65
iii KATA PENGANTAR Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi. Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah. Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya. Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran 2010. Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Didik Suhardi, SH., M.Si NIP. 196312031983031004

Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK

Citation preview

Page 1: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

iii

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang

Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan

Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya

Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu

bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.

Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian

Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan

perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi

target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah

tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang

SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.

Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah

menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk

program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan

kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan

Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan

Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.

Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah

ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan

SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing

program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah.

Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan

program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah,

efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana,

pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.

Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan

seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan

seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama tahun anggaran 2010.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Pembinaan

Sekolah Menengah Pertama,

Didik Suhardi, SH., M.Si

NIP. 196312031983031004

Page 2: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 3: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... V

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

A Latar Belakang....................................................................................1

B Tujuan Penyusunan Panduan ..............................................................2

BAB II KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS

TIK ............................................................................................................3

A. Pengertian ...........................................................................................3

B. Tujuan .................................................................................................5

C. Komponen Pembelajaran Kontekstual ................................................5

D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK...........9

E. Indikator Keberhasilan......................................................................10

BAB III FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL................................................13

A. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas ...................14

B. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Komputer.14

C. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP .........14

D. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia.........15

E. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa .....16

F. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA ..........16

G. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS. ..........16

H. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru........16

I. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/.........17

Kurikulum Sekolah...........................................................................17

BAB IV. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL .....19

A. Perencanaan ......................................................................................19

B. Pelaksanaan.......................................................................................21

C. Penilaian ...........................................................................................22

BAB V PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL DI SEKOLAH.........................................................29

A. Penyiapan Guru.................................................................................29

B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual ..............................30

C. Penyiapan Media dan Sumber Belajar ..............................................30

D. Penyiapan Fasilitas Multimedia ........................................................31

Page 4: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

vi

E. Pelaksanaan Pembelajaran..................................................................32

F. Monitoring dan Evaluasi....................................................................32

BAB VI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP .......35

BAB VII PENUTUP ..................................................................................37

L A M P I R A N ........................................................................................39

Page 5: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP telah

melakukan pengembangan pembelajaran kontekstual atau Contextual

Teaching and Learning (CTL). Pengembangan yang telah dilakukan

meliputi panduan pembelajaran kontekstual, model-model

pembelajaran kontekstual dalam bentuk audio visual (VCD), dan bahan

ajar sesuai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Bahan ajar

untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, PKn, dan IPS telah disusun dalam bentuk buku pelajaran sesuai

kriteria yang ditentukan, dan telah lolos penilaian dari BSNP sebagai

buku pelajaran SMP. Buku-buku tersebut telah di upload dalam Buku

Sekolah Elektronik (BSE), dan telah digunakan di sekolah.

Pelatihan pembelajaran kontekstual kepada para Guru SMP, baik

melalui pusat, provinsi dan kab/kota juga telah dilakukan. Melalui

pengembangan dan pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat

memahami esensi pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat

pembelajaran, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran

kontekstual secara nyata di sekolah. Pembelajaran kontekstual mulai

diimplementasikan di SMP pada tahun 2001/2002. Sampai tahun

2009/2010 ini lebih dari 3000 SMP telah mengimplementasikan

pembelajaran kontekstual secara intensif.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual mampu

meningkatkan motivasi dan keaktivan belajar siswa serta penguasaan

yang mendalam terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut,

Direktorat Pembinaan SMP berupaya terus untuk menyebarluaskan

pembelajaran kontekstual ke lebih banyak SMP di seluruh Indonesia.

Kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual juga

terus ditingkatkan, terutama untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan. Di samping itu, Pendekatan pembelajaran

kontekstual berbasis Information and communication technology (ICT)

atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dipandang sangat

esensial untuk dikembangkan dan diterapkan di SMP yang telah

memiliki fasilitas pendukung memadai.

Page 6: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

“Direktorat PSMP - QEC24711” 2

B Tujuan Penyusunan Panduan

Melalui buku panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini

diharapkan warga sekolah terutama pimpinan sekolah dan para guru

dapat menguasai secara memadai mengenai apa yang dimaksud

pembelajaran kontekstual berbasis TIK, mengapa diperlukan, dan

bagaimana mengembangkan serta mengimplementasikannya di

sekolah.

Page 7: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 3

BAB II

KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BERBASIS TIK

A. Pengertian

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang

membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Melalui pembelajaran

kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat

diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa

dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah.

Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan suatu konsepsi

pembelajaran bermakna, nyata, sistematis, dan relevan dengan konteks

kehidupan siswa, yang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil

pembelajarannya didukung dengan bantuan piranti elektronik, seperti

piranti komputer, LCD Viewer, televisi, OHP, CD ROM, pesawat

telepon, telekonferensi, transmisi satelit, jaringan internet, dan piranti

elektronik lainnya.

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks

bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor

kebutuhan individual siswa dan peran guru. Dukungan piranti

elektronik diharapkan mengarah pada pembelajaran elektronik (e-

learning), yang mana rancangan pembelajaran (Silabus, RPP,

Instrumen Penilaian), jadwal, dan bahan ajar serta berbagai hal terkait

pembelajaran dikemas dalam sistem informasi berbasis komputer.

Contoh:

� Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dimulai dari kasus penyalahgunaan Narkoba dan HIV AIDS. Melalui tayangan audio

visual, pemaparan dan diskusi kasus-kasus penyalahgunaan

Narkoba dan HIV AIDS kemudian dapat dibahas konsep-konsep

yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Melalui pendekatan

kontekstual ini, siswa tidak hanya menguasai konsep-konsep

biologi dan kimia, tetapi juga menyadari bahayanya Narkoba dan

HIV AIDS, serta tertanam konasi atau perilaku untuk

menghindarinya.

Page 8: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 4

� Mempelajari PPKN/Agama dimulai dengan mendiskusikan lalu lintas yang macet di lingkungan siswa akibat pelanggaran

terhadap peraturan lalu lintas. Dari peraturan lalu lintas tersebut

diteruskan dengan aturan-aturan lain dalam bernegara dan

beragama, dst.misalkan dengan membuka internet

� Pelajaran ekonomi misalnya dapat dimulai dengan membahas harga buah-buahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

Didiskusikan mengapa harga buah lebih murah pada saat musim

buah dibanding harga pada saat tidak musim buah. Hal ini terkait

dengan hukum permintaan dan persediaan. Gambar ditampilkan

di LCD dengan Komputer

� Belajar sejarah dimulai dengan mempelajari kerajaan atau peninggalan sejarah yang ada di lingkungan anak didik kita,

kemudian berkembang pada kerajaan-kerajaan di luar

daerahnya. Tentang pahlawan yang berasal dari daerah mereka,

mengapa para pahlawan itu gugur, kenapa mereka harus

mengorbankan jiwanya, untuk apa mereka berjuang, dsb.

Selanjutnya diteruskan dengan perjuangan para pahlawan selain

pahlawan dari daerah mereka, mendiskusikan tentang

penjajahan sampai kepada kemerdekaan bangsanya dan

seterusnya.

� Belajar bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia dimulai dengan meminta siswa bercerita, mengarang atau mendiskusikan tentang

lingkungan tempat mereka tinggal, misalnya tentang kondisi lalu

lintas di daerahnya, keindahan daerahnya, tentang kehidupan

sosial, dan budaya masyarakatnya, tentang ladang-ladang dan

sawah, orang tua mereka, tari-tarian tradisional daerahnya, dsb.

Kesemuanya itu benar-benar dilihat, dikenal, dihayati, dan

dirasakan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

Dengan demikian siswa belajar benar-benar diawali dengan

pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian yang mereka miliki

yang dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas,

dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam

kehidupan keseharian mereka. Bawalah mereka dari dunia mereka

ke dunia kita, kemudian hantarkanlah mereka dari dunia kita

kedunia mereka kembali. Sehingga siswa benar-benar bukan hanya

sekedar mengenal nilai (LOGOS) tetapi harus mampu melakukan

internalisasi/penghayatan nilai-nilai tersebut (ETOS) dan yang

Page 9: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 5

terpenting adalah sampai kepada anak mampu mengaktualisasikan/

mengamalkan nilai-nilai tersebut (PATOS). Pembelajaran kontekstual

dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik dengan dukungan

perangkat TIK di sekolah.

B. Tujuan

Tujuan pembelajaran kontekstual berbasis TIK adalah: (1) Membekali

siswa dengan pengetahuan yang lebih bermakna, secara fleksibel dapat

diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lain

dan dari satu konteks kekonteks lainnya, memecahkan persoalan,

berpikir kritis, dan melaksanakan pengamatan serta menarik

kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya; (2) Membangun

aliran data dan informasi pembelajaran secara sistematis, sederhana,

akurat dan lancar; (3) Memberikan respon dengan cepat, mengolah dan

menghasilkan keluaran yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan dan kontrol manajemen pembelajaran; (4)

Mengintegrasikan data dan mendistribusikan informasi pembelajaran

dari dan ke berbagai terminal (user) dengan cepat, aman dan akurat; (5)

Menciptakan sistem yang memudahkan dan menyederhanakan proses

untuk meng-upload dan men-down load materi pembelajaran.

C. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari

penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di kelas, yaitu:

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic

assessment). Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam

kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang

bagaimanapun keadaannya.

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa

orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari

pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan

kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya,

pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun

pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk

memperdalam pengetahuan tersebut.

Page 10: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 6

Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui

pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana

guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong

aktivitas berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi

proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam

proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.

Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran

dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan

sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan,

mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya.

Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi

proses pembelajaran dengan:

(a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

(b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri,

(c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri

dalam belajar.

2. Bertanya (Questioning)

Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik

daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam

pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang

fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat

diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi,

dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong,

membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna

untuk:

(a) menggali informasi, baik teknis maupun akademis

(b) mengetahui pemahaman siswa

(c) membangkitkan respon siswa

(d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa

(e) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

(f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki

guru

(g) menyegarkan kembali pengetahuan siswa

Page 11: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 7

3. Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi

pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan

yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat

melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis,

mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan

lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada

data dan pengetahuan.

Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar

menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi

dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi,

merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan.

Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan

menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori

untuk mendapatkan konsep.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri:

a) merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)

b) Mengamati atau melakukan observasi

c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,

laporan, bagan, tabel, dan karya lain

d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada

pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam

kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua

siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide,

mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama

untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam

kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar

secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual.

Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua

arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar

memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan

sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman

belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada

pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang

merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap

paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan.

Page 12: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 8

Praktik masyarakat belajar terwujud dalam:

(a) Pembentukan kelompok kecil

(b) Pembentukan kelompok besar

(c) Mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter,

petani, polisi, dan lainnya)

(d) Bekerja dengan kelas sederajat (e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya

(f) Bekerja dengan masyarakat

5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain

berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan

siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan

mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat

pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa

belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk

mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model.

Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

Contoh praktik pemodelan di kelas:

a) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di

hadapan siswa

b) Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke

kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh

tersebut

c) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan

sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya

d) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer

suhu badan

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa

pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna

personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu

kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang

siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa

menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di

dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan

kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni.

Page 13: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 9

Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir

pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa

melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa:

(a) pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini

(b) catatan atau jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini

(d) diskusi (e) hasil karya

7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah/terminologi

yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian

alternatif. Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat

mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-

tugas, memecahkan masalah, atau mengekspresikan

pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat

ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai

simulasi tersebut semestinya dapat mengekspresikan prestasi

(performance) yang ditemui di dalam praktik dunia nyata seperti

tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan

bagaimana siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan

memiliki lebih dari satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang

cocok dengan kriteria yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi

dari beberapa teknik penilaian.

D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK

1. Lingkup Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK

Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis

TIK mencakup semua mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri sesuai struktur kurikulum di SMP. Sesuai

Standar Isi, struktur kurikulum untuk SMP, meliputi mata

pelajaran:

a. Pendidikan Agama

b. Pendidikan Kewarganegaraan

c. Bahasa Indonesia

d. Bahasa Inggris

e. Matematika

f. Ilmu Pengetahuan Alam

g. Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 14: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 10

h. Seni Budaya

i. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

j. Teknologi Informasi dan Komunikasi / Keterampilan

k. Muatan Lokal

l. Kegiatan Pengembangan Diri

2. Bentuk Perangkat TIK dalam Penerapan Pembelajaran

Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual berbasis TIK dapat dikembangkan

berdasarkan piranti TIK/elektronik yang dimiliki sekolah dan

fasilitas pendukung, antara lain:

a Perangkat TIK sederhana

b. Perangkat audio dan video interaktif

c. Perangkat komputer

d. Pemancar satelit

e. Jaringan intranet/extranet (LAN/WAN)

f. Berbasis WEB

Bentuk pembelajaran berbasis TIK SMP disesuaikan dengan

potensi dan kondisi sekolah. Kondisi lingkungan sekolah

(geografis, sosial, ekonomi dan lain-lain) dapat dimanfaatkan

sebagai sumber belajar.

Untuk rencana pengembangan, penerapan pembelajaran kontekstual

berbasis TIK idealnya mengarah pada e-learning Berbasis Web. Namun

mengingat jumlah sekolah yang sangat banyak, dan keterbatasan dana,

maka pengembangan dilakukan secara bertahap.

E. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, baik proses

maupun hasil belajarnya dapat diketahui melalui beberapa indikator,

antara lain: (1) pemilihan materi atau informasi berdasarkan kebutuhan

siswa dan dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata/masalah yang

disimulasikan, (2) selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa, (3) pembelajaran terjadi di berbagai tempat,

konteks dan setting dengan didukung perangkat TIK, (4) siswa secara

aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (5) siswa belajar dari teman

melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi, (6)

pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang

disimulasikan, (7) perilaku dibangun atas kesadaran diri, (8)

keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman, (9) hadiah untuk

perilaku baik adalah kepuasan diri, (10) siswa mengunakan

Page 15: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 11

kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan

terjadinya proses pembelajaran efektif, ikut bertanggungjawab atas

terjadinya pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-

masing kedalam proses pembelajaran, (11) siswa dapat menguasai

materi atau kompetensi secara mendalam dan bermakna serta dapat

menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Page 16: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 17: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 13

BAB III

FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memang sangat kental

dengan penggunaan komputer dan internet. Namun perlu diingat bahwa

TIK semestinya tidak semata komputer dengan internetnya saja. Teknologi

yang lebih terdahulu seperti telepon, radio dan televisi juga merupakan

bagian dari TIK yang terbukti telah mampu memberikan peran positif

terhadap perangkat instruksi dalam pembelajaran yang murah dan

menjangkau cakupan wilayah yang luas. Penggunaan komputer dan internet

dalam pendidikan pada masa kini memiliki nilai tambah yang baik dimana

pola interaktivitas siswa sangat tinggi. Pada saat ini TIK dipelajari sebagai

subyek pembelajaran yang harus dikuasai siswa serta dijadikan sebagai

perangkat bantu peningkatan efisiensi dan efektivitas belajar. Meskipun

demikian, penerapan TIK di negara berkembang memang belum optimal,

karena biaya pengembangan infrastruktur dan biaya operasional

penerapannya masih tinggi, serta minimnya pengajar yang memiliki

kompetensi yang baik di bidang ini.

Pembelajaran kontekstual akan dapat lebih efektif jika didukung dengan

perangkat TIK yang memadai. Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas

laboratorium dan ruang kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK.

Beberapa ruang atau laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan

perangkat TIK setidaknya:

• Ruang kelas

• Laboratorium Komputer

• Ruang Perpustakaan

• Ruang multi media

• Laboratorium Bahasa

• Laboratorium IPA

• Laboratorium IPS

• Ruang Guru

• Penyimpanan data Manajemen Pembelajaran/Kurikulum

Page 18: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 14

A. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas

Peralatan TIK diruang kelas memiliki fungsi utama sebagai sarana dan

sumber pembelajaran seluruh matapelajaran. Tujuannya untuk

mendukung pencapaian penguasaan kompetensi berdasarkan setiap

matapelajaran dengan bantuan bahan ajar atau simulasi komputer,

meliputi:

� Penguasaan Kompetensi sesuai SK dan KD tiap matapelajaran

� Pembelajaran berbasis Multimedia seluruh matapelajaran

� Penguasaan akses dan penggunaan informasi melalui internet

� Administrasi, absensi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran di

tiap kelas oleh guru.

B. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium

Komputer

Laboratorium TIK memiliki fungsi utama sebagai sarana pembelajaran

TIK, dengan target khusus penguasan literasi teknologi pada

matapelajaran TIK, meliputi: Penguasaan perangkat keras, Penguasaan

perangkat lunak alat produktifitas, Penguasaan akses dan penggunaan

informasi melalui internet.

Untuk proses pembelajaran berbasis TIK, siswa dapat mengakses

bahan ajar yang telah disiapkan oleh guru sesuai dengan silabus yang

didesain. Siswa dapat belajar melalui komputer multimedia yang ada di

laboratorium Komputer, atau di kelas, melakukan percobaan secara

virtual dan membaca prosedur untuk ercobaan yang sesungguhnya,

melihat korelasi dengan kehidupan serta melakukan transaksi

pencapaian kompetensi melalui ujian on-line, dengan nilai hasil

transaksi ujian disimpan di data base pada server sekolah.

C. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP

Tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah menunjang

program belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru agar tujuan umum

dan khusus pendidikan tercapai secara optimal. Di samping itu,

membangun serta memfasilitasi minat baca siswa, sehingga dapat

membantu proses belajar mengajar serta memfasilitasi keinginan siswa

untuk mengetahui hal-hal lain yang tidak disampaikan oleh guru.

Page 19: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 15

Peranan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan

penyedia sumber belajar yang bersifat teknis edukatif dan bersama

unsur-unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses

pendidikan. Fungsi perpustakaan sekolah adalah memberikan informasi

untuk menunjang program belajar dan mengajar.

Fungsi dari pelayanan informasi akan menghasilkan tiga macam

manfaat, yaitu:

� Sebagai sumber belajar,

� sumber informasi,

� mengasah inspirasi dan rekreasi.

Perpustakaan dapat sebagai sumber belajar karena siswa dapat

memperdalam pemahaman dan penghayatan pengetahuan yang

diperoleh dari guru. Dikatakan sebagai sumber informasi karena

koleksi perpustakaan dapat dipergunakan untuk memperluas cakrawala

pengetahuan dan keterampilan siswa selain yang telah diberikan oleh

guru. Begitu juga penggunaan oleh guru akan memperluas cakrawala

dan memutakhirkan pengetahuan dalam bidang studi yang diajarkan.

TIK sebagai sumber belajar di sebuah perpustakaan mencerminkan

fungsi perpustakaan modern yang memberikan sumber sumber belajar,

baik dalam bentuk buku, e-book, simulasi maupun ensiklopedia yang

sedemikian lengkap namun mendasar untuk dapat digunakan oleh anak

anak didik. Perpustakaan modern masa kini dapat dengan mudah

tersambung dengan internet dan membuka jendela ilmu pengetahuan

yang sudah ajeg maupun yang sedang berkembang saat ini.

