25
PENYITAAN mpok 7 ristina Lidya Loise H sti Aji Putraga B Farhan Rizqullah hma Anggraeni STAN BDK Palembang

Penagihan dan Sengketa Pajak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penagihan dan Sengketa Pajak

PENYITAAN

Kelompok 71.Christina Lidya Loise H2.Gusti Aji Putraga B3.M. Farhan Rizqullah4.Rahma Anggraeni PKN STAN BDK Palembang

Page 2: Penagihan dan Sengketa Pajak

STPSKPKB

SKPKBTdll

ALUR & JADWAL PELAKSANAANPENAGIHAN PAJAK (PARTIAL)

SPMP/PENYITAANSPSURAT

TEGURAN

SPMP JURUSITA + 2 SAKSI BAP SITA BRG BERGERAK & BRG TDK

BERGERAK BRG YG DISITA DILARANG: DIPINDAHTANGANKAN DISEWAKAN DIPINJAMKAN DISEMBUNYIKAN DIHILANGKAN DIRUSAK PENYITAAN ATAS REK. BANK &

EFEK

7 Hari 21

Hari2X24 jam

Jatuh tempo

Dasar Hukum :UU No 19 Tahun 2000 UU No 28 Tahun 2007PP No 80 Tahun 2007PMK No 24/PMK.03/2008PMK No. 85/PMK.03/2010

Langsung,Pos,

Ekspedisi/kurir dgn bukti

kirim

PENCABUTANSITA`

LUNAS

PKN STAN BDK PALEMBANG

PARATE EXECUTIE DIBERITAHUKAN

OLEH JURUSITA PAJAK

DIBUAT BAP SP

Page 3: Penagihan dan Sengketa Pajak

a. DEFINISI• Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk

menguasai barang Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.1

1. Psl 1 angka 14 UU PPSP. jo Pasal 1 angka 12 PP No.135 tahun 2000.

• Objek Sita adalah barang Penanggung Pajak yang dapat dijadikan jaminan utang pajak.2

2. Psl 1 angka 15 UU PPSP. jo Pasal 1 angka 9 PP No.135 tahun 2000.

• Barang adalah tiap benda atau hak yang dapat dijadikan objek sita.3

3. Psl 1 angka 16 UU PPSP. jo Pasal 1 angka 10 PP No.135 tahun 2000.

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 4: Penagihan dan Sengketa Pajak

PKN STAN BDK PALEMBANG

1. Psl 1 angka 14 UU PPSP. jo Pasal 1 angka 12 PP No.135 tahun 2000.

TUJUAN PENYITAAN

• Tujuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan utang pajak dari Penanggung Pajak.

Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua

barang Penanggung Pajak, baik yang berada di

tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan

Penanggung Pajak, atau di tempat lain maupun

yang penguasaannya berada ditangan pihak lain

(eg. disewakan atau dipinjamkan)

Page 5: Penagihan dan Sengketa Pajak

WAKTU PELAKSANAAN PENYITAAN

• Dilaksanakan oleh Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) yang diterbitkan oleh Pejabat, apabila utang pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan kepada Penanggung Pajak. 1

• Dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak dan dapat dipercaya. 2

1. Pasal 2 PP No.135 tahun 2000.

1. Pasal 4 PP No.135 tahun 2000.

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 6: Penagihan dan Sengketa Pajak

Barang Bergerakmobil, perhiasan, uang tunai, deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yg dipersamakan dgn itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang, penyertaan modal pada perusahaan lain

Barang Tidak Bergerak

tanah, bangunan, kapal dengan isi kotor tertentu

Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik PP yang berada pada tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain, termasuk yang penguasaannya

pada pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu

Sampai dengan nilai barang yg disita DINILAI cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak

Hak lain yg dapat disita diatur dengan PP

Penyitaan dapat dilakukan terhadap barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal.

b. OBJEK PENYITAAN

Terhadap PP Badan dilaksanakan terhadap barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan,kepala cabang, PP, pemilik modal, ditempat

kedudukan, tempat tinggal dan tempat lain

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 7: Penagihan dan Sengketa Pajak

1. Pada dasarnya penyitaan dilaksanakan dengan mendahulukan barang bergerak, namun dalam keadaan tertentu penyitaan dapat dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak tanpa melaksanakan penyitaan terhadap barang bergerak.

URUTAN PENYITAAN OBJEK SITA

2. Urutan barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak yang disita ditentukan oleh Jurusita dengan memperhatikan:

Contoh : tidak menjumpai barang bergerak yang dapat dijadikan objek sita, atau barang bergerak yang dijumpainya tidak mempunyai nilai, atau harganya tidak memadai jika dibandingkan dengan utang pajaknya.

