3
PENDIDIKAN KARAKTER Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh: Ratna Harumi Tri Sandy (115090401111002) Dosen Pengampu: Trisna Andarwulan, S.S, M.Pd PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pendidikan karakter

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan karakter

PENDIDIKAN KARAKTER

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:

Ratna Harumi Tri Sandy

(115090401111002)

Dosen Pengampu:

Trisna Andarwulan, S.S, M.Pd

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Pendidikan karakter

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter akan digeliatkan lagi. Hal ini karena karakter anak bangsa

Indonesia paruh kedua abad terakhir ini membuat perasaan kita miris. Fenomena anomali

yang bersifat ironi dan paradoks menjadi tayangan yang dapat disaksikan dalam keseharian

kita. Oleh karena itu, perlu upaya untuk dilembagakan suatu pola pendidikan yang

menekankan kebaikan karakter. Karakter yang terlembaga pada diri seseorang itu tidak lain

adalah tumpukan-tumpukan kebiasaan yang bermula dari sesuatu yang kecil saja. Maka yang

dimaksudkan dalam pendidikan karakter adalah pendidikan habituatif, yaitu pendidikan untuk

membiasakan nilai-nilai kebaikan di dalam kehidupan anak sejak dini. Karakter bukanlah

sesuatu yang bersifat statik, permanen, ia tidak lain hanyalah jalinan yang tercipta dari suatu

kebiasaan, sedang kebiasaan itu bisa diubah. Bagaimana menerapkan pendidikan karakter di

tengah kehidupan yang anomali dan paradoks ini?

Pendidikan karakter seharusnya ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan pembiasaan

yang pelaksanaannya baik dilakukan secara spontan, terencana, maupun melalui keteladanan.

Seorang pendidik yang baik setidaknya sadar, bahwa penglihatan, perasaan, dan pendengaran

biasanya bersifat sequence atau berurutan. Apa yang dilihat anak memberi andil yang cukup

besar dalam melahirkan pikiran untuk berperilaku. Namun sekolah hanyalah tangan kedua,

pada dasarnya yang paling berpengaruh dalam membetuk karakter anak adalah keluarga.