Kemampuan dalam mencari informasi di internet, merupakan sebuah

kompetensi abad baru ini, untuk nantinya kemudian siswa berlatih

untuk memilah informasi dan menggali secara khusus mana informasi

yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembelajaran yang sedang

dicari. Proses pencaian informasi di internet akan membuat sebuah

keterampilan generik yaitu ”learning to learn”.

D. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia

Peralatan TIK di ruang multimedia mampu menumbuhkembangkan

proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan

memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas,

kemandirian sebagai seorang pembelajar sejati yang memahami

Page 20: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 16

keilmuan dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi

siswa untuk memahami ilmu dalam lingkungan digital dan multimedia.

E. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa

Peralatan TIK di laboratorium bahasa mampu menumbuh kembangkan

proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan

memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas,

kemandirian sebagai seorang pembelajar yang memahami budaya dan

bahasa asing dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi

siswa untuk mempraktikkan kaidah bahasa dan percakapan dalam

lingkungan digital dan multimedia.

F. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA

Peralatan TIK di laboratorium IPA mampu menumbuhkembangkan

proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan

memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas,

kemandirian sebagai seorang sainstis muda yang memahami sains

dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk

melakukan proyek sains dalam lingkungan digital dan multimedia.

G. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS.

Peralatan TIK di laboratorium IPS mampu menumbuhkembangkan

proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan

memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas,

kemandirian sebagai seorang calon pemimpin, dan warganegara yang

memahami konteks sosial dalam linkungan yang bersahabat, dan

mengakomodasi siswa untuk melakukan proyek sosial dalam

lingkungan digital dan multimedia.

H. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru

Peralatan TIK di ruang guru dapat mendukung dan mengembangkan

profesionalisme guru, yang menyangkut proses pengelolaan bahan

ajar, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran. Dengan bantuan TIK, data laporan guru secara langsung

tersimpan di pusat data sekolah, sehingga keberlangsungan sekolah

akan terus dapat dengan mudah dipantau. Dengan adanya peralatan

Page 21: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 17

TIK diruang guru, maka akses menuju informasi yang interaktif,

inspiratif dan menarik akan menyebabkan pemberdayaan guru semakin

mudah, dengan akses internet pada informasi yang luas.

I. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/

Kurikulum Sekolah

Manajemen pembelajaran atau kurikulum adalah sebuah pengelolaan

pembelajaran dalam satu siklus proses yang melingkupi pendefinisian

pembelajaran dari mulai perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan

dan pengawasan.

� Proses Perencanaan, meliputi membuat analisis materi pelajaran,

menyusun kalender pendidikan, penyusunan program tahunan,

penyusunan program semester, penyusunan program satuan

pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, penyusunan

rencana bimbingan dan penyuluhan.

� Proses Pengorganisasian, meliputi pembagian tugas mengajar dan

tugas lain, penyusunan jadwal pembelajaran, penyusunan jadwal

kegiatan perbaikan, penyusunan jadwal kegiatan pengayaan,

penyusunan kegiatan ekstrakurikuler, dan penyusunan jadwal

kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

� Proses Pelaksanaan, meliputi pengaturan pelaksanaan kegiatan

pembukaan tahun ajaran baru, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

� Proses Pengawasan, meliputi supervisi pelaksanaan pembelajaran,

supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, evaluasi proses

dan hasil kegiatan pembelajaran, dan evaluasi proses dan hasil

kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

Berbagai perubahan penting dalam banyak aspek kehidupan,

khususnya dalam bidang ekonomi, sosial, sains dan teknolog telah

mendorong lahirnya terobosan-terobosan baru dalam cara

bagaimana manusia melakukan pembelajaran (learning). Hal

penting yang menjadi inti dari arus baru tersebut adalah bagaimana

melakukan proses pembelajaran secara lebih mandiri, fleksibel,

berpusat pada pembelajar (learner), kolaboratif, terkelola dengan

efektif dan efisien, on-demand learning, real-time, serta

Page 22: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 18

mendukung paradigma pembelajaran sepanjang hayat (life-long

education).

SMP sebagai salah satu elemen pendidikan Indonesia, sejak dini

harus mengantisipasi perubahan tersebut dengan berupaya

mengoptimalkan sumber daya pendidikan yang ada, termasuk di

dalamnya penggunaan TIK dengan software manajemen

pendidikan, dalam rangka membangun dan mengembangkan

sistem akademik dan proses penyelenggaraan pendidikan yang

berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau apa yang

kemudian jamak disebut dengan e-learning.

Materi pelajaran (course content) adalah salah satu faktor penentu

dalam mencapai kesuksesan dalam sebuah program e-learning.

Oleh karena itu, SMP memandang persoalan pengelolaan konten

pembelajaran sebagai persoalan sangat mendasar dalam upaya

pengembangan dan penyelenggaraan pembelajaran berbasis

teknologi informasi dan komunikasi.

Page 23: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 19

BAB IV.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Proses pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK pada dasarnya

sesuai dengan Standar Proses, yaitu meliputi tahap: perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian.

A. Perencanaan

Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK

dimulai dengan melakukan perencanaan secara sistematis. Perencanaan

meliputi: pengembangan KTSP, Silabus, RPP, Sumber Belajar, Media

Pembelajaran, dan Perangkat pendukung TIK.

1. Pengembangan KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Setiap

sekolah pada satuan pendidikan dasar dan menengah, termasuk

SMP mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Isi, Standar

Kompetensi Lulusan, dan potensi masing-masing sekolah.

KTSP disusun bersama-sama oleh guru, komite sekolah/yayasan,

konselor (guru BK/BP), dengan kepala sekolah sebagai ketua

merangkap anggota, dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota. Komponen-komponen KTSP meliputi: (a) tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan, (b) struktur dan muatan

kurikulum, (c) kalender pendidikan, dan (d) lampiran-lampiran,

yaitu program tahunan, program semester, silabus, RPP, SK dan

KD mulok, program pengembangan diri, dan perangkat lainnya,

misalnya pemetaan KD atau indikator (BSNP, 2006). KTSP

disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

Di dalam penyusunan KTSP, materi dan nuansa pembelajaran

kontekstual berbasis TIK hendaknya telah dirancang secara

terpadu guna mengimplementasikan KTSP.

Page 24: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 20

2. Penyusunan Silabus

Di dalam penyusunan silabus, guru harus mengkaji secara cermat

tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada pada

setiap mata pelajaran. Guru mengkaji konsep, teori atau

kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa, memahami latar

belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian

secara seksama, mempelajari lingkungan sekolah dan tempat

tinggal siswa. Selanjutnya guru memilih dan mengaitkannya

dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses

pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hal tersebut, guru

menyusun silabus dengan mengaitkan konsep atau teori yang

akan dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang

dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka. Penggunaan

media dan sumber belajar berbasis TIK dirancang dalam silabus

guna menunjang efektivitas pembelajaran dan ketercapaian tujuan

pembelajaran.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pembelajaran kontekstual, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang

dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa

yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan materi

yang akan dipelajarinya. Dalam program tersebut tercermin tujuan

pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-

langkah pembelajaran, dan penilaian autentik.

Secara umum, tidak terdapat perbedaan mendasar format antara

program pembelajaran konvensional dengan program

pembelajaran kontekstual berbasis TIK. Program pembelajaran

kontekstual berbasis TIK lebih menekankan pada skenario

pembelajarannya, dan dukungan TIK dalam pelaksanaan

pembelajaran. Adapun pembelajaran konvensional lebih

menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai.

4. Sumber dan Media Belajar

Pada dasarnya, pembelajaran kontekstual tidak mengharuskan

suatu bentuk atau format sumber belajar tertentu. Sumber belajar

dalam bentuk buku pelajaran, buku paket, modul maupun majalah,

Page 25: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 21

koran, program televisi dan dalam bentuk lainnya dapat digunakan

dalam kelas pembelajaran kontekstual. Untuk mengembangkan

pemanfaatan TIK sebagai media atau sumber belajar, hendaknya

bahan ajar dikemas dalam e-learning (misalnya: CD ROM atau

pangkalan data untuk e-learning).

B. Pelaksanaan

Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK

mengacu pada RPP atau skenario pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya. Dalam hal ini, aktivitas pembelajaran yang melibatkan

siswa mengikuti tahap-tahap yang telah dirancang dalam RPP. Di

dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual diperlukan strategi

sebagai berikut :

1. Menekankan pada pemecahan masalah. Pembelajaran kontekstual

berbasis TIK dapat dimulai dengan suatu simulasi atau masalah

nyata. Simulasi dapat disampaikan menggunakan perangkat TIK

(LCD, Komputer, dll). Dalam hal ini siswa menggunakan

keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistimatik untuk

menemukan dan mengungkapkan masalah atau isu-isu, serta

menggunakan berbagai isi materi pembelajaran untuk

menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksudkan adalah

relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat

tinggal, dan masyarakat, yang memiliki arti penting bagi siswa.

2. Mengakui kebutuhan pembelajaran terjadi diberbagai konteks,

misalnya rumah, masyarakat dan tempat kerja. Pembelajaran

kontekstual menyarankan bahwa pengetahuan tidak dapat

dipisahkan dari fisik dan konteks sosial dimana siswa berkembang.