1) Jumlah utang pajak, 2) Biaya penagihan pajak, serta3) Kemudahan penjualannya atau pencairannya.

Penyitaan terhadap barang milik Penanggung Pajak dilaksanakan sampai dengan jumlah nilai barang yang disita diperkirakan cukup untuk melunasi utang pajak dan Biaya Penagihan Pajak. Dalam memperkirakan nilai barang yang disita, harus memperhatikan jumlah dan jenis barang berdasarkan harga wajar sehingga Jurusita Pajak tidak dapat melakukan penyitaan secara berlebihan. Dalam hal tertentu, juru sita dimungkinkan untuk meminta bantuan jasa penilai.

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 8: Penagihan dan Sengketa Pajak

Terkait Objek sita atas barang-barang tertentu karena sifatnya yang khusus, diberikan pengaturan tersendiri terkait tata cara penyitaannya. Barang-barang tersebut adalah : Perhiasan emas, permata dan

sejenisnya Uang tunai termasuk mata uang asing Kekayaan Penanggung Pajak yang

disimpan di bank Surat berharga yang diperdagangkan

di bursa efek Surat berharga yang tidak

diperdagangkan di bursa efek Piutang Penyertaan modal pada perusahaan

lain Penyitaan Barang Tidak Bergerak

Tanah dan Bangunan

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 9: Penagihan dan Sengketa Pajak

a. pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya;b. persediaan makanan & minuman selama 1 bulan;c. perlengkapan PP yang bersifat dinas;d. buku-buku bertalian dengan jabatan/pekerjaan PP;e. peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan sehari-hari dgn jumlah tidak

lebih dari Rp 20.000.000,00; danf. peralatan penyandang cacat yang digunakan PP dan keluarga yg menjadi

tanggungannya

Perubahan besarnya nilai peralatan ditetapkan oleh

Menteri.

g. Penambahan jenis barang bergerak yang dikecualikan dari penyitaan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Barang yang disita mudah busuk atau cepat rusak dikecualikan dari lelang

c. Pasal 15 UU No. 19/ 1997 yang DIKECUALIKAN DARI PENYITAAN PKN STAN BDK

PALEMBANG

Page 10: Penagihan dan Sengketa Pajak

d. PENYITAAN BARANG BERGERAK DAN/ BARANG TIDAK BERGERAK

Pejabat menerbitkan

SPMP2x 24jam

dilunasi

Tidakdilunasi

PENYITAAN

Disaksikan oleh:sekurang-kurangnya 2 orang dewasa, Penduduk IndonesiaDikenal jurusitaDapat dipercayaDitandatangani Jurusita, Penangung Pajak, dan saksi-saksi.

Berita Acara Pelaksanaa

n Sita

Tidak dilakukan penyitaan

Penempelan BAPS

BarangBergerak

Barang Tidak

Bergerak

Disertai segel sita

TanahBangunan

MobilMotor

lunas

Pencabutan SIta

Tidak lunas

Lelang

BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK BRG YG DISITA DILARANG: DIPINDAHTANGANKAN DISEWAKAN DIPINJAMKAN DISEMBUNYIKAN DIHILANGKAN DIRUSAK PENYITAAN ATAS REK. BANK & EFEK

Apabila hasil lelang barang yang disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak

Penyitaan Tambahan

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 11: Penagihan dan Sengketa Pajak

PELAKSANAAN PENYITAAN

• Dalam setiap penyitaan Jurusita Pajak membuat BAPS (min.rangkap 6) ditandatangani oleh Jurusita Pajak, PP, dan saksi-saksi.

• Dalam hal PP adalah badan maka BAPS ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, PP, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan.

• Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mempunyai kekuatan mengikat meskipun PP menolak untuk tanda tangan, dengan menuangkannya dalam BAPS yang ditandatangani oleh Jurusita dan 2 orang saksi.

• Walaupun PP tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan asalkan salah seorang saksi dari berasal dari Pemda setempat serendah2nya Sekretaris Kelurahan atau Desa.

• Salinan BAPS dapat ditempelkan pada barang bergerak/tidak bergerak yg disita atau ditempat barang bergerak/tidak bergerak yg disita berada, ditempat umum.

• Atas barang yang disita ditempel segel sita.

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 12: Penagihan dan Sengketa Pajak

PENYAMPAIAN BAPS

BAPS DIBUAT PALING SEDIKIT RANGKAP 6:

1) Lembar ke-1 untuk Kepala Seksi Penagihan.2) Lembar ke-2 untuk ditempelkan pada objek

sita.3) Lembar ke-3 untuk Penanggung Pajak.4) Lembar ke-4 untuk Instansi terkait.5) Lembar ke-5 untuk Pengadilan Negeri.6) Lembar ke-6 untuk arsip Jurusita.

