37
PENINGKATAN DAYA SAING KUKM MELALUI PENERAPAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU BAGI KUMKM DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH RI Disampaikan Pada Acara: Pengembangan dan Penguatan Jejaring Kemitraan Dikmas dengan Lintas Sektor dan Lembaga Makasar 13 Mei 2014

Paparan makasar 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paparan Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Jejaring Makassar

Citation preview

Page 1: Paparan makasar 1

PENINGKATAN DAYA SAING KUKM MELALUI PENERAPAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU

BAGI KUMKM

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH RI

Disampaikan Pada Acara:Pengembangan dan Penguatan Jejaring Kemitraan Dikmas dengan

Lintas Sektor dan LembagaMakasar 13 Mei 2014

Page 2: Paparan makasar 1

MENGAPA UMKM ITU PENTING ?

1. UMKM merupakan segmen pelaku usaha yang sangat besar dan tersebar diseluruh wilayah di semua sektor usaha

2. UMKM merupakan penyedia kesempatan kerja (97,33%)

3. Kontribusi UMKM dalam PDB nasional (53,6%), ekspor non migas (20%) dan investasi fisik (46,9%) sangat signifikan

4. UMKM meberikan pelayanan ekonomi luas, internasional pemerataan yang efektif. Sumber pengembangan inovasi dan pesemaian wirausaha baru

Page 3: Paparan makasar 1

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah

STATISTIK UNIT USAHA DI INDONESIA

Jumlah Unit Usaha mencapai 53,8 juta atau 99,9 % dari total unit usaha yang ada

2

MENENGAH42.631 Units

0,08%KECIL

573.601 Units1,06%

BESAR4.838 Units

0,008 %

MIKRO53,20 Million Units

98,85 %

GDP: USD 385.154

Million (57,12%)

Investment:USD 71,1 Billion

(52,89%)

Export:USD 18.02

Billion(17,02%)

Page 4: Paparan makasar 1

UU No. 20/2008 ttg UMKM

Usaha Besar: • Asset > Rp 10 Milyar (US$ 952.380)• Volume Usaha/Tahun > Rp.50 Milyar (US$ 4.761.904)

Usaha Menengah:• Asset Maksimum Rp 10 Milyar (US$ 952.380)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.50 Milyar (US$

4.761.904)Usaha Kecil :• Asset Maksimum Rp 500 Juta (US$ 47.619)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.2,5 Milyar (US$

238.000)

Usaha Mikro• Asset Maksimum Rp 50 Juta (US$ 4.760)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.300 Juta (US$

28.570)

Usaha Besar

Usaha Menengah

Usaha Kecil

KRITERIA UMKM

Usaha Mikro

3

Page 5: Paparan makasar 1

Ide bisnis berasal dari lingkungan sosial dalam strata famili, sanak atau kerabat.

Pemupukan modal awal dari tabungan pribadi, atau kredit usaha kecil

Memiliki konsumen target yang spesifik dan bersifat lokal. Fasilitas kantor, dan alat usaha yang terbatas Pasar yang sempit dan kompetitif Sedikit budget untuk inovasi, edukasi SDM, riset dan

pengembangan produk, dan promosi/iklan. Kecenderungan mengikuti trend pasar (market driven)

Karakter UMKM

Page 6: Paparan makasar 1

KESEPAKATAN ASEAN

1

• ASEAN Free Trade Area atau AFTA. Kesepakatan 6 negara ASEAN ditandatangani bulan Januari 1992.

• Tujuan : mengintegrasikan ekonomi ASEAN ke dalam satu dasar produksi dan menciptakan pasar regional, yang akan ditempuh melalui penghapusan tariff intra-regional dan batasan non-tariff sehingga ASEAN menjadi :

- Pasar tunggal (single market dan production base) barang, jasa, pekerja terampil, dan modal Bebas bergerak tanpa hambatan.

- Kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi (kebijakan persaingan regional, IPR action plan, pengembangan infrastruktur, TIK, pajak, pengembangan UKM).

- Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata a.l. Melalui pengembangan UKM.