Bagaimana dan dimana siswa memperoleh dan memunculkan

pengetahuan selanjutnya menjadi sangat berarti, dan pengalaman

belajarnya akan diperkaya jika siswa mempelajari berbagai

keterampilan di dalam konteks yang bervariasi (rumah,

masyarakat, tempat kerja, keluarga)

3. Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa. Sehingga

mereka akan menjadi pembelajar yang mandiri (Self-Regulated

Learners). Akhirnya, siswa harus menjadi pembelajar sepanjang

hayat yang mampu mencari, menganalisa dan menggunakan

informasi tanpa atau dengan sedikit bimbingan dan semakin

menyadari bagaimana mereka memproses informasi,

menggunakan strategi pemecahan masalah, serta

memanfaatkannya. Untuk mencapai itu, melalui pengajaran

Page 26: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 22

kontekstual, siswa harus diperkenankan melakukan ujicoba

menggunakan waktu dan struktur materi yang refleksi, dan

memperoleh dukungan yang cukup serta bantuan untuk berubah

dari pembelajar yang dependen menjadi pembelajar yang

independen. Perangkat multimedia pembelajaran interaktif dan

bentuk perangkat TIK lainnya hendaknya digunakan untuk

mendukung siswa menjadi pembelajar mandiri.

4. Mempertimbangkan keragaman konteks hidup yang dimiliki

siswa. Secara menyeluruh ternyata populasi siswa sangatlah

beragam, ditinjau dari perbedaan dalam nilai, adat istiadat, sosial,

perspektif. Didalam proses pembelajaran kontekstual perbedaan

tersebut dapat menjadi daya pendorong untuk belajar dan

sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri.

Kerjasama tim dan aktivitas kelompok (group) belajar didalam

proses pembelajaran kontekstual sangatlah menghargai keragaman

siswa, memperluas perspektif, dan membangun keterampilan

interpersonal, yaitu berpikir melalui berkomunikasi dengan orang

lain.

5. Mendorong siswa untuk belajar dari sesamanya dan bersama-sama

atau menggunakan group belajar interdependen (Interdependent

Learning Group). Siswa akan dipengaruhi dan sekaligus

berkontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain.

Group belajar atau komunitas pembelajaran akan terbentuk

didalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha

untuk bersama-sama memakai pengetahuan, memusatkan pada

tujuan pembelajaran dan memperkenankan semua orang untuk

belajar dari sesamanya. Dalam hal ini, para pendidik harus

bertindak sebagai fasilitator, pelatih, dan pembimbing akademis.

6. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk

mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/

pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa

yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang

merupakan pemahaman siswa terhadap konsep/teori yang sedang

dipelajarinya.

C. Penilaian

Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual berbasis TIK

digunakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar. Penggunaan

penilaian autentik (autentic assessment) pada pembelajaran

Page 27: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 23

kontekstual diharapkan mampu membangun pengetahuan dan

keterampilan, dengan cara yang bermakna melalui pengikutsertaan

siswa ke dalam kehidupan nyata atau konteks autentik. Untuk proses

pembelajaran yang demikian itu diperlukan suatu bentuk penilaian

yang didasarkan kepada metodologi dan tujuan dari pembelajaran itu

sendiri, yang disebut penilaian autentik. Penilaian autentik menyatu ke

dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan dan arahan

kepada siswa untuk maju, dan sekaligus dipergunakan sebagai alat

kontrol untuk melihat kemajuan siswa serta umpan balik bagi praktik

pengajaran. Perangkat TIK untuk e-learning sangat besar kontribusinya

dalam mendukung penilaian autentik. Porto folio hasil penilaian siswa

dan perangkat instrumen dapat disusun dalam format e-learning.

1. Penilaian oleh Pendidik

Pasal 63 ayat 1 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar

oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan

penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar

oleh satuan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk ujian sekolah.

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui ujian

nasional. Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara

berkesinambungan (terus menerus) untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan

untuk menilai pencapaian kompetensi siswa, dasar memperbaiki

proses pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan ketentuan pada Permen Diknas Nomor 20 tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, pendidik melaporkan

hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada

pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi

belajar siswa disertai deskripsi singkat sebagai cerminan

kompetensi utuh. Penilaian oleh masing-masing pendidik tersebut

secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan kepada orang tua/wali

siswa dalam bentuk rapor.

Page 28: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 24

2. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan

kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar

belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan

dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh

pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau perkembangan kemampuan siswa.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,

baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan

kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas

kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan

sebagai berikut.

a. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya

memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

b. Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD)

dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun

silabus mata pelajaran.

Page 29: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 25

c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai

dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.

d. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk

lain yang diperlukan.

e. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil

belajar dan kesulitan belajar siswa.

f. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai

balikan/komentar yang mendidik.

g. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

h. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir

semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk

SATU NILAI PRESTASI BELAJAR siswa disertai

deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.

i. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan

Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk

menentukan nilai akhlak dan kepribadian siswa pada akhir

semester dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.

4. Strategi Penilaian Autentik

Strategi penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual adalah

suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian sebagai berikut :

a. Penilaian kinerja (Performance assessment): penilaian kinerja

dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan (apa yang

mereka ketahui dan dapat dilakukan) pada berbagai situasi

nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja ini dapat

dipersingkat atau diperluas dalam bentuk pertanyaan terbuka

(open-ended question) atau bentuk pilihan berganda (multiple

choice). Dalam pengertian yang lebih luas, penilaian kinerja

dapat berupa membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan

masalah, tugas analisis, atau bentuk tugas-tugas lain yang

memungkinkan siswa untuk mendemontrasikan

kemampuannya dalam memenuhi tujuan dan dampak tertentu.

Beberapa faktor berikut ini yang secara aktif berhubungan

dengan siswa dalam proses mencapai keberhasilan kaitannya

dengan prestasi (Performan).

• Siswa memahami tugas-tugas, prestasi dan harapan.

• Siswa percaya akan mampu melaksanakannya dengan

sukses.

Page 30: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 26

• Siswa memahami nilai dan memiliki komitmen terhadap

tugas.

• Siswa memerlukan pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya dengan

sukses.

• Siswa mempraktikkan berbagai keterampilan dan

memperbaikinya sesuai dengan umpan balik.

• Siswa memperlihatkan penguasaan terhadap tugas.

• Siswa mengklaim penguasaan

Observasi sistematik (Systematic Observation), yang

bermanfat untuk menyajikan informasi tentang dampak

aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa. Dalam hal ini,

semua siswa diobservasi secara berkala dan sering. Hasil

observasi dicatat dalam bentuk sikap khusus maupun tidak,

dan selanjutnya dipergunakan oleh pengamat (Observer)

untuk merefleksikan dan menginterpretasikan apakah petunjuk

siswa sesuai dengan tujuan dan outcome pembelajaran. Kunci

dari kebermanfaatan observasi adalah sistimatiknya. Suatu

observasi dikatakan bermanfaat, jika data dicatat dan

dievaluasi serta dipergunakan untuk meningkatkan prestasi

(performa) siswa.

b. Portfolio (Portfolio) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai

keterampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa

selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994 ) yang memberikan

gambaran perkembangan siswa setiap saat. Ia bukan harus

selalu dalam bentuk catatan atau tulisan, karena siswa yang

tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam menulis dapat

juga menyampaikan pemahaman dan kinerjanya dengan

menggunakan gambar, model fisik atau alat peraga. Awalnya

portfolio dipergunakan untuk menunjukkan prestasi

(performan) siswa di dalam berbagai bidang termasuk

arsitektur, seni grafik, fotograpi dan penulisan, tetapi sekarang

ini, ia juga telah dipergunakan untuk memperoleh contoh yang

representatif dari pekerjaan siswa dalam satu disiplin (mata

pelajaran) selama jangka waktu tertentu. Seringkali siswa

diberi kesempatan untuk menyeleksi pekerjaan yang mereka

rasakan terbaik untuk mempresentasikan pengetahuan dan

usaha mereka selama dalam tingkat/kelas tertentu. Misalnya

nilai ujian yang terbaik, keberhasilannya dalam merancang

Page 31: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 27

suatu percobaan dan sebagainya. Portfolio sangat berguna bagi

siswa dalam rangka mengembangkan keahliannya untuk

menilai diri sendiri dan juga memberikan kesempatan kepada

mereka untuk memikirkan perkembangan dirinya. Oleh karena

itu, portfolio seharusnya dikumpulkan secara terintegrasi dan

bersifat reflektif, sehingga siswa mampu melihat gambaran

yang luas mengenai bagaimana dia membangun pengetahuan

dan keahlian/keterampilannya serta menilai efektifitas

kinerjanya.

c. Jurnal sains (Journal) merupakan suatu proses refleksi di

mana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya,

kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya.

Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam

mengorganisasikan cara berpikirnya dan menuangkannya

secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk

lainnya.

Jurnal menyajikan suatu cara bagi siswa untuk merefleksikan

atau mengaitkan pemikirannya dengan pemikiran sebelumnya

dan kemudian guru menguji refleksi tersebut untuk

mengetahui atau mengumpulkan informasi mengenai

sejauhmana pemahaman berpikir siswa. Jurnal sangat tepat

untuk mendokumentasikan perubahan persepsi siswa terhadap

diri mereka sendiri dan kemampuannya.

Penggunaan jurnal memakan waktu lama (time comsuming),

tetapi sangat berarti di dalam menilai suatu persepsi siswa

terhadap pengalamannya. Ia juga dapat menjadi sesuatu alat

komunikasi yang bernilai/berarti bagi guru dan siswa. Jurnal

biasanya terdiri dari dua (2) bentuk yang berbeda tetapi

keduanya sangat bernilai, yaitu:

• Jurnal arahan pribadi (Self-directed jurnaling), dimana

siswa akan menentukan topik, isi dan arah kemana refleksi

akan diambil.

