki dan perempuan musyrikin, tetapi beliau tidak pernah memaksa mereka untuk masuk agama Islam. Bahkan Rasulullah pernah berbuat baik kepada musyrikin yang ditawan, Tsumamah bin Utsal. Rasulullah tidak memaksanya untuk masuk Islam, hingga akhirnya ia sadar sendiri untuk masuk Islam. Hal ini juga dilakukan Rasulullah dalam menyikapi tawanan perang Badar.

Syaikhul Islam mengatakan, “Sirah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallammenunjukkan kepada kita, bahwa siapa saja yang mengangkat kesepakatan dengannya, maka dia tidak akan pernah memeranginya. Kitab-kitab sirah, hadits, tafsir, dan kisah-kisah peperangan Rasulullah membuktikan hal itu, berita tentang hal ini telah menjadi berita yang hampir semua orang tahu. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamtidak pernah memulai peperangan dengan siapa pun.” (Ibid, Hal. 125)

Demikianlah. Maka, pendapat yang menyebutkan bahwa peperangan umat Islam dengan orang kafir (termasuk Yahudi), adalah karena faktor permusuhan dan penyerangan mereka terhadap kaum muslimin, adalah pendapat yang kuat. Inilah pendapat jumhur (mayoritas) ulama, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal, lalu dikuatkan oleh Imam Ibnu Taimiyah. Pendapat inilah yang difatwakan oleh Syaikh Hasan Al Banna dan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, namun sayangnya pendapat ini disebut oleh sebagian mereka sebagai fatwa yang jahat. Laa haulaa walaa quwwata illa billah...

Berperang Karena Membela Palestina dan Al Aqsha

Sebagian manusia juga ada yang melecehkan hal ini, kata mereka, perang saat ini karena sebidang tanah! Kami sudah katakan sebelumnya, peperangan kita adalah lebih

Page 121: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

121

tinggi dari itu yaitu mempertahankan eksistensi umat Islam dan meninggikan kalimat Allah Ta’ala di sana.

Namun, perang karena membela Palestina dan Al Aqsha juga bukan kesalahan, dan tidak juga dikatakan bukan jihad, dan jika terbunuh bukan syahid. Tidak demikian! Sebab Allah Ta’ala telah memuliakan wilayah tersebut, memberkahinya, serta tempatnya para nabi dan shalihin.

Allah Ta’ala berfirman:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Isra’ (17): 1)

Berkata Imam Ali Asy Syaukani Rahimahullah tentang makna “telah Kami berkahi sekelilingnya”:

بارك اهللا سبحانھ حول المسجد األقصى ببركات الدنیا واآلخرة بالثمار واألنھار واألنبیاء والصالحین ، فقد

“Dengan buah-buahan, sungai, para nabi dan shalihin, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan keberkahan di sekitar masjid Al Aqsha dengan keberkahan dunia dan akhirat.” (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, Juz. 4, Hal. 280)

Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لا تشدوا الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد مسجدي ھذا والمسجد الحرام والمسجد الأقصى

“Janganlah kalian bersungguh-sungguh untuk melakukan perjalanan kecuali menuju ke tiga masjid: masjidku ini (masjid nabawi), masjid Al Haram, dan masjid Al Aqsha.” (HR. Muslim, Kitab Al Hajj Bab Safar Al Mar’ah ma’a Mahram ilaa Hajji wa Ghairih, Juz. 7, Hal. 46, No. 2383)

Maka, berperang mempertahankan bumi Palestina, yang di dalamnya terdapat Al Aqsha yang diberkahi sekelilingnya, shalat di dalamnya lebih utama 500 kali dibanding di masjid lain (kecuali Masjidl Haram dan Masjid An Nabawi), kiblat pertama umat Islam, bumi dilahirkannya para nabi, dan tanah waqaf Umar bin Al Khathab kepada umat Islam, jelas adalah suatu kemuliaan. Jadi, sungguh keterlaluan dan melampaui batas jika ada orang yang melecehkan perjuangan saudaranya karena membela bumi Palestinadengan alasan ini.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menetapkan, orang yang mempertahankan harta pribadi dan membela keluarga adalah syahid, maka apalagi mempertahankan bumi yang diberkahi ini, milik kaum muslimin -bukan milik pribadi-dan segudang keutamaan lainnya.

Page 122: Nonmuslim belum tentu_kafir_dan_tidak_ma

122

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:

من قتل دون مالھ فھو شھید

“Barangsiapa yang dibunuh karena hartanya, maka dia syahid.” (HR. Bukhari, Kitab Al Mazhalim wal Ghashbi Bab Man Qaatala Duuna Malihi, Juz. 8, Hal. 377, No. 2300)

Dari Sa’id bin Zaid Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

دون دمھ فھو شھید ومن قتل دون من قتل دون مالھ فھو شھید ومن قتل دون دینھ فھو شھید ومن قتل أھلھ فھو شھید

“Barangsiapa yang dibunuh karena hartanya maka dia syahid, barangsiapa dibunuh karena agamanya maka dia syahid, barangsiapa yang dibunuh karena darahnya maka dia syahid, barangsiapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka dia syahid.” (HR. At Tirmidzi, Kitab Ad Diyat ‘An Rasulillah Bab Maa Ja’a fiman Qutila Duuna Malihi fahuwa Syahid, Juz. 5, Hal. 315, No. 1341, katanya: hasan shahih. Abu Daud, Kitab As Sunnah Bab Fi Qitaalil Lushush, Juz. 12, Hal. 388, No. 4142. An Nasa’i, Kitab Tahrim Ad Dam Bab Man Qaatala Duuna Diinihi, Juz. 12, Hal. 465, No. 4027. Ahmad, Juz. 4, Hal. 76, No. 1565. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalamShahih At Targhib wat Tarhib, Juz. 2, Hal. 75, No. 1411)

Para ulama mengomentari hadits ini:

المراد بشھادة ھؤالء كلھم، غیر المقتول في سبیل اهللا، أنھم یكون لھم في اآلخرة ثواب :قال العلماء.الشھداء، وأما في الدنیا، فیغسلون، ویصلى علیھم

“Yang dimaksud adalah syahadah (mati syahid) bagi mereka semua, bukan karena terbunuh di jalan Allah, dan sesungguhnya bagi mereka di akhirat akan mendapatkan ganjaran syuhada, ada pun di dunia mereka tetap dimandikan dan dishalatkan.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 2, Hal. 633)

Maka, beberapa keterangan dari Al Quran, Al Hadits, dan para ulama, menunjukkan bahwa bukan aib dan cela, bahkan merupakan sebuah keutamaan dan tidak mengurangi nilai kesyahidan, jika seorang mujahidin berperang karena membela bumi yang diberkahi, Al Aqsha dan disekitarnya (Palestina), bumi para nabi dan kiblat pertama umat Islam. Tentunya, lebih utama hendaknya dibarengi niat li i’la kalimatillah (demi meninggikan kalimat Allah Ta’ala). Memang demikianlah perjuangan para mujahidin.

Penulis: Farid Nu’man Hasan