• Tahun 2015 : jadwal berlakunya AEC (ASEAN Economic Community) atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Page 7: Paparan makasar 1

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM INDONESIA :

1. Peningkatan Mutu Produk2. Penerapan Sertifikasi Produk3. Penggunanan Teknologi Informasi 4. Penerapan Teknologi Tepat Guna5. Promosi untuk menembus pasar internasional.

7

Page 8: Paparan makasar 1

1. Penerapan SNI

2. Penerapan ISO

3. Penerapan GMP = Good Manufacturing Product

Peningkatan Mutu Produk

Page 9: Paparan makasar 1

1. Penerapan Produk Halal

2. Penerapan HKI (Merek, Paten, Hak Cipta, Desain

Industri)

PENERAPAN SERTIFIKASI PRODUK

Page 10: Paparan makasar 1

1. Penerapan Bio Gas

2. Penerapan Teknologi Sabut Kelapa

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Page 11: Paparan makasar 1

PENERAPAN KEHALALAN PRODUK

Page 12: Paparan makasar 1

1. PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan

2. UU RI No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. UU RI No 7 tahun 1996 tentang Pangan.

4. UU RI No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

Dasar Hukum Penerapan Kehalalan Produk

Page 13: Paparan makasar 1

Sisi Konsumen Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim perlu

dilindungi dari konsumsi dan penggunaan produk-produk non halal.

Tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi dan mendapatkan produk-produk yang bersih, sehat dan halal.

Sesuai perintah agama Islam, mengkonsumsi makanan yang Halal dan Thayib adalah suatu Kewajiban bagi kaum Muslimin.

Banyak produk olahan yang dikonsumsi manusia dapat diolah dari bahan diharamkan untuk umat muslim. Contoh: (dari hewan babi dapat dibuat berbagai bahan untuk produk olahan.)

Halal... Mengapa penting?

Page 14: Paparan makasar 1

Indonesia mempunyai 12 Juta pelaku usaha yang menggeluti industri makanan dan minuman, 99% diantaranya termasuk kategori industri berskala UMKM dengan total omset 2010 diperkirakan menembus Rp. 600 Triliun.

Dalam 5 tahun terakhir pemerintah menargetkan industri makanan dan minuman nasional tumbuh rata 28% per tahun.

Sektor Makanan dan minuman sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

Isu Strategis Penerapan Halal

Page 15: Paparan makasar 1

Upaya menumbuh kembangkan kesadaran KUKM tentang pentingnya produk Halal.

Mewujudkan produk lokal menjadi unggulan di daerahnya dan memenuhi standar jaminan produk halal.

Mengantisipasi membanjirnya produk luar yang telah berlabel halal.

Page 16: Paparan makasar 1

Undang-Undang Sistem Jaminan Halal segera akan diberlakukan (saat ini sedang dibahas di DPR).

Keterbatasan UKM dari sumber daya manusia dan keuangan.

Produk Halal sangat berpotensi untuk dikembangkan agar bisa berperan di pasar global.

Page 17: Paparan makasar 1

Indonesia mempunyai standar kehalal produk yang handal dan mendapat pengakuan internasional.

Indonesia mendapat pesaing dari negara negara non muslim, yang telah terlebih dahulu mengantisipasi pasar halal, yaitu Jepang, Singapura, AS serta Inggris sudah lebih dulu mengekspor produk halal mereka ke negara-negara muslim yang menurut penilaian mereka pasar di negara muslim sangat potensial.

Halal bisa diterima oleh masyarakat muslim maupun non-muslim, yang menjadikan integritas dan kualitas sebagai lifestyle.

Page 18: Paparan makasar 1

Memperoleh kemudahan dalam melakukan expor ke negara-negara yang menerapkan kehalalan produk (khosier).

Produk ‘lebih menjual’ di pasar karena memungkinkan untuk melakukan inovasi dan kreatifitas.

Produsen dapat melakukan ekspansi pasar lebih luas.

Mendorong kegiatan bisnis pelaku usaha.

Label halal merupakan aset perusahaan.

Halal...Apa Manfaatnya ?

Page 19: Paparan makasar 1

Mengidentifikasi potensi UKM yang potensial untuk difasilitasi (bimtek maupun fasilitasi Sertifikasi)

Melakukan sosialisasi, bimbingan teknis tentang pentingnya penerapan kehalalan produk bagi UKM.