• Jurnal arahan guru (teacher-directed jurnaling) akan

mengarahkan respon dari refleksi mendekati tujuan khusus

outcome atau topik.

Page 32: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 33: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 29

BAB V

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL DI SEKOLAH

Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang sangat relevan untuk mendukung pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP. Berkaitan dengan

hal tersebut, diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan

menerapkan pembelajaran kontekstual untuk semua mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah.

Beberapa langkah utama yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan

sekolah dalam upaya mengembangkan dan menerapkan pembelajaran

kontekstual di sekolah adalah sebagai berikut:

A. Penyiapan Guru

1. Sekolah mengidentifikasi kemampuan guru dalam

mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual

berbasis TIK sesuai mata pelajarannya. Meskipun telah dilakukan

pelatihan pembelajaran kontekstual sejak tahun 2001/2002, baik

yang dilakukan oleh Depdiknas pusat, dinas pendidikan provinsi

dan kab/kota, namun belum semua guru memperoleh kesempatan

pelatihan tersebut. Bahkan, dimungkinkan tidak semua guru yang

sudah pernah dilatih telah menguasai pembelajaran kontekstual

dengan baik. Apalagi penguasaan guru terhadap TIK masih jauh

dari optimal.

2. Para guru yang belum menguasai pembelajaran kontekstual

berbasis TIK dengan baik perlu diikutkan dalam suatu pelatihan

pembelajaran kontekstual. Pelatihan tersebut dapat dilakukan oleh

sekolah sendiri atau melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh

lembaga lain (Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, dinas pendidikan provinsi, kab/kota, kegiatan

MGMP). Di samping itu, para guru juga bisa mempelajari sendiri

(autodidak) tentang pembelajaran kontekstual melalui buku-buku

dan perangkat yang dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP,

termasuk model-model pembelajaran kontekstual dalam bentuk

VCD dan bahan ajar dalam bentuk CD. Jika sekolah belum

memiliki, sebaiknya sekolah mengajukan permohonan untuk

memperoleh master perangkat tersebut ke Direktorat Pembinaan

SMP Jakarta. Guru juga bisa berkonsultasi atau magang pada rekan

Page 34: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 30

guru lain yang telah menguasai dan melaksanakan pembelajaran

kontekstual di sekolahnya.

B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual

Sekolah perlu mengembangkan perangkat pembelajaran kontekstual

yang sesuai dengan KTSP dan konteks sekolahnya. Perangkat tersebut

meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar

kerja siswa dan lembar penilaian. Di dalam KTSP terdapat komponen

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk

menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, sekolah perlu

menyempurnakan RPP yang telah disusun dan menyiapkan bahan

ajarnya. Sekolah akan lebih mudah mengembangkan perangkat tersebut

jika sekolah telah memperoleh master perangkat pembelajaran

kontekstual dalam bentuk cetakan atau soft copy (CD) yang telah

dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP.

Untuk mengembangkan perangkat tersebut, sebaiknya pelaksanaannya

dikoordinir para guru yang telah lebih dahulu mengikuti pelatihan atau

yang lebih menguasai pembelajaran kontekstual. Di samping itu,

hampir di setiap kab/kota terdapat para guru atau instruktur yang sangat

menguasai tentang pembelajaran kontekstual. Sekolah bisa meminta

bantuan mereka untuk membimbing pengembangan perangkat

pembelajaran kontekstual.

C. Penyiapan Media dan Sumber Belajar

Pada dasarnya, penerapan pembelajaran kontekstual tidak menuntut

media dan sumber belajar yang serba canggih dan mahal. Guru bisa

memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang telah tersedia

di sekolah atau yang ada di lingkungan sekolah. Masyarakat di sekitar,

fenomena alam sekitar, benda-benda, koran, majalah bekas, biji-bijian,

pohon dan berbagai hal lainnya dapat digunakan sebagai media dan

sumber belajar. Namun demikian, agar pembelajaran menjadi lebih

efektif, akan lebih baik jika sekolah secara bertahap menyiapkan media

dan sumber belajar elektronik (TIK)

Para guru diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai media dan

sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Setiap guru mata

pelajaran, terutama pada saat menyusun RPP, hendaknya secara cermat

memilih atau mengembangkan media dan sumber belajar yang sesuai

dengan materi yang akan dibahas serta konteks lingkungan dan

karakteristik siswa. Sebagai contoh, pada pelaksanaan pembelajaran

Page 35: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 31

Bahasa Inggris di siang hari saat siswa merasa lelah atau jenuh, guru

bisa menggunakan tape recorder sederhana. Guru memutarkan lagu

dalam bahasa Inggris yang menjadi favorit siswa. Siswa diminta

mendengarkan, dan tentu saja mereka akan menikmatinya. Kemudian,

siswa diminta untuk berdiskusi dan menyampaikan isi atau syair lagu

tersebut. Mereka akan merasa senang sekaligus belajar meningkatkan

kompetensi listening dalam bahasa Inggris.

Beberapa contoh lain yang terkait dengan media dan sumber belajar

untuk penerapan pembelajaran kontekstual antara lain: tokoh agama

sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran agama; pedagang di

pasar tradisional untuk mata pelajaran IPS; kejadian gempa bumi

sebagai materi pembahasan untuk pelajaran IPA atau IPS; artikel atau

puisi di koran sebagai sumber belajar untuk Bahasa Indonesia; dan

berbagai hal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan sebagai

media dan sumber belajar.

Media dan sumber belajar dalam bentuk elektronik akan lebih

mengefektifkan pembelajaran kontekstual.

D. Penyiapan Fasilitas Multimedia

Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dengan media sederhana

dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Meskipun

demikian, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), dan tuntutan mutu pendidikan, sekolah hendaknya

berupaya melengkapi perangkat TIK secara bertahap. Pembelajaran

kontekstual dapat lebih efektif jika didukung dengan perangkat TIK

yang memadai.

Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas laboratorium dan ruang

kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK. Beberapa ruang atau

laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan perangkat TIK

adalah seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, antara lain

kelengkapan perangkat TIK di: Ruang kelas, Laboratorium Komputer,

Ruang Perpustakaan, Ruang multi media, Laboratorium Bahasa,

Laboratorium IPA, Laboratorium IPS, Ruang Guru, dan Penyimpanan

data Manajemen Pembelajaran/kurikulum.

Peralatan TIK sekolah memiliki fungsi utama sebagai sarana dan

sumber pembelajaran seluruh mata pelajaran. Tujuannya untuk

mendukung pencapaian penguasaan kompetensi setiap mata pelajaran.

Page 36: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 32

E. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran kontekstual berbasis TIK dapat diterapkan pada setiap

mata pelajaran, termasuk yang ada pada KTSP, KBK atau kurikulum

1994. Diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan

menerapkan pembelajaran kontekstual untuk mata pelajaran-mata

pelajaran sesuai yang ada pada struktur kurikulum KTSP. Direktorat

Pembinaan SMP telah mengembangkan perangkat pembelajaran secara

lengkap. Sekolah dapat menggunakan perangkat tersebut dan

melakukan pembenahan sesuai dengan konteks dan kurikulum yang

digunakan sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di sekolah

hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: penguasaan

guru terhadap pembelajaran kontekstual, ketersediaan perangkat

pembelajaran dan dukungan fasilitas media dan sumber belajar.

Apabila guru yag bersangkutan belum memiliki penguasaan memadai,

hendaknya lebih dulu magang atau ikut mencermati pembelajaran pada

mata pelajaran lain yang gurunya telah menguasai dan berpengalaman

dalam pembelajaran kontekstual. Pendampingan secara intensif oleh

guru yang berpengalaman dalam menerapkan pembelajaran kontekstual

kepada rekan guru juga perlu dilakukan. Sekolah hendaknya menyusun

program pendampingan dalam pembelajaran kontekstual.

Secara teknis, pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan penilaian

hasil belajar pada setiap mata pelajaran perlu mengacu pada strategi

pelaksanaan seperti diuraikan sebelumnya pada bagian III. B dan C.

F. Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah perlu dipantau secara

sistematis. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan

hambatan-hambatan yang ditemui dalam mengimplementasikan

pembelajaran kontekstual, sekaligus mencari alternatif solusi untuk

mengatasinya. Hambatan tersebut dapat bersumber dari penguasaan

guru terhadap pembelajaran kontekstual, perangkat pembelajaran,

media dan sumber belajar, proses pembelajaran, dan penilaian hasil

belajar.

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk supervisi klinis

oleh kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan manajemen.

Supervisi klinis yang memfokuskan pada pelaksanaan teknis substantif

hendaknya perlu dilakukan oleh suatu tim guru yang berpengalaman

dalam pembelajaran kontekstual dari dalam sekolah. Jika

Page 37: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 33

memungkinkan, sekolah bisa minta bantuan instruktur dari dinas

pendidikan kab/kota atau guru dari sekolah lain yang memiliki

penguasaan dan pengalaman memadai dalam pembelajaran kontekstual.

Hasil evaluasi hendaknya dijadikan masukan untuk penyempurnaan

program pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah.

Page 38: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 39: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 35

BAB VI

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun

1999/2000 telah mengembangkan pembelajaran kontekstual atau CTL

secara sistematis. Konsep dan perangkat pembelajaran kontekstual

dikembangkan secara cermat melalui pengkajian teoritis dan empiris.