Instansi Lain:a) Kepolisian untuk barang bergerak yang

kepemilikannya terdaftar;b) Badan Pertanahan Nasional, untuk tanah yang

kepemilikannya sudah terdaftar;c) Pemerintah Daerah dan Pengadilan Negeri setempat,

untuk tanah yang kepemilikannya belum terdaftar;d) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, untuk kapal.

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 13: Penagihan dan Sengketa Pajak

Kewajiban JSPN dalam penyitaan: memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita pajak, memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan

Penyitaan, memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.

JSPN DLM PENYITAAN

Kewenangan JSPN dalam melaksanakan penyitaan:Memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci dan tempat lain untuk menemukan objek sita ditempat usaha, kedudukan, tempat tinggal PP atau tempat lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan.

Kewenangan tsb dilakukan dengan tetap memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat (Psl 5 ayat 3 UU PSPP).

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 14: Penagihan dan Sengketa Pajak

Penyitaan Tambahan

Penyitaan dapat dilaksanakan lebih dari 1x sampai jumlah yg cukup untuk melunasi utang pajak.

Hasil lelang barang yang telah disita.

biaya penagihan pajak & utang Pajak

Nilai barang yang disita.

biaya penagihan pajak & utang Pajak

PENYITAAN TAMBAHAN PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 15: Penagihan dan Sengketa Pajak

e, PENYITAAN BARANG BERGERAK DAN/ TIDAK BERGERAK YANG TERDAFTAR

DAN/TIDAK TERDAFTAR

Terhadap barangyg Kepemilikan-nya sudah

terdaftar.

terhadap barang tidak bergerak yg kepemilikan-nya belum terdaftar.

terhadap:- deposito berjangka- tabungan- saldo rekening koran- giro- bentuk lain yg dipersamakan dgn itu

dengan pemblokiran

terlebih dulu dgn mengacu pada UU

Perbankan.

Salinan BAPS diserahkan kpd instansi tempat kepemilikan

barang terdaftar.

Salinan BAPS disampaikan ke Pemda

dan PN setempat untuk diumumkan.

Terhadap barangbergerak lainnya.

Salinan BAPS dilekatkan pada barang ybs atau tempat barang

berada.

Khusus

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 16: Penagihan dan Sengketa Pajak

dgn meminta bantuan Pejabat yg wil. kerjanya

meliputi tempat objek sita berada

dgn meminta bantuan Pejabat yg wil.

kerjanya juga meliputi tempat objek sita

berada

Menerbitkan SPMP & melaksanakan penyitaan

Memberitahukan pelaksanaan SPMP danmengirim BAPS ke Pejabat yg meminta bantuan

Penyitaan thd objek sita

Di luar wil. Kerja Pejabat

Di dalam wil. Kerja Pejabat, tapi jauh

F. OBJEK SITA BERADA DILUAR WILAYAH KERJA PEJABAT (PSL.20 UU PPSP) PKN STAN BDK

PALEMBANG

Page 17: Penagihan dan Sengketa Pajak

- Salah seorang saksi berasal dari Perda setempat

- BAPS ditandatangani Jurusita Pajak & saksi

- Harus memuat alasan ketidakhadiran WP

- Barang sitaan tidak bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi

- Barang sitaan bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi atau disimpan di kantor pejabat

Penyitaan thd objek sita

g. PENYITAAN TANPA HADIRNYA WAJIB PAJAK/PENANGGUNG PAJAK

Penanggung Pajak tidak

hadirPenanggung Pajak hadir

Penanggung Pajak hadir tetapi menolak

menandatangani BAPS

Pasal 4 ayat (5) PP No. 135 Tahun 2000

Penyitaan tetap dapat dilaksanakan

- BAPS ditandatangani Jurusita Pajak & saksi

- Barang sitaan tidak bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi

- Barang sitaan bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi atau disimpan di kantor pejabat

- Dalam BAPS dijelaskan bahwa penyitaan dihadiri oleh PP namun menolak menandatangani Berita Acara

- BAPS ditandatangani Jurusita Pajak & saksi

- Barang sitaan tidak bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi

- Barang sitaan bergerak, penyimpanan dititipkan kepada aparat yang menjadi saksi atau disimpan di kantor pejabat

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 18: Penagihan dan Sengketa Pajak

PROSEDUR PENYITAAN

BERDASARKAN JENIS OBJEK

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 19: Penagihan dan Sengketa Pajak