Memfasilitasi pendampingan kepada UKM baik dalam rangka pengurusan Sertifikasi Halal maupun dalam pemasaran produk-produk Halal ke Pasar yang lebih luas/ekspor.

Memfasilitasi bantuan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal.

Optimalisasi dan sinergi dalam penerapan Sertifikasi Halal bagi UKM agar lebih efektif dan efisien dengan Lembaga/Instansi Pemerintah terkait (Dinkes, Kemenag, LP POM-MUI, Badan POM, Kemenperin, Kemendag).

Bagaimana Pemerintah Berperan dalam Penerapan Kehalalan Produk bagi UKM

Page 20: Paparan makasar 1

Fasilitasi Kementerian KUKM dalam Penerapan Halal (2002 s/d 2014)

1. Sosialisasi dan Pendampingan bagi 1500 UKM yang tersebar di 23 Provinsi.

2. Fasilitasi Pendaftaran Sertifikat Halal bagi 1500 UKM yang tersebar di 23 Propinsi.

Dukungan Pemerintah cq. Kementerian KUKM dalam Penerapan Halal Produk

Page 21: Paparan makasar 1

“PENINGKATAN DAYA SAING UKM MELALUI PEMANFAATAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Page 22: Paparan makasar 1
Page 23: Paparan makasar 1

Hak Cipta, untuk karya seni dan sastra Hak Paten, untuk karya dibidang teknologi (invensi) Hak Merek, untuk simbol, logo atau penanda didunia perdagangan

barangdan jasa (termasuk Indikasi Geografis) Hak Desain Industri, untuk karya desain 3 dimensi dibidang seni,

teknologi, dan industri Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, untuk karya di bidang

Integrated Circuit (IC), atau microchip Hak Pemulia Tanaman, untuk karya berupa varietas baru tanaman Hak Rahasia Dagang, untuk karya yang tercakup pada informasi

rahasia,resep, dan teknik pembuatan suatu barang atau jasa di dunia perdagangan dan industri

Setiap ketujuh jenis Hak Kekayaan Intelektual diatas diatur dalam Undang-Undang (Lihat dan unduh 7 Undang-Undang HKI dariwww.dgip.go.id.)

Jenis HKI

Page 24: Paparan makasar 1

Menjalin hubungan inter-personal dengan konsumen dengan jalan membuat ciri dan identitas produk

Meningkatkan bonafiditas produk Menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat,

berupa perlombaan untuk saling memacu kualitas produk melalui inovasi-inovasi

Kepastian hukum dan hak bagi hasil karya atau produk pelaku UMKM

Manfaat Perlindungan HKI Bagi UMKM

Page 25: Paparan makasar 1
Page 26: Paparan makasar 1
Page 27: Paparan makasar 1
Page 28: Paparan makasar 1
Page 29: Paparan makasar 1
Page 30: Paparan makasar 1
Page 31: Paparan makasar 1

PROSEDUR PENDAFTARAN MEREK

Page 32: Paparan makasar 1
Page 33: Paparan makasar 1
Page 34: Paparan makasar 1
Page 35: Paparan makasar 1

HASIL SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN Antusiasme keingintahuan bagi para pelaku UKM di setiap

daerah tentang HKI khususnya tentang merek dan hak cipta  cukup tinggi.

Banyaknya hal-hal yang berkaitan dengan merek dan hak cipta yang belum dipahami secara mendalam oleh para pelaku UKM.

  Kesadaran akan pentingnya pendaftaran merek dan hak

cipta meningkat, hal tersebut terlihat dari antusiasme para UKM selama menghadiri kegiatan sosialisasi.

Page 36: Paparan makasar 1

Tingkat pemahaman yang belum maksimal bagi para pelaku UKM.

Terkait dengan pendaftaran merek melalui Indikasi Geografis (IG), para UKM bahkan Pemda setempat belum mengetahui proses dan informasi mengenai hal ini.

Terbenturnya permasalahan dana/biaya bagi para UKM dalam rangka memasarkan produknya secara nasional maupun ekspor padahal produknya layak untuk itu.

KENDALA

Page 37: Paparan makasar 1