Bahkan dengan melibatkan beberapa tenaga pengajar dari perguruan

tinggi dan para guru Rintisan SMP di Indonesia telah dilakukan

pengkajian dan short course ke beberapa perguruan tinggi yang

mengembangkan CTL di Amerika Serikat.

Perangkat pembelajaran atau bahan ajar kontekstual juga telah selesai

dikembangkan. Isi perangkat tersebut disusun berdasarkan Standar Isi

dan Standar Kompetensi Lulusan. Perangkat yang telah selesai

dikembangkan adalah untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga

dan Kesehatan, Seni dan Budaya, Keterampilan, Teknologi Informasi

dan Komunikasi.

Bahan ajar kontekstual untuk keperluan progam pembelajaran MIPA

dalam bahasa Inggris juga telah dikembangkan. Bahan ajar tersebut

meliputi mata pelajaran Matematika dan IPA yang disusun dalam

bahasa Inggris dan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan. Perangkat tersebut telah diberikan ke SMP Bertaraf

Internasional untuk digunakan dalam pembelajaran MIPA billingual.

Seiring dengan dikembangkannya perangkat pembelajaran kontekstual,

Direktorat Pembinaan SMP juga telah melakukan berbagai pelatihan

pembelajaran kontekstual kepada para guru bidang studi. Melalui

pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat memahami esensi

pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat pembelajaran

kontekstual, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran kontekstual

secara nyata di sekolahnya.

Model pelaksanaan pembelajaran kontekstual juga telah dikembangkan

oleh Direktorat Pembinaan SMP dalam bentuk VCD. Melalui model

tersebut guru dapat lebih mudah dalam mempelajari berbagai model

kegiatan pembelajaran kontekstual sehingga mampu menguasai dan

Page 40: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 36

menerapkan pembelajaran kontekstual sesuai mata pelajarannya di

sekolah. Model-model pembelajaran tersebut mencakup tujuh

komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu; konstruktivisme,

inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian autentik

dan refleksi. Pengembangan model pembelajaran dalam bentuk VCD

meliputi mata pelajaran: Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa

Indonesia, dan Bahasa Inggris.

Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif juga telah

dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMP. Multimedia interaktif

yang telah selesai dikembangkan adalah untuk mata pelajaran IPA dan

Matematika, untuk Kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Pengembangan

multimedia interaktif untuk mata pelajaran lainnya sedang dalam

proses pengembangan.

Pada tahun 2008/2009, lebih dari 3000 SMP yang tersebar di seluruh

provinsi di Indonesia telah menerapkan pembelajara kontekstual. CTL

diterapkan pada Rintisan SMP Bertaraf Internasional (RSBI) dan SMP

Standar Nasional (SSN), serta SMP lainnya. Direktorat Pembinaan

SMP secara khusus membantu SMP dalam menerapkan CTL. Bantuan

tersebut diberikan baik dalam bentuk pemberian perangkat

pembelajaran CTL, bantuan finansial yang terpadu dalam block grant

untuk SBI dan SSN, serta bantuan teknis lainnya.

Page 41: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 37

BAB VII

PENUTUP

Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah suatu pendekatan

pembelajaran yang sangat sesuai untuk mengimplementasikan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini terus dikembangkan.

Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual sangat penting

untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Keragaman potensi dan

kecepatan belajar siswa menuntut pelayanan pembelajaran yang optimal

dari guru. Guru yang baik akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan

belajar setiap siswa.

Melalui pedoman ini diharapkan para guru dapat menguasai pembelajaran

kontekstual berbasis TIK, baik konsep, pengembangan dan penerapannya

sesuai mata pelajarannya. Guru yang baik tidak akan pernah berhenti

belajar guna meningkatkan kompetensi dan performansinya. Semoga, para

guru diberi kemudahan dalam memahami pedoman ini dan

menerapkannya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pada

akhirnya, siswa dapat memahami materi pelajaran secara bermakna, luas

dan mendalam serta dapat menerapkannya pada berbagai konteks

kehidupannya. Dengan demikian, upaya peningkatan mutu pendidikan

yang berkeadilan dapat tercapai.

Page 42: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 43: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 39

L A M P I R A N

Page 44: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Page 45: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 41

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:

RENCANA PELAKSANAA PEMBELAJARAN

( RPP )

SMP/MTs : ................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII / 1

Standar

Kompetensi

: 4. Memahami usaha manusia

untuk mengenali perkembangan

lingkungannya.

Kompetensi Dasar : 4.1 Menggunakan peta,

atlas,dan globe, untuk

mendapat-kan informasi

keruangan.

Indikator : • Membedakan peta, atlas, dan

globe.

• Mengidentifikasi jenis,bentuk

dan pemanfaatan peta.

• Mengidentifikasi informasi

geografis dari peta, atlas dan

globe.

• Mengartikan berbagai skala.

• Memperbesar dan

memperkecil peta dengan

bantuan garis-garis koordinat

Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mengidentifikasi perbedaan antara peta, atlas, dan globe.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis peta.

3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk peta.

4. Megidentifikasi pemanfaatan peta.

5. Mengartikan berbagai skala.

6. Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan

bujur.

7. Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe.

Page 46: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 42

8. Mempergunakan indeks untuk mencari letak suatu tempat di atlas.

9. Memperbesar dan memperkecil peta dengan bantuan garis-garis

koordinat.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian peta, atlas, dan globe.

2. Jenis peta :

Peta umum

Peta tematik (khusus)

3. Bentuk peta:

Peta datar

Peta timbul

4. Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan

bujur.

5. Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe.

6. Penggunaan indeks dan daftar isi pada atlas.

7. Skala peta:

Skala angka

Skala garis

8. Memperbesar dan memperkecil peta.

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah bervariasi

2. Diskusi

3. Inquiri

4. Tanya jawab

5. Simulasi

6. Observasi / Pengamatan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan 1

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Tulislah rute perjalananmu dari rumah ke

sekolah !

- Motivasi :

- Siswa diminta untuk saling bertukar tulisan tentang

rute perjalanan tersebut dengan temannya, kemudian

ditanya “Mudah atau sukarkah kamu menemukan

rumah temanmu dengan uraian rute perjalanan

tersebut ?”

- Alat bantu apakah yang dapat memudahkan untuk

menemukan rumah temanmu tersebut ?

Page 47: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 43

b. Kegiatan inti

- Siswa dibagi dalam empat kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta,

atlas, dan globe:

- Kelompok 1 : Perbedaan peta, atlas, dan globe

- Kelompok 2 : Perbedaan unsur-unsur

peta dan atlas.

- Kelompok 3 : Simbol-simbol pada

peta dan contoh-contohnya.

- Kelompok 4 : Jenis-jenis peta beserta contoh-

contohnya

- Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan.

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil

pengamatannya.

- Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi : Siswa mengungkapkan kesan terhadap

pentingnya mempelajari peta, atlas, dan globe.

2. Pertemuan 2

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Jelaskan perbedaan peta, atlas, dan globe.

- Motivasi : Cerita tentang pentingnya peta, atlas, dan

globe sebagai sumber informasi.

b. Kegiatan inti

- Menentukan letak lintang dan bujur (astronomi) suatu

tempat di permukaan bumi pada peta.

- Menggunakan daftar isi pada atlas untuk mencari peta

tertentu.

- Menggunakan indeks pada atlas untuk mencari letak suatu

tempat.

- Mendemonstrasikan gerak rotasi bumi menggunakan

globe.

- Diskusi tentang informasi geografis yang didapat dari

peta, atlas, dan globe.

Page 48: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 44

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi : siswa menyimpulkan manfaat peta, atlas, dan

globe dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pertemuan 3

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Sebutkan unsur peta yang berkaitan berkaitan

dengan jarak

- Motivasi : Siswa diajak keluar kelas untuk mengukur

panjang dan lebar halaman sekolah, kemudian ditanyakan

“Dapatkah halaman tersebut digambarkan pada kertas

sesuai dengan ukuran yang sebenarnya ?”

b. Kegiatan inti

- Tanya jawab tentang arti skala yang ada dalam peta.

- Menghitung jarak menggunakan skala pada peta.

- Menentukan skala peta.

- Mengamati dan tanya jawab tetang berbagai jenis skala

pada peta.

- Tanya jawab tentang pengertian skala.

c. Penutup

- Penilaian - Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang manfaat

skala peta.

4. Pertemuan 4

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Jelaskan manfaat skala pada peta !

- Motivasi : Mengamati suatu peta. Dapatkah peta

tersebut diperbesar atau diperkecil.

b. Kegiatan inti

- Tanya jawab tentang alat memperbesar atau memperkecil

peta.

- Tanya jawab tentang bahan dan alat yang digunakan

dalam memperbesar atau memperkecil peta dengan

menggunakan garis-garis koordinat.

- Menyiapkan alat dan bahan memperbesar atau

memperkecil peta dengan menggunakan garis-garis

koordinat.

Page 49: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 45

- Menentukan peta yang akan diperbesar atau diperkecil

menggunakan garis-garis koordinat.

- Membuat garis-garis koordinat pada peta yang akan

diperbesar atau diperkecil.

- Membuat garis-garis koordinat pada kertas kerja sesuai

dengan perbesaran atau perkecilan yang diinginkan.

- Menyalin peta dari peta asli ke kertas kerja.

- Menentukan skala pada peta yang telah diperbesar atau

diperkecil.

- Tanya jawab tentang unsur yang berubah dan tidak

berubah dari peta setelah diperbesar atau diperkecil.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi : Siswa menyampaikan kesan tentang kesulitan

dalam memperbesar atau memperkecil peta.

E. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Peta

2. Atlas

3. Globe

4. Kertas karton/ HVS

5. Lembar Penilaian Psikomotorik

6. OHP

7. Buku geografi yang relevan

8. Perangkat LCD Viewer & Komputer (Jika tersedia di sekolah)

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Tes Tulis.

b. Tes unjuk kerja.

2. Bentuk Instrumen

a. Tes uraian.

b. Tes identifikasi.

c. Uji petik kerja produk

3. Soal/instrumen:

Tes uraian :

(1) Sebutkan unsur-unsur peta dan atlas.

Page 50: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 46

(2) Berikan masing-masing 2 contoh peta umum dan peta khusus!

(3) Jelaskan 2 bentuk peta! (4) Sebutkan 3 informasi geografis dari peta !

(5) Jika di peta yang berskala 1 : 1.000.000 jarak kota A dan B adalah 5 cm, hitunglah jarak yang sebenarnya!

(6) Tentukan letak astronomis (lintang dan bujur) dari kota

Jakarta!

(7) Peragakan gerak rotasi bumi dengan menggunakan globe!

Tes identifikasi :

- Carilah letak Kota Bulukumba pada atlas dengan

menggunakan indeks!

Uji petik kerja produk :

- Pilihlah peta salah satu pulau di Indonesia dalam atlasmu,

kemudian perbesarlah 2 kali !

........................., ............................. 2009

Mengetahui,

Kepala SMP/MTs ................................... Guru Mata Pelajaran,

_________________________ ________________________

Page 51: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 47

RUBRIK PENILAIAN

KETERAMPILAN MENGGUNAKAN ATLAS

Aspek yang dinilai/skor maksimal

Mencari nama

tempat pada

daftar indeks

Mencari

halaman

Mencari

kolom

dan baris

Menunjuk

letak

tempat

Jumlah

skor No Nama Siswa

5 5 5 5 20

RUBRIK PENILAIAN

MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA

Aspek yang dinilai

Grid Bentuk Skala Kerapian

Jumlah

skor No Nama Siswa

5 5 5 5 20

Page 52: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 48

BAHASA INDONESIA:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP...........................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IX/2

Standar

Kompetensi

: 12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dalam bentuk karya ilmiah

sederhana, teks pidato, surat pembaca

Kompetensi

Dasar

: 12.1 menulis karya tulis sederhana dengan

menggunakan berbagai sumber

Indikator 1) Mampu menentukan sistematika karya tulis

2) Mampu menuliskan catatan pustaka dan

daftar pustaka sebagai rujukan.

3) Mampu menulis karya tulis sederhana

dengan menggunakan berbagai sumber

4) Mampu menyunting karya tulis

Alokasi Waktu

: 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan

berbagai sumber

2. Materi Pembelajaran

Penulisan karya tulis

a. Sistematika karya tulis

b. Catatan pustaka dan daftar pustaka

c. Penyuntingan

3. Metode Pembelajaran

a. Tanya jawab

b. Inkuiri

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Page 53: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 49

Pertemuan Pertama

a. Kegiatan awal

1) Siswa diajak membaca beberapa karya tulis yang diambilkan

guru dari perpustakaan

2) Siswa dan guru bertanya jawab tentang karya tulis itu

b. Kegiatan Inti

1) Secara berkelompok siswa menentukan sistematika karya tulis

2) Secara berkelompok siswa mengidentifikasi catatan pustaka

dan daftar pustaka

3) Secara berkelompok siswa mengidentifikasi kesesuaian

catatan pustaka dengan daftar pustaka yang ada.

4) Siswa berdiskusi untuk menentukan sebuah topik yang akan

diangkat sebagai karya tulis mereka

5) Siswa berdiskusi menyusun kerangka tulisan dan sistematika

karya tulis berdasarkan topik yang telah ditentukan

6) Siswa secara individu mengumpulkan sumber-sumber yang

diperlukan untuk bahan penulisan karya tulis.

7) Siswa dan guru menyusun rubrik penilaian karya tulis

sederhana

c. Kegiatan Akhir

Siswa dan guru melakukan refleksi

Siswa mendapatkan tugas untuk menulis karya tulis sederhana

dengan topik yang telah mereka tentukan.

Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Awal

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas rumah penulisan

karya tulis sederhana

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendiskusikan hasil tugas rumahnya dengan

bimbingan guru

2) Secara berkelompok dan dengan bimbingan guru, siswa

menyunting dan menilai hasil kerja temannya dengan rubrik

yang sudah disepakati.

2) Siswa memperbaiki tulisan berdasarkan hasil suntingan dan

penilaian itu.

3) Siswa dan guru memilih tiga tulisan terbaik

4) Siswa memajang tulisan terbaik dari masing-masing kelompok

di papan pajang kelas

Page 54: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 50

5) Tulisan terbaik diberi penghargaan

c. Kegiatan Akhir

Siswa dan guru melakukan refleksi

5. Sumber Belajar

a. Karya tulis

b. Buku-buku referensi

c. Buku Pelajaran Bahasa

6. Penilaian

a. Teknik : Penugasan.

b. Bentuk instrumen : Tugas proyek

c. Soal /Instrumen :

1) Tulislah sistematika yang akan kamu gunakan untuk karya tulismu!

Pedoman Penskoran:

Kegiatan Skor

1. Sistematika urut: Judul, pendahuluan, isi, penutup, daftar

pustaka

3

2. Sistematika tidak lengkap tapi urut 2

3. Sistematika tidak lengkap dan tidak urut 1

4. Siswa tidak menulis apa-apa 0

Jumlah Maksimum 3

2) Tulislah kalimat kutipan dari buku referensi yang merujuk pada

catatan pustaka dan daftar pustaka untuk karya tulis

sederhanamu!

Kegiatan Skor

1. Penulisan catatan pustaka benar 1

2. Penulisan daftar pustaka benar untuk tiap rujukan 1

3. Penyusunan daftar pustaka dan pengurutannya benar. 1

4. Catatan pustaka sesuai dengan daftar pustaka 1

Jumlah Maksimum 4

Page 55: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 51

3) Kembangkan kerangka tulisanmu menjadi sebuah karya ilmiah

sederhana! Rubrik penilaian karya ilmiah sederhana

No Aspek Deskriptor Skor Skor

maksimum

1 Kelengkapan isi • Isi asli dan lengkap (sesuai dengan

kerangka)

• Isi asli dan tidak lengkap

• Isi tidak asli tetapi lengkap

• Isi tidak asli dan tidak lengkp

3

2

1

0

3

3 Sistematika • Urut-urutan sesuai

• Urut-urutan tidak sesuai

1

0

1

3 Kebakuan bahasa

(kalimat, alinea,

dan pilihan kata)

• Bahasa baku

• Bahasa kurang baku

• Bahasa tidak baku

3

2

1

3

4 Penggunaan ejaan

dan tanda baca • Tidak ada kesalahan

penggunaan ejaan dan

tanda baca

• Terdapat sedikit kesalahan penggunaan

ejaan dan tanda baca

• Sebagian besar penulisan ejaan dan

tanda baca salah

• Penggunaan ejaan dan tanda baca salah semua

3

2

1

0

3

Jumlah Skor

Maksimum

10

Page 56: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 52

2. Suntinglah tulisanmu berdasarkan hasil penilaian temanmu, guru, dan

berdasarkan pendapatmu!

No Aspek Deskriptor Jumlah Yang

Dibetulkan

Skor

1 Ejaan Pembetulan ejaan Semua kesalahan

dibetulkan/tidk ada

kesalahan

2

Sebagian kesalahan

dibetulkan

1

Kesalahan tidak

dibetulkan

0

2 Pilihan

kata

Pembetulan pilihan

kata

Semua kesalahan

dibetulkan/ tidak

ada kesalahan

2

Sebagian kesalahan

dibetulkan

1

Kesalahan tidak

dibetulkan

0

3 Kalimat Pembetulan kalimat Semua kesalahan

dibetulkan/ tidak

ada kesalahan

2

Sebagian kesalahan

dibetulkan

1

Kesalahan tidak

dibetulkan

0

Page 57: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 53

Skor maksimal:

No 1) = 3

No 2) = 4

No 3) = 10

No 4) = 6

Jumlah = 23

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai

berikut.

Perolehan Skor

Nilai akhir = ------------------------ X Skor Ideal (100) = . . .

Skor Maksimum (23)

......., ........................ Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

..................................... ......................................

NIP NIP

Page 58: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 54

MATEMATIKA:

CONTOH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP

.........................

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / 2

Bab 7. Garis dan Sudut

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dengan

garis, garis dengan sudut, sudut

dengan sudut, serta menentukan

ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.1. Menentukan hubungan antara dua

garis, serta besar dan jenis sudut.

Indikator : 1. Menjelaskan kedudukan dua garis

(sejajar, berpotongan dan

bersilangan).

2. Mengenal satuan sudut yang sering

digunakan.

3. Mengukur besar sudut dengan

busur derajat.

4. Menjelaskan perbedaan jenis sudut

(siku-siku, lancip dan tumpul).

5. Menjelaskan pengertian dua sudut

saling berpenyiku dan saling

berpelurus.

Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis.

2. Siswa dapat menggunakan satuan sudut.

3. Siswa dapat mengukur besar sudut dengan busur derajat.

4. Siswa dapat membedakan jenis-jenis sudut.

5. Siswa dapat menunjukkan dua sudut saling berpenyiku dan saling

berpelurus.