Penyitaan terhadap perhiasan emas, permata dan sejenisnya dilaksanakan sebagai berikut :

a) membuat rincian tentang jenis, jumlah dan harga perhiasan yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita;

b) membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita.

h. PERHIASAN EMAS, PERMATA & SEJENISNYA

Psl. 5 ayat (1) PP No.135/2000

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 20: Penagihan dan Sengketa Pajak

Penyitaan terhadap uang tunai termasuk mata uang asing dilaksanakan sebagai berikut :a) menghitung terlebih dahulu uang

tunai yang disita dan membuat rinciannya dalam suatu daftar yang merupakan lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita;

b) membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita;

c) menyimpan uang tunai yang telah disita dalam tempat penyimpanan yang selanjutnya ditempeli dengan segel sita dan kemudian menitipkannya pada Penanggung Pajak atau menitipkannya pada bank.

i. UANG TUNAI TERMASUK MATA UANG ASING

Psl. 5 ayat (2) PP No.135/2000

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 21: Penagihan dan Sengketa Pajak

PKN STAN BDK PALEMBANGPenyitaan terhadap kekayaan PP yang

tersimpan di bank (deposito, tabungan, dll) dilaksanakan sebagai berikut :a) Pejabat mengajukan permintaan

pemblokiran kepada bank disertai dengan penyampaian Salinan Surat Paksa SPMP;

b) Bank wajib memblokir seketika setelah menerima permintaan pemblokiran dari Pejabat dan membuat berita acara pemblokiran serta menyampaikan salinannya kepada Pejabat dan PP;

c) Jurusita Pajak setelah menerima berita acara pemblokiran dari bank memerintahkan Penanggung Pajak untuk memberi kuasa kepada bank agar memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan pada bank tersebut kepada Jurusita Pajak;

d) Dalam hal PP tidak memberikan kuasa, Pejabat meminta Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan bank untuk memberitahukan saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank yang dimaksud;

Psl. 5 ayat (3) PP No.135/2000

j. KEKAYAAN PP YANG TERSIMPAN DI BANK (DEPOSITO, TABUNGAN, DLL).

Page 22: Penagihan dan Sengketa Pajak

e) Setelah saldo kekayaan yang tersimpan pada bank diketahui, Jurusita Pajak melaksanakan penyitaan dan membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita, dan menyampaikan salinan BAPS kepada PP dan bank yang bersangkutan;

f) Pejabat mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran kepada bank setelah Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan Pajak;

g) Pejabat mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran terhadap kekayaan Penanggung Pajak setelah dikurangi dengan jumlah yang disita apabila utang pajak dan Biaya Penagihan Pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran.

Psl. 5 ayat (3) PP No.135/2000

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 23: Penagihan dan Sengketa Pajak

Penyitaan terhadap surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan sebagai berikut :a) Pemblokiran Rekening Efek pada Kustodian

dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Dirjen Pajak Pajak atau Pejabat yang ditunjuknya kepada Ketua Bapepam dengan menyebutkan nama Pemegang Rekening atau nomor Pemegang Rekening sebagai PP, sebab dan alasan perlunya pemblokiran tersebut dilakukan;

b) Berdasarkan permintaan Dirjen Pajak Pajak atau Pejabat yang ditunjuknya sebagaimana dimaksud pada huruf a, Ketua Bapepam dapat menyampaikan perintah tertulis kepada Kustodian untuk melakukan pemblokiran terhadap Rekening Efek PP;

k. SURAT BERHARGA YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA

Psl. 5 ayat (1) PP No.135/2000

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 24: Penagihan dan Sengketa Pajak

c) Kustodian membuat Berita Acara Pemblokiran dan Berita Acara Pemberian Keterangan dan disampaikan kepada Dirjen Pajak Pajak dan salinannya disampaikan kepada Ketua Bapepam dan Pemegang Rekening sebagai PP, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pemblokiran dan pemberian keterangan tersebut dilakukan;

d) Jurusita Pajak melaksanakan penyitaan atas Efek dan atau dana dalam Rekening Efek pada Kustodian segera setelah menerima Berita Acara Pemblokiran dan Berita Acara Pemberian Keterangan;

e) Jurusita Pajak yang melakukan penyitaan harus membuat BAPS yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, PP dan saksi-saksi; Dalam hal PP tidak hadir, BAPS ditandatangani oleh Jurusita Pajak dan saksi-saksi dan disampaikan kepada PP, dan salinannya disampaikan kepada Ketua Bapepam dan Kustodian;

Psl. 5 ayat (1) PP No.135/2000

PKN STAN BDK PALEMBANG

Page 25: Penagihan dan Sengketa Pajak

TERIMA KASIH

PKN STAN BDK PALEMBANG