Page 59: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 55

B. Materi Ajar

Bab. 7 Garis dan Sudut (A. Kedudukan dua garis, B. Pengertian sudut,

C. Mengukur besar sudut dengan busur derajat, D. Jenis-jenis sudut).

C. Metode Pembelajaran

Diskusi, tanya jawab, dan penyelidikan dengan pendekatan kontekstual

melalui model pembelajaran langsung atau kooperatif.

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama

1. Pendahuluan

a. Apersepsi

• Menanyakan siswa apakah ada soal PR yang sulit. Jika ada,

bersama-sama siswa membahas soal tersebut.

• Mengingat kembali tentang pengertian garis, sinar garis dan

ruas garis.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan ini.

b. Motivasi

Siswa ditunjukkan Gambar 7.1 dalam buku siswa untuk

menjelaskan kedudukan dua garis.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menunjukkan kedudukan dua garis dengan

menggunakan rangka kubus.

b. Guru dengan siswa berdiskusi tentang kedudukan dua garis

dan sifat-sifatnya disertai tanya jawab.

c. Siswa dengan teman sebangku diminta mengerjakan LKS

7.1.A bagian A. Kedudukan Dua Garis.

d. Beberapa siswa diminta maju ke depan dengan menggunakan

kerangka kubus menjawab dalam pertanyaan LKS 7.1 bagian

A. Kedudukan Dua Garis untuk menjelaskan kedudukan dua

garis.

e. Siswa diminta menyebutkan beberapa contoh kedudukan dua garis

dalam ruang kelas.

f. Sebagai umpan balik, secara acak guru menunjuk siswa untuk

mengerjakan di depan kelas soal latihan 7 no. 1.

g. Guru dan siswa melakukan kegiatan seperti pada Gambar 7.2

untuk mengenalkan sudut.

h. Menjelaskan bagaimana sudut dapat terbentuk dan apa unsur-

unsurnya, seperti Gambar 7.3.

Page 60: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 56

i. Siswa diminta menunjukkan contoh sudut dalam kehidupan

sehari-hari.

j. Siswa dengan teman sebangku diminta mengerjakan LKS

7.1.A bagian B. Pengertian Sudut.

k. Beberapa siswa diminta maju ke depan menjelaskan

kedudukan dua garis dengan menggunakan kerangka kubus

untuk menjawab pertanyaan LKS 7.1.A bagian B. Pengertian

Sudut.

l. Sebagai umpan balik, secara acak guru menunjuk siswa ke

depan kelas untuk mengerjakan soal latihan 7 no. 2a dan 3a.

3. Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi

pelajaran yang telah dipelajari.

b. Siswa diminta menulis hal-hal yang belum dipahami dan

yang sudah dipahami tentang materi yang dipelajari.

c. Menugaskan siswa untuk menunjukkan 2 buah contoh yang

berhubungan dengan kedudukan dua garis dalam kehidupan

sehari-hari dan mengerjakan di rumah soal latihan 7 no. 2-4

yang belum dikerjakan di kelas.

Pertemuan Kedua

1. Pendahuluan

a. Apersepsi

• Menanyakan siswa apakah ada soal PR yang sulit. Jika ada,

bersama-sama siswa membahas soal tersebut.

• Mengingat kembali tentang pengertian sudut.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan ini.

b. Motivasi

Siswa dengan menanyakan berapakah besar sudut .................

dan bagaimanakah cara mengukurnya.

2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan bagaimana cara mengukur besar sudut dengan

busur derajat.

b. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kooperatif,

yaitu kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 siswa dengan

kemampuan akademik dan jenis kelamin yang beragam.

Page 61: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 57

c. Meminta siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS 7.1.A

bagian C. Mengukur Besar Sudut dalam kelompok masing-

masing.

d. Menunjuk beberapa siswa sebagai wakil kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian kelompok

lain memberikan tanggapan.

e. Sebagai umpan balik, secara acak menunjuk siswa untuk

mengerjakan di depan kelas soal latihan 7 no. 5c dan 5d.

f. Siswa dengan teman sebangku diminta mengisi soal

“Kerjakanlah Berkelompok” yang berkaitan dengan Gambar

7.6 dan 7.7.

g. Guru menjelaskan pengertian sudut siku-siku, lancip dan

tumpul.

h. Meminta siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS 7.1.A

bagian D. Jenis-jenis Sudut soal 9 dalam kelompok masing-

masing.

i. Menunjuk beberapa siswa sebagai wakil kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian kelompok

lain memberikan tanggapan.

j. Meminta siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS 7.1.A

bagian D. Jenis-jenis Sudut tentang kegiatan Gambar 7.8

dalam kelompok masing-masing.

k. Menunjuk beberapa siswa sebagai wakil kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian kelompok

lain memberikan tanggapan.

l. Guru menjelaskan pengertian dua sudut saling berpenyiku dan

berpelurus.

m. Siswa dalam kelompok kembali diminta mengerjakan LKS

7.1.A bagian D. Jenis-jenis Sudut soal 10, soal 11, dan soal

12.

n. Menunjuk beberapa siswa sebagai wakil kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian kelompok

lain memberikan tanggapan.

3. Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi

pelajaran yang telah dipelajari.

b. Siswa diminta menulis hal-hal yang belum dipahami dan

yang sudah dipahami tentang materi yang dipelajari.

c. Menugaskan siswa untuk untuk mengerjakan di rumah soal

latihan 7 nomor 5-31.

Page 62: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 58

E. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : Penggaris, busur derajat, lidi dan

kerangka kubus.

2. Sumber Belajar : Buku Siswa (Bab 7. Garis dan Sudut)

dan LKS 7.1.A.

3. Multimedia Interaktif

Matematika : CD Interaktif Matematika Kelas VII

(Jika tersedia di sekolah)

4. Perangkat Viewer & Komputer (Jika tersedia di sekolah)

F. Penilaian

1. Tehnik : Kuis dan tes

2. Bentuk Instrumen : Pertanyaan lisan dan tertulis

3. Contoh Instrumen :

a. Manakah yang sejajar, berpotongan atau bersilangan dari

masalah berikut ini? Jelaskan!

• Tiang-tiang listrik yang berdiri di pinggir jalan.

• Jalan layang di perkotaan.

• Dua jalan yang bertemu di persimpangan jalan.

b. Berpikir Kritis. Perhatikan atap dua rumah gambar

di bawah ini!

• Air hujan lebih cepat turun pada atap rumah

yang mana?

• Apa kesimpulanmu tentang hubungan antara

besar sudut atap dengan kecepatan air turun

dari atap?

C

Page 63: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 59

c. Berpikir Kritis. Selidikilah benar atau tidak

pernyataan ini!

“Besar suatu sudut lancip sama dengan selisih

pelurusnya dengan dua kali penyikunya “. Mengetahui ...................,

........................

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

.....................................

.......................................

..

NIP/NRK. .................. NIP/NRK. .....................

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester VIII/2

Pertemuan ke 3-5

Alokasi Waktu 6 x 40 menit

Standar Kompetensi Memahami pelaksanaan demokrasi dalam

berbagai aspek kehidupan

Kompetensi Dasar Menjelaskan pentingya kehidupan demokratis

dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu menjelaskan pentingya

kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Materi Ajar :

Kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Metode Pembelajaran :

1. Diskusi

2. Inkuiri

3. Konstruktivistik

4. Cooperative Learning

5. Portofolio

Page 64: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 60

D. Langkah-langkah :

1. Kegiatan awal :

a. Guru menjelaskan tentang Tujuan Pembelajaran.

b. Guru memberikan apresiasi tentang pentingya kehidupan demokratis

dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

c. Guru memberikan motivasi belajar koperatif dan kontekstual.

d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, masing-masing

terdiri dari 4-5 orang.

e. Siswa ditugasi untuk mengadakan diskusi kelompok tentang

kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara dengan acuan buku dan sumber-sumber lain yang tersedia.

f. Guru menugasi siswa agar di luar jam pelajaran mencari berbagai

sumber bahan, misalnya artikel atau berita dalam surat kabar tentang

kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, untuk dipresentasikan oleh setiap kelompok pada tatap

muka berikutnya.

2. Kegiatan inti :

a. Diskusi kelompok tentang kehidupan demokratis dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasar buku dan sumber-

sumber lain yang tersedia.

b. Kelompok membagi tugas untuk mencari berbagai sumber bahan

tentang kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara dari artikel atau pemberitaan surat kabar atau majalah.

c. Siswa memilih, menggunting, dan menempelkan pada kertas HVS

artikel atau pemberitaan yang disepakati sebagai bahan presentasi.

d. Kelompok merumuskan isi artikel atau pemberitan tersebut.

e. Diskusi kelompok tentang berbagai kehidupan demokratis dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang ditemukan dalam

artikel atau pemberitaan itu. Hasil diskusi dirumuskan dalam suatu

lembaran tugas (portofolio).

f. Presentasi hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas, masing-

masing selama 20 menit.

3. Kegiatan akhir :

a. Guru mengajak kepada para siswa untuk mengadakan refleksi hasil

pembelajaran tentang kehidupan demokratis dalam bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

b. Siswa diminta untuk mengungkapkan berbagai pengalaman belajar

yang diperoleh.

Page 65: Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK 61

E. Sumber Belajar :

1. Buku Teks Pelajaran

2. Surat kabar/majalah

3. Berbagai artikel, tulisan, atau film tentang demokrasi

F. Penilaian :

1. Pengamatan

2. Unjuk kerja presentasi

3. Tes tulis

……………………, ………, 2009

Mengetahui

Kepala SMP…………. Guru Mata Pelajaran PKn

…………………………….. ………………………………………….

NIP NIP